Identifikasi Permasalahan Produksi Garam Lokal Di Kabupaten Flores Timur

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

Jurnal Akuatika Indonesia Vol. 5 No.

2/ September 2020
ISSN 2528-052X ; eISSN 2621-7252

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN PRODUKSI GARAM LOKAL


DI KABUPATEN FLORES TIMUR

Yosephina Margaretha Jawa Batafor


Program Studi Teknologi Hasil Perikanan Fakultas Teknologi
Institut Keguruan dan Teknologi Larantuka, Larantuka, Flores Timur
E-mail: yosephinabatafor@yahoo.com

ABSTRAK
Flores Timur berpotensi memiliki bahan dasar pembuatan garam dan termasuk dalam sentra produksi garam Indonesia. Secara fisik,
6 lokasi sampel garam lokal di Kabupaten Flores Timur belum memenuhi syarat mutu garam konsumsi beryodium. Tujuan
penelitian mendata sentra produksi garam, mengkaji permasalahan produksi dan pemasaran garam lokal, dan mengetahui
kadar NaCl. Metode untuk mendata sentra produksi garam yaitu mengambil contoh garam yang dihasilkan oleh petani
garam di Flores Daratan dan di pulau Adonara. Garam yang dijadikan contoh adalah garam yang dihasilkan oleh
petani tradisional/lokal menggunakan tanah sebagai meja kristalisasinya. Kandungan NaCl dianalisa di laboratorium
Kimia Universitas Nusa Cendana dengan cara Kohman. Data dianalisa dengan metode deskriptif. Garam masih dikemas
menggunakan wadah kemas tradisional. Kadar NaCl dari 6 lokasi sampel garam belum memenuhi SNI 3556:2010 dan perlu
ditingkatkan kualitas garam dengan melakukan pengujian fisik dan kimia.

Kata kunci: Flores Timur; Garam; Kadar NaCl.

PROBLEM IDENTIFICATION ON LOCAL SALT PRODUCTION


IN EAST FLORES REGENCY
ABSTRACT
East Flores has high potency to have basic ingredients for salt production and it is included in the Indonesian salt production
center. Physically, 6 local salt sample locations in East Flores Regency do not meet the quality requirements for iodized
consumption salt. The purpose of the study is to record the centra salt production, examine the problems of local salt production
and marketing, and determine levels of NaCl. The method for recording salt production centers is to take samples of salt
produced by salt farmers in mainland Flores and on the island of Adonara. The salt used as the sample is salt produced by
traditional/local farmers using the soil as a crystallization table. The content of NaCl was analyzed in the Chemistry laboratory
of the University of Nusa Cendana by using of Kohman Method. Data were analyzed using descriptive methods. Salt is still
packaged using traditional packaging containers. NaCl levels from 6 locations of salt samples do not met SNI 3556: 2010, it is
necessary to improve the quality of salt by conducting physical and chemical testing.

Key words: East Flores; Salt; NaCl levels.

PENDAHULUAN tahun 2014 (KKP, 2015a). Data Kementerian


Kelautan dan Perikanan (KKP, 2015), produksi garam
Flores Timur merupakan wilayah kepulauan nasional pada tahun 2015 mencapai 2,84 juta ton.
dengan luas 3079,23 km2, berbatasan dengan Kabupaten Sebanyak 2,5 juta ton diproduksi oleh garam rakyat
Alor di timur, Kabupaten Sikka di barat, utara dengan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan garam
laut Flores, dan selatan dengan laut Sawu. Kabupaten konsumsi, dan sisanya berupa garam industri yang
yang terletak di ujung Timur Pulau Flores ini terkenal diproduksi PT. Garam. Jumlah kebutuhan garam
sebagai Kabupaten Kepulauan, terdiri dari 3 buah pulau dengan kualitas tinggi mencapai 61,5%, sekitar 31%
yaitu Adonara, Solor, dan Flores Daratan, serta diapit yang bisa dipenuhi oleh kebutuhan garam yang
oleh beberapa buah pulau kecil lainnya seperti pulau dihasilkan di dalam negeri. Data KKP (2015),
Konga, pulau Waibalun, dan Pulau Mas. Dinas menunjukkan bahwa kualitas garam lokal yang
Perikanan dan Kelautan Kabupaten Flores Timur (2007) dihasilkan khususnya oleh petambak garam (garam
mencatat luas wilayah laut Flores Timur kurang lebih rakyat) tidak seragam sehingga penjualan garam
3.818,32 atau 67,92% dari luas wilayah Kabupaten petani tambak juga digolongkan kedalam beberapa
Flores Timur keseluruhan. Flores Timur memiliki kelas sesuai dengan kualitasnya. Kualitas pertama
potensi air laut yang baik sebagai bahan dasar (KW1) adalah garam dengan tingkat NaCl antara 95-
pembuatan garam (natrium klorida) dan termasuk dalam 98%, kualitas kedua (KW2) mengandung NaCl antara
sentra produksi garam (Gambar 1). 90-95%, dan kualitas ketiga (KW3) berkadar NaCl
Tingginya permintaan garam domestik tidak kurang dari 90%.
bisa diimbangi oleh produksi garam lokal, bahkan Rositawati et al. (2013) melaporkan, garam
total produksi garam yang dihasilkan oleh petani diperoleh dengan tiga cara yaitu penguapan air laut
tambak (garam rakyat) dan PT. Garam berfluktuasi dengan sinar matahari, penambangan batuan garam
setiap tahunnya. Jumlah produksi garam domestik (rock salt) dan sumur air garam (brine). Menurut
tahun 2012 mengalami peningkatan dibandingkan Sulistyaningsih et al. (2010), garam adalah suatu
2011, namun turun di tahun 2013 dan naik kembali di kumpulan senyawa kimia dengan penyusun terbesar

71
Yosephina Margaretha Jawa Batafor : Identifikasi Permasalahan Produksi Garam Lokal di Kabupaten Flores Timur

adalah natrium klorida (NaCl) dan pengotor yaitu Tujuan penelitian ini untuk mendata sentra
kalsium sulfat (CaSO4), magnesium sulfat (MgSO4), produksi garam, mengetahui permasalahan produksi
dan magnesium klorida (MgCl2). garam lokal, dan melakukan pengujian kadar NaCl.
Garam tergantung pada kandungan NaClnya, Hasil penelitian diharapkan bermanfaat untuk
kandungan NaCl tergantung pada lokasi dimana air meningkatkan kualiatas garam lokal di Kabupaten Flores
laut yang diambil, dan jenis dasar tambak/meja garam Timur, khususnya peneliti bisa menginformasikan
akan mempengaruhi kualitas garam yang dihasilkan. kandungan dalam garam lokal yang dipasarkan pada pasar
Meja garam adalah lahan yang digunakan untuk tradisional di Kabupaten Flores Timur. Penelitian ini juga
pembuatan garam atau yang sering disebut tempat merupakan indikator capaian yang terukur dan merujuk
pengkristalan. Meja garam yang dipakai oleh petani pada syarat mutu garam konsumsi beriodium (SNI
garam sejak dahulu adalah meja garam tanah 3556:2010).
(Oktavian, 2013). Indonesia masih harus mengimpor
garam dari negara lain, sementara kebutuhan garam METODE
nasional dari tahun ke tahun semakin meningkat seiring
dengan pertambahan penduduk dan perkembangan Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli
industri di Indonesia. Kualitas garam yang dikelola sampai September 2019, di 6 lokasi pengambilan
secara tradisional, menghasilkan garam yang belum sampel di wilayah Flores Timur dengan
memenuhi syarat, hingga saat ini belum ada menggunakan wadah penampung garam. Secara
pengujian mengenai kualitas garam dan pada umum, sebaran sentra produksi garam di
umumnya harus diolah kembali untuk dijadikan garam Indonesia ditunjukkan pada Gambar 1. Metode
konsumsi maupun garam industri. Salah satu budaya yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah
masyarakat setempat adalah memproduksi garam lokal metode survei. Sampel yang digunakan yaitu
untuk dimanfaatkan sebagai konsumsi sendiri maupun garam yang dihasilkan oleh petani garam di Flores
untuk di jual. Daratan dan di pulau Adonara. Garam yang
Indikator yang dipersyaratkan oleh pembeli dijadikan contoh adalah garam yang dihasilkan
adalah kandungan NaCl yang menjadi syarat dalam oleh petani tradisional/lokal menggunakan tanah
pemasaran. Petani garam tidak pernah mendapatkan sebagai meja kristalisasinya. Data dianalisa dengan
kepastian tentang kandungan NaCl dari garam yang metode deskriptif, yaitu dengan menyajikan data
dihasilkannya. Pembeli tidak pernah menguji dalam bentuk gambar dan tabel. Penentuan lokasi
kandungan NaCl dari garam yang dibeli dari petani pengambilan sampel berdasarkan hasil survei
garam sehingga petani garam selalu dirugikan hanya pemasaran garam lokal di pasar tradisional
karena penetapan sepihak dari pembeli. Kabupaten Flores Timur.

Gambar 1 Sentra produksi garam.


(Suamber : Kementerian Perindustrian, 2016)

Lokasi pengambilan sampel di Flores kemudian dititrasi (Sudarmadji et al., 1997). Sampel
Daratan diberi kode KL, LL, KD, AP, L, dan di yang telah dihaluskan ditimbang sebanyak 5 g,
pulau Adonara diberi kode M (Tabel 1). Semua diekstrak menggunakan aquades panas 10-20 ml,
sampel dianalisa di laboratorium Kimia Universitas ditunggu beberapa lama sehingga semua garam (NaCl)
Nusa Cendana untuk kandungan NaCl dengan cara larut dan terpisah dengan lemak, ekstraksi diulang
Kohman. Prinsip metode Kohman yaitu mengekstraksi beberapa kali (8-10). Cairan hasil ekstraksi ditampung
sampel sehingga garam NaCl dipisah dengan lemak dalam wadah kemudian ditambah 3 ml kalium khromat

72
Jurnal Akuatika Indonesia Vol. 5 No. 2/ September 2020
ISSN 2528-052X ; eISSN 2621-7252

5% dan dititrasi dengan Ag NO3 0,1 N secara perlahan- yang cukup baik, bisa menghasilkan produksi non
lahan sampai warna menjadi merah bata (Rinto et al., tangkap seperti garam lokal yang diproduksi oleh
2009). petani garam yang ada di Kabupaten Flores Timur.
Garam lokal yang dihasilkan di Kabupaten Flores
Tabel 1 Lokasi pengambilan sampel penelitian Timur disajikan dalam Gambar 2.
Kode Sampel Lokasi Kode dan keterangan sampel dapat dilihat
KL Desa Sinar Hading pada Gambar 2 diatas. Kode 1 – 5 adalah gambar
LL Desa Lewolaga garam yang diambil di Flores Daratan, sedangkan
KD Desa Kolaka (Dusun kode 6 adalah gambar garam yang diambil di pulau
Kolidatang) Adonara. Secara umum proses pembuatan garam
AP Desa Mokantarak untuk 6 lokasi menggunakan penguapan air laut
L Desa Kolaka (Dusun Laka) meliputi: persiapan lahan dengan cara menggembur
M Desa Pledo (Dusun Mekko) dan menjemur tanah sampai kering; tanah yang
sudah kering di pindahkan kedalam wadah para-
HASIL DAN PEMBAHASAN para; tanah di siram dengan air laut; air hasil tirisan
(air tua) di tampung pada ember; air tua dimasak
Sentra Produksi Garam Lokal pada wadah yang sudah disiapkan dengan suhu
Produksi garam dilakukan secara individual 84,8°C; setelah berapa jam kemudian terjadilah
oleh petani garam sehingga produksi garam kristal garam; dan pengeringan garam. Faktor cuaca
mempunyai produktivitas yang rendah dan kualitas yang dikombinasikan dengan teknik pengolahan
garam yang relatif rendah pula sehingga tidak yang relatif sederhana/tradisional mengakibatkan
memenuhi spesifikasi yang disyaratkan oleh industri produktivitas garam di Indonesia tergolong rendah.
di dalam negeri (Efendy et al., 2016). Apabila Sistem teknologi yang digunakan dalam
dibandingkan antara kebutuhan nasional dan pembuatan garam di Indonesia mayoritas masih
kemampuan produksi, maka produksi garam nasional mengandalkan penguapan air laut menggunakan
hanya mampu memenuhi kebutuhan dari sisi konsumsi sinar matahari pada areal tambak/di atas tanah
saja, sementara untuk kebutuhan bahan baku industri (Aditya P & Alhayat, 2016). Garam dikemas
masih bergantung pada impor. Garam untuk menggunakan wadah kemas tradisional berbahan
konsumsi telah dipenuhi oleh produksi dalam negeri, dasar anyaman daun lontar dan dipasarkan dipasar
ternyata sebagian besar produksi garam rakyat tradisional (Gambar 3). Ampas hasil penyaringan
tersebut masih membutuhkan proses pengolahan lebih garam berupa garam batu yang akan dijadikan
lanjut untuk dapat memenuhi standar yang pakan ternak. Pembuatan garam melalui penguapan
dibutuhkan hingga layak dikonsumsi oleh masyarakat air laut dengan menggunakan sumber panas
(Efendy et al., 2014). matahari, sangat tergantung pada kondisi iklim dan
Perairan Flores Timur memiliki kondisi cuaca suatu daerah (Rusiyanto et al., 2013).
kualitas perairan yang cukup baik. Hal ini terlihat dari Kualitas garam yang dikelola secara tradisional
survei yang dilakukan di beberapa stasiun pengamatan pada umumnya harus diolah kembali untuk
yang mencakup seluruh perairan di Kabupaten Flores dijadikan garam konsumsi maupun untuk garam
Timur (Setiawan., 2013). Kondisi kualitas perairan industri (Rositawati et al., 2013).

Gambar 2 Garam lokal yang dihasilkan di Kabupaten Flores Timur.

73
Yosephina Margaretha Jawa Batafor : Identifikasi Permasalahan Produksi Garam Lokal di Kabupaten Flores Timur

Pemasaran Garam Lokal yaitu luas tambak, masa dan waktu panen, kualitas,
Informasi yang disajikan dari Gambar 3 dan model pemasaran (Kurniawan et al., 2014).
sebagai berikut: garam dikemas menggunakan wadah Semakin luas areal tambak yang dimiliki petani,
kemas tradisional berbahan dasar anyaman daun umumnya juga akan memperoleh pendapatan yang
lontar dan dipasarkan dipasar tradisional di Kabupaten lebih besar. Luas lahan garam juga menjadi suatu
Flores Timur; setiap kemasan dijual dengan harga Rp indikator kemampuan ekonomi dan status sosial
10.000,00. Petani garam dalam hal ini adalah ibu-ibu petani tambak. Penghasilan petani garam rakyat di
yang melakukan proses pemasakan garam dan yang Indonesia tidak menentu karena sangat tergantung dari
terjun langsung ke pasar tradisional untuk melakukan faktor alam. Apabila musim kemarau Panjang maka
proses jual beli garam tersebut. Berlangsungnya potensi penghasilan petani semakin tinggi karena
transaksi jual beli di pasar, pembeli tidak frekuensi panen garam semakin banyak, sinar
mendapatkan informasi mengenai kandungan garam matahari yang cukup merupakan salah satu prasyarat
tersebut, pembeli sebatas mendapatkan garam untuk untuk menghasilkan garam yang berkualitas (Aditya
memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Setiap kemasan P & Alhayat, 2016).
yang dijual tidak disertakan berapa jumlah gram
garam yang dijual dengan harga Rp 10.000,00 Kadar NaCl Garam Lokal
tersebut. Penentuan karakteristik garam sangat
bermanfaat untuk mengetahui besar pengotor yang
ada dan kadar NaCl sebelum dimurnikan sehingga
dapat diketahui layak tidaknya garam tersebut untuk
di konsumsi. Kadar NaCl garam lokal di Kabupaten
Flores Timur disajikan dalam Tabel 2.

Tabel 2 Kadar NaCl garam lokal di Kabupaten


Flores Timur.
Kode Kadar NaCl SNI 2010
Sampel (%)
KW 20,803 Min 94%
LL 19,267 Min 94%
KD 20,489 Min 94%
AP 20,840 Min 94%
Gambar 3 Pengemasan garam lokal yang di jual di L 22,439 Min 94%
pasar tradisional. M 21,603 Min 94%
STDEV 1,069
Berbagai permasalahan yang terdapat pada * stedev: Standar Deviasi
usaha produksi garam rakyat tersebut, tentu memberi
dampak bagi para petani garam. Rendahnya kualitas Tabel 2 menjelaskan kadar NaCl setiap lokasi
produksi garam serta persaingan dengan garam impor berbeda-beda dan masih jauh untuk sesuai dengan SNI
membuat harga garam dalam negeri semakin tertekan 3556:2010 (94%). Kualitas garam konsumsi menurut
yang pada akhirnya berdampak pada kesejahteraan SNI adalah minimal mengandung NaCl sebesar 94,7%
petani garam. Faktor keengganan petani garam untuk yang masuk kedalam kisaran kualitas baik
berproduksi dan memperbaiki kualitas produksi (Pusriswilnon, 2006). Rendahnya kadar NaCl pada
adalah harga garam di pasar dalam negeri yang tidak garam yang dihasilkan diduga disebabkan pada media
stabil dan sering turun drastis (Kompas, 2016). Usaha tanah dengan banyak zat pengotor, karena
produksi garam rakyat juga merupakan salah satu roda bersentuhan langsung dengan tanah, atau dengan kata
penggerak perekonomian karena menyediakan lain nilai salinitas dan kandungan NaCl air baku tidak
lapangan kerja terutama bagi masyarakat di kawasan serta merta mempengaruhi nilai NaCl dan warna dari
pesisir Indonesia dan menjadi sarana untuk garam yang dihasilkan (Arwiyah et al., 2015).
mengentaskan kemiskinan (Kusumastanto & Satria, Pembuatan garam melalui penguapan air laut
2014). Peningkatan kualitas garam bertujuan untuk dengan menggunakan sumber panas matahari,
meningkatkan kandungan natrium klorida (NaCl) sangat tergantung pada kondisi iklim dan cuaca
garam sehingga sesuai dengan peruntukkannya. suatu daerah (Rusiyanto et al., 2013). Kualitas
Secara umum peningkatan kualitas garam dapat garam yang dikelola secara tradisional pada
dilakukan melalui perbaikan kualitas air laut sebagai umumnya harus diolah kembali untuk dijadikan
bahan baku, perbaikan fasilitas produksi, dan garam konsumsi maupun untuk garam industri
perbaikan setelah garam dihasilkan (Sumada et al., (Rositawati et al., 2013). Berdasarkan hasil di atas,
2016). dapat diketahui bahwa zat pengotor yang ada dalam
Usaha penggaraman dapat menjadi sumber garam yang berasal dari air tua dengan kristalisasi
penghasilan masyarakat, khususnya yang biasa masih tinggi dan kadar NaCl yang terkandung
berdomisili di pesisir pantai. Namun demikian, didalamnya masih rendah, sedangkan secara teori
besarnya jumlah penghasilan usaha garam garam yang beredar di masyarakat sebagai garam
sedikitnya ditentukan oleh beberapa faktor utama konsumsi harus mempunyai kadar NaCl minimal

74
Jurnal Akuatika Indonesia Vol. 5 No. 2/ September 2020
ISSN 2528-052X ; eISSN 2621-7252

94,7% untuk garam yang tidak beriodium mampu ditutupi oleh hasil penjualan saat panen
(Nitimihardja, 2005). (Aditya P & Alhayat, 2016).
Zainuri et al. (2016) mengatakan penentu
utama rasa asin dari garam adalah konsentrasi NaCl SIMPULAN
yang terkandung di dalam butiran garam. Air laut
disetiap lokasi mempunyai salinitas yang berbeda Kendala yang dihadapi petani garam diantaranya
mengingat banyak faktor yang mempengaruhinya, produksi garam masih banyak dilakukan secara
diantaranya adalah perbedaan intensitas cahaya tradisional, bergantung pada faktor cuaca, serta kualitas
matahari, suhu, kelembaban, curah hujan, dan garam yang belum memenuhi standar industri. Lahan
kontribusi air tawar dari darat. Widayat (2009) penggaraman yang terpisah-pisah menyebabkan skala
menyatakan, proses pembuatan garam dengan metode keekonomian produksi garam tidak tercapai. Terdapat 6
penguapan air laut dengan memanfaatkan energi sinar lokasi pengambilan sampel dengan kualitas subjektif
matahari dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu berbeda-beda dikarenakan cara produksinya
kecepatan penguapan yang berkaitan dengan menggunakan cara tradisional. Kualitas garam rakyat
banyaknya garam yang diperoleh dan konsentrasi air yang di produksi disetiap lokasi masih tergolong
laut yang berkaitan dengan jumlah garam yang rendah dari segi kandungan NaCl untuk sesuai dengan
terlarut. Wilayah laut di Flores Timur sebesar 69%, hal SNI 3556:2010.
ini menjadikan potensi sumberdaya hayati lautnya
sangat besar. Produksi perikanan laut berjumlah SARAN
13.766 ton lebih mendominasi dan menjadi salah satu
sektor utama pembangunan (BPS Kabupaten Flores Perlu dilakukan pengujian lanjut secara fisik dan
Timur, 2014). Produksi perairan umum, tambak, dan kimia untuk meningkatkan kualitas garam yang
kolam tidak tersedianya data produksi sehingga diproduksi di Kabupaten Flores Timur, sehingga pada
produktivitas perikanan tersebut perlu dikelola dengan saat transaksi jual beli garam di pasar tradisional bisa
baik sehingga pemanfaatan dalam bentuk disertakan informasi kandungan NaCl pada garam lokal
pengembangan perikanan dapat berlanjut. tersebut.
Banyak faktor yang diperkirakan berkontribusi
terhadap rendahnya produktivitas garam di Indonesia. DAFTAR PUSTAKA
Pertama, teknik produksi dan peralatan yang
digunakan masih sangat tradisional serta produksi Aditya P & Alhayat. (2016). Peluang dan Tantangan
garam yang sangat bergantung pada cuaca yang secara Komoditas Garam di Indonesia – Info
umum hanya memungkinkan memproduksi garam Komoditi Garam. Jakarta: Badan Pengkajian
hanya dalam waktu 4 bulan (KKP, 2014). Produksi dan Pengembangan Perdagangan
garam di Indonesia sebagian besar juga merupakan Kementerian Perdagangan Republik
produksi garam rakyat dengan luas areal rata-rata Indonesia Bekerja sama dengan Al Mawardi
sebesar 0,5-3 hektar dengan letak yang terpencar- Prima Anggota IKAPI DKI Jaya.
pencar. Kondisi ini menyulitkan pengembangan garam Arwiyah, Zainuri M, Efendy M. (2015). Studi
dalam skala besar yang terintegrasi dan efisien yang Kandungan NaCl di dalam Air Baku dan
membutuhkan kesatuan lahan datar yang cukup luas Garam yang dihasilkan serta Produktivitas
yaitu antara 4.000 hingga 6.000 hektar sehingga Lahan Garam menggunakan Media Meja
mendapat manfaat dari skala ekonomi (Puska PDN, Garam yang Berbeda. Jurnal Kelautan, 8, (1),
2012). Faktor lain dari usaha garam hanyalah 1-9.
merupakan mata pencaharian musiman, di mana [BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Flores Timur.
petani garam seringkali hanya memanfaatkan waktu (2014). Flores Timur dalam Angka 2014.
jeda pada usaha tambak udang sehingga usaha garam Larantuka: Badan Pusat Statistik Kabupaten
rakyat belum dilakukan secara optimal. Dampak iklim Flores Timur.
terhadap produksi garam bukan hanya berdampak Bramawanto R dan Abida RF. (2017). Tinjauan Aspek
pada penurunan kuantitas produksi garam, tetapi juga Klimatologi (ENSO dan IOD) terhadap
mempengaruhi ketersediaan sarana dan prasarana Produksi Garam Indonesia. Pusat Riset
produksi garam yang pada akhirnya dapat turut Kelautan, Badan Riset dan Sumber Daya
mempengaruhi kesejahteraan petambak garam Manusia KP – KKP. Jurnal Kelautan
(Bramawanto & Abida, 2017). Nasional, 12, (2), 91-99.
Kondisi cuaca yang terkadang tidak menentu Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Flores Timur.
dan sulit diprediksi menyebabkan petambak harus (2007). Laporan Implementasi Kebijakan
meresponnya melalui strategi adaptasi tertentu. Perikanan Berkelanjutan Daerah Flores Timur.
Dengan demikian, petambak tetap akan memperoleh Flores Timur: DKP Flores Timur.
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Efendy M, Heryanto A, Sidik RF & Muhsoni FF.
Saat curah hujan tinggi, petani cenderung lebih (2016). Perencanaan Usaha Korporatisasi
memilih untuk menunda atau berhenti produksi (tidak Usaha Garam Rakyat. Jakarta: Sekretariat
melakukan adaptasi), karena bila proses produksi tetap Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut,
dilanjutkan maka hasil produksi tidak maksimal Kementerian Kelautan dan Perikanan.
bahkan biaya produksi yang telah dikeluarkan tidak Efendy M, Zainuri M & Hafiluddin. (2014).

75
Yosephina Margaretha Jawa Batafor : Identifikasi Permasalahan Produksi Garam Lokal di Kabupaten Flores Timur

Persembahan Program Studi Ilmu Kelautan Management untuk Meningkatkan Efisiensi


untuk Maritim Madura. Intensifikasi Lahan dan Efektifitas Distribusi pada Kasus Garam.
Garam Rakyat di Kabupaten Sumenep. Jakarta: Pusat Kebijakan Perdagangan Dalam
Bangkalan: UTM Press. Negeri, Kementerian Perdagangan.
[KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan KKP. Pusriswilnon. (2006). Buku Panduan Pengembangan
(2014). Laporan Kinerja Kementerian Usaha Terpadu Garam dan Artemia. Pusat
Kelautan dan Perikanan Tahun 2014. Jakarta: Riset Wilayah Laut dan Sumber Daya Non
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Hayati. Jakarta: Badan Riset Kelautan dan
[KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan. ( 2015). Perikanan Departemen Kelautan dan
Laporan Kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Perikanan Tahun 2015. Diunduh tanggal 17 Rinto, Arafah E & Utama SB. (2009). Kajian
Februari 2019 dari http://kkp.go.id/assets Keamanan Pangan (Formalin, Garam, dan
/uploads/2019/03/ LAKIP-KKP-2014.pdf. Mikrobia) pada Ikan Sepat Asin Produksi
[KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan. Indralaya. Jurnal Pembangunan Manusia, 8,
( 2015a). Neraca Garam Nasional Tahun 2011 (2), 1-11.
– 2014. Tidak Dipublikasikan. Rositawati AL, Taslim CM & Soetrisnanto D. (2013).
Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. 2016. Rekristalisasi Garam Rakyat dari Daerah
Kebutuhan Garam Industri Nasional. Bogor: Demak untuk Mencapai SNI Garam Industri.
Kementerian Perindustrian Republik Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, 2, (4),
Indonesia. 217-225.
[BSN] Badan Standarisasi Nasional . (2010). Rusiyanto, Soesilowati E & Jumaeri. (2013). Penguatan
Ketentuan SNI Nomor 3556:2010 Garam Industri Garam Nasional melalui Perbaikan
Konsumsi Beryodium ICS 71.100.99. Jakarta: Teknologi Budidaya dan Diversifikasi Produk.
Badan Standarisasi Nasional. Sainteknol, 11, (2), 129-142.
Kurniawan, Tikkyrino & Azizi A. (2012). Climate Salim Z & Munadi E. (2016). Info Komoditi Garam.
Change Impact on Salt Ponds Farmers in Jakarta: Badan Pengkajian dan
Sampang and Sumenep Districts. Jurnal Pengembangan Perdagangan Kementerian
Masyarakat dan Budaya, 14, (3), 499–518. Perdagangan Republik Indonesia Bekerja
Kurniawan BA, Suryono A & Saleh C. (2014). sama dengan Al Mawardi Prima Anggota
Implementasi Program Dana Bantuan IKAPI DKI Jaya. 89 – 108.
Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat Setiawan B. 2013. Menganalisis Statistik Bisnis dan
(PUGAR) dalam Rangka Pengembangan Ekonomi dengan SPSS 21. Yogyakarta: CV.
Wirausaha Garam Rakyat (Studi pada Dinas Andi Offset.
Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sumenep). Sudarmadji S, Haryono B & Suhardi. (1997). Prosedur
Wacana, 17, (3), 136-148. Analisa untuk Bahan Makanan dan Pertanian.
Kusumastanto T & Satria A. (2014). Visi Yogyakarta: Liberty.
Membangun Desa Pesisir Mandiri 2030. Sulistiyaningsih T, Sugiyono W & Sedyawati SMR.
Internet. Diacu pada 28 April 2019 dari (2010). Pemurnian Garam Dapur melalui
https://www.researchgate.net/publication/266 Metode Kristalisasi Air Tua dengan Bahan
080890_Visi_Membangun_Desa_Pesisir_Ma Pengikat Pengotor Na2C2O4-NaHCO3 dan
ndiri_2030#fullTextFileContent Na2C2O4-Na2CO3. Jurnal Kimia, 1, (8), 26-33.
Nitimihardja AA. (2005). Regulation of The Sumada K, Dewati R & Suprihatin. (2016). Garam
Minister of Industry of The Republic of Industri Berbahan Baku Garam Krosok dengan
Indonesia Number 42/M-IND/PER/11/2005 Metode Pencucian dan Evaporasi. Jurnal
Regarding Preparation, Packaging and Teknik Kimia, 11, (1), 30-36.
Labeling of Iodized Salt, Minister of Widayat W. (2009). Production of Industry Salt with
Industry of the Republic of Indonesia. Sedimentation - Microfiltration Process:
Internet. Diacu pada 17 Februari 2019 dari Optimization of Temperature and
www.depperin.go.id/IND/Teknologi/standar/3 Concentration by Using Surface Response
.pdf [diakses 17/02/19]. Methodology. TEKNIK: Jurnal Ilmiah Bidang
Oktavian R. (2013). Teknologi Produksi Garam pada Ilmu Kerekayasaan, 30, (1), 11-18.
Lahan Tanah di PT. Garam (persero) Zainuri M, Anam K & Susanti AP. (2016). Hubungan
Kabupaten Sampang. Laporan PKL. Jurusan Kandungan Natrium Chlorida (NaCl) dan
Ilmu Kelautan. Universitas Trunojoyo Magnesium (Mg) dari Garam Rakyat di Pulau
Madura. Madura. Prosiding Seminar Nasional Kelautan
[Puska PDN] Pusat Kebijakan Perdagangan Dalam Universitas Trunojoyo Madura 27 Juli 2016
Negeri. (2012). Penerapan Supply Chain (pp. 167-172). Madura: Universitas Trunojoyo
Madura.

76

You might also like