Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

EFEKTIVITAS PROGRAM BPJS KESEHATAN DI KOTA SEMARANG

(Studi Kasus pada Pasien Pengguna Jasa BPJS Kesehatan di Puskesmas Srondol)

Oleh:
Monica Pertiwi, Herbasuki Nurcahyanto

Departemen Administrasi Publik


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Diponegoro
Jalan Profesor Haji Soedarto, Sarjana Hukum Tembalang Semarang Kotak Pos. 1269
Telepon (024) 7465407 Faksimile (024) 7465405
Laman: http://www.fisip.undip.ac.id email fisip@undip.ac.id

ABSTRACT

The Government is working to improve the quality of public health with the use of social security.
Social security is one form of social protection organized by the government of useful guarantee
citizens or communities to meet the basic necessities of life. One of them is through the health
security program which is organized by the organizer of the social security (BPJS). BPJS health
is a government program to meet the basic needs of life of the community in the field of health.
The program is expected to serve and provide protection so that all people get access health
equally. Based on the background of this research aims to know the effectiveness of the program
BPJS in Semarang and inhibiting factors in the effectiveness of BPJS Health Program in the city
of Semarang. This study used quantitative descriptive research type with a total sample of 98
patients who use the services BPJS Health at Public Health Center Srondol. This study uses five
indicators to measure the effectiveness of programs that socialization program, program
understanding, precision targeting, program objectives and real change. Based on data analysis,
conclusion that the effectiveness of BPJS Health program in Semarang can be said to be effective.
Based on the five indicators, which have the lowest level of effectiveness is an indicator
socialization program that scores of 1.83 (less effective). Factors that are considered obstacles in
the effectiveness BPJS program is socialization programs, services and dues BPJS.

Keywords: Effectiveness of the Program. BPJS Health, Socialization Program, Service Quality

PENDAHULUAN Pemerintah selalu berupaya meningkatkan


A. LATAR BELAKANG kualitas kesehatan masyarakat dengan
Masalah kesehatan merupakan tanggung menggunakan jaminan sosial. Jaminan sosial ini
jawab bersama baik pemerintah maupun merupakan salah satu bentuk perlindungan sosial
masyarakat. Gangguan kesehatan yang terjadi yang diselenggarakan oleh pemerintah yang
pada masyarakat akan berpengaruh terhadap berguna menjamin warga negara atau
pembangunan suatu negara dan akan masyarakatnya untuk memenuhi kebutuhan
menimbulkan kerugian di bidang ekonomi. hidup dasar yang layak. Program jaminan sosial
Pemerintah dituntut untuk mampu menciptakan ini dimulai dari Jamkesmas, Jamkesda, ASKES
suatu sistem pelayanan kesehatan yang bermutu dan muncul program baru pemerintah yang
dan berkualitas. Kesehatan mempunyai peranan namanya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
penting dalam hidup masyarakat, karena (BPJS).
kesehatan merupakan aset kesejahteraan badan, UU Nomor 24 Tahun 2011 tentang BPJS
jiwa, dan sosial bagi setiap individu. membentuk dua badan penyelenggara Jaminan

1
Sosial, yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS demikian pelaksanaan sosialisasi program BPJS
Ketenagkerjaan. 1 Januari 2014 pemerintah Kesehtan ini belum dilaksanakan dengan baik,
dalam Badan Penyelenggara Jaminan Sosial sehingga tidak heran masih ada masyarakat yang
(BPJS) Kesehatan melaksanakan kebijakan belum mendaftar sebagai pseserta BPJS
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). JKN Kesehatan dan juga masih ada peserta yang tidak
merupakan program pelayanan kesehatan dari mengerti atau tidak paham dengan program BPJS
pemerintah yang dikelola oleh BPJS (Badan kesehatan.
Penyelenggara Jaminan Sosial). Indikator yang kedua adalah pemahaman
BPJS kesehatan merupakan Badan Usaha program. Program BPJS Kesehatan tidak hanya
Milik Negara yang berubah menjadi Badan harus dipahami oleh pihak pelaksana saja, tetapi
Hukum Publik yang ditugaskan khusus oleh juga harus di pahami oleh masyarakat sebagai
pemerintah untuk menyelenggarakan jaminan penerima layanan BPJS Kesehatan. Salah satu
kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia. Program upaya untuk memberikan pemahaman mengenai
ini melayani berbagai lapisan dari kalangan program ini yang telah dilakukan oleh pemerintah
masyarakat. BPJS Kesehatan ditujukan untuk dengan mengeluarkan Buku Saku FAQ
memberikan proteksi agar seluruh lapisan (Frequenly Asked Questions) BPJS Kesehatan.
masyarakat mendapatkan akses kesehatan secara Upaya ini sepertinya tidak diketahui oleh semua
merata. masyarakat atau peserta karena hanya di
Pelaksanaan program kesehatan terus publikasikan melalui media internet, sehingga
diperbaiki, karena peserta BPJS Kesehatan, mitra timbul beberapa masalah seperti kurangnya
BPJS Kesehatan atau fasilitas kesehatan seperti pemahaman masyarakat mengenai program BPJS
rumah sakit, puskesmas, klinik dan dokter terus Kesehatan ini, salah satunya masalah pada unsur
bertambah. Adanya program jaminan kesehatan pengaplikasiannya, khususnya pada aspek
nasional BPJS Kesehatan ini sangat membantu rujukan. Kebanyakan dari masyarakat belum
masyarakat untuk meringankan biaya paham mengenai sistem rujukan.
pengobatannya, sehingga pada saat sekarang ini Indikator ketiga yaitu ketepatan sasaran.
banyak ditemui pasien yang menggunakan Sesuai dengan Visi BPJS Kesehatan yaitu
layanan BPJS Kesehatan salah satunya di pusat “cakupan semesta 2019”, bahwa paling lambat
kesehatan masyarakat (Puskesmas). Untuk tanggal 01 Januari 2019, seluruh penduduk
mengukur efektivitas program BPJS Kesehatan Indonesia memiliki Jaminan Kesehatan Nasional
di Kota Semarang dapat dilihat dari beberapa untuk memperoleh manfaat pemeliharaan
indikator-indikator yang ditemukan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi
permasalahan dalam pelaksanaannya yaitu: kebutuhan dasar kesehatannya yang
Indikator yang pertama yaitu sosialisasi diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan yang
program. Upaya sosialisasi yang telah dilakukan handal, unggul dan terpercaya. Sebanyak 962,385
Dinas Kesehatan Kota Semarang adalah dengan masyarakat kota Semarang telah menjadi peserta
mensosialisasikan program BPJS ini kepada BPJS Kesehatan. Namun masih ada masyarakat
seluruh lurah se-Kota Semarang pada 29 Juni kota semarang yang belum terdaftar sebagai
2015. Bapak Ibu Lurah agar bisa menjembatani peserta BPJS Kesehatan. Hal ini ditemui pada
apa yang diharapkan oleh Pemerintah Daerah, pasien di Puskesmas Srondol bahwa masih ada
Faskes dan BPJS dengan masyarakat dalam hal yang belum memiliki BPJS Kesehatan.
ini peserta BPJS, sehingga tidak terjadi Indikator keempat yaitu tujuan program,
perbedaan persepsi. Adanya sosialisasi program adanya BPJS Kesehatan ini bertujuan
ini diharapkan masyarakat dapat mengetahui, “Mewujudkan terselenggaranya pemberian
memahami dan mendapatkan pelayanan jaminan kesehatan yang layak bagi setiap peserta
kesehatan secara optimal dari program ini. dan/atau anggota keluarganya sebagai
Namun kenyataannya, sosialisasi yang dilakukan pemenuhan kebutuhan dasar hidup penduduk
oleh pihak terkait belum dilakukan secara Indonesia” (UU No. 24 Tahun 2011 Pasal 3).
menyeluruh. Masih ada masyarakat yang belum Pemerintah kota Semarang bersama Badan
mengetahui atau mendapatkan sosialisasi Penyelenggara Jaminan Sosial terus berusaha
mengenai program BPJS Kesehatan. Dengan untuk mencapai tujuan mulia dari program BPJS

2
Kesehatan ini. Begitu juga dengan Puskesmas B. TUJUAN
Srondol sebagai penyelenggara dan pelaksana Tujuan penelitian adalah :
program BPJS Kesehatan, harus mampu 1. Untuk mengetahui Efektivitas Program
memenuhi kebutuhan kesehatan pasien peserta BPJS Kesehatan di Kota Semarang
BPJS Kesehatan. Hal yang dikeluhkan oleh 2. Untuk mengetahui faktor pengahambat
pasien BPJS Kesehatan di Puskesmas Srondol dalam efektivitas program BPJS
dalam pemberian jaminan kesehatan adalah Kesehatan di Kota Semarang
mengenai masih adanya diskriminasi antara
pasien BPJS Kesehatan dengan pasien umum C. KAJIAN TEORI
(bayar) yang biasanya lebih diutamakan dan juga C. 1. Efektivitas Program
mengenai obat yang tidak sesuai. Selain itu Efekftivitas program merupakan suatu cara
menurut responden tidak semua pengobatan untuk mengukur sejauhmana program tersebut
ditanggung oleh BPJS Kesehtan seperti obat yang dapat berjalan guna mencapai tujuan yang telah
tidak tersedia di rumah sakit atau puskesmas ditetapkan sebelumnya. Penilaian terhadap
harus dibeli sendiri. tingkat kesesuaian program merupakan salah satu
Indikator kelima yaitu Perubahan nyata. cara untuk mengukur efektivitas program.
Perubahan nyata dari program BPJS Kesehatan Efektivitas program dapat diketahui dengan
dilihat melalui sejauhmana kegiatan program ini membandingkan tujuan program dengan output
memberikan suatu efek atau dampak serta program (Ditjen Binlantas Depnaker, 1983 dalam
perubahan nyata bagi seluruh aspek terkait. BPJS Satries, 2011). Sementara itu pendapat peserta
Kesehatan diaanggap belum mampu program dapat dijadikan sebagai ukuran untuk
memperbaiki tingkat kesehatan masyarakat, menentukan efektivitas program. Hal tersebut
namun hal yang sangat disayangkan adalah dinyatakan oleh Kerkpatrick yang dikutip oleh
pelayanan yang diberikan untuk masyarakat Cascio (1995) dalam Satries (2011) bahwa
peserta BPJS belum maksimal. Dilihat dari evaluasi terhadap efektivitas program dapat
keluhan-keluhan masyarakat mengenai dilakukan, diantaranya melalui reaksi peserta
pelayanan dari program ini. Pelayanan kesehatan terhadap program yang diikuti.
di puskesmas Srondol belum bisa dikatakan Budiani (2007:53) menyatakan bahwa untuk
efektif, dilihat dari banyaknya keluhan pasien mengukur efektivitas program dapat dilakukan
mengenai prosesnya yang lama dan antrian yang dengan menggunakan variabel-variabel sebagai
lama. Selain itu ruang tunggu yang tidak terlalau berikut :
besar dengan jumlah pasien yang banyak 1) Ketepatan sasaran program : sejauhmana
membuat keadaan ruang tunggu menjadi tidak peserta program tepat dengan sasaran yang
kondusif. Keadaan seperti itu membuat pasien sudah ditentukan sebelumnya.
banyak yang berdiri dan menunggu diluar. Hal ini 2) Sosialisasi program : kemampuan
juga harus menjadi perhatian baik pemerintah penyelenggara program dalam melakukan
maupun pihak Puskesmas Srondol selaku sosialisasi program sehingga informasi
pelaksana palayanan kesehatan untuk mengenai pelaksanaan program dapat
memeberikan kenyamanan pada pasien saat tersampaikan kepada masyarakat pada
melakukan pengobatan. umumnya dan sasaran peserta program pada
Selama beroperasi, BPJS Kesehatan khususnya.
mengalami banyak masalah, salah satu masalah 3) Tujuan program : sejauhmana kesesuaian
paling yang mencolok adalah belum optimalnya antara hasil pelaksanaan program dengan
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada tujuan program yang telah ditetapkan
pasien BPJS Kesehatan. Berdasarkan sebelumnya.
permasalahan di atas maka perlu adanya kajian 4) Pemantuan program : kegiatan yang dilakukan
tentang “Efektivitas Program BPJS Kesehatan Di setelah dilaksanakannya program sebagai
Kota Semarang (Studi Kasus pada Pasien bentuk perhatian kepada peserta program.
Pengguna Jasa BPJS Kesehatan di Puskesmas Pengukuran efektivitas menurut Krech,
Srondol)”. Cruthfied dan Ballachey dalam bukunya
“Individual and Society” yang dikutip Danim

3
(2004) dalam bukunya “Motivasi Kepemimpinan sesuai dengan yang diharapkan. Adanya
dan Efektivitas Kelompok” dalam Kristanto pelaksanaan program yang baik, maka efektivitas
(2013:5), menyebutkan ukuran efektivitas program akan dapat tercapai.
program, yaitu: (1) Jumlah hasil yang dapat Korten menggambarkan model ini
dikeluarkan, artinya hasil tersebut berupa berintikan tiga elemen yang ada dalam
kuantitas atau bentuk fisik dari organisasi, pelaksanaan program yaitu program itu sendiri,
program atau kegiatan. Hasil dimaksud dapat pelaksanaan program, dan kelompok sasaran
dilihat dari perbandingan (ratio) antara masukan program.
(input) dengan keluaran (output); (2) Tingkat Gambar 1.1 Model Kesesuaian Implementasi
kepuasan yang diperoleh, artinya ukuran dalam Program
efektivitas ini dapat kuantitatif (berdasarkan pada
jumlah atau banyaknya) dan dapat kualitatif
(berdasarkan pada mutu); (3)Produk kreatif,
artinya penciptaan hubungannya kondisi yang
kondusif dengan dunia kerja, yang nantinya dapat
menumbuhkan kreativitas dan kemampuan.; (4)
Intensitas yang akan dicapai, artinya memiliki
ketaatan yang tinggi dalam suatu tingkatan intens
sesuatu, dimana adanya rasa saling memiliki
dengan kadar yang tinggi. (dalam Danim,
2004:119-120).
Sumber: Haedar Akib dan Antonius Tarigan
Untuk mengukur efektivitas program,
(2000: 12)
Menurut Sutrisno (2007:125-126)
1. Pertama, kesesuaian antara program dengan
mengidentifikasi hasil studi para ahli mengenai
pemanfaat, yaitu kesesuaian antara apa yang
ukuran efektifitas program didalam sebuah
ditawarkan oleh program dengan apa yang
organisasi, yaitu :
dibutuhkan oleh kelompok sasaran
1) Pemahaman program : dilihat sejauh mana
(pemanfaat).
masyarakat dapat memahami kegiatan
2. Kedua, kesesuaian antara program dengan
program.
organisasi pelaksana, yaitu kesesuaian
2) Tepat sasaran : dilihat dari apa yang
antara tugas yang disyaratkan oleh program
dikehendaki tercapai atau menjadi kenyataan.
dengan kemampuan organisasi pelaksana.
3) Tepat waktu : dilihat melalui penggunaan
waktu untuk pelaksanaan program yang telah 3. Ketiga, kesesuaian antara kelompok
direncanakan tersebut apakah telah sesuai pemanfaat dengan organisasi pelaksana,
yaitu kesesuaian antara syarat yang
dengan yang diharapkan sebelumnya.
diputuskan organisasi untuk dapat
4) Tercapainya tujuan : diukur melalui
memperoleh output program dengan apa
pencapaian tujuan kegiatan yang telah
yang dapat dilakukan oleh kelompok sasaran
dijalankan.
program (Haedar Akib dan Antonius
5) Perubahan nyata : diukur melalui sejauhmana
Tarigan, 2000: 12).
kegiatan tersebut memberikan suatu efek atau
Apabila output program tidak sesuai dengan
dampak serta perubahan nyata bagi
kebutuhan kelompok sasaran, jelas output tidak
masyarakat ditempat.
dapat dimanfaatkan. Jika organisasi pelaksana
program tidak memiliki kemampuan
C.2 Teori Kesesuaian
melaksanakan tugas yang disyaratkan oleh
Mencapai efektivitas program tentunya
program, maka organisasinya tidak dapat
harus ada konsep dalam pelaksanaan program
menyampaikan output program dengan tepat.
tersebut. Program merupakan salah satu upaya
Atau, jika syarat yang ditetapkan organisasi
untuk mencapai tujuan. Dalam teori ini
pelaksana program tidak dapat dipenuhi oleh
menjelaskan bahwa pelaksanaan program perlu
kelompok sasaran, maka kelompok sasaran tidak
adanya pembuatan prosedur kerja yang jelas agar
mendapatkan output program. Oleh karena itu,
program kerja dapat dilaksanakan dan berjalan

4
kesesuaian antara tiga unsur ini mutlak PEMBAHASAN
diperlukan agar program berjalan sesuai dengan A. HASIL PENELITIAN
rencana yang telah dibuat. Efektivitas Program BPJS Kesehatan di Kota
Semarang
D. METODE Uraian mengukur efektivitas program BPJS
Penelitian ini menggunakan metode Kesehatan di Kota Semarang (studi kasus pada
pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian pasien pengguna jasa BPJS Kesehatan di
ini adalah pasieen pengguna BPJS Kesehatan di Puskesmas Srondol) menggunakan lima indikator
Puskesmas Srondol dengan sampel 98 pasien yang meliputi:
BPJS Kesehatan. Penelitian ini dilakukan dengan 1. Sosialisasi Program
menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada Sosialisasi program merupakan langkah
responden dengan teknik pengambilan sampel awal yang menetukan keberhasilan program
menggunakan sampling incidental. Pengumpulan dalam mencapai tujuan, oleh karena itu
data dilakukan dengan meggunakan teknik sosialisasi program harus dilakukan agar semua
wawancara, dokumentasi, studi pustaka dan informasi tersampaikan dan dapat dipahami oleh
observasi. Teknik analisis data yang digunakan seluruh masyarakat agar tujuan yang
dalam penelitian adalah teknik analisis data direncanakan bisa tercapai dengan baik.
deskriptif kuantitatif, yaitu dengan menjabarkan a. Sosialisasi program yang didapat
hasil penelitian dan menganalisis data-data yang responden
diperoleh dari hasil penelitian. Metode penilaian Tabel 3.5
yang digunakan adalah dengan mencari nilai rata- Distribusi Responden Berdasarkan Sosialisasi
rata persentase dari setiap indikator efektivitas, Program yang didapatkan Responden
dan dengan menggunakan metode skala likert. No Kategori
Frekuensi Persentase
Metode skala likert dilakukan dengan (F) (%)
memberikan skor untuk mengukur tingkat 1 Tidak pernah 71 72,4
efektivitas dengan memberikan nilai pada setiap 2 Pernah 27 27,6
pertanyaan yang memiliki kisaran dari satu Total 98 100
sampai empat. Sumber: Data Primer yang diolah dari pertanyaan
Untuk mengetahui apakah hasil dari nomor 1
efektivitas terhadap program tersebut maka Berdasarkan data pada Tabel 3.5 dapat
ditentukanlah interval kelas sebagai pengukuran diketahui bahwa sebanyak 71 responden dengan
dalam Nababan (2015:58) yaitu: persentase 72,4% menjawab tidak pernah
mendapatkan sosialisasi program BPJS
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑡𝑎𝑠 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ Kesehatan. Responden menyatakan tidak pernah
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 (𝑖) =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 ada pemberitahuan tentang sosialisasi mengenai
program BPJS Kesehatan Sebanyak 27
4−1 responden dengan persentase 27,6%. menjawab
=
4 pernah mendapatkan sosialisasi program BPJS
3 Kesehatan. Nilai skala rata-rata untuk distribusi
𝑖= ini adalah 1,83 termasuk dalam indikator kurang
4
efektif.
i = 0,75
2. Pemahaman Program
a) Nilai 1 sampai dengan 1,75 = program Efektivitas pemahaman program dilihat dari
tersebut tidak efektif. sub indikator sebagai berikut :
b) Nilai >1,75 sampai dengan 2,5 = program a. Pemahaman responden setelah
tersebut kurang efektif. mendapatkan informasi
c) Nilai >2,5 sampai dengan 3,25 = program
tersebut efektif.
d) Nilai >3,25 sampai dengan 4 = program
tersebut sangat efektif.

5
Tabel 3.9 Berdasarkan data pada Tabel 3.10 dapat
Distribusi Responden Berdasarkan Pemahaman diketahui bahwa pengetahuan responden tentang
Setelah Mendapatkan Informasi Tentang Program syarat-syarat untuk mengikuti program BPJS
BPJS Kesehatan Kesehatan adalah sebanyak 51 responden dengan
Frekuensi Persentase persentase 52% menjawab mengetahui 2 syarat.
No Kategori (F) (%) Responden menyatakan hanya mengetahui 2
1 Tidak Paham 4 4,1 syarat tersebut karena pada saat mendaftar untuk
2 Kurang Paham 32 32,6 menjadi peserta BPJS Kesehatan diurus oleh
3 Paham 62 63,3 suami atau anggota keluarga lainnya. Sebanyak
4 Sangat Paham 0 0 25 responden dengan persentase 25,6%
menjawab mengetahui 3 syarat, dan sebanyak 22
Total 98 100 responden dengan persentase 22,4% menjawab
Sumber: Data Primer yang diolah dari pertanyaan mengetahui 4 syarat. Nilai skala rata-rata untuk
nomor 5
distribusi ini adalah 2,70 termasuk dalam
Berdasarkan data pada Tabel 3.9 dapat
indikator efektif.
diketahui sebanyak 62 responden dengan
c. Pemahaman responden mengenai syarat-
persentase 63,3% menjawab paham tentang
syarat mengikuti program BPJS
program BPJS Kesehatan setelah mendapatkan
Kesehatan
informasi. Sebanyak 32 respnden dengan
Tabel 3.11
persentase 32,6% menjawab kurang paham
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat
tentang program BPJS Kesehatan. Responden
Pemahaman Mengenai Syarat-syarat untuk
menyatakan tidak terlalu paham karena mereka
Mengikuti Program
tidak pernah mendapatkan sosialisasi program
Frekuensi Persentase
BPJS Kesehatan dan menjadi peserta. Sebanyak No Kategori
(F) (%)
4 responden dengan persentase 4,1% menjawab
tidak paham dengan program BPJS Kesehatan. 1 Tidak Mudah 0 0
Responden menyatakan tidak paham program Kurang
2 2 2
BPJS Kesehatan karena tidak adanya sosialisasi Mudah
yang menjelaskan lebih rinci lagi tentang 3 Mudah 96 98
program BPJS Kesehatan. Nilai skala rata-rata 4 Sangat Mudah 0 0
untuk distribusi ini adalah 2,59 termasuk dalam Total 98 100
indikator efektif. Sumber: Data Primer yang diolah dari pertanyaan
b. Pengetahuan responden tentang syarat- nomor 7
syarat mengikuti program BPJS Berdasarkan data pada Tabel 3.11 dapat
Kesehatan diketahui sebanyak 96 responden dengan
Tabel 3.10 persentase 98% menjawab mudah untuk
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan mengikuti program BPJS Kesehatan sesuai
Tentang Syarat-syarat Untuk Mengikuti Program syarat-syarat yang ditetapkan. Menurut
BPJS Kesehatan responden untuk menjadi peserta BPJS
Frekuensi Persentase
No Kategori Kesehatan sudah dimudahkan dan tidak dipersulit.
(F) (%)
Sebanyak 2 respnden dengan persentase 2%
Mengetahui 1
1 0 0 menjawab kurang mudah untuk mengikuti
Syarat
Mengetahui 2 program BPJS Kesehatan sesuai syarat-syarat
2 51 52 yang ditetapkan. Responden menyatakan saat
Syarat
Mengetahui 3 melakukan pendaftaran di BPJS Kesehatan
3 25 25,6 merasa prosedurnya berbelit-belit dan antrian
Syarat
Mengetahui 4 yang lama. Nilai skala rata-rata untuk distribusi
4 22 22,4
Syarat ini adalah 2,97 termasuk dalam indikator efektif.
Total 98 100
Sumber: Data Primer yang diolah dari pertanyaan
nomor 6

6
d. Pemahaman mengenai sistem rujukan masyarakat dan membantu masyarakat
program BPJS Kesehatan memperoleh pelayanan kesehatan dengan mudah
Tabel 3.12 serta meringankan beban biaya pengobatan.
Distribusi Responden Berdasarkan Pemahaman Sebanyak 19 respnden dengan persentase 19,4%
Mengenai Sistem Rujukan Dalam Program menjawab kurang mengetahui tujuan dari
BPJS Kesehatan program BPJS Kesehatan, mereka mengatakan
No Kategori
Frekuensi Persentase hanya mengetahui bahwa dengan menggunakan
(F) (%) BPJS Kesehatan bisa mendapatkan pengobatan
1 Tidak Paham 5 5,1 gratis. Sebanyak 5 responden dengan persentase
2 Kurang Paham 22 22,5 5,1% menjawab tidak tahu dengan tujuan
program BPJS Kesehatan. Responden
3 Paham 71 72,4
menyatakan tidak mengetahui tujuan program
4 Sangat Paham 0 0 BPJS Kesehatan karena merupakan peserta
Total 98 100 jamkesmas dan askes yang secara langsung telah
Sumber: Data Primer yang diolah dari pertanyaan menjadi peserta BPJS Kesehatan sehingga tidak
nomor 8 banyak mengetahui tentang program BPJS
Berdasarkan data pada Tabel 3.12 dapat Kesehatan. Nilai skala rata-rata untuk distribusi
diketahui sebanyak 71 responden dengan ini adalah 2,70 termasuk dalam indikator efektif.
persentase 72,4% sudah paham dengan sistem Berdasarkan sub indikator dalam
rujukkan dalam program BPJS Kesehatan. menentukan efektivitas pemahaman program
Sebanyak 22 respnden dengan persentase 22,5% BPJS Kesehatan memperoleh nilai 3,06 termasuk
menjawab kurang paham dengan sistem rujukkan dalam indikator efektif.
dalam program BPJS Kesehatan, dengan alasan
bahwa responden belum pernah melakukan 3. Ketepatan Sasaran Program
rujukkan. Sebanyak 5 responden dengan Sasaran program merupakan target dari
persentase 5,1% menjawab tidak paham dengan program BPJS Kesehatan yang hendak dicapai.
sistem rujukkan dalam program BPJS Kesehatan. Dalam menganalisis dan menetukan efektivitas
Responden yang tidak paham menyatakan bahwa mengenai ketepatan sasaran program terdapat
belum pernah mengurus atau melakukan dua sub indikator yang diujikan yaitu :
rujukkan. Nilai skala rata-rata untuk distribusi ini a. Tingkat kepuasan peserta program BPJS
adalah 2,67 termasuk dalam indikator efektif. Kesehatan
e. Pengetahuan mengenai tujuan program Tabel 3.14
BPJS Kesehatan Distribusi Responden Berdasarkan Kepuasan
Tabel 3.13 Peserta Program BPJS Kesehatan
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Frekuensi Persentase
Mengenai Tujuan Program BPJS Kesehatan No Kategori
(F) (%)
Frekuensi Persentase 1 Tidak Puas 0 0
No Kategori
(F) (%)
1 Tidak Tahu 5 5,1 2 Kurang Puas 25 25,5
2 Kurang Tahu 19 19,4 3 Puas 73 74,5
3 Tahu 74 75,5
4 Sangat Puas 0 0
4 Sangat Tahu 0 0
Total 98 100 Total 98 100
Sumber: Data Primer yang diolah dari pertanyaan Sumber: Data Primer yang diolah dari pertanyaan
nomor 9 nomor 10
Berdasarkan data pada Tabel 3.13 dapat Berdasarkan data pada Tabel 3.14 dapat
diketahui sebanyak 74 responden dengan diketahui bahwa sebanyak 73 responden dengan
persentase 75,5% sudah mengetahui tujuan persentase 74,5% menjawab sudah puas dengan
program BPJS Kesehatan. Menurut responden layanan yang diberikan. Menurut responden
tujuan program BPJS Kesehatan adalah dengan menggunakan BPJS Kesehatan dia tidak
memberikan jaminan kesehatan kepada dikenakan biaya saat pengobatan, pelayanan yang

7
diberikan sudah baik, selain itu pada saat berobat program. Tujuan program BPJS Kesehatan
langsung ditangani, dan dengan menggunakan adalah mewujudkan terselenggaranya pemberian
BPJS Kesehatan membantu meringankan biaya jaminan kesehatan yang layak bagi setiap peserta
pengobatan. Sebanyak 25 responden dengan sebagai pemenuhan kebutuhan dasar hidup
perentase 25,5% menjawab bahwa mereka penduduk Indonesia. Dalam menentukan
kurang puas dengan layanan yang diberikan. efektivitas tujuan program BPJS Kesehatan
Menurut responden dari segi pelayanan dilihat dari sub indikator sebagai berikut :
pengobatannya masih kurang, belum memuaskan
dan lama terutama di rumah sakit. Selain itu a. Pemberian jaminan kesehatan yang layak
kualitas obat yang masih kurang, dipersulit ketika Tabel 3.16
rujukan dan opname. Responden juga merasa Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat
adanya perbedaan pelayanan antara pasien umum Tercapainya Pemberian jaminan Kesehatan yang
yang bayar dengan pasien BPJS Kesehatan. Nilai Layak Bagi Setiap Peserta Program BPJS
skala rata-rata untuk distribusi ini adalah 2,74 Kesehatan
termasuk dalam indikator efektif. Frekuensi Persentase
No Kategori
b. Keikutsetaan seluruh anggota keluarga (F) (%)
dalam program BPJS Kesehatan 1 Tidak Tercapai 0 0
Tabel 3.15 Kurang
2 29 29,6
Distribusi Responden Berdasarkan Tercapai
Keikutsertaan Seluruh Anggota Keluarga dalam 3 Tercapai 69 70,4
Program BPJS Kesehatan Sangat
4 0 0
Persentase Tercapai
No Kategori Frekuensi (F)
(%) Total 98 100
1 Belum 10 10,2 Sumber: Data Primer yang diolah dari pertanyaan
nomor 12
2 Ya 88 89,8
Berdasarkan data pada Tabel 3.16 dapat
Total 98 100 diketahui bahwa sebanyak 69 responden denagan
Sumber: Data Primer yang diolah dari pertanyaan persentase 70,4% dalam pemberian jaminan
nomor 11 kesehatan yang layak kepada peserta BPJS
Berdasarkan data pada Tabel 3.15 dapat Kesehatan dirasakan sudah tercapai. Beberapa
diketahui sebanyak 88 responden dengan responden merasa bahwa dengan adanya BPJS
persentase 89,8% menjawab ya bahwa seluruh Kesehatan memudahkan pasien dalam
anggota keluarganya sudah terdaftar sebagai mendapatkan pengobatan, selain itu responden
peserta BPJS Kesehatan. Sebanyak 10 responden merasa terbantu dengan adanya BPJS Kesehatan,
dengan perentase 10,2% menjawab bahwa belum dan juga meringankan beban biaya pengobatan.
semua anggota keluarganya mempunyai BPJS Sedangkan sebanyak 29 responden dengan
Kesehatan atau terdaftar sebagai peserta BPJS persentase 29,6% merasa dalam pemberian
Kesehatan. Menurut responden beberapa anggota jaminan kesehatan yang layak bagi pasien peserta
keluarganya belum mempunyai BPJS Kesehatan BPJS Kesehatan kurang tercapai. Hal ini karena
karena belum mengurus dan masih kecil/bayi. responden merasa bahwa pemberian jaminan
Nilai skala rata-rata untuk distribusi ini adalah kesehatan belum merata, tidak puas dengan
3,69 termasuk dalam indikator sangat efektif. pelayanannya, tidak semua pengobatan
Berdasarkan hasil analisis data sub indikator ditanggung oleh BPJS Kesehtan seperti obat yang
dalam menentukan efektivitas ketepatan sasaran tidak tersedia di rumah sakit atau puskesmas
program BPJS Kesehatan memperoleh nilai 3,45 harus dibeli sendiri ataupun obat yang diberikan
dan termasuk dalam indikator sangat efektif. tidak sesuai dan memberikan efek untuk
penyembuhan. Nilai skala rata-rata untuk
4. Tujuan Program distribusi ini adalah 2,70 termasuk dalam
Tujuan merupakan pedoman dalam indikator efektif.
pencapaian program. Tujuan program merupakan
faktor utama dalam menentukan efektivitas suatu

8
b. Pencapaian tujuan program yang atau dampak serta perubahan bagi peserta BPJS
dilakukan Kesehatan. Dalam menganalisis dan menetukan
Tabel 3.17 efektivitas mengenai perubahan nyata program
Distribusi Responden Berdasarkan Pencapaian BPJS Kesehatan terdapat tiga sub indikator yang
Tujuan Program BPJS Kesehatan yang diujikan yaitu sebagai berikut:
Dilakukan a. Mendapatkan pengobatan dan
Frekuensi Persentase perawatan penyakit
No Kategori
(F) (%) Tabel 3.18
Tidak Distribusi Responden Berdasarkan Pengobatan
1 0 0 dan Perawatan Penyakit yang didapatkan dengan
Maksimal
Kurang Menggunakan BPJS Kesehatan
2 39 39,8
Maksimal Frekuensi Persentase
No Kategori
3 Maksimal 59 60,2 (F) (%)
Sangat 1 Tidak Mudah 0 0
4 0 0 Kurang
Maksimal 2 9 9,2
Total 98 100 Mudah
Sumber: Data Primer yang diolah dari pertanyaan 3 Mudah 89 90,8
nomor 13 Sangat
4 0 0
Berdasarkan data pada Tabel 3.17 dapat Mudah
diketahui bahwa sebanyak 59 responden dengan Total 98 100
persentase 60,2% dalam pencapaian tujuan Sumber: Data Primer yang diolah dari pertanyaan
program BPJS Kesehatan yang dilakukan, nomor 14
menurut responden sudah maksimal. Beberapa Berdasarkan data pada Tabel 3.18 dapat
responden berpendapat bahwa pelayanan saat diketahui bahwa sebanyak 89 responden dengan
pasien berobat sudah dilakukan dengan baik dan persentase 90,8% menjawab mudah dalam
maksimal, selain itu juga bahwa responden sudah mendapatkan pengobatan dan perawatan
dimudahkan untuk mendapatkan pengobatan penyakit dengan menggunakan BPJS Kesehatan.
gratis sehingga responden merasa terbantu Responden mengatakan bahwa selama mereka
dengan adanya BPJS Kesehatan. Sebanyak 39 melakukan pengobatan dengan BPJS Kesehatan
responden dengan persentase 39,8% merasa merasa sudah dimudahkan berobat dimana saja,
dalam pencapaian tujuan program BPJS sewaktu berobat ditangani dengan baik, dan juga
Kesehatan yang dilakukan kurang maksimal. Hal dengan menggunakan BPJS Kesehatan
ini karena responden merasa bahwa masih ada responden merasa terbantu untuk biaya
diskriminasi terhadap pasien pengguna BPJS pengobatan.
Kesehatan, responden susah untuk mendapatkan Sebanyak 9 responden dengan persentase
rujukan, dipersulit, pelayanan belum maksimal 9,2% menjawab kurang mudah dalam
seperti keluarga responden pernah ditolak ketika mendapatkan pengobatan dan perawatan
berobat di rumah sakit dan juga tidak semua penyakit dengan menggunakan BPJS Kesehatan.
pengobatan yang ditanggung oleh BPJS Menurut responden sewaktu melakukan
kesehatan, sehingga ada pengobatan yang harus pengobatan prosesnya lama dan rumit, selain itu
dibayar sendiri oleh responden. Nilai skala rata- juga saat salah satu anggota keluarga responden
rata untuk distribusi ini adalah 2,60 termasuk melakukan pengobatan dan perawatan penyakit
dalam indikator efektif. di rumah sakit kondisi pasien belum sembuh tapi
Berdasarkan hasil analisis data sub indikator sudah disuruh pulang. Hal ini membuat
dalam menentukan efektivitas tujuan program responden kecewa dengan pelayanan yang
BPJS Kesehatan memperoleh nilai 2,86 dan diberikan dan tidak sesuai dengan yang mereka
termasuk dalam indikator efektif. harapkan. Nilai skala rata-rata untuk distribusi ini
adalah 2,90 termasuk dalam indikator efektif.
5. Perubahan Nyata
Perubahan nyata diukur melalui kegiatan
program BPJS Kesehatan memberikan suatu efek

9
b. Mendapatkan pelayanan kesehatan yang Berdasarkan data pada Tabel 3.20 dapat
maksimal diketahui bahwa sebanyak 92 responden dengan
Tabel 3.19 persentase 93,9% menjawab pelayanan yang
Distribusi Responden Berdasarkan Pelayanan diberikan untuk peserta program BPJS Kesehatan
Kesehatan Maksimal yang Didapatkan Oleh di puskesmas srondol sudah baik. Menurut
Peserta Program BPJS Kesehatan responden pelayanan di puskesmas Srondol
Frekuensi Persentase sudah bagus, selain itu juga pasien dilayani
No Kategori
(F) (%) dengan baik dan ramah. Sebanyak 6 responden 6
1 Tidak Baik 0 0 responden dengan persentase 6,1% menjawab
2 Kurang Baik 12 12,2 pelayanan yang diberikan puskesmas Srondol
3 Baik 86 87,8 kurang baik. Menurut responden pelayanannya
4 Sangat Baik 0 0 yang lama, antrian yang lama, dan sistem
administrasinya yang ribet. Nilai skala rata-rata
Total 98 100
untuk distribusi ini adalah 2,93 termasuk dalam
Sumber: Data Primer yang diolah dari pertanyaan
nomor 15
indikator efektif.
Berdasarkan data pada Tabel 3.19 dapat Berdasarkan hasil analisis data sub indikator
diketahui bahwa sebanyak 86 responden dengan dalam menentukan efektivitas perubahan nyata
persentase 87,8% menjawab sudah mendapatkan program BPJS Kesehatan yaitu memperoleh nilai
pelayanan kesehatan maksimal dengan baik. 3,51 dan termasuk dalam indikator sangat efektif.
Responden berpendapat bahwa pelayanan yang
didapatkan sudah baik dan maksimal saat Setelah dilakukan analisis terhadap indikator
pemeriksaan kesehatan atau berobat, selain itu efektivitas program BPJS Kesehatan yang
mereka dilayani dengan ramah saat berobat, meliputi sosialisasi program, pemahaman
prosesnya mudah dan mendapatkan pengobatan program, ketepatan sasaran, tujuan program, dan
gratis tanpa biaya apapun dengan menggunakan perubahan nyata berikut rekapitulasi nilai
BPJS Kesehatan. Sebanyak 12 responden dengan efektivitas untuk masing-masing indikator
12,2% menjawab kurang baik dalam tersebut:
mendapatkan pelayanan kesehatan yang Tabel 3.21
maksimal. Responden berpendapat bahwa saat Rekapitulasi Nilai Efektivitas Indikator Program
berobat di rumah sakit belum mendapatkan BPJS Kesehatan di Kota Semarang
pelayanan dengan baik dan maksimal, selain itu Interpretasi Nilai
No Indikator Nilai
Efektivitas
pelayanan pemeriksaan kurang baik, dan juga
Sosialisasi
menurut responden obat yang diberikan untuk 1 1,83 Kurang Efektif
Program
pasien belum maksimal. Nilai skala rata-rata pada
Pemahaman
distribusi ini adalah 2.87 termasuk dalam 2 3,06 Efektif
Program
indikator efektif .
Ketepatan
c. Pelayanan program BPJS Kesehatan di 3 3,45 Sangat Efektif
Sasaran
Puskesmas Srondol Tujuan
Tabel 3.20 4 2,87 Efektif
Program
Distribusi Responden Berdasarkan Pelayanan Perubahan
Program BPJS Kesehatan di Puskesmas Srondol 5 3,51 Sangat Efektif
Nyata
Frekuensi Persentase
No Kategori Rata-rata 2,88 Efektif
(F) (%)
1 Tidak Baik 0 0 Sumber : Data primer yang diolah
2 Kurang Baik 6 6,1 Setelah dilakukan penelitian berdasarkan
3 Baik 92 93,9 data hasil analisis pada Tabel 3.21 maka dapat
4 Sangat Baik 0 0 diketahui nilai efektivitas program BPJS
Total 98 100 Kesehatan di Kota Semarang (studi kasus pada
Sumber: Data Primer yang diolah dari pertanyaan pasien pengguna jasa BPJS Kesehatan di
nomor 16

10
Puskesmas Srondol) adalah efektif dengan nilai dan output yang belum sesuai dengan harapan
2,88. menjadi salah satu faktor yang penghambat
B. Faktor Penghambat dalam pelaksanaan dalam pelaksanaan program BPJS Kesehatan di
Efektivitas Program BPJS Kesehatan Kota Semarang. Selain itu, menurut pendapat
Jika dikaitkan dengan teori Korten model responden beberapa faktor yang menjadi
kesesuaian pelaksanaan program ditemukan penghambat dalam pelaksanaan program BPJS
ketidak sesuaian antara tiga unsur pelaksanaan Kesehatan adalah sebagai berikut:
program. Unsur pertama dalam teori Korten
menjelaskan kesesuaian antara program dengan 1. Sosialisasi Program
pemanfaat yaitu kesesuaian antara apa yang Sosialisasi program merupakan salah satu
ditawarkan oleh program dengan apa yang langkah untuk memberikan informasi yang jelas
dibutuhkan oleh kelompok sasaran (pemanfaat), kepada masyarakat khususnya bagi peserta BPJS
dalam hal ini peserta BPJS Kesehatan bisa Kesehatan. Menurut para responden masih
mendapatkan pemberian jaminan kesehatan kurangnya sosialisasi yang diberikan oleh pihak-
dengan layak dan juga dimudahkan dalam pihak terkait. Sehingga tidak jarang masih ada
memperoleh pelayanan kesehatan, namun masih pengguna BPJS Kesehatan yang belum mengerti
ada keluhan responden mengenai pemberian sepenuhnya mengenai program BPJS Kesehatan.
jaminan kesehatan dan juga pelayanan kesehatan Begitu juga dengan masih adanya masyarakat
yang belum maksimal. yang belum memiliki BPJS Kesehatan atau
Berdasarkan unsur kedua yang menjadi peserta BPJS Kesehatan. Oleh sebab itu
menjelaskan kesesuaian antara program dengan diharapkan BPJS Kesehatan, pemerintah dan
organisasi pelaksana yaitu keseuaian antara tugas pihak-pihak yang terkait mampu memberikan
yang disyaratkan oleh program dengan dan mengoptimalkan sosialisasi kepada seluruh
kemampuan organisasi pelaksana yang berarti masyarakat, agar informasi mengenai program
kesesuaian antara tugas yang diisyaratkan oleh BPJS Kesehatan dapat dipahami dan dimengerti
program dengan kemampuan organisasi oleh masyarakat.
pelaksana. Dalam hal ini kesesuaian antara tugas
yang diisyaratkan program dengan kemampuan 2. Pelayanan
organisasi (puskesmas) dapat dikatakan belum Pelayanan merupakan permasalahan yang
sesuai, karena organisasi (puskesmas) belum masih sering dikeluhkan oleh pasien peserta
sepenuhnya memberikan kepuasan pada pasien BPJS Kesehatan. Pasien BPJS Kesehatan sering
peserta BPJS Kesehatan, dilihat dari masih kali tidak mendapat pelayanan maksimal seperti
adanya keluhan responden terhadapan pelayanan penolakan pada pasien BPJS Kesehatan, waktu
yang diberikan organisasi. pelayanan yang lama serta layanan untuk obat
Berdasarkan unsur ketiga yang menjelaskan yang terkadang tidak sesuai dibandingkan dengan
kesesuaian antara kelompok pemanfaat dengan pasien yang bayar langsung. BPJS Kesehatan
organisasi pelaksana yaitu kesesuaian antara dilaksanakan agar masyarakat bisa terlayani
syarat yang diputuskan organisasi dapat dengan baik termasuk di puskesmas. Sebab
memperoleh output program dengan apa yang masyarakat lebih mudah untuk menjangkau
dapat dilakukan oleh kelompok sasaran program. puskesmas. Untuk pelayanan di Puskesmas
Dalam hal ini salah satu sasaran program yaitu Srondol sendiri, ada beberapa responden menilai
peserta puas dengan layanan yang diberikan pelayanan yang diberikan masih kurang. Menurut
belum sepenuhnya dirasakan oleh seluruh pasien responden waktu pelayanan yang lama, antrian
peserta BPJS Kesehatan. Peserta merasa bahwa yang lama serta ruang tunggu yang tidak terlalu
kurang puas dengan layanan yang diberikan besar dengan jumlah pasien yang cukup banyak
seperti pelayanannya yang lama, antrian yang membuat kurang kondusif dan membuat
lama dan sistem administrasi yang ribet. Dengan responden kurang nyaman. Responden berharap
demikian belum kesesuaian antara syarat yang dapat diberikan kemudahan dan juga
diputuskan oleh organisasi. kenyamanan saat pengobatan baik di puskesmas,
Ketidaksesuaian antara tiga unsur rumah sakit, maupun dokter praktik.
pelaksanaan program belum berjalan dengan baik 3. Iuran BPJS Kesehatan

11
Perubahan tarif iuran dan juga sistem Kesesuaian antara tiga unsur pelaksanaan
pembayaran BPJS Kesehatan untuk peserta program (program, pemanfaat, dan
mandiri dari pembayaran menggunakan nomor organisasi) belum berjalan dengan baik dan
peserta pribadi yang sekarang menggunakan output yang belum sesuai dengan harapan
sistem vitual akun (VA) keluarga, menurut menjadi salah satu faktor yang penghambat
peserta BPJS Kesehatan perubahan ini dalam pelaksanaan program BPJS
memberatkan mereka terutama bagi peserta yang Kesehatan di Kota Semarang. Selian itu
memiliki jumlah anggota keluarga yang banyak menurut pendapat responden yang menjadi
dengan keadaan ekonomi menengah. Hal ini faktor penghambat efektivitas program
dirasakan responden sangat memberatkan BPJS Kesehatan adalah sosialisasi program,
sehingga kadang-kadang menunggak dalam kualiatas pelayanan dan tariff iuran BPJS
pembayaran iuran. Seharusnya dengan adanya Kesehatan
BPJS Kesehatan ini memberikan kemudahan
pada masyarakat mendapatkan jaminan B. Saran
kesehatan bukan untuk memberatkan masyarakat 1. Efektivitas program BPJS Kesehatan di
dengan iuran yang ditetapkan. Responden Kota Semarang
berharap pemerintah meberikan kemudahan dan a. Untuk indikator sosialisasi program agar
memberikan keringan kepada peserta BPJS pihak-pihak yang bertugas dan
Kesehatan yang mengalami kondisi seperti ini. bertanggungjawab memberikan
sosialisasi terus meningkatkan serta lebih
PENUTUP menggalakkan lagi sosialisasi program
A. Kesimpulan BPJS Kesehatan kepada seluruh
1. Efektivitas Program BPJS Kesehatan di masyarakat dan juga menjangkau seluruh
Kota Semarang lapisan masyarakat.
Untuk indikator pemahaman program b. Untuk indikator pemahaman program
dan indikator tujuan program BPJS agar peserta BPJS Kesehatan atau
Kesehatan termasuk dalam indikator efektif masyarakat lebih meningkatkan
atau dapat dikatakan efektif. Nilai rata-rata pemahaman mengenai peraturan yang
untuk indikator pemahaman program yaitu berlaku terkait dengan segala proses serta
3,06 dan indikator tujuan program 2,87. urusan administrasi dalam BPJS
Untuk indikator ketepatan sasaran dan Kesehatan, salah satunya pada sistem
perubahan nyata diperoleh hasil sangat rujukkan dan iuran supaya tidak terjadi
efektif. Nilai ratata untuk indikator masalah atau hambatan saat melakukan
ketepatan sasaran yaitu 3,45 dan indikator pengobatan.
perubahan nyata sebesar 3,51. Sedangkan c. Untuk indikator ketepatan sasaran agar
untuk indikator sosialisasi program, fasilitas kesehatan lebih meningkatkan
berdasarkan analisis data termasuk dalam pemberian pelayanan yang maksimal
indikator kurang efektif dengan nilai rata- demi meningkatkan kepuasan peserta
rata 1,83. Berdasarkan hasil dari kelima BPJS Kesehatan. Untuk peserta yang
indikator (sosialisasi program, pemahaman anggota keluarganya belum memiliki
program, ketepatan sasaran, tujuan program BPJS Kesehatan untuk segera
dan perubahan nyata) dapat disimpulkan mendaftarkan diri menjadi peserta
bahwa efektivitas program BPJS Kesehatan sehingga dapat mendukung pelaksanaan
di Kota Semarang (studi kasus pada pasien program yang telah dirancang oleh
pengguna jasa BPJS Kesehatan di pemerintah demi kesejahteraan
Puskesmas Srondol) adalah efektif dengan masyarakat kususnya dibidang kesehatan.
nilai 2,88. d. Untuk indikator tujuan program agar
fasilitas kesehatan terus meningkatkan
2. Faktor Penghambat dalam efektivitas pemberian jaminan kesehatan kepada
program BPJS Kesehatan di Kota seluruh peserta BPJS Kesehatan sehingga
Semarang. dapat mewujudkan terselenggaranya

12
pemberian jaminan kesehatan yang yang
layak bagi setiap peserta.
e. Untuk indikator perubahan nyata Jurnal / Penelitian Terdahulu:
perlunya kerjasama dan keselarasan Al-Abbadi, Samir Aziz. 2015. Market and
antara lembaga BPJS Kesehatan dengan Centralized Decision-Making ang Their
fasilitas kesehatan dalam pelaksanaan Impact on the Effectiveness of Organizations.
pelayanan kesehatan sehingga tidak Internatinal Business Research.
memberikan dampak buruk dan Budiani, Ni Wayan. 2009. Efektivitas Program
merugikan pasien peserta BPJS Penanggulangan Pengangguran Karang
Kesehatan. Taruna" EKA TARUNA BHAKTI" Desa
Sumerta Kelod Kecamatan Denpasar Timur
2. Faktor penghambat dalam efektivitas Kota Denpasar. INPUT Jurnal Ekonomi dan
program BPJS Kesehatan di Kota Sosial.
Semarang Ding, Damianus. 2014.Studi Efektivitas
a. Untuk BPJS Kesehatan selaku Pelaksanaan Program Nasional
penyelenggara, pemerintah kota, Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan
perangkat kelurahan/kecamatan, RT/RW, (PNPM-MP) Di Desa Noha Boan
pihak-pihak terkait lainnya, hendaknya Kecamatan Long Apari Kabupaten
lebih menggalakkan dan Mahakam Ulu. eJournal Ilmu Pemerintahan.
mengoptimalkan sosialisasi program Jatmika, Surya dan Zebua, Tita Pratama. 2014.
kepada masyarakat sehingga dapat Efektivitas Program PSG (Pendidikan
meningkatkan pengetahuan dan Sistem Ganda) pada DUDI (Dunia Usaha
pemahaman masyarakat mengenai dan Dunia Industri) Bidang Keahlian
program BPJS Kesehatan. Akuntansi SMK Negeri 7 dan SMK
b. Untuk Puskesmas Srondol sebagai salah Muhammadiyah 2 Yogyakarta. Jurnal
satu pusat pelayanan kesehatan Kristanto, Johan. 2013. Efektivitas Program
masyarakat, mengoptimal pemberian Dana Bergulir bagi UKM dalam
pelayanan dan juga memperhatikan Pemberdayaan Ekonomi (Studi Pada UKM
kenyamanan pasien saat berobat. Binaan Dinas Koperasi, Kota Surabaya).
c. Untuk Pemerintah, Program BPJS E- Journal UNESA.
Kesehatan sebagai bentuk dari pelayanan Lestari, Rini Puji, & Murti, Indah. 2015.
publik, iuran BPJS Kesehatan seharusnya Efektivitas Program Nasional
memperhatikan aspek kondisi ekonomi Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
masyarakat sehingga tidak menjadi (PNPM Mandiri)(Studi Kasus di Desa
beban untuk masyarakat kedepannya. Sedengan Mijen, Kecamatan Krian,
Kabupaten Sidoarjo. JPAP.
DAFTAR PUSTAKA Masruri. 2014. Analisis Efektivitas Program
Buku : Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Creswell, Jhon W.2014. Research Design Mandiri Perkotaan (PNPM-MP)(Studi
pendekatan kualittatif, kuantitatif dan Kasus pada Kecamatan Bunyu Kabupaten
mixed.Pustaka Belajar: Yogyakarta. Bulungan Tahun 2010). Journal Of
Pasolong, Harbani. 2011. Teori Administrasi Governance and Public Policy.
Publik. Bandung.: Alfabeta. Nababan, Dewi Riris Natalia. 2015. Efektivitas
Sondang P. Siagian. 2001. Definisi Efektivitas. Program Pelayanan Sosial Anak Korban
Jakarta: PT. Bumi Aksara. Bencana olehmYayasan Kelompok Kerja
Sukidin, Damai Darmadi. 2009. Administrasi Sosial Perkotaan (KKSP) di Desa
Publik. Yogyakarta: LaksBang PRESSindo Kutambelin Kecamatan Namanteran
Syafri, Mirwan. 2012. Studi tentang Administrasi Kabupaten Karo. Skripsi
Publik. Jakarta: Penerbit Erlangga Purba, Yohanna Florida. 2014. Efektivitas
Tangkilisan, Hessel Nogi. 2007. Manajemen Pelaksanaan Program Keluarga Harapan di
Publik. Jakarta: Grasindo.

13
Kelurahan Titi Kuning Kecamatan Medan http://metrosemarang.com (diunduh pada 5
Johor. Skripsi Oktober 2015)
Putri, Nora Eka. 2014. Efektivitas Penerapan http://jateng.bps.go.id (diunduh pada 15 Oktober
Jaminan Kesehatan Nasional Melalui BPJS 2015)
dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat http://www.dinkes-kotasemarang.go.id (diunduh
Miskin di Kota Padang. Jurnal Ilmiah Ilmu- pada 26 Oktober 2015)
ilmu Sosial Budaya dan Ekonomi http://www.pkfi.net (diunduh pada 8 Desember
Jatmika, S., & Rahmawati, D. (2014). Efektivitas 2015)
PSG pada DUDI Baidang Keahlian http://eprints.uny.ac.id/9705/2/BAB 2-
Akuntansi SMK Negeri 7 dan SMK 08110241019.pdf (di unduh pada 15
Muhammadiyah 2 Yogyakarta. Jurnal Desember 2015)
Pendidikan Akuntansi Indonesia, 12(1). http://usupress.usu.ac.id/files/Metode Penelitian
Satries, Wahyu Ishardino. 2011. Efektivitas Bisnis Edisi 2_Normal_bab 1.pdf (di unduh
Pemberdayaan Pemuda pada Organisasi pada 27 Desember 2015)
Kepemudaan Al Fatih Ibadurrohman Kota http://www.kompasiana.com/nyinyi/minim-
Bekasi. Tesis Mahasiswa Program Pasca pemahaman-sistem-rujukan-bpjs-
Sarjana Universitas Indonesia. kesehatan_ (diunduh pada 8 April 2016)
Sihombing, Norawaty. 2012. Efektivitas http://news.okezone.com (diunduh pada 18 April
Pelaksanaan Program Tanggung Jawab 2016).
Sosial Perusahaan PT.Riau Andalan Pulp http://jateng.tribunnews.com (diunduh pada 18
dan Paper di Desa Rantau Panjang April 2016)
Kecamatan Koto Gasib Kabupaten Siak. http://nasional.news.viva.co.id (diunduh pada 18
Skripsi. April 2016)
Zalukhu, Steady Novrianto. 2014. Efektivitas http://www.slideshare.net/NastitiChristianto/tek
Pelaksanaan Program Penguatan Kapasitas nik-analisis-data-kuantitatif-dan-kualitatif
Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat (diunduh pada 30 mei 2016)
Bencana (LEARN II) Oleh HEKS dan https://www.cermati.com/artikel/ini-dia-tarif-
Yayasan Holi ana’a. Skripsi iuran-bulanan-baru-bpjs-kesehatan
(diunduh pada 15 Desember 2016)
Dokumen: http://infobpjs.net (diunduh pada tanggal 16
Desember 2016)
RTP Puskesmas Srondol Tahun 2016

Website :
bpjs-kesehatan.go.id
http://nasional.tempo.co (di unduh pada 5
Oktober 2015)

14

You might also like