3202 7164 1 SM

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 21

Efek Penghambatan Terhadap Pertumbuhan

Efek Penghambatan Terhadap Pertumbuhan Tumor Paru dan Uji


Ketoksikan Akut Ekstrak Kapsul Chang Sheuw Tian Ran Ling Yao
Pada Mencit (Mus musculus) dan Tikus (Ratus tanezumi)

Ahmad Fudholi, Edy Meiyanto, Imono Argo Donatus, Arief Nurrochmad, Arief Rahman
Hakim & Retno Murwanti

Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada

Inhibitory Phases Effect of The Lung Cancer And Acute Toxicity of Chang Sheuw Tian Ran
Ling Yao Capsule Extracts in House mice (Mus musculus) and Rat (Ratus tanezumi). Efforts
to find anticancer agents have been developed nowadays, some of them are focused in tradi-
tional herbs. One of the available products in the market that claims effective to cure cancer is
the Chang Sheuw Tian Ran Ling Yao, PT. Daun Teratai extract containing CAPSULE (CSTRLY
extract). The aim of this study is to examine of confession of some people which are using
the useful of medicine CSTRLY extract capsule through inhibitor laboratory effect of the
CSTRLY extract in the initiation and post initiation phases of the lung cancer in mice and rats
that had been induced by eather Benzo[α]pyrene (BP) or Dimetilbenz[α]antrazene (DMBA)
and to clarify the potency of acute toxicity and specific toxic manifestations of the
phytopharmaca.
The results showed that the CSTRLY extract can reduce the cancer incidence caused by
carcinogen, BP and DMBA. Moreover, the extract can also inhibit the cancer growth in the
mice and rats, especially in the early post-initiation phase. Further, the histopathological
evaluation showed that up to the highest dose level that technically could be administrated to
the animals (12500 mg/kg bw), no animal death was occurred. Furthermore, the ADG values for
male and female rats indicated no significant different (P > 0.05) that relative to the control
group. No animals were shows physical symptom as a toxic manifestation. It’s indicated that
the phytopharmaca no influenced to somatomotor and nervous system. Within the dose range
administrations, no detectable morphological toxic effects or histophatological changes of the
liver, spleen, heart, and lungs were observed. the acute toxicity value of Chang Sheuw Tian
Ran Ling Yao Capsule was very low (or minimal almost non-toxic with LD50 > 12500 mg/kg bw)
and the spectrum of toxic effects of the phytopharmaca were considered negligible.

Key words: Ekstract, CSTRLY, mice and rat, BP, DMBA, carsinogenesis, lung cancer

PENDAHULUAN setelah penyakit jantung, sedangkan di


Indonesia penyakit kanker menempati
Menurut Badan Kesehatan Dunia urutan keenam penyakit yang menye-
(WHO) penyakit Kanker termasuk babkan kematian (King 2002).
dalam urutan teratas dari kelompok Kanker adalah suatu penyakit sel
penyakit yang berbahaya. Didunia, dengan ciri gangguan atau kegagalan
penyakit kanker menempati urutan kedua mekanisme pengatur multiplikasi dan

1
Fudholi, Meiyanto, Donatus, Nurrochmad, Hakim & Murwanti

fungsi homeostatis lainnya pada sangat diperlukan acuan peraturan


organisme multiseluler. Sel kanker Menteri Kesehatan R.I. Nomor: 760/
mempunyai ciri khusus pada fenotipnya, Menkes/Per/IX/1992. Selanjutnya untuk
yang disebabkan karena adanya mutasi memenuhi persyarata n peredaran
pada genotipnya, yaitu mampu mencu- sediaan obat, calon fitomarmaka
kupi kebutuhan sinyal pertum-buhannya bersangkutan harus lolos berbagai uji
sendiri, tidak sensitif terhadap sinyal praklinik dan klinik baku. Termasuk dalam
antiproliferatif, mampu menghindar dari uji praklinik, salah satunya adalah uji
mekanisme apoptosis, memiliki potensi ketoksikan.
tak terbatas untuk replikasi, mampu Ketoksikan akut adalah derajat efek
menginduksi angiogenesis serta mampu toksik suatu senyawa pada hewan uji
menginvasi jaringan di sekitarnya dan tertentu, yang terjadi dalam waktu singkat
membentuk metastasis (Hanahan & setelah pemberiannya dalam dosis
Weinberg 2000). Sel kanker mengganggu tunggal. Hewan uji yang digunakan paling
sel inang karena menyebabkan: (1) tidak dua jenis hewan, satu jenis hewan
desakan akibat pertumbuhan tumor; (2) pengerat dan satu jenis hewan bukan
penghancuran jaringan tempat tumor pengerat (Loomis 1978; Anonim 1992;
berkembang atau bermetastatis; (3) 1993; Salmon & Sartorelli 1998;
gangguan sistematik lain sebagai akibat Cassady et al. 1999).
sekunder pada pertumbuhan sel kanker Salah satu obat tradisional anti
(Murray et al. 1990; Gibson & Skett. kanker adalah ekstrak Chang Sheuw Tian
1991; Nafrialdi & Ganiswara 1995) Ran Ling Yao (CSTRLY) dalam sediaan
Karsinogenesis adalah pr oses kapsul yang diproduksi oleh Perusahaan
perubahan sel–sel yang berangsur- Jamu Daun Teratai Natural Chinese
angsur berkelakuan sebagai sel–sel Medicine Industry di Bandung, Jawa
kanker atau bisa dikatakan sebagai Barat, Indonesia. Ekstrak CSTRLY
proses dimana sel berubah menjadi sel– adalah ramuan tradisional yang terbuat
sel kanker atau bisa dikatakan sebagai dari tumbuh–tumbuhan yang diambil dari
proses dimana sel berubah menjadi sel dara tan Cina yang diperoleh dari
maligna (kanker) (Muchlisoh 1998; van berbagai tempat di Propinsi Yunan. Dari
de Velde et al 1999). bahan-bahan ini kemudian diolah dan
Obat kanker bekerja tidak selektif diproduksi di Indonesia sebagai ekstrak
dan juga menghambat sel–sel normal dala m sediaan kapsul. Tumbuh–
yang tumbuh cepat dan memiliki aktivitas tumbuhan alami tersebut adalah Form
pembelahan sel yang cukup tinggi seperti japonicus Fr, Radix Pseudo ginseng,
sel–sel sumsum tulang, epitel germina- Ligustrum wallichii Franchet dan
tivum, mukosa saluran cerna, folikel Atractylodes macrochephala Koidzumi
rambut dan jaringan limfosit (Nafrialdi & (Anonim 2000).
Ganiswara 1995; Dean 1998). Selan- Kapsul tersebut telah digunakan oleh
jutnya Untuk melakukan pembutan masyarakat Indonesia. Menurut
bahan pengobatan penyakit tersebut informasi yang terkumpul selama ini, para

2
Efek Penghambatan Terhadap Pertumbuhan

pengguna telah merasakan manfaatnya. Jawa Barat, Indonesia yang beratnya tiap
Dua pengakuan pengguna kapsul tersebut kapsul adalah 200 mg ekstrak.
yakni Agus Hutrisal dan Tati S di dalam Benzo(α)pirena dan 7,12-Dimethyl-
artikel Majalah Kartini 2184 Januari 2007 benz[α]antharance (DMBA) diperoleh
mengungkapkan bahwa masing-masing dari Sigma Chemical Co, Australia.
merupakan penderita kanker paru Bahan-bahan kimia yang lain seperti
stadium IIIB yang menyebar ke getah pelarut, dimetilsulfoksida (DMSO), eter,
bening, jantung trakea dan kanker formalin 10% digunakan atau berfungsi
payudara stadium IIA dan telah sebagai pereaksi. Mencit (Mus
menjalankan khemoterapi dan keduanya musculus) strain balp/c umur 2,5-3 bulan
menginformasikan bahwa adanya kapsul (pada masa estrus) diperoleh dari
herbal Chang Sheuw Tian Ran Ling Biofarma Ba ndung, Jawa Ba rat,
Yao, PT. Daun Teratai yang telah Indonesia; mencit tersebut dikandangkan
dikonsumsinya menyebabkan kesembu- bersama mencit pejantan. Untuk setiap
han total dan berat badan kembali normal 5-7 ekor induk dapat digunakan satu ekor
Berdasarkan pengakuan sebagian pejantan. Seminggu kemudian setiap
masyarakat dan bukti kesembuhan mencit induk yang menunjukkan tanda-
tersebut, maka dilakukan penelitian yang tanda kehamilan dikandangkan (dilakukan
bertujuan untuk melakukan pengujian pada hari ke-21 setelah perkawinan).
ketoksikan akut Kapsul Chang Sheuw Selanjutnya tikus rumah.
Tian Ran Ling Yao untuk mengetahui: (1) Anak mencit yang baru lahir dibagi
Potensi ketoksikan a kutnya, yang dalam lima kelompok yang masing-
dinyatakan sebagai kisaran dosis letal masing kelompok terdiri dari 10-15 ekor
tengah (LD50); (2) Mekanisme yang anak mencit. Kelompok kesatu disuntik
memerantarai terjadinya kema tian secara intraperitonial dengan karsinogen
hewan uji; dan (3) Spektrum efek toksik [Penelitian dilakukan dalam dua seri; seri
yang khas dari calon fitofarmaka. 1 (satu) menggunakan Benzo[α]pirena
Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh dan seri 2 (dua) menggunakan Dimetil-
penghambatan ekstrak CSTRLY terha- benz[α] antrazena yang dilarutkan dalam
dap pertumbuhan tumor paru fase inisiasi Dimetilsulfoksida (DMSO)] pada hari
dan post inisiasi dilakukan uji pada mencit ke-1, ke-8 dan ke-15 setelah kelahiran
dan tikus karena pemberian Benzo(α)- dengan dosis masing-masing sebesar 0,2
pirena (BP) dan imetilbenz(α) antrazena µmol, 0,4µmol dan 0,8 µmol. Volume
(DMBA). maksimum setiap kali penyuntikan adalah
20 µl. Satu kelompok digunakan sebagai
BAHAN DAN CARA KERJA kontrol kanker (tidak mendapat
perlakuan a papun sampai a khir
Ekstrak Chang Sheuw Tian Ran Ling penelitian). Kelompok kedua, ketiga dan
Yao (CSTRLY), diperoleh dari Peru- keempat pada uji fase inisiasi mulai hari
sahaan Jamu PT. Daun Teratai Natural ke-1 sampai hari ke-30 diber ikan
Chinese Medicine Industry di Bandung, suspensi stok ekstrak CSTRLY masing–

3
Fudholi, Meiyanto, Donatus, Nurrochmad, Hakim & Murwanti

masing secara berturut-turut sebesar 450 Pembuatan Suspensi Stok Ekstrak


mg/kg BB, 750 mg/kg BB dan 1500 mg/ CSTRLY. Ditimbang sebanyak 600 mg
kg BB; sedang pada uji efek fase post ekstrak CSTRLY. Ekstrak disuspensikan
inisiasi, pemberian ekstrak dilakukan dengan menggunaka n aqua dest
setelah hari ke 30 hingga akhir sebanyak 10 ml. Larutan stok ekstrak
eksperimen dengan dosis yang sama CSTRLY setiap akan diberikan kepada
dengan uji inisiasi. Kelompok kelima hewan uji, selalu diberikan dalam
disuntik secara intraperitonial dengan keadaan segar.
DMSO dengan dosis dan waktu yang Intensitas karsinogenisitas dinyata-
sama dengan kelompok satu. Kelompok kan sebagai prosentase mencit yang
kelima digunakan sebagai kontrol pelarut menderita tumor pada setiap kelompok
DMSO. serta banyaknya tumor rata–rata per
Setelah mencit berumur 21 hari, bisa organ paru setiap mencit di dalam setiap
disapih dari induknya dan dipisahkan kelompok.
antara mencit jantan dan betina untuk Data yang diperoleh dibandingkan
menghindari terjadinya perkawinan antar kelompok kontrol pelarut DMSO,
selama penelitian. kelompok kontrol kanker dan kelompok
Penelitian pada tikus dilakukan perlakuan. Analisis statistik yang
terhadap tikus betina (Rattus tanezumi) digunakan dengan ana lisis va rian
yang telah berumur 50 hari diperoleh dari (ANOVA) dilanjutkan dengan uji
Fakultas Farmasi-UGM. Tikus dikelom- Scheffe.
pokkan sebagaimana pada mencit. Untuk menguji ketosikan digunakan
Semua tikus diberi DMBA intra gastric satu jenis hewan uji, yakni tikus putih
dengan dosis 2 mg/kg BB dalam larutan galur SD, jantan dan betina dewasa (lebih
minyak jagung. Kelompok uji efek fase kurang 60 hari) dengan bobot badan pada
inisiasi diberi ekstrak setiap hari mulai hari awal penelitian lebih kurang 140 g.
ke 35 hingga 1 hari setelah pemberian Hewan uji diperoleh dari Laboratorium
DMBA dengan dosis 450, dan 1500 mg/ Farmakologi & Toksikologi, Fakultas
kg BB. Sedang kelompok uji efek fase Farmasi UGM, Yogyakarta.
post inisiasi pemberian ekstrak dilakukan Hewan uji dikarantina dan diaklima-
pada bulan pertama setelah pemberian tisasikan selama satu minggu. Tikus
DMBA. Enam bulan setelah pemberian dipelihara pada kamar hewan yang
DMBA, tikus dikorbankan, sedang dengan suhu ruangan dipertahankan pada
mencit dikorbankan pada umur 4 bulan. 24 ±2° C, kelembaban 55 ± 10%, ventilasi
Hewan korban tersebut selanjutnya udara 11–13 kali perjam, dan iluminasi
diambil organ seperti paru, limpa, jantung, 12 jam per hari (jam 07.00 – 19.00 WIB).
ginjal, lambung dan kolon untuk diamati Hewan uji dikandangkan pada
ada tidaknya nodul tumor pada setiap sangkar plastik Econ (W 340 X D 400 X
organ secar a makr oskopis dan H 185 mm) yang diberi alas sekam
dilanjutkan pemeriksaan mikroskopis (setiap sangkar di isi 5 ekor tikus jantan
dengan histo-patologis. atau betina), tikus diberi pakan pelet

4
Efek Penghambatan Terhadap Pertumbuhan

(PPOM, Ditjen POM, Depkes R.I.) dan Untuk tikus jantan, 25 tikus jantan
air minum matang secukupnya dalam dibagi menjadi lima kelompok sama
botol minuman. banyak seca ra rambang (acak).
Bahan uji berupa Kapsul Chang Kelompok I, digunakan sebagai kontrol
Sheuw Tian Ran Ling Yao dari P.J. Daun negatif, diberi PVP 10 % dosis 12500 mg/
Teratai, dengan informasi: Kg BB. Kelompok II, diberi suspensi
Nama: Kapsul Chang Sheuw Tian Kapsul Chang Sheuw Tian Ran Ling Yao
Ran Ling Yao. Sifat-sifat fisik: Warna dosis 20 mg/Kg BB. Kelompok III, IV,
coklat tua (keabu-abuan) dan V, berturut-turut diberi suspensi
Sediaan uji Kapsul Chang Sheuw Kapsul Chang Sheuw Tian Ran Ling Yao
Tian Ran Ling Yao disiapkan sebagai dosis 180; 1462; dan 12500 mg/Kg BB.
suspensi dalam PVP 10 %. Berhubung Untuk tikus betina, pengelompokan
stabilitas sediaan uji belum diketahui hewan uji dan perlakuan sama seperti
dengan pasti, penyiapan untuk penelitian tikus jantan. Untuk melakukan pembe-
ini selalu dibuat segar. rian perlakuan, suspensi kapsul Chang
Untuk melakukan penetapan dosis Sheuw Tian Ran Ling Yao diberikan pada
sediaan uji, dosis terendah sampai hewan uji sesuai dengan jalur yang akan
tertinggi ditetapkan berdasarkan hasil diterapkan pada manusia, lewat oral.
orientasi, dengan faktor perkalian tetap Frekuensi pemberian tunggal, 1 (satu) kali
8,55. Dosis terendah 20 mg/Kg BB selama masa uji berlangsung. Selanjut-
meliputi dosis terapi Kapsul Chang Sheuw nya sebelum perlakuan, hewan uji
Tian Ran LingYao yang apa bila dipuasakan dahulu selama 18 – 24 jam,
dikonversikan ke manusia adalah kurang dengan teta p diberi air minum
lebih sebesar 225 mg untuk berat badan secukupnya (ad libitum).
70 kg, yang diperoleh secara kasar Selama penelitian dilakukan juga
dengan mengikuti tatacara pendekatan pengamatan atau pengukuran terhadap
konversi dosis antar jenis hewan gejala-gejala toksik dan kematian,
(Laurence & Bacharach 1964 cit perubahan berat badan (pengamatan fisik
Donatus dkk. 1992). atau klinik), dan patologi organ-organ
Dosis tertinggi 12500 mg/Kg BB penting hewan uji. Pengamatan fisik
merupakan dosis yang secara teknis (klinis) gejala–gejala toksik dilakukan
dapat diterima oleh hewan uji (sebatas selama 14 hari. Hal ini dilakukan
volume maksimum yang boleh diberikan mengingat sa mpai peringkat dosis
pada tikus). Dosis tertinggi ini lebih tertinggi yang secara teknis dapat
kurang 625 kali dosis terendah (meliputi diberikan, suspensi kapsul Chang Sheuw
dosis terapi pada manusia). Tian Ran Ling Yao tidak menyebabkan
Pengelompokan dan Perlakuan pada kematian hewan uji. Pengamatan fisik
dasarnya tata cara pengujian dan evaluasi terhadap gejala-gejala toksik, dilakukan
uji ketoksikan akut Kapsul Chang Sheuw sesering mungkin pada masa 24 jam
Tian Ran Ling Yao mengikuti model yang pertama, dan paling tidak sekali sehari
disarankan oleh WHO (1978; 1993).

5
Fudholi, Meiyanto, Donatus, Nurrochmad, Hakim & Murwanti

Gambar 1. Nodul tumor tampak seperti bintik-bintik kecil yang berwarna putih
Kekuningan atau putih agak keruh (tanda panah)

Gambar 2. Gambaran mikroskopis paru normal (perbesaran 40 X)

6
Efek Penghambatan Terhadap Pertumbuhan

pada masa pengamatan hari berikutnya serviks. Selanjutnya dilakukan pemerik-


(09.00 – 12.00 WIB). saan gros patologi (makroskopi) adanya
Berat badan hewan uji ditimbang kelainan organ dan jaringan yang ada
pada hari ke nol, tiga, lima, delapan, dalam rongga sefalik, toraik, dan
sebelas, dan empat belas. Patologi organ abdomen.
semua hewan uji yang masih hidup, dan Beberapa organ penting (hati, ginjal,
pada akhir hari ke 14 masa uji limpa, jantung, paru, lambung, dan usus)
dikorbankan dengan cara dekapitasi dari dua tikus pada masing-masing

Gambar 3. Gambaran mikroskopis paru yang terkena kanker (perbesaran 100 X)

Tabel 1. Hasil uji penghambatan karsinogenisitas BP oleh ekstrak CSTRLY fase inisiasi dan
post inisiasi
Kelompok Jml Mencit Jml Mencit Rata-rata Kejadian Penghambatan
(ekor) Terkena Tumor Nodul/Paru ± SE Tumor (%) (%)
Fase inisiasi
Kontrol DMSO 4 - - 0 0
Kontrol BP 5 5 6,40 ± 1,1662 100 0
BP + Obat Dosis I 6 6 3,17 ± 0,3073 100 50,47
BP + Obat Dosis II 5 4 2,75 ± 0,6292 80 57,03
BP + Obat Dosis III 5 4 1,50 ± 0,2887 80 76,56
Fase post inisiasi
Kontrol DMSO 4 - - 0% 0%
Kontrol BP 5 5 6,40 ± 1,1662 100 % 0%
BP + Obat Dosis I 3 3 1,33 ± 0,33 100% 79,22 %
BP + Obat Dosis II 8 8 3,75 ± 0,75 100 % 41,40 %
BP + Obat Dosis III 6 4 1,25 ± 0,25 67 % 80,46 %

7
Fudholi, Meiyanto, Donatus, Nurrochmad, Hakim & Murwanti

kelompok dipersiapkan untuk dibuat setelah organ paru difiksasi atau


preparat histopatologi mengikuti metode diawetkan dengan larutan formaldehida
pengecatan hematoksisilineosin. 10% selama 24 jam (Gambar 1).
Hasil pengamatan secara mikros-
HASIL kopis (Gambar 2) tampak sel-sel epitel
bronkus selapis yang tersusun rapi (tanda
A. Efek penghambatan X), alveolus tampak jernih tidak ada
penyumbatan (tanda Y) dan bronkheolus
Karsinogenitas BP dan DMBA juga tampak jernih (tanda Z). Sedangkan
pada mencit sel-sel epitel bronkus tidak lagi tersusun
Hasil pembedahan dan pemeriksaan selapis sel yang rapi melainkan
secara mikroskopis, semua anak mencit susunannya menjadi tidak beraturan
yang disuntik intraperitonial dengan BP karena overproliferasi (tanda X). Selain
dan DMBA, pada hari ke-1, ke-8 dan ke- itu juga alveolus tampak keruh dan terjadi
15 setelah kelahiran, menunjukkan penyumbatan pada alveolus karena sel-
adanya pertumbuhan tumor pada paru sel tersebut berproliferasi berlebih
mencit. Tumor tersebut dapat dilihat dan sehingga membentuk suatu tumor (tanda
dikenali secara mikroskopis berupa nodul Y). Hal ini juga dapat dilihat pada
kecil berwarna putih kekuningan atau brokheolus nampak terjadi penyumbatan
putih agak keruh yang berdiameter antara yang diakibatkan oleh overproliferasi ari
0,5-1,0 mm. Pengamatan ini dilakukan sel-sel tersebut (tanda Z), hal yang

Tabel 2. Hasil perhitungan ANOVA satu jalan

Kelompok SD SE Interval
BP Kontrol 2,6077 1,1662 3,1621-9,6379
BP + Obat Dosis I 0,7528 0,3073 2,3767-3,9567
BP + Obat Dosis II 1,2583 0,6292 0,7478-4,7522
BP + Obat Dosis III 0,5774 0,2887 0,5813-2,4187

Tabel 3. Hasil Uji Scheffe

Kelompok (I) Kelompok (J) Selisih Rerata (I-J) SE Signifikansi


BP Kontrol BP + Obat Dosis I 3,2333* 0,9353 0,028
BP Kontrol BP + Obat Dosis II 3,6500* 1,0361 0,025
BP Kontrol BP + Obat Dosis III 4,9000* 1,0361 0,003
BP + Obat Dosis I BP + Obat Dosis II 0,4167 0,9970 0,981
BP + Obat Dosis I BP + Obat Dosis III 1,6667 0,9970 0,450
BP + Obat Dosis II BP + Obat Dosis III 1,2500 1,0921 0,730
Keterangan: * berbeda dalam taraf 95 %

8
Efek Penghambatan Terhadap Pertumbuhan

demikian merupakan ciri khas dari sel- mencit dan organ yang lain. Ekstrak obat
sel kanker (Gambar 3). CSTRLY fase inisiasi dosis I dapat
menurunkan prosentase timbulnya tumor
Penghambatan karsinogenisitas paru pada mencit sebesar 50,47%,
oleh ekstrak CSTRLY pada mencit ekstrak CSTRLY dosis II dapat
Secara statistika, mencit yang menurunkan prosentase tumbuhnya
digunakan memberikan respon yang tumor paru pada mencit sebesar 57,03%
homogen atau terdistribusi homogen dan ekstrak CSTRLY dosis III dapat
terhadap karsinogen setelah dilakukan menurunkan prosentase tumbuhnya
pengamatan tumor pada umur 4 bulan, tumor paru pada mencit sebesar 76,56%.
sehingga dapat menggambarkan efek Sedang pemberian obat pada fase post-
relatif tumorgenesitas BP dengan atau inisiasi juga menunjukkan penurunan
tanpa pemberian ekstrak obat (P <0,02). prosentase kejadian tumor yang
Tabel 1 nampak pelarut pembawa signifikan. Secara statistika, dengan
yaitu DMSO yang digunakan untuk menggunakan ANOVA ada perbedaan
melarutkan BP tidak menunjukkan yang signifikan 95% (P<0,05) (Tabel 2
adanya efek karsinogenik pada paru &3).

Tabel 4. Prosentase penurunan jumlah nodul masing-masing kelompok

Kelompok Jml mencit Jml mencit Rata-rata kejadian Penghambatan


(ekor) terkena kanker Nodul/paru kanker (%) kanker (%)
Kontrol DMSO 10 - - 0 0%
DMSO + Dosis II 6 - - 0 0%
Kontrol DMBA 10 9 24,78 90 0%
Inisiasi DMBA + Obat 8 6 11,50 75 53,59
dosis I
Inisiasi DMBA + Dosis 8 4 9,50 50 61,67
II
Post-Inisiasi DMBA + 3 3 17,67 100 28,69
Dosis I
Post-Inisiasi DMBA + 6 4 11,25 66,7 54,60
Dosis II

Tabel 5. Data jumlah mencit yang hidup masing-masing kelompok selama perlakuan

Perlakuan Σ mencit Σ mencit Σ mencit Σ mencit Σ mencit


awal satu bulan dua bulan tiga bulan empat bulan
Kontrol DMBA 48 22 10 8 3
Kontrol DMSO 22 16 16 14 11
Inisiasi Obat Dosis I 21 8 8 8 8
Inisiasi Obat Dosis II 26 11 11 9 8
Post-Inisiasi Obat Dosis I 28 18 5 3 3
Post-Inisiasi Obat Dosis II 16 12 7 7 6

9
Fudholi, Meiyanto, Donatus, Nurrochmad, Hakim & Murwanti

Tabel 6 Prosentase daya hidup mencit untuk tiap-tiap perlakuan dalam kurun waktu tertentu

Perlakuan Awal 1 bulan 2 bulan 3 bulan 4 bulan


Kontrol DMBA 100 45,83 20,83 16,67 6,25
Kontrol DMSO 100 72,72 72,72 63,64 50,00
Inisiasi Obat Dosis I 100 38,10 38,10 38,10 38,10
Inisiasi Obat Dosis II 100 42,31 42,31 34,62 30,77
Post-Inisiasi Obat
Dosis I 100 64,43 17,86 10,72 10,72
Post-Inisiasi Obat
Dosis II 100 75,00 43,75 43,75 37,50

Hasil perhitungan dengan menggu- Uji yang sama hanya dilakukan


nakan ANOVA, BP Kontrol ada satu dengan menggunakan senyawa karsino-
data yang berada di luar interval yaitu gen yang berbeda yaitu DMBA. Hasil
pada BP Kontrol 4 karena jumlah nodul yang diperoleh (Tabel 4) ternyata
lebih dari batas atas yaitu 9,6379 maka menunjukkan hasil yang sama dengan uji
data tersebut tidak dapat digunakan. menggunakan ekstrak CSTRLY yaitu
Sedangkan untuk data yang lain bisa mampu menghambat pertumbuhan tumor
digunakan untuk perhitungan karena paru, baik pada fase inisiasi maupun fase
berada dalam interval baik batas atas dan post-inisiasi.
bawah dengan hasil perhitungan ANOVA Pemberian ekstrak CSTRLY juga
menunjukkan hasil significan (P<0,05) dapat menambah daya tahan hewan
Uji Scheffe memperlihatkan antara percobaan. Kenaikan daya tahan ini
kelompok kontrol dengan kelompok terlihat sejak bulan kedua setelah
perlakuan ketiga dosis terdapat pemberian karsinogen (Tabel 5-6) pada
perbedaan yang signifikan (P< 0,05) tikus yang diberi obat pada fase inisiasi.
(Tabel 3),tetapi sebaliknya dari ketiga
kelompok perlakuan tidak terdapat Penghambatan Ekstrak Chang
perbedaan signifikansinya (P>0,05). Hal Sheuw Tian Ran Ling Yao (CSTRLY),
ini kemungkinan bisa disebabkan karena PT. Daun Teratai terhadap Pertumbu-
pemberian obat yang tidak dapat masuk han Tumor Paru.
semua karena pemberian obat dilakukan Hasil uji penghambatan Ekstrak
pada saat mencit berumur 1 hari sampai CSTRLY terhadap pertumbuhan tumor
berumur 30 hari. Mencit memiliki paru pada tikus yang diinduksi dengan
lambung dengan volume yang sangat DMBA dapat dilihat pada Tabel 7.
kecil (<0,5 ml) sehingga suspensi obat Perlakuan inisiasi dosis I mampu
tidak dapat masuk semua karena volume menurunkan prosentase tikus yang
lambung mencit yang sangat kecil terkena nodul tumor paru-paru sebesar
tersebut. 25%, dengan prosentase penghambatan
terhadap tumor paru sebesar 50%.

10
Efek Penghambatan Terhadap Pertumbuhan

Inisiasi dosis II mampu menurunkan penghambatan terhadap tumor paru


prosentase tumbuhnya nodul tumor paru sebesar 77,8%. Post inisiasi dosis II
sebesar 41,7%, dengan prosentase mampu menurunkan prosentase tikus
penghambatan terhadap tumor paru yang terkena nodul tumor paru-paru
sebesar 83,4%. Post inisiasi dosis I sebesar 40%, dengan prosentase
mampu menurunkan prosentase tikus penghambatan terhadap tumor paru
yang terkena nodul tumor paru-paru sebesar 80%. Post inisiasi dosis III
sebesar 38,9%, dengan prosentase mampu menurunkan prosentase tikus

Tabel 7.. Penghambatan Ekstrak CSTRLY terhadap pertumbuhan tumor paru pada tikus
yang diinduksi dengan DMBA

Kelompok Jml Rata-rata Kejadian Penghambatan


Perlakuan tikus Nodul Paru Tumor Paru (%) (%)
Kontrol Corn Oil 10 0,00 0% -
Kontrol 10 2,00 50 % -
DMBA *
Inisiasi DMBA + 12 1,67 25 % 50,00%
Obat Dosis I
Inisiasi DMBA + 12 2,00 8,3 % 83,40%
Obat Dosis II
Post-Inisiasi DMBA + 9 1,00 11,1 % 77,80%
Obat Dosis I
Post-Inisiasi DMBA + 10 7 10 % 80,00%
Obat Dosis II
Post-Inisiasi DMBA + 12 1,67 25 % 50,00%
Obat Dosis III

Tabel 8. Jumlah tikus yang mati (% respons) selama masa 14 hari setelah pemberian lewat
oral suspensi Kapsul Chang Sheuw Tian Ran Ling Yao

Jumlah-mati
Perlakuan (% respons) LD50 semu
Kelompok (p.o, mg/Kg BB) N (mg/Kg BB)
Jantan Betina
I PVP (12500) 5 0 (0) 0 (0)
II DT (20) 5 0 (0) 0 (0)
III DT (180) 5 0 (0) 0 (0) > 12500
IV DT (1462) 5 0 (0) 0 (0)
V DT (12500) 5 0 (0) 0 (0)
Keterangan:
DT = Suspensi Kapsul Chang Sheuw Tian Ran Ling Yao

11
Fudholi, Meiyanto, Donatus, Nurrochmad, Hakim & Murwanti

210

200

190
Berat badan (g)

180

170

160

150

140

130
0 3 5 8 11 14
Hari
Kel. I Kel. II Kel. III Kel. IV Kel. V

Gambar. 4. Pengaruh pemberian suspensi Kapsul Chang Sheuw Tian Ran ling Yao dosis
20-12500 mg/Kg BB terhadap perkembangan berat badan normal tikus jantan selama
14 hari.

170

165

160

155
Berat badan (g)

150

145

140

135

130
0 3 5 8 11 14

Hari
Kel. I Kel. II Kel. III Kel. IV Kel. V

Gambar. 5. Pengaruh pemberian suspensi Kapsul Chang Sheuw Tian Ran ling Yao dosis
20-12500 mg/Kg BB terhadap perkembangan berat badan normal tikus betina selama
14 hari.

12
Efek Penghambatan Terhadap Pertumbuhan

Tabel 9. Hasil pemeriksaan fisik (purata kenaikan berat badan per hari=ADG) dan gejala-
gejala toksik selama 14 hari terhadap tikus jantan dan betina akibat pemberian
suspensi Kapsul Chang Sheuw Tian Ran Ling Yao dosis tunggal lewat oral.

Kelompok Perlakuan Kelami n X ±KB ADG GejalaC


(p.o, mg/Kg BB) n (g/hari) Toksik
I PVP 10% Jantan 5 3,85 ± 0,15 -
(12500) Betina 5 1,93 ± 0,02 -
II DT Jantan 5 3,08 ± 0,18 b -
(20) Betina 5 1,87 ± 0,10 tb -
III DT Jantan 5 4,33 ± 0,09 tb -
(180) Betina 5 1,33 ± 0,18 b -
IV DT Jantan 5 4,04 ± 0,11 tb -
(1462) Betina 5 1,51 ± 0,06 b -
V DT Jantan 5 3,87 ± 0,06 tb -
(12500) Betina 5 1,64 ± 0,05 tb -

Keterangan :
DT = Suspensi Kapsul Chang Sheuw Tian Ran Ling Yao

X ± KB = purata kenaikan berat badan per hari ± kesalahan baku


tb
relatif terhadap kelompok I (kontrol) perbedaan tidak bermakna (p > 0,05)
b
relatif terhadap kelompok I (kontrol) perbedaan bermakna (p < 0,05)
c
Gejala-gejala yang diamati meliputi berbagai gejala yang terkait dengan gangguan system saraf
pusat dan somatomotor, saraf otonom, pernafasan, kaediovaskular, saluran cerna, genitorinari,
kulit dan bulu, membrane mukosa, dan mata.

yang terkena nodul tumor paru-paru dosis I mampu menghambat jumlah nodul
sebesar 25%, dengan prosentase tumor rata-rata per paru tikus.
penghambatan terhadap tumor paru
sebesar 50%. B. Uji Ketolsikan akut
Walaupun hampir semua perlakuan
memberikan penurunan terhadap Potensi Ketoksikan Akut (LD50 )
pertumbuhan kanker paru, namun dari Seperti terlihat pada Tabel 8, sampai
tinjauan jumlah nodul rata-rata per paru pada hari ke 14 setelah pemberian
secara uji statistika dengan metode suspensi Kapsul Chang Sheuw Tian
Mann-Whitney hanya perlakuan inisiasi Ran Ling Yao lewat oral peringkat dosis
dosis II dan post inisiasi dosis I yang 20 – 12500 mg/Kg BB, tidak ditemukan
memberikan perbedaan yang signifikan adanya tikus jantan maupun betina yang
terhadap kontrol DMBA (P<0,05). mati Berarti harga LD50 larutan ekstrak
Sehingga da pat dika takan bahwa murni Kapsul Chang Sheuw Tian Ran
perlakuan inisiasi dosis II dan post inisiasi Ling Yao pada tikus, tidak dapat dihitung

13
Fudholi, Meiyanto, Donatus, Nurrochmad, Hakim & Murwanti

atau dinyatakan dengan harga pasti. Ran Ling Yao sampai dengan peringkat
Harga yang dapat dinyatakan hanya dosis 12500 mg/Kg BB (± setingkat 625
harga LD50 semunya, sebatas peringkat kali dosis terendah (meliputi dosis terapi),
dosis tertinggi yang secara teknis dapat tidak mempengaruhi sistem susunan saraf
diterima oleh hewan uji yakni lebih besar pusat dan somatomotor, saraf otonom,
dari 12500 mg/Kg BB atau setingkat lebih pernafasan, kardiovaskular, saluran
kurang 625 kali dosis terendah (meliputi cerna, genito urinary, membran mukosa
dosis terapi pada manusia) dan mata.
Pengamatan fisik gejala-gejala Patologi Organ (Spektrum Efek
toksik data yang dikumpulkan berupa toksik), hasil pemeriksaan gros patologi
perubahan berat badan (dinyatakan terhadap organ-organ penting tikus jantan
sebagai purata kenaikan berat badan maupun betina (paru, jantung, hati, limpa,
perhari (ADG) serta gejala-gejala toksik ginjal, lambung, usus) setelah pemberian
yang muncul pada tikus selama 14 hari suspensi Kapsul Chang Sheuw Tian
setelah pemberian suspensi Kapsul Ran Ling Yao sampai dengan dosis 12500
Chang Sheuw Tian Ran Ling Yao. mg/Kg BB, dibandingkan dengan
(Gambar 4-5: Tabel 9). kelompok kontrol, tidak ditemukan adanya
Perubahan berat badan Seperti perubahan yang berarti. Temuan ini
terlihat pada Tabel 9, purata kenaikan diperkuat oleh hasil pemeriksaan
berat badan per hari (ADG) jantan histopatologinya terhadap sel hati, ginjal,
maupun betina kelompok II-IV (setelah paru, jantung, dan usus yang
pemberian suspensi Kapsul Chang memperlihatkan tidak adanya perubahan
Sheuw Tian Ran Ling Yao dosis 17,80- morfologi dan gambaran histologi.
11128,59mg/Kg BB), bila dibandingkan Temuan di atas memperlihatkan
dengan kelompok I (kontrol PVP 10%), bahwa sampai dengan dosis tertinggi
sebagian besar menunjukkan perbedaan yang dapat diterima oleh hewan uji,
yang tidak signifikan (P > 0,05). Secara secara akut suspensi Kapsul Chang
keseluruhan dapat dikatakan bahwa Sheuw Tian Ran Ling Yao tidak
pemberian larutan ekstrak murni Kapsul menunjukkan spektrum efek toksik khas
Chang Sheuw Tian Ran Ling Yao 20 – yang berarti.
12500 mg/Kg BB tidak mempengaruhi
perkembangan berat badan tikus jantan PEMBAHASAN
maupun betina secara nyata.
Gejala-Gejala Toksik (Klinik) sampai Tahap–tahap karsinogenesis secara
dengan hari ke 14 setelah pemberian umum ada beberapa tahap: i) Inisiasi
suspensi Kapsul Chang Sheuw Tian
merupakan tahap pertama karsinogen
Ran Ling Yao dosis 20 – 12500 mg/Kg
BB pada tikus jantan dan betina, tidak hasil dari perubahan genetik yang
teramati adanya gejala-gejala toksik yang mengakibatkan proliferasi sel yang
berarti. Dengan kata lain, pemberian abnormal dari sebuah sel. (Schneider
suspensi Kapsul Chang Sheuw Tian 1997); ii) promosi yaitu fase terjadinya

14
Efek Penghambatan Terhadap Pertumbuhan

perubahan genotip yang disertai dengan hidup pada bulan kedua belum nampak
perubahan fenotip yang meliputi mutasi nyata. Kenya taan tersebut dapat
pada onkogen hingga dapat disebabkan karena kemunginan obat yang
menyebabkan adenoma yang kemudian diberikan belum memberikan efek yang
akan terjadi kehilangan salah satu fungsi langsung melainkan memerlukan
akumulasi di dalam tubuh untuk
dari gen sehingga menyebabkan
menberikan efek yang nyata sehingga
adenoma akhir (Meiyanto 1999; hewan yang telah terpapar dan terinisiasi
Ulfa1999); iii) progesi yaitu terjadinya terla lu kuat oleh kar sinogen yang
aktivasi onkogen dan kehilangan fungsi diberikan terkena efek toksik yang tidak
dari enzim topoisomerase sehingga akan teratasi. Namun demikian, pada bulan
menyebabkan karsinoma dan metastatis keempat, saat dimana pertumbuhan
(Meiyanto 1999), dan yang terakhir tumor umumnya sudah mencapai tingkat
adalah; iv) metastestis yaitu proses yang inva si, ekstrak tersebut mampu
melibatkan beberapa tahap pemisahan, meningkatkan ketahanan hidup hewan
termasuk pemisahan sel kanker dari percobaan. Hasil ini memberikan harapan
tumor primer, masuk ke dalam sirkulasi bahwa ekstrak tersebut kemungkinan
mengandung senyawa-senyawa yang
atau system limfe dan menempel pada
dapat menghambat pertumbuhan tumor
permukaan jaringan yang baru dan sekaligus mampu meningkatkan
(Schneider 1997). keta hanan yang umumnya melalui
Kanker disebabkan oleh beberapa peningkatan system imun.
faktor; faktor lingkungan mempunyai Pemberian obat dilakukan pada fase
keterkaitan erat dengan karsinogenesis inisiasi tumor karena pada fase inisiasi
kimiawi, karena berbagai macam ini terjadi perubahan genetik dari sel
karsinogen kimia dapat ditemui di normal yang disebabkan karena BP.
lingkungan baik di air, tanah, udara Perubahan genetik ini merupakan awal
maupun di dalam bahan alami. Salah satu dari fase inisiasi. Perubahan genetik ini
karsinogen kimiawi tersebut adalah dapat mengakibatkan poliferasi sel
normal yang berlebihan sehingga akan
benzo[α]pirena (BP) yang banyak
mendesak jaringan atau sel-sel normal
ditemui di udara dan dapat berasal dari disekitarnya. Pada fase inisiasi ini bisa
asap gas buang motor, asap tembakau, juga disebabkan oleh adanya interaksi
asap generator pembangkit tenaga antara metabolit BP dengan DNA.
maupun di dalam daging yang Sebelum terbentuk metabolit BP
dipanggang dengan arang (Sugiyanto yang reaktif terlebih dahulu BP diaktivasi
dkk. 1993). oleh enzim sitokhrom p-450 yang ada
Untuk melakukan uji coba infeksi di hepar sehingga akan terbentuk suatu
dan pengobatan tumor seperti pada epoksida yang merupakan zat antara
penelitian ini, tikus yang diberi obat pada pada metabolit BP yang sangat reaktif
fase post inisiasi, kenaikan ketahanan secara kimia. Kereaktifan zat ini dapat

15
Fudholi, Meiyanto, Donatus, Nurrochmad, Hakim & Murwanti

menyebabkan struktur protein, DNA menghambat proses karsinogenesis pada


dan RNA termodifikasi sehingga dapat tumor paru karena karsinogen BP
mengakibatkan perubahan fungsi dari maupun DMBA, baik pada fase inisiasi
makromolekul tersebut. Setelah maupun fase post inisiasi. Penghambatan
terbentuk epoksida, dengan bantuan pada fase inisiasi dapat terjadi pada
enzim hidrase epoksida, akan terbentuk tahap-tahap metabolisme karsinogen,
proximate carcinogen yang akan baik pada tahap pertama aktivitas ataupun
dioksidasi lagi oleh enzim sitokhrom --P- pada tahap kedua, yaitu reaksi konjugasi.
450 menjadi metabolit karsinogen yang Mekanisme seperti ini umum terjadi pada
disebut ultimate carcinogen. senyawa-senyawa alam, khususnya yang
Ultimate carcinogen atau metabolit tergolong dalam senyawa polifenol,
karsinogen ini bersifat elektrofilik karena senyawa polifenol umumnya
sehingga mampu berinteraksi dengan bersifat antioksidan sehingga mampu
makromolekul dalam tubuh yang bersifat menghambat proses oksidasi senyawa
nukleofilik seperti DNA, RNA dan karsinogen oleh Mix Function Oxydation
protein. Interaksi ini akan membentuk (MFO). Di samping itu, penghambatan
suatu ikatan kovalen antar ultimate dapat juga terjadi pada proses perusakan
carcinogen atau metabolit karsinogen DNA oleh karsinogen aktif atau adanya
denga n DNA sehingga dapat induksi perbaikan DNA akibat kerusakan
menyebabkan kesalahan replikasi DNA, tersebut. Mekanisme seperti ini juga
hibridisasi sel dan perubahan pada dapat ditunjukkan oleh senyawa alam,
kromosom. Interaksi ini juga dapat misalnya Kurkumin.
menyebabkan kesalahan replikasi dalam Pada Fase post inisiasi awal
pembentukan pasangan basa pada saat umumnya sel-sel yang menga lami
replikasi DNA, sehingga sel akan perubahan (transfor masi) sudah
mengalami mutasi dan mengakibatkan terbentuk dan siap berkembang untuk
perubahan fungsi dari sel tersebut. menjadi tumor yang progresif. Umumnya
Sehingga hal ini dapat menyebabkan sel sel-sel yang telah berubah tersebut akan
normal berubah menjadi sel kanker akibat mengalami promosi yang ditandai dengan
dari perubahan fungsi tersebut. meningkatnya proses pembelahan sel
Selanjutnya hasil penelitian juga (proliferasi) akibat adanya pacuan dari
menunjukkan bahwa terjadinya senyawa-senyawa endogen (promoter).
penurunan terhadap pertumbuhan kanker Hasil penelitian ini juga menunjukkan
paru, perlakuan inisiasi dosis II dan post bahwa ekstrak tersebut masih mampu
inisiasi dosis I mampu menghambat menghambat pertumbuhan tumor pada
jumlah nodul tumor rata-rata per paru fase ini.
tikus. Ada beberapa kemungkinan aksi
Hasil tersebut diatas menunjukkan dari ekstrak CSTRLY sehingga mampu
bahwa ekstrak CSTRLY tersebut pada menghambat pertumbuhan tumor yaitu:
dosis yang digunakan mampu

16
Efek Penghambatan Terhadap Pertumbuhan

a) zat antiproliferasi sebagai inhibitor dan repressor COX-2.


Ekstrak CSTRLY kemungkinan Jaringan yang mengalami inflamasi akan
dapat berlaku sebagai zat antiproliferasi meningkatkan ekspresi dari COX-2 yang
mela lui beberapa mekanisme. nantinya kan mengakibatkan overpro-
Mekanisme antiproliferasi ekstrak ini duksi prostanoid termasuk di dalamnya
dengan jalan menghambat aktivasi dari adalah prostaglandin (PG). Pada sel-sel
Protein kinase C (PKC). Protein ini kanker, over-ekspresi COX-2 yang
memiliki peranan yang sangat penting berakibat pada overproduksi prostanoid
dalam proses awal pembelahan sel yaitu akan menyebabkan peningka -tan
berperan dalam aktivasi Raf melalui proliferasi sel (Kinoshita 1999 cit
proses fosforilasi. Fosforilasi Raf ini akan Meiyanto, 1999) dan akan mencegah
memacu proses pembelahan sel (mitosis) proses apoptosis (Meiyanto 1999).
melalui serangkaian reaksi yang terjadi Adanya COX inhibitor, maka
di dalam sel. Dengan terhambatnya PKC overproduksi prostanoid akan dicegah
berarti telah menghambat satu tahap dan mencegah proliferasi sel serta
dalam proses perkembangbiakan sel memacu apoptosis. Proses apoptosis
(proliferasi sel) sehingga bahan tersebut dipacu karena adanya akumulasi asam
memiliki potensi sebagai antikanker atau arakhidonat akibat adanya inhibitor
sebagai bahan kemopreventif (Meiyanto COX. Akumulasi asam arakhdonat akan
1999). mengaktifkan enzim sphingomyelinase
yang mengka talisis pembentukan
b) Inhibitor cyclooxygenase (COX) ceramide dar i sphingomyelin.
Ada dua jenis COX yang merupakan Ceramide merupakan upregulasi dari
isofom yang ditemukan hingga saat ini proses apoptosis (Meiyanto 1999).
yaitu COX-1 dan COX-2, yang
keduanya memiliki aktivitas yang sama c) Bahan pemacu apoptosis
sebagai katalase sintesis prostanoid dari Apoptosis merupakan kematian sel
asam arakhidonat. COX-1 memiliki secara terprogram atau program bunuh
peranan yang penting dalam menjaga diri dari sel Apoptosis memiliki peranan
proses-proses fisiologis pada berbagai yang penting dalam menjaga homeostatis
organ dan jaringan. COX-2 diekspresi perkembangbiakan sel dan dengan
karena adanya rangsang tertentu dan adanya deregulasi bisa berakibat
berfungsi sebagai pendukung COX-1 timbulnya berbagai macam penyakit
(Dubois dkk, 1998 cit Meiyanto, 1999). (Evan & Littlewood, 1998 cit Meiyanto,
Pada beberapa sel kanker, ekspresi 1999). Pada sel kanker apoptosis ini telah
COX-2 menunjukkan adanya peningka- mengalami gangguan sehingga sel akan
tan yang sa ngat tinggi apa bila mengalami metastase (Peter et.al.
diba ndingka n dengan sel normal 1997cit Meiyanto 1999).
(Crofford 1996 cit Meiyanto 1999). Proses apoptosis dapat dipengaruhi
Mekanisme penghambatan dari oleh jalur p53-Bax yang merupakan
ekstrak CSTRLY ini kemungkinan protein tumor suppressor dan

17
Fudholi, Meiyanto, Donatus, Nurrochmad, Hakim & Murwanti

regulator yang diaktivasi oleh adanya (CSTRLY), PT Daun Teratai


kerusakan DNA atau adanya stress sebanyak 3 hari sekali selama 30 hari
tertentu pada sel. Protein ini dapat setelah kelahiran cenderung dapat
mema cu proses apoptosis melalui menurunkan prosentase mencit yang
peningkatan ekspresi Bax, gen yang terkena tumor dan prosentase
menjadi suatu protein Bax oleh p53 belum tumbuhnya tumor pada paru mencit
cukup untuk memacu proses apoptosis karena karsinogen Benzo(α)pirena (BP)
sehingga masih diperlukan pemacu dan karsinogen 7,12-Dimethyl-
lainnya. Bax bersama-sama dengan benz[á]antharance (DMBA).
protein lainnya akan mengaktifkan Pada kelompok perlakuan DMBA
cytocrom c (cyt c) yang dilepas dari yang diberi ekstrak CSTRLY dosis
mitokondria dan selanjutnya akan terjadi 450 mg/kg BB dan dosis 750 mg/kg BB
aktivasi berantai terhadap caspase3 bila dibandingkan dengan kelompok
sehingga apoptosis terjadi (Meiyanto kontrol kanker (DMBA) menunjukkan
1999). penurunan prosentase jumlah nodul
Oleh karena penelitia n ini kanker dan diameter nodul kanker rata-
merupakan penelitian pendahuluan untuk rata masing-masing sebesar 53,59% ;
mengetahui efek ekstrak CSTRLY dalam 61,67% dan 27,80% ; 54,64%. Pada
menghambat proses karsinogenesis, perlakuan dengan BP, ekstrak dengan
khususnya pada fase inisiasi dan post dosis 450 mg/kg BB belum dapat
inisiasi awal. Untuk mengetahui efeknya menurunkan prosentase kejadian tumor
terhadap kanker yang sudah dalam pada paru mencit tetapi dapat
stadium lanjut (metastasis) masih menurunkan prosentase tumbuhnya
diperlukan rancangan penelitian lagi yang tumor pada paru mencit sebesar 50,74%;
merupakan kelanjutan dari penelitian ini. ekstrak dengan dosis 750 mg/kg BB
Di samping itu untuk memastikan dapat menurunkan prosentase kejadian
mekanismenya sebagai penghambat tumor pada paru dan dapat menurunkan
perkembangan kanker pada tahap inisiasi prosentase tumbuhnya tumor pada paru
atau post inisiasi awal perlu dilakukan mencit
penelitian tersendiri. Penelitian akan lebih Pada kelompok perlakuan post
sempurna bila dilakukan pencarian inisiasi yang diberi ekstrak CSTRLY
senyawa aktif yang tekandung dalam dosis 450 mg/kg BB dan dosis 750 mg/
ekstrak tersebut dan ditambah dengan kg BB bila dibandingkan dengan
penelitian secara invitro menggunakan kelompok kontrol kanker (DMBA)
cell lines yang dikembangkan dari sel menunjukkan penurunan prosentase
kanker manusia. jumlah nodul kanker dan diameter nodul
kanker
KESIMPULAN Pada percobaan dengan tikus,
perlakuan inisiasi dosis 450 mg/kg BB
Pemberian ekstrak Chang mampu menurunkan prosentase tikus
Sheuw Tian Ran Ling Yao yang terkena nodul tumor paru-paru

18
Efek Penghambatan Terhadap Pertumbuhan

sebesar 25% dengan prosentase UCAPAN TERIMAKASIH


penghambatan terhadap tumor paru
sebesar 50%. Dosis 750 mg/kg BB Penulia mucapkan banyak terimakasih
mampu menurunkan prosentase kepada Prof.Dr. Ibnu Gholib Ganjar,
tumbuhnya nodul tumor paru sebesar DEA.,Apt, Drs. Mulyono, Apt, Drs.
41,7% dengan prosentas penghambatan Agung Endro MSi.,Apt, Drs. T.N.
terhadap tumor paru sebesar 83,4%. Post Syaifullah, MSi.,Apt atas bantuannya
inisiasi dosis 450 mg/kg BB mampu dalam menyelesaikan projek penelitian
menurunkan prosentase tikus yang ini. Penelitian ini terlakana karena
terkena nodul tumor paru-paru sebesar menggunaka n bahan baku yang
38,9% dengan prosentase penghambatan diperoleh dari PT. Daun Teratai.
terhadap tumor paru sebesar 77,8%. Post
inisiasi dosis 750 mg/kg BB mampu
menurunkan prosentase tikus yang DAFTAR PUSTAKA
terkena nodul tumor paru-paru sebesar
40% dengan prosentase penghambatan Anonim 1978. Enviromental Health
terhadap tumor paru sebesar 80%. Criteria 6: Principal and Method
Potensi ketoksika n akut-oral for Evaluating the Toxicity of
suspensi Kapsul Chang Sheuw Tian Chemicals, Part I, WHO, Geneva.
Ran Ling Yao pada tikus jantan dan Anonim, 1992. Fitofarmaka dan
betina, termasuk kategori minimal Pedoman Fitofarmaka, Direktorat
praktis tidak toksik (LD 50 semu > Pengawasan Obat Tradisional:
12500 mg/Kg BB) Jakarta.
Pemberian suspensi Kapsul Chang Anonim, 2000. Sehat dengan Sistem
Sheuw Tian Ran Ling Yao 20 – 12500
Adaptogen, Majalah Panji
mg/Kg BB (± 625 kali dosis terapi), tidak
Masyarakat, No. 28 Tahun IV,
menunjukkan gejala – gejala toksik yang
berarti. 51-54, Jakarta.
Sampai dengan dosis tertinggi yang Cassady, JM, WM. Baird & CJ.
dapat diterima oleh hewan uji (± setingkat Chang. 1999, Natural Products As
625 kali dosis terapi) tidak menunjukkan A Source Of Potential Cancer
spektrum wujud efek toksik – khas yang Chemotherapeutic And
berarti. Chemopreventive Agents,
Penggunaan ekstr ak Chang Journal Of Natural Products, 53
Sheuw Tian Ran Ling Yao (1), 23-41.
(CSTRLY) secara klinik dapat Dean, M. 1998, Cancer as A Complex
menghambat pertumbuhan sel kanker
Development Disorder, Cancer
pada hewan uji
Res 58: 5633-5636
Donatus, I.A., D. Suhardjono, Nurlaila.,
Sugiyanto, L. Hakim, D. Wahyono,

19
Fudholi, Meiyanto, Donatus, Nurrochmad, Hakim & Murwanti

Mulyono. 1992. Petunjuk Nafrialdi & SG. Ganiswara. 1995,


Praktikum Toksikologi, Edisi I, Antikanker dan Imunosupressan,
Lab. Farmakologi & Toksikologi, dalam Ganiswara, S.G., Setiabudy,
Fakultas Farmasi Universitas R., Suyatna, F.D. & Purwantyastuti
Gadjah Mada, Yogyakarta. (Eds.), Farmakologi dan Terapi,
Gibson, GG. & PF. Skett. 1991, Edisi keempat, 686-690, Bagian
Pengantar Metabolisme Obat, Farmakologi Fakultas Kedokteran
Aisyah, I. B Penterjemah. 88- Universitas Indonesia, Jakarta.
107, 245-251, Universitas Salmon, ES. & Sartorelli, AC.,
Indonesia Press, Jakarta. 1998, dalam Katzung, B.G.
Hanahan, D.&Weinberg R.A., 2000, (Eds.), Farmakologi Dasar dan
The Hallmark of Cancer, Cell, Klinik, edisi VI, diterjemahkan
1000: 57-70 oleh staf dosen Fakult as
http://www.google.com/medline/ Kedokteran Universitas Sriwijaya,
journal/pseudo ginseng 857-860, Penerbit Buku
King, RJB. Cancer Biology, 2nd Ed., Kedokteran EGC, Jakarta.
157-173, Pearson Education Ltd., Schneider, KA. 1997, Cancer Genetics,
London Encyclopedia Of Human
Loomis, TA. 1978. Essentials of Biology, 2nd edition, Volume 2,
Toxicology, 3 rd ed, Lea & 312-315, Academic Press,
Febiger, Philadelphia. London.
Meiyanto, E. 1999. Kurkumin Sebagai Sugiyanto, B. Sudarto & E. Meiyanto.
Obat Kanker: Menelusuri 1993. Ef ek Penghambatan
Mekanisme Aksinya, Majalah Karsi nogenisi ta s
Farmasi Indonesia. 10: 227. Benzo[á]pirena Oleh Preparat
Muchlisoh, 1998. Pengaruh Pra Tradisional Tanaman Gynura
Perlakuan Benzo[á]pirena Sp. Dan Identifikasi awal
Terhadap Daya Anti Inflamasi Senyawa Yang Berkhasit,
Aspirin dan Indometazin Pada Laporan Penelitian P4M, Dirjen
Tikus Putih Jantan, Skripsi, Dikti, Fakultas Farmasi Universitas
Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Gadjah Mada, Yogyakarta. Ulfa, EM. 1999, Pengaruh Pemberian
Murray, RK, DK.Granner, PA. Mayes, Ekstrak Etanol Daun Gymura
& VW.Rodwel. 1990, Biokimia Procumbens (Lour.) Merr. Pada
Harper, Edisi ke-24, Alih Bahasa Fase Pre Inisiasi Sampai Inisiasi
Andry Hartono, 784-807, Penerbit Pertumbuhan Tumor Lambang
Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Mencit Karena Benzo[a]pirena,
Skripsi, Fakultas Farmasi

20
Efek Penghambatan Terhadap Pertumbuhan

Universitas Gadjah Mada, World Health Organization (WHO),


Yogyakarta. 1993, Research Guidelines for
van de Velde, C.J.H., Bosman, F.T., & Evaluating the Safety and
Wagner, 1999, Onkologi, Alih Efficacy of Herbal Medicines,
bahasa oleh Arjono, 4-24, 333- WHO, Manila.
345, Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.

21

You might also like