PEDOMAN TEKNIK
TATA CARA
PELAKSANAAN PEMBUATAN JALAN
DIATAS TANAH GAMBUT
DENGAN MENGGUNAKAN PONDASI
GALAR KAYU
No. 009/T/BM/1999
Lampiran No. 4 Keputusan Direktur Jenderal Bina Marga
No, 03//KPTS/Db/1999 Tanggal 15 Februari 1999
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
Diterbitkan oleh : PT. Mediatama Saptakarya (PT. Medisa)
YAYASAN BADAN PENERBIT PEKERJAAN UMUMDEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
ALAMAT : JALAN PATTIMURA NO. 20 TELP. 7221960 -7203166- 7222806 FAX 7383938
KEBAYORAN BARU - JAKARTA SELATAN KODE POS 12110
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BINA MARGA
NOMOR : 03/KPTS/DD/1999
TENTANG
PENGESAHAN EMPAT PEDOMAN TEKNIK DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA.
DIREKTUR JENDERAL BINA MARGA,
Menimbang :
a, bahwa dalam rangka menunjang pembangunan nasional di bidang kebinamargaan dan
kebijaksanaan pemerintah untuk meningkatkan pendayagunaan sumber daya manusia
dan sumber daya alam, diperlukan pedoman-pedoman teknik bidang jalan,
1. bahwa pedoman teknik yang termaktub dalam Lampiran Keputusan ini telah disusun
berdasarkan konsensus pihak-pihak yang terkait, dengan memperhatikan syarat-syarat
kesehatan dan keselamatan umum serta memperkirakan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi untuk memperoleh manfaat sebesar-besarnya bagi
kepentingan umum sehingga dapat disahkan sebagai Pedoman Teknik Direktorat
Jenderal Bina Marga;
bahwa untuk maksud tersebut, perlu diterbitkan Keputusan Direktur Jenderal Bina
Marga.
Mengingat :
Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1974, tentang Pokok-Pokok Organisasi
Departemen;
. Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 1984, tentang Susunan Organisasi Departemen,
Keputusan Presiden Nomor 278/M Tahun 1997, tentang Pengangkatan Direktur
Jenderal Bina Marga;
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 211/KPTS/1984 tentang Susunan
‘Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pekerjaan Umum,
. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 111/KPTS/1995 tentang Panitia Tetap dan
Panitia Kerja serta Tata Kerja Standardisasi Bidang Pekerjaan Umum,
. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 28/KPTS/1995 tentang Pembentukan
Panitia Kerja Standardisasi Naskah Rancangan SNU/Pedoman Teknik Bidang
Pengairan/Jalav Permukiman;Membaca :
‘Surat Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pekerjaan Umum Nomor IP.01.01-
KL/239 tanggal 30 Desember 1998 tentang Penetapan Rancangan Standar Menjadi
Pedoman Teknik Direktorat Jenderal.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BINA MARGA TENTANG PENGESAHAN
EMPAT PEDOMAN TEKNIK DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA.
Kesatu. : Mengesahkan empat Pedoman Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga,
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini yang merupaken
bagian yang tak terpisahkan dari ketetapan ini.
: Pedoman Teknik tersebut pada diktum kesatu berlaku bagi unsur aparatur
pemerintah bidang Kebinamargaan dan dapat digunakan dalam perjanjian
kerja antar pihak-pihak yang bersangkutan dengan bidang konstruks
: Menugaskan kepada Direktur Bina Teknik, Direktorat Jenderal Bina Marga
untuk
4. menyebarluaskan Pedoman Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga;
b. memberikan bimbingan teknik kepada unsur pemerintah dan unsur
‘masyarakat yang bergerak dalam bidang kebinamargaan,
¢. menghimpun masukan sebagai akibat dari penerapan Pedoman Teknik ini
untuk penyempurnaannya di kemudian hari.
Keempat: Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan bahwa, jika
terdapat kesalahan dalam penetapan ini, segala sesuatunya akan diperbaiki
sebagaimana mestinya,
‘Tembusan Keputusan ini disampaikan kepada Yth,
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan PU, selaku Ketua Panitia Tetap
Standardisasi
Direktur Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga, selaku Ketua Panitia Kerja
Standardisasi Bidang Jalan,
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan, selaku Sekretaris Panitia Kerja
Standardisasi Bidang Jalan.Nomor
Tanggal
Keputusan Direktur Jenderal Bina Marga
04 KPTS/Db/1999
25 Februari 1999
PEDOMAN TEKNIK DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
JUDUL PEDOMAN TEKNIK
NOMOR PEDOMAN
TEKNIK
@
@
| Pedoman Pemasangan Modifikasi Jembatan
Bailey dengan Cara Perkuatan Kabel, Bentang
total 88,45 meter.
006/T7BM/1999
Pedoman Pemasangan Modifikasi Jembatan
Bailey dengan Cara Perkuatan Kabel, Bentang
total 64,05 meter.
(007/T/BM/1999
Tata Cara Perencanaan Pembuatan Jalan di atas,
Tanah Gambut dengan Menggunakan Pondasi
Galar Kayu
008/T/BM/1999
Tata Cara Pelaksanaan Pembangunan Jalan di
atas Tanah Gambut dengan Menggunakan
Pondasi Galar Kayu
009/T/BM/1999DAFTAR ISI
Keputusan Direktur Jenderal Bina Marga No. 03/KPTS/Db/1999 tanggal,
15 Februari 1999
DAFTAR ISI
BAB I DESKRIPSI
1.1 Ruang Lingkup
1.2. Pengertian ..
KETENTUAN - KETENTUAN,
241 Umum
2.2. Teknik
2.2.1. Pelaksanaan
2.2.2. Peralatan
2.2.3. Bahan
CARA PENGERJAAN
3.1 Persiapan ...
3.1.1. Penentuan Lokasi.
3.1.2. Penyiapan Tanah Dasar
Pemasangan Separator
3.3.2. Penimbunan Material
3.4. Gambar Konstruksi di atas gambut
LAMPIRAN A : DAFTAR ISTILAH
LAMPIRAN B : LAIN - LAIN
LAMPIRAN C : DAFTAR NAMA DAN LEMBAGA.
PeBonan Teknik NoOOo/T/BM/1999BABI
DESKRIPSI
Ruang Lingkup
Tata cara ini mencakup cara-cara pelaksanaan pembuatan jalan di atas
tanah gambut dengan menggunakan galar kayu,
Pengertian
1) Tanah gambut adalah tanah organik yang mengandung kadar abu
lebih kecil dari 25% (sesuai ASTM D 2974-87).
2) Galar kayu adalah batang kayu yang digunakan dalam pembuatan
jalan di atas tanah gambut dengan dimensi tertentu dan disusun
membentuk galar.
Pedoman Teknik No.00g/T/BM/1999BABI
KETENTUAN - KETENTUAN
Umum
Pada umumnya tanah gambut terdapat di daerah rawa dengan muka air
cukup tinggi yang dipengaruhi pasang surut, dan pada permukaan lahan
sering dijumpai tunggul-tunggul kayu.
Teknik
Pelaksanaan.
1) Untuk dudukan galar kayu diperlukan tanah dasar yang rata.
2) Galar kayu yang digunakan dapat berupa batang kayu atau hasil
olahan dengan Spesifikasi seperti pada Tabel 1 :
TABEL 1
SPESIFIKASI GALAR KAYU
Uraian Dersyaratan Keterangan
Diameter >8Cm “Termasuk kaya
Panjang 2400 em: hasil olahan
Kelurusan Cukup Turus
Kekuatan ‘min kelas III PKKI 1973
‘Umur Culcup Tua
3) Di atas susunan galar kayu dibentuk timbunan badan jalan sesuai
dengan spesifikasi Bina Marga.
Peralatan
1) gergaji kayu
2) kampak
3) palu 5 kg
eBoman Teknik No.009/T/BM/19994) linggis
5) cangkul
6) alat pengangkut tanah.
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pembuatan jalan di atas
tanah gambut:
1) Untuk perataan
dapat berupa bahan lokal setempat; tanah lempung, organik, pasir
kkuarsa, dan bahan PLTB (Penyiapan Lahan Tanpa Bakar).
2) Untuk bahan timbunan
isesuaikan dengan spesifikasi Bina Marga (Lampiran B).
3) Bahan lapis pemisah/separator
(1) geotextile non woven;
2) plastik terpal, anyaman bambu (bilik);
(3) paku panjang | = 1,5 dari diameter kayu yang akan dial.
‘Pedoman Teknik No.009/T/BM/199934 Persiapan
3.1.1 Penentuan Lokasi
Pasang patok-patok ukur untuk menentukan lebar jalan (Bs) dan jarak
dari tepi kaki timbunan ke tepi saluran. Lihat gambar berilat:
Ter Patan gala ka
‘ungeut
= = (Tagab Asti
Muka Air
tO EAT
PERSIAPAN PERLETAKAN GALAR KAYU
Keterangan :
S = Saluran
By = Lebar bawah timbunan badan jalan
L_ = Jarak tepi timbunan ke saluran, dianjurkan = Jarak Bs.
3.1.2, Penyiapan Tanah Dasar
Lakukan penyiapan tanah dasar seperti gambar 1, dengan cara berikut :
1) Tebas tumbuhan yang ada di lokasi, hingga hanya tinggal vunggulnya
saja.
Pedoman Teknik No.009/T/BM/19992) Ratakan lahan dengan sistem Penyiapan Lahan Tanpa Bakar (PLTB).
Bila muka air tinggi, maka tinggikan tanah dasar sampai di atas muka
air.
3) Buat saluran di kiri dan kanan tanah dasar badan jalan sesuai dengan
Gambar 1 yang berguna untuk pengaturan muka air.
4) Tumpukdan bahan galian saluran di daerah “L” pada gambar 1.
5) Timbunkan tumpukan bahan galian pada badan jalan setelah bahan
tersebut tidak terlalu basah.
3.2 Pelaksanaan
3.2.1 Pemasangan Galar Kayu 1 (Satu) Lapis
1) Pasang galar kayu 1 (satu) lapis untuk lebar bawah timbunan badan
jalan <4 m sesuai dengan gambar 2, dengan cara sebagai berikut :
(1) Langsung pasang galar kayu dengan rapat tanpa penyambungan.
Q Agar galar kay menjadi satu ke satuan yang saling silang, maka
dliburubkan 3 (tiga) pengapit dari kayu dengan ukuran
ee sama dengan galar utama masing-masing 1 (satu) pengapit
ditengah, 1 (satu) pengapit di pinggir kiri, dan 1 (satu) pengapit
di pinggir
(3) Hubungan pengapit dengan galarkayu dapat dipaku.
oe Karn
<4 meter
By =4 meter
GAMBAR 2
GALAR KAYU SATU LAPIS UNTUK LEBAR JALAN 4M
Pedoman Teknik No.009/T/BM/19992) Pasang galar kayw 1 (satu) lapis untuk lebar bawah timbunan badan
jalan <7,5 m, sesuai dengan gambar 3 dengan cara sebagai berikut:
(1) Langsung pasang galar kayu dengan penyambungan rapat;
(2) Uraian idem 3.2.1 1) (2);
(3) Uraian idem 3.2.1 1) (3).
Pengapii
GALAR KAYU SATU LAPIS DENGAN,
LEBAR BAWAH TIMBUNAN < 7,5 M.
3) Pasang galar kayu 1 (satu) lapis untuk lebar bawah timbunan badan
jalan sampai 11 meter, dengan cara sebagai berikut :
(1) Lakukan penyambungan galar seperti gambar 4.
(2) Paku 7 (cujuh) buah pengapit sesuai gambar 4, hingga menjadi
satu ke satuan.
(3) Jarak dari tepi dasar timbunan ke tepi saluran (L) dianjurkan
‘minimal sama dengan lebar saluran (Ls).
Pedoman Tekutik No.00g/T/BM/1999Heagani
GAMBAR 4
GALAR KAYU SATU LAPIS DENGAN LEBAR BAWAH TIMBUNAN,
SAMPAI DENGAN 11M.
4) Pemasangan galar kayu di ticungan
Pasang galar kayu di tikungan searah jari-jari dan isi ruang-ruang
kosong dengan potongan-potongan galar yang diperkuat dengan
paku,
Pengapit
Contof galar 1(satu) lapis
\
\— ~y
\ /
GAMBAR 5
PEMASANGAN GALAR KAYU DI TIKUNGAN
Pedoman Tekeik NoooyT/BM/I999
a3.22 Susunan Galar Kayu 2 (dua) Lapis
1) Susunan galar kaya 2 (dua) lapis di jalan lurus :
a) Lapis paling bawah (lapis 1) dipasang rapat arah memanjang
jalan.
(2) Lapis atas (lapis 2) dipasang arah melintang jalan, dengan
susunan sesuai ketentuan lebar bawah timbunan By (By < 4.00
m; 4m < B, <7,5 m; 7,5 m << By < 11 m) seperti telah
dijelaskan dalam susunan galar 1 lapis.
(3) Hubungan antara lapis 1 dengan lapis 2 dapat diperkuat dengan
paku.
2) Ditikungan
Lapis paling bawah dipasang sejajar dengan sumbu jalan searah
dengan tikungan bagian-bagian yang kosong harus diisi dengan
potongan-potongan galar kayu yang sesuai.
Lapis atas dipasang melintang seperti tikungan galar 1 (satu) lapis
(hat butir 3.2.1. 4).
Susunan Galar Kayu lebih dari Dua Lapis
Susunan galar kayu lebih dari dua lapis diusahakan agar lapis paling
avas dipasang arah melintang jalan.
3.2.3. Pemakuan
Pemakuan dilalcukan agar susunan galar tidak cepat berubah akibat beban
alu lintas. Untuk hal tersebut dilakkukan pemakuan sebagai berikut :
1) Daerah pinggir galar sedapat mungkin antar galar dipaluu semuanya
(ihat gambar 6).
2) Daerah tengah dapat dipakna dengan jarak 1 meter satu sama lain agar
pemakaian pau culcup ekonomis (lihat gambar 6).
Pedoman Teknik No.009/T/BM/2999.3.3 Timbunan
3.3.1, Pemasangan Separator
1) Pasang bahan lapis pemisah selebar permukaan galar kayu yang telah
dipasng dengan diber tambaban Iba 1 at) meter pada bagian
keiti/kanannya. Lihat gambar be
ny? lebar separator
Im sninimal Im
GAMBAR 7
PEMASANGAN SEPARATOR DI ATAS GALAR_
‘Pedoman Teknik No.009/T/BM/19992) Bila bahan pemisah menggunakan anyaman
tambahan, coe began Ki Ikin/kanannya tidak “UE dipeliken Oats
diperhatikan pada sambungannya, Sambungannya dibuat saling
tindih, sepanjang minimal 10 em diber pengapi.
Penimbunan Material
‘Tebal timbunan bahan jalan minimal 1 (satu) meter.
1) Bila separator merupakan bahan hasil pabrikasi timbunan lapisan
pertama setebal % m padat harus berupa tanah berbutir.
2) Bila digunakan separator anyaman bambu (bilik) timbunan lapis
pertama % m padat tidak perfu digunakan tanah berbutir dan bukan
gambut.
3) Lapis timbunan berikutnya menggunakan bahan timbunan sesuai
dengan bulcu 3 spesifikasi Bina Marga (Lampiran B).
4) Lapis timbunan selanjutnya dilaksanakan sesuai dengan perencanaan.
Gambar Konstruksi di Atas Gambut.
1) Untuk galar 1 (satu) lapis
Lapis tirabunan
sesuai spesifikasi
Bina Marga (lampiren B)
Timbunan
GAMBAR 8. KONSTRUKSI GALAR SATU LAPIS
Pedoman Teknik Naoog/T/AMI9992) Unwak galar 2 (dua) lapis.
— Lapis timbunan
sesuai spesifikasi
Bina Marga (lampiran B)
Timbunan
lapis pertama
GAMBAR 9. KONSTRUKSI GALAR DUA LAPIS
‘Pedoman Teknik No.009/T/BM/1999‘Pedoman Teknik No.009/T/BM/1999Spesifikasi Bahan Timbunan.
(Buku 3 Spesifikasi Bina Marga)
[Jenis Urugan | Spesifikasi Keterangan
1. Unugan Biasa | Tidak termasuk jenis tanah plastisitas tinggi | Klasifikasi AASHTO
(A-7-6 atau CH) M 145 atau lasfikasi
Bila penggunaan tanah plastistas tinggi | unified,
tidak dapat dihindarkan, bahan tersebut
‘harus digunakan hanya pada bagian dasar
dari urugan atau pada urugan kembali yang
tidak memerlukan daya dulsung yang tinggi
Tanah plasts seperti iu tidak boleh
1,25 tidak boleh
diganakan.
Memenuhi persyaratan urugan basa.
‘CBR > 10% setelah ¢ hari perendaman bila
dlipadatkan sampai 100% kepadatan kering
‘maksinum sesuai SNI-1742-1989-F.
Bila digunakan dalam keadaan di mana
pemadatan dalam keadaan jenuh atau banjir
tidak dapat dihindari, urugan pilihan
hharuslah pasir atau kerikil atau bahan
berbutir bers lainnya dengan indeks
plastistas maksimum 6%.
Bila digunakan pada lereng atau pekesaan | Tipe bahan yang
stabilisasitimbunan atau pada situasi dlipih vegrantung,
Jainnya dimana kuat geser penting tapi kecuraman
dlijumpai kondisi pemadatan normal din _| lereng atau pada
kkering, urugan pilihan dapat dari pada atau | tekanan yang akan
keerikil berlempung bergradasibaik atau —_| ipl
Jempungan berpasir atau lempung
berplasisitas rendah.
‘Pedoman Tekrik Na.0og/T/BM/19992), Penyusu
».1
Ir, Hartom, MSe
DR. Ir. Heddy Rahardian, MSe
Ir. joke Sulistyono, Mi
LAMPIRAN C
DAFTAR NAMA DAN LEMBAGA
Pusat Lithang Jalan
Dijen Bina Marga
Pusat Lithang Jala
Assosiasi Profesi
Assosiasi Profesi