Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

Jurnal Keperawatan Profesional (JKP)

Volume 8, Nomor 1 Februari 2020


p-ISSN: 2355-679X; e-ISSN: 2685-1830

Pengaplikasian Kayu Apu (Pistia stratiotes L) Dalam Menurunkan


Kadar BOD, COD dan TSS Pada Limbah Cair Laboratorium Di RSUD
Besuki Kabupaten Situbondo

Sudiana Vurigga Sari¹, Narwati², Pratiwi Hermiyanti³


123
Poltekkes Kemenkes Surabaya email: vuri_besuki@yahoo.com

ABSTRACT

Hospital Laboratory wastewater contains organic compounds with a high


enough concentration and possibly contain other chemical compounds and
pathogenic microorganisms that can cause disease to the surrounding
community. A way to overcome this problem is to do hospital laboratory liquid
waste treatment. One alternative that can be used is the phytoremediation
method using apu wood plants. Research on decreasing levels of BOD, COD
and TSS in Besuki Public Hospital laboratory wastewater using Apu Wood
(Pistia stratiotes L) was carried out in January - March 2019 with the aim to
determine the decrease in laboratory wastewater BOD, COD and TSS after
being given Apu (Pistia stratiotes L). The method used in treating liquid waste
laboratory is phytoremediation. The results showed that after being treated
as many as 10 treatments with the contact time of the apple plant for 1 day,
3 days and 6 days there was a significant decrease in BOD levels in the
treatment with indigo P = 0,000 <0,05 for COD levels based on ANOVA
output, known the value based on Anova sig table results is 0,000 <0,05 so it
can be concluded that the average COD level after being treated is
"DIFFERENT" significantly while the TSS parameter is ANOVA test with sig
value 0,309> 0,05 which means "NO DIFFERENCE "Significantly on the
treatment. It is recommended for further research, it should be endeavored to
use plants that have resistance to waste, especially for contact time so that
they can use higher waste concentrations with longer contact times.

Keywords: BOD, COD, TSS, Apu Wood Plant (Pistia stratiotes L


Jurnal Keperawatan Profesional (JKP)
Volume 8, Nomor 1 Februari 2020
p-ISSN: 2355-679X; e-ISSN: 2685-1830

Abstrak

Air limbah Laboratorium Rumah Sakit mengandung


senyawa organik dengan konsentrasi yang cukup
tinggi dan kemungkinan mengandung senyawa-
senyawa kimia lain serta mikroorganisme patogen
yang dapat menyebabkan penyakit terhadap
masyarakat di sekitarnya. Suatu cara untuk
menanggulangi permasalahan tersebut adalah
melakukan pengolahan limbah cair laboratorium
Rumah Sakit. Salah satu alternatif pengolahan
limbah cair yang dapat digunakan adalah metode
fitoremediasi menggunakan tanaman kayu apu.
Penelitian tentang penurunan kadar BOD, COD dan
TSS pada limbah cair laboratorium RSUD Besuki
dengan menggunakan Kayu Apu (Pistia stratiotes L)
telah dilakukan pada Bulan Januari - Maret 2019
dengan tujuan untuk mengetahui penurunan kadar
BOD, COD dan TSS limbah cair Laboratorium
sesudah diberi Kayu Apu (Pistia stratiotes L). Metode
yang digunakan dalam mengolah limbah cair
Laboratorium adalah fitoremediasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sesudah diberi perlakuan
sebanyak 10 perlakuan dengan waktu kontak
tanaman kayu apu selama 1 hari, 3 hari dan 6 hari
mengalami penurunan kadar BOD yang signifikan
pada perlakuan dengan nila P = 0,000 < 0,05 Untuk
Kadar COD berdasarkan output anova, diketahui
nilai berdasarkan hasil tabel Anova sig sebesar 0,000
< 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata
kadar COD seteah diberi perlakuan tersebut
“BERBEDA” secara signifikan Sedangkan pada
parameter TSS uji ANOVA dengan nilai sig 0,309 >
0,05 yang artinya“TIDAK ADA PERBEDAAN” secara
signifikan pada perlakuan tersebut. Disarankan
untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya diusahakan
memanfaatkan tanaman yang mempunyai daya tahan
terhadap limbahnya, terutama untuk waktu kontak
sehingga dapat menggunakan konsentrasi limbah
Jurnal Keperawatan Profesional (JKP)
Volume 8, Nomor 1 Februari 2020
p-ISSN: 2355-679X; e-ISSN: 2685-1830

yang lebih tinggi lagi dengan waktu kontak lebih lama


lagi.

Kata kunci : BOD, COD, TSS, Tanaman Kayu Apu


(Pistia stratiotes L)
Jurnal Keperawatan Profesional (JKP)
Volume 8, Nomor 1 Februari 2020
p-ISSN: 2355-679X; e-ISSN: 2685-1830

Pendahuluan meresap melalui tanah dan


Limbah cair Rumah Sakit langsung tertuju ke dalam sumur
merupakan salah satu sumber yang lazim dijadikan sumber
penyebab potensial pencemaran konsumsi air (Subekti, 2009).
lingkungan. Rumah Sakit yang Hasil uji kualitas air limbah
berada di tengah pemukiman atau dari outlet IPAL RSUD Besuki
area padat penduduk terkadang pada bulan September didapatkan
dapat menimbulkan permasalahan hasil diantaranya suhu 27,9°C, pH
tersendiri pada masyarakat yang 7,58, BOD 39,05mg/L, COD 192,7
berada di sekitar lingkungan mg/L, TSS 42,0 mg/L dengan
Rumah Sakit. Hal ini disebabkan rasio 0,202. Sedangkan menurut
karena adanya kerusakan atau Peraturan Gubernur Jawa Timur
permasalahan lingkungan seperti Nomor 72 Tahun 2013 Tentang
tercemarnya sungai yang Baku Mutu Air Limbah bagi usaha
merupakan tempat yang paling dan / atau kegiatan Rumah Sakit
vital bagi masyarakat dimana Suhu 30°C, pH 6-9, BOD 30
kegiatan seperti mandi, mencuci mg/L, COD 80 mg/L, TSS 30
dilakukan masyarakat khususnya mg/L. Dari uraian data tersebut
masyarakat pedesaan. Pengelolaan dapat disimpulkan bahwa BOD,
limbah cair Rumah Sakit COD dan TSS di RSUD Besuki
mempunyai arti penting dalam melebihi Nilai Ambang Batas yang
rangka untuk mengamankan telah dipersyaratkan.
lingkungan hidup dari gangguan Level degradasi untuk suatu
zat pencemar yang ditimbulkan limbah menggunakan rasio
oleh buangan Rumah Sakit BOD/COD. Menurut
tersebut. Air limbah yang berasal Mangkoedihardjo (2010:235-239) ,
dari kegiatan Rumah Sakit Rasio BOD/COD tidak lebih dari
merupakan salah satu sumber sebuah indikator untuk dampak
pencemar air yang sangat output dari zat organik yang
berbahaya. Hal ini disebabkan berada pada air, limbah, lindi,
karena air limbah Rumah Sakit kompos dan lain-lain baik dari
mengandung senyawa organik alam maupun buatan. Ketika
dengan konsentrasi yang cukup suatu limbah tingkat degradasinya
tinggi dan kemungkinan semakin tinggi, maka rasio
mengandung senyawa - senyawa BOD/COD tersebut akan
kimia lain serta mikroorganisme berbanding lurus menjadi semakin
patogen yang dapat menyebabkan besar. Terdapat zona-zona pada
penyakit terhadap masyarakat di rasio BOD/COD yang terbagi
sekitarnya. Setiap Rumah Sakit menjadi tiga, zona stabil, zona
diharuskan memiliki instalasi biodegradable, dan zona toksik.
pengolahan limbah sesuai Rasio BOD/COD yang digunakan
dengan kemampuannya untuk proses biologis adalah di
(Kepmenkes RI, 2004). Limbah cair dalam range biodegradable yaitu
yang berisi zat kimiawi tidak akan 0,2-0,5 (Mangkoediharjo, 2010).
mampu dinetralisir dengan baik Hal serupa dinyatakan oleh
sehingga sangat membahayakan (Fresenius et al,1989) rasio
warga sekitar Rumah Sakit. BOD/COD antara 0,2 dan 0,5
Kandungan penyakit utamanya dapat diolah dengan proses
Jurnal Keperawatan Profesional (JKP)
Volume 8, Nomor 1 Februari 2020
p-ISSN: 2355-679X; e-ISSN: 2685-1830

biologis, tetapi proses Laboratorium Rumah Sakit.


dekomposisinya lebih lambat Desain penelitian ini
karena mikroorganisme pengurai menggunakan “one group pretest-
membutuhkan aklimatisasi
postest design”. Dalam rancangan
dengan limbah tersebut. Teknik
fitoremediasi didefinisikan sebagai ini hanya menggunakan satu
teknologi pembersihan, kelompok subyek serta melakukan
penghilangan atau pengurangan pengukuran sebelum dan sesudah
zat pencemar dalam tanah atau pemberian perlakuan pada
air dengan menggunakan bantuan subyek.
tanaman (Chussetijowati, 2010). Dalam penelitian ini ditentukan
Mekanisme kerja fitoremediasi
jumlah perlakuan adalah
terdiri dari beberapa konsep dasar
yaitu: fitoekstraksi, fitovolatilisasi, sebanyak 10 perlakuan yaitu
fitodegradasi,fitostabilisasi, dengan 10 bak reaktor yang
rhizofiltrasi dan interaksi dengan masing – masing diberi tanaman
mikroorganisme pendegradasi kayu apu sebanyak 2 tanaman, 4
polutan (Kelly, 1997). tanaman, 6 tanaman, 8 tanaman
Dari uraian diatas belum ada 10 tanaman, 12 tanaman, 14
penelitian tentang tanaman kayu
tanaman, 16 tanaman, 18
apu dalam menurunkan COD,
BOD dan TSS pada limbah cair tanaman dan 20 tanaman dengan
laboratorium Rumah Sakit, lama waktu kontak tanaman kayu
sehingga peneliti tertarik untuk apu dan limbah cair selama 1 hari,
melakukan penelitian dengan 3 hari dan 6 hari. Dan jumlah
judul “Pengaplikasian Kayu Apu replikasi adalah sebanyak 2
(Pistia stratiotes L) Dalam
replikasi, dengan kontrol pada
Menurunkan Kadar BOD, COD
dan TSS Pada Limbah Cir masing-masing replikasi sebanyak
Laboratorium Di RSUD Besuki 1.
Kabupaten Situbondo”. Prosedur kerja dalam penelitian ini
adalah
Metode a. Tanaman Kayu Apu dicuci
Metode yang digunakan bersih hingga tidak ada tanah
dalam penelitian ini menggunakan yang menempel di akar.
metode eksperimen semu (kuasi). b. Hal pertama yang dilakukan
Penelitian eksperimen merupakan adalah melakukan aklimatisasi
salah satu jenis penelitian bibit Kayu apu, Aklimatisasi
kuantitatif yang sangat kuat dilakukan dengan meletakkan
untuk mengukur hubungan sebab kayu apu pada bak reaktor
akibat. Penelitian yang yang diisi air bersih kemudian
dilaksanakan ini untuk mencari diberi pupuk cair organik
seberapa besar pengaruh kayu untuk menambah nutrisi dan
apu dengan metode fitoremediasi diberi aerator supaya ada
dalam menurunkan kadar BOD, sirkulasi udara. Aklimatisasi
COD dan TSS pada air limbah dilakukan selama ±1 minggu
Jurnal Keperawatan Profesional (JKP)
Volume 8, Nomor 1 Februari 2020
p-ISSN: 2355-679X; e-ISSN: 2685-1830

sampai dengan tanaman sudah Hasil Penelitian


benar - benar tumbuh dan 1) Hasil Pemeriksaan Kadar BOD
kuat. Ditandai dengan akar Sebelum dan Sesudah Diberi
Tanaman Kayu Apu
yang menjadi lebih bersih,
Pada tabel 1. menunjukkan
tumbuhnya tunas tanaman
rerata penurunan nilai BOD
baru dan batang berdiri dengan
tertinggi pada 2 replikasi
kokoh disertai dengan
terletak pada jumlah kayu apu
bertambahnya ukuran tinggi
20 tanaman pada hari ke 6
tanaman sehingga siap untuk
yaitu sebesar 84,43 mg/l. Hal
digunakan (Kurnia, 2014).
ini menunjukkan bahwa
c. Mengisi air limbah pada
semakin lama waktu kontak
masing-masing bak reaktor
tanaman kayu apu dan
sebanyak 50 liter dengan
semakin banyak jumlah
jumlah bak reaktor
tanaman kayu apu yang
keseluruhan adalah 22 bak
digunakan pada limbah cair
reaktor.
maka semakin besar
d. Setelah itu pada masing –
penurunan kadar BOD nya.
masing bak reaktor diberi
tanaman kayu apu sebanyak 2, 2) Hasil Pemeriksaan Kadar COD
4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18 dan Sebelum dan Sesudah Diberi
20 tanaman dengan kriteria Tanaman Kayu Apu
panjang daun 2-6 cm dan Pada tabel 2. menunjukkan
jumlah helai daun sebanyak 5 – bahwa rerata kadar COD
7 helai. mengalami naik turun di setiap
e. Lama waktu kontak tanaman tahapnya, pada jumlah
dengan sampel limbah cair tanamana 20 di hari ke 6
selama 1 hari, 3 hari dan 6 penurunannya sangat sedikit.
hari. Hal ini dapat disebabkan oleh
f. Melakukan pengambilan daun yang gugur dan
sampel sebanyak 500 ml pada membusuk terendam oleh air
masing – masing bagian sehingga bahan organik dalam
berdasarkan waktu dan jumlah air limbah akan meningkat dan
tanaman. nilai COD akan naik.
g. Kemudian sampel air limbah
dibawa ke laboratorium untuk 3) Hasil Pemeriksaan Kadar TSS
diperiksa kandungan BOD, Sebelum dan Sesudah Diberi
Tanaman Kayu Apu
COD dan TSS setelah proses
fitoremediasi. Pada tabel 3. menunjukkan
Penelitian ini dilaksanakan bahwa rerata kadar TSS
mulai Bulan Januari – Maret mengalami naik turun di setiap
2019. tahapnya, ada kenaikanakan
tetapi terjadi penurunan yang
Jurnal Keperawatan Profesional (JKP)
Volume 8, Nomor 1 Februari 2020
p-ISSN: 2355-679X; e-ISSN: 2685-1830

cukup signifikan pada jumlah signifikansi α = 0,05. Pada


kayu apu sebanyak 20 batang Kadar BOD, berdasarkan tabel
pada hari ke 6. Hal ini output SPSS, diketahui bahwa
nilai signifikansi Asymp Sig.(2-
menunjukkan bahwa semakin
tailed) sebesar 0,238 lebih
lama limbah kontak dengan besar dari 0,05 maka dapat
tanaman kayu apu dan disimpulkan bahwa data
semakin banyak jumlah berdistribusi normal. Kemudian
tanaman yang disesuaikan uji dilanjutkan dengan uji
dengan jumlah bak reaktor homogenitas, berdasarkan
maka kadar TSS semakin output tabel diketahui nilai
Signifikansi adalah sebesar
turun. Akan tetapi di hari ke 3
0,001 < 0,05, sehingga dapat
dengan jumlah tanaman 16 disimpulkan bahwa varians
sangat kecil sekali kelompok perlakuan adalah
penurunannya, hal ini dapat homogen. Uji statistik dapat
disebabkan oleh adanya akar dilanjutkan pada Uji Anova,
yang membusuk dan daun berdasarkan hasil tabel Anova
yang gugur kemudian busuk diketahui nilai sig sebesar
0,000 < 0,05 sehingga dapat
sehingga menambah padatan
disimpulkan bahwa rata-rata
pada limbah cair tersebut. pada 10 perlakuan tersebut
4) Pengaruh Tanaman kayu Apu “BERBEDA” secara signifikan.
Terhadap Penurunan Kadar Karena hasil uji anova
BOD, COD dan TSS dalam menunjukkan Ho.ditolak (ada
Limbah Cair Laboratorium perbedaan), maka uji
dilanjutkan dengan (Post Hoc
RSUD Besuki
Test) untuk melihat kelompok
Pengaruh tanaman kayu mana yang berbeda.
apu terhadap penurunan kadar Pada parameter COD diuji
BOD, COD dan TSS dapat diuji normalitasnya menggunakan
dengan menggunakan uji One-Sample Kolmogorov-
statsitik Anova yang bertujuan Smirnov dengan taraf
untuk mengetahui ada atau signifikansi α = 0,05. Pada
tidaknya perbedaan pengaruh Kadar BOD, berdasarkan tabel
jumlah tanaman kayu apu dan output SPSS, diketahui bahwa
lama waktu kontak terhadap nilai signifikansi Asymp Sig.(2-
penurunan kadar BOD, COD tailed) sebesar 0,739 lebih
dan TSS. besar dari 0,05 maka dapat
Selanjutnya data diuji disimpulkan bahwa data
normalitasnya menggunakan berdistribusi
One-Sample Kolmogorov-
Smirnov dengan taraf
normal. Kemudian uji disimpulkan bahwa varians
dilanjutkan dengan uji kelompok perlakuan adalah
homogenitas, berdasarkan heterogen. Uji statistik dapat
output tabel diketahui nilai dilanjutkan pada Uji Anova,
Signifikansi adalah sebesar berdasarkan hasil tabel Anova
0,572 > 0,05, sehingga dapat diketahui nilai sig sebesar
Jurnal Keperawatan Profesional (JKP)
Volume 8, Nomor 1 Februari 2020
p-ISSN: 2355-679X; e-ISSN: 2685-1830

0,000 < 0,05 sehingga dapat uji dilanjutkan dengan uji


disimpulkan bahwa rata-rata homogenitas, berdasarkan
pada 10 perlakuan tersebut output tabel diketahui nilai
“BERBEDA” secara signifikan. Signifikansi adalah sebesar
Karena hasil uji anova 0,221 > 0,05, sehingga dapat
menunjukkan Ho.ditolak (ada disimpulkan bahwa varians
perbedaan), maka uji kelompok perlakuan adalah
dilanjutkan dengan (Post Hoc heterogen. Untuk hasil uji
Test) untuk melihat kelompok homogenitas lama waktu
mana yang berbeda. kontak tanaman diperoleh nilai
Pada parameter TSS diuji Sig sebesar 0,001 < 0,05,
normalitasnya menggunakan sehingga dapat disimpulkan
One-Sample Kolmogorov- bahwa rata-rata kadar TSS
Smirnov dengan taraf berdasarkan lama waktu
signifikansi α = 0,05. Pada kontak tanaman adalah
Kadar TSS, berdasarkan tabel homogen. Karena bersifat
output SPSS, diketahui bahwa homogen kemudian dilanjutkan
nilai signifikansi Asymp Sig.(2- dengan uji ANOVA dengan nilai
tailed) sebesar 0,739 lebih sig 0,309 > 0,05 yang
besar dari 0,05 maka dapat artinya“TIDAK ADA
disimpulkan bahwa data PERBEDAAN” secara signifikan
berdistribusi normal. Kemudian pada perlakuan tersebut.

Tabel 1. Rerata Penurunan Kadar BOD Sebelum dan Sesudah diberi tanaman kayu apu
Hari
ke - Jumlah Tanaman Yang Ditambahkan

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
0 28,16

1 14,7 23,335 27,76 33,145 37,47 45,555 50,05 56,015 60,13 66,645
3 19,835 23,655 30,235 33,4 41,58 47,09 51,435 57,915 60,68 79,965
6 22,55 24,965 31,52 35,89 44,48 48,16 53,3 58,545 62,095 84,43

Tabel 2. Rerata Penurunan Kadar COD Sebelum dan Sesudah diberi tanaman kayu apu
Hari Jumlah Tanaman Yang Ditambahkan
Ke- 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
0 59,47
1 52,28 51,88 33,5 40,49 36,9 34,7 24,315 33,705 33,1 19,12
3 45,485 43,89 41,695 47,085 37,7 31,5 27,91 37,095 25,11 23,115
6 46,885 45,385 37,7 39,595 35,7 25,31 23,115 32,3 27,31 13,055

Tabel 3. Rerata Penurunan Kadar TSS Sebelum dan Sesudah diberi tanaman kayu apu
Hari Jumlah Tanaman Yang Ditambahkan
Ke- 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
0 41,5
1 24,5 29,5 15 21 15 10 5,5 3,5 5,5 4,5
3 26,5 19,5 12 13,5 13 6,5 1,5 1 3,5 21,5
6 26,5 14,5 11 14,5 10 7 4 25,5 26 86,5
Jurnal Keperawatan Profesional (JKP)
Volume 8, Nomor 1 Februari 2020
p-ISSN: 2355-679X; e-ISSN: 2685-1830

Pembahasan banyak karena adanya suplai


1. Pada hari ke 6 tanaman kayu oksigen dari hasil fotosintesis
apu (Pistia stratiotes L) cepat tanaman. Nilai BOD dipengaruhi
menguning. Hal ini disebabkan adanya tumbuhan yang
ruang kosong untuk berkembang menutupi permukaan air limbah.
dalam ember sudah tidak ada Keberadaan tumbuhan tersebut
sehingga kemampuan tanaman menyerap zat organik yang
tersebut bertahan hidup menjadi terdapat dalam air limbah. Jadi
berkurang dan akhirnya cepat semakin banyak tanaman, maka
menguning. Setelah nilai BOD semakin kecil yang
dipergunakan untuk berarti semakin baik kualitas air
pengolahan, akarnya bertambah limbah tersebut (Fachrurozi,
panjang dan semakin banyak 2010).
jumlahnya. Selain itu, akarnya 3. Selain dipengaruhi oleh
juga menjadi lebih kotor banyaknya bahan buangan dan
dibanding sebelum oksigen terlarut, nilai COD juga
dipergunakan untuk dipengaruhi oleh keberadaan
pengolahan. Hal tersebut tanaman dalam air limbah.
dikarenakan banyaknya koloid Tanaman tentu melakukan
dalam air limbah yang menempel proses fotosintesis dan
di akar tanaman. Aerasi yang menghasilkan oksigen sehingga
tidak baik menghambat mensuplai kebutuhan akan
metabolisme dan pertumbuhan oksigen yang akan digunakan
akar. Kurangnya oksigen akan untuk menguraikan bahan
menghambat respirasi aerob organik yang terdapat di dalam
sehingga energi untuk air limbah. Keberadaan tanaman
penyerapan berkurang. Bila dapat menurunkan nilai COD
respirasi anaerob terjadi, hasil yaitu dengan diserapnya bahan-
akhir berupa alkohol yang dapat bahan organik oleh tanaman.
melarutkan lipoprotein membran Keberadaan tanaman juga dapat
plasma sehingga akar busuk. menaikkan nilai COD yaitu
Aerasi yang jelek juga daun-daun yang telah rusak
menyebabkan kadar CO2 naik akan membusuk karena
dan permeabilitas akar terhadap terendam oleh air sehingga
air berkurang. (Syahmi Edi. bahan organik dalam air limbah
2014. Fisiologi Tumbuhan). akan meningkat dan nilai COD
2. Nilai BOD dipengaruhi juga oleh akan naik. Bahan organik yang
adanya tanaman yang menutupi terdapat di dalam air limbah
permukaan air limbah. akan dirombak oleh
Keberadaan tanaman tersebut mikroorganisme menjadi
dapat menyerap zat organik yang senyawa lebih sederhana dan
terdapat dalam air limbah. akan dimanfaatkan oleh
Semakin banyak tanaman, maka tumbuhan sebagai nutrient,
semakin banyak bahan organik sedangkan sistem perakaran
yang terserap dan bahan organik tumbuhan air akan
yang harus didegradasi oleh menghasilkan oksigen yang
mikroorganisme semakin sedikit. dapat digunakan sebagai sumber
Semakin sedikit bahan organik energi/katalis untuk rangkaian
yang harus didegradasi oleh proses metabolisme bagi
mikrobia, maka kandungan kehidupan mikroorganisme
oksigen dalam air limbah (Supradata, 2005)
semakin tinggi. Oksigen terlarut 4. Penurunan nilai TSS juga
dalam air limbah juga semakin disebabkan karena tanaman
Jurnal Keperawatan Profesional (JKP)
Volume 8, Nomor 1 Februari 2020
p-ISSN: 2355-679X; e-ISSN: 2685-1830

kayu apu memilikimakar akar-akar tersebut (Fachrurozi,


serabut yang dapat menjadi 2010).
tempat ,enempelnya koloid yang 5. Eksperimen laboratoris mudah
melayang di air. Semakin dan cepat dikendalikan dan
banyak akar serabut yang hasilnya jelas/pasti.
dimiliki, maka semakin banyak Namundemikian hasilnya
koloid yang menempel pada kurang mengindikasikan kondisi
lapangan (sarwoko,2009).
Jurnal Keperawatan Profesional (JKP)
Volume 8, Nomor 1 Februari 2020
p-ISSN: 2355-679X; e-ISSN: 2685-1830

Simpulan Rumah Sakit Pupuk Kaltim


Fitoremediasi menggunakan Bontang Untuk Memenuhi
tanaman kayu apu dengan Baku Mutu Lingkungan.
jumlah tanaman yang berbeda Tesis. Universitas
yaitu 2,4,6,8,10,12,14,16,18,20 Diponegoro. Semarang.
dan lama waktu kontak 1,3 dan Andika B, Amanda S, Fanny SR,
6 hari efektif dalam menurunkan Firliyani RN. 2009. Studi
kadar BOD, COD dan TSS. penyerapan timbal (Pb)
Jumlah tanaman kayu apu dan menggunakan kayu apu
lama waktu kontak sangat Pistia stratiotes pada air
berpengaruh pada metode permukaan Sungai
fitoremediasi tanaman kayu apu. Cisadane Kota Tangerang.
Pada penelitian selanjutnya perlu Makalah. Bogor. Institut
diperhitungkan banyaknya Pertanian Bogor.
jumlah sampel yag diperiksa Arfan, H. Halidin, Ahmad Zubair,
karena jika sampel tidak segera dan Alpryono. 2009. Studi
di uji maka akan mempengaruhi Instalkansi Pengolahan Air
hasil. Limbah RSUP. Dr. Wahidin
Perlu penelitian lanjutan Sudirohusodo. Jurnal
mengenai kadar BOD dan COD Penelitian Teknik Sipil. Vol
pada bagian batang, akar dan 10(1):1.
daun tanaman kayu apu ( Pistia Bonny Easter, 2017. Kemampuan
stratiotes L) dengan setiap kayu apu (Pistia stratiotes l)
kondisi waktu dan jumlah dalam meremediasi air
tanaman. tercemar limbah logam Besi
(Fe). Fakultas Teknobiologi
Ucapan Terimakasih Program Studi Biologi
Ucapan terimakasih penulis Universitas Atma
sampaikan kepada Pusat Jaya.Yogyakarta
peningkatan Mutu Sumber Daya Charisma Widya, Badrus Zaman
manusia Kesehatan, Badan dan Syafrudin. 2017.
PPSDM Kesehatan Kementerian Pengaruh waktu tinggal dan
Kesehatan Jakarta yang telah jumlah kayu apu (Pistia
membiayai penelitian ini. stratiotes l). terhadap
penurunan konsentrasi
BOD, COD dan warna.
Daftar Pustaka Fakultas Tekhnik
Lingkungan Universitas
Adli, Hadyan. 2012. Pengolahan Diponegoro.Semarang.
Limbah Cair Laboratorium Dea Ghiovani, Raissa dan Bieby
dengan Metode Presipitasi Voijant Tangahu, 2017.
dan Absorbsi untuk Fitoremediasi Air yang
Penurunan Kadar Logam Tercemar Limbah Laundry
Berat. Skripsi. Jakarta. dengan Menggunakan Kayu
Universitas Indonesia. Apu (Pistia stratiotes L).
Alamsyah, Bestari. 2007. Fakultas Teknik Sipil dan
Pengelolaan Limbah di Perencanaan, Institut
Jurnal Keperawatan Profesional (JKP)
Volume 8, Nomor 1 Februari 2020
p-ISSN: 2355-679X; e-ISSN: 2685-1830

Teknologi Sepuluh Tumbuhan


Nopember. Surabaya. Hiperakumulator. Pusat
Eddy. 2008. Karakteristik Penelitian Biologi Lembaga
Limbah Cair. Jurnal Ilmiah Ilmu Pengetahuan
Teknik Lingkungan, Vol.2, Indonesia, Vol.12 No.1
No.2. Indah Permatasari, Apriyono
Effendi, H. 2003. Telaah kualitas Rahadiantoro. 2015. Tahap
air bagi pengelolaan aklimatisasi dan monitoring
sumberdaya dan tanaman hasil explorasi
lingkungan Perairan. pulau sempu : Blok Waru –
Kanisius: Yogyakarta. waru di kebun Raya
Fachrurozi, et al. 2010. Purwodadi. UNIBRAW.
Pengaruh Variasi Biomassa Malang.
PistiastratiotesL. Terhadap Irawanto, Rony. 2010.
Penurunan Kadar BOD, COD, Fitoremediasi Lingkungan
dan TSS Limbah Cair Tahu Dalam Taman Bali. UPT
di Dusun Klero Sleman Balai Konservasi
Yogyakarta. Jurnal KES Tumbuhan Kebun Raya
MAS UAD Vol. 4 No. 1 Purwodadi-LIPI. Volume 2,
Januari 2010. Universitas no. 4 : h. 29 –35.
Ahmad Dahlan, Yogyakarta. Jamhari., 2009. Reduksi Logam
Ganjar Samudro dan Berat Hg, Ag, dan Cr
Mangkoedihardjo. 2010. Limbah Laboratorium
Review on BOD,COD and Menggunakan Metode
BOD/COD ratio: A triangle Presipitasi dan Adsorbsi,
zone for toxic, biodegradable Skripsi, Jurusan Industri
and stable levels. Pertanian, Fakultas
International Journal of Tekonologi Pertanian,
Academic Research Vol.2 Institut Pertanian Bogor,
No.4 July Bogor.
Hardiani Henggar. 2009. Potensi Kelly, EB. 1997. Groundwater
Tanaman Dalam Pollution Primer :
Mengakumulasi Logam Cu Phytoremediation. Civil
Pada Media Tanah Engineering Dept, Virginia
Terkontaminasi Limbah Tech.
Padat Industri Kertas. BS,
Vol. 44, No. 1, Juni 2009 : Kurnia, Rininta. 2014.
27 – 40. Pengaruh Jumlah Koloni
Hardyanti dan Rahayu. 2006. Rumput Teki (Cyperus
Fitoremediasi phosphat Rotondus L.) pada
dengan pemanfaatan Media Pasir terhadap
Enceng Gondok (Studi Penurunan Konsentrasi
kasus pada Limbah Cair BOD dan COD (Studi
Industry Kecil Laundry). Kasus TPA Jatibarang-
UNDIP. Semarang. Semarang). Semarang :
Hidayati, Nuril. 2005. Jurusan Teknik
Fitoremediasi dan Potensi Lingkungan, Fakultas
Jurnal Keperawatan Profesional (JKP)
Volume 8, Nomor 1 Februari 2020
p-ISSN: 2355-679X; e-ISSN: 2685-1830

Teknik, Universitas .
Diponegoro.
Lutfiana S.I., Boedi H., and Palar, Heryanto,
Prijadi S. 2014. 2012.Pencemaran dan
Kemampuan Enceng Toksikologi Logam Berat.
Gondok (Eichornia sp.), Jakarta, Rineka Cipta, Edisi
Kangkung Air (Ipomae sp.), 4
dan Kayu Apu (Pistia sp.) Pergub Jatim No. 72. 2013. Baku
Dalam Menurunkan Bahan Mutu Air Limbah Bagi
Organik Limbah Industri Industri dan/atau Kegiatan
Tahu (Skala Laboratorium). Usaha Lainnya. Jawa Timur
Diponegoro Journal Of Rahan Rahadian, Endro
Maquares. Semarang. Vol Sutrisno, dan Sri Sumiyati,
3. Hal: 1-6 2017. Efisiensi Penurunan
Mahyatun, Wa Ode; Samang,L; COD dan TSS dengan
Zubair,Achmad,2014. Fitoremediasi menggunakan
Fitoremediasi Logam Cd Tanaman Kayu Apu.
Menggunakan Kombinasi Fakultas Tekhnik
Enceng Gondok Dan Kayu Lingkungan Universitas
Apu Dengan Aliran Diponegoro.Semarang.
Kontinyu. Jurusan Sipil Rido. W dan Rudy L. 2013.
Fakultas Teknik Universitas Penggunaan Tanaman Kayu
Hasanuddin. Apu (Pistia Stratiotes) Untuk
Meagher, R.B. 2000. Pengolahan Air Limbah
Phytoremediation of toxic Laundry Secara
elemental organic pollutans. Fitoremediasi. Teknik
Curr. Opin. Plant Biol. Vol 3 Lingkungan FTSP UPN
: 162 Jawa Timur.
Muhammad irvan nurliansyah, Sarwoko, M & Ganjar, S. 2009.
2016. Efektivitas Tanaman Ekotoksikologi Teknosfer.
Genjer dalam Menurunkan Surabaya : Guna Widya.
BOD dan COD Limbah Cair Hal.39.
Tahu Hasil Proses Anaerob. Setiyono, A., & Gustaman, R.
Program Studi teknik 2017. Pengendalian
Lingkungan, Fakultas Kromium (Cr) yang terdapat
Teknik, Universitas di limbah batik dengan
Tanjungpura, Pontianak. metode
Mulia, Ricky M.2005. Kesehatan fitoremediasi. Universitas
Lingkungan. Yogyakarta: Siliwangi.
Graha Ilmu. Hal.51. Siregar, S.A., 2005, Instalasi
Muliadi, Deasy liestianty, Yanny, Pengolahan Air Limbah,
2013. Akumulasi dan Kanisius, Yogyakarta.
Distribusi Logam Berat Subekti, Sri. 2001. Pengaruh
Nikel, Cadmium dan Dampak Limbah Cair
Chromium dalam tanaman Rumah Sakit Terhadap
Ipoema reptana. Universitas Kesehatan Serta
Khairun Ternate.
Jurnal Keperawatan Profesional (JKP)
Volume 8, Nomor 1 Februari 2020
p-ISSN: 2355-679X; e-ISSN: 2685-1830

Lingkungan. Universitas Ulfin,Ita dan W.,Widya. 2005.


Pandanaran. Semarang Study Penyerapan
Subroto, M.A. 1996. Kromium Dengan Kayu Apu
Fitoremediasi. Dalam: (Pistia stratiotes l). Akta
Prosiding Pelatihan dan Kimindo, Vol.1 : 41-48.
Lokakarya Peranan Wetherell, D.F. 1982. Pengantar
Bioremediasi Dalam Propagasi Tanaman SecaraIn
Pengelolaan Lingkungan, Vitro. Semarang: IKIP Semarang
Cibinong, 24-25 Juni 1996. Press
Sugiharto, 1987. Dasar - Dasar
Pengelolaan Air Limbah.
Jakarta : Universitas
Indonesia
Sugiyono. 2010. Metode
Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif,
kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta
Supradata, 2005 Pengolahan
Limbah Domestik
Menggunakan Tanaman
Hias
(CyperusalternifoliusL.)
Dalam Sistem Lahan Basah
Buatan Aliran Bawah
Permukaan (SSF-Wetlands).
Desertasi Doktor. UNDIP.
Semarang.
Supranto, J. 2003. Metode Riset
Aplikasi Dalam Pemasaran.
Edisi Revisi
Ketujuh.Yogyakarta:
Rineka Cipta.
Syahputra, Rudi. 2005.
Fitoremediasi Logam Cu
dan Zn dengan Tanaman
Enceng Gondok (Eichornia
crassipes (Mart) Solms).
LOGIKA, Vol.2, No.2.
Ulfin, Ita.2001.Penurunan kadar
Cd dan Pb dalam larutan
dengan Kayu Apu :
Pengaruh pH dan Jumlah
Kayu Apu, Prosiding
Senaki III, Kimia-FMIPA,
ITS, Surabaya.

You might also like