Professional Documents
Culture Documents
Kajian Dampak Perubahan Iklim Terhadap Kebakaran Hutan Dan Deforestasi Di Provinsi Kalimantan Barat
Kajian Dampak Perubahan Iklim Terhadap Kebakaran Hutan Dan Deforestasi Di Provinsi Kalimantan Barat
ABSTRACT
ABSTRAK
16 kali sehari setiap 92.5 menit dengan hujan data TRMM dilakukan untuk
resolusi spasial 0.25 x 0.25. Berbagai mengetahui fluktuasi curah hujan, data
penelitian TRMM untuk penurunan hotspot (titik panas) diturunkan dari
curah hujan, analisis perubahan iklim data MODIS pada periode waktu yang
dan validasi data telah banyak sama. Selanjutnya perubahan luasan
kawasan hutan dari tahun ke tahun
dilakukan oleh banyak peneliti (Orbita
dianalisis berbasiskan perubahan dari
et al., 2009; Yokoyama et al., 2008;
nilai NDVI MODIS 8 harian.
Heymsfield et al., 2000; Nesbitt et al.,
2005). Produk data TRMM dapat diakses 2 METODE
melalui website Goddard Space Flight
2.1 Lokasi Penelitian
Center NASA (GSFC NASA) di http://
trmm.gsfc.nasa.gov serta website Earth Lokasi yang menjadi area kajian
Observation Research Center JAXA adalah Provinsi Kalimantan Barat
(EORC) di http://www. eorc. jaxa. jp/ (Gambar 2-1). Kalimantan Barat secara
TRMM/index_e.htm. geografis terletak pada 3 20' LS-2 30' LU
Penelitian ini bertujuan untuk dan 107 40' - 114 30' BT dengan batas
menganalisis dampak perubahan iklim administrasi sebelah utara: Serawak,
terhadap kebakaran hutan dan luas selatan: Laut Jawa, barat: Laut Natuna,
kawasan hutan di wilayah Kalimantan Selat Karimata, dan Samudra Pasifik,
Barat, dengan cara melakukan korelasi dan sebelah timur berbatasan dengan
antara intensitas curah hujan, jumlah Provinsi Kalimantan Timur dan
kejadian kebakaran hutan dan Kalimantan Tengah. Daerah ini sering
perubahan luasan hutan berbasiskan mengalami kejadian kebakaran hutan
data satelit penginderaan jauh pada dan mempunyai luasan hutan yang
periode 2001-2008. Ekstraksi curah cukup besar.
13
Jurnal Penginderaan Jauh Vol. 8, 2011 : 11-20
14
Kajian Dampak Perubahan Iklim Terhadap...... (Nanin Anggraini et al.)
15
Jurnal Penginderaan Jauh Vol. 8, 2011 : 11-20
2750
500 2500
2250
400 2000
1750
300 1500
1250
200 1000
750
100 500
250
0 0
1 6 11 16 21 26 31 36 41 46 51 56 61 66 71 76 81 86 91 96
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
ch hotspots
Linear (ch) Bulan
Gambar 2-3: Distribusi curah hujan (biru) dan jumlah kejadian hotspot (merah) periode
2001-2008
Gambar 2-4: Kejadian El Nino (merah) dan La Nina (biru) selama periode 1982-2009
16
Kajian Dampak Perubahan Iklim Terhadap...... (Nanin Anggraini et al.)
0.8
NDVI (-)
0.6
0.4
)
0.2
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bulan tahun 2003
Gambar 2-5: Rata-rata NDVI bulanan untuk piksel-piksel hutan sepanjang tahun 2003
(Tidak ada data pada bulan Desember karena adanya tutupan awan)
17
Jurnal Penginderaan Jauh Vol. 8, 2011 : 11-20
18
Kajian Dampak Perubahan Iklim Terhadap...... (Nanin Anggraini et al.)
2500
2000
500
0
2003 2005 2007 2009
Tahun
Gambar 2-7: Luasan hutan untuk tahun 2003, 2005, 2007 dan 2009
Bila hasil ini dikorelasikan dengan lahan perkebunan mulai ditanami pada
jumlah kejadian hospot pada Gambar 2-3 tahun 2006, sehingga terjadi peningkatan
maka terlihat bahwa kejadian hotspot luasan hutan pada periode 2005-2006.
mempengaruhi perubahan luasan hutan Tahun 2007 dan 2008, curah hujan
di wilayah Kalimantan Barat. Tingginya sangat tinggi setiap bulannya sehingga
jumlah hotspot yang terjadi pada tahun kejadian hotspot sangat rendah dan hal
2004, telah mengakibatkan terjadinya ini mendukung pertumbuhan tanaman,
pengu-rangan luasan hutan (deforestasi) sehingga luasan hutan semakin ber-
secara signifikan dari sebesar 1.647 ribu tambah. Pada tahun 2009 luasan hutan
hektar pada tahun 2003 menjadi 771 meningkat secara signifikan yang
ribu hektar pada tahun 2005. Sedangkan diperkirakan karena gabungan antara
rendahnya jumlah hotspot pada tahun luasan hutan yang sudah tumbuh
2008, tidak mengakibatkan terjadinya kembali (reforestasi) dan luas per-
pengurangan luasan hutan bahkan ter- kebunan yang sudah dewasa dengan
lihat adanya penambahan luasan hutan kehijauan tinggi.
(reforestasi) yang signifikan, yaitu luas
hutan sebesar 1.235 ribu hektar pada 3 KESIMPULAN
tahun 2007 menjadi 2.354 hektar pada
Kajian perubahan curah hujan di
tahun 2009.
wilayah Indonesia dan dampak perubahan
Perubahan berkurang dan me-
iklim terhadap kebakaran hutan di
ningkatnya luasan hutan dapat dianalisis
Kalimantan Barat dilakukan berbasis
sebagai berikut: Kebakaran hutan pada
data satelit penginderaan jauh. Beberapa
tahun 2004 diperkirakan karena ke-
hal yang dapat disimpulkan dari studi
bakaran secara alami dan kebakaran
ini adalah:
karena pembukaan lahan untuk area
perkebunan, sehingga luasan hutan Rendahnya curah hujan di wilayah
berkurang secara signifikan. Pembukaan Kalimantan Barat berpengaruh terhadap
lahan untuk perkebunan masih terus peningkatan jumlah hotspot yang
berlangsung pada tahun 2005 dan 2006 terjadi dan kejadian deforestasi.
yang dapat diindikasikan dengan masih Rendahnya intensitas curah hujan dan
tingginya jumlah kejadian hotspot pada tingginya jumlah kejadian hotspot
tahun tersebut. Lahan habis terbakar (tahun 2004), diperkirakan berdampak
masih dibiarkan dan belum ditanami pada pengurangan luasan hutan
pada tahun 2005. Kemudian lahan (deforestasi) yang cukup signifikan
hutan mulai ditumbuhi pepohonan dan antara tahun 2003 dan 2005.
19
Jurnal Penginderaan Jauh Vol. 8, 2011 : 11-20
20