Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 23

JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 1, No.

2, Januari 2017
E-ISSN 2527-7057, P-ISSN 2545-2683

MENJAGA EKSISTENSI PANCASILA DAN PENERAPANNYA BAGI


MASYARAKAT DI ERA GLOBALISASI

Ambiro Puji Asmaroini, M.Pd


Universitas Muhammadiyah
Ponorogo ambirop@gmail.com

ABSTRACT

Pancasila is the basis of the state and outlook of the nation Indonesia.
As the foundation of the State, Pancasila used as the basis to build the
Unitary Republic of Indonesia. As an ideology of nation and state of
Indonesia, Pancasila is the crystallization of the customs value, the
value of cultural and religious values contained in the view of life in
Indonesia.
Pancasila is the official philosophical foundation and nation’s view of
life. As the foundation of thr State, Pancasila is used as the basis to
build the Unitary Republic of Indonesia. As an ideology of nation and
state of Indonesia, Pancasila is the crystalization of the custom value,
cultural and religious values in the view of lifr in Indonesia
The value in Pancasila has a set of values, namely divinity,ŕ humanity,
unity, democracy, and justice. The condition of Indonesia today can
be identified by looking at the behavior and personality of Indonesian
society, as reflected in daily behavior.
Globalization is not inevitable. Globalization makes all countries
seemed limitless. For that we need Pancasila as the filter of
globalization. The necessity of civilizing values of Pancasila is not
just understanding, but must be lived and embodied in experiences by
each individual and the whole society that foster awareness and the
need to implement social, civic, and state based on Pancasila

Keywords: ideology, Pancasila, Globalization

PENDAHULUAN
Latar Belakang semesta, dan penciptanya. Kesadaran
Berdasarkan falsafah ini menumbuhkan cipta, karsa, dan
Pancasila, manusia Indonesia adalah karya untuk mempertahankan
makhluk ciptaan Tuhan yang eksistensi dan kelangsungan
mempunyai naluri, akhlak, daya hidupnya dari generasi ke generasi
piker, dan sadar akan keberadaannya (Sumarsono dkk 2007).
yang serba terhubung dengan Pancasila merupakan dasar
sesamanya, lingkungannya, alam Negara bagi Negara kita. Sebagai
1
dasar Negara, Pancasila lahir
seharusnya. Namun masih ada upaya
berdasarkan nilai-nilai budaya yang
pelurusan kembali terhadap nilai-nilai
terkandung sejak zaman nenek
Pancasila.
moyang kita dahulu. Nilai-nilai
Kelangsungan hidup negara
tersebut lahir dan melekat secara
dan bangsa Indonesia di era
tidak sengaja pada nenek moyang
globlalisasi, mengharuskan kita
kita.
untuk melestarikan nilai-nilai
Pancasila itu terdiri dari
Pancasila, agar generasi penerus
Panca dan Sila. Nama Panca
bangsa tetap dapat menghayati dan
diusulkan oleh Ir. Soekarno
mengamalkannya dan agar intisari
sedangkan nama Sila diusulkan oleh
nilai-nilai yang luhur itu tetap terjaga
salah seorang ahli bahasa. Pancasila
dan menjadi pedoman bangsa
dirasakan sudah sempurna dan
Indonesia sepanjang masa.
mencakup segala aspek pada Bangsa
Indonesia.
Setelah puluhan tahun lahirnya
PEMBAHASAN
Pancasila dari tahun 1945 hingga saat
1. Ideologi Pancasila dalam
ini, Negara di dunia mengalami
pemikiran radikal dan
pengembangan yang pesat dalam
revolusioner
berbagai bidang kehidupan. Masuknya
Perlu kita renungkan,
era globalisasi menjadikan bangsa
Pancasila sebagai dasar Negara
dunia hampir tidak memiliki batas.
diwarnai oleh ketegangan, konflik,
Dambak baik dan buruknya globalisasi
dan consensus bersama. Kondisi
tentunya mari kita kaji bersama dengan
bangsa Indonesia yang dimasa
melandaskan Pancasila sebagai
kolonial selalu menempatkan warga
pedoman hidup masyarakat Idonesia
Nusantara sebagai pihak yang
dalam menghadapi segala
terkalahkan banyak menginspirasi
permasalahan seiring perkembangan
perumusan Pancasila. Para pendiri
zaman. Kondisi bangsa saat ini
bangsa berhasil keluar dari rutinitas
mencerminkan adanya penyimpangan
pandangan hidup bangsanya melalui
dari Pancasila tidak sesuai dengan nilai
penalaran dan kontemplasi yang
kemanusiaan dan keadilan
brilyan (Hariyono, 2014).
bertentangan dengan prinsip
Kelemahan bangsa Indonesia
Pancasila. Di alam prinsip Pancasila
yang nampak dalam menghadapi
tidak membeda-bedakankan manusia
penguasa kolonial adalah lemahnya
berdasarkan agama, ras, warna kulit
persatuan bangsa Indonesia.
atau budaya. Pandangan Pancasila
Perbedaan yang ada pada masyarakat
mengakui adanya pluralism yang
sering dijadikan media pecah belah
memungkinkan berkembangnya
oleh penguasa kolonial. Warga
suatu nasionalisme yang inklusif.
pribumi di nusantara belum merasa
Kehidupan masyarakat yang
dan menyadari dirinya sebagai
cukup memprihatinkan dari
sesama bangsa yang senasib dan
masyarakat pribumi akibat
seperjuangan. Sehingga beberapa
pemiskinan dan pembodohan oleh
tokoh pergerakan nasional, mulai
sistem kolonialisme, imperialisme,
dari Tan Malaka, Hatta dan
dan kapitalisme. Hanya melalui
Soekarno, melihat bahwa rasa
sistem yang humanis dan adil
senasib dan sepenanggungan sebagai
masyarakat Indonesia berpeluang
bangsa inilah yang harus
untuk memperoleh kemakmuran.
dikembangkan.
Masyarakat yang adil dan makmur
Perlakuan ketidakadilan yang
bukanlah suatu mimpi yang
diterima masyarakat nusantara
diwujudkan tanpa dasar. Pancasila
menginspirasi adanya penghormatan
dirintis untuk menggapai tatanan
terhadap ketidakadilan masyarakat
masyarakat yan adil dan makmur.
pribumi yang diperlakukan tidak
Untuk mewujudkan
manusawi menuntut adanya
masyarakat yang adil dan
penghargaan terhadap nilai-nilai
makmurakan terwujud jika
kemanusiaan dan keadilan. Secara
masyarakat Indonesia terus mewarisi
kodratnya manusia memiliki hak dan
dan mengembangnkan nilai-nilai
martabat yang sama. Setiap bentuk
luhur yang digali dari dari sumber
pemikiran, sistem hingga tindakan
religioitas. Eksisitensi Tuhan sudah
yang tidak menghargai dimensi
dikenal oleh masyarakat nusantara
dengan segala istilah dan ajaran.
Prinsip-prinsip yang ada
Toleransi terhadap perbedaan sikap
dalam Pancasila tidak semuanya
banyak dijunjung oleh nenek
berasal dari asing. Pancasila juga
moyang nusantara.
tidak semuanya berasal dari warisan
Berbagai nilai-nilai dasar
nusantara. Para pendiri Negara
tersebu mulai dirintis oleh tokoh-
mengolah kembali warisan nusantara
tokoh pergerakan nasional. Pada saat
dan memperkaya dengan warisan
Soekarno menyebutkan dan
dunia sehingga muncul suatu
merumuskan dasar Negara yang
rumusan Pancasila yang sangat
ditawarkan dalam siding BPUPKI
cerdas dan visioner. Dari perpaduan
tidak ada hadirin yang menolak.
budaya global dan warisan budaya
Berbagai nilai luhur tersebut sudah
yang luhur itulah berhasil
sudah ada dan hidup di masyarakat
dirumuskan Pancasila sebagai suatu
nusantara serta diperkaya dengan
dasar Negara sekaligus pandangan
pemikiran dunia yang modern.
hidup.
Hariyono (2014) mengatakan
Kita semua menyadari bahwa
bahwa kepentingan bangsa dan
Pancasila sebagai
Negara selalu menempati posisi yang
Grundnorm/Staatsfundamentalnorm,
dominan dalam perumusan Pancasila
yaitu pokok kaidah fundamental
sebagai dasar Negara maupun
Negara masih berada dalam tataran
sebagai pandangan hidup bangsa.
normative. Pokok fikiran Pancasila
Sejak 1 Juni 1945 hingga 18 Agustus
kemudian dijabarkan dalam Undang-
1945 para pendiri Negara sedang
Undang Dasar1945 yang diharapkan
berdiskusi mendalam tentang
dapat menjadi pijakan dalam
platform kehidupan berbangsa dan
membuat tatanan kehidupan dan
bernegara. Persatuan bangsa menjadi
kebijakan dalam kehidupan
pertimbangan utama. Berkat
berbangsa dan bernegara.
penggalian nilai-nilai luhur itulah
Tujuan mulia pemerintahan
Pancasila hingga kini masih relevan
Negara Indonesia didasari oleh
dan cocok bagi bangsa Indonesia.
empat hal yang tercantum di dalam
pembukaan UUD 1945 alenia
2.1 Pancasila Sebagai Ideologi
keempat, yaitu:
Ideologi memainkan peranan
1) Melindungi segenap bangsa
yang penting dalam proses dan
Indonesia dan seluruh tumpah
memeliara integrasi nasiona,
darah Indonesia,
terutama di Negara-negara yang
2) Memajukan kesejahteraan umum,
sedang berkembang seperti Indonesia
3) Mencerdaskan kehidupan bangsa,
(Ubaidillah, 2000). Istilah ideologi
dan
berasal dari kata ‘idea’ berarti
4) Ikut melaksanakan ketertiban
gagasan, konsep, pengertian dasar,
dunia yang berdasarkan
cita-cita, dan ‘logos’ berarti ilmu.
kemerdekaan, perdamaian abadi
Kata idea sendiri berasal dari bahasa
dan keadilan sosial.
Yunani ‘eidos’ yang artinya bentuk.
Selanjutnya ada kata ‘idein’ yang
2. Ideologi Pancasila dalam
artinya melihat. Dengan demikian
Perspektif Global
secara harfiah ideologi berarti ilmu
Pancasila merupakan dasar
pengertian-pengertian dasar, cita-cita
Negara dan pandangan hidup bangsa
yang bersifat tetap yang harus
Indoesia. Sebagai dasar Negara,
dicapai, sehingga cita-ita yang
Pancasila dijadikan sebagai dasar
bersifat tetap itu yang harus dicapai,
dalam membangun Negara Kesatuan
sehingga cita-cita yang bersifat tetap
Republik Indonesia. Pancasila
itu sekaligus merupakan dasar,
sebagai dasar Negara diwujudkan
pandangan atau faham (Kaelan,
dalam hukum nasional Indonesia,
2005).
dimana Pancasila menjadi sumber
Kaelan (2005) menyatakan
dari segala sumber hukum yang ada
bahwa ideologi sebagai pandangan
di Negara Indonesia. Sedangkan
masyarakat memiliki karakteristik:
sebagai pandangan hidup bangsa,
(a) ideologi sering muncul dan
Pancasila dijadikan sebagai tuntunan
berkembang alam situasi kritis; (b)
bagi seluruh masyarakat Indonesia
ideologi memiliki jangkauan yang
dalam menjalani kehidupan sehari-
luas, beragam, dan terprogram; (c)
hari.
ideologi mencakup beberapa strata
pemikiran dan panutan; (d) ideologi
Pancasila (Kaelan dan Achmad
memiliki pola pemikiran yang
Zubaidi, 2007).
sistematis; (e) ideologi cenderung
Ideologi berkaitan dengan
eksklusif, absolute dan universal; (f)
tertib sosial, dan tertib politik yang
ideologi memiliki sifat empiris dan
ada, berupaya untuk secara sadar
normatif; (g) ideologi dapat
sisteatis mengubah, mempertahankan
dioperasionalkan dan
tertib masyarakat. Suatu pemikiran
didokumentasikan
mendalam, menyeluruh, menjadi
konseptualisasinya; (h) ideologi
ideologi apabila pemikiran, gagasan-
bisanya terjadi dalam gerakan-
gagasan tersebut secara praktis
gerakan politik.
difungsikan ke dalam lembaga-
Sebagai suatu ideologi
lembaga politik suatu masyarakat,
bangsa dan Negara Indonesia maka
suatu bangsa, suatu Negara
Pancasila pada hakikatnya bukan
(Suparlan, 2012).
hanya merupakan suatu hasil
Pancasila sebagai ideologi
perenungan atau pemikiran
nasional mengatasi faham
seseorang atau kelompok orang
perseorangan, golongan, suku
sebagaimana idelogi-ideologi lain di
bangsa, dan agama. Sehingga
dunia, namun Pancasila diangkat dari
semboyan ‘Bhineka Tungga Ika’
nilai-nilai adat-istiadat, nilai-nilai
diterapkan bagi segala masyarakat
kebudayaan serta nilai religius yang
Indonesia dalam kesatuan yang utuh
terdapat dalam pandangan hidup
Negara Kesatuan Republik
masyarakat Indonesia sebelum
Indonesia. Pancasila sebagai ideologi
membentuk Negara, dengan lain
nasional berupaya meletakkan
perkatan unsur-unsur yang
kepentingan bangsa dan Negara
merupakan materi (bahan) Pancasila
Indonesia ditempatkan dalam
tidak lain diangkat dari pandangan
kedudukan utama di atas
hidup masyarakat Indonesia sendiri,
kepentingan yang lainnya.
sehingga bangsa ini merupakan
Kedudukan Pancasila sebagai
kausa materialis (asal bahan)
ideologi bangsa dan Negara
Indonesia, tercantum di
dalam
pembukaan UUD 1945 sebagai dasar
Arus globalisasi tidak
Negara Kesatuan Republik Indonesia
mungkin dihentikan. Berjalannya
(NKRI) yang haus dilaksanakan
globalisasi tidak terlepas dari
secara berkesinambungan dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dan
kehidupan berbangsa dan bernegara.
teknologi sebagai penyebabnya.
Dengan demikian, Pancasila sebagai
Dampaknya juga tidak bisa
ideologi bangsa adalah sebagai
dihindarkan. Bagi masyarakat,
keseluruhan pandangan, cita-cita,
bangsa dan Negara Indonesi,
keyakinan, dan nilai-nilai bangsa
globalisasi memiliki dampak positif
Indonesia yang harus
dan negative.
diimplementasikandalam kehidupan,
Adapun dampak negative dan
bermasyarakat, berbangsa dan
dampak positif globalisasi menurut
bernegara.
Suparlan (2012) antara lain:
2.2 Globalisasi
a. Dampak Positif Globalisasi
Globalisasi merupakan gejala
bagi Indonesia
mengglobalnya sosio-cultural antar
(1) Semangat kompetitif
bangsa sehingga kultur antar bangsa
Untuk mengikuti arus
di dunia seolah-olah melebur
globalisasi suatu Negara
menjadi kultur dunia (global).
dituntut mampu bersaing di
Akibatnya hubungan antar bangsa
dunia internasional.
semakin dekat.
(2) Kemudahan dan kenyamanan
Globalisasi biasa dikait-
hidup
kaitkan dengan kemajuan teknologi
Globalisasi dengan kemajuan
informasi, spekulasi dalam pasar
di bidang informasi,
uang, meningkatnya arus modal
komunikasi dan transportasi
lintas Negara, pemasaran massal,
telah memberi kemudahan
peanasan global, era perusahaan
dan kenyamanan masyarakat.
multinasional hilangnya batas-batas
(3) Sikap toleransi dan solidaritas
antar Negara dan kian melemahnya
kemanusiaan
kekuasaan Negara (Budiono, dalam
Informasi mengenai
Suparlan 2012).
keprihatinan dan penderitaan
sejumlah manusia di suatu
luasnya melalui jaringan
Negara, memotivasi
internet
pemerintah di Negara lain
(7) Terbukanya mobilitas sosial
untuk ikut membantu
Kemajuan transportasi
meringankan penderitaan
mendorong mobilitas sosial
yang dirasakan sesamanya.
yang semakin terbuka dimana
(4) Kesadaran dalam
jarak tidak lagi menjadi
kebersamaan
permasalahan.
Toleransi dan solidaritas
antar bangsa berkembang
b. Dampak Negatif Gobalisasi
menjadi kesadaran dalam
bagi Bangsa Indonesia
kebersamaan untuk
(1) Pergeseran nilai
mengatasi berbagai masalah,
Sesuatu yang baru (nilai,
dimana ancaman dan bencana
teknologi, budaya, dan
bagi keselamatan dunia
lainnya) dari asing secara
sebagai satu-satunya planet
tidak otomatis dapat
tempa tinggal bagi umat
diintegrasikan ke dalam
manusia.
kondisi individu atau
(5) Menumbuhkan sikap terbuka
masyarakat yang
Sikap terbuka ini untuk
menerimanya.
mengenal dan menghormati
(2) Pertentangan nilai
perbedaan, kelebihan, dalam
Masuknya nilai-nilai baru dan
kehidupan manusia sebagai
asing yang tidak sejalan atau
individu maupun bangsa yang
bahkan bertentangan dengan
hidup di wilayah Negara lain.
nilai-nilai luhur dari
(6) Globalisasi memberi tawaran
pandangan hidup masyarakat.
baru
(3) Perubahan gaya hidup (Life
Globalisasi memberikan
style)
tawaran baru barupa
(4) Berkurangnya kedaulatan
kesematan untuk mengakses
Negara
ilmu pengetahuan seluas-
Pemerintah harus mengakui
Makna persatuan hakikatnya adalah
dan bekerja di suatu
satu, yang artinya bulat tidak
lingkungn dimana sebagian
terpecah.
besar penyelesaian masalah
Kerakyatan yang Dipimpin oleh
harus dirumuskan dengan
Hikmat Kebijaksanaan dalam
memperhatikan dunia global.
Permusyawaratan/Perwakilan
Dalam sila ini menjelaskan tentang
3. Nilai-Nilai yang terkandung
demokrasi, adanya kebersamaan
dalam Pancasila
dalam mengambil keputusan dan
Berikut ini adalah nilai-nilai
penanganannya, dan kejujuran
dalam lima sila Pancasila
bersama.
Ketuhanan Yang Maha Esa
Keadilan Sosial Bagi Seluruh
Nilai-nilai yang terkandung dalam
Rakyat Indonesia
sila pertama ini adalah dimana kita
Makna dalam sila ini adalah adanya
sebagai manusia yang diciptakan
kemakmuran yang merata bagi
wajib menjalankan perintah Tuhan
seluruh rakyat, seluruh kekayaan dan
dan menjauhi laranganNya.
sebagainya dipergunakan untuk
Masyarakat Indonesia berhak untuk
kebahagiaan bersama, dan
memeluk agama dan kepercayaannya
melindungi yang lemah.
masing-masing dan wajib
Pancasila sebagai dasar Negara,
menjalankan apa yang diperintahkan
pandanga hidup bangsa Indonesia,
dalam agama masing-masing dan
dan sebagai ideologi bangsa,
menjauhi apa yang dilarang.
menurut Suko Wiyono (2013)
Kemanusiaan Yang Adil dan
memuat nilai-nilai/karakter bangsa
Beradab
Indonesia yang tercermin dalam sila-
Sila kedua ini menjelaskan bahwa
sila Pancasilasebagai berikut:
kita sesama manusia mempunyai
1. Nilai-nilai Ketuhanan Yang
derajat yang sama dihadapan hukum.
Maha Esa: terkandung di
dalamnya prinsip asasi (1)
Kepercayaan dan Ketaqwaan
Persatuan Indonesia
kepada Tuhn Yang Maha Esa; (2)
kebebasan beragama dan
asasi (1) Kerakyatan; (2)
berkepercayaan paa Tuhan Yang
Musyawarah mufakat; (3)
Maha Esa sebagai hak yang
Demokrasi; (4) Hikmat
paling asasi bagi manusia; (3)
kebijaksanaan, dan (Perwakilan).
toleransi di antara umat
5. Nilai-nilai Keadilan Sosial bagi
beragama dan berkepercayaan
Seluruh Rakyat Indonesia:
kepada Tuhan Yang Maha Esa;
terkandung di dalamnya prinsip
dan (4) Kecintaan pada semua
asasi (1)
makhluk ciptaan Tuhan,
khususnya makhluk manusia.
4. Kondisi Masyarakat Indonesia
2. Nilai-nilai Kemanusiaan yang
saat ini dalam Menerapkan
Adil dan Beradab: terkandun di
Nilai-Nilai Pancasila
dalamnya prinsip asasi (1)
Kondisi bangsa Indonesia
Kecintaan kepada sesama
saat ini dapat dikaji dan identifikasi
manusia sesuai dengan prinsip
dengan melihat prilaku dan
bahwa kemanusiaan adalah satu
kepribadian masyarakat Indonesia
adanya; (2) Kejujuran; (3)
tercermin pada tingkah laku
Kesamaderajatan manusia; (4)
masyarakat Indonesia sehari-hari.
Keadilan; dan (5) Keadaban.
Perilaku masyarakat Indonesia saat
3. Nilai-nilai Persatua Indonesia:
ini yang tidak sesuai dengan nilai-
terkandung di dalamnya prinsip
nilai Pancasila yaitu:
asasi (1) Persatuan; (2)
Penyimpangan sila pertama
Kebersamaan; (3) Kecintaan
Saat ini kita menjumpai
pada bangsa; (4) Kecintaan pada
generasi muda yang tidak bertaqwa
tanah air; dan (5) Bhineka
kepada Tuhan YME. Misalnya:
Tunggal Ika.
meninggalkan ibadah, melanggar
4. Nilai-nilai Kerakyatan yang
peraturan agama, menganggap
Dipimpin oleh Hikmat
dirinya sebagai Tuhan atau Rasul,
Kebijaksanaan dalam
dan lain sebagainya.
Permusyawaratan/Perwakilan:
Penyimpangan sila kedua
terkandung di dalamnya prinsip
Sekarang ini kita temui diantara
misalnya, tugas PPKN membuat
pemuda Indonesia yang tidak
makalah secara kelompok ketidak
memanusiakan manusia lain sebagai
adilan selalu kita rasakan. Hal
mana mestinya. Misalnya: kasus
tersebut karena sebenarnya yang
pembunuhan, perampokan,
mengerjakan tugas kelompok dari 8
pemerkosaan, dan lain sebagainya.
anggota kelompok, hanya 3 orang
Penyimpangan sila ketiga
saja dan yang lainnya tinggal nitip
Memudarnya rasa persatuan dan
nama. Padahal ia menginginkan
kesatuan yang terjadi pada
mendapatkan nilai yang sama.
masyarakat Indonesia saat ini.
Sungguh ini adalah contoh kecil
Misalnya: tawuran antar pelajar,
yang berada pada kehidupan para
bentrok antar warga seperti perang
pelajar sehari-hari.
sampit, bentrok antar suku seperti
kisah perang sampit, dan lain
5. Upaya yang dilakukan
sebagainya.
Masyarakat Indonesia dalam
Penyimpangan sila keempat
Membudayakan Nilai-Nilai
Demokrasi selayaknya dilaksanakan
Pancasila
dengan sehat. Fenomena yang terjadi
Sebelum memasuki upaya
saat ini masih adanya money politic
masyarakat Indonesia dalam
di kalangan masyarakat yang biasa
membudayakan nilai-nilai Pancasila
dijumpai pada saat pemilihan kepala
maka perlu kita tahu fungsi dari
desa, pemilihan bupati atau walikota.
Pancasila. Sri Untari (2012)
Penyimpangan sila kelima
menjabarkan fungsi Pancasila antara
Selanjutnya mengenai keadilan,
lain:
banyak fakta-fakta mengenai
(1) Pancasila sebagai identitas dan
ketidakadilan yang di lakukan oleh
kepribadian bangsa
generasi muda bangsa Indonesia saat
Pancasila adalah kepribadian
ini. Tidak perlu jauh-jauh, saat ini
bangsa yang digali dari nilai-nilai
dapat kita lihat pada kelompok
yang telah tumbuh dan
belajar kita saja sebagai faktanya.
berkembang dalam masyarakat
Dalam kelompok belajar PPKN
dan budaya bangsa Indonesia.
(2) Pancasila sebagai sistem filsafat
Secara etimologis, istilah
Pancasila bersifat obyektif ilmiah
kebudayaan berasal dari bahasa
karena uraiannya bersifat logis
sansekerta budhayah yang
dan dapat diterima oleh paham
merupakan bentuk jamak dari kata
yang lain.
budhi yang berarti budi atau akal,
(3) Pancasila sebagai sumber nilai
dengan demikian budaya
Nilai dasar Pancasila adalah nilai
berhubungan dengan budi atau akal
ketuanan, nilai kemanusiaan,
(Suko Wiyono, 2013). Menurut
nilai persatuan, nilai kerakyatan,
Kamus Besar Bahasa Indonesia
dan nilai keadilan.
(2008) budaya adalah (1) pikiran;
(4) Pancasila sebagai sistem etika
akal budi; (2) adat-istiadat; (3)
Secara sederhana dapat
sesuatu mengenai kebudayaan yang
dijelaskan bahwa yang dimaksud
sudah berkembang (beradab, maju);
etika Pancasila adalah etika yang
(4) sesuatu yang sudah menjadi
mengacu dan bersumber pada
kebiasaan yang sukar diubah.
nilai-nilai, norma Pancasila
Sedangkan menurut
sebagai dasar Negara dan
Koentjaraningrat dalam Suko
pandangan hidup bangsa (Sri
Wiyono (2013) kebudayaan ialah
Untari, 2012).
keseluruhan sistem gagasan,
(5) Pancasila sebagai paradigma
tindakan dan hasil karya manusia
keilmuan ekonomi, politik,
dalam rangka kehidupan masyarakat
hukum, dan pendidikan
yang dijadikan milik diri manusia
(6) Pancasila sebagai ideologi
dengan melalui belajar. Dalam artian
terbuka
seperti tersebut di atas maka
Menurut Winarno dalam Sri
dibedakan wujud kebudayaan itu
Untari (2012) disebut terbuka
sebagai berikut: (1) wujud
sebab ideologi Pancasila
kebudayaan sebagai suatu kompleks
bersumber pada kondisi obyektif,
gagasan, nilai, norma peraturan dan
konsep, prinsip, dan nilai-nilai
sebagainya, (2) wujud kebudayaan
orisinal masyarakat Indonesia
sebagai suatu kompleks aktivitas
sendiri.
serta tndakan berpola dari manusia
dalam masyarakat, (3) wujud
Sejalan dengan upaya
kebudayaan sebagai benda-benda
sedemikian rupa, diharapkan terdapat
hasil karya manusia.
penghayatan dan pengalaman nilai-
Berdasarkan pengertian di
nilai luhur Pancasila di berbagai
atas maka pembudayaan nilai-nilai
bidang kehidupan bagi seluruh
Pancasila yang merupakan sumber
masyarakat. Berkaitan dengan upaya
dari karakter bangsa Indonesia,
pembudayaan karakter bangsa yang
berarti perwujudan nilai-nilai
bersumber dari nilai-nilai luhur
Pancasila itu dalam: (1) agasan, nilai,
Pancasila, maka pendapat Suko
norma, dan peraturan, (2) aktivitas
Wiyono (2013) berpendapat bahwa
serta tindakan terpola dar manusia,
hal yang ingin dicapai dalam
dan (3) wujud hasil cipta manusia.
pembudayaan adalah sebagai berikut:
Pembudayaan nilai-nilai
1) Masyarakat yang memiliki
Pancasila tidak sekedar memahami
kesadaran yang tinggi akan hak
saja, namun harus dihayati dan
dan kewajiban sebagai pribadi,
diwujudkan dalam pengalamannya
anggota keluarga/masyarakat,
oleh setiap diri pribadi dan seluruh
dan sebagai warga Negara.
lapisan masyarakat sehingga
2) Sebagai pribadi ia dapat bersikap
menumbuhkan kesadaran dan
dan bertingkah laku sebagai
kebutuhan, mempertajam perasaan,
insan hmba Tuhan, yang mampu
meningkatkan daya tahan, daya
menggunakan cipta, rasa, dan
tangkal dan daya saing bangsa yang
karsa secara tepat, sehingga dapat
semuanya tercermin pada sikap
bersikap adil. Ia adalah seorang
tanggap dan perilaku masyarakat.
yang beriman dan bertaqwa
Pembudayaan nilai-nilai
terhadap Tuhan Yang Maha Esa
luhur Pancasila perlu diupayakan
sesua dengan agama dan
pada berbagai kelompok masyarakat
kepercayaan masing-masing.
baik kelompok profesi seperti tenaga
3) Sebagai anggota keluarga dan
kerja, notaris, guru dan pengacara,
masyarakat ia mampu
kelompok fungsional seperti wanita,
mendudukkan dirinya secara
pemuda, dan lain sebagainya.
tepat sesuai dengan fungsi dan
tugasnya. Ia faham dan mampu
Pancasila dijadikan sebagai dasar
menempatkan hak dan kewajiban
dalam membangun Negara Kesatuan
dalam hidup bersama.
Republik Indonesia.
4) Sebagai warga Negara ia
Arus globalisasi tidak
diharapkan faham akan hak dan
mungkin dihentikan. Berjalannya
kewajibannya sesuai dengan
globalisasi tidak terlepas dari
peraturan perundang-undangan
perkembangan ilmu pengetahuan dan
yang berlaku, patuh
teknologi sebagai penyebabnya.
melaksanakan segal ketentuan
Dampaknya juga tidak bisa
perundang-undangan yang
dihindarkan. Bagi masyarakat,
didasarkan atas kesadaran.
bangsa dan Negara Indonesi,
Sebagai warga Negara mampu
globalisasi memiliki dampak positif
membawa diri secara tepat dalam
dan negative.
behubungan dengan sesama
Pembudayaan nilai-nilai
warga Negara, dan dengan
luhur Pancasila perlu diupayakan.
lembaga-lembaga kenegaraan.
Diharapkan terdapat penghayatan
5) Sebagai tenaga pembangunan
dan pengalaman nilai-nilai luhur
maka ia memahami prinsip-
Pancasila di berbagai bidang
prinsip dasar program dan
kehidupan bagi seluruh masyarakat.
peaksanaan pembangunan, baik
pembangunan di daerah maupun
DAFTAR PUSTAKA
pembangunan nasional. Ia faham
Al-Hakim, Suparlan, dkk. 2012.
kegiatan apa yang selayaknya Pendidikan
dikerjakan dan diutamakan dalam Kewarganegaraan dalam
Konteks Indonesia. Malang:
menciptakan masyarakat yang Universitas Negeri Malang
adil, sejahtera, dan bahagia.
Hariyono. 2014. Ideologi
Pancasila Roh Progresif
KESIMPULAN Nasionalisme Indonesia.
Malang: Intans Publishing
Pancasila merupakan dasar
Negara dan pandangan hidup bangsa Kaelan, & Zubaidi, Ahmad. 2007.
Pendidikan
Indoesia. Sebagai dasar Negara,
Kewarganegaraan.
Yogyakarta: Paradigma

Kaelan. 2005. Pendidikan Pancasila.


Yogyakarta: Universitas Gajah Mada

Departemen Pendidikan Nasional.


2008. Kamus Besar
Bahasa Indonesia Pusat
Bahasa.
Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama

Sri Untari. 2012. “Pancasila


dalam Kehidupan
Berasyarakat,
Berbangsa, dan Bernegara”
dalam Margono (Ed).
Pendidikan Pancasila
Topik Aktual Kenegaraan
dan Kebangsaan. Malang:
Universitas Negeri Malang
(UM Press)

Sumarsono, dkk. 2007. Pendidikan


Kewarganegaraan. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka
Utama

Ubaidiah, A, dkk. 2000.


Pendidikan
kewarganegaraan (Civic
Education), DEmokrasi,
HAM, & Masyarakat
Madani. Jakarta: IAIN
Jakarta Press

Wiyono, Suko. 2013. Reaktualisasi


Pancasila dalam
Kehidupan Berbangsa dan
Bernegara. Malang:
Universitas Wisnuwardhana
Malang Press

You might also like