Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

Jurnal Inovasi Kesehatan Masyarakat Vol. 2 No.

1 Edition: November 2020 – April 2021


http://ejournal.delihusada.ac.id/index.php/JIKM
Received: 15 Oktober 2020 Revised: 21 Oktober 2020 Accepted: 28 Oktober 2020

ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN FASILITAS DAN


KESELAMATAN BERBASIS SNARS EDISI 1 TAHUN 2018
DI RSU DELI MEDAN
TAHUN 2020

Meilani Lie, Gerry Silaban, Selamat Ginting


Institut Kesehatan Deli Husada Deli Tua
e-mail : meilani_92@hotmail.com

Abstract
The Facility Management and Safety Standards (FMS) is one of the 15
hospital accreditation standards that must be fulfilled. FMS standards are
closely related to the implementation of Hospital Occupational Safety and
Health (OSH). If FMS standards are not fulfilled, it will have an impact on
the quality of health services. This research aims to analyze the
implementation of FMS based on the National Hospital Accreditation
Standards (HANS) 1st Edition 2018 at Deli Hospital Medan. The type of
research is a qualitative study using a phenomenological approach. The
research period is from December 2019 to March 2020. The number of
informants are 10 people. Data collection is done through in-depth
interviews, document checks and observations. Data were analyzed using
descriptive statistics and thematic analysis. The results showed that the
achievements of FMS based on HANS 1st Edition obtained an average of
61.90%. Obstacles to fulfillment include: limited availability of facilities
and infrastructure, limited number of Human Resources (HR), awareness
of HR, lack of HR knowledge about OSH, limited budget, the readiness of
the education and training team to conduct training and simulations is not
optimal, not all providers of hazardous and toxic materials have Material
Safety Data Sheets. Achievement of FMS standard fulfillment based on
HANS Edition 1.1 67.14% does not become an obstacle to hospital
accreditation towards Basic rank. The person in charge of accreditation
prioritizes increasing the standards of FMS 2, FMS 6 and FMS 6.1 because
the fulfillment is still <50%. Hospital management should do a simulation
before accreditation from Hospital Accreditation Commission to fulfill the
achievement of at least 80%, add competent human resources in the field
of OSH which also plays a role in assisting the implementation of FMS
standards and allocating funds for training activities.

Keywords: Hospital, Accreditation, Facilities Management and Safety

54
Lie, Silaban, Ginting, Analisis Pelaksanaan Manajemen, ...

1. PENDAHULUAN Bila standar K3 tidak


dipertimbangkan dalam rumah sakit,
Rumah sakit merupakan tempat
beberapa peristiwa seperti kebakaran,
kerja dimana terdapat tenaga kerja
sengatan listrik dan paparan agen
melakukan pekerjaan dan sumber-
berbahaya tidak dapat dihindari. Ini,
sumber bahaya yang dapat
terutama, karena kehadiran banyak
menimbulkan efek yang merugikan
orang, sebagian besar pasien atau
bagi kesehatan dan keselamatan
cacat, modern dan rumit perangkat,
tenaga kerja (staf), pasien, keluarga
bahan kimia dan infeksi, dan juga hal-
(pendamping pasien), pengunjung dan
hal yang mudah terbakar (Raeisi,
masyarakat sekitarnya.
2013).
Ada bahaya fisik, kimia, biologi,
Shams (2014) menyatakan
psikologis dan sosial di rumah sakit
bahwa mengabaikan standar
yang dianggap sebagai penyebab
manajemen K3 di rumah sakit
permanen terkait pekerjaan di rumah
mengakibatkan terjadinya kerusakan
sakit. Bahaya ini menjadi ancaman
yang tidak dapat dipulihkan termasuk
yang harus dieliminir atau setidaknya
kerugian finansial dan menimbulkan
dikurangi potensi risikonya, mencegah
korban. Lebih lanjut Shams (2014a)
terjadinya kecelakaan dan
menyatakan bahwa penelitian yang
meminimalkan stresor pekerjaan
dilakukan di AS menunjukkan bahwa
(Victorian Auditor-General’s Report,
rata-rata biaya rumah sakit meningkat
2013).
400 USD untuk setiap pasien karena
Indikator Rumah Sakit yang tidak mengabaikan prinsip K3. Penelitian
memprioritaskan K3 (Victorian dilakukan di Inggris oleh Hosper
Auditor-General’s Report, 2013) yaitu: menunjukkan bahwa biaya rumah
1. Budaya menerima risiko K3 sakit telah berkurang menjadi 7 juta
pound dengan menerapkan K3 secara
2. Sumber daya rumah sakit tidak
komprehensif selama tujuh tahun.
konsisten mematuhi kebijakan
Ditemukan rata-rata biaya K3
K3, prosedur dan bekerja dengan
menurun 30% dengan memperhatikan
aman
K3.
3. Informasi K3 yang diberikan
UU RI No. 44 Tahun 2009
kepada staf tidak memadai
tentang Rumah Sakit mendukung
4. Pelatihan kepada staf dan pelaksanaan K3 sebagaimana
pimpinan unit kerja tidak dinyatakan pada pasal 3 poin b.
diberikan memadai. bahwa pengaturan penyelenggaraan
Rumah Sakit bertujuan memberikan
5. Tidak memerlukan jaminan dari
perlindungan terhadap keselamatan
manajemen rumah sakit umum
pasien, masyarakat, lingkungan rumah
bahwa staf dilindungi secara
sakit dan sumber daya manusia di
memadai dari risiko K3.
rumah sakit. Disamping itu pasal 40

55
Lie, Silaban, Ginting, Analisis Pelaksanaan Manajemen, ...

dinyatakan bahwa dalam rangka melalui wawancara dengan


peningkatan mutu pelayanan, Rumah penanggung - jawab akreditasi rumah
Sakit wajib dilakukan akreditasi secara sakit diperoleh informasi bahwa rumah
berkala minimal 3 (tiga) tahun sekali sakit saat ini sedang dalam proses
dimana unsur keselamatan dan persiapan akreditasi termasuk
Kesehatan Kerja termasuk sebagai pelaksanaan Manajemen Fasilitas dan
salah satu hal yang dinilai di dalam Keselamatan (MFK) sebagai salah satu
akreditasi Rumah Sakit. dari standar akreditasi. Disampaikan
juga bahwa skor dari elemen penilaian
Akreditasi rumah sakit
(EP) sebagai hasil pemenuhan standar
merupakan proses kegiatan
MFK baru mencapai 61,90%.
peningkatan mutu pelayanan yang
dilakukan terus menerus oleh rumah
sakit. Akreditasi adalah pengakuan 2. METODE
terhadap mutu pelayanan Rumah
Jenis penelitian ini merupakan
Sakit, setelah dilakukan penilaian
penelitian yang bersifat kualitatif
bahwa Rumah Sakit telah memenuhi
dengan menggunakan pendekatan
Standar Akreditasi. Sejalan dengan
fenomenologi yang tujuannya untuk
proses kegiatan peningkatan mutu
mendalami arti ataupun hakikat dan
maka Komite Akreditasi Rumah Sakit
pengertian seseorang atau
(KARS) secara berkala melakukan
sekelompok orang terhadap suatu
review standar akreditasi mengikuti
fenomena yang pernah dilihat,
perkembangan standar akreditasi di
didengar, dirasakan maupun dialami
tingkat global (Instrumen SNARS Edisi
(Raco, 2010) terkait dengan
1.1., 2019).
pelaksanaan manajemen fasilitas dan
RSU Deli Medan merupakan salah keselamatan berbasis SNARS Edisi 1
satu rumah sakit swasta kelas C yang tahun 2018.
berada di tengah kota Medan dimana
Penelitian dilakukan di RSU Deli
letaknya sangat strategis dalam
Medan. Waktu penelitian ini diawali
memberikan pelayanan kesehatan.
dengan kegiatan survei pendahuluan
Pada tahun 2015, RSU Deli Medan
untuk mengetahui fenomena yang
telah terakreditasi KARS dengan
terjadi. Kemudian dilanjutkan dengan
kategori lulus Perdana. Tiga tahun
pengurusan izin penelitian, menyusun
setelah masa berlaku akreditasi versi
pertanyaan wawancara, pengumpulan
tahun 2012, RSU Deli Medan
data wawancara, dan analisis data
melakukan persiapan reakreditasi
yang direncanakan selama 4 bulan
berbasis SNARS Edisi 1. Setelah RSU
mulai bulan Desember 2019 hingga
Deli terakreditasi SNARS Edisi 1,
bulan Maret 2020.
dilanjutkan akreditasi berbasis SNARS
Edisi 1.1. di masa 3 tahun yang akan Informan yang dipilih dalam
datang. penelitian ini dilakukan secara sengaja
(purposive sampling) yaitu:
Berdasarkan survei pendahuluan

56
Lie, Silaban, Ginting, Analisis Pelaksanaan Manajemen, ...

1. Informan kunci: adalah lokasi penelitian untuk mencari


penanggung-jawab akreditasi RS. data yang lengkap dan berkaitan
dengan masalah yang diteliti.
2. Informan utama: adalah para
Teknik ini dilakukan melalui:
penanggung jawab dalam
pelaksanaan K3 (terkait dengan 2. Melihat adanya Regulasi (R) yang
pelaksanaan MFK) dalam struktur ditetapkan. Regulasi adalah
PK3RS yang telah ditunjuk dan dokumen pengaturan yang
ditetapkan oleh Direktur RS disusun oleh rumah sakit yang
sebanyak 9 orang yaitu: dapat berupa Kebijakan, Prosedur
(SPO), Pedoman, Panduan,
a. Ketua Panitia K3 RS
Peraturan Direktur Rumah Sakit,
b. Kepala Bidang Manajemen Keputusan Direktur Rumah Sakit
Risiko K3RS
dan atau Program.
c. Kepala Bidang Keselamatan
dan Keamanan di RS 3. Dokumen (D). Dokumen adalah
bukti proses kegiatan atau
d. Kepala Bidang Pengelolaan
pelayanan yang dapat berbentuk
Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3) berkas rekam medis, laporan dan
atau notulen rapat dan atau hasil
e. Kepala Bidang Kesiapan
audit dan atau ijazah dan bukti
Menghadapi Kondisi Darurat/
Bencana dokumen pelaksanaan kegiatan
lainnya.
f. Kepala Bidang Pencegahan
dan Pengendalian Kebakaran 4. Observasi (O). Observasi adalah
g. Kepala Bidang Pengelolaan bukti kegiatan yang didapatkan
Peralatan Medis berdasarkan hasil penglihatan/
observasi yang dilakukan oleh
h. Kepala Bidang Pengelolaan
Prasarana dan Fasilitas RS surveior.

i. Kepala Bidang Pelayanan 5. Simulasi (S). Simulasi adalah


Kesehatan Kerja peragaan kegiatan yang
Jumlah informan sebanyak 10 dilakukan oleh staf rumah sakit.
orang. 6. Wawancara (W) mendalam.
Metode pengumpulan data Wawancara mendalam
merupakan instrumen pengumpulan merupakan kegiatan tanya jawab
data yang menentukan berhasil atau yang dilakukan untuk
tidaknya suatu penelitian. Jenis data mendapatkan data yang lengkap
penelitian berupa: dan mendalam dari informan
dengan mengajukan pertanyaan-
1. Data primer. Metode
pertanyaan secara langsung dan
pengumpulan data primer yaitu
memiliki relevansi dengan
data yang diperoleh melalui masalah penelitian, observasi dan
kegiatan penelitian langsung ke dokumentasi.

57
Lie, Silaban, Ginting, Analisis Pelaksanaan Manajemen, ...

Untuk mengetahui tingkat Tabel 1. Tingkat Pencapaian Standar


pemenuhan pelaksanaan MFK MFK Berdasarkan SNARS Edisi 1
digunakan standar MFK berbasis
SNARS 1 sebagaimana tertera pada No. Standar MFK %
lampiran 1. Pemberian skor setiap
1. Standar MFK 1 100,00%
elemen penilaian (EP) standar MFK
berdasarkan hasil survei melalui 2. Standar MFK 2 25,00%
metode R, D, O, S, dan W. Setiap EP
pada standar MFK dinilai sebagai 3. Standar MFK 3 62,50%
berikut:
4. Standar MFK 4 78,57%
a. Skor 10 (terpenuhi lengkap),
yaitu bila rumah sakit dapat 5. Standar MFK 4.1. 50,00%
memenuhi elemen penilaian
6. Standar MFK 4.2. 100,00%
tersebut minimal 80%.
b. Skor 5 (terpenuhi sebagian) yaitu 7. Standar MFK 5 78,57%
bila rumah sakit dapat memenuhi
8. Standar MFK 5.1. 100,00%
elemen penilaian tersebut antara
20 - 79%. 9. Standar MFK 6 12,50%
c. Skor 0 (tidak terpenuhi) yaitu
10. Standar MFK 6.1. 0,00%
bila rumah sakit hanya dapat
memenuhi elemen penilaian 11. Standar MFK 7 58,33%
tersebut kurang dari 20 %.
12. Standar MFK 7.1. 50,00%

13. Standar MFK 7.2. 75,00%


3. HASIL
14. Standar MFK 8 58,33%
Hasil penilaian tingkat
pencapaian standar MFK yang terdiri 15. Standar MFK 8.1. 50,00%
atas 24 standar elemen penilaian
berdasarkan SNARS Edisi 1 diperoleh 16. Standar MFK 9 62,50%
rerata capaian sebesar 61,90%
17. Standar MFK 9.1. 58,33%
sebagaimana tertera pada tabel 1. di
bawah ini. Tiga dari 24 standar elemen 18. Standar MFK 9.2. 83,33%
penilaian MFK yaitu standar MFK 1,
standar MFK 4.2. dan standar MFK 19. Standar MFK 9.2.1. 62,50%
5.1. memperoleh capaian 100%.
20. Standar MFK 9.3. 70,00%
Sedangkan Standar MFK 6.1
memperoleh capaian paling kecil yaitu 21. Standar MFK 10. 62,50%
0,00%.
22. Standar MFK 11. 75,00%

58
Lie, Silaban, Ginting, Analisis Pelaksanaan Manajemen, ...

23. Standar MFK 11.1. 37,50% pekerja......” (Informan 3)


…..”Semua dilibatkan....” (Informan 7)
24. Standar MFK 11.2. 37,50%

Rerata Capaian 61,90%


Faktor Penghambat dalam
Capaian hasil penilaian standar Pelaksanaan tiap Standar
Manajemen Fasilitas Kesehatan
MFK berbasis SNARS Edisi 1 tersebut
(MFK) Berbasis SNARS Edisi 1 di
di atas perlu didukung dengan hasil
wawancara dengan informan berkaitan RSU Deli Medan
dengan pelaksanaan standar MFK Adapun faktor penghambat
sebagai berikut: dalam pelaksanaan tiap standar MFK
1. Apakah kegiatan pelaksanaan berbasis SNARS Edisi 1 di RSU Deli
MFK telah disosialisasikan kepada Medan dinyatakan dari hasil
wawancara dengan informan sebagai
seluruh pekerja di RS?
berikut:
.....”Sudah kami sosialisasikan.....”
(Informan 1) 1. Hambatan dalam pelaksanaan
MFK di rumah sakit:
.....”Iya sudah disosialisasikan...”
(Informan 3) .....”hambatan sejauh ini mungkin
yang pertama itu di rumah sakit
2. Apakah kegiatan pelaksanaan sarana dan prasarana masih
MFK sejalan dengan pelaksanaan susah untuk didapatkan, terus
K3 sesuai dengan Permenkes RI kesadaran dari SDM nya lah Itu
No. 66 Tahun 2016? aja sih sarana dan kesadaran
.....”Ya sejauh ini kita ingin sesuaikan SDM kita.....” (Informan 1)
ya, pelaksanaan K3 memang 2. Hambatan dalam pelaksanaan
sesuai dengan Permenkes RI No. kegiatan pendidikan staf:
66 Tahun 2016.....” (Informan
.....” anggaran dan situasi serta
2)
kondisi rumah sakit yang tidak
3. Sejauh mana kegiatan mendukung untuk bagi tim Diklat
pelaksanaan K3 telah berjalan melakukan simulasi terkait
sesuai dengan Permenkes RI No. pelatihan kesiapsiagaan
66 Tahun 2016? bencana.....” (Informan 2)
.....”Kalau menurut saya, sejauh ini 3. Hambatan dalam pelaksanaan
paling pelaksanaan K3 itu masih program manajemen risiko
berjalan sekitar 60% gitulah.....” fasilitas dan lingkungan:
(Informan 2)
.....”anggaran dana, kemudian
4. Apakah kegiatan pelaksanaan kurangnya pengetahuan sumber
MFK melibatkan semua pekerja? daya manusia terkait standar K3,
.....”Ya, melibatkan semua kemudian kurangnya kesadaran

59
Lie, Silaban, Ginting, Analisis Pelaksanaan Manajemen, ...

SDM untuk menjalankan dan 4. Standar MFK 4 85,71%


menerapkan K3 di rumah
sakit.....” (Informan 3) 5. Standar MFK 4.1 50,00%

4. Hambatan dalam pelaksanaan 6. Standar MFK 4.2 100,00%


penanganan B3 di rumah sakit:
7. Standar MFK 5 78,57%
.....”Kalau untuk hambatannya itu
hanya kurang kepatuhan pihak 8. Standar MFK 5.1 100,00%
penyedia B3 untuk melampirkan
MSDS pada B3 yang kita 9. Standar MFK 6 12,50%
terima.....” (Informan 5)
10. Standar MFK 6.1 0,00%
Hasil Penilaian MFK
Berdasarkan SNARS Edisi 1.1 11. Standar MFK 7 58,33%

Hasil penilaian tingkat 12. Standar MFK 7.1 66,67%


pencapaian standar MFK yang terdiri
atas 24 standar elemen penilaian 13. Standar MFK 7.2 75,00%
berdasarkan SNARS Edisi 1.1
14. Standar MFK 8 58,33%
diperoleh rerata capaian sebesar
67,14% sebagaimana tertera pada 15. Standar MFK 8.1 66,67%
tabel 2. di bawah ini. Ada
peningkatan pencapaian sebesar 16. Standar MFK 9 87,50%
5,24% setelah menggunakan
menerapkan penilaian SNARS Edisi 17. Standar MFK 9.1 75,00%
1.1. Tiga dari 24 standar elemen
18. Standar MFK 9.2 83,33%
penilaian MFK yaitu standar MFK 1,
standar MFK 4.2. dan standar MFK 19. Standar MFK 9.2.1 62,50%
5.1. telah memenuhi 100%.
Sedangkan Standar MFK 6.1 belum 20. Standar MFK 9.3 70,00%
memenuhi (0,00%). Pemenuhan
21. Standar MFK 10 62,50%
ketiga standar ini sama dengan
pemenuhan standar MFK berdasarkan 22. Standar MFK 11 75,00%
SNARS Edisi 1.
23. Standar MFK 11.1 50,00%
Tabel 2. Tingkat Pencapaian Standar
MFK Berdasarkan SNARS Edisi 1.1 24. Standar MFK 11.2 62,50%

No. Standar MFK % Capaian Rerata Capaian 67,14%

1. Standar MFK 1 100,00%


Capaian hasil penilaian standar
2. Standar MFK 2 25,00%
MFK berbasis SNARS Edisi 1.1.
3. Standar MFK 3 75,00% tersebut di atas perlu didukung

60
Lie, Silaban, Ginting, Analisis Pelaksanaan Manajemen, ...

dengan hasil wawancara dengan sudah memenuhi capaian ≥ 80,00%


informan berkaitan dengan yaitu standar MFK 1, MFK 4.2., MFK
pelaksanaan standar MFK sebagai 5.1., dan MFK 9.2.
berikut:
Selain capaian standar tersebut
1. Apakah rumah sakit siap untuk di atas sudah memenuhi, masih ada
melaksanakan standar akreditasi standar MFK yang belum memperoleh
SNARS 1.1? capaian yang diharapkan, artinya
capaian masih < 80,00% yaitu standar
.....”Kalau dikatakan siap, harus siap,
MFK 2, MFK 3, MFK 4, MFK 4.1., MFK
namanya peraturan, tapi kalau
5, MFK 6, MFK 6.1, MFK 7, MFK 7.1.,
saat ini kalau langsung diuji
MFK 7.2., MFK 8, MFK 8.1, MFK 9, MFK
mungkin belum siap. Untuk
9.1., MFK 9.2.1., MFK 9.3., MFK 10,
beberapa waktu ya kita lengkapi
MFK 11, MFK 11.1., dan MFK 11.2.
dululah sesuai dengan prosedur
ataupun permintaan dari standar Rerata capaian standar MFK RSU
yang ada di akreditasi SNARS Deli Medan diperoleh sebesar 61,90%
1.1.....” (Informan 1) sudah memenuhi ketentuan bila ingin
meningkatkan status akreditasinya
Untuk kegiatan pelaksanaan
menuju peringkat Dasar atau Madya
standar MFK berbasis SNARS Edisi
yang membutuh capaian ≥ 20,00%.
1.1. tidak berbeda dengan standar
Sedangkan untuk peringkat Madya
MFK SNARS Edisi 1 bahwa standar
atau Paripurna, rerata capaian standar
MFK telah disosialisasikan kepada
MFK ≥ 80,00%.
seluruh pekerja, kegiatan pelaksanaan
standar MFK sejalan dengan Hal yang perlu diperbaiki
pelaksanaan K3 sesuai dengan (ditingkatkan) adalah:
Permenkes RI No. 66 Tahun 2016,
a. Standar MFK 1:
melibatkan semua pekerja, program
Pemenuhan terhadap regulasi
standar MFK ada yang sudah dan
menjadi persyaratan dalam
belum dilaksanakan, dan ada
penyelenggaraan rumah sakit
hambatan dalam pelaksanaan standar
dan keselamatan para personil
MFK.
yang bekerja di rumah sakit, dan
yang paling utama adalah
keselamatan pasien dalam
4. PEMBAHASAN
mendapatkan pelayanan
Hasil Penilaian Standar MFK kesehatan baik rawat inap
Berdasarkan SNARS Edisi 1 di RSU maupun rawat jalan.
Deli Medan
b. Standar MFK 2: RSU
Hasil penilaian capaian standar Deli Medan belum menerapkan
MFK berdasarkan SNARS Edisi 1 seluruh program manajemen
diperoleh rerata capaian sebesar risiko. Untuk memenuhi kegiatan
61,90%. Empat dari 24 standar MFK ini pihak rumah sakit akan

61
Lie, Silaban, Ginting, Analisis Pelaksanaan Manajemen, ...

melakukan kerjasama dalam Construction Risk Assessment


bentuk pelatihan Manajemen bagi staf pemeliharaan fasilitas,
Risiko Mengelola Kejadian sarana dan prasarana rumah
Darurat dan bencana dengan sakit.
pihak yang terkait (Dinas
f. Standar MFK 4.2.: Merencanakan
Pemadam Kebakaran, Tim SAR,
dan menyediakan anggaran
BNPB Kota).
untuk perbaikan sistem-sistem
c. Standar MFK 3: RSU penting bangunan atau
Deli Medan belum memiliki komponen-komponen lainnya dan
dokumen sebagai bukti bahwa anggaran untuk mengurangi
individu atau organisasi yang risiko bangunan untuk melindungi
ditunjuk untuk melakukan orang yang berada di dalam
pengawasan. Hal ini disebabkan rumah sakit (petugas, pasien,
belum tersedianya SDM yang tamu, pendamping pasien),
memiliki kompetensi untuk terlebih untuk kenyamanan
melakukan pengawasan, dan bila pasien selama perawatan inap.
ditunjuk seorang pekerja
g. Standar MFK 5: Terdapat 1
(petugas) akan menambah beban
elemen pemenuhan yang belum
pekerjaan. Oleh karena itu pihak
tuntas untuk standar MFK 5 ini
RSU Deli Medan akan
yaitu belum semua ada bukti
memberdayakan personil yang
bahwa untuk
sudah mengikuti pelatihan
pengadaan/pembelian B3,
manajemen.
pemasok (supplier) sudah
d. Standar MFK 4: RSU Deli Medan melampirkan MSDS (Material
akan menyiapkan personil untuk Safety Data Sheets). Mengingat
kegiatan melalui pemberdayaan bahan kimia yang digunakan
personil yang ada dan terlatih hampir dipastikan semuanya
khususnya tentang fasilitas fisik berbahaya dan menimbulkan efek
dan lingkungan rumah sakit. yang merugikan terhadap
kesehatan pekerja (di
e. Standar MFK 4.1.: Pemenuhan
laboratorium, ruang bedah,
untuk standar pihak RSU Deli
persalinan, IGD).
Medan mengalami kendala
mengingat pihak yang melakukan h. Standar MFK 5.1.: Penyimpanan
renovasi (pemborong) tidak dan pengolahan limbah B3 harus
memahami tentang pentingnya dilakukan untuk mencegah
asesmen risiko dan tindakan dampaknya bagi kesehatan
meminimalkan risiko yang pasien, orang berkunjung
menjadi tanggungjawabnya (tamu), pendamping pasien,
sehingga dokumen ini tidak pekerja dan masyarakat di
diperoleh. Manajemen rumah lingkungan rumah sakit.
sakit menyiapkan pelatihan Pre-

62
Lie, Silaban, Ginting, Analisis Pelaksanaan Manajemen, ...

i. Standar MFK 6: RSU Deli Medan oleh Zulaehae (2015) bahwa


berupaya untuk menyusun faktor penghambat penerapan
program manajemen risiko kawasan tanpa rokok di RSUD
secara bertahap. Disamping itu Undata Provinsi Sulawesi Tengah
manajemen rumah sakit perlu yaitu: sumber daya dan disposisi.
melakukan pelatihan bagi staf di
n. Standar MFK 8: RSU Deli Medan
bidang manajemen disaster
berupaya untuk menugaskan
khususnya pelatihan penyusunan
personal yang terlatih untuk
program manajemen disaster.
bertugas dalam pemeriksaan, uji
j. Standar MFK 6.1.: RSU Deli coba dan pemeliharaan peralatan
Medan berupaya untuk medis melalui pelatihan
memberdayakan pegawai/staf manajemen risiko pemeliharaan
rumah sakit melalui kegiatan alat medis.
simulasi dengan mengundang
o. Standar MFK 8.1.: RSU Deli
pihak yang berkompeten yaitu
Medan perlu menugaskan
Dinas Pemadam Kebakaran dan
personal yang terlatih untuk
BNPB Kota Medan sebagai
kegiatan manajemen risiko
instruktur. Sebagaimana
pemeliharaan alat medis.
penelitian Nursana dkk., (2013)
menyatakan bahwa terdapat p. Standar MFK 9; RSU Deli Medan
perbedaan yang bermakna perlu menyiapkan personil untuk
pengetahuan, sikap dan pekerjaan pada sistem utilitas
keterampilan petugas dan diberi bekal pelatihan
kedaruratan medik.. manajemen risiko pemeliharaan
utilitas.
k. Standar MFK 7: RSU Deli Medan
belum melakukan asesmen risiko q. Standar MFK 9.1.: RSU Deli
kebakaran yang tertulis, sehingga Medan belum mendokumentasi
belum dapat menindaklanjuti sistem utilitas dan komponen
hasil asesmen risiko kebakaran. telah diinspeksi secara
teratur/berdasarkan kriteria yang
l. Standar MFK 7.1.: Untuk
disusun, diuji secara teratur
meningkatkan keterampilan staf
berdasarkan kriteria yang sudah
diperlukan pelatihan evakuasi bila
ditetapkan
terjadi kebakaran yang menjadi
bagian dalam pelatihan r. Standar MFK 9.2.: RSU Deli
manajemen risiko keselamatan Medan harus melengkapi regulasi
kebakaran. yang berkaitan dengan sistem
utilitas. Untuk penyediaan air
m. Standar MFK 7.2.: Penerapan
bersih alternatif dapat dilakukan
kawasan tanpa rokok di RSU Deli
dengan penyediaan tangki dalam
Medan sudah lebih baik dibanding
kapasitas tampung yang lebih
dengan penelitian yang dilakukan
besar.

63
Lie, Silaban, Ginting, Analisis Pelaksanaan Manajemen, ...

s. Standar MFK 9.2.1.: Pihak melakukan upaya edukasi melalui


manajemen rumah sakit penyebaran flyer khususnya
diharapkan dapat kepada pasien.
mengalokasikan anggaran secara
w. Standar MFK 11.1.: Pihak
bertahap untuk uji sumber air
manajemen rumah sakit perlu
bersih dan listrik alternatif.
memberdayakan personil yang
t. Standar MFK 9.3.: RSU Deli ada untuk dilatih dalam
Medan tidak melakukan melakukan proteksi kebakaran,
pemeriksaan mutu air yang keamanan dan penanggulangan
digunakan untuk dialisis ginjal bencana.
karena tidak ada layanan untuk
x. Standar MFK 11.2.: RSU Deli
dialisis ginjal. Demikian pula
Medan belum melatih seluruh staf
rumah sakit belum menindak
untuk menjalankan dan
lanjuti hasil pemeriksaan mutu
memelihara sistem utilitas sesuai
air yang bermasalah dan
uraian tugasnya dan dilakukan
didokumentasikan karena tidak
tes secara berkala, namun staf
ada permasalahan dalam hasil
belum pelatihan untuk
pemeriksaan mutu air. Walaupun
memelihara peralatan medis
demikian sebaiknya dokumen
sesuai uraian tugasnya dan
untuk hal tersebut di atas perlu
dilakukan tes secara berkala.
untuk disiapkan.
u. Standar MFK 10: RSU Deli Medan
belum mendokumentasikan Faktor Penghambat dalam
secara menyeluruh laporan data Pelaksanaan tiap Standar MFK
insiden/kejadian/kecelakaan. Berbasis SNARS Edisi 1 di RSU Deli
Kondisi ini terkendala pada SDM Medan
yang secara khusus belum Berdasarkan hasil wawancara
tersedia untuk kegiatan tersebut, dengan informan bahwa faktor
oleh karena itu manajemen RSU penghambat dalam pelaksanaan tiap
Deli Medan perlu standar MFK berbasis SNARS Edisi 1 di
memberdayakan personil yang RSU Deli Medan dapat dirangkum
ada dan terlatih. sebagai berikut:
v. Standar MFK 11: RSU Deli Medan 1. Ketersediaan sarana dan
belum melakukan edukasi diikuti prasarana yang masih terbatas.
oleh pengunjung, supplier,
2. Keterbatasan jumlah SDM.
pekerja kontrak dan lain-lain
sesuai regulasi rumah sakit. 3. Kesadaran SDM.
Kondisi disebabkan kendala
4. Kurangnya pengetahuan SDM
waktu dan ketersediaan daripada
tentang K3.
peserta untuk mengikuti edukasi,
namun pihak rumah sakit sudah

64
Lie, Silaban, Ginting, Analisis Pelaksanaan Manajemen, ...

5. Alokasi anggaran masih terbatas adalah Perdana menuju peringkat


untuk mendukung pelaksanaan Dasar. Untuk pengajuan akreditasi
pemenuhan standar MFK. rumah sakit menuju peringkat Dasar,
pencapaian standar MFK 67,14% tidak
6. Kesiapan tim diklat dalam
menjadi penghambat walaupun
melakukan pelatihan dan simulasi
capaiannya < 80%. Standar MFK
belum maksimal.
dibutuhkan capaiannya ≥ 80% pada
7. Kurangnya kepatuhan pihak saat rumah sakit akan melakukan
penyedia B3 untuk melampirkan akreditasi untuk peringkat Utama dan
MSDS. Paripurna. Walaupun demikian,
Dari seluruh hambatan tersebut pencapaian standar MFK tetap harus
di atas, masalah yang menjadi diperbaiki dan ditingkatkan
prioritas dilakukan adalah pencapaiannya hingga memenuhi
pembenahan SDM yang terlibat dalam batas minimal yang dipersyaratkan.
kegiatan pemenuhan tiap standar
MFK. SDM yang ada memiliki latar 5. KESIMPULAN
belakang yang berbeda dan
Hasil penilaian capaian standar
karakteristik yang beraneka ragam.
MFK berdasarkan SNARS Edisi 1
Manajemen rumah sakit sudah
diperoleh rerata capaian sebesar
melakukan langkah-langkah agar
61,90%. Empat dari 24 standar MFK
seluruh personil terlibat, memberi
sudah memenuhi capaian ≥ 80,00%
tugas dan tanggungjawab, dan
yaitu standar MFK 1, MFK 4.2., MFK
bekerjasama dalam pemenuhan
5.1. dan MFK 9.2. Demikian pula 20
standar MFK, namun masih perlu
standar dari standar MFK yang belum
dilakukan pengawasan dan monitoring
memenuhi agar capaian dapat
dari pekerjaan yang dilakukan,
ditingkatkan minimal 80,00% oleh
komunikasi yang intens, dan
manajemen RSU Deli Medan dengan
pengembangan SDM melalui pelatihan.
melakukan langkah-langkah perbaikan
Hasil Penilaian Standar MFK secara bertahap dan kontinu.
Berdasarkan SNARS Edisi 1.1 di RSU
1. Hambatan pemenuhan tiap
Deli Medan
standar MFK meliputi:
Ada peningkatan pencapaian ketersediaan sarana dan
standar MFK berdasarkan penilaian prasarana yang masih terbatas,
SNARS Edisi 1.1. yaitu sebesar 5,24% keterbatasan jumlah SDM,
dari yang sebelumnya berdasarkan kesadaran SDM, kurangnya
penilaian SNARS Edisi 1. Hal ini terjadi pengetahuan SDM tentang K3,
karena tim akreditasi rumah sakit dari alokasi anggaran yang masih
waktu ke waktu melakukan perbaikan terbatas untuk mendukung
dalam pencapaian pemenuhan tiap pelaksanaan pemenuhan standar
standar MKF. Status peringkat hasil MFK, kesiapan tim diklat dalam
akreditasi RSU Deli Medan saat ini melakukan pelatihan dan simulasi

65
Lie, Silaban, Ginting, Analisis Pelaksanaan Manajemen, ...

belum maksimal, kurangnya Soedirman Journal of Nursing),


kepatuhan pihak penyedia B3 Vol. 8 No. 3, Nopember 2013.
untuk melampirkan MSDS.
Raco, J.R. 2010. Metode Penelitian
Namun dari banyak hambatan ini
Kualitatif: Jenis, Karakteristik dan
masalah yang perlu mendapat
Keunggulannya. Jakarta: Penerbit
perhatian utama adalah SDM
PT Gramedia Widiasarana
yang terlibat dalam kegiatan
Indonesia.
pemenuhan standar MFK.
Raeisi, A.R., Jabbari A., Ganji H.,
2. Standar MFK berbasis SNARS
Bahrami S., and Rostami V.
Edisi 1.1 yang belum memenuhi
2013. Study of Patient Safety
capaian adalah standar MFK 2,
Mandatory Infrastructure in
MFK 3, MFK 4.1, MFK 5, MFK 6,
Isfahan Hospitals. Int. J. Health.
MFK 6.1, MFK 7, MFK 7.1, MFK
Syst. Disaster. Manage, 4(1):
7.2, MFK 8, MFK 8.1, MFK 9.1,
MFK 9.2.1, MFK 9.3 , MFK 10, Shams, A.A., S. A. Jabbari, N. Niknam,
MFK 11, MFK 11.1, dan MFK A.H. Zadeh, N. Mengelizadeh,
11.2. and Mostafaie. 2014. The Study
of Safety Management in
3. Capaian penilaian berdasarkan
theHospitals Affiliated to Isfahan
SNARS Edisi 1.1 sebesar 67,14%
University of Medical Science in
tidak menjadi hambatan dalam
2013. International Journal of
akreditasi rumah sakit menuju
HealthSystem and Disaster
peringkat Dasar.
ManagementVol. 2 Issue 3,Jul-
Sep 2014.
DAFTAR PUSTAKA
UU RI No. 44 Tahun 2009 tentang
Komite Akreditasi Rumah Sakit Rumah Sakit.
(KARS). 2018. Instrumen Survei.
Victorian Auditor-General’s Report.
Standar Nasional Akreditasi
2013. Occupational Health and
Rumah Sakit Edisi 1 Tahun 2018.
SafetyRisk in Public
Komite Akreditasi Rumah Sakit Hospitals.Victorian Government
(KARS). 2019. Instrumen Survei. Printer.
Standar Nasional Akreditasi
Zulaehae. 2015. Implementasi
Rumah Sakit Edisi 1.1 Tahun
Kebijakan Pemerintah tentang
2019.
Penetapan Kawasan Tanpa
Nursana, I.M., M. Ghaznawie, dan Rokok, Studi Pada Rumah Sakit
Budu. Pengaruh Simulasi Umum Daerah Undata Provinsi
Kedaruatan Medik terhadap Sulawesi Tengah. Jurnal
Kompetensi Petugas Katalogis, Vol. 3 No. 5, Mei 2015.
Penanggulangan Bencana Daerah
Provinsi Sulawesi Barat. Jurnal
Keperawatan Soedirman (The

66

You might also like