Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

DOI: https://doi.org/10.17969/jtipi.v12i1.

15521

http://Jurnal.Unsyiah.ac.id/TIPI

Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia


Open Access Journal

PENAMBAHAN SARI LENGKUAS MERAH (ALPINIA PURPURATA) DALAM EDIBLE COATING PATI
SAGU MERANTI TERHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI DAN KESUKAAN BUAH TOMAT
(LYCOPERSICUM ESCULENTUM MILL)

ADDITION OF RED GALANGA (ALPINIA PURPURATA) JUICE IN EDIBLE COATING OF MERANTI


SAGO STRACH ON CHEMICAL, MICROBIOLOGY, AND HEDONIC CHARACTERISTICS OF
TOMATOES (LYCOPERSICUM ESCULENTUM MILL)

Dewi Fortuna Ayu, Raswen Efendi, Vonny Setiaries Johan, Lutfi Habibah

INFO ARTIKEL :
ABSTRACT
A FEASIBILITY STUDY
Submit: 17 Januari 2020 This research aim was to study the application of red galanga juice addition in meranti sago starch
Perbaikan: 06 Februari 2020 edible coating on chemical, microbiology, and hedonic characteristics of tomatoes during storage.
Diterima: 17 Februari 2020 The study used a Completely Randomized Design (CRD) with 5 treatments and 3 replications so
that 15 (fifteen) experimental units were obtained. The treatments used were P0 (without addition
Keywords: of red galanga juice), P1 (1 % addition of red galanga juice), P2 (3 % addition of red galanga juice),
P3 (5 % addition of red galanga juice), and P4 (7 % addition of red galanga juice) in formulation of
Coating, sago starch, red sago starch edible coating which applicated on tomatoes during 21 days storage. The data obtained
galanga
were statistically analyzed using Anova and DNMRT at a 5% level. The results showed that the
addition of red galanga juice significantly affected weight loss, total dissolved solids, hardness, total
microbes, and hedonic organoleptic assessment of the tomato texture. The addition of red galanga
juice in edible coating didn’t significantly affect the organoleptic assessment of the tomato color.
The best treatment of this research was P4 which showed on tomatoes after 21 days storage that
had 16.38 % weight loss, 1.39 °Brix total dissolved solids, 5.83 kg/f hardness, 5.52 log CFU/g total
microbes, and overall hedonic assessment of color was 2,70 (somewhat like), and 3.26 texture
(somewhat like).

1. PENDAHULUAN Edible coating merupakan lapisan tipis yang


terbuat dari bahan yang aman untuk konsumsi.
Indonesia merupakan negara tropis yang kaya
Bahan penyusun edible coating yang banyak
akan buah dan sayuran, salah satunya tomat
digunakan adalah pati, hal ini disebabkan coating
(Lycopersicum esculentum Mill). Menurut Badan
berbasis pati dapat mencegah dehidrasi, oksidasi
Pusat Statitik (2017), produksi tomat di Indonesia
lemak, dan pencokelatan pada permukaan serta
sebesar 962.849 ton per tahun. Tomat kaya akan
mengurangi laju respirasi dengan cara mengontrol
vitamin dan mineral seperti vitamin A, vitamin C,
komposisi gas CO2 dan O2 (Gunawan, 2009). Salah
vitamin E, asam folat, dan dapat dimanfaatkan
satu jenis pati yang berpotensi dalam pembuatan
sebagai antioksidan. Normasari dan Purwoko
edible coating yaitu pati sagu. Sagu merupakan
(2002) menyatakan bahwa tomat merupakan
salah satu komoditi unggulan di Riau khususnya di
komoditi hortikultura yang mudah mengalami
Kabupaten Kepulauan Meranti. Menurut
kerusakan, oleh karena itu perlu adanya perlakuan
Direktorat Jenderal Perkebunan (2017), produksi
kemasan pada tomat, salah satu jenis kemasan
sagu di Kabupaten Kepulauan Meranti sebesar
yang dapat diterapkan adalah edible coating.
202.064 ton per tahun.
Edible coating berbasis pati memiliki
kelemahan yaitu resistensi terhadap air rendah
karena sifat hidrofilik pati yang mempengaruhi
Dewi Fortuna Ayu*, Raswen Efendi, Vonny Setiaries Johan, stabilitas film akan memperpendek daya simpan
Lutfi Habibah
Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian
bahan sehingga uap air dan mikroba akan masuk
Universitas Riau dan merusak bahan pangan (Garcia et al., 2011).
*E-mail: Fortuna_ayu2004@yahoo.com Salah satu cara agar dapat meningkatkan

JURNAL TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN INDONESIA – Vol. 12 , No. 01 , 2020 1


©Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Syiah Kuala
karakteristik fisik maupun fungsional dari edible terhadap sifat kimia, mikrobiologi, dan kesukaan
coating berbasis pati yaitu adanya penambahan tomat yang dilapisi edible coating pati sagu
bahan lain yang bersifat hidrofobik atau memiliki meranti belum pernah dilakukan. Oleh karena itu
sifat antimikroba, salah satunya lengkuas merah penelitian ini bertujuan untuk mengkaji aplikasi
(Alpinia purpurata). penambahan sari lengkuas merah dalam edible
Lengkuas merah mengandung minyak atsiri coating pati sagu meranti terhadap sifat kimia,
berupa senyawa flavonoid, fenil propana dan fenol mikrobiologi, dan kesukaan buah tomat selama
yang merupakan zat aktif antibakteri pada bakso penyimpanan.
ikan nila (Senoaji et al., 2017). Menurut Kandou et
al. (2016), komponen utama minyak atsiri 2. BAHAN DAN METODE
lengkuas merah berupa terpenoid dan fenil Bahan
propana memiliki percabangan rantai berupa Bahan utama yang digunakan dalam penelitian
gugus-gugus fenol dan eter fenol. Senyawa ini ini adalah rimpang lengkuas merah yang diperoleh
bersifat bakterisid (termasuk mikrobakteri), dari Desa Batang Batindih, Kecamatan Rumbio
fungisid, dan mampu menonaktifkan virus Jaya, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, pati sagu
lipofilik. Santos et al., (2012) mengatakan bahwa curah dari Desa Rintis, Kecamatan Tebing Tinggi
minyak atsiri dan ekstrak cair hidrodistilasi Barat, Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi
lengkuas merah mengandung 42 komponen Riau, dan buah tomat varietas Selvi yang diperoleh
minyak atsiri dengan komponen utama α-pinen, dari Brastagi, Sumatera Utara pada tingkat
β-pinen dan β-caryophyllen. Minyak atsiri dari kematangan yang ditandai dengan warna hijau
kultivar Alpinia purpurata (Zingiberaceae) merah kekuningan. Bahan-bahan lain yang digunakan
mampu menghambat secara signifikan adalah gliserol, carboxymethyl cellulose (CMC),
pertumbuhan bakteri gram positif dan gram larutan iodine 0,01 N, garam fisiologis, media
negatif. Menurut Wong et al., (2009), ekstrak Nutrient Agar (NA), alkohol, kertas saring, amilum
bunga A. galanga dan A. purpurata menunjukkan 1 %, dan akuades.
zona penghambatan terbesar pada Micrococcus
luteus. Metode
Di sisi lain tomat merupakan buah Penelitian ini dilaksanakan secara eksperimen
klimakterik, selama penyimpanan selain menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
mengalami proses respirasi dan transpirasi juga yang terdiri dari lima perlakuan, yaitu P0 (tanpa
mengalami perubahan yang disebabkan oleh penambahan sari lengkuas merah), P1
bakteri. Kandungan air yang tinggi menyebabkan (penambahan sari lengkuas merah 1 %), P2
tomat mudah mengalami pembusukan oleh (penambahan sari lengkuas merah 3 %), P3
bakteri patogen yang dapat membahayakan (penambahan sari lengkuas merah 5 %), dan P4
kesehatan. Menurut Obeng et al., (2018), dari 120 (penambahan sari lemgkuas merah 7 %) dalam
tomat yang dianalisis di beberapa pasar sentral formulasi edible coating pati sagu meranti.
Ghana, ditemukan 66 isolat bakteri, 68,2% Penelitian ini dilakukan dalam empat tahap, yaitu
terdapat pada tomat busuk, dan 31,8% pada tomat penambahan sari lengkuas merah, pembuatan
segar. Klebsiella SP. (34,8%), Enterobacter SP. edible coating, aplikasi edible coating pada tomat,
(24,2%), dan Citrobacter SP. (7,6%) adalah bakteri dan penyimpanan.
dominan yang terisolasi dari sampel tomat yang Pelaksanaan penelitian
diteliti. Pembuatan sari lengkuas merah
Aplikasi lengkuas merah sebagai antimikroba Proses pembuatan sari rimpang lengkuas
pada edible coating telah dilakukan oleh Nurlatifah merah mengacu pada Naldi dan Aisah (2014) yang
et al., (2017) yang menyatakan bahwa buah dimodifikasi menggunakan juicer. Rimpang
langsat yang dilapisi edible coating pati umbi lengkuas merah dipilih yang masih muda dengan
porang dengan penambahan ekstrak lengkuas kriteria warna merah muda, tidak kisut, kulit
merah memiliki total mikroba yang lebih rendah mengkilap, tidak rusak, dan berlubang. Rimpang
dibandingkan tanpa edible coating pada lengkuas kemudian dibersihkan dari kotoran
penyimpanan selama 12 hari. Aplikasi edible dengan cara dicuci menggunakan air mengalir.
coating berbasis pati sagu dengan penambahan Rimpang lengkuas lalu dikeringkan dengan cara
3% filtrat lengkuas merah pada tomat diangin-anginkan, dikupas kulitnya lalu
menunjukkan bahwa perlakuan edible coating dihancurkan menggunakan juicer. Sari lengkuas
mampu mempertahankan kadar vitamin C selama lalu disaring menggunakan kain saring untuk
penyimpanan 15 hari (Sari et al., 2017). Namun mengurangi endapan.
pengaruh penambahan sari lengkuas merah

2 JURNAL TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN INDONESIA – Vol. 12 , No. 01 , 2020


©Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Syiah Kuala
Pembuatan Edible Coating Total Padatan Terlarut (TPT)
Pembuatan edible coating mengacu pada Total padatan terlarut dihitung menggunakan
Septiana (2009), yaitu pati sagu dilarutkan dalam hand refraktometer yang mengacu pada
akuades dengan perbandingan 1:10, dilakukan Sudarmadji et al., (1997), yaitu dengan cara
penyaringan hingga diperoleh larutan pati memotong dan mengambil bagian tomat dengan
kemudian larutan pati dipanaskan menggunakan pisau, kemudian sebagian airnya diteteskan pada
hot plate sambil diaduk pada suhu ±55 °C selama prisma refraktometer dan didiamkan selama satu
20 menit. Setelah itu gliserol 1% dan sari lengkuas menit untuk mencapai temperatur yang
ditambahkan sesuai dengan perlakuan, kemudian diinginkan (25 °C). Setelah terlihat adanya
suhu dinaikkan hingga mencapai 70 °C dan perbedaan antara terang dan gelap, kemudian
ditambahkan CMC 1 % sedikit demi sedikit ke dibaca besarnya indeks bias pada angka yang
dalam larutan sambil diaduk hingga homogen. ditunjukkan pada skala refraktometer dan
Edible coating lalu didinginkan pada suhu ruang. dinyatakan dalam satuan Brix.
Edible coating siap diaplikasikan pada tomat.
Kekerasan
Aplikasi edible coating pada tomat Tingkat kekerasan tomat diukur menggunakan
Prosedur aplikasi edible coating pada tomat penetrometer (metode Messtorff). Kekerasan
mengacu pada Lathifa (2013). Tomat yang sudah tomat yang telah disimpan diukur dengan cara
disortir dibersihkan dengan air mengalir, ditusukkan pada permukaan tomat hingga jarum
dibersihkan dari sisa-sisa kotoran yang menempel penetrometer tidak bergerak lagi, pengukuran
pada permukaan tomat, kemudian dikeringkan dilakukan sebanyak dua kali.
dengan diangin-anginkan pada suhu ruang. Tomat
Total Mikroba
selanjutnya dicelupkan ke dalam larutan edible
Uji total mikroba mengacu pada Hartanto
coating selama 1 menit dengan konsentrasi sari
(2017) dengan sedikit modifikasi pada proses
lengkuas merah sesuai perlakuan, kemudian
pengencerannya yaitu menyiapkan sampel dengan
ditiriskan dengan diangin-anginkan hingga kering.
pengenceran 10-1 hingga 10-5. Sampel yang telah
Tomat yang telah dilapisi edible coating disimpan
dihancurkan ditimbang sebanyak 1 g kemudian
pada suhu ruang selama 21 hari.
dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi
Penyimpanan 9 ml garam fisiologis dan digojog hingga homogen.
Pengamatan dilakukan pada sampel tomat Kemudian seri pengenceran dibuat dengan
yang disimpan selama 0, 3, 6, 9, 12, 15, 18, dan 21 kelipatan 10-1 hingga 10-5. Cawan petri yang berisi
hari. Parameter yang diamati adalah susut bobot, media nutrien agar (NA) disiapkan sebanyak 8 ml
total padatan terlarut (TPT), kekerasan, total dan masing-masing cawan petri diberi label untuk
mikroba, dan penilaian sensori tomat yang telah pengenceran 10-3, 10-4, dan 10-5. Masing-masing
dilapisi edible coating secara hedonik terhadap suspensi hasil pengenceran diinokulasikan
warna dan tekstur. sebanyak 0,1 ml pada cawan petri yang berisi
Prosedur analisis media NA dengan menggunakan metode spread
Susut Bobot plate atau metode sebar, setelah itu diratakan
Analisis susut bobot mengacu pada Sudarmadji dengan hocky stick steril. Inkubasi dilakukan
et al., (1997), dengan cara menimbang sampel saat selama 24 jam pada suhu 37 C kemudian dihitung
pengambilan sampel selama waktu masa simpan jumlah mikroba yang tumbuh pada media NA
tertentu. Tomat yang belum diberi perlakuan dengan menggunakan coloni counter. Rumus
ditimbang sebagai berat awalnya, dan tomat yang perhitungan TPC sebagai berikut:
sudah diberi perlakuan dan disimpan ditimbang Koloni/ml = Jumlah koloni percawan×1/fp×10 (2)
sebagai berat akhirnya. Perhitungan susut bobot Pengujian Hedonik terhadap Tekstur dan
dilakukan berdasarkan persentase penurunan Warna
berat bahan awal hingga akhir penyimpanan. Penilaian sensori mengacu pada Setyaningsih
Susut bobot dapat dihitung menggunakan rumus : et al., (2010). Uji hedonik dilakukan untuk
A-B mengetahui tingkat kesukaan panelis terhadap
% Susut bobot = ×100% (1) tekstur dan warna tomat yang diberikan aplikasi
A
edible coating selama penyimpanan. Uji sensori
Keterangan : secara hedonik dilakukan oleh 80 orang panelis
A = Berat bahan awal penyimpanan (g) tidak terlatih. Skala yang digunakan berkisar
B = Berat bahan akhir setelah disimpan (g) antara 1-5, yaitu nilai 1 sangat tidak suka hingga
nilai 5 sangat suka. Penilaian sensori dilakukan

JURNAL TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN INDONESIA – Vol. 12 , No. 01 , 2020 3


©Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Syiah Kuala
dengan cara menyajikan sampel tomat di atas setelah penyimpanan hari ke-21 pada perlakuan
wadah yang telah diberi kode angka acak. Panelis P0 sedangkan susut bobot terendah pada
diminta untuk memberikan penilaian masing- perlakuan P4. Perlakuan P0 merupakan kontrol
masing sampel pada formulir kuisioner yang telah yaitu edible coating pati sagu Meranti tanpa
disediakan. penambahan sari lengkuas merah. Kontrol
menunjukkan ketidakmampuan mempertahankan
Analisis Data
kehilangan air yang tinggi akibat proses fisiologis
Data yang diperoleh dianalisis secara statistik
transpirasi dan respirasi, sedangkan P4
menggunakan Analysis of Variance (Anova).
merupakan perlakuan edible coating pati terbaik
Apabila Fhitung > Ftabel maka dilanjutkan dengan uji
karena memiliki persentase susut bobot terkecil di
Duncan’s New Multiple Range Test (DNMRT) pada
antara perlakuan lainnya yaitu sebesar 16,38%.
taraf 5%.
Menurut Garcia et al., (2011), penggunaan pati
sebagai biodegradable thermoplastic polimer
3. HASIL DAN PEMBAHASAN mempunyai kelemahan, yaitu resistensinya
terhadap air rendah dan sifat penghalang terhadap
Susut Bobot
uap air juga rendah akibat sifat hidrofilik pati yang
Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa
dapat mempengaruhi stabilitas dan sifat
perlakuan edible coating tanpa penambahan sari
mekanisnya. Rendahnya stabilitas film akan
lengkuas merah dan penambahan sari lengkuas
memperpendek daya simpan akibat uap air dan
merah pada konsentrasi yang berbeda
mikroba yang masuk akan merusak bahan pangan.
memberikan pengaruh nyata terhadap susut bobot
Gambar 1 menunjukkan bahwa edible coating
buah tomat selama penyimpanan hingga hari ke-
pati sagu Meranti dengan penambahan berbagai
21. Rata-rata susut bobot buah tomat (%) dapat
konsentrasi sari lengkuas merah dapat
dilihat pada Gambar 1.
mempertahankan kehilangan air dibandingkan
25
tanpa penambahan sari lengkuas merah. Hal ini
20
didukung oleh penyataan Arbie (2010), bahwa
edible coating dengan penambahan ekstrak
Susut Bobot (%)

15
lengkuas merah dapat menghambat penurunan
susut bobot buah salak pondoh pada penyimpanan
10

5
suhu 15 °C hingga 21 hari dengan nilai susut bobot
0
P0 (0%) P1 (1%) P2 (3%) P3 (5%) P4 (7%)
0,55 %.
Perlakuan Penambahan Sari Lengkuas Merah

0 Hari 3 Hari 6 Hari 9 Hari 12 Hari 15 Hari 18 Hari 21 Hari Total Padatan Terlarut (TPT)
Gambar 1. Susut bobot tomat yang dilapisi edible Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa
coating dengan penambahan sari lengkuas penambahan sari lengkuas merah pada edible
merah selama penyimpanan coating pati sagu Meranti dengan konsentrasi yang
berbeda memberikan pengaruh nyata terhadap
Susut bobot buah tomat selama penyimpanan nilai total padatan terlarut tomat mulai
dari hari ke-0 hingga hari ke-21 mengalami penyimpanan hari ke-3 hingga ke-21. Rata-rata
peningkatan yang dikarenakan selama nilai total padatan terlarut tomat dapat dilihat
penyimpanan buah tomat mengalami berbagai pada Gambar 2.
perombakan yang menyebabkan terjadinya Nilai total padatan terlarut (TPT) tomat
penyusutan bobot buah dan berdampak pada semakin meningkat selama proses penyimpanan.
penurunan kualitas buah. Susut bobot merupakan Hal ini dikarenakan meningkatnya kandungan gula
proses penurunan bobot buah akibat proses pada buah seiring dengan proses pematangan
respirasi, transpirasi, dan aktivitas mikroba. buah. Menurut Ahmad (2013), TPT pada dasarnya
Respirasi pada buah merupakan proses biologi menggambarkan jumlah gula keseluruhan yang
dimana oksigen diserap untuk membakar bahan- terbentuk dari hasil perombakan pati.
bahan organik yang terdapat dalam buah untuk Perombakan pati tersebut digunakan sebagai
menghasilkan energi. Hal ini diikuti dengan substrat respirasi untuk menghasilkan energi. Hal
pengeluaran sisa pembakaran berupa CO2 dan H2O. ini sesuai dengan pernyataan Pujimulyani (2009)
Adanya energi berupa panas akan menyebabkan yang menyatakan bahwa padatan terlarut akan
air dalam tomat mengalami penguapan, berpindah meningkat selama proses pematangan terjadi,
ke lingkungan yang menyebabkan penyusutan peningkatan akan semakin tinggi jika terjadi
bobot buah (Hartanto, 2017). respirasi yang sangat cepat. Hal ini disebabkan
Susut bobot tomat tertinggi ditunjukkan pemecahan komponen-komponen komplek

4 JURNAL TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN INDONESIA – Vol. 12 , No. 01 , 2020


©Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Syiah Kuala
seperti polimer karbohidrat khususnya pati 14

Kekerasan Buah Tomat (kgf)


menjadi sukrosa, glukosa, dan fruktosa. Senyawa- 12
10
senyawa sederhana ini mudah larut dalam air. 8
6

1,55 4
Total Padatan Terlarut Tomat (Brix)

1,5 2
1,45 0
1,4 P0 (0%) P1 (1%) P2 (5%) P3 (5%) P4 (7%)
1,35 Penambahan Sari Lengkuas Merah
1,3
0 Hari 3 Hari 6 Hari 9 Hari 12 Hari 15 Hari 18 Hari 21 Hari
1,25
1,2
1,15 Gambar 3. Kekerasan tomat yang dilapisi edible
P0 (0%) P1 (1%) P2 (3%) P3 (5%)
Penambahan Sari Lengkuas Merah
P4 (7%)
coating dengan penambahan sari lengkuas
merah selama penyimpanan
0 Hari 3 Hari 6 Hari 9 Hari 12 Hari 15 Hari 18 Hari 21 Hari

Menurut Lathifa (2013), kenaikan kelunakan


Gambar 2. Total padatan terlarut tomat yang tekstur buah tomat juga dipengaruhi oleh laju
dilapisi edible coating dengan penambahan transpirasi, dimana tingginya laju transpirasi
sari lengkuas merah selama penyimpanan menyebabkan kadar air dalam buah menurun dan
Total padatan terlarut tomat pada setiap jaringan sel terus melemah. Hartanto (2017)
perlakuan edible coating dengan berbagai menyatakan bahwa tekstur jaringan pada buah
konsentrasi sari lengkuas merah selama sangat dipengaruhi oleh kandungan pektin pada
penyimpanan mengalami peningkatan yang tidak dinding sel. Selama pematangan, pektin yang larut
terlalu tinggi. Perlakuan P0 memiliki nilai TPT yang dalam air akan semakin banyak terbentuk dari
lebih tinggi dibandingkan perlakuan penambahan protopektin sehingga tekstur tomat menjadi
sari lengkuas merah. Semakin tinggi konsentrasi semakin lunak.
sari lengkuas merah yang ditambahkan ke dalam Rata-rata tingkat kekerasan tomat selama
edible coating pati sagu Meranti maka peningkatan penyimpanan mengalami penurunan yang
total padatan terlarut tomat selama penyimpanan diperlihatkan dengan tekstur buah yang semakin
semakin melambat. Hal ini dikarenakan pelapisan lunak. Penurunan kekerasan tomat selama
edible coating dengan penambahan sari lengkuas penyimpanan disebabkan karena tomat
merah dapat melindungi permukaan tomat mengalami proses respirasi, sehingga perombakan
terhadap oksigen sehingga proses respirasi yang karbohidrat menjadi senyawa yang larut dalam air
memicu pembentukan gula terhambat dan TPT semakin meningkat dan buah tomat menjadi
tomat juga menjadi terhambat. semakin lunak. Menurut Lathifa (2013), kenaikan
kelunakan tekstur buah tomat juga dipengaruhi
Kekerasan oleh laju transpirasi, dimana tingginya laju
Hasil sidik ragam terhadap kekerasan buah transpirasi menyebabkan kadar air dalam buah
tomat dapat dilihat pada Gambar 3. Konsentrasi menurun dan jaringan sel terus melemah.
penambahan sari lengkuas merah pada edible Hartanto (2017) menyatakan bahwa tekstur
coating buah tomat memberikan pengaruh nyata jaringan pada buah sangat dipengaruhi oleh
terhadap kekerasan tomat pada penyimpanan hari kandungan pektin pada dinding sel. Selama
ke-3 hingga ke-21. Rata-rata kekerasan tomat (kgf) pematangan, pektin yang larut dalam air akan
dapat dilihat pada Gambar 3. semakin banyak terbentuk dari protopektin
Rata-rata tingkat kekerasan tomat selama sehingga tekstur tomat menjadi semakin lunak.
penyimpanan mengalami penurunan yang Gambar 3 menunjukkan bahwa tingkat
diperlihatkan dengan tekstur buah yang semakin kekerasan tomat pada semua perlakuan
lunak. Penurunan kekerasan tomat selama mengalami penurunan hingga penyimpanan 21
penyimpanan disebabkan karena tomat hari. Perlakuan edible coating P4 dengan
mengalami proses respirasi, sehingga perombakan penambahan sari lengkuas merah sebanyak 7 %
karbohidrat menjadi senyawa yang larut dalam air merupakan perlakuan terbaik karena memiliki
semakin meningkat dan buah tomat menjadi tingkat kekerasan yang lebih tinggi dibandingkan
semakin lunak. perlakuan lainnya. Hal ini disebabkan
penambahan sari lengkuas merah dalam edible
coating dapat melindungi buah dari proses
senesen dengan cara mencegah masuknya oksigen
ke dalam buah melalui lapisan permeable yang
menutupi seluruh permukaan buah tomat. Selain

JURNAL TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN INDONESIA – Vol. 12 , No. 01 , 2020 5


©Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Syiah Kuala
itu penambahan lengkuas merah dalam aplikasi memiliki sifat antibakteri yang tinggi pada
edible coating mampu memperkecil kerusakan lengkuas merah.
mikrobiologis sehingga dapat menekan proses
metabolisme yang menyebabkan perombakan Hasil Pengujian Hedonik Warna
karbohidrat menjadi senyawa yang larut dalam Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa
air, hal ini berdampak pada ketahanan kekerasan penambahan sari lengkuas merah dalam edible
buah tomat. coating pati sagu Meranti dengan konsentrasi yang
berbeda memberikan pengaruh nyata terhadap
Total Mikroba warna buah tomat pada penyimpanan hari ke-3
Hasil pengamatan total mikroba pada tomat hingga ke-21. Rata-rata penilaian terhadap uji
yang dilapisi edible coating pati sagu Meranti hedonik dapat dilihat pada Gambar 5.
dengan penambahan sari lengkuas merah dapat 4,5

Skor penilaian uji hedonik warna


dilihat pada Gambar 4. 4
3,5
7 3
Total mikroba tomat (log CFU/g)

2,5

tomat
6
2
5 1,5
4 1
0,5
3
0
2 P0 (0%) P1 (1%) P2 (3%) P3 (5%) P4 (7%)
1 Penambahan Sari Lengkuas Merah
0
P0 (0%) P1 (1%) P2 (3%) P3 (5%) P4 (7%) 0 Hari 3 Hari 6 Hari 9 Hari 12 Hari 15 Hari 18 Hari 21 Hari
Penambahan Sari Lengkuas Merah

0 Hari 3 Hari 6 Hari 9 Hari 12 Hari 15 Hari 18 Hari 21 Hari


Gambar 5. Skor penilaian uji hedonik warna tomat
yang dilapisi edible coating dengan
Gambar 4. Total mikroba tomat yang dilapisi edible penambahan sari lengkuas merah selama
coating dengan penambahan sari lengkuas penyimpanan
merah selama penyimpanan Nilai rata-rata uji hedonik warna tomat pada
Gambar 4 menunjukkan perbedaan yang nyata Tabel 5 berkisar antara suka hingga agak suka
terhadap total mikroba tomat selama dengan skor 3,68 - 2,80 selama penyimpanan 21
penyimpanan hingga hari ke-21 diantara kelima hari. Skor warna tomat tertinggi adalah perlakuan
perlakuan penambahan sari lengkuas merah. P0, P1, P2 dengan nilai 3,50 (suka), 3,31 (agak suka),
Perlakuan edible coating tanpa penambahan sari dan 3,27 (agak suka) yang berbeda tidak nyata
lengkuas merah memiliki jumlah mikroba yang selama penyimpanan di hari ke-21, sedangkan
lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan skor warna tomat terendah terdapat pada
pelapisan dengan penambahan sari lengkuas perlakuan P3 dan P4 dengan nilai 3,00 - 2,80 (agak
merah. Pada penelitian ini, penambahan sari suka) yang berbeda nyata terhadap ketiga
lengkuas merah dapat memperpanjang masa perlakuan lainnya. Hal ini berkaitan dengan
simpan tomat karena sari lengkuas merah kemampuan edible coating perlakuan P3 dan P4
memiliki sifat antikmikroba. Winarti et al., (2012) untuk memperlambat perubahan warna
menyatakan bahwa keuntungan penambahan kematangan buah yang terjadi pada penyimpanan
bahan aktif antimikroba ke dalam edible coating hingga hari ke-21 yaitu tomat masih berwarna
antara lain dapat meningkatkan daya simpan, sifat kuning kehijauan hingga kuning kejinggaan.
penghalang lapisan film yang diperkuat dengan Namun berdasarkan data yang diperoleh, panelis
komponen aktif antimikroba dapat menghambat lebih menyukai tomat yang dilapisi edible coating
bakteri pembusuk dan mengurangi risiko P0, P1, dan P2, dimana tomat tersebut telah
kesehatan. Selain itu, penggunaan bahan berwarna merah. Tomat yang telah dilapisi
antimikroba dari bahan alami juga lebih aman perlakuan edible coating dan disimpan selama 21
dibanding antimikroba sintetis. hari diperlihatkan pada Gambar 6.
Data pada Gambar 4. terlihat bahwa perlakuan Peningkatan skor organoleptik warna (agak
P4 dengan penambahan sari lengkuas merah suka dan suka) yang terjadi selama penyimpanan
sebanyak 7 % merupakan perlakuan terbaik 21 hari berkaitan dengan terjadinya fase
dengan nilai total mikroba paling rendah diantara kematangan buah klimakterik tomat yang ditandai
perlakuan lainnya. Hal tersebut dikaitkan dengan dengan meningkatnya warna merah pada tomat.
pendapat Rialita (2014) bahwa komponen utama Sitorus et al., (2014) menyatakan bahwa pada
minyak atsiri adalah 1.8 cineole merupakan puncak terjadinya fase klimakterik menunjukkan
senyawa monoterpen teroksidasi yang diduga peningkatan yang besar dalam laju produksi
karbondioksida (CO2) dan etilen (C2H4) bersamaan
JURNAL TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN INDONESIA – Vol. 12 , No. 01 , 2020
6
©Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Syiah Kuala
dengan terjadinya pemasakan. perlakuan P1, P2, P3, dan P4.

KESIMPULAN
Pelapisan edible coating dengan penambahan
sari lengkuas merah pada tomat selama
penyimpanan hingga 21 hari berpengaruh
terhadap susut bobot, total padatan terlarut,
kekerasan, total mikroba, dan sifat hedonik
terhadap tekstur, namun tidak berpengaruh
terhadap sifat sensori hedonik warna tomat.
Perlakuan terbaik edible coating adalah P4 dengan
penambahan sari lengkuas merah 7 %. Tomat
yang dilapisi edible coating P4 pada penyimpanan
Gambar 6. Tomat yang telah dilapisi edible coating
hari ke-21 memiliki susut bobot 16,38 %, total
dengan penambahan sari lengkuas merah dan
padatan terlarut 1,39 °Brix, kekerasan 5,83 kg/f,
disimpan selama 12 hari
total mikroba 5,52 log CFU/g, uji sensori hedonik
terhadap warna 2,80 (agak suka), dan tekstur 3,26
Tekstur (agak suka).
Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa
penambahan sari lengkuas merah pada edible UCAPAN TERIMA KASIH
coating pati sagu Meranti dengan konsentrasi yang Terima kasih kepada Lembaga Penelitian dan
berbeda memberikan pengaruh nyata terhadap Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Riau,
tekstur tomat pada penyimpanan hari ke-3 hingga atas dana yang diberikan melalui Hibah Bidang
ke-21. Rata-rata hasil penilaian hedonik terhadap Ilmu dengan nomor kontrak
tekstur tomat dapat dilihat pada Gambar 7. 893/UN.19.5.1.3/PT.01.03/2019.
4,5
Skor penilaian uji hedonik tekstur

4
3,5
DAFTAR PUSTAKA
3 Ahmad, U. 2013. Teknologi Penanganan Pascapanen Buah dan
2,5 Sayuran. Graha Ilmu. Yogyakarta.
tomat

2
1,5
Arbie, A. 2010. Pengaruh Ekstrak Lengkuas (Alpinia galangal
1 L. Swartz) terhadap Peningkatan Daya Simpan Buah
0,5 Salak Pondoh (Sallacca edulis Reinw.). Skripsi. Institut
0
P0 (0%) P1 (1%) P2 (3%) P3 (5%) P4 (7%) Pertanian Bogor. Bogor.
Penambahan Sari Lengkuas Merah Badan Pusat Statistik Indonesia. 2017. Statistik Tanaman
0 Hari 3 Hari 6 Hari 9 Hari 12 Hari 15 Hari 18 Hari 21 Hari
Sayuran dan Buah-Buahan Permusim. Badan Pusat
Statistik Indonesia. Jakarta
Direktorat Jenderal Perkebunan. 2017. Statistik Perkebunan
Gambar 7. Skor penilaian uji hedonik tekstur tomat Indonesia Komoditi Sagu. Direktorat Jendral
yang dilapisi edible coating dengan Perkebunan. Jakarta.
penambahan sari lengkuas merah selama Garcia, N. L., Ribbon, L., Dufresne, A., Aranguren, M., Goyanes,
penyimpanan S. 2011. Effect of Glycerol On The Morphology of
Nanocomposites Made from Thermoplastic Starch and
Walaupun hasil pengukuran kekerasan Starch nNnocrystals. Carbohydrate Polymers 84 (1):
menunjukkan bahwa tomat yang dilapisi edible 203−210.
Gunawan, V. 2009. Formulasi dan Aplikasi Edible Coating
coating P4 memiliki tingkat kekerasan paling tinggi Berbasis Pati Sagu dengan Penambahan Vitamin C
dibandingkan perlakuan lainnya, namun hasil pada Paprika (Capsicum annum varietas Athena).
penilaian hedonik menunjukkan bahwa perlakuan Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
P1, P2, P3 dan P4 saling berbeda tidak nyata dengan Hartanto, T. 2017. Aplikasi Edible Coating Ekstrak Cincau
skor 3,26 - 3,48 pada hari ke-21, yang artinya Hitam (Melisthima polustris) untuk Memperpanjang
Umur Simpan Tomat (Solanum lycopersicum). Skripsi.
panelis agak suka hingga suka. Hal ini Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta
menunjukkan bahwa secara organoleptik Kandou, L. A., Fatimawali., Bodhi, W. 2016. Uji Aktivitas
penambahan konsentrasi sari lengkuas merah 1 Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Lengkuas Merah
- 7 % menyebabkan tekstur tomat yang dilapisi (Alpinia purpurata (Vieill) K. Schum) Terhadap
Bakteri Klebsiella pneumoniae Isolat Sputum Penderita
edible coating lebih disukai dibandingkan tanpa Bronkitis Secara In Vivo. Jurnal Ilmu Farmasi 5 (3):
penambahan lengkuas merah. Panelis tidak 131-137.
terlatih yang digunakan dalam pengujian hedonik Lathifa, H. 2013. Pengaruh Jenis Pati sebagai Bahan Dasar
memberikan respon subjektif yang memungkinkan Edible Coating dan Suhu Penyimpanan terhadap
hasil penilaian yang tidak berbeda nyata pada Kualitas Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.).
Skripsi. Universitas Islam Negri Maulana Malik

JURNAL TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN INDONESIA – Vol. 12 , No. 01 , 2020 7


©Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Syiah Kuala
Ibrahim. Malang. Diaplikasikan Edible Coating Pati Sagu
Naldi, Y., Aisah, I. S. 2014. Perbandingan Efektivitas Lengkuas (Metroxylon sago Rottb) dengan Penambahan Filtrat
Merah (Alpinia purpurata K. Schum) dan Lengkuas Lengkuas Selama Penyimpanan. Jurnal Sains dan
Putih (Alpinia galanga) Terhadap Pertumbuhan Jamur Teknologi Pangan 2 (6):977-986.
Candida albicans Secara In Vitro. Jurnal Kedokteran Senoaji, F. B., Agustini, T. W., Purnamayati, L. 2017. Aplikasi
dan Kesehatan 1 (4): 1-6. Minyak Atsiri Rimpang Lengkuas pada Edible Coating
Normasari, F., Purwoko, B. S. 2002. Pengaruh Pemberian Karagenan sebagai Antibakteri pada Bakso Ikan Nila.
CaCl2 Prapanen Terhadap Perubahan Kualitas Tomat Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 20 (2):
Segar Selama Penyimpanan. Jurnal Bull Agron 30 (2): 380-391.
53-57. Septiana, E. 2009. Formulasi dan Aplikasi Edible Coating
Nurlatifah, D., Cakrawati., Nurcahyani, P. R. 2017. Aplikasi Berbasis Pati Sagu dengan Penambahan Minyak Sereh
Edible Coating dari Pati Umbi Porang dengan pada Paprika (Capsicum annuum var athena). Skripsi.
Penambahan Ekstrak Lengkuas Merah pada Buah Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Langsat. Jurnal Edufortech 2 (1): 7-14. Setyaningsih, D., Apriyantono, A., Sari, M. P. 2010. Analisis
Obeng, F. A., Gyasi, P. B., Olu-Taiwo, M., Ayeh-kumi, F. P.. 2018. Sensori untuk Industri Pangan dan Agro. IPB Press.
Microbial Assessment of Tomatoes (Lycopersicon Bogor.
esculentum) Sold at Some Central Markets in Ghana. Sitorus., Terip, K. K., Zulkifli, L. 2014. Pengaruh Konsentrasi
Hindawi BioMed Research International. Kitosan sebagai Edible Coating dan Lama Penyimpanan
Pujimulyani, D. 2009. Teknologi Pengolahan Sayur-sayuran terhadap Mutu Buah Jambu Biji Merah. Jurnal
dan Buah-bahan. Graha Ilmu. Yogyakarta. Rekayasa Pangan dan Pertanian 2 (1): 37-46.
Rialita, T. 2014. Efektifitas Antibakteri Kombinasi Minyak Sudarmadji, S.B., Haryono., Suhardi. 1997. Prosedur Analisa
Atsiri Zingiber officinale var. Rubrum dan Alpinia untuk Bahan Makanan dan Pertanian. Penerbit Liberty.
purpurata K. Schum dan Aplikasinya pada Model Winarti, C., Miskiyah., Widaningrum. 2012. Teknologi Produksi
Pangan. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. dan Aplikasi Edible Coating Antimikroba Berbasis Pati.
Santos, G. K. N., Dutra, K.A., Barros, R.A., da Câmara, C. A.G., Jurnal Litbang Pertanian 31 (3): 85-93.
Lira, D.D., Gusmão, N. B., Navarro, D. M.A.F. 2012. Wong, L. F., Lim, Y. Y., Omar, M. 2009. Antioxidant and
Essential oils from Alpinia purpurata (Zingiberaceae): Antimicrobial Activities of Some Alpina Species.
Chemical Composition, Oviposition Deterrence, Journal of Food Biochemistry 33: 835–851.
Larvicidal and Antibacterial Activity. Industrial Crops
and Products 40: 254–260.
Sari. E., Ansharullah., Asyik, N. 2017. Kajian Perubahan Sifat
Fisik Sensori dan Kadar Vitamin C Buah Tomat yang

8 JURNAL TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN INDONESIA – Vol. 11 , No. 01 , 2020


©Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Syiah Kuala

You might also like