Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 13

Implementasi Teori Bloom alma Sistem Pembelajaran

Ina Magdalena & Novia Permata Sari


Universitas Muhammadiyah Tangerang inapgsd@gmail.com
, novia.permata@umt.ac.id

Abstract

The application of the learning theory of this learning is a classroom action


research that aims to improve the learning outcomes of the study of students
through the learning theory of Bloom and Krathwohl. The subject of this
research is the study of class. This classroom action research is implemented
in two cycles ie cycle I and cycle II. The work procedure of each cycle last
four stages, namely: (1) planning, (2) implementation of action, (3)
observation, and (4) reflection. Data collection is done by giving tests and
observations through observation sheets. Data collected were analyzed by
descriptive analysis. The results showed that there was an increased result
of learning outcomes in the study of class after the learning process through
the learning theory of Bloom and Krathwohl. This is in line with the
increasing teacher’s ability to manage learning. The learning process, the
teacher is not enough just by submitting the mate only or commonly called
the science of transfer. Because in learning there are several aspects of
assessment that Master teachers will to the students are cognitive aspects,
affective aspects, and psychomotor aspects. Therefore, for the sake of the
realization of learning objectives with optimal results, then the teacher needs
to know the characteristics of each student. We will encounter that
individual variations are usually the result of interaction between the
influence of the descendants and environmental influences simultaneously,
which eventually produces unique human. Therefore as a teacher should be
able to understand the characteristics or properties of each individual or its
students. In a way or methods that are specific and apply directly in learning
so know the differences of learners and how to overcome them in easily
catch or understand understanding.
Keywords: Bloom theory, Urgency, Educational Psychology, Learning

Abstrak : Penerapan Teori Hasil Belajar ini merupakan penelitian tindakan kelas
(Classroom Action Research) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar
kesebangunan pada peserta didik kelas melalui Teori Belajar Bloom dan Krathwohl.
Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan
dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Prosedur kerja penelitian setiap siklus
berlangsung empat tahap, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi,
dan (4) refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan tes dan pengamatan
melalui lembar observasi. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar kesebangunan pada
peserta didik kelas setelah dilakukan proses pembelajaran melalui Teori Belajar Bloom
dan Krathwohl.
Ina Magdalena & Novia Permata Sari

Hal ini sejalan dengan semakin meningkatnya kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran. Proses pembelajaran, guru tidak cukup hanya dengan menyampaikan
materipelajaran saja atau yang biasa disebut dengan transfer ilmu. Karena di dalam
pembelajaran terdapat beberapa aspek penilaian yang harus dilakukan guru terhadap
siswanya yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor. Oleh karena itu, demi
terwujudnya tujuan belajar dengan hasil yang optimal, maka guru perlu mengenal
karakteristik masingmasing siswa. Kita akan menjumpai bahwa variasi individual
biasanya merupakan hasil interaksi antara pengaruh keturunan dan pengaruh lingkungan
secara bersamaan, yang akhirnya menghasilkan manusia yang unik. Oleh karena itu
sebagai seorang guru hendaknya mampu memahami karakteristik maupun sifat-sifat dari
masing-masing individu atau siswanya. Dengan cara maupun metode yang khusus dan
mengaplikasikannya langsung dalam pembelajaran sehingga mengetahui perbedaan
peserta didiknya dan bagaimana cara untuk mengatasinya dengan cara-cara yang mudah
di tangkap atau di pahami siswa.
Kata Kunci : teori bloom, urgensi, psikologi pendidikan, belajar

PENDAHULUAN

Taksonomi ialah klasifikasi atau pengelompokan benda menurut ciri-ciri


tertentu. Taksonomi dalam bidang pendidikan, digunakan untuk klasifikasi tujuan

Instruksional; ada yang menamakannya tujuan pembelajaran, tujuan penampilan,


atau

Sasaran belajar, yang digolongkan dalam tiga klasifikasi umum atau ranah
(domain),

Yaitu: (1) ranah kognitif, berkaitan dengan tujuan belajar yang berorientasi pada

Kemampuan berpikir; (2) ranah afektif berhubungan dengan perasaan, emosi,


sistem

Nilai, dan sikap hati); dan (3) ranah psikomotor (berorientasi pada keterampilan

Motorik atau penggunaan otot kerangka). Saat ini dikenal berbagai macam
taksonomi

Tujuan instruksional yang diberi nama menurut penciptanya, misalnya: Bloom;


Merill

Dan Gagne (kognitif); Krathwohl, Martin & Briggs, dan Gagne (afektif); dan
Dave,

Simpson dan Gagne (psikomotor).

Secara etimologi kata taksonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu taxis
dan
Volume 2, Nomor 1, Desember 2020 29
Ina Magdalena & Novia Permata Sari

Nomos. Taxis berarti „pengaturan atau divisi‟ dan nomos berarti hukum (Enghoff,

2009:442). Jadi secara etimologi taksonomi dapat diartikan sebagai hukum yang

Mengatur sesuatu. Taksonomi dapat diartikan sebagai pengelompokan suatu hal

Berdasarkan hierarki (tingkatan) tertentu. Di mana taksonomi yang lebih tinggi

Bersifat lebih umum dan taksonomi yang lebih rendah bersifat lebih spesifik.

Taksonomi dapat digambarkan seperti sebuah hubungan antara ayah dan anak
yang

Berada dalam satu struktur hirarki yang terhubung antara satu dengan yang lain.

Taksonomi adalah sebuah kerangka untuk mengklasifikasikan pernyataan-


pernyataan

Yang digunakan untuk memprediksi kemampuan peserta didik dalam belajar


sebagai

Hasil dari kegiatan pembelajaran.

Taksonomi Bloom memiliki tiga ranah diantaranya 1) ranah kognitif, yang

Mencakup ingatan atau pengenalan terhadap fakta-fakta tertentu, pola-pola

Prosedural, dan konsep-konsep yang memungkinkan berkembangnya


kemampuan.

Dan skill intelektual (Huda, 2013:169), 2) ranah afektif, ranah yang berkaitan

Perkembangan perasaan, sikap, nilai dan emosi, 3) ranah psikomotor, ranah yang

Berkaitan dengan kegiatan-kegiatan manipulatif atau keterampilan motorik


(Degeng,

2013:202). Pengembangan keterampilan ini memerlukan latihan dan diukur dalam


hal

Kecepatan, ketepatan, jarak, prosedur, atau teknik dalam pelaksanaan. Taksonomi

METODE PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan


Kualitatif. Penelitian kulitatif ditunjukan untuk memahami fenomenafenomena
sosial dari sudut pandang patisipan. Rancangan yang digunakan dalam
30 As-Sabiqun : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar
Ina Magdalena & Novia Permata Sari

penelitian ini adalah rancangan deskriptif kulitatif. Dalam penelitian ini metode
observasi non partisipatif. penelitian dengan judul “Implikasi Taksonomi Bloom
Dalam Sistem Pembelajaran SDI Permata Hati ”.
Penelitian ini dilakukan di SDI Permata Hati Jl. Raya Wijaya Kusuma
No.1, (Komplek Dasana Indah Kelapa Dua) Bojong Nangka Kota Tangerang,
Banten 15820. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2019/2020 dengan
rentang waktu dua hari penelitian. Karena waktu yang tidak mencukupi, maka
kami hanya Wawancara Wali Kelas dan mengambil sampel siswa kelas I. Subyek
penelitian ini adalah guru kelas I bernama Resmika SDI Permata Hati tahun
2019/2020, dengan jumlah siswa sebanyak 24 orang. Siswa perempuan berjumlah
12 orang dan siswa lakilaki berjumlah 12 orang. Obyek penelitian ini adalah
bagaiamana penerapan taksonomi bloom dalam pembelajaran IPA kelas I SDI
Permata Hati.
Metode Penelitian mengumpulkan data dengan cara langsung pada situasi
tempat penelitian melalui (1) Observasi/pengamatan terhadap orang yang telah
ditetapkan sebagai responden. (2) Wawancara adalah semi terstruktur agar peneliti
mendapatkan jawaban sesuai yang diinginkan, Penelitian menggunakan metode
deskriptif, yaitu jenis penelitian yang menggambarkan berbagai kondisi dan
situasi yang ada. Penelitian mencoba menjabarkan kondisi konkrit dari subyek
penelitian dan selanjutnya akan dihasilkan deskripsi tentang subjek penelitian.

Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and


Development) dengan menggunakan langkah-langkah dari Sugiyono, namun
hanya sampai pada tahap ketujuh, yaitu: 1) potensi dan masalah; 2) pengumpulan
data; 3) desain produk; 4) validasi desain; 5) revisi desain; 6) uji kelayakan; dan
7) revisi produk. Penelitian dilakukan di sebuah MI Tarbiyah Islamiyah di batu
ceper Tangerang dengan subjek guru kelas, dan siswa-siswi MI.

Data diperoleh melalui wawancara, observasi, dan studi dokumen. Analisa data
yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisi factual.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karateristik pembelajaran


berorientasi pada penerapan Taksonomi Bloom selain itu, penelitian ini juga jngin
mengetahui tingkat kelayakan dan keefektifan pembelajaran IPA. Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan peneliti di SDI Permata Hati penelitian ini
Volume 2, Nomor 1, Desember 2020 29
Ina Magdalena & Novia Permata Sari

dilaksanakan pada tahun ajaran 2019/2020. Dengan melakukan wawancara


kepada guru atau wali kelas I untuk mengetahui penerapan Taksonomi Bloom
dalam pembelajaran IPA.
Penerapan ketiga ranah pelaksanaan pembelajaran dilakukan sesuai RPP
penerapan di sekolah ini dari ketiga ranah pendidikan, guru lebih memfokuskan
pada kognitif (pengetahuan) siswa terlebih dahulu, lalu ke afektif dan
psikomotorik siswa karena penerapannya masih sulit, ranah psikomotorik lebih
banyak terlihat praktik disesuaikan dengan materi pembelajaran melakukan
pembelajaran IPA secara langsung di taman, di Lab, dan di kelas.
Kaitan pembelajaran IPA dengan ketiga ranah pendidikan, yaitu pada
Ranah kognitif, siswa juga diajak untuk mengeksplorasi materi melalui kegiatan
dengan melibatkan keterampilan proses pembelajaran IPA. Pada Ranah afektif,
pelaksanaan pembelajaran baik secara pribadi/kelompok menunjukkan sikap rasa
ingin tahu, sikap berpikir kritis, dan kerjasama saat kegiatan pembelajaran
berlangsung. Selanjutnya, pada ranah psikomotorik, keterampilan siswa yang
harus dimiliki agar dapat melaksanakan aktivitas melalui metode ilmiah. Melalui
kegiatan pengamatan, pengelompokkan, diskusi, menyimpulkan dan presentasi.
Untuk kesiapan siswa dalam pelajaran IPA, peneliti menemukan bahwa
siswa sangat antusias dan siswa sangat semangat karena pembawaan guru dari
mulai masuk kelas dengan senyum yang ceria dengan teguran atau sapaan yang
baik kepada siswa. Siswa tertarik ingin memulai belajar dengan baik. Interaksi
belajar mengajar antara guru dan siswa secara umum sudah terjadi interaksi yang
cukup kuat, sehingga dalam penerapan pembelajaran yang meliputi persiapan,
pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut sudah dilaksanakan oleh guru mata
pelajaran IPA.
Dalam aspek perhatian, perhatian siswa ke guru sangatlah baik, karena
guru mengusahakan siswa untuk memusatkan jiwanya pada pelajaran yang
dipelajari serta membawa media atau alat peraga untuk menarik perhatian. Siswa.
Siswa diberikan selingan atau permainan agar siswa tidak cepat lelah dan bosan.
Selanjutnya, penerapan Taksonomi Bloom dalam pembelajaran IPA
didukung oleh faktor-faktor, seperti sarana prasarana yang lengkap, media atau
alat peraga, suasana belajar yang sangat menyenangkan dan peranan guru dalam
mengolah kelas yang sangat baik. Sedangkan untuk faktor penghambatnya, yaitu
masih ada siswa yang kurang memperhatikan pelajaran dan kurangnya perhatian
orang tua kepada anak jadi si anak kurang termotivasi dalam belajar.

30 As-Sabiqun : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar


Ina Magdalena & Novia Permata Sari

Adapun hasil observasi yang telah obseobservasi lakukan yaitu sebagai berikut:

Volume 2, Nomor 1, Desember 2020 29


Keterlaksanaa
n
Karakteristik
Ina Magdalena & Novia Permata Sari Tida
Ya
k
Perencanaan

Tersedia silabus dan RPP √


RPP mencerminkan pembelajaran aktif
aktif √
Rumusan
Ada indikator/tujuan
pembagian pembelajaran
peran, tugas dan tanggung sesuai
jawabrumusan
dalam
SK/KD pembelajaran √ √
kegiatan
Penggunaan
Indikator alat dan sumber
pembelajaran belajar
mengarah diatur
pada dengan baik
pengembangan √
berpikir tingkat rendah - tinggi (C1; Pengetahuan, C3;
Penilaian

Pemahaman,
Guru memantau C3;aplikasi, C4;analisis,
perkembangan belajarC5;evaluasi,
siswa √
C6;kreasi)
Guru memberikan umpan balik terhadap perkembangan
Pembelajaran √
belajar siswa
Guru menggunakan model/pendekatan/metode/strategi
Guru memberikan penghargaan √√
dalam proses belajar mengajar (misalnya pujian)
Guru memajang
Penerapan hasil karya siswa (jika ada) yang
model/pendekatan/metode/strategi √

diterapkan oleh guru terlaksana dengan baik
Guru menggunakan media/sumber belajar dengan tepat √
Tersedia alat peraga/media pembelajaran √
Guru menggunakan lingkungan untuk kegiatan

pembelajaran di luar kelas
Murid terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran √
Pembelajaran mendorong anak aktif berpikir kritis dan

kreatif
Pembelajaran mendorong anak berinteraksi antar siswa

guru dan siswa-siawa
Pembelajaran berkaitan dengan kehidupan nyata √
Pembelajaran memberikan kesempatan anak
mengemukakan pendapat √

Pembelajaran mendorong siswa menggunakan berbagai



indra
Pembelajaran melayani perbedaan individu siswa √
Manajemen kelas
Ada aturan atau tata tertib kelas yang diberlakukan dan

disepakati bersama
Penataan kelas mendorong anak untuk melakukan √
kegiatan

Format lampiran masalah dan rekomendasi penyelesaian

30 As-Sabiqun : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar


Ina Magdalena & Novia Permata Sari

Permasalahan: Berdasarkan yang observer amati proses pembelajaran


yang dilakukan sudah sangat baik karena guru melibatkan
siswa secara aktif dalam proses pembelajaran akan tetapi
tidak semua siswa aktif dalam pembelajarn masih ada
beberapa siswa yang sibuk dengan urusannya masing-
masing dan kurang memperhatikan guru.
Akar masalah: Ketika dijelaskan oleh gurunya ada anak yang berbagai
macam karakternya. Ada yang cepat tangggap dalam
memahami dan ada anak yang kurang tanggap dalam
memahaminya. Dari segi tulisan siswa laki-laki dan
perempuan sudah cukup rapi dan bagus.
Rekomendasi adanya kesan menyamaratakan siswa, sedangkan kita
langkah ketahui tingkat kecerdasan dan pemahaman siswa berbeda-
penyelesaian: beda sehingga disini guru dituntut untuk lebih memahami
siswanya dan memiliki kreatifitas yang baik.

Adapun kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran dibagi


menjadi tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir
(penutup) yang akan diuraikan sebagai berikut.

1. Kegiatan awal

Pada saat guru sudah ada di dalam ruang kelas untuk memulai
pembelajaran, terlebih dahulu peserta didik menyiapkan, memberi salam
kepada guru dan berdo’a bersama-sama yang dipimpin oleh ketua kelas.
Kemudian guru mengabsen siswa, menanyakan kabar siswa dan
mempersilahkan siswa mempersiapkan buku dan alat tulisnya masing-
masing, setelah itu guru menginformasikan kepada siswa tentang topik dan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai dari kegatan pembelajaran. setelah
itu guru menanyakan kesiapan siswa dalam menerima pembelajaran,
setelah semua siswa telah siap untuk belajar maka guru pun mulai masuk
kegiatan inti.

2. Kegiatan inti

Volume 2, Nomor 1, Desember 2020 29


Ina Magdalena & Novia Permata Sari

Dalam kegiatan pembelajaran guru menggunakan metode


pembelajaran ceramah, pemberian tugas dan tanya jawab. Langkah
pertama guru memberikan penjelasan kepada siswa dengan singkat dan
dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa. Dalam
penjelasan yang disampaikan, guru mengaitkannya dengan kehidupan
sehari-hari yang dekat dengan lingkungan siswa dan mencontohkannya
dari peristiwa yang terjadi secara nyata. Sesekali guru bertanya kepada
siswa mengenari materi yang diajarkan dan memberikan pujian kepada
siswa ketika siswa berhasil menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.
Dan guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
ketika masih ada yang kurang dipahami.
Setelah guru memeberikan penjelasan dan setelah proses tanya
jawab guru memberikan tugas kepada siswa dengan menuliskan
pertanyaannya di papan tulis dan mengistruksikan siswa untuk
mengerjakannya dalam waktu 30 menit. setelah siswa mengerjakan
tugasnya guru menyurus semua siswa untuk mengumpulkan tugasnya
untuk diperiksa dengan cara pemberian skor 0-100. Setelah guru
memeriksa pekerjaan siswa guru membagikannya kembali kepada masing-
masing siswa.

3. Kegiatan akhir (penutup)

Pada kegiatan penutup guru dan siswa menyimpulkan materi pelajaran


kemudian guru memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan di rumah
dan guru menginformasikan kepada siswa materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya, serta mengingatkan siswa untuk mengulang materi
yang telah dipelajari dan membaca materi yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya.

PEMBAHASAN

Pada tahun 1956, Benjamin Samuel Bloom dan kawan-kawannya


memperkenalkan konsep baru dalam dunia pendidikan, yaitu tentang kerangka
konsep berpikir yang berupa struktur tingkatan kompetensi. Kecerdasan manusia
secara operasional dapat digambarkan melalui tiga dimensi, yakni kognitif,

30 As-Sabiqun : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar


Ina Magdalena & Novia Permata Sari

psikomotorik, dan afektif (Khusniati, 2012). Dari setiap ranah tersebut, dibagi
kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori yang berurutan secara hirarkis
(bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana, sampai tingkah laku yang
paling kompleks (Taher, 2013). Pembagian intelektual dalam kerangka berpikir
ini, penting bagi peserta didik untuk menguasai ketiganya dalam takaran tertentu.
Semakin komprehensif dan stabil ketiganya maka akan semakin berdampak bagus
pada perkembangan peserta didik.

Taksonomi Bloom merupakan struktur hierarki yang mengidentifikasikan


skills mulai dari tingkat terendah hingga tertinggi. Setiap tingkatan dalam
Taksonomi Bloom memiliki korelasinya masing-masing. Maka, untuk mencapai
tingkatan yang paling tinggi, tentu tingkatan-tingkatan yang berada di bawahnya
harus dikuasai terlebih dahulu. Konsep Taksonomi Bloom, membagi domainnya
menjadi 3 ranah, yaitu : (1) ranah kognitif, (2) ranah afektif, dan (3) ranah
psikomotorik. (Utari, 2012).

Ranah kognitif mengurutkan keahlian sesuai dengan tujuan yang


diharapkan. Proses berpikir menggambarkan tahap berpikir yang harus dikuasai
oleh siswa agar mampu mengaplikasikan teori ke dalam perbuatan. Ranah kognitif
ini terdiri atas enam level, yaitu: (1) knowledge (pengetahuan), (2) comprehension
(pemahaman atau persepsi), (3) application (penerapan), (4) analysis (penguraian
atau penjabaran), (5) synthesis (pemaduan), dan (6) evaluation (penilaian) (Utari,
2012).

Penguasaan ranah kognitif peserta didik, meliputi perilaku peserta didik


yang ditunjukkan melalui aspek intelektual, seperti pengetahuan serta
keterampilan berpikir. Pengetahuan serta keterampilan peserta didik, dapat
diketahui dari berkembangnya teori-teori yang dimiliki oleh peserta didik, serta
memori berpikir peserta didik yang dapat menyimpan hal-hal baru yang
diterimanya. Misalnya, peserta didik baru belajar mengenai definisi dari drama,
teater, serta tata panggung. Pada umumnya, peserta didik yang ranah kognitifnya
kuat, dapat menghafal serta memahami definisi yang baru diketahuinya. Selain
itu, kemampuan peserta didik dalam mengingat teori yang baru didapatnya, sangat
kuat.

Volume 2, Nomor 1, Desember 2020 29


Ina Magdalena & Novia Permata Sari

Penguasaaan ranah afektif peserta didik, dapat ditinjau melalui aspek


moral, yang ditunjukkan melalui perasaan, nilai, motivasi, dan sikap peserta didik.
Pada ranah afektiflah pada umumnya peserta didik lemah dalam penguasaannya.
Hal ini terbukti dari maraknya kekerasan yang ada di sekolah. Hal ini tentu
berseberangan dengan UUD 1945, pasal 28 B ayat 2 yang mengatakan bahwa,
“Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta
berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”. Akan tetapi, mirisnya
yang melakukan kegiatan immoral, seperti kekerasan serta diskriminasi di
sekolah, pada dewasa ini, banyak kasus yang pelakunya adalah peserta didik. Hal
ini merupakan cerminan, bahwasanya penguasaan aspek afektif pada peserta didik
belum dapat dikatakan baik. Oleh karena itu, seharusnya peserta didik yang aspek
afektifnya terbangun dengan baik pada proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM),
memiliki implementasi dari sikap yang baik, berupa saling toleransi dalam
pertemanan, jujur, amanah, serta mandiri, dalam melakukan Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM) di sekolah, maupun melakukan berbagai aktivitas di luar
sekolah. Sehingga, peserta didik yang penguasaan pada ranah afektifnya kuat,
akan memiliki kehidupan sosial yang baik, hubungan pertemanan yang baik, serta
dapat mengatasi keadaan genting dengan bijak.

Ranah psikomotorik dapat ditinjau melalui aspek keterampilan peserta


didik, yang merupakan implementasi dari Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di
kelas. Peserta didik tidak cukup hanya menghapal suatu teori, definisi saja, akan
tetapi peserta didik juga harus menerapkan teori yang sifatnya abstrak tersebut, ke
dalam aktualisasi nyata. Hal ini menjadi sebuah tolok ukur, dipahami atau
tidaknya sebuah ilmu secara komprehensif oleh peserta didik. Peserta didik yang
memahami suatu ilmu dengan komprehensif, memiliki daya implementasi yang
kuat dalam menerapkan ilmu yang dimilikinya.

KEKUATAN DAN KELEMAHAN TAKSONOMI BLOOM

Jika kita lompat kedalam Taksonomi Bloom versi terbaru ada beberapa
kekuatan. Antaranya ialah Taksonomi Bloom versi baru membedakan antara
“tahu tentang sesuatu (knowing what)”, isi dari pemikirannya itu sendiri, dan
“tahu tentang bagaimana melakukannya (Knowing how)”, sebagaimana prosedur

30 As-Sabiqun : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar


Ina Magdalena & Novia Permata Sari

yang digunakan dalam menyelesaikan masalah. Menurut taksonomi tersebut


dimensi pengetahuan adalah “tahu tentang sesuatu”, yang memiliki empat
kategori yaitu: faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif.

Pengetahuan yang bersifat faktual melibatkan bagian-bagian terkecil yang


terpisah-pisah dari informasi, sebagaimana definisi kosakata dan pengetahuan
tentang hal-hal khusus yang terperinci. Pengetahuan yang bersifat konseptual pula
terdiri dari berbagai sistem infromasi, seperti bermacam-macam klasifikasi dan
kategori.

Pengetahuan yang bersifat prosedural pula termasuk algoritma, heuristics


atau aturan baku, teknik dan metode, sebagaimana pengetahuan tentang
bagaimana kita harus menggunakan berbagai prosedur tersebut.

Pengetahuan yang bersifat metakognitif pula menggerakan kepada


pengetahuan atas proses-proses berfikir dan informasi tentang bagaimana
memanipulasi proses-proses tersebut secara efektif.

Dalam taksonomi bloom ini, dimensi proses kognitif yang telah diperbaiki
daripada taksonomi bloom versi lama mempunyai enam proses dari yang paling
sederhana hingga yang paling rumit yaitu Mengingat, Memahami, Menerapkan,
Menganalisis, Mengevaluasi dan Menciptakan.

Proses mengingat adalah mengingati kembali infromasi yang sesuai dari


ingatan jangka panjang. Proses memahami pula adalah kemampuan untuk
memahami secara mendalam dari bahan pendidikan, seperti bahan bacaan dan
penjelasan guru. Kecakapan turunan dari proses ini melibatkam kemahiran
memahami, mencontohkan, membuat klasifikasi, meringkas, menyimpulkan.

Proses ketiga yaitu menerapkan, melibatkan kepada pengguna prosedur


yang telah dipelajari baik dalam situasi yang telah dikenal maupun pada situasi
yang baru. Proses berikutnya adalah menganalisis, terdiri dari memecah
pengetahuan menjadu bagian-bagian kecil dan memikirkan bagaimana bagian-
bagian tersebut berhubungan dengan struktur keseluruhan.

Menciptakan ialah proses yang tidak terdapat dalam taksonomi bloom


versi lama. Proses ini adalah komponen tertinggi dalam Taksonomi Bloom versi

Volume 2, Nomor 1, Desember 2020 29


Ina Magdalena & Novia Permata Sari

baru ini. Kecakapan ini melibatkan usaha untuk meletakkan berbagai perkara
secara bersama untuk menghasilkan suatu pengetahuan baru.

Sesuai dengan taksonomi ini, setiap tingkat dari pengetahuan dapat


berhubungan dengan setiap tingkat dari proses kognitif sehingga seorang pelajar
dapat mengingat pengetahuan yang bersifat faktual atau prosedural, memahami
pengetahuan yang faktual bersifat konseptual atau metakognitif, atau menganalisis
pengetahuan metakognitif atau.

KESIMPULAN

Dalam pendidikan, tiga ranah Taksonomi Bloom yaitu ranah kognitif,


afekti, dan psikomotik yang penting dan sangat diperlukan. Dalam ranah kognitif
dapat mengembangkan keahlian anak melalui pengetahuan, ranah afektif dapat
ditinjau melalui aspek moral, yang ditunjukkan melalui perasaan, nilai, motivasi,
dan sikap peserta didik. Pada ranah afektiflah pada umumnya peserta didik lemah
dalam penguasaannya, sedangkan dalam ranah psikomotorik, peserta didik tidak
cukup hanya menghapal suatu teori, definisi saja, akan tetapi peserta didik juga
harus menerapkan teori yang sifatnya abstrak tersebut, ke dalam aktualisasi nyata.

Disamping itu, jelas disini bahwa Taksonomi Bloom versi baru terwujud
karna keinginan untuk memperbaiki beberapa kelemahan yang terdapat dalam
Taksonomi Bloom versi lama. Tiada kelemahan yang dapat dilihat dari
Taksonomi Bloom versi baru ini untuk dikiritik berbanding dengan Taksonomi
Bloom Versi lama karena kewujudannya juga adalah ingin memperbaiki
kelemahan. Taksonomi Bloom sekarang sudah sesuai dengan transformasi dalam
pendidikan ini.

DAFTAR PUSTAKA

30 As-Sabiqun : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar

You might also like