Formulasi Strategi Komunikasi Karantina Pertanian Menggunakan Audit Komunikasi

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 26

Formulasi Strategi Komunikasi Karantina Pertanian Menggunakan Audit Komunikasi

Endah Kartikawati

FORMULASI STRATEGI KOMUNIKASI KARANTINA PERTANIAN


MENGGUNAKAN AUDIT KOMUNIKASI

COMMUNICATIONS STRATEGIC FORMULATION FOR THE AGRICULTURAL QUARANTINE


THROUGH AUDIT OF COMMUNICATIONS METHODS

Endah Kartikawati
Kementerian Pertanian, Jl. Harsono RM. No. 3. Ragunan, Jakarta 12550 - Indonesia Telp.: 021-7806131
e-mail: endahasucipto@yahoo.com

Naskah diterima tanggal 6 Agustus 2014, direvisi tanggal 1 Oktober 2014, disetujui tanggal 31 Oktober 2014

Abstract
In today's global trade, Quarantine Agriculture plays a strategic role to protect local agricultural products and food
safety. As the impact of world trade agreements, where Indonesia as a member of the organization must obey the rules
of world trade, which are non-tariff policies for export and import procedures, including agricultural products. And as a
result, Indonesian agricultural products that are still in the growth and development will experience a difficult situation.
Agricultural Quarantine Agency will become the spearhead for export and import procedures to anticipate the tariff-free
market. However, with the limited government’s resources in providingquarantine services throughout the exit and entrance
in all parts of Indonesia, the Indonesian community participation in quarantine become indispensable. Public awareness
program be the way to increase public participation in the quarantine issues. This study aimed to evaluate public awareness
programs that being implemented by using the method of communication audits and seek suitable strategic formula for public
awareness programs in the future. This research used a descriptive method. The respondents came from the internal that
have the scope of work to communicate with the public, and from external that selected by purposive sampling method. Data
were analyzed using descriptive methods, internal analysis, external analysis, IE analysis, SWOT analysis and QSPM. Data
represent the attitudes and perceptions of people that passing on the exit and entry NKRI’s territory (traveler), which will
be used to develop communication strategies and public awareness programs that appropriate for Agricultural Quarantine
Agency in the future.

Keywords: Strategic Planning, Agricultural Quarantine, TOWS Analysis, QSPM

Abstrak

Pada perdagangan global saat ini, tindakan Karantina Pertanian memegang peranan strategis untuk melindungi produk
pertanian lokal dan keamanan pangan. Sebagai dampak dari perjanjian perdagangan dunia, di mana Indonesia sebagai
anggota dari organisasi harus menaati aturan perdagangan dunia ini, antara lain kebijakan nontarif untuk prosedur
ekspor dan impor termasuk produk pertanian. Dan sebagai dampaknya, produk pertanian Indonesia yang masih dalam
pertumbuhan dan perkembangan akan mengalami situasi yang sulit. Badan Karantina Pertanian akan menjadi ujung tombak
pada prosedur ekspor dan impor untuk mengantisipasi pasar bebas nontarif. Namun demikian, dengan adanya keterbatasan
sumber daya pemerintah dalam menyediakan layanan karantina di seluruh pintu keluar dan masuk di seluruh wilayah
Indonesia, maka partisipasi masyarakat Indonesia dalam hal karantina menjadi sangat dibutuhkan. Program kesadaran
publik menjadi jalan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap isu karantina. Penelitian ini bertujuan untuk
mengevaluasi program kesadaran publik yang sedang dilaksanakan dengan menggunakan metode audit komunikasi dan
mencari formulasi strategis yang sesuai untuk program kesadaran publik pada masa mendatang. Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif. Responden berasal dari internal yang memiliki ruang lingkup kerja berkomunikasi dengan publik, dan
eksternal yang dipilih dengan metode sampling purposif. Data dianalisis menggunakan metode dekriptif, analisis internal,
analisis eksternal, analisis IE, analisis SWOT dan QSPM. Data merepresentasikan sikap dan persepsi masyarakat yang lalu-
lalang pada pintu keluar dan masuk wilayah NKRI (traveller), yang akan digunakan untuk menyusun strategi komunikasi
dan program kesadaran publik yang sesuai bagi Badan Karantina Pertanian di masa mendatang.

Kata Kunci: Perencanaan Strategi, Karantina Pertanian, Analisa TOWS, QSPM

127
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Vol. 5 No. 2 November 2014 Hal.: 127-152

PENDAHULUAN berdasarkan hasil analisis situasi atau audit


komunikasi yang dituangkan dalam Rancang
Bangun Program Kehumasan Badan Karantina
Indonesia adalah negara dengan
Pertanian Tahun 2010-2025. Diharapkan
kekayaan keragaman hayati (bio diversity)
program kehumasan dapat dilaksanakan secara
terbesar di dunia setelah negara Brasil.
terstruktur, terprogram dan berkesinambungan
Beragam jenis hewan dan tumbuhan banyak
sehingga dapat efisien dan efektif.
terdapat di negara yang dilalui oleh garis
khatulistiwa ini. Kelestarian alam hayati perlu Badan Karantina Pertanian sebagai salah
dilindungi demi menjaga keseimbangan tidak satu instansi pemerintah dalam menjalankan
hanya untuk negara Indonesia tetapi juga untuk tugas, pokok dan fungsinya akan didukung
keseimbangan bumi secara keseluruhan. salah satunya dengan program kehumasan,
untuk menyosialisasikan peraturan, kebijakan
Pada kondisi perdagangan bebas saat
dan info terkini. Dengan pendekatan
ini, di mana hambatan tarif tidak lagi menjadi
strategi social marketing pada fungsi-fungsi
prasyarat perdagangan ekspor dan impor maka
government relations diharapkan hasil-hasil
aspek teknis berupa sanitary dan phytosanitary
program dapat lebih tepat guna.
menjadi benteng terdepan dalam perlindungan
sumber daya alam serta perekenomian bangsa. Kajian khusus mengenai perencanaan
formulasi strategi komunikasi pada program
Namun selain dalam dunia perdagangan,
kehumasan Badan Karantina Pertanian yang
di mana tindakan karantina pertanian merupakan
dikaitkan dengan sikap, perilaku dan persepsi
salah satu prasyarat, kesadaran masyarakat
masyarakat menjadi hal yang strategis demi
untuk melaporkan hewan dan tumbuhan yang
keberhasilan mencapai tujuan program
dilalulintaskan masih rendah. Hal ini dapat
kehumasan Badan Karantina Pertanian
dibuktikan dengan masih tingginya tingkat
yakni Quarantine Minded - meningkatnya
penyelundupan komoditas pertanian, sering
partisipasi dan dukungan masyarakat terhadap
terjadi wabah yang disebabkan hama penyakit
isu karantina dalam rangka perlindungan
hewan dan tumbuhan seperti flu burung, flu
kekayaan alam hayati, kesehatan masyarakat
babi atau rabies serta tingkat kepercayaan
dan akselerasi perdagangan komoditas
negara mitra dagang yang masih rendah
pertanian Indonesia.
terhadap komoditas pertanian Indonesia
yang ditenggarai belum bebas hama penyakit Penelitian ini mempunyai rumusan
sehingga diperlukan perlakuan khusus, masalah sebagai berikut:
yakni fumigasi berujung penambahan biaya 1. Identifikasi faktor-faktor internal dan
sehingga produk kurang memiliki daya saing. eksternal apa saja yang memengaruhi
Partisipasi dan dukungan masyarakat sangat strategi komunikasi pada program
diperlukan terhadap isu perlindungan sumber kehumasan Badan Karantina Pertanian?
daya alam pertanian. Masyarakat yang secara
2. Bagaimana alternatif strategi komunikasi
sukarela melaporkan hewan dan tumbuhan
pada program kehumasan Badan
yang dilalulintaskan kepada petugas karantina
Karantina Pertanian dalam meningkatkan
pertanian di pintu keluar dan masuk wilayah
dukungan dan partisipasi masyarakat
NKRI atau quarantine minded.
dalam isu karantina?
Sesuai dengan Pedoman Umum Tata
3. Bagaimana persepsi dan perilaku
Kelola Humas Instansi Pemerintah pada
masyarakat terhadap isu karantina?
Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi No. 10 4. Alternatif strategi serta prioritasnya yang
Tahun 2010, program kehumasan Badan tersedia dengan memperhatikan hasil
Karantina Pertanian sejak tahun 2010 disusun analisa terhadap persepsi dan perilaku

128
Formulasi Strategi Komunikasi Karantina Pertanian Menggunakan Audit Komunikasi
Endah Kartikawati

masyarakat terhadap isu karantina, 3. Memberikan gambaran pelaksanakan


strategi apa yang merupakan prioritas tahapan tata kelola di lingkungan humas
program kehumasan Badan Karantina pemerintah atau government relations
Pertanian? (permenpan no.11/2011) yakni tahapan
5. Bagaimana rencana aksi strategis analisis situasi dengan menggunakan
(strategic action plan) yang dituangkan metode Audit Komunikasi.
dalam program kehumasan berjangka Penelitian dilakukan di Kantor Pusat
lima tahun kedepan? Badan Karantina Pertanian, Gedung E – Kantor
Sedangkan tujuan penelitian ini adalah Pusat Kementerian Pertanian, Jl. Harsono RM
sebagai berikut: No. 3 – Ragunan, Jakarta Selatan dan 2 Kantor
Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian
1. Menganalisis faktor-faktor yang wilayah Barat INDONESIA yakni Bandar
memengaruhi strategi komunikasi pada Udara Polonia, Medan dan Bandar Udara
program kehumasan Badan Karantina Soekarno Hatta, Jakarta.
Pertanian.
Penelitian ini menggunakan beberapa
2. Menganalisis faktor internal dan
teori, antara lain mengenai konsep dasar
eksternal (I/E) pada program kehumasan
manajemen strategi. Manajemen Strategi
Badan Karantina Pertanian.
didefinisikan sebagai sekumpulan keputusan
3. Menganalisis evaluasi faktor eksternal dan sasaran perusahaan/unit usaha/lembaga
(EFE) dan evaluasi faktor internal (Pearce & Robinson, 2007). Di lain pihak,
(EFI) pada program kehumasan Badan David (2002) mendefinisikan manajemen
Karantina Pertanian. strategi sebagai seni dan pengetahuan untuk
4. Menganalisis persepsi dan sikap merumuskan, mengimplementasikan dan
masyarakat terhadap isu karantina dan mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang
pola komunikasinya. membuat organisasi mencapai objektivitasnya.
5. Merumuskan alternatif strategi Di lain pihak, menurut Jauch dan Glueck (1998),
komunikasi pada program kehumasan manajemen strategi adalah sejumlah keputusan
Badan Karantina Pertanian. dan tindakan yang mengarah pada penyusunan
6. Menentukan prioritas strategi suatu strategi yang efektif untuk membantu
komunikasi pada program kehumasan mencapai sasaran perusahaan, dapat membantu
Badan Karantina Pertanian. perusahaan melihat lebih dahulu ancaman dan
peluang di masa mendatang, menyediakan
Penelitian ini juga mempunyai beberapa sasaran yang jelas serta arah untuk masa depan
manfaat, yaitu: perusahaan dan memungkinkan perusahaan
1. Memberikan gambaran tentang profil mengantisipasi kondisi lingkungan yang selalu
dan kondisi umum tingkat partisipasi dan berubah.
dukungan masyarakat terhadap program
Strategi meliputi hal-hal berikut (Hax &
kehumasan Badan Karantina Pertanian.
Majluf, 1991) :
2. Memberikan masukan kepada pimpinan
Badan Karantina Pertanian dalam a. Strategi merupakan pola keputusan yang
menentukan strategi komunikasi pada koheren, menyatukan dan integratif.
program kehumasan dalam rangka b. Strategi menentukan dan mengartikulasi
pelaksanaan rancang bangun program tujuan organisasi dalam konteks tujuan
kehumasan Badan Karantina Pertanian jangka panjang, program aksi dan
periode 2010 – 2025, menuju Masyarakat prioritas alokasi sumber daya.
Peduli Karantina Pertanian (quarantine
minded).

129
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Vol. 5 No. 2 November 2014 Hal.: 127-152

c. Menyeleksi bisnis yang sedang pengambilan keputusan. Manajemen strategi


dijalankan maupun yang akan dijalankan merupakan proses yang terdiri dari rangking
oleh organisasi. terdiri dari rangkaian tahapan sebagai berikut
d. Mencoba mencapai keunggulan yang (Wheelen & Hunger, 2001):
berkesinambungan dalam jangka 1. Analisis Lingkungan
panjang dalam setiap bisnisnya, dengan Setelah menentukan analisis lingkungan
memberikan respon secara memadai eksternal dan internal diharapkan sudah
terhadap peluang dan ancaman yang memiliki gambaran tentang posisi
terjadi di lingkungan perusahaan, lembaga dalam persaingan, mampu
serta kekuatan dan kelemahan dalam mendefinisikan keunggulan, kelemahan,
organisasi. peluang dan ancaman yang dihadapi.
e. Menyatukan seluruh level dalam lembaga 2. Formulasi Strategi
(korporat, bisnis dan fungsional).
Setelah analisis lingkungan, menentukan
f. Memformulasikan kontribusi ekonomis dan menetapkan arah lembaga maka
dan non ekonomis yang akan diberikan analisis tersebut diarahkan berdasarkan
kepada stakeholders. misi, visi dan tujuan yang telah
Secara ringkas, formulasi strategis ditetapkan dan langkah selanjutnya
merupakan kumpulan program kegiatan yang adalah memastikan bahwa lembaga akan
terkoordinir dengan baik dan ditujukan untuk mencapai misi, visi dan tujuan yang
memperoleh keunggulan secara berkelanjutan ditentukan di atas.
dalam jangka panjang. Dengan menghubungkan 3. Implementasi Strategi
lembaga dengan lingkungannya, di mana
lembaga ini ‘bersaing’ dengan perilaku Tahap ini melibatkan strategi yang
masyarakat yang masih ‘bertentangan’ yang muncul dalam tahap sebelumnya.
memengaruhi upaya perlindungan kekayaan Kemudian strategi tersebut dikembangan
alam hayati Indonesia, yaitu ancaman, sikap secara logis dalam bentuk tindakan.
ketidakperdulian, perilaku penyelundupan 4. Pengendalian Strategi
dan kekuatan lain yang berimbas pada wabah Adalah pengendalian organisasi yang
penyakit yang mengganggu kesehatan manusia berfokus kepada pemantauan dan
dan perekonomian bangsa (Porter, 1980). evaluasi manajemen strategi dengan
Pengaturan atau manajemen strategi maksud untuk memperbaiki dan
diartikan sebagai serangkaian keputusan memastikan bahwa sistem tersebut
atau tindakan manajerial yang menentukan berfungsi sebagaimana mestinya.
keragaman lembaga dalam jangka panjang. Manajemen strategi merupakan
Hal ini meliputi analisis situasi lingkungan seni dan ilmu untuk memformulasikan,
(environmental scanning) baik eksternal mengimplementasikan dan mengevaluasi
maupun internal. Formulasi strategi (strategy keputusan-keputusan lintas fungsional yang
formulation) termasuk misi, tujuan, strategi memungkinkan suatu organisasi untuk
dan kebijakan, implementasi strategi mencapai sasarannya (David, 2006). Hax
(implementation strategy) meliputi program, & Majluf (1991) menyebutkan bahwa
anggaran dan prosedur, serta evaluasi dan manfaat yang dapat diperoleh lembaga dalam
implementasi. menerapkan manajemen strategi adalah
Proses manajemen strategi adalah sebagai berikut :
menentukan cara dan jalan yang dapat diambil 1. Memberikan arah jangka panjang akan
pada perencana strategi dalam menentukan tujuan di masa mendatang.
sasaran-sasaran, kebijakan dan kegiatan

130
Formulasi Strategi Komunikasi Karantina Pertanian Menggunakan Audit Komunikasi
Endah Kartikawati

2. Membuat organisasi menjadi lebih unit kerjanya. Kelemahan yang mungkin


efektif dalam melaksanakan tugasnya. dihadapi pendekatan ini adalah timbulnya
3. Membantu organisasi beradaptasi pada keterbatasan dalam pelaksanaannya oleh
perubahan yang terjadi. para pimpinan unit kerja dibawahnya.
4. Mengidentifikasi keunggulan komperatif 2. Pendekatan dari bawah ke atas (Bottom-
suatu organisasi dalam lingkungan yang Up Approach)
semakin berisiko. Pendekatan yang berlawanan dari
5. Mempertinggi kemampuan lembaga model di atas, pimpinan atasan tidak
untuk mencegah munculnya masalah di memberikan petunjuk namun meminta
masa mendatang. unit-unit kerjanya menyampaikan
rencananya. Data dan informasi yang
Dari beberapa pengertian manajemen
diperlukan dalam penyusunan ini
strategi di atas dapat disimpulkan bahwa
dikumpulkan dan dimanfaatkan oleh
sebuah lembaga berusaha untuk mengatasi
unit-unit kerja bawahannya, kemudian
kekurangannya serta berusaha untuk beradaptasi
diminta oleh atasan untuk ditinjau dan
dengan perubahan lingkungannya dengan
dianalisa.
berbagai keputusan dan usaha manajerial berupa
formulasi, implementasi dan evaluasi keputusan- Keuntungannya, pimpinan atasan tidak
keputusan lintas fungsional untuk mencapai perlu siap dengan pengarahan dan
kinerja jangka panjang yang baik. sekaligus dapat memberi pelajaran bagi
bawahan dalam penyusunan rencana.
Pada penelitian itu juga menggunakan
Sementara kelemahannya adalah
teori proses perencanaan strategik. Proses
kemungkinan terjadinya perasaan kurang
perencanaan strategik bisnis dipusatkan
mampu pimpinan unit kerja bawahan
pada formulasi strategi bisnis dan program-
dalam menyusun rencana kerja tanpa
program strategik (Hax dan Majluf, 1991).
petunjuk atasan.
Strategi bisnis merupakan produk akhir dari
sebuah proses berpikir, di dalamnya mencakup 3. Kombinasi Pedekatan dari atas ke bawah
pengamatan lingkungan internal dan eksternal dan dari bawah ke atas (Combination)
serta memerlukan visi dan misi yang telah Pendekatan dilakukan melalui kontak
ditetapkan terlebih dahulu. antara pimpinan atasan dengan pimpinan
Menurut Steiner (1979) dalam Goodstein, unit kerja bawahan. Umumnya kontak
et. al (1993), terdapat 4 (empat) pendekatan atau dialog dalam rangka penyusunan
untuk menyusun rencara strategis yakni : rencana banyak dilakukan oleh staf antar
unit kerja. Keuntungannya pendekatan
1. Pendekatan atas ke bawah (Top-Down
perencanaan ini adalah diperolehnya
Approach)
koordinasi yang lebih efektif dan
Dalam lembaga yang bersifat terpusat, diperoleh perencanaan yang lebih kreatif
perencanaan diadakan oleh pimpinan serta memakan waktu yang relatif lebih
atasan, sedangkan unit kerjanya sedikit.
mengembangkan rencana tersebut. Pada
4. Perencanaan melalui sistim tim (Team
lembaga yang bersifat desentralisasi,
Planning)
pimpinan atasan memberikan petunjuk
pada unit kerja untuk kemudian diminta Perencanaan seperti ini disusun melalui
untuk menyusun rencana. Keuntungan suatu tim. Para anggota tim terdiri dari
perubahan ini pimpinan atasan dapat pimpinan-pimpinan unit kerja bersama
menentukan apa yang diinginkan dan stafnya. Perencanaan melalui proses ini
dapat memberikan petunjuk kepada unit- akan lebih efektif apabila ada hubungan

131
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Vol. 5 No. 2 November 2014 Hal.: 127-152

dan pengertian yang baik antara pimpinan


atasan dengan tim serta sesama anggota
tim itu sendiri.
Menurut David (2006), aplikasi untuk
menentukan strategi utama dapat dilakukan
melalui pemakaian beberapa matriks dengan
3 (tiga) tahapan pelaksanaan perencanaan
strategik, yakni :
1. Tahap Masukan (The Input Stage)
Alat analisa yang dilakukan pada tahapan
ini digunakan untuk mengkuantifikasi
subjek pada tahap awal dari proses
formulasi strategi. Dalam tahap ini
dihasilkan faktor-faktor dari lingkungan
internal dan lingkungan eksternal
perusahaan. Alat analisis yang digunakan Gambar 1. Tahap-Tahap dalam Perencanaan
dalam tahapan ini adalah EFE dan IFE Strategi
Matriks. (Sumber : David, 2006)
2. Tahap Penyesuaian (The Mathcing
Stage) Pada penelitian ini juga membahas
Tahap ini merupakan tahap tentang pengertian visi dan misi. Misi adalah
penggabungan hasil dari tahap masukan, maksud atau kegiatan utama yang membuat
yaitu lingkungan eksternal yang terdiri organisasi memiliki jati diri atau bisnis yang
dari peluang dan ancaman, dengan khas dan sekaligus membedakannya dari
lingkungan internal yaitu kekuatan dan organisasi lain dalam bidang usaha yang sejenis
kelemahan yang akan menghasilkan (Siagian, 2008). Pernyataan misi organisasi
alternatif strategi. Alat analisis yang menggambarkan struktur bisnis dan arahan
digunakan dalam tahap ini adalah SWOT pengembangan suatu organisasi. Penentuan
Matriks. critical succes factors dan kesempatan-
kesempatan kunci harus sedapat mungkin
3. Tahap Pengambilan Keputusan (The
dinyatakan dalam sebuah misi. Rumusan misi
Decision Stage)
yang baik juga perlu meletakkan dasar-dasar
Alternatif strategi yang dihasilkan pada pengalokasian sumberdaya secara efisien dan
tahap penyesuaian diberi bobot dan efektif (David, 2006).
diurutkan untuk mendapatkan daftar
David (2006) menjelaskan bahwa suatu
prioritas strategi yang dibutuhkan oleh
pernyataan misi harus merupakan definisi
perusahaan untuk mengantisipasi kondisi
dan aspirasi dari organisasi. Misi harus
internal dan eksternal.
terbatas untuk menghindari venture atau bias
Berikut disajikan macam-macam yang mungkin terjadi dan cukup luas untuk
matriks yang dapat digunakan pada ketiga mengantisipasi pertumbuhan yang kreatif.
tahapan dimaksud (Gambar 1). Misi yang baik harus jelas dimengerti oleh
seluruh organisasi dan merupakan framework
dalam evaluasi aktivitas saat ini dan aktivitas
prospektif. Beberapa komponen peryataan
misi di antaranya dapat mempertimbangkan

132
Formulasi Strategi Komunikasi Karantina Pertanian Menggunakan Audit Komunikasi
Endah Kartikawati

pelanggan, produk atau jasa, pasar, teknologi, teknologi, dan ekologi yang berasal dari luar
pertumbuhan dan profitabilitas, filosofi, konsep dan biasanya tidak terkait dengan situasi
diri, public image, dan karyawan. Pernyataan operasi suatu perusahaan tertentu.
misi minimal harus berisi aspek pelanggan, Menurut Hubeis dan Najib (2008),
produk atau jasa yang ditawarkan. analisis lingkungan diperlukan berdasarkan
Menurut Susanto (2007), visi adalah pertimbangan bahwa organisasi dewasa ini
sebuah gambaran mengenai tujuan dan cita- lebih merupakan suatu sistem yang terbuka.
cita di masa depan yang harus dimiliki sebelum Oleh karena itu, organisasi sangat dipengaruhi
disusun rencana bagaimana mencapainya. Visi dan berinteraksi secara konsisten dengan
tidak menerangkan secara spesifik mengenai lingkungan yang melingkupinya. Tujuan
cara-cara yang digunakan untuk mencapai dilakukan analisis lingkungan antara lain
cita-cita tersebut. Kotter (1997) menjelaskan adalah untuk menyediakan kemampuan
bahwa visi perusahaan merupakan keinginan menanggapi masalah-masalah kritis dalam
perusahaan yang bersifat ideal yang dirumuskan lingkungan bagi manajemen perusahaan,
secara seksama, yang menentukan arah atau menyelidiki kondisi masa depan lingkungan
keadaan masa depan. dan memasukkannya dalam pengambilan
Visi yang benar merupakan gagasan yang keputusan organisasi, dan mengenali masalah-
sangat ampuh yang dapat membuat loncatan masalah mendesak saat ini yang nyata bagi
awal ke masa depan dengan memadukan perusahaan dan memberikan prioritas terhadap
segala sumber daya untuk mewujudkan visi masalah tersebut, serta mengembangkan suatu
tersebut. Visi yang benar memiliki daya rencana untuk mengatasinya.
tarik dan menyebabkan orang lain membuat David (2006) menyebutkan analisis
komitmen, membangkitkan tenaga dan eksternal sebagai audit eksternal yang
semangat, mampu menciptakan makna bagi bertujuan untuk mengembangkan daftar yang
kehidupan perusahaan, mampu menciptakan terbatas tentang peluang yang dapat memberi
standar untuk mengukur keberhasilan, dan manfaat dan ancaman yang harus dihindari.
menjadi jembatan utama antara apa yang Audit atau analisis eksternal hanya ditujukan
dikerjakan perusahaan sekarang dengan apa untuk mengidentifikasi variabel kunci atau
yang diinginkan perusahaan di masa depan faktor eksternal strategis yang menawarkan
(Suyanto, 2007). respon yang dapat dijalankan. Perusahaan
Selain itu juga dibahas mengenai harus dapat merespon secara agresif atau
analisis eksternal dan internal. Lingkungan defensif terhadap faktor-faktor tersebut dengan
eksternal adalah faktor-faktor di luar kendali memformulasikan strategi yang mengambil
perusahaan yang dapat memengaruhi pilihan keuntungan dari peluang eksternal atau
arah dan tindakan, struktur organisasi, dan yang meminimalkan pengaruh dari ancaman
proses internal perusahaan. Lingkungan potensial. Untuk menjalankan audit atau
eksternal terdiri dari lingkungan jauh, analisis eksternal, perusahaan harus mendapat
lingkungan industri, dan lingkungan operasi informasi tentang pesaing dan informasi
(Pearce & Robinson, 2007). Lingkungan jauh tentang kondisi ekonomi, sosial, budaya,
perusahaan terdiri dari faktor-faktor yang demografi, lingkungan, politik, pemerintah,
pada dasarnya berada di luar perusahaan dan hukum, dan teknologi.
terlepas dari perusahaan. Faktor-faktor utama Analisis internal adalah upaya untuk
yang biasa diperhatikan adalah faktor politik, mengetahui kemampuan organisasi dalam
ekonomi, sosial, dan teknologi. Pearce dan menjalan dan mencapai kinerja. Analisis ini
Robinson (2007) mengategorikan lingkungan terdiri dari konfigurasi internal (kepemimpinan,
jauh sebagai faktor ekonomi, sosial, politik, praktek GCG, struktur organisasi, praktik

133
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Vol. 5 No. 2 November 2014 Hal.: 127-152

manajemen, sistem formal, iklim organisasi, variabel tersebut kemungkinan merupakan


produk dan jasa), analisis terhadap sumberdaya faktor strategis internal dan harus dilibatkan
yang dimiliki (dana, sumber daya manusia, dalam keputusan-keputusan strategis (Wheelen
sarana, sistem, kekayaan alam, teknologi), & Hunger, 2001). Menurut David (2006), semua
dan kemampuan dalam menggerakkan semua organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan
faktor pendukung keberhasilan pencapaian dalam area fungsional bisnis. Kekuatan dan
misi dan visi organisasi. Analisis internal kelemahan interal, digabungkan dengan
juga dapat dilakukan dalam bentuk analisis peluang dan acaman eksternal serta pernyataan
kinerja dari kegiatan operasional, produksi, misi yang jelas menjadi dasar untuk penetapan
pemasaran, sumber daya manusia, penelitian tujuan dan strategi. Tujuan dan strategi
dan pengembangan, dan teknologi informasi. ditetapkan dengan maksud memanfaatkan
Hasil analisis internal adalah informasi berupa kekuatan internal dan mengatasi kelemahan.
kekuatan (strenght) dan kelemahan (weakness) Pelaksanaan analisis atau audit internal
organisasi (Djohar & Saptono, 2008). membutuhkan pengumpulan, asimilasi,
Analisis internal diperlukan untuk dan evaluasi informasi tentang operasi
mengidentifikasi faktor strategis internal perusahaan untuk mendapatkan faktor penentu
yaitu kekuatan dan kelemahan yang akan keberhasilan (atau faktor strategis internal).
menentukan apakah perusahaan mampu Aspek yang dianalisis dapat meliputi aspek
mengambil keuntungan dari peluang yang ada operasi manajemen, pemasaran, keuangan,
sambil menghindari ancaman yang dihadapi. produksi, penelitian dan pengembangan,
Suatu variabel atau faktor merupakan kekuatan sumberdaya manusia, dan sistem informasi
jika menyediakan keunggulan kompetitif. manajemen (David, 2006).
Keunggulan kompetitif adalah sesuatu yang Pada penelitian ini juga membutuhkan
dilakukan atau berpotensi untuk dilakukan konsep Pemasaran Sosial (Social Marketing).
perusahaan dengan lebih baik secara relatif Social Marketing adalah prinsip-prinsip dan
terhadap kecakapan pesaing lain yang sudah ada teknik marketing untuk memengaruhi target
ataupun potensial. Suatu variabel merupakan sasar untuk secara sukarela menyetujui,
kelemahan jika berupa sesuatu yang tidak menolak, mengubah atau mengabaikan sebuah
dilakukan dengan baik oleh perusahaan atau tingkat laku untuk keuntungan dari individu,
perusahaan tidak memiliki kapasitas untuk kelompok atau komunitas (kelompok sosial
melakukannya sementara pesaing memiliki secara keseluruhan), (Philip & Kotler, 2002
kapasitas untuk melakukannya. Evaluasi secara dalam Helsen, Kristiaan & Kotabe Masaaki,
mendalam harus dilakukan untuk menilai (2007).
apakah kekuatan atau kelemahan tersebut
merupakan faktor strategis internal yaitu Penerapan teknik pemasaran dalam
kekuatan dan kelemahan khusus perusahaan melaksanakan program-program organisasi
yang akan membantu menentukan masa depan nirlaba membutuhkan strategi yang sedikit
(Wheelen & Hunger, 2001). berbeda dibandingkan dengan memasarkan
produk barang. Perbedaan prinsip terletak
Penentuan faktor strategis internal pada tambahan “2P” pada marketing mix,
dapat dilakukan dengan membandingkan dan bisnis terdiri dari “4P” (Product, Price, Place,
mengevaluasi kinerja masa lalu perusahaan, Promotion). Yaitu, partnership (kemitraan) dan
pesaing kunci perusahaan, dan industri sebagai policy (kebijakan). Praktik pemasaran sosial tak
satu kesatuan. Jika suatu variabel (misalnya ada artinya apabila kemitraan tidak dijadikan
kondisi keuangan) secara signifikan berbeda tujuan organisasi, di mana penekannya adalah
dengan kinerja masa lalu, pesaing kunci pada masyarakat luas, langsung memengaruhi
perusahaan atau rata-rata industri, maka perilaku dan kebutuhan atau kepentingan target

134
Formulasi Strategi Komunikasi Karantina Pertanian Menggunakan Audit Komunikasi
Endah Kartikawati

sasaran sebagai dasar pertimbangan. Dan Menurut Kotler (1997) mengemukakan


lebih penting lagi dilanjutkan dengan upaya bahwa sikap terdiri dari tiga komponen, yaitu :
mendorong tersusunnya sebuah kebijakan 1. Komponen kognitif yaitu pengetahuan
(Linda, 2006). dan keyakinan seseorang mengenai suatu
Pemasaran sosial masuk juga dalam yang menjadi objek sikap.
kerangka pemasaran Jasa, di mana setiap 2. Komponen afektif yaitu perasaan
aktivitas atau kinerja yang ditawarkan oleh satu terhadap objek.
pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya
tidak nyata (intangible), dan tidak dihasilkan 3. Komponen konatif yaitu kecenderungan
dari kepemilikian sesuatu. Produksinya dapat melakukan sesuatu terhadap objek sikap.
dikaitkan dan juga tidak dapat dikaitkan dengan Persepsi menurut Schiffman &
suatu produk fisik. Ada enam karakteristik Kanuk (1991), persepsi adalah suatu
jasa yang perlu diperhatikan oleh penyedia proses yang membuat seseorang memilih,
jasa yaitu: 1) Intangibility (tidak nampak), mengorganisasikan dan menginterprestasikan
2) Pershability (tidak dapat disimpan), 3) rangsangan yang diterima menjadi suatu
Heteroginity (bervariasi), 4) Insperability (tidak gambaran yang berarti dan lengkap tentang
dapat dipisahkan antara produksi dan konsumsi), dunianya. Persepsi timbul karena adanya
5) People based (sangat tergantung pada kinerja stimulis (rangsangan) dari luar yang akan
karyawan); dan 6) Contact consumer (hubungan memengaruhi seseorang melalui kelima alat
dengan konsumen secara langsung). inderanya. Stimulus tersebut akan diseleksi,
Oleh karena itu, marketing mix dalam diorganisir dan diinterprestasikan oleh setiap
pemasaran jasa harus memperhatikan dua orang dengan caranya masing-masing. Ada
tingkatan, yaitu : pertama , STP (Segmenting, dua faktor utama dalam persepsi yaitu :
Targetting dan Positioning); kedua, 7P yang a. Faktor Stimulus, merupakan sifat fisik
terdiri dari 4P ditambah 3P (People, Processes, suatu objek seperti ukuran, warna, berat,
Physical Evidence). rasa dan lain-lain.
Teori terakhir yang digunakan adalah b. Faktor Individual, merupakan sifat-
mengenai persepsi dan sikap. Sikap merupakan sifat individu yang tidak hanya meliputi
evaluasi seseorang yang berlangsung terus proses sensorik, tetapi juga pengalaman
menerus, perasaan emosionalnya, atau di waktu lampau pada hal yang sama.
kecondongannya bertindak ke arah sasaran Persepsi individu akan suatu objek
atau gagasan tertentu. Sikap merupakan terbentuk dengan adanya peran dari perceiver,
kecenderungan seseorang untuk bertingkah target dan situasi. Perceiver mendapat
laku dalam memenuhi kebutuhan, keinginan rangsangan dan melakukan proses persepsi
dan kepuasan. Oleh sebab itu, sikap memegang berdasarkan need, expectation, experience
peranan dalam menentukan bagaimana reaksi yang memiliki perceiver”. Rangsangan
seseorang terhadap suatu objek. yang diterima perceiver adalah target yang
Definisi sikap menurut Schiffman & dapat berbentuk produk maupun jasa.
Kanuk (2002) adalah “an attitude is a learned Pada target yang berbentuk jasa, perceiver
predisposition to behave in a consistenly mempersepsikan target berdasarkan assurance,
favorable or un favourable way with respect emphaty, reliability, responsiveness, tangibles.
to given object”. Sikap merupakan suatu Dalam mempersepsikan target, situasi yang
kecenderungan bertindak yang diperoleh merupakan suasana di sekitar target dan
hasil belajar dengan maksud yang konsisten, perceiver juga memengaruhi perceiver
yang menunjukkan rasa suka atau tidak suka melalui cahaya, aroma, suara dan temperatur.
terhadap suatu objek. Proses membentuk persepsi akan suatu objek

135
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Vol. 5 No. 2 November 2014 Hal.: 127-152

tersebut bisa saja mendapat gangguan dari luar yang ditemukan adalah adanya dukungan
(distortion) berupa stereotype, halo effect, first pemerintah daerah dalam penyediaan kredit,
imppression atau jumping to conclusion, yang naiknya konsumsi daging, tingginya tingkat
dapat menyebabkan terjadi penyimpangan harga daging sapi, dan teknologi yang terus
pada persepsi individu (Pasla & Desy 2004). berkembang. Strategi pilihan pengembangan
Penelitian ini menggunakan beberapa yang didapatkan adalah melalui strategi
penelitian terdahulu yang menjadi salah satu pengembangan sentra produksi dengan salah
dasar penyusunan penelitian ini. Penelitian satu saran melengkapi sarana dan prasarana
tersebut antara lain dilakukan oleh Gafar penunjang di wilayah produksi, membangung
(2003), yang melakukan penelitian tentang RPH yang representatif dan meat shop untuk
strategi pengembangan ternak sapi potong mendorong dan mempercepat peningkatan
berwawasan agribisnis di provinsi Sumatera produksi ternak.
Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari Nurlela (2002) melakukan penelitian
delapan alternatif strategi yang tersedia melalui tentang penetapan komoditas ternak ruminansia
analisis Matriks Threat Opportunity Weakness unggulan dan strategi pengembangannya
Strenght/ TOWS, strategi yang dapat digunakan di kabupaten Garut. Teknik penetapan
adalah melalui strategi pengembangan usaha komoditas ternak unggulan menggunakan
ternak sapi potong melalui penerapan konsep MPE (Metode Perbandingan Eksponensial)
kawasan. Pemilihan alternatif dilakukan dan menghasilkan jenis ternak sapi perah
menggunakan analisis QSPM (Quantitative sebagai prioritas komoditas ruminansia
Strategic Planning Matrix). Hasil analisis unggulan. Analisis eksternal menghasilkan
eksternal dan internal hanya diplotkan dalam beberapa peluang seperti adanya kredit lunak,
matriks evaluasi faktor eksternal dan internal tingginya harga susu, besarnya potensi pasar,
untuk menentukan skor tertimbang masing- perkembangan teknologi dan informasi,
masing. Strategi pilihan menghasilkan saran- serta meningkatnya pertumbuhan ekonomi
saran berupa penguatan koordinasi antar dan kerjasama dengan pihak lain. Ancaman
instansi terkait di lingkungan pemerintah yang dihadapi adalah persaingan produk dari
propinsi Sumatera Barat, pembuatan forum luar, kondisi politik dan keamanan, turunnya
untuk melakukan sinkronisasi pengembangan populasi ternak betina, alih fungsi lahan,
kawasan peternakan, sosialisasi program dan ketersediaan pakan konsentrat, dan wabah
identifikasi faktor pendukung pengembangan penyakit. Dengan menggunakan analisis
kawasan, dan pelaksanaan integrasi vertikal matriks SWOT dihasilkan tujuh alternatif
dengan pihak terkait untuk menciptakan iklim strategi. Penentuan prioritas utama dilakukan
investasi yang kondusif. dengan menggunakan analisis QSPM dan
Hermawan (2002) meneliti hal yang menghasilkan strategi pengembangan usaha
relatif sama dengan Gafar (2003) namun untuk ternak sapi perah melalui KUNAK (Kawasan
provinsi Riau yaitu strategi pengembangan Usaha Peternakan).
ternak sapi berorientasi agribisnis dalam Noer TA (2002) meneliti tentang strategi
rangka meningkatkan ketahanan pangan di pengembangan sapi potong di kawasan
provinsi Riau. Perbedaannya terdapat pada sentra produksi Koto Hilalang kabupaten
penggunaan analisis CPM (Competitive Profile Agam propinsi Sumatera Barat. Metode yang
Matrix) untuk menentukan wilayah yang digunakan untuk menghasilkan alternatif-
menjadi prioritas pertama (yang menghasilkan alternatif strategi hampir sama dengan
prioritas pada kabupaten Rokan Hulu) dalam penelitian-penelitian di atas yaitu analisis
pengembangan ternak sapi dan teknik ISM eksternal dan internal serta analisis matriks
(Intepretative Structural Model) untuk SWOT kecuali pada penentuan alternatif
analisis kelembagaan. Peluang paling besar strategi yang menggunakan metode Proses

136
Formulasi Strategi Komunikasi Karantina Pertanian Menggunakan Audit Komunikasi
Endah Kartikawati

Hierarki Analisis (PHA). Alternatif strategi usaha, integrasi usaha, pengembangan unit
yang dihasilkan berdasarkan kombinasi analisis usaha sampingan, efisiensi di segala bidang,
eksternal, internal, dan SWOT adalah strategi pengawasan kualitas terpadu, restrukturisasi,
investasi atau modal yang terus dikembangkan, serta aliansi dan joint venture.
strategi kerjasama memperkuat kelompok Keempat penelitian terdahulu di atas
peternak sapi, strategi peningkatan teknologi adalah penelitian strategis terkait dengan bidang
peternak sapi, strategi peningkatan posisi agribisnis, sementara itu beberapa pengkajian
peternak dalam pemasaran sapi, dan strategi penelitian yang terkait dengan penelitian
diversifikasi lahan rumput. Hasil analisis PHA strategis yang mempertimbangkan sikap,
menunjukkan bahwa prioritas utama strategi perilaku dan persepsi adalah pada Heru (2003)
pengembangan agribisnis sapi potong adalah yang melakukan penelitian tentang persepsi
melalui pengembangan terus menerus terhadap nasabah terhadap produk tabungan dan bank
investasi atau modal usaha dan penguatan serta implikasinya terhadap strategi pemasaran
kerjasama kelompok peternak sapi di kawasan pada bank BTN kantor cabang Bogor. Dalam
sentra produksi Koto Hilalang. menganalisi persepsi menggunakan analisis
Keempat penelitian tersebut relatif lebih citra untuk melihat atribut bank yang terdiri
fokus pada penentuan strategi pengembangan dari jaminan keamanan, fasilitas tabungan,
agribisnis sapi potong di tingkat makro yaitu lokasi kantor, kecepatan pelayanan, dan
pada level kabupaten atau provinsi dan tidak keramahan petugas. Sementara untuk persepsi
menyentuh level pelaku utama di lapangan nasabah atas atribut tabungan masing-masing
yaitu pengusaha atau perusahaan. Penelitian bank yaitu suku bunga, kemudahan penarikan,
yang berkaitan dengan agribisnis sapi potong hadiah, salah satu syarat pemberian kredit dan
dan lebih fokus pada penentuan strategi di promosi. Dari hasil analisis ideal dan persepsi
tingkat perusahaan dilakukan oleh Zulmaneri nasabah dapat ditarik kesimpulan bahwa
(2001) yaitu mengenai strategi pengelolaan atribut bank yang mendapat persepsi yang
rumah potong hewan PD Dharma Jaya dalam baik dari responden untuk Bank BTN adalah
rangka peningkatan mutu daging segar di keamananan pelayanan, keramahan petugas
wilayah DKI Jakarta. Tujuan penelitian dan persepsi yang buruk adalah fasilitas dan
Zulmaneri (2001) adalah mengidentifikasi dan lokasi kantor.
menganalisa faktor-faktor yang memengaruhi Kemudian, Sudiyono (2008) dalam kajian
strategi pengelolaan RPH PD Dharma Jaya, motivasi dan komunikasi dalam meningkatkan
memberikan saran-saran perbaikan manajemen kualitas informasi dan kependudukan di suku
pengelolaan RPH, dan merekomendasikan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota
prioritas strategi yang tepat untuk diterapkan Jakarta Utara. Informasi dipandang sebagai
perusahaan. sumber daya organisasi sangat dibutuhkan
Dalam penelitian ini, hasil matriks untuk menentukan arah kebijakan dalam
evaluasi faktor eksternal dan internal diplotkan upaya mencapai tujuan. Penelitian ini
dalam matriks internal dan eksternal (Matriks bertujuan untuk mengetahui tentang hubungan
I/ E) untuk mengetahui posisi perusahaan dan komunikasi dengan kualitas informasi
jenis strategi yang cocok untuk diterapkan. kependudukan, hubungan motivasi dengan
Hasil analisis Matriks I/ E dilanjutkan dengan kualitas informasi kependudukan dan kondisi
analisis SWOT untuk langsung menentukan motivasi, komunikasi dan kualitas informasi
prioritas strategi (tanpa melalui analisis kependudukan. Dari hasil temuan penelitian
QSPM atau PHA seperti dalam penelitian ini adalah Suku Dinas Kependudukan
yang dijelaskan sebelumnya). Dari analisis dan Catatan Sipil dituntut untuk dapat
tersebut, prioritas strategi pengelolaan RPH memberikan informasi kependudukan yang
yang perlu dilakukan adalah melalui kemitraan berkualitas, tepat waktu dan lengkap. Untuk

137
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Vol. 5 No. 2 November 2014 Hal.: 127-152

itu dimanfaatkan teknologi informasi secara mitra dagang terhadap komoditas pertanian
online, peningkatan aspek komunikasi dan yang bermutu dan aman. Komoditas-komoditas
motivasi yang erat hubunganya dengan yang masuk wilayah suatu Negara secara
kualita informasi kependudukan hanya dapat di illegal, termasuk komoditias pertanian
dilakukan pada kelompok pegawai dengan biasanya memiliki masalah dalam kandungan
pendidikan minimal SLTA. bahan berbahaya atau tidak aman, merupakan
Sementara itu, pengkajian penelitian komoditas yang sebenarnya tidak diperlukan
yang terkait dengan rancang bangun atau master oleh Negara tersebut namun dengan maksud
plan adalah Salim (2008) dalam Rancang merusak keseimbangan harga di Negara
Bangun (master plan) infrastruktur Terminal tersebut serta adanya kandungan hama dan
Agribisnis DKI Jakarta mengkaji kebutuhan penyakit, khususnya pada komoditas pertanian
sarana dan prasarana pendukung terminal yang belum terdapat di Negara tersebut.
agribisnis dengan melakukan patok duga pada Mencegah-tangkal produk impor tidak saja
terminal agribisnis di negara lain sehingga berdampak pada pengamanan secara ekonomi
didapatkan desain fisik minimal agar terminal namun juga pada perlindungan kesehatan dan
agribisnis dapat berkembang dengan baik. keselamatan masyarakat.
Penelitian-penelitian tersebut relatif lebih Visi tersebut kemudian dituangkan
fokus pada aspek persepsi, komunikasi dan dalam kerangka misi yakni tangguh dan
kajian perencanaan strategik. Namun demikian terpercaya dalam menjaga kelestarian sumber
belum dapat dikatagorikan produk jasa yang daya alam pertanian serta amanah dalam
bersifat layanan publik seperti halnya layanan mengemban undang-undang perkarantinaan
jasa publik dari Badan Karantina Pertanian. Indonesia. Kehumasan sebagai salah unit kerja
Pendekatan metodologi penelitian keduanya memiliki misi untuk senantiasa meningkatkan
dapat memperkaya penelitian yang akan dukungan serta partisipasi aktif masyarakat
dilakukan. terhadap upaya perlindungan kekayaan alam
Dasar pemikiran dari perencanaan hayati dan perekonomian bangsa. Dalam
formulasi strategi komuniasi pada program menjalankan tugas pokok dan fungsinya yang
kehumasan ini berawal dari keinginan untuk senantiasa berhubungan dengan masyarakat,
mengoptimalkan fungsi kehumasan Badan maka persepsi dan sikap di masyarakat
Karantina Pertanian dikarenakan dengan menjadi salah satu faktor yang di analisa dan
rendahnya tingkat awareness masyarakat di pertimbangkan dalam hal pengambilan
terhadap perlindungan sumber daya alam keputusan di penyusunan dan pelaksanaan
pertanian dan perekonomian bangsa. program kehumasan. Selanjutnya dilakukan
identifikasi internal faktor dan eksternal faktor,
Secara umum kerangka pemikiran pembuatan matriks IE, pemilihan alternatif
konseptual strategi kehumasan ini dapat strategi dengan menggunakan matriks TOWS
dijelaskan melalui alur berpikir yang dimulai dan prioritas strategi yang paling sesuai dengan
dari visi dan misi Badan Karantina Pertanian QSPM, seperti terlihat pada Gambar 2.
yang pada intinya menghendaki sebagai
pelayan publik di bidang perlindungan sumber Penelitian ini dilakukan di kantor pusat
daya alam pertanian dan perekenomian Badan Karantina Pertanian, UPT Bandar Udara
bangsa mendapat dukungan dan partisipasi Soekarno Hatta dan Bandar Udara Polonia,
masyarakat sehingga akan makin berkurangnya Medan. Waktu penelitian mulai minggu ke-2
penyelundupan komoditas-komoditas bulan Januari dan minggu ke-1 bulan Februari
pertanian yang ilegal dan tidak aman dari 2013. Metode penelitian yang digunakan
hama penyakit hewan dan tumbuhan serta adalah metode deskriptif dengan pendekatan
meningkatnya tingkat kepercayaan negara studi kasus.

138
Formulasi Strategi Komunikasi Karantina Pertanian Menggunakan Audit Komunikasi
Endah Kartikawati

Untuk mendapatkan formulasi strategi


secara umum teknik pengumpulan data primer
adalah melalui kuesioner kepada para pejabat
setingkat eselon V, IV dan III baik di lingkup
kantor pusat maupun di Unit Pelaksana Teknis
Karantina Pertanian di Bandar Udara Soekarno
Hatta, Jakarta dan Bandar Udara Polonia,
Medan. Sedangkan untuk menganalisis
persepsi masyarakat, teknik pengumpulan
data dilakukan dengan penyebaran kuesioner
kepada masyarakat. Data sekunder didapat
melalui studi literatur, wawancara dan
observasi langsung.
Data primer diambil melalui penyebaran
kuesioner kepada 14 pejabat di lingkup Badan
Karantina Pertanan digunakan teknik purposive
sampling. Untuk data persepsi dilakukan
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Konseptual
kuesioner kepada 200 masyarakat traveler di
Penelitian
dua lokasi bandara.
Data yang diperoleh dari hasil kuisoner
Data yang diperlukan terdiri dari data
diolah dengan analisis yang menggunakan
primer dan data sekunder. Jenis data dan
program Microsoft Excel dan SPSS 16.0 for
sumber data dapat dilihat pada tabel 1.
windows.

Tabel 1. Jenis Data dan Sumber Data

No. Jenis Data Sumber Data


I. Data Primer

1.1. Identifikasi faktor Internal Kuesioner Internal

1.2. Penentuan tingkat kepentingan faktor internal Kuesioner Internal

1.3. Identifikasi faktor Eksternal Kuesioner Internal

1.4. Penentuan tingkat kepentingan faktor eksternal Kuesioner Internal

1.5. Persepsi Masyarakat Kuesioner Masyarakat Traveller

2 Data Sekunder

2.1. Kompilasi Hasil Survei Public Awareness Badan Karantina Pertanian Data lembaga

2.2. Data lain yang berkaitan Berbagai sumber

139
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Vol. 5 No. 2 November 2014 Hal.: 127-152

Analisis ini bertujuan untuk mendapatkan Matriks Evaluasi Faktor Internal seperti
gambaran yang jelas tentang hal-hal yang dapat dilihat pada tabel 3, digunakan untuk
berkaitan dengan objek penelitian. Penilaian mengetahui faktor-faktor internal yang
bobot dilakukan dengan menggunakan berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan
metode perbandingan berpasangan lembaga yang dianggap penting (strategis).
(pairwise comparison). Langkah-langkah Tahapan pembuatan matriks ini sama
penyelesaiannya adalah sebagai berikut: dengan pembuatan matriks evaluasi faktor
a. Mengindentifikasi faktor strategis eksternal. Penentuan bobot dilakukan dengan
internal dan eksternal dalam suatu menggunakan metode paired comparison. Hasil
matriks. akhir dari perhitungan matriks menunjukan
posisi internal lembaga (lemah atau kuat).
b. Mengisi matriks dengan skala Nilai patokan yang digunakan adalah 2,5.
perbandingan berpasangan. Posisi internal perusahaan dikatakan kuat jika
Untuk menentukan bobot setiap variabel nilai rata-rata skor tertimbangnya lebih besar
digunakan skala 1,2 dan 3 sebagai berikut: dari 2,5 dan sebaliknya dikatakan lemah jika
Nilai 1 : Jika indikator horisontal kurang nilai rata-rata skor tertimbangnya lebih kecil
penting dari indikator vertikal. dari 2,5.
Nilai 2 : Jika indikator horisontal sama Tahapan pada matriks IFE dikembangkan
penting dengan indikator vertikal. dalam lima tahap, sebagai berikut :
Nilai 3 : Jika indikator horisontal lebih 1. Mengidentifikasi faktor-faktor kekuatan
penting dari indikator vertikal. (strengths) dan kelemahan (weakness)
melalui pengisian kuesioner oleh para
Bobot tiap variabel diperoleh dengan
responden.
menentukan nilai setiap variabel terhadap
jumlah nilai keseluruhan variabel dengan 2. Menentukan bobot (weight) dari critical
menggunakan rumus : success factors tadi dengan bobot
berkisar dari 0,0 (tidak penting) hinga 1,0
ai = xi/∑ni=1Xi
(sangat penting) untuk masing-masing
Keterangan : faktor. Bobot yang diberikan kepada
I = 1,2,3,n masing-masing faktor mengindikasikan
tingkat penting relatif dari faktor
ai = Bobot Variabel ke-i
terhadap keberhasilan lembaga dalam
Xi = Nilai Variabel ke-i industri. Faktor yang dianggap memiliki
N = Jumlah Variabel pengaruh paling besar dalam kinerja
organisasi diberikan bobot yang paling
tinggi. Jumlah seluruh bobot harus sama
dengan 1,0.
Tabel 2. Pembobotan Terhadap Faktor
3. Menentukan peringkat (rating) antara 1
Internal dan Eksternal
sampai 4 bagi masing-masing faktor untuk
menunjukkan apakah faktor tersebut
No. Faktor A B C ….. Jml Bobot merupakan kelemahan utama (peringkat
Strategis
= 1), kelemahan biasa (peringkat = 2),
1. A kekuatan biasa (peringkat = 3), kekuatan
2. B
utama (peringkat = 4). Kekuatan harus
3. C
n. ……….
mendapatkan peringkat 3 atau 4 dan
TOTAL 1 kelemahan harus mendapatkan peringkat
1 atau 2.

140
Formulasi Strategi Komunikasi Karantina Pertanian Menggunakan Audit Komunikasi
Endah Kartikawati

4. Mengalikan nilai bobot dan peringkat Tahapan pada Matriks EFE adalah
dari masing-masing faktor untuk sebagai berikut :
menentukan rata-rata tertimbang untuk 1. Mengindetifikasikan faktor-faktor
masinga 4,0 masing-masing variabel. eksternal yang mencakup peluang
5. Menjumlahkan rata-rata tertimbang (opportunities) dan ancaman (threats)
untuk masing-masing variabel untuk melalui pengisian kuesioner pada
mendapatkan total rata-rata tertimbang responden.
bagi perusahaan. Total rata-rata 2. Menentukan bobot (weight) dari critical
tertimbang berkisar antara 1,0 hingga 4,0 for success factor tadi dengan bobot
dengan rata-rata adalah 2,5. Jika nilainya berkisar dari 0,0 (tidak penting) hingga
dibawah 2,5 menggambarkan lembaga 1,0 (sangat penting) untuk masing-
lemah secara internal, sedangkan nilai masing faktor. Jumlah seluruh bobot
yang berada di atas 2,5 menunjukkan harus sama dengan 1,0. Bobot yang
posisi internal yang kuat. diberikan kepada masing-masing
faktor mengindikasikan tingkat penting
Tabel 3. Matriks Evaluasi Faktor Internal relative dari faktor terhadap keberhasilan
perusahaan. Faktor yang dianggap
Faktor Bobot Peringkat Rata-rata memiliki pengaruh paling besar dalam
Internal Tertimbang
kinerja organisasi diberikan bobot yang
Kekuatan Skala 3-4 Perkalian paling tinggi.
Bobot dan
1. Peringkat
3. Menentukan peringkat (rating) setiap
2. critical success factors antara 1 sampai
3. 4. Rating adalah seberapa besar
Kelemahan Skala 1- 2 Perkalian perusahaan dalam merespon faktor-
Bobot dan faktor eksternal. Nilainya didasarkan
1. Peringkat pada kondisi perusahaan. Pada faktor
2. eksternal ini peluang dan ancaman
3. diberikan peringkat 1,2,3 dan 4 dengan
TOTAL 1,0
kriteria sebagai berikut : peringkat 4,
adalah respon luar biasa, peringkat 3
Matriks Evaluasi Faktor Eksternal seperti adalah respon di atas rata-rata, peringkat
pada tabel 4, digunakan untuk mengevaluasi 2 adalah respon rata-rata dan peringkat 1
faktor-faktor strategik eksternal perusahaan adalah respon di bawah rata-rata. Pada
berupa peluang dan ancaman. Faktor-faktor faktor eksternal baik peluang maupun
eksternal yang dikaji didapat dari hasil studi dan ancaman dapat memperoleh peringkat
hasil survei terutama berkaitan dengan masalah yang sama 1, 2, 3 dan 4 yang ditentukan
politik, ekonomi, sosial dan teknologi. Setiap oleh para responden.
faktor strategik yang telah diidentifikasikan 4. Mengalikan nilai bobot dan peringkat dari
diberikan bobot (jumlah seluruh bobot adalah masing-masing faktor untuk menentukan
1) dan rating dengan skala 1 sampai 4 untuk nilai tertimbang untuk masing-masing
menentukan skor tertimbang. Penentuan bobot variabel.
untuk setiap faktor menggunakan metode
5. Menjumlah semua nilai tertimbang untuk
paired comparison. Skor tertimbang yang
mendapatkan nilai total bagi perusahaan.
dihasilkan menunjukkan kemampuan respon
Nilai total 4,0 mengindikasikan bahwa
terhadap peluang dan ancaman yang dihadapi
perusahaan merespon dengan cara yang
oleh perusahaan.

141
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Vol. 5 No. 2 November 2014 Hal.: 127-152

luar biasa terhadap peluang-peluang strategi intensif (penetrasi pasar,


yang ada dan menghindari ancaman- pengembangan pasar dan pengembangan
ancaman. produk) atau integratif (integrasi ke
belakang, integrasi ke depan dan integrasi
horisontal).
Tabel 4. Matriks Evaluasi Faktor Eksternal
- Divisi yang masuk dalam sel III, V dan
Faktor Bobot Peringkat Rata-rata VII: pertahankan dan pelihara. Strategi
Eksternal Tertimbang yang dipakai penetrasi pasar dan
Peluang 0-1 Skala 1-4 Perkalian pengembangan produk.
Bobot dan
Peringkat - Divisi yang umum yang masuk dalam
Ancaman 0-1 Skala 1-4 Perkalian sel VI, VIII atau IX adalah panen atau
Bobot dan
Peringkat
divestasi.
TOTAL 1 Organisasi yang sukses dapat mencapat
portofolio bisnis yang diposisikan dalam atau
di sekitar sel I dalam Matriks IE, seperti dapat
Hasil perhitungan matriks evaluasi faktor
dilihat pada Gambar 3.
eksternal dan internal dalam bentuk total skor
tertimbang dimasukkan ke dalam Matriks I/
E. Matriks ini menempatkan berbagai divisi Matriks IE (Internal & Eksternal)
4
dari suatu organisasi dalam sembilan sel. Ada
II

Eksternal faktor (EFE)


I III
dua dimensi kunci : nilai EFI yang diberi bobot
3
pada sumbu x dan total nilai EFE yang diberi IV V VI
pada bobot sumbu y. Setiap divisi dari suatu
2
organisasi harus menyusun Matriks EFI dan VII VIII IX
EFE. Dari total nilai yang diberi bobot setiap
divisi Matriks IE di tingkat korporasi dapat 4 3 2 1
Internal Faktor (IFE)
disusun sebagai berikut :
Pada sumbu x matriks IE, total nilai EFI
yang diberi bobot dari : Gambar 3. Matriks IE
- 1,0 sampai 1,99 : menunjukkan posisi
internal yang lemah Menggunakan matriks TOWS (Threat
- 2,0 sampai 2,99 : sedang Opportunity Weakness Strenght) digunakan
- 3,0 sampai 4,0 : tinggi. untuk menggambarkan secara jelas bagaimana
peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan
Demikian pula pada sumbu y, total nilai dapat disesuaikan dengan kekuatan dan
EFE yang diberi bobot : kelemahan yang dimiliki perusahaan. Matriks
- 1,0 sampai 1,99 : rendah ini menghasilkan empat set kemungkinan
- 2,0 sampai 2,99 : sedang alternatif strategi yaitu strategi SO, strategi
ST, strategi WO, dan strategi WT. Strategi SO
- 3,0 sampai 4,0 : tinggi.
didasarkan pada pemanfaatan seluruh kekuatan
Matriks IE dapat dibagi menjadi tiga perusahaan untuk memafaatkan peluang
bagian utama yang mempunyai dampak sebesar-besarnya. Strategi ST adalah strategi
strategis berbeda : menggunakan kekuatan perusahaan mengatasi
- Divisi yang masuk ke sel I, II atau IV: ancaman. Strategi WO diterapkan berdasarkan
tumbuh bina. Strategi yang dipakai pemanfaatan peluang yang ada dengan cara

142
Formulasi Strategi Komunikasi Karantina Pertanian Menggunakan Audit Komunikasi
Endah Kartikawati

meminimalkan kelemahan yang ada. Strategi table berarti hubungannya sangat kuat (ada
WT menggambarkan strategi yang berusaha ketergantungan) tetapi apabila harga Chi-
meminimalkan kelemahan dan menghindari Square lebih kecil atau sama dengan tabel
ancaman yang ada (Rangkuti, 2008). berarti hubungannya lemah (tidak ada
Matriks Perencanaan Strategik hubungan sama sekali atau saling bebas).
Kuantitatif (QSPM) digunakan untuk memilih
strategi pilihan dari beberapa alternatif strategi
yang dihasilkan melalui analisis SWOT HASIL DAN PEMBAHASAN
dilakukan dengan menggunakan analisis QSPM
(Quantitative Strategic Planning Matrix). Faktor eksternal strategis merupakan
QSPM merupakan suatu teknik yang secara faktor yang berpengaruh terhadap
objektif mengindikasikan alternatif strategi kesinambungan program kehumasan Badan
mana yang terbaik. QSPM memungkinkan Karantina Pertanian yang terdiri dari peluang
evaluasi alternatif strategi berdasarkan faktor dan ancaman. Peluang dan ancaman tersebut
eksternal dan internal strategik yang telah dihasilkan dari hasil wawancara dengan pihak
diidentifikasi sebelumnya. Penggunaan QSPM internal dan didiskusikan secara pararel dengan
membutuhkan penilaian intuitif yang baik. pimpinan untuk menentukan faktor mana
Secara konsep, QSPM menentukan daya tarik saja yang relevan dengan penelitian ini. Dari
relatif dari berbagai strategi (David, 2006). diskusi awal, terbentuk masing-masing lima
Uji Chi digunakan untuk menguji faktor peluang dan ancaman.
independensi antara dua variabel, di mana Daftar peluang dan ancaman tersebut
suatu variabel tidak dipengaruhi atau tidak kemudia diberikan kembali kepada pihak
ada hubungan dengan variabel yang lain. internal dan eksternal untuk mengetahui
(Djarwanto, 2001) Uji Chi-Square ini hanya faktor mana saja yang dianggap penting.
dapat digunakan jika data yang dianalisis Dari kuesioner tersebut, diambil nilai tengah
merupakan data yang berskala. Digunakan (median) yang kemudian terbentuk tujuh buah
untuk menguji atau menduga kemungkinan peluang dan tiga buah ancaman.
beberapa faktor (di samping faktor chance
Peluang tersebut adalah sebagai berikut:
(sampling error)) yang dipandang memengaruhi
adanya hubungan. Selama hipotesis awal 1. Pembentukan sistem National Single
(Ho) menyatakan bahwa tidak ada hubungan Windows (INSW)
(variabel-variabelnya independen), uji ini 2. Terjalinnya kerjasama dengan Badan
hanya mengevaluasi kemungkinan bahwa Karantina Pertanian di luar negeri.
hubungan dari nilai pengamatan disebabkan
3. Terjalinnya kerjasama dengan lembaga
oleh sampling error. Hipotesis ini ditolak bila
pemerintah terkait (CIQS).
nilai X2 yang dihitung dari sampel lebih besar
dari nilai X2 yang dihitung dari sampel lebih 4. Meningkatnya kesadaran pihak swasta
besar dari X2 dalam tabel berdasarkan taraf akan pentingnya peranan Badan
signifikansi tertentu. Karantina Pertanian.
5. Perkembangan sarana teknologi
informasi.
Ho diterima apabila X2 hitung ≤ X2 tabel
6. Banyaknya alternatif media cetak dan
Ho ditolak apabila X2 hitung > X2 tabel
elektronik sebagai sarana penyampaian
informasi.
Ketentuan pengujian, apabila harga 7. Dukungan masyarakat media/pers
Chi-Square lebih besar atau sama dengan sebagai penyampai informasi

143
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Vol. 5 No. 2 November 2014 Hal.: 127-152

Selanjutnya diidentifikasikan tiga pairwise comparison. Kemudian diberikan


faktor ancaman yang dihadapi oleh program rating untuk masing-masing faktor dan dipilih
kehumasan Badan Karantina Pertanian, yaitu: berdasarkan median dari masing-masing
1. Kondisi wilayah geografis Indonesia jawaban. Data bobot dan rating yang diperoleh
yang sangat luas. dari penyebaran kuesioner pada para responden
yang telah ditentukan tersebut.
2. Tingkat pengetahuan dan kesadaran
masyarakat untuk berpartisipasi yang Total skor tertimbang untuk faktor
masih rendah. eksternal strategis adalah sebesar 3,63 yang
berarti kemampuan program kehumasan Badan
3. Tingkat penyelundupan di wilayah atau Karantina Pertanian memanfaatkan peluang
daerah yang masih tinggi. yang ada dalam upaya mengatasi ancaman
Kedelapan faktor peluang dan tiga faktor yang terkait dengan berjalannya program di
ancaman tersebut kemudian diberi bobot oleh Humas Badan Karantina.
empat belas responden menggunakan metode

Tabel 5. Matriks EFE Program Kehumasan Badan Karantina Pertanian

FAKTOR STRATEGI Bobot Rating Skor


EKSTERNAL
Peluang Pembentukan sistem 0.14 4.00 0.57
Nasional Single Window
(NSW) (A)
Terjalinnya kerjasama 0.12 4.00 0.47
dengan Badan Karantina
Luar Negeri (B)
Terjalinnya kerjasama 0.13 4.00 0.52
dengan lembaga pemerintah
terkait (CIQS) (C)
Meningkatnya kesadaran 0.12 4.00 0.48
pihak swasta akan
pentingnya peranan Badan
Karantina (D)
Perkembangan sarana 0.11 3.00 0.33
teknologi informasi (E)
Banyaknya alternatif media 0.09 4.00 0.37
cetak & elektronik sebagai
sarana penyampaian
informasi (F)
Dukungan masyarakat 0.10 4.00 0.42
media/pers sebagai
penyampaian informasi (G)
Ancaman Kondisi wilayah geografis 0.07 2.00 0.13
yang sangat luas (H)
Tingkat pengetahuan dan 0.06 2.00 0.13
kesadaran masyarakat untuk
berpartisipasi masih rendah
(I)
Tingkat penyelundupan di 0.05 4.00 0.20
wilayah masih tinggi (J)
1.00 TOTAL 3.63

144
Formulasi Strategi Komunikasi Karantina Pertanian Menggunakan Audit Komunikasi
Endah Kartikawati

Faktor internal strategis diidentifikasikan 6. Adanya majalah Quarantine sebagai alat


sebagai kekuatan dan kelemahan program komunikasi dan informasi internal.
kehumasan Badan Karantina Pertanian. Cara Kemudian kelemahan pada program
penentuan faktor internal strategis sama dengn kehumasan Badan Karantina Pertanian
cara penentuan faktor eksternal strategis. diidentifikasikan sebagai berikut:
Terdapat masing-masing enam kekuatan dan
empat kelemahan, di mana kekuatan program 1. Belum adanya pegawai khusus yang
kehumasan adalah sebagai berikut: mengelola kehumasan di UPT

1. Peranan dan arahan kebijaksanaan 2. Pengetahuan mengenai kehumasan dan


Kepala Badan Karantina Pertanian. pengelolaan media

2. Hubungan kerja antarbagian internal di 3. Pola dan sistem koordinasi antara humas
Badan Karantina Pertanian pusat dengan UPT

3. Jaringan pribadi dengan media yang 4. Anggaran program kehumasan di UPT


dimiliki pegawai Faktor internal strategis tersebut
4. Sarana dan prasarana gedung perkantoran kemudian diberi bobot dan rating melalui
penyebaran kuesioner kepada empat belas
5. Tersedianya fasilitas teknologi informasi responden yang telah ditentukan. Bobot, rating
(computer, internet, e-mail, dan lain- dan skor tertimbang tersebut.
lain)

Tabel 6. Matriks EFI Program Kehumasan Badan Karantina Pertanian

FAKTOR STRATEGI Bobot Rating Skor


INTERNAL
Kekuatan Peranan & Arahan Kebijakan dari 0.13 4.00 0.51
Ka. Badan Karantina (A)
Hubungan Kerja antar Bagian 0.11 3.00 0.32
Internal di Badan Karantina (B)
Jaringan pribadi dengan media 0.07 2.00 0.14
yang dimiliki pegawai (C)
Sarana dan Prasarana Gedung 0.11 3.00 0.33
Perkantoran (D)
Tersedianya fasilitasTeknologi 0.11 3.00 0.33
Informasi (Komputer, Internet,
Email, dll) (E)
Adanya majalah Quarantine 0.10 2.00 0.19
sebagai alat komunikasi &
informasi secara internal (F)
Kelemahan Belum adanya pegawai khusus 0.08 2.00 0.17
yang mengelola Kehumasan di
UPT (G)
Pengetahuan mengenai 0.10 2.00 0.19
kehumasan dan pengelolaan
media (H)
Pola dan sistem koordinasi antara 0.10 2.00 0.20
Humas Badan dengan UPT (I)
Anggaran Program Kehumasan di 0.10 2.00 0.20
UPT (J)
1.00 TOTAL 2.58

145
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Vol. 5 No. 2 November 2014 Hal.: 127-152

Skor tertimbang total untuk kekuatan peluang dan ancaman yang akan membantu
dan kelemahan adalah sebesar 2,58. Skor ini dalam mengembangkan strategi organisasi.
berada di atas rata-rata yang berarti mampu (David, 2007). Perumusan alternatif strategi
memanfaatkan kekuatan dan meminimalkan dalam TOWS juga dilakukan melalui diskusi
pengaruh dari kelemahan dalam menjalankan dan wawancara dengan pihak terkait secara
program internal dari Humas Badan Karantina intensif, dengan tujuan agar alternatif
Pertanian strategi disarankan memungkinkan untuk
Posisi program kehumasan berdasarkan dilaksanakan. Adapun alternatif strategi yang
Matriks I/E diperoleh koordinat posisi Humas diperoleh dengan matriks TOWS.
Badan Karantina Pertanian sebesar (2, 58; 1. Memperkuat & mengefektifkan arah
3,63) sehingga berada pada Kuadran II. kebijakan dari Kepala Badan Karantina
Sebuah organisasi apabila berada pada posisi Pertanian untuk menghadapi kondisi
Kuadran II disarankan untuk melakukan global.
strategi “Tumbuh & Membangun”, yaitu Peranan arah kebijakan dari Kepala Badan
dengan terus melakukan terobosan-terobosan Karantina Pertanian sebagai pengambil
baik berupa kebijakan, koordinasi dengan keputusan tertinggi di Badan Karantina
stakeholder maupun pembenahan sistem, Pertanian sangat menentukan. Dalam hal
pengembangan kemampuan sumberdaya ini sangat berkaitan dengan pandangan
manusia dan peningkatan fasilitas pendukung. terhadap peranan strategis dari Humas
Ilustrasi posisi tersebut tersaji pada gambar sebagai bagian yang sangat penting dalam
berikut ini: upaya membantu dan menyampaikan
pesan-pesan kepada masyarakat
4
(2,58 ; 3,63) maupun stakeholder. Dengan demikian,
Eksternal faktor (EFE)

I II
"Tumbuh & Membangun"
III keinginan yang kuat dari Pimpinan akan
3
dapat diwujudkan oleh Humas Badan
IV V VI
Karantina, sehingga mampu memberikan
2 kontribusi yang optimal dalam rangka
VII VIII IX menghadapi kondisi global, di antaranya
diberlakukannya zona perdagangan
4 3 2 1
Internal Faktor (IFE) bebas.
2. Mengoptimalkan peranan dan kontribusi
setiap bagian (Internal Humas & Eksternal
Gambar 4. Matriks EFE dan IFE Humas), dengan memanfaatkan sarana
yang dimiliki Badan Karantina & sumber
Hasil analisis strategi dengan Matriks IE media informasi yang tersedia.
berhasil memetakan tipe strategi Humas Badan Untuk bisa memberikan kontribusi yang
Karantina Pertanian, maka langkah selanjutnya optimal, secara organisasi Humas Badan
untuk menentukan alternatif strategi Tumbuh Karantina Pertanian membutuhkan
& Membangun (Growth & Build) yang lebih dukungan dari berbagai pihak yang
detil dan lebih realistis untuk dilaksanakan terkait, baik secara Internal Humas
berdasarkan faktor Internal dan Eksternal, dalam hal ini adalah para pegawai
maka dilakukan matching melalui matriks yang berkaitan langsung dengan tugas-
TOWS. tugas pokok dari Humas maupun
Matriks TOWS merupakan alat analisis secara Eksternal yang dalam hal ini
strategi yang digunakan dalam proses adalah pihak-pihak yang memiliki
pencocokan elemen kekuatan, kelemahan, kontribusi dan hubungan kerja secara

146
Formulasi Strategi Komunikasi Karantina Pertanian Menggunakan Audit Komunikasi
Endah Kartikawati

langsung maupun tidak langsung dengan Pemilihan strategi prioritas dilakukan


Humas Badan Karantina Pertanian. dengan melakukan analisa Matriks QSPM.
Misalnya saja, peranan Humas dalam 1. Memperkuat dan mengefektifkan arah
menyusun informasi perlu dibedakan kebijakan dari Kepala Badan Karantina
dan dispesifikasikan mengenai hal-hal Pertanian untuk menghadapi kondisi
atau isu-isu yang bersifat teknis maupun global
bersifat umum agar dapat disampaikan
dengan menggunakan kalimat maupun 2. Mengoptimalkan peranan dan kontribusi
struktur bahasa yang sesuai dengan setiap bagian (Internal Humas &
target sasaran informasi. Eksternal Humas), dengan memanfaatkan
sarana yang dimiliki Badan Karantina &
4. Pengembangan pengetahuan mengenai sumber media informasi yang tersedia,
Kehumasan yang dimiliki sumber daya Pengembangan pengetahuan mengenai
karantina baik di UPT maupun Humas Kehumasan yang dimiliki sumber daya
Badan Karantina baik di UPT maupun Humas
Jelas tidaknya suatu informasi bisa Badan. Memperkuat koordinasi antara
sampai kepada masyarakat sasaran sangat Humas Badan dengan UPT, terutama
dibutuhkan peranan sumberdaya yang sosialisasi peraturan ke masyarakat
memiliki wawasan kehumasan yang Dari hasil pengolahan QSPM pengisian
memadai. Secara umum, pengetahuan kuesioner dari responden maka diperoleh
mengenai kehumasan terutama hal-hal prioritas strategi, seperti pada Tabel QSPM.
yang berkaitan secara teknis dan aplikatif Di mana diperoleh Total Attractiveness Score
sangat diperlukan baik yang berada di (TAS) tertinggi adalah strategi “Memperkuat
pusat maupun yang berada di UPT, karena & mengefektifkan arah kebijakan dari Kepala
merekalah yang langsung berhadapan Badan Karantina untuk menghadapi kondisi
langsung dengan masyarakat sasaran. global”, yaitu dengan nilai 7,009, diikuti
5. Memperkuat koordinasi antara Humas oleh strategi “Pengembangan pengetahuan
Badan dengan UPT, terutama sosialisasi mengenai Kehumasan yang dimiliki
peraturan ke masyarakat sumberdaya Karantina baik di UPT maupun
Meningkatkan intensitas koordinasi Humas Badan” dengan nilai 6,834.
antara Humas Badan di Pusat dengan UPT Hal ini semakin memperkuat dugaan
akan memberikan manfaat yang sangat bahwa, peranan dan optimal tidaknya kontribusi
positif, sehingga informasi mengenai dari Humas Karantina sangat dipengaruhi oleh
hal-hal penting baik yang bersifat Kebijakan dan keefektifan arah dan pandangan
teknis maupun himbauan umum akan dari Kepala Badan Karantina. Tentunya
dapat lebih cepat dan dipahami dengan akan sangat bermanfaat sekali bila wawasan
efektif. Meskipun secara geografis sumberdaya manusia dapat didukung dan
beberapa wilayah Indonesia sangat dikembangkan terutama hal yang berkaitan
sulit dijangkau, terutama yang berada dengan pengetahuan mengenai aplikasi
di daerah perbatasan. Namun dengan kehumasan baik untuk pusat maupun pegawai
memanfaatkan teknologi diharapkan di UPT.
pola koordinasi dapat lebih dipersingkat Meskipun demikian, prioritas alternatif
dan efisien, tentunya dengan peranan berikutnya seperti ”Memperkuat koordinasi
dari Humas Pusat dapat membantu antara Humas Badan dengan UPT, terutama
menyusun program-program dalam sosialisasi peraturan ke masyarakat” yang
upaya penyampaian beberapa informasi mendapatkan nilai 6,559 dan ”Mengoptimalkan
yang dengan jangkauan nasional. peranan dan kontribusi setiap bagian (Internal

147
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Vol. 5 No. 2 November 2014 Hal.: 127-152

Humas & Eksternal Humas), dengan g. Program Kehumasan Badan


memanfaatkan sarana yang dimiliki Badan Karantina Pertanian yang diketahui:
Karantina & sumber media informasi yang Pengendalian Flu Burung 16,4%
tersedia” yang mendapatkan nilai 6,533 juga (dibandingan dengan 32,6% yang
sangat berperan dalam mendukung suksesnya tidak tahu)
peranan Humas Badan Karantina dalam h. Tingkat penggunaan layanan dan
mendukung kinerja dan program Badan informasi Barantan: Pernah 32%
Karantina Pertanian secara menyeluruh.
3. Pola Aktifitas Perjalanan Responden (5 –
Karena tanpa adanya koordinasi yang kuat
20 kali/ bulan)
dan kontirbusi yang menyeluruh dari bagian
internal maupun eksternal, maka Humas Badan a. Domestik: 33% wiraswasta
Karantina akan mengalami hambatan dalam b. Internasional: 34% wiraswasta dan
memberikan output yang optimal. 33% dosen
Selanjutnya akan dibahas pula hasil survei 4. Pola komunikasi dan Sumber Media
terhadap persepsi masyarakat sebagai berikut: Masyarakat
1. Profil Responden a. Media yang disukai : Televisi: 95%
a. Jenis Kelamin : Pria-57% b. Saluran TV yang paling sering
b. Tingkat Pendidikan: Sarjana (S1)- ditonton: Metro TV 68%
44% c. Acara TV yang digemari: siaran
c. Pekerjaan : Pengusaha/Swasta-21% berita: 81%
d. Pengeluaran : kelompok 2,5 jt – 3,5 jt/ d. Waktu menonton favorit: pk 20:00 –
bulan-31% 21:00: 74.9%

2. Tingkat Kesadaran (awareness) dan Catatan: radio menjadi salah satu


Pengetahuan (knowledge) favorit sebagai sumber berita, namun dengan
banyaknya stasiun radio dibandingkan televisi
a. Awareness Nama Barantan : Tahu, data tidak ditampilkan. Adapun waktu favorit
59% adalah pk 06:00 – 07:00 wib : 52,6%
b. Sumber Media Awareness : Asal
Implikasi manajerial dapat mengacu pada
Teman/Keluarga, 28,8%
urutan pilihan alternatif strategi yang menarik
c. Awareness Lembaga Pemerintah lain dan memungkinkan untuk diimplementasikan:
selain Barantan di Bandara: Imigrasi,
31% (dibandingkan Barantan : 16%, 1. Penguatan pada prioritas strategi maka
tidak tahu : 19%) penyampaian pesan pada peran dan
tugas Badan Karantina Pertanian dapat
d. Tingkat Pengetahuan Barantan: disalurkan melalui media informasi
dari 59% reponden yang pernah yang disukai masyarakat.
mendengar, melihat dan mengetahui:
hanya 27,1% paham akan tugas dan 2. Program kehumasan juga disesuaikan
fungsinya. dengan tingkat awareness dan
pengetahuan masyarakat terhadap isu
e. Kelompok yang memahami tertinggi:
perkarantinaan.
Peneliti/ Dosen : 19,1% dan Pegawai
Swasta : 14,8% 3. Pelaksanaan dan implementasi dari
f. Pemahaman akan tugas pokok dan berbagai alternatif strategi pada program
fungsi : Pemeriksa 14 % dibandingkan kehumasan berdampak pada pencapaian
sebagai Pelindung 9,3% dan tidak tujuan kehumasan di masa mendatang.
tahu 66,2%.

148
Formulasi Strategi Komunikasi Karantina Pertanian Menggunakan Audit Komunikasi
Endah Kartikawati

Terdapat pula Rekomendasi Strategi Dengan target peningkatan kepedulian


Pemasaran pada Program Kehumasan Badan dan pengetahuan yang ditetapkan oleh
Karantina Pertanian, yang dibedakan menjadi sub bagian kehumasan pada lima tahun
rekomendasi STP dan Marketing Mix. mendatang sebesar 70%. Target ini
Rekomendasi STP antara lain sebagai berikut: seharusnya dapat digarap dari masyarakat
traveller sebagai kelompok masyarakat
1. Segmenting
sasaran utama.
Segmentasi terbesar pada kelompok
3. Positioning
masyarakat adalah masyarakat pengguna
jasa moda transportasi baik darat, laut Rekomendasi positioning untuk program
dan udara atau dalam istilah lain disebut kehumasan Badan Karantina Pertanian
masyarakat traveler. Di mana kelompok adalah menjadi lembaga pemerintah
masyarakat ini memiliki peluang untuk yang tangguh dalam mencegah-tangkal
melalulintaskan hewan dan tumbuhan hama penyakit hewan dan tumbuhan
baik dalam dan luar negeri maupun antar dalam kerangka perlindungan sumber
area atau provinsi. daya pertanian dan terpercaya dalam
mengeluarkan rekomendasi pengukuran
Selanjutnya kelompok masyarakat
sanitary dan phytosanitary tidak saja
traveler ini dikelompokkan lagi menjadi
untuk dalam negeri tetapi juga dalam
beberapa masyarakat sesuai dengan
perdagangan internasional.
karakteristik pekerjaan yakni masyarakat
pemegang kebijakan baik eksekutif, Selama ini peran dan fungsi Badan
legislatif dan yudikatif baik di tingkat Karantina Pertanian dikenal masyarakat
pusat maupun daerah, masyarakat pers, sebagai lembaga pemeriksa, bukan sebagai
masyarakat akademisi, masyarakat pelindung. Dengan positioning sebagai
pelaku usaha di mana termasuk petani, pelindung diharapkan masyarakat akan
peternak dan para eksportir dan importer suka rela datang dan melaporkan hewan dan
bidang agribisnis serta masyarakat tumbuhan yang akan dilalulintaskannya.
umum. Dengan memahami segmentasi Sedangkan rekomendasi Marketing Mix
ini maka pola komunikasi pada lebih 7P dapat dilihat pada Tabel 7.
tepat dan terarah.
2. Targetting
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya,
segmen kelompok masyarakat adalah
masyarakat traveller, selanjutnya program
kehumasan Badan Karantina Pertanian
harus diprioritaskan untuk meningkatkan
awareness dan pengetahuan masyarakat
traveler sekaligus memperluas kepada
masyarakat yang tidak menggunakan
jasa atau moda transportasi.

149
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Vol. 5 No. 2 November 2014 Hal.: 127-152

Tabel 7. Rekomendasi Marketing Mix 7P

No Marketing Mix Rekomendasi

1 Product a. Sertifikat kesehatan hewan dan tumbuhan


b. Tema payung kampanye
c. Slogan dan atribut
2 Price Adalah anggaran kehumasan yang memberi dampak psikologis. Diperlukan
kreatifitas dalam pengelolaan sumber daya pendanaan yang terbatas serta
kemitraan
3 Place Struktur sistem informasi dan komunikasi.
Struktur Badan Karantina Pertanian yang menjangkau seluruh pintu keluar
dan masuk di wilayah Indonesia
4 Promotions a. Media Campaign
b. Event dan Pameran
c. Media Relations
d. Customer Relations Management
e. Corporate Social Responsibility
f. Internal Relations
5 People a. Memiliki SDM yang berkompeten terhadap perlindungan sumber daya
alam pertanian
b. Masih melekatnya kesan pemeriksa
c. Memiliki perpanjangan organisasi di seluruh Indonesia
d. Kesadaran terhadap public awareness yang semakin meningkat
6 Process a. Penentuan SDM petugas kehumasan baik di pusat maupun di UPT
b. Peningkatan pengetahuan dan kompetensi petugas kehumasan
c. Pelaksanaan program kehumasan yang bersifat standar di seluruh UPT
7 Physical evidence a. Aksessibilitas dan visibilitas
b. Atribut lembaga

PENUTUP Persepsi dan pengetahuan responden


akan tugas dan fungsi Badan Karantina
Pertanian masih tertuju sebagai “Pemeriksa”,
Simpulan belum sampai kepada kata “Melindungi”
Berdasarkan hasil formulasi strategi dari
Tingkat pengenalan (awareness)
Matriks TOWS dan penentuan prioritasnya
masyarakat terhadap nama Badan Karantina
melalui QSPM setelah strategi utama adalah
Pertanian mencapai 59%, namun tingkat
memperkuat & mengefektifkan arah kebijakan
pengenalan (awareness) belum berarti secara
dari Kepala Badan Karantina untuk menghadapi
otomatis sama dengan tingkat pengetahuan
kondisi global. Strategi ini harus diikuti
(knowledge) dari responden akan Tugas dan
dengan strategi lainnya yakni, pengembangan
Fungsi Badan Karantina, sehingga sangat perlu
pengetahuan mengenai Kehumasan yang
disusun program yang bersifat memberikan
dimiliki sumberdaya Karantina baik di
informasi dan edukasi kepada masyarakat
UPT maupun Humas Badan, memperkuat
mengenai tugas dan fungsi Badan Karantina,
koordinasi antara Humas Badan dengan UPT,
terutama disesuaian dengan bidang pekerjaan
terutama sosialisasi peraturan ke masyarakat
yang akan jadi sasaran, seperti Dosen/ Peneliti,
serta mengoptimalkan peranan dan kontribusi
Pegawai Swasta, Pegawai Negeri, Pengusaha/
setiap bagian (Internal Humas & Eksternal
wiraswasta.
Humas), dengan memanfaatkan sarana yang

150
Formulasi Strategi Komunikasi Karantina Pertanian Menggunakan Audit Komunikasi
Endah Kartikawati

dimiliki Badan Karantina dan sumber media terutama dalam menyosialisasikan peraturan
informasi yang tersedia. dan kebijakan perkarantinaan ke masyarakat.
Strategi-strategi tersebut harus dijalankan Dan dengan mengoptimalkan peranan dan
oleh subbagian humas agar tujuan dan sasaran kontribusi setiap bagian internal dan eksternal
program kehumasan dapat tercapai. humas, pemanfaatan sarana yang dimiliki serta
sumber informasi yang tersedia maka program
Tantangan yang dihadapi oleh sub kehumasan.
bagian humas dalam mencapat tujuan dan
sasaran menuju masyarakat yang perduli dan Secara keseluruhan, seluruh Formulasi
mendukung perlindungan kelestarian sumber Strategi Komunikasi pada Program Kehumasan
daya alam pertanian dan perekonomian bangsa Badan Karantina Pertanian ini dari mulai tujuan
(quarantine minded) adalah jumlah masyarakat sampai dengan program yang akan dijalankan
yang besar dan beragam dan anggaran harus dipahami dan dimengerti oleh seluruh
kehumasan yang terbatas. Untuk itu agar jajaran pimpinan dan petugas kehumasan dari
dapat dibuat suatu rancangan strategic action tingkat pusat hingga unit pelaksana teknis di
plan yang memuat rencana lima tahun program seluruh Indonesia agar pelaksanaan strategi
kehumasan Badan Karantina Pertanian, komunikasi ini dapat terlaksana dengan baik
diperlukan penelitian yang lebih mendalam dan mencapai sasaran menuju masyarakat
serta pada wilayah Indonesia bagian lain yakni yang quarantine-minded.
timur, tengah dan perbatasan sehingga dapat
diperoleh data yang merepresentasikan seluruh
Indonesia. Tujuan dan sasaran strategic melalui
strategi terapan dan program atau kegiatan DAFTAR PUSTAKA
yang tepat untuk mencapai tujuan dan sasaran
dalam lima tahun mendatang yang di tuangkan
David, Fred R. (2006). Manajemen strategis.
pada rancang bangun program kehumasan
Jakarta: Penerbit Salemba Empat
(master plan) tahun 2013 – 2013.
Djohar, Setiyadi & Saptono, Iman Teguh. (2008).
Saran Teknik Perencanaan Strategik: Bahan
Kuliah. Bogor: Program Pasca Sarjana
Pengembangan program kehumasan
Manajemen dan Bisnis Institut Pertanian
untuk mencapai tujuan subbagian humas maka
strategi serta program atau kegiatan yang telah Gaspersz, Vincent. (2002). Sistem manajemen
disusun harus dilaksanakan secara seksama kinerja terintegrasi balanced scorecard
terutama prioritas strategi memperkuat dan dengan six sigma. Jakarta: PT Gramedia
mengefektifkan arah kebijakan pimpinan Pustaka Utama,
Badan Karantina Pertanian, dalam hal ini Goodstein, Leonard D., Timothy M. Nolan, & J.
adalah Kepala Badan pada tingkat pusat William Pfeiffer. (1993). Applied strategic
dan para Kepala Balai atau stasiun pada planning a comprehensive guide. USA:
tingkat Unit Pelaksana Teknis di daerah. McGraw Hill Inc.
Untuk memperkuat arah kebijakan tingkat
Hax, Arnoldo C. & Majluf, Nicolas S. (1991). The
pimpinan ini maka diperlukan pengembangan
strategy concept and process: a pragmatic
pengetahuan mengenai kehumasan yang
approach. New Jersey. England: Prentice
dimiliki oleh sumber daya manusia baik di
Hall, Englewood Cliffs
tingkat pusat maupun di seluruh unit pelaksana
teknis serta memperkuat koordinasi antara Helsen, Kristiaan & Masaaki, Kotabe. (2007).
sub bagian humas di lingkup pusat dengan Global marketing management. USA: John
unit pelaksana teknis di seluruh Indonesia, Wiley & Sons, Inc.

151
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Vol. 5 No. 2 November 2014 Hal.: 127-152

Hubeis, Musa & Nadjib, Mukhamad. (2008). Porter, Michael E. (1980). Strategi bersaing:
Manajemen strategik dalam pengembangan teknik menganalisis indusri dan pesaing.
daya saing organisasi. Jakarta: PT Elex Jakarta: Penerbit Erlangga.
Media Komputindo Rangkuti, Freddy. (2008). Analisis SWOT Teknik
Ibrahim, Linda D. (2006). Makalah “Values Based Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT
Marketing”. Hermawan Kertajaya. ”The Gramedia Pustaka Utama
Seven Doors Social Marketing Approach” Salim, Nasser, (2008). Rancang bangun
(paper). Les Robinson. infrastruktur terminal agribisnis DKI
Kaplan, Robert S. & Norton, David P. (1996). Jakarta. Tesis Manajemen Bisnis Institut
Balanced scorecard menerapkan strategi Pertanian Bogor (MB IPB)
menjadi aksi. Jakarta: Penerbit Erlangga Schiffman & Kanuk. (2002). Consumer behaviour.
Kotter, John P. (1997). Leading change, menjadi USA: Prentice Hall
pionir perubahan. Jakarta: PT Gramedia Siagian, P. Sondang. (2008). Manajemen strategis.
Pustaka Utama. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Kotter, John P. (2008). The heart of change. Sudiyono, (2008). Kajian Motivasi dan Komunikasi
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. dalam Meningkatkan Kualitas Informasi
Kurniawan, Heru. (2003). Analisa Persepsi Kependudukan di Suku Dinas Kependudukan
Nasabah terhadap Produk Tabungan dan dan Catatan sipil Kotamadya Jakarta utara.
Bank serta Implikasinya terhadap Strategi Tesis Manajemen Bisnis Institut Pertanian
Pemasaran pada Bank BTN Kantor Cabang Bogor (MB IPB)
Bogor, Tesis Manajemen Bisnis Insitut Susanto, AB. (2007). Visi dan misi langkah awal
Pertanian Bogor (MB IPB) Bogor. menuju strategic management. Jakarta: The
Mulyadi. (2007). Sistem terpadu pengelolaan Jakarta Consulting Group
kinerja personel berbasis balanced Suyanto, M. (2007). Strategic management
scorecard. Yogyakarta: Unit Penerbit dan perusahaan yang paling dikagumi dunia.
Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Yogyakarta: Penerbit Andi.
YKPN.
Wheelen, Thomas L. & Hunger, J. David. (2001).
Mulyadi. (2005). Sistem manajemen strategik Manajemen strategi. Yogyakarta: Penerbit
berbasis balanced scorecard. Yogyakarta: Andi.
Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi
Ilmu Manajemen YKPN
Pearce, John A. & Robinson, J. Richard B.
(2007). Manajemen strategis formulasi
implementasi dan pengendalian. Jakarta:
Bina Rupa Aksara

152

You might also like