Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 9

IMPLEMENTATION OF PHARMACEUTICAL SERVICED STANDARS AT KIMIA

FARMA PHARMACY IN KOTAMOBAGU CITY

PENERAPAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN PADA APOTEK KIMIA


FARMA DI KOTA KOTAMOBAGU.

Harmita Boky1, Widya Astuty Lolo2, Imam Jayanto3


1)
Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115
17101105055@student.unsrat.ac.id

ABSTRACT
Pharmaceutical serviced have an important role in creating quality health to improve the
quality of life of patients. The research purposed to measure the percentage of compliance
wit the implementation of pharmaceutical serviced at Kimia Farma Pharmacy in
Kotamobagu City, based on the Regulation of the Indonesia minister of health regulation
Number 73/ 2016. This research used quantitative method with descriptive approach. The
population in this study were all Kimia Farma Pharmacy in Kotamobagu City. The sampling
technique used was saturated sampling Data were obtained through observation and filling
out questionnaires. Based on the research results, it is known that the resource management
of Pharmacy A, B, C has a percentage of 96% and Pharmacy D of 92%. The percentage of
pharmaceutical services at Pharmacy A and C is 100%, Pharmacy B is 97% and Pharmacy
D is 87%. Based on the research results, it is known that all Kimia Farma pharmacies in
Kotamobagu City are categorized as good, including the aspects of resource management
and clinical pharmacy services.

Keywords : Pharmacy, Pharmacist, Pharmaceutical Service Standards

ABSTRAK
Pelayanan kefarmasian berperan penting dalam mewujudkan kesehatan yang bermutu untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur persentase
kesesuaian penerapan standar pelayanan kefarmasian di Apotek Kimia Farma di Kota
Kotamobagu berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Rupublik Indonesia Nomor 73 Tahun
2016. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini ialah
seluruh Apotek Kimia Farma di Kota Kotamobagu.Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah sampling jenuh. Pengambilan data melalui observasi langsung dan
pengisian kuesioner. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui pengelolaan sumber daya
Apotek A, B, C memiliki persentase sebesar 96 % dan Apotek D sebesar 92 %. Persentase
pelayanan kefarmasian pada Apotek A dan C sebesar 100%, Apotek B sebesar 97 % dan
Apotek D sebesar 87 %. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa seluruh apotek
Kimia Farma di Kota Kotamobagu dikategorikan baik yang meliputi aspek pengelolaan
sumber daya dan pelayanan farmasi klinik.

Kata kunci : Apotek, Apoteker, Standar Pelayanan Kefarmasian


PENDAHULUAN
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya METODOLOGI PENELITIAN
yang diselenggarakan secara sendiri atau bersama- Waktu dan Tempat Penelitian
sama dalam suatu organisasi untuk memelihara Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan November 2020 - Februari 2021 di Apotek Kimia
menyembuhkan penyakit serta memulihkan Farma di Kota Kotamobagu.
kesehatan perorangan, keluaraga, kelompok dan
atau masyarakat (Supardi, 2019). Jenis Penelitian
Standar pelayanan kefarmasi terdiri dari Penelitian ini merupakan jenis penelitian
2 kegiatan utama yaitu pelayanan kefarmasian dan deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan
pengelolaan Sumber daya. Dalam menjalankan penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama
pekerjaan kefarmasian, apotek harus menerapkan yaitu membuat gambaran atau deskripsi tentang
standar pelayanan kefarmasian yang berlaku. suatu keadaan secara obyektif.
Fasilitas pelayanan kefarmasian adalah sarana
yang di gunakan untuk menyelenggarakan Populasi dan Sampel
pelayanan kefarmasian, salah satunya adalah Populasi dalam penelitian ini ialah
apotek (Anief,2001). seluruh Apotek Kimia Farma di Kota
Standar Pelayanan Kefarmasian di Kotamobagu. Teknik pengambilan sampel yang
Apotek, merupakan dasar dalam penyelenggaraan digunakan adalah sampling jenuh. Maka sampel
pelayanan di apotek. Apoteker memiliki tanggung yang diteliti sebanyak 4 Apotek yaitu Apotek
jawab penuh dalam memberikan informasi obat Kimia Farma Mogolaing, Apotek Kimia Farma
kepada masyarakat . Kendala yang dihadapi Ahmad Yani, Apotek Kimia Farma Motoboi Kecil
dalam pelayanan kefarmasian di apotek adalah dan Apotek Kimia Farma Sinindian.
kompetensi dari tenaga farmasi itu sendiri,
terutama pengetahuan mengenai peraturan Alat dan Bahan
perundang-undangan kefarmasian yang berlaku Alat
(Wintariani, 2017). Alat yang di gunakanan dalam penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh Adelina yaitu kuesioner.
(2010) menunjukan hasil bahwa penerapan
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek masih Bahan
dalam kategori kurang dengan persentase sebesar Bahan yang di gunakan yaitu data
42,74%. Melihat hal tersebut, maka peneliti apoteker, pengelolaan sumber daya
tertarik untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan apotek,pelayanan kefarmasian dan bahan ini
standar pelayanan kefarmasian di apotek menurut nantinya termuat dalam kuesioner.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 73 Tahun 2016 Tentang Standar Pengumpulan Data
Pelayanan Kefarmasian di Apotek (Permenkes RI, Pengumpulan data pada penelitian ini,
2016). dilakukan melalui observasi dan kuisioner.
Pelayanan kefarmasian memiliki peranan
penting dalam mewujudkan kesehatan bermutu Analisis Data
yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas Analisis data dilakukan dengan
hidup pasien, sehingga perlu dilakukan penelitian. menggunakan skoring. Terdapat tiga kategori
Berdasarkan latar belakang ini sehingga peneliti yaitu Baik bila nilai skor yang diperoleh >75%,
tertarik untuk melakukan penelitian tentang Cukup bila nilai yang diperoleh 60%-75%, dan
Penerapan Standar Pelayanan Kefarmasian di Kurang bila nilai skor yang diperoleh <60%
Apotek Kimia Farma di Kota Kotamobagu.
Peneliti akan melakukan penelitian di apotek HASIL DAN PEMBAHASAN
Kimia Farma Ahmad sebagai apotek A, Kimia Demografi Apotek
Farma Sinindian Kotamobagu sebagai apotek B, Data demografi apotek Kimia Farma
Kimia Farma Mogolaing Kotamobagu sebagai merupakan data dasar untuk mengetahui
apotek C, dan Kimia Farma Motoboi Kecil secara umum profil apotek.. Data tersebut
sebagai apotek D. dapat dilihat pada Tabel 1.
prefesionalitas dan akan memiliki semakin banyak
Tabel 1. Distribusi Demografi Apotek relasi bisnis dan pelanggan yang berkunjung.
NO Keterangan Jumlah Persentase Teori ini juga relevan dengan bidang usaha
Apotek apotek. Lama berdirinya Apotek dalam penelitian
1 Lama berdiri apotek ini dikategorikan menjadi 2 yaitu apotek yang
< 5 tahun 3 75 lama berdirinya kurang dari 5 tahun dan lebih dari
≥ 5 tahun 1 25 5 tahun. Apotek Kimia Farma di Kota
2 Lama jam buka
Kotamobagu yang memiliki lama berdiri dibawah
<24 jam 3 75
24 jam 1 25
5 tahun sebanyak 3 apotek dan hanya 1 apotek
3 Omzet penjualan yang lama berdirinya diatas 5 tahun.
rata-rata tiap hari Kegiatan pelayanan pada apotek
<Rp 5.000.000 4 100 Kimia Farma yang telah berdiri lebih dari 5
4 Jumlah resep rata- tahun dilakukan selama 24 jam, sedangkan
rata per hari apotek yang telah berdiri dibawah 5 tahun
11-20 lembar 1 25
21-30 lembar 1 25 hanya melakukan kegiatan pelayanan di
31-40 lembar 1 25 apotek dibawah 24 jam. Rata-rata pendapatan
41-50 lembar 1 25 setiap apotek Kimia Farma di Kota
5 Jumlah Asisten Kotamobagu lebih dari Rp.5.000.000 per hari.
Apoteker Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
3-5 orang 3 75
> 10 orang 1 25 pendapatan apotek antara lain tingkat
6 Lokasi apotek ini kesehatan masyarakat, keadaan sosial dan
menjadi satu kebudayaan lokal, pendapatan masyarakat,
dengan unit usaha tingkat pendidikan, kualitas layanan apotek
lain dan lama berdiri dari suatu apotek. Faktor-
Ya
Tidak 4 100 faktor ini dapat berpengaruh secara langsung
7 Apotek menjadi pada jumlah resep di apotek setiap hari.
satu lokasi dengan Pelayanan resep setiap hari di apotek
tempat praktek Kimia Farma Kota Kotamobagu Apotek A
dokter dengan 31-40 lembar, Apotek B dengan 41-
Ya 3 75
Tidak 1 25
50 lembar, Apotek dengan C 21-30 lembar,
8 Jumlah dokter yang Apotek D dengan 11-20 lembar. Jumlah
praktek bersama resep ini juga dapat dipengaruhi oleh praktek
1-3 orang 2 50 dokter yang berada apotek. Jumlah dokter
> 5 orang 1 25 yang berpraktek berbanding lurus dengan
jumlah resep yang dilayani oleh apotek.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
Semakin banyak dokter yang berpraktek maka
persentase kesesuaian penerapan standar
pelayanan kefarmasian pada 4 Apotek Kimia
jumlah resep akan semakin banyak, demikian
Farma di Kota Kotamobagu. Hal-hal yang diteliti sebaliknya. apotek Kimia Farma di Kota
dalam data dasar apotek ialah lama berdiri, lama Kotamobagu, terdapat 3 apotek yang
jam buka tiap hari, pendapat tiap bulan, jumlah memiliki dokter praktek dan 1 apotek yang
resep rata-rata per hari, jumlah apoteker, lokasi tidak memiliki dokter praktek, sehingga
apotek dengan tempat praktek dokter dan jumlah jumlah resep yang dilayani relatif lebih
dokter praktek di apotek. sedikit. Hasil penelitian juga menunjukan
Lama berdirinya suatu apotek tidak bahwa, apotek yang berdiri lebih dari 5 tahun
mempengaruhi secara langsung terhadap kualitas memiliki dokter praktek yang lebih banyak
pelayanan kefarmasian. Pada penelitian ini dapat dari pada apotek yang berdiri di bawah 5
dilihat gambaran dari pengaruh lamanya berdiri
tahun. Berdasarkan hal tersebut dapat
dengan pendapatan dari suatu apotek. Lama
berdiri usaha maka akan mempengaruhi tingkat
diketahui pengaruhnya terhadap jumlah
pendapatan, sedangkan lama seorang menekuni penerimaan resep di apotek.
usahanya maka akan mempengaruhi
Demografi Apoteker berpengaruh terhadap kinerja, namun dalam
Data demografi apoteker digunakan untuk penelitian ini tidak dilakukan pengukuran secara
memberikan gambaran kinerja pelayanan apoteker spesifik tentang kinerja apoteker. Pada penelitian
secara umum yang ada di apotek Kimia Farma di ini juga dilakukan pengambilan data tentang
Kota Kotamobagu. frekuensi kehadiran apoteker pada ke 4 Apotek
Tabel 2. Distribusi berdasarkan demografi Kimia Farma di Kota Kotamobagu. Berdasarkan
Apoteker hasil yang diperoleh, diketahui bahwa sebanyak
No Keterangan Jumlah Persentase 50% APA hadir 3-5 kali dalam seminggu dan
Apotek 50% hadir setiap hari. Beberapa aspek atau
1 Pengalaman Apoteker dimensi untuk mengukur kualitas bidang jasa,
sebagai Apoteker termasuk pelayanan apotek yaitu: 1) dimensi
Pengelola Apotek tangible (sarana fisik, perlengkapan, pegawai dan
(APA)
lain-lain), 2) dimensi reliability (keandalan), 3)
1-5 tahun 2 50
dimensi responsiveness (ketanggapan), 4) dimensi
6-10 tahun 2 50 assurance (keyakinan/ jaminan) dan 5) dimensi
2 Frekuensi kehadiran empathy (perhatian untuk memahami kebutuhan
Apoteker di apotek pelanggan). Apabila konsumen apotek puas
Seminggu 3-5 kali 2 50 terhadap pelayanan yang diberikan maka
Tiap hari 2 50
konsumen akan mempunyai persepsi yang baik.
Semakin tinggi frekuensi kehadiran dari APA
3 Apoteker tiap kali maka akan semakin baik pula pelayanan di
datang ke apotek Apotek (Handayani, 2016).
selama Semua apoteker datang melakukan
>5 jam 4 100
pelayanan kefarmasian di apotek selama lebih dari
4 Apakah memiliki 5 jam setiap harinya. Kondisi ini menggambarkan
apoteker bahwa waktu lama pelayanan yang dilakukan
pendamping ? oleh apoteker, ketentuan aturan yang dikeluarkan
Ya 1 25 dari apotek Kima Farma yaitu minimal 7 jam
Tidak 3 75 setiap harinya. Kehadiran APA selama apotek
5 Dalam 3 tahun beroperasi merupakan hal yang harus dipenuhi
terakhir, kehadiran sesuai dengan standar pelayanan kefarmasian di
dalam mengikuti apotek. Salah satu upaya implementasi penerapan
pelatihan yang standar pelayanan kefarmasian di apotek secara
berhubungan dengan optimal maka untuk menghadirkan apoteker
pendidikan selama jam buka apotek dapat dilakukan dengan
berkelanjutan tentang merekrut tenaga apoteker pendamping. Namun
apotek pada data yang ditemukan menunjukan bahwa 3
>3 kali 4 100 apotek belum memiliki apoteker pendamping,
6 Apakah apoteker sudah sehingga pada jam-jam tertentu selama apotek
mengetahui tentang beroperasi tidak terdapat apoteker. Akan tetapi,
Keputusan Menteri berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa
Kesehatan Republik ketika APA tidak berada di tempat maka tugasnya
Indonesia No 73 dibantu oleh Asisten Apoteker.
Tahun 2016 tentang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
standar pelayanan
kefarmasian
semua APA di Apotek Kimia Farma Kotamobagu
Ya 4 100 sudah mengikuti pelatihan teknis kefarmasian
dalam 3 tahun terakhir. Adapun jenis pelatihan
yang telah diikuti yaitu pelatihan tentang teknik
Apoteker yang memiliki pengalaman peracikan obat. Pelatihan yang telah diikuti
kerja sebagai Apoteker Pengelola Apotek (APA) mengacu pada ruang lingkup pekerjaan
selama 1-5 tahun terdapat pada 2 apotek dan kefarmasian yang diatur dalam Peraturan
apoteker pada 2 apotek lainnya memiliki Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009.
pengalaman kerja sebagai APA selama 6-10
tahun. Pengalaman kerja seseorang akan
Pengelolaan Sumber Daya terakhir, apoteker akan terus memperbaharui
Sumber Daya Manusia pengetahuannya dalam bidang farmasi.
Sumber daya manusia merupakan
salah satu unsur penting yang dipersyaratkan Sarana dan Prasarana
untuk operasional apotek. Berhubungan Saran dan prasarana dalam peningkatan
dengan hal tersebut, maka dalam penelitian pelayanan kefarmasian, memiliki kegunaan untuk
menjamin mutu sediaan farmasi serta kelancaran
ini dilakukan pengumpulan data terkait
praktik pelayanan kefarmasian. Pentingnya
sumber daya manusia. kegunaan dari sarana dan prasaran sehingga
Tabel 3. Tabel Distribusi Responden dilakukan pengambilan data.
Berdasarkan Sumber Daya Manusia Tabel 4. Tabel Distribusi Responden
No Keterangan Jumlah Persentase Berdasarkan Sarana dan Prasarana
Apotek (%)
No Keterangan Jumlah Persentase
1 Kehadiran Apoteker
Apotek
di apotek
1 Ruang penyimpanan, 4 100
Selama apotek buka 2 50
peracikan, dan tempat
Setiap hari pada jam 2 50 penyerahan obat
tertentu 2 Ruang untuk 3 75
2 Apoteker pernah 4 100 pelayanan informasi
mengikuti pelatihan obat atau konseling
teknis kefarmasian
(3 tahun terakhir) Sarana dan prasarana di rancang dan di
atur untuk menjamin keselamatan dan efisiensi
Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui kerja serta menghindari terjadinya keruskan
bahwa 2 apotek yang apotekernya hadir setiap sediaan farmasi. Sarana dan prasarana yang harus
hari pada jam tertentu dan 2 apotek dengan di miliki oleh apotek untuk meningkatkan suatu
kehadiran apoteker yang tidak hadir setiap hari. kualitas pelayanan salah satunya memiliki ruang
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan tunggu, tempat penyimpanan dan peracikan,
oleh Supardi tentang Standar Pelayanan tempat penyerahan resep, serta ruang untuk
Kefarmasian dibeberapa apotek Kota Indonesia. memberikan informasi obat atau konseling kepada
Hasil penelitian ini memaparkan bahwa seorang pasien. Hasil penelitian menunjukan bahwa semua
apoteker belum bekerja sepenuh waktu di apotek Apotek Kimia Farma di Kota Kotamobagu
dikarenakan beberapa hal, antara lain apoteker memiliki ruang penyimpanan, peracikan, dan
memiliki pekerjaan lain selain sebagai apoteker di tempat penyerahan resep. Sebanyak 3 Apotek
apotek tersebut, kurang patuh terhadap aturan yang memiliki ruangan untuk konseling dengan
yang termuat dalam Permenkes No.73 tahun pasien.
2016, serta adanya pemikiran bahwa kerja di
apotek terkesan santai dan tidak membutuhkan Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Perbekalan
jam kerja yang banyak dengan jadwal kunjungan Kesehatan
yang tidak menentu. Kehadiran APA selama Pengelolaan sediaan farmasi dan
apotek beroperasi merupakan hal yang harus perbekalan kesehatan merupakan kegiatan yang
dipenuhi agar sesuai dengan standar pelayanan menunjang dalam peningkatan pelayanan
kefarmasian apotek (Supardi,2019). kefarmasian di Apotek. Sehingga diperlukan
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan untuk mengetahui data dari pengelolaan sediaan
bahwa semua apoteker yang ada di Apotek Kimia farmasi serta perbekalan kesehatan.
Farma Kota Kotamobagu dalam 3 tahun terakhir Tabel 5. Tabel Distribusi Responden Berdasarkan
telah mengikuti pelatihan teknis kefarmasian. Hal Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Perbekalan
ini menunjukan bahwa setiapa apoteker yang Kesehatan
mengikuti pelatihan dapat mampu meningkatkan No Keterangan Jumlah Persentase
kemampuan apoteker melakukakn tugasnya dalam Apotek
pelayanan kefarmasian yang berorientasi kepada 1 Perencanaan 4 100
pasien dan meningkatkan kesadaran apoteker pembelian sediaan
untuk menjalankan profesinya dengan baik. Selain farmasi dan
itu dengan mengikuti pelatihan dalam 3 tahun perbekalan kesehatan
2 Pengadaan obat dari 4 100 Business Manager (BM).
jalur resmi Apotek Kimia Farma di Kota Kotamobagu
3 Penyimpanan obat 4 100 telah melakukan sistem pencatatan keluar masuk
dalam wadah asli, sedian farmasi yang sesuai dengan Permenkes
pada kondisi yang
yang berlaku. Pada tahapan pelaporan, setiap
sesuai, layak dan
terjamin
apotek Kimia Farma di Kota Kotamobagu
4 Pencatatan dan 4 100 melakukan pelaporan dengan membuat laporan
pengarsipan keluar stok opname. Laporan stok opname pada apotek
masuk sediaan Kimia Farma di Kota Kotamobagu dilakukan tiap
5 Pencatatan dan 4 100 3 bulan yaitu pada bulan Maret, Juni, September,
pelaporan narkotika dan Desember. Pemeriksaan ini dilakukan untuk
6 Pengarsipan resep 4 100 mengecek jumlah barang sesuai dengan data
7 Pemusnahan obat 4 100 dalam kartu stok atau data di komputer.
kadaluarsa atau Kegiatan pengarsipan resep pada semua
narkotika dan Apotek Kimia Farma di Kota Kotamobagu telah
psikotropika oleh dilakukan secara rutin. Resep asli dikumpulkan,
apoteker disaksikan diurutkan dan disimpan sesuai dengan tanggal
oleh dinas kesehatan penerimaan dan nomor urut resep. Resep
Kabupaten/Kota dikelompokan dan ditulis keterangan kelompok
8 Pemusnahan pada 4 100 resep (umum atau narkotika & psikotropika),
resep yang di simpan
tanggal, bulan, dan tahun yang mudah dibaca dan
melebihi jangka
waktu 5 (tahun) disimpan ditempat yang telah ditentukan. Resep
yang diarsipkan pada semua Apotek Kimia Farma
di Kota Kotamobagu disimpan dalam
Pengelolaan sediaan farmasi meliputi
lemari/tempat khusus untuk kemudian
Perencanaan pembelian perbekalan, Pengadaan
dimusnahkan setelah melebihi jangka waktu 5
obat resmi, Penyimpanan obat, Pencatatan dan
tahun dan dilakukan sesuai dengan peraturan yang
Pengarsipan keluar masuk sediaan, pencatatan dan
berlaku. Selain itu untuk pemusnahan terhadap
pelaporan narkotika, pengarsipan resep,
obat kedaluwarsa atau narkotika dan psikotropika
pemusnahan obat kedaluwarsa atau narkotika dan
pada semua Apotek Kimia Farma di Kota
psikotropika, pemusnahan resep yang melebihi
Kotamobagu dilakukan oleh apoteker disaksikan
jangka waktu 5 tahun. Hasil yang didapatkan pada
oleh dinas kesehatan. Pemusnahan yang
semua apotek Kimia Farma di Kotamobagu
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
dikategorikan baik.
perundang-undangan (Permenkes RI, 2016).
Semua apotek Kimia Farma di Kota
Kotamobagu memiliki perencanaan dalam
pengelolaan sediaan farmasi yang baik. Dalam Penilaian Data Pengelolaan Sumber Daya
kegiata perencanaan dilakukan penyusunan Penilaian pengelolaan sumber daya dalam
kebutuhan obat dengan kriteria yang tepat serta pelayanan kefarmasian sangat diperlukan.
sesuai dengan kebutuhan dan anggaran. Dalam Penilaian ini akan menentukan kategori Apotek
membuat perencanaan sediaan farmasi Kimia berdasarkan pengelolaan sumberdaya.
Farma di Kotamobagu dilakukan penentuan Tabel 6. Tabel Penilaian Data Pengelolaan
jumlah barang yang akan di pesan menggunakan Sumber Daya, Sarana dan Prasaran dan
analisa EOQ (Economic Order Quantity) dan Pengeolaan Sediaan Farmasi dan Perbekalan
ROP (Reorder Point). Kesehatan
Pengadaan sediaan farmasi harus Nama
Persentase Kategori
dilakukan melalui jalur resmi sesuai ketentuan Apotek
peraturan perundang-undangan. Hal ini dimaksud Apotek A 96% Baik
untuk menjamin kualitas dari sediaan farmasi.
Pengadaan barang baik berupa obat dan Apotek B 96% Baik
perbekalan farmasi dilakukan oleh seorang
Asisten Apoteker yang bertanggung jawab kepada
Apotek C 96% Baik
APA. Pengadaan barang di apotek Kimia Farma
yang ada di Kota Kotamobagu dilakukan melalui
Apotek D 92% Baik Makanan dan 3 75
minuman yang harus
di hindari
Efek samping yang 3 75
Penelitian yang dilakukan pada Apotek- mungkin timbul
apotek Kimia Farma di Kota Kotamobagu dalam 6 Pelayanan Informasi
penilaian data pengelolaan sumber daya semua obat :
dikategorikan baik. Apotek A, B, C memiliki Aktif (memberi 4 100
persentase 96 % dan Apotek D memiliki informasi langsung)
persentase 92 %. Hasil yang diperoleh ini Pasif (Poster, bulletin, 4 100
berdasarkan pada penilaian sumber daya manusia, brosur, leflet)
sarana dan prasaran, pengeolaan sediaan farmasi 7 Konseling terutama 4 100
untuk penyakit kronik
dan perbekalan kesehatan di apotek.
8 Monitoring 3 75
penggunaan obat
terutama untuk
4.4 Data Pelayanan Kefarmasian penyakit kronik
4.4.1 Pelayanan Kefarmasian 9 Edukasi tentang 4 100
swamedikasi kepada
Menurut Permenkes Nomor 73 Tahun
masyarakat
2016 menyatakan pelayanan farmasi klinik di 10 Home Care pada 2 50
apotek merupakan bagian dari Pelayanan pasien tertentu
Kefarmasian. Pentingnya pelaksanaan hal ini di
Apotek, sehingga perlu diketahui data-data terkait Pelayanan kefarmasian pada Apotek-
pelayanan farmasi klinik. apotek Kimia Farma di Kota Kotamobagu
dikategorikan baik. Hampir semua komponen
Tabel 7. Tabel Distribusi Responden persyaratan dalam pelayanan kefarmasian dapat
Berdasarkan Pelayanan Kefarmasian dipenuhi oleh tiap apotek Kimia Farma di Kota
No Keterangan Jumlah Persentase Kotamobagu. Menurut Permenkes Nomor 73
Apotek Tahun 2016 menyatakan pelayanan farmasi klinik
1 Peracikan, 4 100
di apotek merupakan bagian dari Pelayanan
menimbang,
mencampur,
Kefarmasian. Pelayanan farmasi klinik ini
mengemas, dan meliputi pengkajian dan pelayanan resep,
memberi etiket pada dispensing, pelayanan informasi obat (PIO),
wadah dengan konseling, pelayanan kefarmasian di rumah (home
memperhatikan dosis, pharmacy care), pemantauan terapi obat (PTO ).
jenis dan jumlah obat Kegiatan pengkajian dan pelayanan resep
2 Tulisan etiket lengkap, 4 100 pada Apotek-apotek Kimia Farma di Kota
jelas dan mudah Kotamobagu meliputi administrasi, kesesuaian
terbaca farmasetik dan pertimbangan klinis. Apotek
3 Obat di kemasi dengan 4 100 Kimia Farma di Kota Kotamobagu melakukan
rapih dalam kemasan
tahapan pengkajian resep mulai dari administrasi
sehingga terjaga
kualitasnya yang meliputi nama pasien, umur, jenis kelamin,
4 Penyerahan obat di 4 100 nama dokter, nomor Surat Izin Praktek (SIP),
dahului dengan alamat, nomor telepon dan tanggal. Pada
pemeriksaan ulang pengkajian resep apotek Kimia Farma di Kota
5 Informasi obat yang di Kotamobagu melakukan kajian terhadap
berikan kepada pasien kesesuaian farmasetik dan pertimbangan klinis
meliputi : seperti ketepatan indikasi dan dosis obat, aturan,
Cara pemakaian 4 100 cara penggunaan, lama penggunaan obat, dan
Cara penyampaian 4 100 kontraksi indikasi. Pada setiap tahapan alur
obat pelayanan resep dilakukan upaya pencegahan
Jangka waktu 4 100 terjadinya kesalahan pemberian obat (medication
pengobatan error). Apabila dalam pengkajian resep di
Aktivitas 4 100 temukan adanya ketidaksesuain dari hasil
pengkajian maka apoteker harus menghubungi
dokter penulis resep. apoteker untuk mengatasi ketidak patuhan pasien
Tahapan selanjutnya dari pelayanan dalam perawatan obat-obatan jangka waktu lama.
farmasi klinik sesudah dilakukan pengkajian ialah 4.4.2 Penilaian Data Pengelolaan
dispensing. Hasil penelitian pada Apotek-apotek Pelayanan Kefarmasian
Kimia Farma di Kota Kotamobagu terdapat semua Tabel 8. Tabel Penilaian Data Pelayanan
apotek melaksanakan setiap tahapan alur Kefarmasian
dispensing. Adapun alur yang dilakukan oleh Nama Apotek Persentase Kategori
semua Apotek Kimia Farma di Kota Kotamobagu Apotek A 100% Baik
yaitu tulisan etiket lengkap jelas dan mudah Apotek B 97% Baik
terbaca, obat dalam kemasan yang rapih, sebelum Apotek C 100% Baik
penyerahan obat dilakukan pemeriksaan ulang. Apotek D 87% Baik
Pada saat dilakukan penyerahan obat, tenaga
kefarmasian memberikan informasi obat kepada Penilaian pada persentase pelayanan
pasien yang meliputi informasi cara kefarmasian atau pelayanan farmasi klinik pada
pemakaiannya, penyimpanan obat, jangka waktu Apotek-apotek Kimia Farma di Kota Kotamobagu
pengobatan, aktivitas, informasi makanan dan dikategorikan baik. Penilaian yang dilakukan
minuman yang harus dihindari serta efek samping menggunakan kuesioner penilaian pelayanan
yang mungkin timbul. Pada apotek Kimia Farma kefarmasian. Standar penilaian pelayanan
di Kota Kotamobagu terdapat dua apotek yang kefarmasian mengacu pada Permenkes Nomor 73
tidak memberikan informasi makanan dan Tahun 2016. Standar pelayanan kefarmasian yang
minuman yang harus di hindari dan efek samping dinilai dalam penelitian ialah pengkajian dan
yang timbul. pelayanan resep, dispensing, pelayanan informasi
Pelayanan informasi obat yang dilakukan obat (PIO), konseling, pelayanan kefarmasian di
oleh apotek-apotek Kimia Farma di Kota rumah (home pharmacy care), pemantauan terapi
Kotamobagu melalui pelayanan informasi obat obat (PTO ). Perolehan persentase dari setiap
aktif dengan memberi informasi obat dengan tidak Apotek ialah Apotek A dan C memiliki persentase
menunggu pertanyaan dari pasien, melainkan 100 %, Apotek B memiliki persentase 97 % dan
secara aktif memberikan informasi obat, misalnya Apotek D memiliki persentase 87 %. Berdasarkan
dengan penerbitan brosur. Selain pelayanan penilaian yang dilakukan dalam penelitian ini
informasi obat secara aktif, dilakukan pelayanan semua Apotek Kimia Farma di Kota Kotamobagu
informasi obat secara pasif, dimana apoteker memiliki skor diatas 75 %, sehingga
memberikan informasi obat sebagai jawaban atas dikategorikan baik (Mardiati, 2017).
pertanyaan pasien terkait informasi obat yang
masih belum dimengerti. KESIMPULAN
Pelayanan farmasi klinik juga meliputi Pengelolaan sumber daya dan pelayanan
tahapan konseling.. Penelitian ini menunjukan kefarmasian pada semua apotek Kimia Farma di
bahwa pelayanan konseling telah dilakukan pada Kota Kotamobagu termasuk dalam kategori baik
semua apotek Kimia Farma di Kota Kotamobagu.
Pelayanan konseling terutama dilakukan pada SARAN
pasien yang memiliki penyakit kronik. Pengelola apotek Kimia Farma di Kota
Kotamobagu tetap terus mempertahankan
Pada tahapan pemantuan penggunaan obat pengelolaan sumber daya dan pelayanan
hanya dilaksanakan di 3 Apotek Kimia Farma kefarmasian di apotek. Dapat dilakukan penelitian
Kota Kotamobagu. Pemantauan yang dilakukan lebih lanjut untuk menganalisis variable-variabel
lebih dikhususkan pada pasien yang menggunakan yang berpengaruh terhadap pelayanan
obat terutama untuk penyakit kronik. Apotek- kefarmasian.
apotek Kimia Farma di Kota Kotamobagu dapat
melayani obat non resep. DAFTAR PUSTAKA
Persyaratan kunjungan rumah (home Adelina, G. 2010. Penerapan Standar Pelayanan
care) hanya dilakukan oleh sebagian apotek yaitu Kefarmasian Di Apotek Kota Medan,
sebanyak 50%. Pelayanan kefarmasian kunjungan [Skripsi]. Fakultas Farmasi, Universitas
rumah hanya dilakukan oleh apotek-apotek yang Sumatera Utara, Medan.
lama berdirinya kurang dari 5 tahun. Kunjungan
Anief,M. 2001. Manajemen Farmasi. Universitas
rumah merupakan upaya-upaya yang dilakukan
Gajah Mada Press, Yogyakarta.
Arikunto,M. 2001. Manajemen Penelitian.
Universitas Gajah Mada Press,
Yogyakarta.
Badu, N, S 2019. Kesesuaian Penerapan Standar
Pelayanan Kefarmasian di Apotek Milik
BUMN Wilayah Kota Manado.
Pharmacon. 8(3): 695-704.
Diana, K 2019. Pelaksanaan Standar Pelayanan
Kefarmasian Di Apotek Kota Palu. As-
Syifaa Jurnal Farmasi. 11 (01): 45-54.
Elmiawati, L. 2016. Penerapan Standar Pelayanan
Kefarmasian Di Apotek Kota Magelang.
Jurnal Farmasi Sains dan Praktis. 2(1).
11-17.
Iman, M. 2019. Metodologi Penelitian Kesehatan.
Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan, Jakarta.
Mardiati, N 2017. Pelaksanaan Standar Pelayanan
Kefarmasian Apotek Di Wilayah Kota
Banjarmasin. Jurnal Borneo Journal of
Pharmascientech. 01(01): 37-46.
Notoatmodjo. 2002. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.

You might also like