Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 9

Aplikasi “USE” Sebagai Inovasi Dalam Pelayanan Publik Di Era New Normal

Titin Puji Saputri1, Surya Ega Dwi Utari2, Panji Priyo Winekas3,Dra. Ekapti Wahjuni
Djuwitaningsih, M.Si4,

(Penulis mahasiswa maksimal 3 mahasiswa, disertakan satu dosen pembimbing, serta nama
ditulis tanpa gelar) [Times New Roman 12][italic],

1. Universitas Muhammadiyah Ponorogo, igov@umpo.ac.id


2. Universitas Muhammadiyah Ponorogo, igov@umpo.ac.id
3. Universitas Muhammadiyah Ponorogo, igov@umpo.ac.id

ABSTRACT
Introduction: Innovation is closely related to technology, in the pandemic era where Indonesia has introduced new
normal behaviors, requiring all aspects of public services to remain available but still carrying out health
protocols, so android-based innovations need to be created to facilitate community activities. This research
method is descriptive qualitative with the type of library research (library research). The type of data used is
secondary data. The stages of this research, first, record, record, and read various findings related to the
discussion of policy bureaucracy in the Covid-19 era in general on any discussion of research results, articles and
news obtained in the literature and official government agency website sources, and international institutions, as
well as other sources relevant to this study. Second, combining all findings, both theories, models and concepts of
public service transformation. Third, analyze every finding from various readings. The final stage is to provide a
critical review with a different approach from the findings in the previous article. Result: there is an innovation in
the form of the USE application which contains various features related to Covid 19, ranging from the latest
information to hospital services. Conclusion: The USE application is expected to be useful for all levels of society
and can be easily accessed and accepted by the community. This application has many benefits, including
increasing public knowledge about Covid-19, being responsive in offering treatment for Covid-19 sufferers so that
this application can endanger the rate of development of the corona virus.
Keywords: Covid-19, Innovation, Application
ABSTRAK
Pendahuluan: Inovasi berkaitan erat dengan adanya teknologi, di era pandemic yang mana Indonesia telah
mengadopsi perilaku new normal, mengharuskan seluruh aspek pelayanan public harus tetap tersedia namun
dengan tetap melakukan protocol kesehatan, sehingga inovasi berbasis android perlu diciptakan untuk
mempermudah aktivitas masyarakat. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan jenis penelitian
kepustakaan (library research). Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Tahapan penelitian ini yaitu
pertama, menelusuri, mencatat, dan membaca berbagai temuan terkait pembahasan birokrasi maupun kebijakan
di era Covid-19 secara umum pada setiap pembahasan hasil penelitian, artikel, maupun berita yang didapatkan
dalam literatur-literatur, dan sumber website lembaga resmi pemerintah, maupun lembaga internasional, serta
sumber-sumber lainnya yang relevan dengan studi ini. Kedua, memadukan segala temuan, baik teori, model
maupun konsep transformasi pelayanan publik. Ketiga, menganalisis setiap temuan dari berbagai bacaan.
Tahapan terakhir adalah memberikan ulasan kritis dengan mengelaborasi model maupun pendekatan yang
berbeda dari temuan dalam artikel sebelumnya. Hasil : adanya inovasi berupa aplikasi USE yang berisi berbagai
fitur terkait dengan Covid 19, mulai dari informasi ter uptodate sampai dengan layanan rumah sakit. Kesimpulan :
Aplikasi USE ini diharapkan dapat berguna untuk seluruh lapisan masyarakat dan dengan mudah diakses dan
diterima oleh masyarakat. Aplikasi ini banyak sekali manfaatnya diantaranya meningkatkan pengetahuan
masyarakat mengenai Covid-19, cepat tanggap dalam pemberian penanganan bagi penderita Covid-19 sehingga
aplikasi ini dapat menekan laju perkembangan virus corona.
Kata Kunci : Covid-19, Inovasi,Aplikasi
1. Introduction/Pendahuluan
Pandemic Corona yang terjadi di Indonesia sudah berjalan lebih dari 1 tahun. Kejadian yang
terus berfluktuasi dan belum adanya kestabilan dalam menghadapi masa pandemic ini. Corona
Virus Diseases 2019 atau sering disebut dengan nama lain Covid-19 menjadi permasalahan yang
banyak menyoroti perhatian masyarakat di berbagai belahan dunia. Sejak pertama sekali diketahui
dari pasien yang terinfeksi Covid-19 di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina pada 8 Desember 2019, kini
virus ini telah menyebar ke 216 negara (WHO, 2020). Pandemi Covid-19 ini tidak hanya
mengancam kesehatan manusia, namun juga telah memengaruhi kemerosotan ekonomi dunia.
Sector yang paling terdampak adalah transportasi, penginapan seperti hotel dan restoran. Situasi
yang serba tidak menentu ini memperparah kondisi stabilitas keuangan global (Ariawan, 2020).
Berbagai kebijakan telah diambil oleh pemerintah termasuk salah satunya adalah menginstruksikan
untuk bekerja, belajar, dan beribadah di rumah, atau dikenal dengan istilah Work From Home.
Penerapan social distancing, physcial distancing, dan kebijakan pembatasan sosial berskala besar
(PSBB) ini bertujuan agar rantai penularan Covid-19 dapat terhambat di Indonesia.
Lembaga kesehatan dunia WHO meliris data jumlah kematian dunia yang disebabkan oleh
Covid-19 mencapai 423.349 orang (WHO, 2020). Sementara untuk Indonesia total kematian
mencapai 2.091 orang, sedangkan yang positif 37.420 orang, dan sembuh 13.776 (Covid19.go.id,
13 Juni 2020). Selain dari kematian dampak lain dari pandemic ini adalah meningkatnya jumlah
pengangguran. Indonesia diprediksi untuk angka pengangguran akan bertambah seiring dengan
adanya kemorosotan ekonomi selama 1 tahun terakhir.
Permasalahan ini menjadi perhatian penting bagi pemerintah sehingga pemerintah perlu
mengambil kebijakan guna memperbaiki kondisi Indonesia tetap produktif, namun tetap mematuhi
protokol kesehatan. Saat ini, Indonesia telah memasuki fase baru dalam penanganan covid-19,
yaitu new normal. Suatu kondisi di mana masyarakat kembali dapat beraktivitas, bekerja,
beribadah seperti biasa, namun dengan desain yang baru. Berbagai protokol menyambut era new
normal telah dipersiapkan oleh pemerintah, termasuk dalam tatanan birokrasi guna memberikan
pelayanan publik di era Covid-19.
Pandemic Covid-19 telah banyak mengajarkan kita dalam hal tata kelola birokrasi, dalam
kondisi bagaimanapun birokrasi harus tetap menjadi garda terdepan untuk membebrikan pelayanan
public sebaik-baiknya. Era Covid-19 ini membuat birokrasi harus mengoptimalkan pemanfaatan
teknologi, informasi dan komunikasi dalam segala hal di sektor pemerintahan. Akibat terbatasnya
ruang gerak karena mengikuti protokol kesehatan, masyarakat tetap diberikan haknya sebagai
warga negara untuk dilayani melalui layanan elektronik. Transformasi model pelayanan manual
yang ditandai dengan pelayanan tatap muka ke elektronik terus mengalami pelonjakan yang
signifikan di masa Covid-19. Berbagai aplikasi teknologi dioptimalkan fungsinya untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Tidak hanya pada pelayanan publik, optimalisasi
penggunaan teknologi juga dilakukan dalam rapat kantor, pengisian kinerja pegawai dan aktivitas-
aktivitas lainnya. Kondisi seperti ini ada dihadapan kita dan memerlukan perubahan menuju
kehidupan new normal, termasuk bagaimana birokrasi dalam memberikan pelayanan publik.
Pergeseran paradigma dalam mengelola organisasi di era unpredictable serta kompleks
membuat organisasi untuk perlu melakukan penyesuaian melalui sebuah proses perubahan.
Perubahan organisasi adalah usaha untuk mempertahankan kelangsungan hidup agar tetap survive
menghadapi permasalahan yang tidak pasti seperti Covid-19. Organisasi-organisasi yang cepat
beradaptasi dengan perubahan lingkungan adalah organisasi yang survive. Beberapa tuntutan
pembaruan organisasi menurut teori perubahan organisasi dapat berasal dari kondisi internal dan
eksternal yang tidak diharapkan, seperti munculnya ketidakwajaran, inovasi yang berdasarkan
kebutuhan proses, perubahan struktur industri atau struktur pasar, demografi, perubahan persepsi,
suasana dan makna serta pengetahuan baru.
Birokrasi dihadapkan pada kondisi kehidupan new normal di era pandemic Covid-19 sehingga
diperlukan sebuah model perubahan birokrasi yang mampu menjawab tantangan. Salah satunya
dengan inovasi yang berbau dengan teknologi, tenologi diciptakan untuk mempermudah seluruh
aktivitas manusia. Tidak bisa dipungkiri bahwa teknologi memberikan banyak manfaat positif,
namun perlu perhatian bahwa tidak hanya sekedar dampak positif namun dampak negative dari
teknologi juga perlu diperhatikan. Teknologi dapat digunakan untuk membuat sebuah inovasi yang
efektif dan juga praktis. Tujuan dari artikel ini adalah untuk membahas mengenai inovasi dalam
pelayanan public di era pandemic ini yang mana pemerintah dituntut untuk memberikan pelayanan
secara efektif dan tidak berbelit-belit. Inovasi yang dikembangkan tentunya berkaitan dengan
kemajuan teknologi informasi yang canggih dimasa modern ini.

2. Method / Metode
Metode penelitian yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode deskriptif kualitatif, dengan
jenis penelitian kepustakaan (library research). Penelitian pustaka merupakan serangkaian
kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca, dan mencatat serta
mengolah bahan penelitian (Zed, 2004). Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yaitu
data yang diperoleh berdasarkan studi literatur atau penelitian sebelumnya. Desain penelitian
dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut: pertama, menelusuri, mencatat, dan
membaca berbagai temuan terkait pembahasan birokrasi maupun kebijakan di era Covid-19 secara
umum pada setiap pembahasan hasil penelitian, artikel, maupun berita yang didapatkan dalam
literatur-literatur, dan sumber website lembaga resmi pemerintah, maupun lembaga internasional,
serta sumber-sumber lainnya yang relevan dengan studi ini. Kedua, memadukan segala temuan,
baik teori, model maupun konsep perubahan organisasi dan transformasi pelayanan publik. Ketiga,
menganalisis setiap temuan dari berbagai bacaan, baik dari sisi kelebihan, kekurangan, maupun
keterkaitan tentang tulisan yang dibahas. Tahapan terakhir adalah memberikan ulasan kritis
dengan mengelaborasi model maupun pendekatan yang berbeda dari temuan dalam artikel
sebelumnya.

3. Results and Discussion / Hasil dan Pembahasan

Pandemi Covid-19 di Indonesia telah mengubah wajah tatanan administrasi dan pola kerja
di lingkungan instansi pemerintahan. Untuk mewujudkan physical distancing yang optimal,
proses kerja bergeser dari bekerja di kantor menjadi bekerja dari rumah (work from home).
Pengembangan proses layanan, administrasi, dan koordinasi berbasis online mulai diupayakan
semaksimal mungkin di masing-masing lingkungan instansi pemerintah, baik pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah. Menjawab pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan di masa
pandemi Covid-19, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan RI telah menerbitkan
Keputusan Menteri Kesehatan nomor HK.01.07/MENKES/328/2020 tentang Panduan Pencegahan
dan Pengendalian Covid-19 di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri dalam Mendukung
Keberlangsungan Usaha pada Situasi Pandemi. Terdapat beberapa protokol kesehatan yang harus
dipatuhi oleh kantor, industri dan pekerja di era new normal.
Penerapan smart city semakin relevan dengan kondisi perkembangan teknologi saat ini yang
sudah cukup mewadahi kebutuhan masyarakat. Tidak hanya pada tingkat penyediaan jasa saja, saat
ini segala transaksi mulai dari dokumen, belanja kebutuhan harian hingga keuangan telah mampu
dilakukan dengan teknologi daring. Masyarakat dapat melakukan banyak aktivitas dengan cukup
menekan ponsel pintar masing-masing. Melihat hal tersebut, pemerintah sudah sepatutnya menjadi
lebih terfasilitasi untuk melakukan pelayanan dengan lebih cepat dan efektif . Apa lagi di masa
pagebluk Covid-19 yang telah merubah dan menuntut sistem baru di berbagai sektor. Penerapan e-
governance menjadi jalan utama terus eksisnya pelayanan pemerintah pada masyarakat dengan
tetap menerapkan protokol seperti social distancing atau pembatasan sosial dan physical
distancing, pembatasan sosial dengan menjaga jarak fisik. Beberapa daerah telah mulai membatasi
pelayanan dengan mengurangi jumlah jam buka, mengurangi jumlah pengunjung dengan
mengosongkan banyak kursi tunggu agar mampu menerapkan pembatasan fisik. Beberapa
pelayanan seperti pajak, hingga pembuatan akta kelahiran dan dokumen lainnya beberapa telah bisa
dilakukan dengan menggunakan web atau bahkan aplikasi whatsapp. Melihat berbagai perubahan
yang diterapkan untuk tetap melakukan pelayanan sangat menarik untuk kemudian diteliti lebih
lanjut, salah satunya Yogyakarta. Mengingat beberapa saat lalu, Yogyakarta mendapat penghargaan
sebagai kota dengan penanganan Covid-19 terbaik (Bramasta, 2020).
Program aplikasi ogan lopian yang dimiliki Kabupaten Purwakarta baru dijalankan sekitar Juli
2017, dan dalam perencanaannya sudah dirancangan pada tahun 2016 lalu. Terkait penanaman
Ogan Lopian untuk aplikasi ini, mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi membeberkan alasannya
bahwa nama Ogan Lopian terinspirasi dari salah satu pusaka milik tokoh pewayangan, yakni Batar
Kresna. Dengan pusaka tersebut, konon dirinya bisa melihat kondisi dan situasi tertentu sesuai yang
diinginkan. Dalam Aplikasi Ogan Lopian ini ada beebrapa menu yang bisa diakses oleh
masyarakat. Diantaranya Sampurasun Ambulan, Sampurasun Dokter, Sampurasun Bidan,
Sampurasun Polisi, Sampurasun Pariwisata dan terakhir Sampuarasun Bursakerja yang baru
diluncurkan Oktober 2017 lalu. Tak hanya itu, melalui aplikasi ini masyarakat bisa melihat
informasi soal destinasi wisata serta lokasi penting lainnya yang ada di wilayah Purwakarta. Untuk
bisa mengakses aplikasi ini masyarakat Purwakarta terlebih dahulu harus membuat akun dalam
aplikasi tersebut dengan memasukan email pendaftar dan nomor Kartu Tanda Pengenal (KTP).
Sedangkan bagi masyarakat yang tidak memiliki smartphone mereka bisa menghubungi lewat
layanan sms center ke 0857 37814884. Sehingga diharapkan semua masyarakat Purwakarta dapat
menikmati pelayanan yang diberikan oleh pemerintah daerah.Fitur-fitur yang ada dalam aplikasi
Ogan Lopian beragam dari mulai Destinasi Wisata, Laporan Warga, Sampurasun Ambulance,
Sampurasun Dokter, Sampurasun Bidan, Sampurasun Bursa Kerja, dan Sampurasun TOP.
Disruption sesungguhnya terjadi secara meluas. Mulai dari pemerintahan, ekonomi, hukum,
politik, sampai penataan kota, konstruksi, pelayanan kesehatan, pendidikan, kompetisi bisnis dan
juga hubungan-hubungan sosial. Bahkan konsep marketing pun sekarang terdisrupsi. Tapi,
sayangnya ingatan publik bukan tertuju pada fenomena e-kampong yang dikembangkan di
Banyuwangi, atau di Provinsi DKI Jakarta dengan aplikasi Qlue, atau penerapan Smart City di Kota
Bandung dan Denpasar. Dari istilah disruption tersebut sebenarnya kita bisa gunakan dalam sektor
pemerintahan dimana pemerintah melakukan perubahan fundamental dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat. Pemerintah harus merubah cara pandang yang konvensional beralih
memanfaatkan kemajuan ICT dalam pelayanan publik. Sedangkan kulitas pelayanan publik dapat
diukur dengan tiga dimensi menurut Lenvinne dalam Hardiyansyah (2011:53) yaitu
:Responsiveness atau responsivitas ini mengukur daya tanggap providers terhadap harapan,
keinginan dan aspirasi serta tuntutan customers.Responsibility atau responsibilitas adalah suatu
ukuran yang menunjukkan seberapa jauh proses pemberian pelayanan publik itu dilakukan dengan
tidak melanggar ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan.
Accountability atau akuntabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan seberapa besar tingkat
kesesuaian antara penyelengaraan pelayanan dengan ukuran-ukuran eksternal yang ada di
masyarakat dan dimiliki oleh stakeholders,seperti nilai dan norma yang berkembang dalam
masyarakat.Pelayanan publik dengan menggunakan Aplikasi Ogan Lopian dilihat dari dimensi
responsivitas dapat dilihat dari bagaimana responsivitas pengelola aplikasi tersebut terkait berbagai
laporan atau tuntutan yang dikeluarkan oleh masyarakat Purwakarta. Bagi masyarakat Purwakarta
yang ingin mendapatkan pelayanan ambulan, dokter bahkan bidan datang ke rumah maka
masyarakat perlu melakukan panggilan lewat aplikasi. Setelah beberapa menit kemudian akan
direspon oleh admin Ogan Lopian yang berada di ruang kontrol Diskominfo Kabupaten
Purwakarta.
Inovasi pelayanan public ditujukan agar masyarakat dapat dengan mudah mengakses pelayanan
yang diberikan oleh pemerintah. Inovasi yang ditawarkan dalam artikel ini adalah dengan
pembuatan aplikasi atau platform yang ditujukan untuk menekan kejadian Covid-19, aplikasi ini
bernama “USE” dimana isi dari aplikasi tersebut mencangkup :
1. Update informasi terkini mengenai Covid-19 di Indonesia pada umumnya dan di Kabupaten
Ponorogo secara khususnya
Informasi yang disajikan dalam aplikasi ini akan di update setiap harinya, dengan
menyertakan data statistic dari kabupaten Ponorogo. Hal ini akan mempermudah mengetahui
status Covid-19 di Ponorogo apakah terjadi peningkatan atau penurunan. Update informasi
ini juga memberikan peta enyebaran pasien dengan Covid-19 di wilayah berzona merah
ataupun hijau
2. Self Screening atau skrining diri
Self screening ini merupakan platform untuk mengidentifikasi dan melaporkan diri ketika
terinfeksi Covid-19. Terdapat fitur-fitur sebagai berikut:
a. Self -screening, berisi informasi gejala apa saja yang dirasakan oleh pasien. Hal ini untuk
mendeteksi adanya OTG maupun ODG. Mengingat gejala dari virus corona ini
bermacam-macam satu orang dengan orang lainnya
b. Live monitoring, pasien yang ditetapkan terinfeksi covid-19 akan mendapatkan
monitoring dari petugas kesehatan, dan tentunya data pada aplikasi ini akan dapat
disinkronkan dengan data dinas kesehatan sehingga akan terdeteksi siapa saja yang
memerlukan monitoring secara berkala
c. Risk assessment test, orang yang telah merasakan adanya gejala atau setelah kontak
dengan ODG bisa melanjutkan skrining melalui pertanyaan-pertanyaan yang disajikan
dalam aplikasi ini
3. E-Hospital
Menggambarkan rumah sakit mana sajakah yang menerima pasien dan tersedia peralatan
yang memadai untuk menangani pasien dengan Covid-19, sehingga pasien atau orang yang
beresiko terinfeksi Covid-19 dapat dengan mudah segera menuju fasilitas kesehatan terdekat
Berikut merupakan contoh dari desain aplikasi “USE”

Gambar 1. Desain aplikasi USE dengan 6 fitur utama

Akan ada 6 pilihan pada menu “USE”, yang pertama yaitu mengenai informasi pribadi
atau akun. Akun ini diharuskan untuk mencantumkan NIK sehingga data dari aplikasi ini
dapat disinkronkan dengan data yang ada di dinas kependudukan. Menu yang kedua yaitu
Self Screening yaitu menu yang berisi pertanyaan seputar kondisi yang pengguna aplikasi
alami seperti apakah mengalami demam, berpergian keluar kota dalam 1 minggu terakhir dan
lain sebagianya. Terdapat 20 pertanyaan untuk menskrining diri. Menu yang ketiga yaitu live
monitoring, berisi hal-hal yang dapat dilakukan oleh penderita covid-19 selama isolasi di
rumah ataupun di rumah sakit. Menu yang keempat yaitu informasi uptodate mengenai status
Covid19 di Indonesia dan di Kabupaten Ponorogo. Menu yang kelima yaitu berisi risk
assessment test atau tes untuk pengkajian seseorang yang beresiko, hal ini diperuntukkan
bagi orang yang kontak dengan penderita baik itu keluarga maupun teman kerja. Menu yang
terakhir yaitu adanya layanan rumah sakit secara online yaitu mulai dari data rumah sakit
mana saja yang tersedia, tersedia kamar atau tidak di rumah sakit yang bersangkutan,
bagaimana pelayanan terkait covid 19 semuanya dapat diakses di menu terakhir ini.
Gambar 2. Contoh tampilan awal saat login atau registrasi pada aplikasi “USE”

Aplikasi ini dapat diakses mellaui playstore di android masing-masing dengan ketentuan seperti
memasukkan nomor NIK dan sebagainya. Aplikasi ini didesain sesederhana mungkin namun juga
menarik karena mengingat sasaran dari pengguna aplikasi ini tidak hanya dari kalangan anak muda
saja namun juga dari orang tua, sehingga desain yang sederhana mempermudah untuk memahami
dan menggunakan aplikasi ini dengan baik.

4. Conclusion / Kesimpulan

Inovasi menjadi hal penting terutama dalam hal memberikan pelayanan public. Era pandemic
covid-19 inovasi yang disuguhkan tentunya harus sesuai dengan protocol kesehatan. Pengurangan
jumlah dan intensitas bertemu antar individu menjadi prioritas saat ini. Inovasi dengan penggunaan
teknologi informasi akan lebih mempermudah masyarakat. Inovasi ini ditujukan untuk menekan
laju perkembangan covid-19 di Indonesia khususnya di Kabupaten Ponorogo. Aplikasi atau
platform menjadi inovasi pilihan karena dengan aplikasi akan dengan mudah seseorang
mendapatkannya mengingat hampir seluruh masyarakat Kabupaten Ponorogo memiliki handphone.
Aplikasi USE ini diharapkan dapat berguna untuk seluruh lapisan masyarakat dan dengan mudah
diakses dan diterima oleh masyarakat. Aplikasi ini banyak sekali manfaatnya diantaranya
meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai Covid-19, cepat tanggap dalam pemberian
penanganan bagi penderita Covid-19 sehingga aplikasi ini dapat menekan laju perkembangan virus
corona.

5. Acknowledgement / Ucapan Trimakasih

Ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung penyelesaian artikel ini,
sehingga artikel ini dapat diselesaikan dengan baik. Terimakasih kepada teman-teman
seperjuangan, dosen pengampu dan Pemerintah Kabupaten Ponorogo yang telah memberikan
beberapa data sekunder terkait inovasi dalam aplikasi ini

6. References / Daftar Pustaka

Jurnal
Ahmad, Krishno, Asep. 2020. Inovasi Pelayanan Publik Melalui Penerapan System Elektronik Surat
Keterangan (E-SUKET) Di Kota Kediri. Jurnal Ilmu Pemerintahan Volume 13 No.2Anggriani
Alamsyah. 2016. Perkembangan Paradigma Administrasi Publik. Jurnal Politik Profetik. Volume
04 No. 2

Apriliyanti, I. D., & Pramusinto, A. Bab 6 Perubahan dalam Normal Baru: Meredefinisi Birokrasi di
Masa Pandemi.
Ariawan, I., Riono, P., Farid, M. N., & Jusril, H. (2020). COVID-19 Modelling Scenarios Indonesia.

Aryani, N., & Abidin, K. R. (2021). Pendeteksian Dini Gejala Covid-19 dengan Metode Skrining
Kesehatan Menggunakan Media Website. Jurnal Inovasi & Terapan Pengabdian Masyarakat,
1(1), 34-40.

Atthahara, H. (2018). Inovasi pelayanan publik berbasis e-government: studi kasus aplikasi Ogan
Lopian Dinas Komunikasi dan Informatika di Kabupaten Purwakarta. Jurnal Politikom
Indonesiana, 3(1), 66-66.

Ayu Khalishah, Ertien. 2019. Inovasi Pelayanan simPADU-PMI Dalam Meningkatkan Kualitas
Pelayanan. Publik Administration Journal of Research Vol 1 No.2

Bela Puspasari. 2019. Inovasi Anjungan Layanan Mandiri (ALM) Dalam Meningkatkan pelayanan
publik (Studi di Kelurahan Blimbing Kecamatan Blimbing Kota Malang).Jurnal Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik. Vol.8 No.2

Gunawan, I., Anggraeni, G., Rini, E. S., Putri, Y. M., & Zikri, Y. K. (2020). Klasterisasi provinsi di
Indonesia berbasis perkembangan kasus Covid-19 menggunakan metode K-Medoids. SENATIK,
301-306.

Gunawan, S. (2021). Inovasi Pelayanan Publik melalui Aplikasi 6 In 1 dalam Pelayanan Administrasi
Kependudukan di Kota Surabaya (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Malang).

Huang, I. Y.-F. (2020). Fighting Against COVID-19 through Government Intiatives and Collaborative
Governance. Public Administration Review, 80(4), 665–670. https://doi.
org/https://doi.org/10.1111/puar.13239

Humas MenpanRB. (2019). Raih Peng-hargaan, Sri Sultan Ungkap Strategi Pelayanan Publik.
https://www. menpan.go.id/site/berita-terkini/ raih-penghargaan-sri-sultan-ungkap-strategi-
perbaikan-pelayanan-publik
Humas Ombudsman. (2020). Ombudsman RI Luncurkan Laporan Tahunan 2019.
https://ombudsman.go.id/news/r/ ombudsman-ri-luncurkan-laporan-tahunan-2019

Kauzya, J.-M., & Niland, E. (2020). The Role of Public Service and Public Servants During the
COVID-19 Pandemic (No. 79; Policy Brief).

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. (2020). Data Terkait COVID-19 di D.I. Yogyakarta.
https://corona.jogjaprov. go.id/data-statistik

Risdiyanti, I., Khusniah, K. W., Prasetya, J. D., Mubarok, L., Akdom, A. M., Halim, W., Mamao, Y.,
Hermawan, B., Horlin, N., Ghifari, D. Al, Widhantara, A., Atikah, G. A., Awami, D. K., Rahayu,
L. D., Ismoyo, D., Pasarua, E. H., Walid, C. Bin, Madisa, R. S., Rohman, N., & Fajriah, M. N.
(2020). Kajian dan Kertas Posisi Respon Penanganan Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Salam, R. (2021). Perubahan dan Inovasi Pelayanan Publik Di Era New Normal Pandemi Covid-19.
Journal of Public Administration and Government, 3(1), 28-36.

Sulastri, T., Rustiawati, E., & Yupartini, L. (2020). UPAYA SCREENING TINGKAT RISIKO
TERPAPARNYA COVID-19 DENGAN SELF CHEKING DI MASYARAKAT HARJATANI
KECAMATAN KRAMATWATU TAHUN 2020. Jurnal Ilmiah PANNMED (Pharmacist,
Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist), 15(3), 482-487.

Taufik, T., & Warsono, H. (2020). Birokrasi Baru Untuk New Normal: Tinjauan Model Perubahan
Birokrasi Dalam Pelayanan Publik Di Era Covid-19. Dialogue: Jurnal Ilmu Administrasi Publik,
2(1), 1-18.

Wilson, A. (2020). Penerapan Metode Pembelajaran Daring (Online) melalui Aplikasi Berbasis Android
saat Pandemi Global. SAP (Susunan Artikel Pendidikan), 5(1).

Wardhani, C. M. (2020). Cegah COVID-19 Disdukcapil Kota Optimalkan Layanan Online.


https://jogja.tribunnews. com/2020/03/18/cegah-covid-19- disdukcapil-kota-optimalkan-layanan-
online

Wibowo, P. (2020). Birokrasi Selama Masa Pandemi. https://www.kasn.go.id/ details/item/570-


birokrasi-selama-masa-pandemi

Buku
Suwarno, Y. (2008). Inovasi di sektor publik.

Achmad Nurmandi., 2018, Pelayanan Sektor Publik.Yogyakarta: UMY Press. Ancok, Djamaludin. 2012.
Kepemimpinan dan Inovasi. Jakarta: Penerbit ErlanggaAgus Dwiyanto. 2005. Mewujudkan Good
Governance melalui Pelayanan Publik.

Peraturan perundang-undangan
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Publik

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non-Alam
Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19) Sebagai Bencana Nasional

Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 19 Tahun 2020
tentang Penyesuaian Sistem Kerja Aparatur Sipil negara dalam Upaya Pencegahan Covid-19 di
Lingkungan Instansi Pemerintah

You might also like