Pengaruh Penkes Utk Pench TBC

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Jurnal Akademika Baiturrahim Ahmad S, Vevi Suryenti, Giat W

Vol.5 No 2, September 2016

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP UPAYA


PENCEGAHAN PENULARAN TUBERKULOSIS PARU DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA KUMPEH

Ahmad Syaripi1, Vevi Suryenti2 , Giat Wantoro3


Program Studi S1 Keperawatan STIKBA Jambi 1.2,3)
Email : Vevi Suryenti.2010@gmail.com

ABSTRACT
Background: Tuberculosis is an infectious disease caused by rod-shaped bacteria
(bacilli), recognized as mycobacterium tuberculosis. The total of TB patients were; in
year 2012 as many as 48 people; in 2013 as many as 72 people; while in 2014 as many
as 62 peopleAt the public health center MuaraKumpeh.Transmission of this disease
through the intercession of saliva or sputum of patients containing pulmonary
tuberculosis bacillus. People frequently have lack of attitude and concentration to the
habit of covering the mouth when got a cough. The impact of the spread of TB bacteria
will more quickly attack healthy people, if they are at moist home, light and dense
residential. This research aimed to determine the effect of health education toward
prevention of transmission of lung tuberculosis.
Method: This research was pre experiment research by using one group pretest design –
posttest design. Sample is taken by using total sampling technique, and the number
ofsamples was 22 respondents. This research was conducted at the public health center
MuaraKumpeh in tuberculosis patients from August 15 th – 22nd 2015. Data were analyzed
through univariate and bivariate by T-test with significance level 95% and α : 5%.
Result: The findings were indicated that there was the effect of health education toward
prevention of transmission of lung tuberculosis at the public health center MuaraKumpeh
with p-value = 0.000 < α = 0.05.
Conclution: It is concluded that there was the effect of health education toward
prevention of transmission of lung tuberculosis. The role of health workers (coordinator
of pulmonary TB) are still limited to carry out treatment, counseling, and they do not find
new cases out actively yet. It is suggested that the public health center MuaraKumpeh
should increase the prevention program through a variety of ways health promotion, and
the role of the officer in implementing the strategy DOTS
Keywords: Tuberculosis, Prevention of Transmission, Health Education

PENDAHULUAN meninggal (termasuk kematian TB pada


orang yang juga menderita HIV positif)
Tuberkulosis merupakan masalah diperkirakan sekitar sepertiga penduduk
utama kesehatan dunia. Pada tahun dunia telah terinfeksi mycobacterium
1993, WHO telah menyatakan tuberculosis. TB adalah penyebab
Tuberkulosis (TB) sebagai kedaruratan kematian kedua penyakit infeksi di
masalah kesehatan dunia (global public dunia (WHO, 2011).
health emergency). Pada saat itu WHO menyatakan 22 negara
diperkirakan 7-8 juta kasus dan 1,3-1,6 dengan beban TBC tertinggi di dunia
juta orang diperkirakan meninggal 50% nya berasal dari negara-negara
karena TB paru. Pada tahun 2010, Afrika dan Asia serta Amerika (Brazil).
diperkirakan telah terjadi 8,5-9,2 juta Hampir semua negara ASEAN masuk
kasus TB dan 1,2-1,5 juta orang dalam kategori 22 negara tersebut

71
Jurnal Akademika Baiturrahim Ahmad S, Vevi Suryenti, Giat W
Vol.5 No 2, September 2016

kecuali Malaysia dan Singapura. Dari Penderita tuberkulosis paru yang


seluruh kasus di dunia, India baru di Puskesmas Muara Kumpeh
menyumbang 30%, China 15%, mengalami penurunan jumlah penderita
Indonesia 10% (Widoyono, 2011). tuberkulosis paru tetapi masih cukup
Penyakit Tuberkulosis atau yang tinggi. Berdasarkan survey awal terdapat
sering disebut TB paru adalah infeksi penambahan jumlah penderita dari bulan
menular yang di sebabkan oleh bakteri Januari-Mei tahun 2015 yang berjumlah
mycobacterium tuberculosis. 22 penderita tuberkulosis paru. Sehingga
Kebanyakan TB menyerang paru, resiko penularan tuberkulosis masih
namun juga dapat menyerang bagian cukup tinggi di wilayah kerja puskesmas
lainnya. Sumber penularannya adalah Muara Kumpeh.
pasien Basil Tahan Asam (BTA) positif, Berdasarkan survey Penyebab
pada waktu batuk percikan dahak masih tingginya penderita TB paru di
(droplet). Sekali batuk dapat Kabupaten Muaro Jambi khususnya di
menghasilkan sekitar 3000 percikan Puskesmas Muaro Kumpeh karena
dahak. Umumnya penularan terjadi kurangnya akan pencegahan TB paru,
dalam ruangan dimana percikan dahak karena merupakan hal yang sangat
berada dalam waktu yang lama. penting. Menurut suhardi, (2008)
Ventilasi dapat mengurangi jumlah Pengetahuan penderita yang kurang
percikan, sementara sinar matahari tentang cara penularan, bahaya dan cara
langsung dapat membunuh kuman. mencegah akan berpengaruh terhadap
Percikan dapat bertahan selama sikap dan tindakan sebagai orang yang
beberapa jam dalam keadaan gelap dan sakit dan akhirnya berakibat menjadi
lembab (DepKes RI, 2007). sumber penular bagi orang
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar sekelilingnya. Sikap dan tindakan
(Riskesdas) tahun 2013 ditemukan tersebut seperti batuk tidak menutup
bahwa prevalensi TB Nasional dengan mulut, tidur dalam satu kamar lebih dari
pemeriksaan BTA mikroskopis pagi– dua orang.
sewaktu dengan dua slide BTA positif Penyakit TB dapat terjadi karena
adalah 289/100.000 penduduk, adanya perilaku dan sikap penderita TB
sedangkan prevalensi TB Nasional yang kurang baik. Kurangnya perilaku
dengan satu slide BTA positif adalah penderita tersebut ditunjukan dengan
415/100.000 penduduk (Balitbangkes tidak menggunakan masker debu (jika
Depkes RI, 2010). kontak dengan orang lain),
Di Indonesia TB merupakan keterlambatan dalam pemberian vaksin
masalah utama kesehatan masyarakat. BCG (pada orang yang terinfeksi) dan
Indonesia pada saat ini menempati terapi pencegahan 6-9 bulan. Terjadinya
peringkat ke empat jumlah penderita TB perilaku yang kurang baik dari penderita
di dunia setelah India, Cina, Afrika karena kurangnya pengetahuan dan
Selatan (Avvan, 2014). Salah satu sikap penderita (Isminah,2004). Sikap
indikator yang diperlukan pengendalian penderita sangat menentukan
TB adalah Case Detection Rate (CDR), keberhasilan pengobatan. Amat terlebih
yaitu proporsi jumlah pasien baru BTA dalam mencegah penularannya, karena
+ yang ditemukan dan diobati terhadap jika sikap klien yang terdiagnosa TB
jumlah pasien baru BTA + yang paru mengerti apa yang sebenarnya dia
diperkirakan ada diwilayah tersebut. lakukan maka secara otomatis dia juga
Kementrian Kesehatan menetapkan bisa dan mampu melindungi dirinya dan
target CDR minimal pad tahun 2010 anggota keluarga lainnya. Jika
sebesar 73% (Dinkes Prov Jambi, 2013). perilakunya baik maka akan membawa

72
Jurnal Akademika Baiturrahim Ahmad S, Vevi Suryenti, Giat W
Vol.5 No 2, September 2016

dampak positif bagi pencegahan tingkat pengetahuan penderita


penularan TB (Notoatmojo, 2007). tuberkulosis paru dengan perilaku
Selain perilaku, lingkungan pencegahan basil mycobacterium
terutama kondisi rumah juga memiliki tuberkulosa di ruang rawat inap RSUD
peranan dalam penyebaran bakteri TB Pangkep tahun 2013.
paru ke orang yang sehat. Bakteri TB Penelitian terkait selanjutnya yang
paru yang terdapat di udara saat dilakukan Wahyuni (2008) dengan judul
penderita TB paru bersin akan dapat Determinan Perilaku Masyarakat Dalam
bertahan hidup lebih lama jika keadaan pencegahan, Penularan penyakit TBC di
udara lembab dan kurang cahaya. Wilayah Kerja Puskesmas Bendosari,
Penyebaran bakteri TB paru akan lebih dengan hasil penelitian determinan yang
cepat menyerang orang sehat jika berada berpengaruh terhadap perilaku
dalam rumah yang lembab, kurang pencegahan penularan penyakit
cahaya dan padat hunian (Tobing, 2008). Tuberculosis adalah pengetahuan, sikap,
Kurangnya pengetahuan, sikap, dan tingkat pendidikan, kepadatan hunian
perilaku dari penderita itu sendiri untuk rumah, luas ventilasi rumah. Serta
mencegah penularan penyakit determinan yang paling besar
tuberkulosis paru akan menyebabkan pengaruhnya adalah tingkat pendidikan,
semakin tingginya jumlah penderita kepadatan hunian rumah dan
tuberkulosis paru (Kemenkes RI 2012 pengetahuan.
dalam Haskas (2013). Berdasarkan survei awal yang
Pada prinsipnya upaya pencegahan dilakukan penulis pada tanggal 15 Mei
dan pemb turantasan berkulosis 2015 di Wilayah kerja Puskesmas Muara
dilakukan dengan cara yaitu Kumpeh didapatkan data terbaru
diantarannya: pendidikan kesehatan sebanyak 22 penderita dan berdasarkan
kepada masyarakat tentang penyakit survey sebelumnya yang dilaksanakan
TBC, bahaya-bahanya, cara pada tanggal 9 Maret 2015 terhadap 5
penularannya. Pencegahan dengan penderita tuberkulosis paru dengan
vaksinasi B.C.G pada anak-anak umur metode wawancara dan observasi di
0–14 tahun, chemoprophylactic dengan rumah warga, 3 penderita mengatakan
I.N.H pada keluarga, penderita atau melakukan kebiasaan membuang
orang-orang yang pernah kontak dengan sputum di sembarang tempat seperti di
penderita dan menghilangkan sumber halaman rumah, di pinggir jalan, melalui
penularan dengan mencari dan jendela rumah tidak terkena sinar
mengobati semua penderita dalam matahari langsung, tidak mengetahui
masyarakat. Adapun juga upaya cara membuang sputum yang baik, tidak
pencegahan yaitu pencahayaan rumah menggunakan masker saat berbicara
yang baik, Menutup mulut saat batuk, dengan orang lain, salah satu dari 3
Tidak meludah di sembarang tempat, penderita mengatakan membuang
Menjaga kebersihan lingkungan dan alat sputum di area kerja seperti di tanah,
makan (Indan 2000 dalam fibriana 2011) bila di rumah membuang ke WC, satu
Penelitian terkait yang dilakukan dari 3 penderita lagi mengatakan bahwa
Andi Tenri Aty dan Yusran Haskas dia membuang sputumnya di dalam
(2013) dengan judul Hubungan Antara tempat tertutup dan di buang ke sungai,
Pengetahuan dan Sikap Penderita dan penderita yang satu lagi mengatakan
Tuberkulosis Paru Dengan Perilaku menjaga makanan penderita tuberkulosis
Pencegahan Penularan Basil agar tidak di makan sama orang lain
Mycobacterium Tuberkulosa di Ruang (cucu). Lingkungan rumah kelihatan
Rawat Inap RSUD Pangkep, dengan kurang bersih, terdapat ventilasi udara di
hasil penelitian ada hubungan antara rumah, sinar matahari yang masuk ke

73
Jurnal Akademika Baiturrahim Ahmad S, Vevi Suryenti, Giat W
Vol.5 No 2, September 2016

dalam rumah tidak mengenai seluruh HASIL DAN PEMBAHASAN


ruangan, tidak menerapkan perilaku
hidup bersih dan sehat di dalam A. Karakterisrik Responden
kesehariannya dan dari 2 penderita 1. Umur
tuberkulosis mengetahui bagaimana cara Tabel 1 Distribusi Frekuensi Umur
membuang sputum yang baik yaitu Responden Yang Berada Di
dibuang ke tempat yang berisi cairan Wilayah Kerja Puskesmas Muara
desinfektan dan bila batuk menutup Kumpeh Tahun 2015
mulut. Pengetahuan yang kurang dan No Umur frekuensi Persentase
ketidak tahuan cara penanganan dahak (f) (%)
yang benar membuat peneliti tertarik 1 21-40 14 67%
untuk memberikan pendidikan kesehatan tahun
dan juga membeikan ilmu yang di 2 41-60 4 19%
terima selama msai di bangku tahun
pendidikan keperawatan, dan juga untuk 3 61-80 3 14%
meningkatkan pengetahuan masyarakat tahun
khusus nya tentang tuberkulosis paru. Jumlah (n) 21 100%
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti Berdasarkan Tabel 1 di atas didapatkan
tertarik melakukan penelitian tentang responden yang berusia termuda yaitu
“Pengaruh Pendidikan Kesehatan
berumur 21-40 tahun sebanyak 67% (14
Terhadap Upaya Pencegahan Penularan
Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja responden). Menurut Kunoli (2013)
Puskesmas Muara Kumpeh” Resiko tinggi berkembangnya penyakit
tuberkulosis yaitu pada anak yang
METODE PENELITIAN berusia dibawah 3 tahun, resiko rendah
pada masa kanak-kanak, dan meningkat
Penelitian ini merupakan penelitian
lagi pada masa remaja, Dewasa muda,
kuantitatif dengan desain pre experiment
dengan pendekatan one group pretest – dan usia lanjut
posttest design, dimana pengukuran
2. Jenis Kelamin
perilaku di lakukan sebelum diberikan
Distribusi Frekuensi jenis
pendidikan kesehatan (pre test)
Responden Yang Berada Di
kemudian diukur perilaku sesudah
Wilayah Kerja Puskesmas Muara
diberikan pendidikan kesehatan
Kumpeh Tahun 2015 dapat dilihat
(posttest). Populasi dalam penelitian
pada tabel 4.2 berikut ini :
ini adalah seluruh penderita
Tabel 2 Distribusi Frekuensi jenis
tuberkulosis paru di Wilayah Kerja
Puskesmas Muara Kumpeh. Teknik kelamin Responden Yang
pengambilan sampel yang digunakan Berada Di Wilayah Kerja
dalam penelitian ini adalah “total Puskesmas Muara Kumpeh
sampling”. Sampel pada penelitian ini Tahun 2015
sebanyak 22 orang. Penelitian ini N Jenis frekuen Persentas
dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas o Kelamin si (f) e (%)
Muara Kumpeh pada penderita 1 Laki – 6 29%
tuberkulosis paru pada tanggal 15 laki
sampai 22 agustus 2015. 2 perempua 15 71%
n
Jumlah (n) 21 100%
Berdasarkan table 2 diatas
didapatkan responden responden

74
Jurnal Akademika Baiturrahim Ahmad S, Vevi Suryenti, Giat W
Vol.5 No 2, September 2016

perempuan sebanyak 71% (15 lainnya, sehingga kemungkinan setiap


responden), Hal ini dapat terjadi karena kontak untuk tertular TBC adalah 17%
beberapa penderita memiliki riwayat hasil studi lainnya melaporkan bahwa
keluaga dengan penyakit tuberkulosis kontak terdekat (misalnya keluarga
paru dan tinggal serumah. Menurut serumah) akan 2X lebih berisiko
Kunoli (2013) Setiap satu BTA positif dibandingkan kontak biasa (tidak
akan menularkan kepada 10-15 orang serumah).
B. Analisa Bivariat
Tabel 3 Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Upaya Pencegahan Penularan
Tuberkulosis Paru Diwilayah Kerja Puskesmas Muara Kumpeh
Variabel Mean Std. Std. p-value N
Deviation Error
Upaya pencegahan penularan 27.48 2.482 0.542 21
tuberkulosis paru sebelum
diberikan pendidikan kesehatan (
pre test )
Upaya pencegahan penularan 37.90 2.211 0.483 0,000 21
tuberkulosis paru sebelum
diberikan pendidikan kesehatan (
post test )

Currie, 2005). Selain itu, kebersihan


Hasil analisis pada Tabel 3 diatas lingkungan juga dapat mempengaruhi
menunjukkan bahwa upaya pencegahan penyebaran virus. Misalnya, rumah yang
penularan tuberkulosis paru responden kurang baik dalam pengaturan ventilasi.
sebelum dan sesudah diberikan Kondisi lembab akibat kurang lancarnya
pendidikan kesehatan dimana rata – rata pergantian udara dan sinar matahari
upaya pencegahan penularan dapat membantu berkembang biaknya
tuberkulosis paru sebelum diberikan virus (Guy, 2009; Talu, 2006). Oleh
pendidikan kesehatan adalah 27.48 karena itu orang sehat yang serumah
dengan standar deviasi 2.482, sedangkan dengan penderita TB paru merupakan
setelah diberikan pendidikan kesehatan kelompok sangat rentan terhadap
rata – rata upaya pencegahan penularan penularan penyakit tersebut. Lingkungan
tuberkulosis paru adalah 37.90 dengan rumah, Lama kontak serumah dan
standar deviasi 2.211. Hasil uji statistik perilaku pencegahan baik oleh penderita
t-test dependent didapatkan nilai p-value maupun orang yang rentan sangat
= 0,000 < 0,05 dengan selisih nilai mempengaruhi proses penularan
mean 10.39 maka dapat disimpulkan penyakit TB paru. Resiko penularan TB
bahwa secara statistik ada pengaruh Paru pada keluarga sangatlah beresiko,
pendidikan kesehatan terhadap upaya terutama pada balita dan lansia yang
pencegahan penularan tuberkulosis paru. memiliki daya tahan tubuh lebih rendah
Sumber penularan adalah penderita selain itu pada penderita HIV yang
tuberkulosis BTA positif, pada waktu mengalami kerusakan sistem imun pada
batuk atau bersin, penderita tubuh. Berdasarkan hasil penelitian
menyebarkan kuman ke udara dalam didapatkan bahwa upaya pencegahan
bentuk droplet (percikan dahak). penularan tuberkulosis paru masih
Beberapa faktor yang mengakibatkan sangat kurang.
menularnya penyakit itu adalah Menurut Bahuguna (2009) dalam
kebiasaan buruk pasien TB paru yang studi pengetahuan tentang tuberculosis
meludah sembarangan (Anton, 2008; di Nepal menyebutkan bahwa mayoritas

75
Jurnal Akademika Baiturrahim Ahmad S, Vevi Suryenti, Giat W
Vol.5 No 2, September 2016

penderita mempunyai pengetahuan Dari teori dan hasil penelitian yang


tentang tanda-tanda dan gejala dilakukan dilapangan, tindakan yang
tuberculosis sangat baik tetapi dilakukan keluarga dalam upaya
pengetahuan mereka tentang agent, pencegahan penularan TB Paru adalah
metode pembuangan dahak dan dengan membunuh kuman TB dan
pencegahan masih rendah. Dan meningkatkan daya tahan tubuh
disarankan desain program pendidikan keluarga.
kesehatan yang berfokus pada agent Berdasarkan sifat kuman yang dapt
penyebab, metode pembuangan dahak bertahan di tempat yang lembab dan
dan pencegahan penularan tuberculosis. gelap serta dapat mati bila terkena
Pengetahuannya tentang hal yang cahaya matahari langsung, maka
berkaitan dengan TB paru sudah bagus. tindakan yang dapat dilakukan adalah
Namun konsistensi dengan praktik dengan mensterilkan ruangan dan
pencegahan penularan TB paru barang-barang yang terkontaminasi
memprihatinkan, peryantaan tersebut menggunakan cahaya matahari. Rumah
sesuai dengan teori dari Lawrence Green atau ruangan pasien penderita TB Paru
yang menyatakan bahwa pembentukan dikondisikan dengan ventilasi ruangan
perilaku seseorang dapat dipengaruhi yang terbuka serta jendela rumah yang
beberapa paktor salah satunya adalah dibuka secara rutin. Dengan ventilasi
faktor predisposisi yaitu pengetahuan, rumah dan jendela yang terbuka
sikap, motivasi, keyakinan dan nilai dan diharapkan kuuman-kuman TB Paru
salah satu metode pembelajaran menurut yangkeluar saat batuk dapat keluar ke
Ali Z untuk merubah perilaku kesehatan udara terbuka dan mati akibat terkena
adalah dengan pendidikan kesehatan. sinar matahari langsung.
Menurut Crofton (2006) Sikap responden sebelum diberi
menyebutkan tingkat awal pencegahan pendidikan kesehatan sebagian besar
penularan penyakit TB Paru dapat kurang peduli terhadap kesehatan
dilakukan dengan melakukan sterilisasi keluarga dan lingkungan sekitarnya,
dahak, seprai tempat tidur, sarung bantal sehingga ketika bersin mereka tidak
dan sebagainya. Sterilisasi ini dilakukan menutup mulut. Hasil penelitian Yulfira
dengan penyinaran matahari langsung (2012) menyebutkan bahwa sebagian
untuk membunuh kuman TB dalam masyarakat mempunyai sikap yang
waktu 5 menit. Penyinaran sinar kurang peduli jika merasakan gejala
matahari adalah cara yang paling cocok batuk, sehingga mereka mengobatinya
untuk dilakukan di daerah tropis, hanya dengan membeli obat di warung.
sedangakan di tempat yang gelap dan Umumnya mereka berpendapat bahwa
lembab kuman TB dapat bertahan penyakit batuk adalah hal yang biasa
selama bertahun-tahun. Selain itu tisu dan tidak merupakan penyakit yang
atau bahan lain yang dipakai penderita serius. Selanjutnya jika tidak sembuh
TB Paru membuang atau mengelap dan cukup parah barulah mencari
dahak harus dibakar dengan cara dibakar pengobatan ke pelayanan kesehatan.
sesegera mungkin setelah dipakai. Berdasarkan hasil pengamatan pada
Terkait dengan pentingnya peneliti, penderita TB paru mempunyai
imunisasi, Vina (2008), menjelaskan kebiasaan sering tidak menutup mulut
mengenai imunisasi BCG (Bacillus saat batuk, hal ini tentunya dapat
Calmette Guerin) yang merupakan salah membuat penularan TB pada orangorang
satu dari 5 imunisasi yang diwajibkan. yang sehat di sekitarnya.
Ketahanan terhadap penyakit TB Cara membuang dahak ketika batuk
berkaitan dengan keberadaan virus belum memenuhi syarat aturan
tuercel bacili yang hidup di dalam darah kesehatan sebagai seorang penderita

76
Jurnal Akademika Baiturrahim Ahmad S, Vevi Suryenti, Giat W
Vol.5 No 2, September 2016

TBC, selain ketidaktahuan cara perubahan prilaku pencegahan penularan


membuang dahak dengan benar juga penyakit TB pada p-value=0,001.
tidak tahu bahaya dan akibat dari Penelitian Sumiyati (2010), yang
perilaku tersebut, sehingga sikap ini berjudul “Hubungan Dukungan
mempunyai potensi besar dalam Keluarga Dan Pengetahuan Dengan
penularan TBC diantara anggota Perilaku Pencegahan Penularan
keluarga. Upaya yang dilakukan Tuberkulosis Di Wilayah Kerja
penderta TB agar tidak menularkan Puskesmas Sukoharjo”. Hasil analis
penyakit antara lain dengan menujukan ada hubungan antara
membiasakan pola hidup bersih dan pengetahuan dengan upaya pencegahan
sehat antara lain; tidak meludah TBC (P-value=0,000), Dan Ada
disembarang tempat, mengisolasi secara Hubungan Antara Sikap Masyarakat
langsung peralatan makan dan minuman, Dengan Upaya Pencegahan Penyakit
mengurangi hubungan atau komunikasi Tbc (P-value=0,003).
dengan bukan penderita. Pendidikan Hasil penelitian ini menunjukkan
kesehatan melalui penyuluhan mampu ada perubahan upaya pencegahan
meningkatkan upaya pencegahan penularan tuberkulosis setelah diberikan
penularan tuberkulosis paru. Hal ini pendidikan kesehatan. Rata-rata
ditunjukkan oleh hasil uji Paired perubahan upaya pencegahan penularan
Samples Test yang menunjukkan bahwa tuberkulosis terjadi perubahan skor
p-value=0,000 < α=0,05. Hal ini berarti yang meningkat. Pada penelitian ini,
terdapat peningkatan upaya pencegahan peneliti mengobservasi bahwa
tuberkulosis paru sebelum dan sesudah responden tampak sangat antusias saat
pemberian pendidikan kesehatan. Nilai peneliti menyampaikan materi
rata – rata pada skor upaya pencegahan penelitian, responden juga aktif
tuberkulosis paru sebelum diberi bertanya, responden mampu mengulang
pendidikan kesehatan adalah 27.48 dan kembali materi yang di sampaikan
setelah diberi pendidikan kesehatan dengan di bantu oleh peneliti.
adalah 37.90. Hasil penelitian ini Pendidikan kesehatan tentang penyakit
didukung oleh Infanti (2011) yang TB merupakan salah satu upaya untuk
menyatakan bahwa terdapat pengaruh pencegahan penularan tuberculosis.
pendidikan kesehehatan terhadap Pendidikan kesehatan pada hakikatnya
perubahan prilaku penderita TB paru adalah suatu kegiatan atau usaha
positif tentang pencegahan penularan menyampaikan pesan kesehatan kepada
TB paru pada keluarga pada p- masyarakat, kelompok atau individu.
value=0,000. Dengan adanya pesan tersebut maka
Penelitian ini terkait dengan diharapkan masyarakat, kelompok, atau
penelitian dwi lestari (2011) yang individu dapat memperoleh pengetahuan
berjudul “ Pengaruh Pendidikan tentang kesehatan yang lebih baik.
Kesehatan Terhadap Perubahan Dengan dilakukannya pendidikan
Pengetahuan,Sikap dan Perilaku kesehatan penularan tuberkulosis dapat
Penderita Tuberculosis yang Berobat di ditanggulangi.
Wilayah Kerja Puskesmas Surakarta”. Pemberian pendidikan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesehatan/penyuluhan tentang
terdapat pengaruh pendidikan kesehatan pencegahan penularan TB paru, dengan
terhadap pengetahuan pada p- menggunakan pendekatan individual,
value=0,001, terdapat pengaruh karena lebih efektif untuk
pendidikan kesehatan terhadap sikap menyampaiakan informasi dan karena
pada p-value=0,001 dan terdapat setiap orang mempunyai masalah atau
pengaruh pendidikan kesehatan terhadap alasan yang berbeda, Dan dapat

77
Jurnal Akademika Baiturrahim Ahmad S, Vevi Suryenti, Giat W
Vol.5 No 2, September 2016

digunakan sebagai pedoman kepada kesehatan kepada masyarakat di


Puskesmas agar terus memberikan wilayah kerja puskesmas muara
promosi kesehatan dan meningkatkan kumpe minimal satu bulan satu kali
program kerja yang berkaitan dengan di adakan pertemuan yang membahas
TB Paru yang dapat digunakan untuk masalah kesehatan khususnya
lebih meningkatkan pengetahuan dan penyakit menular.
kesadaran masyarakat dalam 2. Bagi institusi pendidikan
mengamalkan perilaku pencegahan Agar Institusi Pendidikan dapat
penyakit TB Paru. memberikan masukan bagi
pengembangan Ilmu Keperwatan
SIMPULAN Komunitas khususnya penya kit
tuberkulosis paru adalam
Dari hasil penelitian tentang mempersiapkan tenaga keperawatan
pengaruh pendidikan kesehatan terhadap yang profesional dan handal dalam
upaya pencegahan penlaran tuberkulosis melaksanakan tugasnya.
paru di wilayah kerja puskesmas muara 2. Bagi peneliti selanjutnya
kumpeh didapatkan kesimpulan : Agar peneliti selanjutnya dapat
1. Nilai rata-rata upaya pencegahan melakukan penelitian lanjutan
penularan tuberkulosis paru terhadap variabel lain yang belum
sebelum mengikuti pendidikan diteliti, seperti faktor – faktor yang
kesehatan di dapat responden yang mempengaruhi upaya pencegahan
memiliki upaya pencegahan yang penularan tuberkulosis paru.
kurang dengan rata – rata 27.48
dengan standar deviasi 2.482. DAFTAR PUSTAKA
2. Nilai rata-rata upaya pencegahan
penularan tuberkulosis paru setelah Ali. Z. 2010. Dasar-dasar Pendidikan
mengikuti pendidikan kesehatan Kesehatan Masyarakat dan
responden mengalami peningkatan Promosi Kesehatan. CV tim.
Upaya pencegahan pencegahan Jakarta
penularan tuberkulosis paru dengan Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian
rata – rata 37.90 dan dengan standar Suatu Pendekatan Praktek. Rineka
deviasi 2.211. Cipta. Jakarta
3. ada pengaruh pendidikan kesehatan Astuti. E Puji. 2010. Hubungan Tingkat
terhadap upaya pencegahan Pengetahuan Dan Sikap Dengan
penularan tuberkulosis paru di Perilaku Pencegahan Penularan
wilayah kerja Puskesmas Muara Tuberkulosis Paru Pada Keluarga.
Kumpeh dengan Hasil uji statistik t- STIKES RS. Baktis Kediri.
test dependent didapatkan p-value http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/in
=0,000 < 0,05 dengan selisih nilai dex.php/stikes/article/view/18440
mean 10.39. Di akses tanggal 17 April 2015.
Badan Litbangkes Depkes RI. 2010.
SARAN Riset Kesehatan Dasar 2010.
Jakarta.
1. Bagi institusi Puskesmas Muara
Kumpeh Crofton, J.2002. Tuberkulosis Klinis.
Pengetahuan masyarakat tentang Edisis Kedua. Widya Medika.
tuberkulosis masih sangat terbatas, Jakarta.
besar harapan agar puskesmas Muara Depkes RI. 2006. Buku Pedoman
Kumpeh dapat menjadwalkan secar Nasional Penanggulangan
rutin untuk memberikan pendidikan Tuberkulosis Tahun 2006. Jakarta:

78
Jurnal Akademika Baiturrahim Ahmad S, Vevi Suryenti, Giat W
Vol.5 No 2, September 2016

Departemen Kesehatan Ripublik Kuloni. J Firdaus. 2013. Epidemiologi


Indonesia. Penyakit Menular. Trans Info
Media. Jakarta
Dinkes Provinsi Jambi. 2014. Profil Mansjoer. Arif dkk. 2009. Kapita
Kesehatan Provinsi Jambi 2013. Selekta Kedokteran. Media
Jambi Aesculapius. Jakarta
Fibriana. P Linda. 2011. Hubungan Miller. Freed dkk. 2002. Tuberkulosis
Antara Sikap Dengan Perilaku Klinis. Widya Medika. Jakarta
Keluarga Tentang Pencegahan Notoatmodjo S. 2007. Kesehatan
Penyakit Menular Tuberkulosis. Masyarakat. Rineka Cipta. Jakarta
http://www.dianhusada.ac.id/jurnal ______. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan.
img/jurper1-9-lin.pdf Di akses Rineka Cipta. Jakarta
tanggal 15 April 2015 ______. 2012. Metodologi Penelitian
Fitriai. S. 2011. Promosi Kesehatan. Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta
Graha Ilmu. Yogyakarta Riskesdas. 2010. Analisis Kejadian
Franciska. Y dan Novita. N. 2011. Tuberkulosis di Indonesia Tahun
Promosi Kesehatan Dalam 2011. Jakarta: Balai Penelitian dan
Kebidanan. Salemba Medika. Pengembangan Kesehatan
Jakarta Selatan Kementrian Kesehatan Republik
Haskas. Yusran dkk. 2013. Hubungan Indonesia.
Antara Pengetahuan Dan Sikap Sudayo. W Aru dkk. 2009. Ilmu
Penderita Tuberkulosis Paru Penyakit Dalam. Interna
Dengan Perilaku Pencegahan Publishing. Jakarta Pusat
Penularan Basil Myobacterium Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Tuberkulosa Di Ruang Rawat Inap Kuantitatif Kualitatif. Alfabeta.
RSUD Pangkep. STIKES Nani Bandung
Hasanuddin Makasar. Susilo. Rahmat. 2011. Pendidikan
http://library.stikesnh.ac.id/files/dis Kesehatan Dalam Keperawatan.
k1/9/e- Nuha Medika. Yogyakarta
library%20stikes%20nani%20hasan Vina dan Vini. 2008. Imunisasi BCG
uddin--anditenria-420-1-36149298- untuk mencegah TB.
1.pdf Di akses tanggal 17 April (http://vinadanvini.wordpress.com,
2015 diakses 11 Agustus 2015).
Kepmenkes RI No. Wahyuni. 2008. Determinan Perilaku
829/Menkes/SK/VII/1999. 2005. Masyarakat Dalam pencegahan,
Persyaratan Kesehatan Rumah Penularan penyakit TBC di
Kemenkes RI. 2010. Profil Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas
Indonesia Tahun 2009. Jakarta: Bendosari. STIKES Aisyiyah
Departemen Kesehatan Republik Surakarta.
Indonesia. http://download.portalgaruda.org/ar
Kemenkes RI. 2011. Profil Kesehatan ticle.php?article=119483&val=546
Indonesia Tahun 2010. Jakarta: 6 Diakses tanggal 17 Juni 2015
Departemen Kesehatan Republik Widoyono. 2005. Penyakit Tropis.
Indonesia Erlangga. Jakarta
KMK RI. 2009. Pedoman ______. 2011. Penyakit Tropis.
Penanggulangan Tuberkulosis Erlangga. Jakarta
(TB). Jakarta: Kementrian WHO. (2003). Survei Prevalensi
Kesehatan Republik Indonesia. Tuberculosis Tahun 2004. .
http://www.tbcindonesia.or.id.
Diakses 4 April 2015 jam 1 .00

79
Jurnal Akademika Baiturrahim Ahmad S, Vevi Suryenti, Giat W
Vol.5 No 2, September 2016

WHO. Global Tuberculosis Control,


WHO Report, Surveillance,
Planning, Financing. Geneva.
WHO. 2010. WHO Report 2010. Global
Tuberculosis Control. WHO Repor.
Surveillance. Planning,Financing.
Geneva
WHO. WHO Report 2013-Global
Tuberculosis Control.
www.who.int/tb/data. diunduh
tanggal 4 April 2015
Yulfira. 2011. Pengetahuan, Sikap dan
Perilaku masyarakat yang
Berkaitan Dengan Penyakit
Tuberkulosis (TB) Paru Di
Puskesmas Koto Katik Kota
Padang Panjang. Jurnal
Pembangunan Manusia Vol.5 No.3.
Tahun 2011
Zulkoni. Akhsin. 2011. Parasitologi.
Nuha Medika. Yogyakarta

80

You might also like