Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 9
Jurnal Penelian Hasil Hutan Forest Products Research Journal Vol. 2, No. 2 (1985) pp. 20 - 25 PENGARUH KOMPOSISI PEREKAT TERHADAP EMISI FORMALDEHIDA DAN KETEGUHAN REKAT KAYU LAPIS (The effect of glue composition on formaldehyde emission and bonding strength of plywood) Oleh/By Paribotro Sutigno ‘Suwardi Sumadiwangsa ‘Summary One of the drawbacks using plywood bonded with uree formaldehyde (UF) is formaldehyde emission, especially in a room with limited ventilation such as mobile Komes. Some countries have imposed restriction on the limit of formaldehyde emission Jor certain uses. This work deals with the effect of hardener and extender types on formaldehyde emission and on bonding strength of the UF bonded plywood. The effect of hardener mixed with catching agent on formaldehyde emission i positive, Le. lower the formaldehyde emission at the same time lower the bonding strength, The effect of extender types were not significant. The interaction between hardener types land extender types were highly significant. This effect, however, was not consistent since its effect on the bonding sirength was highly slanficant in one typeof hardener only I. PENDAHULUAN Sebagian besar dari kayu lapis yang dibuat di Indonesia menggunakan perekat urea formaldehida. Pemasaran kayu lapis tersebut selain untuk keperluan dalam negeri, juga untuk ekspor. Ekspor kayu lapis, terus meningkat. Pada tahun 1980 tercatat ekspor kayu lapis sebanyak 283.000 m3 sedangkan pada tahun 1984 meningkat menjadi 2,9 juta m3 tidak termasuk ekspor venir (Anonymous, 1985). Salah satu sifat yang tidak diinginkan dari kayw lapis yang dibuat dengan perekat urea formaldehida adalah adanya emisi gas formaldehida. Bila kayu lapis, dipergunakan dalam ruangan yang relatif tertutup, maka adanya emisi gas tersebut menimbulkan pen- cemaran lingkungan berupa gangguan terhadap ke- sehatan. Pada awal tahun 1980 mulai dipermasalahkan_ mengenai batas emisi formaldehida dari kayu lapis terutama di negara Eropa Barat dan Amerika Utara (Anonymous, 1980). Beberapa kalangan di Amerika ‘menyebutkan batas tersebut ada di antara 1 - 1,25 ppm. Di beberapa negara Eropa batas kadar formaldehida maksimum di dalam ruangan kerja adalah 0,96 - 2 ppm (Anonymous, 1982a). Menurut IHPA (1981a) ada dua macam kayu lapis ditinjau dari segi emisi gas formal- 20 dehidanya, yaitu kayu lapis kelas I dengan emisi formaldehida maksimum 1 ppm dan kayu lapis tidak berkelas dengan emisi formaldehida lebih dari 1 ppm. Kayu lapis tidak berkelas dapat dipakai untuk panel rumah mobil bila Konstruksinya sedemikian schingea dapat mengurangi kadar gas formaldehida yang terdapat dalam ruangan. Salah satu usaha untuk mengurangi emisi formal- dehida dari kayu lapis adalah dengan memakai_pe- nngeras khusus, yaitu pengeras yang telah diberi bahan yang dapat mengikat (catching agent) gas formaldehida, bebas (Anonymous, 1982b). Dalam tulisan ini akan dikemukakan hasil penelitian pengaruh macam bahan pengeras dan macam ekstender terhadap emisi formal- dehida serta keteguhan rekat kayu lapis keruing. Il. BAHAN DAN METODA A. Bahan Kayu lapis berupa tripleks dibuat dari venir keruing (Dipterocarpus caudiferus Mert.) dengan perekat urea formaldehida cair (UF). Venir tersebut dibuat dengan mesin kupas dan tebalnya 1,5 mm. Ukuran kayu lapis adalah 40 cm x 40 em. Pengeras yang dipakai ada 4 macam, yaitu: Amonium chlorida sebanyak 0,5% dari berat UF 2. Pengeras UFP (buatan pabrik) (Anonymous, 1982b), sebanyak 0,2%. 3. Pengeras buatan pabrik yang telah ditambah dengan bahan penangkap (UFPC) (Anonymous, 1982) sebanyak 6,25%. 4. Campuran amonium chlorida 15%, urea 30%, amonium hidroksida 25% dan air 35% (Roffael, Rauch dan Bismarck, 1975) sebanyak 10%. Ekstender yang digunakan ada 3 macam, yaitu: 1. Tepung terigu 2. Tepung gaplek 3. Tepung onggok (ampas tapioka). Banyaknya ekstender yang dipakai adalah 20% dari berat UF. Penambahan air secukupnya sehingga kekentalan ramuan perekat ada di sekitar 13 - 17 poise sesuai dengan anjuran pabrik perekat (Anonymous, 1982b).. abel 1. Komposisi perekat dan sfatnya Table 1. Glue compositions and their properties. B. Metoda Perekat yang dilaburkan pada permukaan venir adalah 190 g/m2 atau 60,8 g untuk setiap lembar tripleks berukuran 40 cm x 40 cm. Bahan kayu lapis dikempa dingin selama 20 menit dengan tekanan 13 kg/em2 kemudian dikempa panas selama 3 menit pada suhu 115°C dan tekanan 10 kg/cm? sesuai dengan anjuran pabrik perekat (Anonymous, 1982b). Untuk setiap perlakuan dibuat $ buah kayu lapis. Pengujian emisi formaldehida dilakukan dengan cara desikator selama 2 jam menurut ketentuan IHPA, (Anonymous, 1981b). Contoh uji sebanyak 8 buah dimasukkan ke dalam desikator setelah dikondisikan selama satu minggu. Pengujian keteguhan rekat kayu lapis dilaksana- kan menurut standar Indonesia (Anonymous, 1981c), untuk kayu lapis tipe II, yaitu setelah contoh uji direndam dalam air panas 60°C selama 3 jam. Dari setiap lembar kayu lapis dibuat 4 contoh uji untuk Pengeras (Hardener, A Ekstender (Extender, B UF Air Water) Kekentalan pH ee oot] ' Wiscocity) Macam Gram Macam Gram Poise) ype) w (ype) w a os b 20 100 n 4 63 2 02 by 2» 100 m4 4 58 4 625 by 20 100 148 1“ 63 ™ 10 by 2 100 637 “4 83 4 os by 20 100 4.86 4 63 4 02 3 2 100 1483 4 58 ay 628 by » 100 4 1“ 63. 4 0 a » 100 = 9 83 a os by » 100 = 4 63 % 02 3 2» 100 - 16 58 4 625 bs 20 100 383 Bs 63 % 10 bs 20 100 - 6 83 Keterangan (Remarks): 4, = Amonium chlorida (Ammonium chloride). = Pengeras UFP. eres Buatan pabrik perekat dan telah ditambah dengan bahan penangkap (UFPO) ‘Campuran amonium chlorida 15%, urea 30%, amonium hidroksida 25% dan air 35%. (The mixture of ammonium chloride 15%, urea 30%, ammonium hydroxide 28% and water 35%) by = Tepung terigu (Wheat flour by = Tepung gaplek (Cassava flow). bs = Tepung onggok (Tapioca waste flour. UP = Urea formaldehida (Urea formaldehyde). For. Prod. Res. J. Vol. 2, No. 2 (1985) 21 setiap standar. Data yang dicatat adalah beban putus dan kerusakan kayu. Data yang diolah adalah nilai rata-rata dari setiap lembar kayu lapis, Percobaan ini memakai rancangan faktorial (Snedecor dan Cochran, 1968) dengan dua macam faktor yaitu pengeras (a) dan ekstender (b). Pengeras ada 4 macam, sedangkan ekstender 3 macam dengan S ulangan. III, HASIL DAN PEMBAHASAN A. Ramuan perekat Dalam percobaan ini dibuat 12 macam ramuan perekat (Tabel 1). Penambahan air dilakukan agar kekentalan perekat relatif sama, yaitu sekitar 14 poise. Penambahan air untuk setiap macam komposisi tidak sama. Hal ini berhubungan dengan sifat pe- nyerapan air yang tidak sama pada setiap macam cekstender (Perry, 1944). Pemakaian pengeras ag meng- hasilkan ramuan perekat dengan pH yang relatif tinggi arena pada pengeras tersebut terdapat natrium idroksi B. Emisi formaldehida Ikhtisar hasil penetapan emisi formaldehida ter- ‘cantum pada Tabel 2. Data ini merupakan rata-rata abel 3. Sidik ragam emis formaldehida, Table 3. Analysis of variance for formaldehyde emission. Sumberkeragaman Derajat Juma Kuadrat (Source bebas—uadrat tengahF ‘of variation) @) SS) (MS) Pengeras 3 Toaess 23,4282 228,791°+ (Hardener), A Ekstender 2 048830292 3,215 (Extender, B Ineraksi 6 S197 0,865 8,460" Uneraction), AB. Galat (Error, 4849156 0,104 Jumlah (Tora 39 81,0862 angan (Remarks): + Sangat nyata (Highly significan), Karena pengaruh macam pengeras dan pengaruh interaksi macam pengeras dengan macam ekstender sangat nyata maka dilakukan uji beda nyata jujur (BN). Nilai BNJ untuk macam pengeras adalah 0,3115 ppm (peluang 95%) dan 0,3841 ppm (peluang, 99%). Hasilnya tercantum pada Tabel 4, ‘Tabel 4, Uji beda emisi formaldehida antar pengeras. Table 4. Test of difference for formaldehyde emission among hardeners. ; Macam pengeras Ems for Beda (Difference dari lima ulangan. as barrie a Phedene) —"“ormak “16627 -A988S—-3.7381 ‘ehvde emission “abel 2. Enis formaldehia dari ayy ais ppm. 4 russ 2aR2Iee 21969" 0.4067" Table 2. Formaldehyde emision of plywood (om) a pane een Macam pengeras Macam ektender 5 Sead (rypeat harden, A ype af extender B 4 het by b bs Keterangan (Remark) 4 yo ae in 3186241920 5,836 8 2tel 1070s Berdasarkan Tabel 4 ternyata bahwa_terjadi % ios 2.1081 1.4801——penurunan emisiformaldchida bila menggunakan Hasil sidik ragam (Tabel 3) menunjukkan bahwa macam pengeras (A) berpengaruh sangat nyata, sedangkan macam ekstender (B) tidak berpengaruh tethadap emisi formaldehida. Walaupun demikian, interaksi macam pengeras dengan macam ekstender (AB) menunjukkan pengaruh yang sangat nyata, 2 pengeras yang dicampur dengan bahan penangkap (a3 dan ag). Walaupun demikian emisi formaldehida yang terjadi masih di atas 1 ppm. Pengeras a2 adalah bbuatan pabrik perekat yang mungkin pula diberi bahan penangkap dalam jumlah sedikit schingga dapat menurunkan emisi formaldehida. Nilai BNI untuk interaksi pengeras dengan ekstender adalah 0,698 ppm (peluang 95%) dan 0,8128 ppm (peluang 99%). Hasil uji bedanya ter- cantum pada Tabel 5. Jur, Pen, Has. Hut. Vol. 2, No. 2 (1985) abel 5. Uji beda emisi formaldehida pada interaksi pengeras dengan ekstender. Table 5. Test of difference for formaldehyde emission on intr: ion between hardener and extender Macampe- Maan Emisifor-———_‘Ketrangan ngerasekatender —maldehida (Remarks) (Type0f Types (Formal- hardener), A extender), dehyde emision, pom a rc) Tidak ayata % 7 | (sor sinieon) by 3.8206 2 by 920 ) baby = sangat ayaa by aanet |) Giehystnicany by 31862 0) by 24060 | by by = sangat ayaa 62 (ight signiican) by 17 4 2108 Tidak nyata by a8on (ot significa) aes) Pada pengeras ay (amonium chlorida) dan pe- ngeras ag (campuran amonium chlorida, urea aan amonium hidroksida) pengaruh ekstender tidak nyata tethadap emisi formaldehida. Pada pengeras ay dan a3 ekstender by (terigu) menghasilkan emisi formal- dehida yang rendah. Pemakaian ekstender bp (tepung gaplek) dan bg (tepung onggok) ternyata berlainan pada pengeras a2 dan a3. Pada pengeras ay pemakaian tepung onggok tidak berbeda nyata dengan terigu, sedangkan pada pengeras a3 pemakaian tepung gaplek tidak berbeda nyata dengan terigu. ‘abel 6. Ketequhan rekat kayu lapis dinyatakan dalam beban putus (kg/em2) dan kerusakan kayu (). Table 6. Plywood bonding strength as indicated by failing load (kg/ema) and wood failure (%). Macam Macam ekstender (Type of extender), B pengeras (ype of, b by bs hardener). Ky/em2_% ky/em2_% ky/emd_—% a 808 35.8 9,78 2257.68 288 % 1448 66,0 12.94 55,3 10,66 43,8 4 10.62 39.0 8,28 160 7.85 11,0 a4 637 BS 294 35 108s For. Prod. Res. J. Vol. 2, No. 2 (1985) CC. Keteguhan rekat Pada Tabel 6 tercantum ikhtisar hasil pengujian keteguhan rekat. Data ini merupakan rata-rata dari lima ulangan. ‘Untuk mengetahui pengaruh macam pengeras dan macam ekstender terhadap keteguhan rekat kayu lapis dilakukan perhitungan sidik ragam (Tabel 7). Data yang diolah adalah nilai beban putus. Tabel 7. Sidk ragam keteguhan rekat kayu lapis, Table 7. Analysis of variance for bonding sirengih Sumber kera- Derajat_ Jumlah-Kuadrat feaman (Source bebas—kuadrat tenga F (of variation) @) SS) as) Pengeras 3 646.2623 215,4208 $2,200 Hardener, A Bkstender 2 94us9 47s 1.145 (Excenden, B Ineraksi 6 1340782 27,3464 s.aisee nteraction), AB Gatat (Error, 48 198.0855 4.1268 Jumlah (Tore 9 987.8749 Keterangan (Remarks): o 5 Sangat nyata (Highly significan, Pengaruh macam pengeras terhadap keteguhan rekat kayu lapis sangat nyata sedangkan pengaruh macam ekstender tidak nyata. Walaupun demikian pengaruh interaksi pengeras dengan ekstender sangat nyata. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Pengaruh tersebut dilakukan uji beda nyata jujur (BNJ). Nilai BNJ untuk pengaruh macam pengeras adalah 1,98 kg/cm? (peluang 95%) dan 2,44 ke/cm2 (peluang 99%). Hasil uji bedanya tercantum pada Tabel 8. ‘abel 8. Uji beda keteguhan rekat kayu lapis antar pengeras. Table 8. Test of difference for bonding strength among hardener Macam —Keteguhan Beda (Difference) pengeras eka (Typeof Bonding 3,46 8,81 92 hardener) ‘sirengih) kg/em2, = 12,69 ate 377 8.92 oat - asi BS 346 Keterangan (Remark): 5 Sangat nyata (Highly signfican). Pengeras yang mengandung bahan penangkap ya- itu a3 dan ag menghasilkan kayu lapis dengan keteguh- ‘an rekat yang lebih rendah. Karena pengaruh pengeras berinteraksi dengan pengaruh ekstender maka perlu dilakukan uji beda terhadap interaksi tersebut (Tabel 9). Nilai BNJ untuk uji beda ini adalah 4,44 kg/cm2 (peluang 95%) dan 5,16 kg/cm? (peluang 99%). ‘abel 9. Uji beda Ketepuhan rekat kayu lapis pada interaksi pe: ngeras dengan ekstender. Table 9. Test of difference for plywood bonding strength on Interaction between hardener and extender. Macam —Macam —Keteguhan pengerasekstender rekat Keterangan (ypeof (Type of (Bonding (Remarks) hardener), extender), strength) a B kefem2 a b 8,08 Tidak nyata by 9.78 (ot significant) 65 7.68 % by 1448 Tidak nyat by ns (or significant) b3 10.66 a by 1,62 Tidak nyat b 8.28 (Nor significant) b 788 4 by S57] basen eva by seine bs toe Pengaruh ekstender pada pengeras a), a dan a3 terhadap Keteguhan rekat kayu lapis tidak nyata. Pengaruh yang sangat nyata hanya terdapat pada pengeras ag, yaitu antara tepung terigu dengan tepung ongeok Penambahan bahan penangkap dalam pengeras ternyata menurunkan keteguhan rekat (Tabel 8). Jung Ihn Hyun ef al. (1981) mengemukakan bahwa pemakaianbahan penangkap dalam perekat urea formaldehida akan menurunkan Keteguhan rekat kayu lapis. Keteguhan rekat yang paling rendah terdapat pada pengeras ay. Komposisi perekat dengan pengeras ini bersfat basa_dan relatif encer untuk ekstender tepung gaplek (bg) dan tepung onggok (b3) (Tabel 1). Jai selain adanya bahan penangkap, faktor keasaman ddan kekentalan mempengaruhi juga Keteguhan rekat. Menurut Kollman ef al. (1975) pengerasan perckat urea formaldehida yang baik adalah dalam keadaan asam. Kekentalan ramuan perekat yang dianjurkan ‘leh pabrik adalah 13-17 poise (Anonymous, 1982 b). m Pada percobaan ini pengaruh macam ekstender hanya terlihat nyata pada pengeras ag saja. Hal ini mungkin disebabkan antara lain oleh faktor kekentalan ramuan perekat. Pada pengeras aj - a3 kekentalan tersebut ada di sekitar 14 poise, sedang pada pengeras ‘ag ada di antara 6 - 14 poise (Tabel 1). Pada pengeras ini (campuran amonium chlorida, urea dan amonium hhidroksida) pemakaian terigu menghasilkan keteguhan rekat yang lebih tinggi daripada tepung onggok. Sebabnya selain faktor kekentalan mungkin juga faktor sifat ekstender. Ramuan perekat dengan terigu mempunyai Kekentalan 14 poise, sedangkan yang dengan tepung onggok hanya 6 poise. Karena ciri ekstender yang penting adalah adanya karbohidrat dan protein (Robertson, 1974) maka perlu diketahui perbedaan dalam kadar bahan tersebut. Kadar bahan itu pada terigu lebih tinggi daripada tepung onggok, yaitu berturut-turut karbohidrat 77,3% dan 45 - 70 protein 8,9% dan 1% (Anonymous 1957 dan 1981 4). Walaupun pengaruh tepung terigu (by) dan tepung gaplek (bp) pada pengeras ag tidak nyata, tetapi terlihat ada kecenderungan penurunan beban_putus dan kerusakan kayu (Tabel 6). Kadar karbohidrat dari tepung gaplek adalah 88,2% dan kadar protein- nya 1,19 (Anonymous, 1981 d). Pengaruh ekstender pada pengeras aj, a2 dan a3 belum terlihat mungkin karena beberapa hal. Pertama kekentalan ramuan perekat relatif sama, yaitu 14 dan 13,5 poise. Kedua pH ramuan perckat tidak berbeda besar dan masih termasuk asam, yaitu 6,3 dan 5,8, Ketiga persentase urea formaldehi masih cukup tinggi dan hampir sama, yaitu pada ramuan perekat dengan ekstender tepung terigu 86,6%, pada ramuan dengan tepung gaplek 94,7¥% dan pada ramuan dengan tepung onggok 96,8%. IV. KESIMPULAN Macam pengeras berpengaruh sangat nyata ter- hadap emisi formaldehida dan tethadap keteguhan rekat kayu lapis. Pengeras yang diberi bahan pe- nangkap cenderung menurunkan emisi formaldehida dan keteguhan rekat kayu lapis yang dibuat dengan perekat urea formaldehida. Pada percobaan ini macam ekstender tidak me- nunjukkan pengaruh yang nyata tethadap emisi formaldehida dan tethadap keteguhan rekat kayu lapis. Walaupun demikian interaksi antara_macam pengeras dengan macam ekstender_memberikan pe- hngaruh yang sangat nyata. Pengaruh interaksi_ ini terhadap emisi formaldehida tidaklah seragam pada setiap macam pengeras. Pengaruhnya terhadap ke- teguhan rekat kayu lapis hanya terlihat nyata pada satu macam pengeras saja, yaitu pada campuran amonium chlorida, urea dan amonium hidroksida. Jurn, Pen, Has, Hut, Vol. 2, No. 2 (1985) DAFTAR PUSTAKA Anonymous, 1957. Daftar bahan-bahan makanan: Lembaga Makanan Rakyat, Jakarta 1980. Formaldehyde hysteria. Industry faces up to the problems, real, imagined. World Wood, 21 (2) : 16, 63. ——.. 198la. IHPA - Class I Specification for low formaldehyde emission plywood. Imported Hardwood Products Association, Inc. ——. 1981b. Tentative test method for emission of formaldehyde from wood products. Desicator method. Imported Hardwood Products Asso- ciation, Inc. - 1981c, Mutu dan cara uji kayu lapis. Standar Industri Indonesia (S11) 0404 - 80. Departemen Perindustrian, Jakarta, 1981d. Daftar komposisi bahan makanan, Direktorat Gizi, Jakart ——.. 1982a, Resin emission headline at US board symposium. World Wood, 23 (3) : 34 - 35. For. Prod. Res. J. Vol. 2, No. 2 (1985) ——. 1982b. Data teknik LEF plywood. PT Pamolite Adhesive Industry. Probolinggo. ——. 1985. Directory of the plywood industry in Indonesia, Asosiasi Panel Kayu Indonesia (APKINDO), Jakarta. Jung thn Hyun, Yean Heung Chung, Yong Dae Lee and Jae Myeong Jo. 1981. Eliminating odor of formaldehyde emission from urea formaldehyde adhesive plywood. The Research Reports of, the Forest Research Institute No. 28, Seoul. Kollman, F.F.P., E.W. Kuenzi and A.J. Stamm. 1975. Principles of wood science and technology. Springer-Verlag Berlin, Heidelberg, New York. Perry, T.D. 1944. Modern wood adhesives. Pitman Publishing Corporation. New York, Chicago. Robertson, J.E. 1974. 1973 plant-site observations of Asian plywood glue extenders. Forest Products, Journal 24 (11) : 35 - 41. Snedecor, G.W. and W.G. Cochran. 1968. Statistical methods. Oxford and IBH Publishing Co., Calcutta, Bombay, New York. 25 ee EME Mea parnilode veri gto 2 yr te MM 1s pang ooh fee MM ee ee re Re act ie fees shai sats Re cuca cet rng hes to oot eee a 38. tie ee eee Igettotiae Shp a boerpacsarinsie “Tel oe wh aediebcH udkti ruts oeag? ORNS gti” tampa abit ek as Ete ata ME tag ane! PIRSA VRS 56 0T eeb a a eg A 8 ee ae onto: PRD DE sheep ak IP ee Lag Tyas BR pas Glad 2c Stent serie naiee + SER 7. apa? ages. T eee “iad Dream pelea at aby ae —— ‘ gee oh ee er ee Ain Lege 85° Hehe Pkg wba So: bi< taegterneh” igh aeaeee OBR 3.09 hae Sale Bs oan. ae NR aa a ae eee Panes PETUNJUK BAGI PENULIS BAHASA : Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia dengan ringkasan dalam bahasa Inggris atau dalam bahasa Inggris dengan ringkasan bahasa Indonesia, FORMAT : Naskah diketik di atas Kertas kuarto putih pada satu permukaan dengan 2 spasi. Pada semua tepi kertas disisakan ruang Kosong minimal 3,5 em. JUDUL : Judul dibuat tidak lebih dari 2 baris dan harus mencerminkan isi tulisan. Nama penulis di- cantumkan di bawah judul. RINGKASAN : Ringkasan dibuat tidak lebih dari 200 kata berupa intisari permasalahan secara_me- nyeluruh, dan bersifat informatif mengenai_hasil yang dicapai. TABEL : Judul tabel dan keterangan yang diperlu- kan ditulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris dengan jelas dan singkat. Tabel harus diberi nomor. GAMBAR GARIS : Grafik dan ilustrasi lain yang berupa gambar garis harus kontras dan dibuat dengan tinta hitam. Setiap gambar garis harus beri nomor, judul dan keterangan yang jelas dalam bahasa Indonesia dan Inggris. FOTO : Foto harus mempunyai ketajaman yang baik, diberi judul dan keterangan seperti pada ‘gambar. DAFTAR PUSTAKA : Daftar pustaka yang dirujuk harus disusun menurut abjad nama pengarang de- ngan mencantumkan tahun penerbitan, seperti teladan berikut : NOTES FOR AUTHORS LANGUAGE : Manuscripts must be written in Indonesian with English summary or vice versa. FORMAT : Manuscripts should be typed double spaced on one face of Ay white paper. A 3.5 cm ‘margin should be left on all sides. TITLE : Title must not exceed two lines, and should reflect the content of the manuscript. The author's name follows immediately under the title. SUMMARY : Summary must not exceed 200 words, and should comprise informative essence of the entire content of the article, TABLE : Title of tables and all necessary remarks must be written in Indonesian and English. Tables should be numbered. LINES DRAWING : Graphs and other line drawing illustrations must be drawn in high contrast black ink. Each drawing must be numbered, titled and supplied with necessary remarks in Indonesia and English. PHOTOGRAPH : Photographs submitted should have high contrast, and must be supplied with necessary information as in line drawing. REFERENCE : References must be listed in alpha- betical order of author's name with their year of Publications as in the following example : Allan, J.E, 1961, The determination of copper by atomic absorption spectropho- tometry. Spectrochim. Acta, 17, 459 — 466. FAO. 1974. Logging and Log Transport in Tropical Development Paper No. 18, Rome. Jane, F.W. 1953, The Structure of Wood. Ist ed. p. 328. London : CETAK ULANG : Kepada penulis diberikan 10 ceksemplar cetak ulang. igh Forest. FAO Forestry Black. OFFPRINT ; Authors are given offprints, 10 copies of “bina laksana offset”

You might also like