Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

KAJIAN PENGGUNAAN OBAT KEMOTERAPI PADA PASIEN LEUKEMIA

ANAK DI RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE KOTA SAMARINDA

Andi Cindy Fatikasari*, Welinda Dyah Ayu, Muhammad Amir Masruhim

Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Kefarmasian “Farmaka Tropis”,


Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia
*
Email: cindyftksr@gmail.com

ABSTRACT

Leukemia is a malignancy of blood cells originate from the bone marrow, characterized by
the irregular and uncontrolled proliferation of white blood cells. Acute leukemia is the
most common malignancy in children. The purpose of this study is to determine the
characteristics of patients, chemotherapy regimens, the accuracy of dosages, side effects of
chemotherapy, and treatment of side effects of chemotherapy. The research method used
was non-experimental. The data obtained were taken prospectively and the sampling
technique was total sampling used medical record data and interview data with a total of
29 respondents. The results of this research showed that patients with acute leukemia were
dominated by women with the percentage 52%, pre-school age group of 3-5 years with the
percentage 38%, and the most types of acute leukemia were ALL type L1 with the
percentage 59%. The most leukemia chemotherapy regimens is a combination of
Methotrexate IT-Vincristine with the percentage 37% and the accuracy of dosages with the
percentage 100% is calculated based on BSA (Body Surface Area). The side effects most
experienced by patients with leukemia chemotherapy is nausea-vomiting with the
percentage 97% and the treatment of nausea-vomiting side effects is ondansetron.

Keywords: leukemia, characteristics, regimen, side effects

ABSTRAK

Leukemia merupakan penyakit keganasan sel darah yang berasal dari sumsum tulang,
ditandai oleh proliferasi sel-sel darah putih yang tidak teratur dan tidak terkendali.
Leukemia akut adalah keganasan yang paling umum terjadi pada anak-anak. Tujuan
penelitian ini yaitu untuk mengetahui karakteristik pasien, regimen kemoterapi, ketepatan
dosis, efek samping serta penanganan efek samping kemoterapi leukemia. Metode
penelitian yang digunakan yaitu non eksperimental. Data yang di peroleh diambil secara
prospektif dan teknik pengambilan data secara total sampling menggunakan data rekam
medik serta data hasil wawancara dengan jumlah total sebanyak 29 responden. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pasien yang mengalami leukemia akut lebih banyak
diderita oleh perempuan sebesar 52%, pada kelompok usia pra-sekolah 3-5 tahun sebesar
38%, dan jenis leukemia akut terbanyak adalah jenis ALL tipe L1 sebesar 59%. Regimen
kemoterapi leukemia terbanyak adalah kombinasi Methotrexate IT-Vincristin sebesar 37%
dengan ketepatan dosis sebesar 100% dihitung berdasarkan BSA (Body Surface Area).

Proceeding of the 8th Mulawarman Pharmaceuticals Conferences 111


ISSN: 2614-4778
Samarinda, 20-21 November 2018
Kajian Penggunaan Obat Kemoterapi pada Pasien Leukemia Anak di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Kota Samarinda

Efek samping regimen kemoterapi terbanyak adalah mual-muntah sebesar 97% dengan
penanganan efek samping mual-muntah adalah ondansetron.

Kata Kunci : leukemia, karakteristik, regimen, efek samping

DOI: https://doi.org/10.25026/mpc.v8i1.312

PENDAHULUAN dari kemoterapi, hal ini disebabkan


Leukemia merupakan penyakit karena obat-obat kemoterapi tidak hanya
keganasan sel darah yang berasal dari menghancurkan sel-sel kanker tetapi juga
sumsum tulang, ditandai oleh proliferasi menyerang sel-sel sehat, terutama sel-sel
sel-sel darah putih yang secara tidak yang membelah dengan cepat.
teratur dan tidak terkendali dan fungsinya Berdasarkan uraian di atas, peneliti
pun menjadi tidak normal, dengan tertarik untuk melakukan penelitian
manifestasi adanya sel-sel abnormal mengenai kajian penggunaan obat
dalam darah tepi[1]. Berdasarkan data kemoterapi untuk mengetahui
dari American Cancer Society (ACS) karakteristik, pola pengobatan, dan efek
tahun 2012, menunjukkan bahwa di samping serta penanganan dari efek
Amerika Serikat pada tahun 2012, samping kemoterapi pada pasien
leukemia menjadi sepertiga dari semua leukemia anak di Rumah Sakit Umum
keganasan yang terjadi pada anak dan Daerah Abdul Wahab Sjahranie
sering ditemukan pada anak di bawah Samarinda.
usia 15 tahun[2].
Leukemia akut dikelompokkan METODE PENELITIAN
menjadi Leukemia Limfoblastik Akut Metode penelitian yang digunakan
(ALL) yang memiliki persentase kira- dalam penelitian ini adalah penelitian non
kira 75% dari semua kasus dengan eksperimental dengan penelusuran data
insiden tertinggi pada umur 4 tahun dan secara prospektif dengan menggunakan
Leukemia Mieloblastik Akut (AML) data rekam medik serta data hasil
yang memiliki persentase 20% dengan wawancara dengan pasien leukemia di
insidensi yang tetap dari lahir sampai Rumah Sakit Umum Daerah Abdul
umur 10 tahun[3]. Wahab Sjahranie Samarinda.
Penatalaksanaan terapi pada pasien Pengambilan sampel ditentukan
leukemia, salah satunya adalah menggunakan metode total sampling
kemoterapi. Pemberian obat antikanker yang sesuai dengan kriteria inklusi.
merupakan tindakan utama untuk Jumlah sampel pada penelitian ini
mengeliminasi sel-sel kanker dalam sebanyak 29 pasien. Kriteria inklusi pada
tubuh. Regimen kemoterapi leukemia dan penelitian ini yaitu pasien dengan
pemberian dosis pada pasien berbeda- diagnosa leukemia akut dan sedang
beda sesuai dengan jenis leukemia, berat menjalani kemoterapi di RSUD Abdul
badan, dan tinggi badan pasien yang Wahab Sjahranie Samarinda dan berusia
apabila terjadi kesalahan dapat 0-12 tahun. Data yang di peroleh
menimbulkan ketidaktepatan terapi yang dianalisis secara deskriptif dan dibuat
diberikan kepada pasien leukemia[4]. tabulasi data.
Selain itu, adapula beberapa efek
samping yang perlu diperhatikan akibat

Proceeding of the 8th Mulawarman Pharmaceuticals Conferences 112


ISSN: 2614-4778
Samarinda, 20-21 November 2018
Kajian Penggunaan Obat Kemoterapi pada Pasien Leukemia Anak di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Kota Samarinda

Tabel 1. Distribusi Karakteristik Pasien Leukemia Anak Berdasarkan Usia


Usia (tahun) Jumlah Pasien Persentase (%)
0-1 2 7
1-3 6 21
3-5 11 38
5 - 12 10 34
Total 29 100

Tabel 2. Distribusi Karakteristik Pasien Leukemia Anak Berdasarkan Jenis Kelamin


Jenis Kelamin Jumlah Pasien Persentase (%)
Laki - laki 14 48
Perempuan 15 52
Total 29 100

HASIL DAN PEMBAHASAN usia 2-5 tahun[8]. Usia tersebut


dikategorikan dalam usia pra-sekolah
Karakteristik Pasien Leukemia Anak dimana usia tersebut adalah masa dimana
Penelitian ini dilakukan di RSUD anak-anak dapat menunjukkan
Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. kemampuan untuk lebih banyak
Responden yang dikumpulkan pada beraktivitas, mengembangkan rasa ingin
penelitian ini sebanyak 29 orang. Dari 29 tahu dan eksplorasi terhadap benda yang
orang responden tersebut selanjutnya ada di sekelilingnya[9].
dianalisis karakteristiknya berdasarkan Berdasarkan Tabel 2 diperoleh
usia, jenis kelamin, dan jenis leukemia. bahwa perempuan memiliki angka
Berdasarkan Tabel 1 diperoleh kejadian leukemia akut lebih tinggi yaitu
rentang usia 3-5 tahun memiliki angka dengan persentase sebesar 52% (15
kejadian leukemia akut paling tinggi pasien) dibandingkan dengan laki-laki.
yaitu dengan persentase sebesar 38% (11 Hal ini bertentangan dengan penelitian
pasien) dan tidak berbeda jauh dengan Pertiwi (2013) dimana kasus leukemia
rentang usia 5-12 tahun yang memiliki dengan jenis kelamin laki-laki lebih
persentase sebesar 34% (10 pasien). Hal tinggi dibandingkan perempuan[5] Data
ini sejalan dengan penelitian Pertiwi dari SEER Amerika (2011) menunjukkan
(2013) yang menunjukkan leukemia bahwa kejadian leukemia lebih tinggi
paling banyak diderita pada anak usia 3-6 pada laki-laki daripada perempuan[10].
tahun dengan persentase 40%[5]. Penelitian Chandrayani (2009) juga
Penelitian Puspita (2018) yang menunjukkan bahwa leukemia lebih
melaporkan bahwa kasus leukemia anak banyak diderita oleh anak laki-laki
terbanyak pada rentang usia 1-6 tahun dibandingkan perempuan dengan
dengan persentase 56,6%[6], dan perbandingan 10:3[11].
penelitian Fridayenti (2015) yang Hal ini menunujukkan bahwa risiko
menunjukkan anak usia 5-9 tahun dengan menderita leukemia pada anak yang
persentase tertinggi sebesar 46,2%[7]. berjenis kelamin laki-laki lebih besar
Secara keseluruhan leukemia dapat dibandingkan dengan yang berjenis
terjadi pada berbagai rentang usia dengan kelamin perempuan. Banyak faktor yang
puncak kejadian ALL yaitu pada rentang dapat menyebabkan perbedaan hasil

Proceeding of the 8th Mulawarman Pharmaceuticals Conferences 113


ISSN: 2614-4778
Samarinda, 20-21 November 2018
Kajian Penggunaan Obat Kemoterapi pada Pasien Leukemia Anak di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Kota Samarinda

penelitian yang didapatkan diantaranya AML bisa menyerang segala usia, tetapi
yaitu faktor kondisi lingkungan yang paling sering terjadi pada umur
buruk, gaya hidup masyarakat, serta dewasa[14].
faktor kondisi kesehatan[12]. Menurut klasifikasi FAB (French
Berdasarkan Tabel 3. diperoleh jenis American British) kasus ALL dibagi
leukemia yang paling banyak diderita menjadi 3 subtipe berdasarkan morfologi
oleh pasien anak adalah Leukemia lymphoblast atau sel darah putih yang
Limfoblastik Akut (ALL) tipe L1 dengan terinfeksi. ALL-L1 terdiri dari sel-sel
persentase sebesar 59% (16 pasien). Hal limfoblas kecil serupa dengan kromatin
ini sejalan dengan penelitian Wijayanti homogen, anak inti umumnya tidak
(2017) yang menunjukkan bahwa ALL tampak dan sitoplasma sempit, ALL-L2
yang paling banyak terjadi adalah tipe L1 sel limfoblas lebih besar tetapi ukurannya
dengan persentase sebesar 63,4%[13]. bervariasi, kromatin lebih besar dengan
Sedangkan Leukemia Myeloblastik Akut satu atau lebih anak inti dan ALL-L3 sel
(AML) terdapat 2 pasien dengan tipe M5 limfoblas besar, homogen dengan
sebesar 50% (1 pasien) dan tipe M6 kromatin berbercak, banyak ditemukan
sebesar 50% (1 pasien). anak inti serta sitoplasma yang basofilik
Penelitian ini menunjukkan bahwa dan bervakuolisasi. Sedangkan untuk
jenis leukemia anak di RSUD Abdul kasus AML dibagi menjadi 8 subtipe
Wahab Sjahranie terbagi menjadi dua yaitu M0 (AML tanpa maturasi), M1
jenis leukemia akut yaitu Leukemia (AML berdiferensiasi minimal), M2
Limfoblastik Akut (ALL) 97% dan (AML dengan maturasi), M3 (leukemia
Leukemia Myeloblastik Akut (AML) 7%. promielositik hipergranuler), M4
Menurut Permono (2012) pada populasi (leukemia mielomonositik akut), M5
anak, umumnya jenis leukemia yang (leukemia monositik akut), M6 (leukemia
terjadi adalah ALL dan AML. Kasus eritroblastik), dan M7 (leukemia
ALL (82%) lebih sering terjadi pada anak megakariositik akut)[8].
dibandingkan dengan AML (18%) dan

Tabel 3. Distribusi Karakteristik Pasien Leukemia Berdasarkan Jenis Leukemia


Jenis Leukemia
Jumlah Pasien Persentase (%)
Tipe Subtipe
L1 16 59
ALL
L2 11 41
(n = 93%)
L3 0 0
Total 27 100
M0 0 0
M1 0 0
M2 0 0
AML M3 0 0
(n = 7%) M4 0 0
M5 1 50
M6 1 50
M7 0 0
Total 2 100

Proceeding of the 8th Mulawarman Pharmaceuticals Conferences 114


ISSN: 2614-4778
Samarinda, 20-21 November 2018
Kajian Penggunaan Obat Kemoterapi pada Pasien Leukemia Anak di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Kota Samarinda

Tabel 4. Regimen Kemoterapi Leukemia Limfoblastik Akut (ALL)


Regimen Kemoterapi Dosis Literatur Jumlah Persentase
ALL (DIH, 2013) Pasien (%)
Methotrexate IT 6-12 mg/dosis
10 37
Vincristin 1,5 mg/m2
Vincristin 1,5 mg/m2 6 22
Methotrexate IT 6-12 mg/dosis
Vincristin 1,5 mg/m2
5 19
Daunorubicin 25 mg/m2
L-asparaginase 6000 U/m2
Methotrexate IT 6-12 mg/dosis
HD Methotrexate 1000 mg/m2 4 15
Leucovorin 10-15 mg/m2
Methotrexate IT 6-12 mg/dosis
Vincristin 1,5 mg/m2 2 7
2
Citarabin 75 mg/m
Total 27 100

Tabel 5. Regimen Kemoterapi Leukemia Myeloblastik Akut (AML)


Regimen Kemoterapi Dosis Literatur Jumlah Persentase
AML (DIH, 2013) Pasien (%)
Methotreksat IT 6-12 mg/dosis
Citarabin 75 mg/m2 1 50
2
Daunorubicin 25 mg/m
Vincristin 1,5 mg/m2
Citarabin 75 mg/m2 1 50
Doxorubicin 20-30 mg/m2
Total 2 100

Pola Pengobatan Kemoterapi Pasien persentase 50% (1 pasien) dan kombinasi


Leukemia Vincristin-Citarabin-Doxorubicin dengan
Penelitian ini menunjukkan persentase 50% (1 pasien).
persentase pemilihan regimen kemoterapi Kombinasi obat kemoterapi ALL
berdasarkan jenis leukemia. Pola Methotreksat IT-Vincristin merupakan
pengobatan leukemia di RSUD Abdul obat yang digunakan pada fase
Wahab Sjahranie didasarkan pada pemeliharaan (maintenance) dengan
Indonesian ALL 2013 Protocol oleh dosis methotreksat IT 6-12 mg/dosis yang
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). disesuaikan dengan usia pasien dan
Berdasarkan tabel 4. diperoleh regimen vincristin dosis 1,5 mg/m2. Kombinasi
kemoterapi ALL yang paling banyak obat kemoterapi AML Methotreksat IT-
adalah Methotrexate IT-Vincristin Citarabin-Daunorubicin yang digunakan
dengan persentase sebesar 37% (10 pada fase induksi dan kombinasi
pasien). Pada tabel 5. diperoleh regimen Vincristin-Citarabin-Doxorubicin pada
kemoterapi AML yaitu Methotreksat IT- fase konsolidasi. Methotrexate
Citarabin-Daunorubicin dengan merupakan obat golongan antimetabolit

Proceeding of the 8th Mulawarman Pharmaceuticals Conferences 115


ISSN: 2614-4778
Samarinda, 20-21 November 2018
Kajian Penggunaan Obat Kemoterapi pada Pasien Leukemia Anak di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Kota Samarinda

antagonis folat, dimana obat ini bekerja Obat akan memberikan efek yang
dengan menghambat dihidrofolat maksimal apabila diberikan dengan dosis,
reduktase yang mengubah asam folat cara dan lama pemberian yang tepat.
menjadi asam tetrahidrofolat sehingga Pada penelitian ini, ketepatan dosis
sintesis protein dan asam nukleat kemoterapi yang diberikan kepada pasien
terganggu yang menyebabkan kematian leukemia anak di instalasi rawat inap
sel. Vincristin merupakan alkaloid vinka RSUD Abdul Wahab Sjahranie
yang berikatan secara spesifik dengan dibandingkan dengan guideline dari
tubulin, komponen protein mikrotubulus, Indonesian ALL 2013 Protocol dan Drug
spindle mitotic, dan memblok Information Handbook. Pemberian dosis
polimerisasi sel sehingga terjadi disolusi kemoterapi pada setiap pasien dapat
mikrotubulus dan sel terhenti dalam dilakukan dengan menggunakan rumus
proses metafase[15]. Body Surface Area (BSA) yang dihitung
Pengobatan leukemia dibagi menjadi menggunakan data tingi badan dan berat
beberapa tahapan yaitu fase induksi yang badan pasien. Berdasarkan hasil
berlangsung selama 4-6 minggu untuk penelitian yang didapatkan semua pasien
mencapai remisi, fase postremisi dimana leukemia anak di RSUD AWS
fase ini untuk mempertahankan remisi mendapatkan dosis yang sesuai dengan
selama mungkin hingga menuju guidline yang dihitung berdasarkan BSA
kesembuhan yang dicapai dengan fase dengan persentase sebesar 100% (29
konsolidasi dan pemeliharaan yang pasien).
berlangsung selama 2-3 tahun[14].

Tabel 6. Efek Samping Regimen Kemoterapi Leukemia


Jumlah Persentase
Obat Kemoterapi Efek Samping (DIH, 2014) Terapi Suportif
Pasien (%)
Methotrexate IT
Daunorubicin Mual Ondansetron 28 97
Doxorubicin
Methotrexate IT
Daunorubicin Muntah Ondansetron 28 97
Doxorubicin
Vincristin Alopecia (Rambut rontok) - 18 62
Methotrexate IT
Stomatitis Nistatin 19 65
Doxorubicin
Methotrexate IT
Trombositopenia Transamin 9 31
Citarabin
Daunorubicin Diare Oralit 5 17
Citarabin Penurunan nafsu makan Multivitamin 11 38
Daunorubicin PRC (Packed
Anemia 25 86
Vincristin Red blood Cells)
L-Asparaginase
Hipersensitifitas Cetirizine 6 21
Leucovorin
Vincristin Konstipasi Laksatif 1 3

Proceeding of the 8th Mulawarman Pharmaceuticals Conferences 116


ISSN: 2614-4778
Samarinda, 20-21 November 2018
Kajian Penggunaan Obat Kemoterapi pada Pasien Leukemia Anak di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Kota Samarinda

Berdasarkan tabel 6. diperoleh bahwa suportif karena rambut dapat tumbuh


efek samping dari kemoterapi yang kembali setelah terapi selesai [17].
paling sering terjadi adalah mual-muntah Stomatitis dengan persentase sebesar
dengan persentase sebesar 97% (28 65% (19 pasien) terjadi akibat dari
pasien). Hal ini disebabkan karena kerusakan membran mukosa yang
sebagian besar dari obat kemoterapi menyebabkan infeksi (kandidiasis mulut),
leukemia memiliki potensi emetogenik dimana terapi suportif yang diberikan
(mual-muntah). Obat-obat kemoterapi dalam penelitian ini adalah nistatin yang
leukemia yang memiliki resiko emesis merupakan obat golongan antijamur [18].
sedang adalah Doxorubicin, Anemia dengan persentase 86% (25
Daunorubicin, Metotreksat 1000 mg/m2 pasien) terjadi akibat obat-obat
(frekuensi emesis >30-90%), resiko kemoterapi menekan proses pembentukan
emesis rendah adalah Citarabin (frekuensi sel darah yang menyebabkan kurangnya
emesis 10-30%), dan obat dengan resiko produksi sel darah merah, dimana terapi
emesis ringan adalah Vincristin, suportif yang diberikan dalam penelitian
Asparaginase, Metotreksat < 50 mg/m2 ini adalah pemberian PRC (Packed Red
(frekuensi emesis 1-10%)[16]. blood Cells) 10 ml/kgBB selama 3–4
Mual dan muntah pada pasien jam, PRC diberikan untuk kondisi anemia
leukemia umumnya terjadi karena efek berat dimana kadar Ht ≤ 12% atau Hb ≤ 4
samping pengobatan kemoterapi yang g/dl [19].
bersifat membunuh sel kanker, sel
normal, ataupun sel yang baru tumbuh KESIMPULAN
(berkembang). Mual merupakan perasaan Berdasarkan hasil penelitian
tidak nyaman dikerongkongan dan perut kajian penggunaan obat kemoterapi pada
yang menyebabkan muntah, sedangkan pasien leukemia anak di RSUD Abdul
muntah dipicu oleh impuls aferen ke Wahab Sjahranie Samarinda yang telah
pusat muntah (yang berlokasi di medulla) dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
dari chemoreseptor trigger zone, faring 1. Karakteristik berdasarkan Usia
dan saluran pencernaan, dan korteks terbanyak pada usia 3-5 tahun dengan
serebral yang disebabkan oleh obat-obat persentase 38%, berdasarkan jenis
kemoterapi. Penanganan untuk efek kelamin terbanyak adalah perempuan
samping mual dan muntah dapat diatasi dengan persentase 52% dan
dengan pemberian antiemetik sebelum berdasarkan jenis leukemia yang
atau sesudah kemoterapi. Obat antiemetik paling banyak diderita pasien adalah
yang digunakan didasarkan pada tingkat ALL tipe L1 dengan persentase 59%.
emetogenik dari regimen kemoterapi dan 2. Pola pengobatan kemoterapi
penggunaan regimen antiemetik berdasarkan pemilihan jenis dan
berdasarkan target reseptor yang golongan obat kemoterapi terbanyak
bervariasi. Berdasarkan hasil penelitian di adalah Methotrexate IT-Vincristin
RSUD Abdul Wahab Sjahranie diperoleh dengan persentase 37% (10 pasien).
bahwa penanganan untuk mual muntah Dosis pemberian obat kemoterapi
adalah dengan pemberian ondansetron telah sesuai dengan hasil perhitungan
yang diberikan secara intravena 30 menit dosis berdasarkan Body Surface Area
sebelum kemoterapi[16]. (BSA).
Selain mual-muntah adapula alopecia 3. Efek samping pengobatan kemoterapi
atau rambut rontok dengan persentase terbanyak yang dialami pasien adalah
sebesar 62% (18 pasien) terjadi akibat mual-muntah dengan persentase 97%
dari obat-obat kemoterapi menekan (28 pasien) serta penanganan untuk
proses mitosis matriks rambut, dimana efek samping mual-muntah adalah
efek samping ini tidak diberikan terapi ondansetron.

Proceeding of the 8th Mulawarman Pharmaceuticals Conferences 117


ISSN: 2614-4778
Samarinda, 20-21 November 2018
Kajian Penggunaan Obat Kemoterapi pada Pasien Leukemia Anak di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Kota Samarinda

UCAPAN TERIMAKASIH [11] S, C., Gambaran Distribusi


Terimakasih kepada Pimpinan Frekuensi Leukemia di RSK
RSUD Abdul Wahab Sjahranie Dharmais dari Tahun 2004-2008.
Samarinda atas izin dan bantuan yang Skripsi, 2009.
diberikan selama penelitian. [12] Rahmadin, B., I. Wahid, and
R.J.J.K.A. Yaswir, Profil Penderita
DAFTAR PUSTAKA Leukemia Mieloblastik Akut di
[1] Permono, B., et al., Buku ajar Bagian Penyakit Dalam RSUP Dr.
hematologi-onkologi anak. 2006: p. M. Djamil Padang. 2018. 6(3): p.
138-9. 495-501.
[2] Society, A.C., Cancer Facts dan [13] WIJAYANTI, L.P. and E.J.I.J.o.C.
Figures 2012. 2012. SUPRIYADI, Faktor Prognostik dan
[3] Anky TR, A.M., Sari Y, Edi ST, Kesintasan Pasien Leukemia
Karakteristik Leukemia Limfoblastik Limfoblastik Akut Anak di RSUP Dr.
Akut pada Anak di Rumah Sakit Sardjito, Yogyakarta, 2010–2015.
Kanker “Dharmais” 2000-2008. 2018. 11(4): p. 145-150.
Indonesian Journal of Cancer. 2010, [14] Permono, B., dan Ugrasena, I, Buku
2010. 4(4). Ajar Hematologi Onkologi Anak.
[4] Junaidi, I.J.J.P.B.I.P., Kanker. 2007. 2012.
[5] Pertiwi, N.M.I., et al., Potensi [15] Gunawan, S.G., R. Setiabudy, and
Toksisitas Neurologis Vinkristin E.J.E. Nafrialdi, Farmakologi dan
Pada Tubuh Yang Terjadi Pada terapi. 2007. 5: p. 139-160.
Anak Dengan Leukemia Limfositik [16] Network, N.C.C., Clinical Practice
Akut. 2013. 7(2): p. 186-194. Guidlines in Oncology : Antiemesis.
[6] Puspita, E., H.S. Mediani, and 2018.
I.J.J.P.K.I. Nurhidayah, Correlation [17] Faisel, C.T.W.J.J.M.P.F.U.T.,
between Nutritional States with Gambaran efek samping kemoterapi
Hematological Toxicity in Children berbasis antrasiklin pada pasien
with Acute Lymphoblastic Leukemia. kanker payudara di RSUD dokter
2018. 4(1): p. 22-29. Soedarso pontianak. 2012. 1(1).
[7] Fridayenti, F., H. Masdar, and [18] Oberbaum, M., et al., A randomized,
S.J.J.I.K. Asriani, Profil Pasien controlled clinical trial of the
Leukemia Anak di RSUD Arifin homeopathic medication
Achmad Provinsi Riau Periode TRAUMEEL s® in the treatment of
Tahun 2013-2014. 2017. 9(2): p. 78- chemotherapy‐induced stomatitis in
86. children undergoing stem cell
[8] Kumar, V., et al., Buku ajar patologi transplantation. 2001. 92(3): p. 684-
Robbins. 2015: Elsevier (Singapore). 690.
[9] Supartini, Y., Buku ajar konsep [19] Kar, A.S., Pengaruh anemia pada
dasar keperawatan anak. 2004, kanker terhadap kualitas hidup dan
Jakarta: Egc. hasil pengobatan. 2005.
[10] Institute, N.C., Surveilance
Epidemiology and End Results
(SEER) Leukemia Cancer Statistics
Review. 2011.

Proceeding of the 8th Mulawarman Pharmaceuticals Conferences 118


ISSN: 2614-4778
Samarinda, 20-21 November 2018

You might also like