Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 4

Khutbah Idul Fitri 1 Syawal 1442 H

LDNU KLATEN

Tiga Manifestasi Syukur Sambut Hari Kemenangan

ُ‫ َل الَهَ ا َل هلل ا هلل أكبر هلل أكبر َا َلِل الحمد‬9× ‫اَهللُ أكبر‬
.‫ضات هلل ال َمحبُوب‬ َ ‫صعُودَ إلَى َمر‬ ُّ ‫ هلل أكبر هذَا اليَو ُم يَو ُم العيد َجعَ َل هللُ العَودَ َاال‬
.‫غوب‬ ُ ‫ب فيه لع َباده ال ُمؤمنينَ زَ َكاة َ الفطر تَزكيَةً للنَفس َاتَنم َيةً ل َع َمل َها ال َمر‬ َ ‫ هللُ أكبر اَلَذى قَد أَا َج‬
‫ت الصيَام‬ َ ‫س ُرا ًرا لَ ُهم بج َهاد أَنفُسهم َاق‬ ُ ‫ الَذى َجعَ َل يَو َم عيد الفطر ضيَافَةً لعبَاده َا‬.‫اَهللُ أكبر‬
َ ‫ام ال َمسلُو‬
.‫ب‬ َ ‫ام َا َح َر َم الص َي‬ َ ُ‫ أ َ َح َل هلل‬.‫ال َمغلُوب‬
َ ‫الط َع‬
‫سل‬ َ ‫س ُرا ًرا باتبَاع النَبي ال ُمر‬ ُ ‫ب ال ُمؤمنينَ َاال ُمؤمنَات بَه َجةً َا‬ َ ‫اَل َحمدُ هلل اَل َحمدُ هلل الَذى َج َع َل قُلُو‬
.‫ َادَاعيًا إلَى هلل س َرا ًجا َاقَ َم ًرا ُمني ًرا‬.‫تَبشي ًرا َاتَنذي ًرا‬
.‫َظاه ًرا‬َ ‫صادقَة َباطنًا َا‬ َ ‫أَش َهدُ اَن لَ إ َلهَ إ َل هللُ الَذى َج َع َل ال َجنَةَ ض َيافَةَ ال ُكب َرى َا َلهُ اْلم ُر بالتَو َبة ال‬
‫سلم َعلَى‬ َ ‫لل َا‬َ ‫ اَللَ ُه َم‬.‫سولُهُ اْلم ُر ِل ُ َمته َعن الت َ َحافُظ قَبي ًحا َا ُزا ًرا‬ َ ‫َااَش َهدُ ا َ َن‬
ُ ‫سيدَنَا ُم َح َمدًا َعبدُهُ َا َر‬
َ ‫ل َحا َبته الَذينَ َكانُوا ل َبعضهم‬
: ُ‫ ا َ َما َبعد‬.‫َظهي ًرا‬ َ ‫سيدنَا ُم َح َم ٍد َا َعلَى آله َا‬ َ
‫طان‬ َ ‫شي‬َ ‫عوذ ُ باهلل منَ ال‬ ُ َ ‫ ا‬.‫طغَى‬َ ‫َاب َمن‬ َ ‫اُالينى نَفسي َاايَا ُكم بتَق َوى هلل فَقَد فَازَ َمن اتَقَى َا َقد خ‬
‫اس َعلَي َها لَ تَبدي َل لخَلق هلل ذَل َك الدي ُن‬ َ َ‫ط َر الن‬َ َ‫الرجيم فَأَقم َاج َه َك للدين َحنيفًا فط َرة َ هلل الَتى ف‬ َ
)03 : ‫القَي ُم َالَكن اَكث َ َر النَاس لَ يَعلَ ُمونَ (الرام‬
َ ‫اَيُّ َها ال ُمسل ُمونَ َحف‬
ُ‫ظ ُك ُم هلل‬
Di pagi nan cerah ini, di bawah terik sinar matahari dari ufuk timur pada hari pertama bulan syawal ini, marilah kita
selalu meningkatkan taqwa kita kepada Allah ta’ala dengan berusaha menjalankan perintah-perintah-Nya dan
menjauhi larangan-larangan-Nya.

Sidang Idul Fitri hafidhakumullâh,

Setelah kita membakar dosa-dosa selama Ramadhan penuh, kita berpuasa, beribadah malam, tadarus Al-Qur’an,
sedekah, zakat, menyantuni yatim-piatu, shalat berjamaah, i’tikaf dan lain sebagainya, tibalah saatnya kita sekarang
meraih kemenangan besar, sebuah kemenangan berperang dengan hawa nafsu dan menghajarnya selama satu bulan
penuh.

Tentu, capaian ini semata karena anugerah dari Allah SWT. Tidak semua muslimin yang mampu berpuasa lalu mereka
diberi pertolongan Allah bisa menjalankan puasa. Tidak semua muslimin yang mampu zakat, lalu mereka diberi taufiq
bisa menunaikan zakat, begitu pula shalat jamaah, sedekah dan lain sebagainya. Artinya, bagi siapa saja yang bisa
menjalankan ibadah, itu hanya pemberian anugerah Allah SWT. Atas dasar anugerah inilah, di pagi ini kita layak
bergembira menyambutnya.
1
Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an:

َ‫قُل بفَضل هلل َاب َرح َمته فَبذَل َك فَل َيف َر ُحوا هُ َو خَي ٌر م َما َيج َمعُون‬
Katakan wahai Muhammad, dengan anugerah Allah dan rahmatNya, dengan itu, maka bergembiralah.

Hal itu lebih baik dari pada apa saja yang telah mereka kumpulkan. Bergembira di sini tidak boleh diartikan dengan
sembarangan. Luapan ekspresi kegembiraan itu harus tidak bertentangan dengan norma syari’at. Kita tidak boleh
mengungkapkan kegembiraan dengan pesta miras, bersalaman, bersentuhan dengan lawan jenis yang bukan mahram,
rekreasi di tempat maksiat, dan lain sebagainya. Namun kita harus mengisinya dengan aneka macam kegiatan positif,
seperti mengumandangkan takbir, tahmid, tahlil, silaturahim, bermaaf-maafan, dan lain sebagainya.

Hadirin… Jika kita kaji secara mendalam tentang rangkaian ayat Al-Qur’an yang mewajibkan puasa di bulan Ramadhan
sebagaimana yang telah kita laksanakan, setidaknya menurut Syekh Sulaiman bin Umar dalam kitab Al-Futuhat Al-
Ilahiyyah menyebutkan, ada tiga poin yang dapat kita ambil pelajaran, yaitu:

َ‫ َالَ َعلَ ُكم تَش ُك ُران‬, ‫ َالت ُ َكب ًراا هللَ َعلَى َما َهدَا ُكم‬, َ ‫َالتُكملُوا العدَة‬
Poin Pertama, kalimat َ ‫َالتُكملُوا العدَة‬
Alhamdulillah, dengan taufiq dan inayah Allah kita dapat menyelasaikannya
dengan baik. Kita sudah berusaha sekuat tenaga. Adapun diterima atau tidak, mari kita serahkan kepada Allah ta’ala.
Secara syari’at kita telah berusaha menyelesaikan misi mulia ini dengan komplet.

Poin kedua ‫َالت ُ َكب ًراا هللَ َعلَى َما َهدَا ُكم اي ل َم َعالم دين ُكم‬
Potongan ayat ini Allah memerintahkan kita semua
senantiasa menggemakan takbir seusai puasa Ramadhan dan hal ini telah kita laksanakan semalam. Takbir di sini
jangan hanya diartikan terkhusus pada orang yang mengikuti takbir keliling atau yang memakai loadspeaker di masjid-
masjid, surau-surau, namun siapa saja dan di mana saja. Perintah takbir di sini dilanjutkan dengan struktur kalimat
berikutnya ‫َعلَى َما َهدَا ُكم‬
yang mempunyai arti ‫ َعلَى َما َهدَاك ْم ِل َم َعا ِل ِم ِد ْي ِنك ْم‬maksudnya karena Allah ta’ala
memberikan hidayah kepadamu terhadap tanda-tanda agamamu (Islam).

Poin Ketiga , َ ) َ‫ ) َالَعَلَ ُكم تَش ُك ُران‬Merupakan sasaran akhir diwajibkannya puasa sebagai
‫للا َعلَى ذَ ِل َك‬
bungarampainya yaitu bersyukur َ‫ران‬ ُ ‫ َالَ َعلَ ُكم تَش ُك‬. Menurut ulama ahli bahasa, di mana ada fiil mudlari’ didahului
َ َ‫ ل‬maka mempunyai tujuan ‫إل ْي َجاب‬
kata ‫عل‬ ِ ‫ ِل‬berarti syukur kepada Allah hukumnya wajib yang dalam hal ini kita
laksanakan dengan membayar zakat fitrah. Sidang shalat Idul Fitri yang berbahagia, Sebagai manifestasi rasa syukur
kepada Allah, kita perlu mengaplikasikannya dengan tiga rukun syukur sebagai berikut:

1. Syukur bil janan, syukur dengan hati. Merasa berterima kasih atas beragam nikmat besar yang telah kita
terima dari Allah ta’ala.
2. Syukur bil lisan, syukur dengan lisan, kita ungkapan kegemberiaan kita dengan mengucap hamdalah, takbir,
tahmid dan perkataan-perkataan baik yang lain.
3. Syukur bil arkan, syukur dengan anggota badan, kita tunaikan shalat Idul Fitri, kita buat ibadah badaniyah
yang lain, silaturahim, bersedekah dan lain sebagainya.

Jangan kita artikan, untuk mengungkapkan rasa syukur di hari raya harus dengan bentuk menyajikan makanan yang
serbalezat, pakaian dan kendaraan yang mewah.

Ada sebuah kisah. Di hari raya seperti ini, dahulu kala, ada masyarakat yang datang sowan ke kediaman amirul
mukminin semasa kekhalifahan umawiyah, mereka ingin menyampaikan tahni’ah, ucapan selamat hari raya kepada
Umar bin Abdul Aziz. Setelah orang-orang tua pulang, giliran anak-anak remaja masuk ke rumah sang khalifah, di
antara mereka yang duduk, justru terdapat putra khalifah yang memakai pakaian yang lama, lusuh, sedangkan tampak
kontras tampak pada anak-anak rakyat jelata justru memakai pakaian yang serbabaru.

2
Tiba-tiba Umar bin Abdul Aziz menangis tersedu-sedu, lalu anaknya datang mendekat. “Ayah, apa gerangan yang
membuat engkau menunduk dan menangis begini?” Umar menyahut, “Tak ada masalah, ananda. Aku hanya kawatir
hatimu runtuh karena pakaianmu lusuh, pakaian lama, sedangkan pakaian anak rakyat jelata saja berpakaian yang
serbabaru.” Kemudian dengan sigap, putra Umar menjawab, “Ayah, hati runtuh hanya layak kepada orang yang kenal
kepada Allah namun ia mendurhakainya, bermaksiat kepadanya, ia menyakiti hati ibundanya, ia menyakiti hati
ayahnya. Adapun bagiku, demi Allah bahwa id hanya dimiliki bagi orang yang taat, patuh atas segala perintah Allah
ta’ala”.

Dikatakan, ٌ ‫ لَنَا ِع ْيد‬،‫للا‬


َ ‫صى‬ِ ‫ َوك ُّل يَ ْو ٍم الَ نَ ْع‬،ٌ‫ َو َغدًا لَنَا ِع ْيد‬،ٌ‫َهذَا ْاليَ ْوم لَنَا ِع ْيد‬
. “Hari ini bagi kami adalah
hari raya, besok bagi kami adalah hari raya, setiap hari di mana kita tak bermaksiat kepada Allah merupakan hari
raya.” Sidang hari raya yang mulia, Setelah kita terbebas, kembali fitrah pada hari yang fitri ini, kita masih berhenti
pada haqqullah. Baru urusan kita kepada Allah yang beres. Masih ada yang perlu kita perhatikan yang juga tak kalah
penting. Yaitu berkaitan dengan haqqul adamiy, hak kepada sesama.

Kita sebagai makhluk sosial pasti tak akan luput melakukan dosa kepada sesama, baik secara sengaja atau tak sengaja.
Di hari raya ini, di momen penting di mana kita semua yang jauh-jauh semua kumpul pulang, marilah kita gunakan
untuk momentum saling bermaaf-maafan dan silaturahim. Sehingga, jika kesempatan ini kita gunakan dengan sebaik-
baiknya, maka kita akan terbebas dalam sisi dua arah, arah vertikal kepada Allah ta’ala dan hubungan horizontal
kepada sesama manusia.

Mari kita mengingat kembali jasa-jasa ibu-bapak kita yang tak ternilai berapa banyaknya, namun apa balasan kita?
Balasan sebesar apapun tak akan bisa menyamai jasa-jasanya kepada kita. Jika mereka sudah tak lagi ada di dunia,
mari kita doakan bersama, Jika mereka masih ada di dunia, di pagi ini mari kita bersimpuh mencium tangan mereka,
sungkem kepada mereka.

Mari kita akui kekurangan kita di hadapannya, sehingga kita mendapat ridhanya. Dengan ridhanya, kita akan mendapat
ridha allah ta’ala. ‫الوا ِلدَي ِْن َوس ْخط للاِ ِفي س ْخ ِط اْ َلوا ِلدَي ِْن‬
َ ‫ضا‬َ ‫ضا للاِ ِف ْي ِر‬
َ ‫ِر‬
“Ridhanya Allah bergantung
pada ridha kedua orang tua, dan benci Allah juga bergantung kepada benci kedua orang tua.” Mari kita perbaiki
hubungan kita kepada saudara, tetangga, handai taulan dan sebagianya.

Ya Allah, kami semua adalah orang yang rapuh, maka kuatkan kami Tak ada yang bisa menguatkan kami kecuali hanya
Engkau Ya Allah, Tuhan kami.

Ya Allah, kami termasuk orang yang selalu berputus asa terhadap rahmat-Mu, berikanlah keyakinan yang tangguh
pada hati kami. Tak ada keyakinan sejati kecuali dari-Mu ya Allah.

Ya Allah, kami telah tersesat dari jalan lurus yang Engkau kehendaki, berilah hidayah kepada kami. Tak ada yang dapat
memberi petunjuk kepada kami kecuali hanya Engkau ya Allah.

Ya Allah, kami telah tenggelam dalam lautan kemaksiatan, durhaka kepada-Mu, ampunilah kami. Tak ada yang dapat
mengampuni kami kecuali hanya Engkau.

Ya Allah, kami telah menyakiti orang tua kami, di pagi ini, kami bersimpuh kepada-Mu Ya Allah, ampuni kami, ampuni
dosa kedua orang tua kami, ampuni dosa guru-guru kami, ampuni dosa-dosa saudara kami, ampuni dosa tetangga
kami, ampuni dosa putra-putri kami, anak-didik kami, ampuni tamu-tamu yang datang ke rumah kami, ampuni dosa
orang yang meminta doa kepada kami. Jadikan kami dan mereka semua termasuk hamba-Mu yang kembali fitrah,
termasuk orang-orang yang beruntung.

‫ ِآم ْين‬.‫َج َعلَنَا للا َو ِإياكم ِمنَ ْال َعائِ ِد ْينَ َو ْالفَائِ ِز ْينَ َو ْال َم ْقب ْو ِل ْينَ ك ُّل َع ٍام َوأ َ ْنتم بِ َخ ْي ٍر‬
ْ ‫ارع ْوا ِإلَى َم ْغ ِف َرةٍ ِم ْن َربِك ْم َو َجن ٍة َع ْرض َها الس َم َوات َو ْاْل َ ْرض أ ِعد‬
‫ت‬ ِ ‫س‬َ ‫ َو‬،‫بِ ْس ِم للاِ الر ْحم ِن الر ِح ِيم‬
ِ ‫ت َخيْر الر‬
َ‫اح ِميْن‬ َ ‫ار َح ْم َوأ َ ْن‬
ْ ‫ب ا ْغ ِف ْر َو‬ ِ ‫ َوق ْل ر‬. َ‫ِل ْلمت ِقيْن‬

3
‫‪Khutbah II‬‬

‫ هلل أكبر×‪7‬‬
‫َل إلَهَ إل هلل ا هلل أكبر هلل أكبر ا َلِل ال َحمدُ‪.‬‬
‫لدَقَ َاعدَهُ َاأ َ َع َز ُجندَهُ َا َهزَ َم اِل َحزَ اب َاحدَهُ َا َل َحو َل َا َل قُ َوة َ إ َل باهلل‪.‬‬ ‫ال َحمدُ ِهلل الَذى َاحدَهُ َ‬
‫لحبه َا َمن َا َالهُ أ َما بَعدَهُ‬ ‫الرح َمة َا َعلَى آله َا َ‬ ‫لاحب َكنز َ‬ ‫سيدنَا ُم َح َم ٍد َ‬‫سلم َعلَى َ‬ ‫صل َا َ‬ ‫الَل ُه َم فَ َ‬
‫الِل ت َعَالَى فى‬ ‫فَيَا أ َيُّ َها ال َحاض ُرانَ ات َقُوا هللَ ات َقُوا هللَ َح َق ت ُقَاته َا َل ت َ ُموت ُ َن إ َل َاأ َنت ُم ُمسل ُمونَ ‪ .‬قَا َل ُ‬
‫لوا بال َحق‬ ‫صال َحات َات َ َوا َ‬ ‫سانَ لَفى ُخس ٍر إ َل ا َلذينَ آ َمنُوا َا َعملُوا ال َ‬ ‫كت َابه ال َكريم َاال َعصر إ َن الن َ‬
‫صبر‪.‬‬‫لوا بال َ‬ ‫َات َ َوا َ‬
‫الَل ُه َم اغفر لل ُمسلمينَ َاال ُمسل َمات َاال ُمؤمنينَ َاال ُمؤمنَات اِل َح َياء من ُهم َااِل َم َوات الل ُه َم أ َعز الس َل َم‬
‫سلط َعلَينَا بذُنُوبنَا َمن َل يَ َخافُ َك َا َل يَر َح ُمنَا‪ .‬الل ُه َم‬ ‫َاال ُمسلمينَ َاا َهلك ال َكفَ َرة َ َا َ‬
‫الظالمينَ ‪ .‬الل ُه َم َل ت ُ َ‬
‫الراحمينَ ‪.‬‬‫سول َك ب َرح َمت َك َيا ا َر َح َم َ‬ ‫طي َبةً ت َجرى في َها أ َح َكا ُم َك َا َر ُ‬ ‫اج َعل َبلدَت َنَا إندانيسيا َبلدَة ً َ‬
‫شاء َاال ُمن َكر َالَذك ُر‬ ‫سان َاإيت َاء ذى القُربَى َايَن َهى َعن ال َفح َ‬ ‫َفيَا عبَادَ هلل إ َن هللَ يَأ ُم ُر بال َعدل َاالح َ‬
‫ هلل أ َكبَ ُر‬

‫‪4‬‬

You might also like