Professional Documents
Culture Documents
Susanti Djalante, Laode Muh. Nurrakhmad Dan Try Sugiyarto: 1. Pendahuluan
Susanti Djalante, Laode Muh. Nurrakhmad Dan Try Sugiyarto: 1. Pendahuluan
Abstract
The rapid economic activity in Kendari is indicated by development of central business Lippo Plaza in
MT.Haryono Roads Kendari. However, the consequences of the development of the central business Lippo
Plaza have affected on the environment in the form of increased noise and air pollution. The aim of this
study was to determine the level of noise and air pollution in the existing conditions, and to determine the
level of noise simulation. The method used in this study for the noise calculations was based on " The Book
of Calculation of Road Traffic Noise " published by the Department of Transport , Welsh Office , HMSO
(1988), and the method of calculation of pollutant concentration used an equation developed by Siti
Malkamah.
The results of this study showed that the highest noise levels occur on Holidays / Saturday in Segment 2 (
front Jl.MT.Haryono Lippo Plaza ) of 70.11 dB ( A ), this value is above the noise quality standards
suggested by No. KepMenLH . 48 in 1996 , which is 70 dB ( A ). In addition, the value also has exceeded of
the maximum allowed for trade in the region ( Zone C ) Regulation of the Minister of Health
No.718/Men/Kes/XI/1987. Variables such as traffic volume is high and a large reflection angle, could
increase noise, while low-speed, high barrier width and spacing can reduce the noise level. For pollutant
levels, the value of 4065.33 μg/nm3 content of CO, NOx at 200-300 μg/nm3 , μg/nm3 PM at 0.0097 , still
below the National Ambient Air Quality Standards ( PP RI 41, 1999 ) , namely 30000 μg/nm3 , 400 and 150
μg/nm3 μg/nm3. While the HC 400 and 700 μg/nm3 μg/nm3 has exceeded the standard of 160 μg/nm3 .
Recommendation suggested to address the noise problem at Jl.MT . Haryono is the adoption of the Core
Strategy, which is the application of one direction on one arm of the intersection at peak hours , thus
resulting intersection service level increases from E to C.
Keywords: Noise Simulation, Pollutant Consentration Simulation
*
Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Halu Uleo, Kendari
perubahan variable (volume lalu lintas, dan zona kriteria kebisingan. Untuk batasan
perambatan, dan tata letak atau lay out), tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.
mengetahui effectivitas perubahan jarak terhadap Selain itu juga, keputusan Menteri
besaran kadar polutan, dan merekomendasikan Lingkungan Hidup No. 48/MENLH/11/1996
kebijakan untuk mengurangi kebisingan dan polusi mengklasifikasikasikan criteria Daerah Bising
udara pada kawasan tersebut. menjadi 3 bagian, yaitu:
Penelitian ini diharapkan dapat di 1) Daerah Aman Bising (DAB)
gunakan sebagai pedoman bagi pemerintah dan ‐ Daerah dengan lobar 21s/d 30 m dari tepi
pihak swasta untuk mengambil kebijakan stategis perkerasan jalan.
terkait penanganan masalah disektor transportasi ‐ Tingkat kebisingannya kurang dari 65 dBA
khususnya penanganan kebisingan dan polusi (Leq)
udara. ‐ Lama waktu paparan (60 – 65 dBA)
maksimum 12 jam perhari.
2) Daerah Moderat Bising (DMB)
‐ Daerah dengan lobar 11s/d 20 m dari tepi
2. Kajian Pustaka
perkerasan jalan
2.1 Kebisingan
‐ Tingkat kebisingan antara 65 s/d 75 dBA
• Pengertian Kebisingan dan Peraturan (Leq )
Kebisingan - Lama waktu paparan (65 - 75 dBA)
Menurut Keputusan Menteri Negara maksimum 10 jam perhari
Lingkungan Hidup No. KEP-48/MENLH/11/1996 3) Daerah Resiko Bising (DRB)
definisi bising adalah bunyi yang tidak diinginkan ‐ Daerah dengan lobar 0 s/d 10 m dari tepi
dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu perkerasan jalan.
tertentu yang dapat menimbulkan gangguan ‐ Tingkat kebisingannya lebih dari 75 dBA (
kesehatan dan kenyamanan lingkungan Leq).
(Anizar.2009). ‐ Lama waktu paparan (75 - 90 dBA)
Pemerintah telah mengeluarkan maksimum 10 jam perhari
beberapa aturan terkait dengan batasan-batasan Ditinjau dari segi kesehatan manusia,
kebisingan baik berupa baku mutu kebisingan, Menteri Kesehatan membagi zona kebisingan
kriteria daerah bising akibat volume lalu lintas, menjadi 4 bagian seperti pada Tabel 2.
60
Simulasi Tingkat Kebisingan dan Kadar Polutan sebagai Akibat Aktivitas Transportasi
pada Kawasan Perdagangan di Kota Kendari
(Studi kasus: Kawasan Perdagangan Jalan MT. Haryono Kec. Wua-wua Kota Kendari)
Dimana :
Zona A = tempat penelitian, rumah sakit, tempat perawatan kesehatan dsb;
Zona B = perumahan, tempat pendidikan, rekreasi, dan sejenisnya;
Zona C = perkantoran, perdagangan, pasar, dan sejenisnya;
Zona D = industri, pabrik, stasiun kereta api, terminal bis, dan sejenisnya.
• Dampak kebisingan yang ada atau yang seharusnya ada dan atau unsur
Dari segi kesehatan, tingkat kebisingan pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam
yang dapat diterima tergantung pada lama udara ambient. Baku mutu udara ambient
penerimaan dan intensitas kebisingan diterima. berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No.41 Tahun
Hubungan antara intesitas kebisingan dan efek 1999, memiliki 13 parameter dan tiap parameter
yang ditimbulkan.dapat dilihat pada Tabel 3. disertai dengan nilai maksimaknya. Dari ke-13
parameter tersebut, hanya 6 parameter yang paling
berpengaruh yang dihasilkan dari emisi kendaraan
2.2 Polusi udara bermotor. Adapun baku mutu ambient dapat dilihat
pada Tabel 4.
• Pengertian polusi udara
Pengertian polusi udara berdasarkan • Faktor-faktor yang mempengaruhi polusi udara
Chandra, 2006 adalah komponen zat lain ke dalam
udara yang disebabkan oleh aktivitas manusia baik Faktor-faktor yang mempengaruhi
secara langsung maupun tidak langsung sehingga tingkat dan jenis emisi kendaraan, (Malkamah,
menurunkan kualitas udara sampai level ke 2004) adalah jenis kendaraan, jenis bahan bakar,
tingkatan tertentu yang menyebabkan lingkungan usia kendaraan, ukuran mesin, berat kendaraan,
tidak dapat berproses sesuai dengan kecepatan kendaraan, jumlah berhenti dan berjalan,
peruntukkannya. kecepatan mesin dan gradient jalan. Tabel 5 dan
Tabel 6 memperlihatkan model yang dikembangkan
• Baku Mutu Udara Ambient oleh Siti Malkamah, yaitu faktor koreksi kadar
Baku mutu udara ambient adalah ukuran polutan oleh kecepatan kendaraan dan jarak.
batas atau kadar zat, energy dan/atau komponen
62
Simulasi Tingkat Kebisingan dan Kadar Polutan sebagai Akibat Aktivitas Transportasi
pada Kawasan Perdagangan di Kota Kendari
(Studi kasus: Kawasan Perdagangan Jalan MT. Haryono Kec. Wua-wua Kota Kendari)
umumnya digunakan sebagai ukuran dari pengaruh akibat dari arus lalu lintas yang lebih buruk dalam
yang membatasi akibat peningkatan volume setiap kaitannya dengan karakteristik pelayanan.
ruas jalan yang dapat digolongkan pada tingkat Hubungan tundaan dengan tingkat pelayanan
tertentu yaitu antara A sampai F. Apabila volume sebagai acuan penilaian simpang, seperti Tabel 7.
meningkat maka tingkat pelayanan menurun, suatu
64
Simulasi Tingkat Kebisingan dan Kadar Polutan sebagai Akibat Aktivitas Transportasi
pada Kawasan Perdagangan di Kota Kendari
(Studi kasus: Kawasan Perdagangan Jalan MT. Haryono Kec. Wua-wua Kota Kendari)
…………….(13)
Tabel 8. Rekapitulasi Volume Lalu Lintas di Setiap Segmen Pada Hari Senin
LOKASI Q total Q total
Pukul LV HV MC
SEGMEN (kend/Jam) (smp/jam)
Segmen 1
06.00 – 24.00 7110 257 12029 19396 1225,7
(di Bank BNI)
Segmen 2
06.00 – 24.00 7095 259 12073 19427 12260,9
(di Lippo Plaza)
Segmen 3
06.00 – 24.00 6300 312 13385 19997 12059,6
(di Permukiman)
Segmen 4
(di Ruko Mega 06.00 – 24.00 6473 296 13303 20072 12179
Matahari)
Sumber : Hasil Survey,2013
Tabel 9. Rekapitulasi Volume Lalu Lintas di Setiap Segmen Pada Hari Libur
LOKASI Q total Q total
Pukul LV HV MC
SEGMEN (kend/Jam) (smp/jam)
Segmen 1
06.00 – 24.00 6777 275 17546 24598 14152,9
(di Bank BNI)
Segmen 2
06.00 – 24.00 6300 312 13385 25023 14489,1
(di Lippo Plaza)
Segmen 3
06.00 – 24.00 7096 290 17565 24951 14499
(di Permukiman)
Segmen 4
(di Ruko Mega 06.00 – 24.00 6124 290 16614 23028 13146,6
Matahari)
66
Simulasi Tingkat Kebisingan dan Kadar Polutan sebagai Akibat Aktivitas Transportasi
pada Kawasan Perdagangan di Kota Kendari
(Studi kasus: Kawasan Perdagangan Jalan MT. Haryono Kec. Wua-wua Kota Kendari)
68
Simulasi Tingkat Kebisingan dan Kadar Polutan sebagai Akibat Aktivitas Transportasi
pada Kawasan Perdagangan di Kota Kendari
(Studi kasus: Kawasan Perdagangan Jalan MT. Haryono Kec. Wua-wua Kota Kendari)
Tabel 14. Rekapitulasi Analisa Kadar Polutan Malkamah Pada Hari Kerja/Senin (Segmen 1 dan Segmen 2)
Tabel 16. Rekapitulasi Analisa Kadar Polutan Malkamah Pada Hari Libur/Sabtu (Segmen 1 dan Segmen 2)
Tabel 17. Rekapitulasi Analisa Kadar Polutan Malkamah Pada Hari Libur/Sabtu (Segmen 3 dan Segmen 4)
Perkiraan tingkat kebisingan dasar yang Prediksi kadar polutan akibat aktifitas transportasi
disebabkan oleh volume lalu lintas (Q) selama 18 di lokasi studi disajikan pada Tabel 14, Tabel 15,
jam/hari pada ruas jalan M.T. Haryono di Depan Tabel 16, Tabel 17.
Lippo Plaza disajikan pada Tabel 13. Sementara prediksi tingkat polutan pada simpang
empat pasar baru Tahun 2014 dan Tahun 2018
4.1.3 Prediksi Kadar Polutan disajikan pada Tabel 18.
70
Simulasi Tingkat Kebisingan dan Kadar Polutan sebagai Akibat Aktivitas Transportasi
pada Kawasan Perdagangan di Kota Kendari
(Studi kasus: Kawasan Perdagangan Jalan MT. Haryono Kec. Wua-wua Kota Kendari)
Tabel 18. Prediksi Tingkat Polutan di Simpang Empat Pasar Baru Tahun 2014 sampai 2018.
Gambar 2. Volume Lalulintas Kendaraan dan Tingkat Kebisingan sebelum ada Lippo Plaza dan Setelah
ada Lippo Plaza
72
Simulasi Tingkat Kebisingan dan Kadar Polutan sebagai Akibat Aktivitas Transportasi
pada Kawasan Perdagangan di Kota Kendari
(Studi kasus: Kawasan Perdagangan Jalan MT. Haryono Kec. Wua-wua Kota Kendari)
Hubungan Tingkat Kebisingan dan Tata Letak koreksi kebisingan. Hal ini disebabkan,
(Lay Out): banngunan yang berada dikawasan Jalan
MT.Haryono ini sangat rapat satu dengan
Berdasarkan Gambar 5,
yang lain, dan bahan yang digunakan
menjelaskan bahwa semakin besar sudut
terbuat dari beton, yang merupakan bahan
pantul yang maka akan memperbesar
yang tidak menyerap bunyi.
“MEKTEK” TAHUN XV NO. 2, MEI 2013 73
Hubungan antar Variabel Kebisingan: 4.2.3 Persyaratan Standar Baku Mutu Kebisingan
Berdasarkan Gambar .6 diatas terlihat Berdasarkan Tabel .20, tingkat
tingkat kebisingan tertinggi berada di segmen kebisingan yang terjadi di depan Lippo plaza
depan Lippo Plaza, sedangkan segmen perumahan sudah melebihi dari ambang batas yang telah di
memiliki tingkat kebisingan yang terendah. Pada tetapkan oleh Menteri Lingkungan Hidup untuk
segmen perumahan, karena jarak penerima kawasan perdagangan sebesar 70 Db (A), dan
kebisingan dekat dengan jalan raya, seharusnya setelah dilakukan prediksi untuk 5 tahun ke depan
menerima kebisingan yang lebih tinggi. Tetapi, (2018) tingkat kebisingan akan meningkat sebesar
karena pada segmen perumahan terdapat pagar ± 1 dB (A). Jika hal ini dibiarkan akan
setinggi 2,5 m yang berfungsi sebagai barrier atau berpengaruh terhadap kualitas kesehatan
penghalang, sehingga tingkat kebisingan mampu di penduduk di sekitar kawasan ini.
reduksi sebesar -7 Db.
Segmen pertokoan Mega Matahari, 4.2.4 Dampak kebisingan
walaupun memiliki koreksi sudut pantul terbesar, Tingkat intensitas dari kebisingan dapat
tetapi karena jarak penerima kebisingan berada menimbulkan dampak terhadap manusia. Bising
lebih jauh dibandingkan dengan segmen di depan dapat menyebabkan berbagai gangguan seperti
Lippo Plaza dan Bank BNI, sehingga tingkat gangguan fisiologis, gangguan psikologis,
kebisingan di segmen Mega Matahari sedikit lebih gangguan komunikasi dan ketulian. Dari hasil
rendah dibandingkan dengan kedua segmen yang pengukuran yang dilakukan, tingkat kebisingan
lain. Segmen Bank BNI yang berada didekat terbesar terjadi di segmen 2 tepatnya di depan
persimpangan, mempengaruhi kecepatan Lippo Plaza sebesar 70,11 db (A) tahun 2013 dan
kendaraan yang melintas di depan segmen ini. sebesar 71,09 db (A) tahun 2018. Berdasarkan
Kecepatan yang rendah pada segmen ini, peraturan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
memberikan pengaruh pada peningkatan tingkat No.48 Tahun 1996, tingkat kebisingan tersebut
kebisingan, sehingga walaupun jarak penerima melebihi di standar yang telah ditetapkan sebesar
kebisingan agak jauh dan sudut pantul yang kecil, 70 db(A). Sedangkan berdasarkan Peraturan
tetapi volume lalu lintas yang besar dengan Menteri Kesehatan RI No. 718/Men/Kes/XI/1987,
kecepatan yang yang rendah memberikan zona kawasan ini masuk Zona D yang seharusnya
pengaruh signifikan. Hal ini terlihat dari selisih diperuntukkan untuk kawasan dengan intensitas
tingkat kebisingan yang sedikit dengan tingkat kebisingan yang lebih tinggi, seperti pabrik dan
kebisingan tertinggi. stasiun kereta. Efek yang dihasilkan dari tingkat
Dengan demikian, kondisi simulasi ini kebisingan yang berada dalam range 70 dB (A),
memperlihatkan perubahan tingkat kebisingan dapat menimbulkan ganguan Psikologi berupa rasa
tidak selalu linear dengan volume lalu lintas, tidak nyaman, kurang konsentrasi, susah tidur dan
kecepatan, jarak , dan sudut pantul. cepat marah. Bila kebisingan diterima dalam waktu
lama dapat menyebabkan penyakit psikosomatik,
berupa gastristis, jantung, stress dan kelelahan.
74
Simulasi Tingkat Kebisingan dan Kadar Polutan sebagai Akibat Aktivitas Transportasi
pada Kawasan Perdagangan di Kota Kendari
(Studi kasus: Kawasan Perdagangan Jalan MT. Haryono Kec. Wua-wua Kota Kendari)
4.3 Kadar Polutan tepatnya di depan Pasar Baru antara jam 16:00-
4.3.1 Kandungan Kadar Polutan di Setiap Segmen 17:00 berdasarkan Tabel 5.76. Ruas jalan ini
pada Jarak yang berbeda di Hari Kerja. merupakan ruas jalan simpang dengan volume
kendaraan yang tertinggi karena merupakan salah
Berdasarkan Gambar 5.8
satu simpang yang melayani jalur terdekat dengan
memperlihatkan pengaruh jarak terhadap nilai
pusat-pusat kegiatan pendidikan (Kampus Unhalu )
konsentrasi kadar polutan CO,HC, NOx dan PM
dan perkantoran. Sedangkan segmen 2 (Jl.MT.
pada hari kerja. Semakin jauh jarak penerima
Haryono depan Lippo Plaza), segmen 3 (Jl. Laode
konsentrasi polutan, maka nilai konsentrasi kadar
Hadi – By Pass), segmen 4 ( Jl.Laode Hadi- Lepo-
polutan semakin rendah. Pada jarak 10m, 13m dan
lepo) memiliki konsentrasi antara 2779,446
15m terlihat kandungan CO ( Carbon Monoksida)
µg/nm3 sampai 3803,849 µg/nm3. Nilai ini sangat
merupakan kandungan polutan tertinggi sebesar
jauh berada dibawah standar baku mutu ambient
4065,33 µg/nm3, 3718,33 µg/nm3 dan 3486,97
nasional sebesar 30000 µg/nm3.
µg/nm3, dibandingkan dengan kadar polutan yang
lain. Nilai konsentrasi tersebut masih berada di Pola penyebaran kandungan HC
bawah standar baku mutu udara ambient nasional (Hidrokarbon) yang merupakan salah satu senyawa
(PP RI No.41 Tahun 1999) yaitu sebesar 30000 yang dihasilkan oleh emisi kendaraan bermotor,
µg/nm3. Konsentrasi CO tertinggi ini, terletak dimana jarak dapat mengurangi konsentrasi
pada segmen 1 yaitu di ruas jalan MT. Haryono, kandungan HC di udara. Dari gambar diatas,
terlihat kandungan Hidrokarbon untuk semua
76
Simulasi Tingkat Kebisingan dan Kadar Polutan sebagai Akibat Aktivitas Transportasi
pada Kawasan Perdagangan di Kota Kendari
(Studi kasus: Kawasan Perdagangan Jalan MT. Haryono Kec. Wua-wua Kota Kendari)
segmen (lengan simpang) dengan jarak yang 10m, 4.3.2 Penanganan secara khusus di lokasi Simpang
13m dan 15m berada diatara 486,89 µg/nm3 Pasar Baru
sampai 712,28 µg/nm3. Konsentrasi tertinggi Penanganan emisi gas buang yang
berdasarkan Tabel 5.76 berada pada jam 16:00- berlokasi di Simpang Pasar baru, dapat dilakukan
17:00 sebesar 1071,63 µg/nm3 yang terletak di dengan manajemen lalu lintas. Untuk mengurangi
segmen 1 (Jl. MT.Haryono). Nilai HC selama rata- kadar polutan yang terpapar di lokasi simpang
rata 12 jam dan 1 jam, menunjukkan nilai tersebut, adalah mengurangi volume lalu lintas
konsentrasi HC yang sangat tinggi, jauh diatas yang melintasi lengan simpang pada waktu jam
baku mutu ambient nasional sebesar 160 µg/nm3. puncak kendaraan.
Sedangkan kandungan NOx tertinggi berada pada Segmen 1 merupakan segmen lengan
segmen 1 sebesar 319,21 µg/nm3 pada jarak 10 simpang yang tepadat pada jam 17:00 – 18:00. Oleh
m. Nilai tersebut semakin menurun, seiring karena itu, “ Penerapan Sistem Satu Arah “ pada
semakin bertambahnya jarak penerima kadar lengan ini, yaitu jalan MT.Haryono (di depan Pasar
polutan sebesar 13 m dan 15m. Walaupun nilai Baru arah menuju ke kampus) merupakan cara
kadar polutan NOx ini berada dibawah baku mutu yang effective, selain untuk menurunkan volume
ambient nasional sebesar 400 µg/nm3, tetapi selisih lalu lintas yang menghasilkan emisi gas buang, juga
nilai tersebut cukup kecil dibandingkan dengan dapat mengatasi kemacetan. Berikut ini table
kandungan kadar polutan yang lain. Sedangkan perbandingan kondisi lalu lintas sebelum dan
berdasarkan Tabel 5.76 nilai Nox tertinggi berada setelah penerapan 1 arah.
pada jam 16:00-17:00 sebesar 487,15 µg/nm3
Dari Tabel 21 dan Tabel 22 terlihat
telah melebihi baku mutu ambient nasional.
nilai tundaan simpang sebelum penanganan ,
Kandungan terakhir dari kadar polutan berkisar antara 38 dtk/smp sampai 44 dtk/smp,
adalah PM ( Particuar Mather) merupakan dengan kategori tingkat pelayanan E, yang berarti
kandungan polutan yang sangat halus yang berasal arus tidak stabil, banyak terjadi tundaan dan
dari debu dari ban atau kampas rem. Kandungan kecepatan kadang terhenti. Jika kecepatan menurun
PM pada segmen 1, segmen 2, segmen 3 dan sehingga terjadi banyak tundaan, ini
segmen 4 sangat kecil antara 0,0127 µg/nm3 mengindikasikan bahwa tingkat pencemaran emisi
sampai 0,0089 µg/nm3, nilai ini sangat kecil gas buang semakin banyak. Setelah dilakukan
dibandingkan dengan standar baku mutu ambient penanganan Tingkat Pelayanan Simpang meningkat
nasional sebesar 150 µg/nm3. Hal ini juga berlaku menjadi C dengan rata –rata tingkat tundaan
untuk kandungan PM per jam antara 16:00-17:00 simapang antara 18 dtk/smp sampai 21 dtk/smp.
sebesar 0,01951 µg/nm3. Kandungan ini Hal ini berarti arus mulai stabil dan kecepatan
mengindikasikan, kadar PM masih aman terhadap kendaraan dapat dikendalikan oleh pengemudi.
pengguna di Simpang Pasar Baru. Jika arus mulai stabil, kecepatan kecepatan
meningkat, sehingga tingkat pencemaran udara dari
sektor transportasi dapat dikurangi.
78
Simulasi Tingkat Kebisingan dan Kadar Polutan sebagai Akibat Aktivitas Transportasi
pada Kawasan Perdagangan di Kota Kendari
(Studi kasus: Kawasan Perdagangan Jalan MT. Haryono Kec. Wua-wua Kota Kendari)
5. Kesimpulan dan Saran seharusnya segmen 2 ini masuk dalam Zona C <
5.1 Kesimpulan 70 dB(A) untuk kawasan perdagangan.
Berdasarkan hasil analisis terhadap b Tingkat kebisingan terkecil terjadi pada Segmen
tingkat kebisingan dan kadar polutan pada Ruas Jl. 3 di Pemukiman sebesar 66,08 dB(A) dan masih
MT.Haryono dan Simpang Pasar Baru akibat berada dibawah standar baku mutu kebisingan
beroperasinya centra bisnis Lippo Plaza, terdapat yang disarankan oleh KepMenLH No. 48 Tahun
beberapa kesimpulan yang diperoleh, yaitu : 1996 yaitu sebesar 70 dB(A) dan masuk dalam
a Tingkat kebisingan tertinggi terjadi pada Kategori Zona C untuk kawasan prdagangan
Segmen 2 (ruas Jl. MT.Haryono di depan Lippo berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI
Plaza) sebesar 70,11 dB(A), dan berada diatas No. 718/Men/Kes/XI/1987.
standar baku mutu Kebisingan yang disarankan c Kebisingan yang di prediksi pada tahun 2018,
oleh KepMenLH No. 48 Tahun 1996 yaitu tingkat kebisingan pada Segmen 2 meningkat
sebesar 70 dB(A). Sedangkan berdasarkan menjadi 71,09 dB(A), nilai ini juga berada
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. diatas standar Baku Mutu Kebisingan
718/Men/Kes/XI/1987, tingkat kebisingan KepMenLH No. 48 Tahun 1996 dan Peraturan
70,11 dB(A) masuk dalam Zona D dengan Menteri RI No. 718/Men/Kes/XI/1987.
intensitas kebisingan yang tinggi, yang d Jarak Semen 4 yaitu Pertokoan Mega
Matahari dari tepi perkerasan, sudah memenuhi
80
Simulasi Tingkat Kebisingan dan Kadar Polutan sebagai Akibat Aktivitas Transportasi
pada Kawasan Perdagangan di Kota Kendari
(Studi kasus: Kawasan Perdagangan Jalan MT. Haryono Kec. Wua-wua Kota Kendari)
and Abatement of Traffic Noise, Morlok, E., 1984. Pengantar Teknik dan
AASHTO. Perencanaan Transportasi, Penerbit
Erlangga, Surabaya.
Chandra, dan Dr.Budiman, 2007. Pengantar
Kesehatan Lingkungan. Buku Salter, R.J., 1976. Highway Traffic Analysis and
Kedokteran, Hal 124, 144-147, Jakarta. Design. The Macmillan Press Ltd.
Departemen Pekerjaan Umum.1997., Manual Tn, 2005. Standar Nasional Indonesia (SNI) Pt-T-
Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). 16-2005-B, Pedoman Perencanaan Teknik
Direktorat Jenderal Bina Marga, Jakarta. Bangunan Peredam Bising, Jakarta,
Departemen Pekerjaan Umum, 2005., Mitigasi Departemen Pekerjaan Umum.
Dampak Kebisingan Lalu Lintas, Peraturan Pemerintah, 1999., Baku Mutu Udara
Pedoman Konstruksi Bangunan, Jakarta. Ambient Nasional, PP RI No.41, Jakarta.
Djalante, S., 2010. Analisis Tingkat Kebisingan di Wardhana, Dampak Pencemaran Lingkungan, 2001
Jalan Raya yang Mengunakan Alat
Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APIL).
Jurnal SMARTEK,Vol 8 No 4: 241-332.
Djalante, S., 2010. Pengaruh Jarak Penerima
Sumber Bunyi Terhadap Proyeksi
Tingkat Kebisingan Lalu – Lintas
Sebelum dan Sesudah Peningkatan Jalan.
Jurnal Metropilar, Vol 9 No.1 : 68-80.
Department of Environment and Transportation
(DETR), 1997.Transportation and Air
Pollution. DETR, London.
Department of Transport, 1988. Calculation of
Road Traffic Noise Levels. HMSO,
London.
Ebenezer, dkk., 2006., Pengaruh Bahan Bakar
Transportasi Terhadap Pencemaran
Udara dan Solusinya. Jakarta.
Hobbs, F.D., 1979. Traffic Planning and
Engineering. 2nd edition, Pergamon Press,
London.
Menteri Negara Lingkungan Hidup, (1996). Baku
Tingkat Kebisingan, Surat Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor : Kep-48/MENLH/1996/25
November 1996, Jakarta, Meneg LH.
Malkhamah, S., 2004. Perencanaan Transportasi
dan Lingkungan. Magister Sistem dan
Teknik Transportasi Program Pasca
Sarjana Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
Magrab, E.D., 1982, Environmental Noise Control,
McGraw-Hill, Inc., New York.