Jurnal Skripsi Heta Apriana G1a117121

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 6

PENGARUH DIET PUASA INTERMITTEN TERHADAP KADAR ASAM URAT

DARAH PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR SPRAGUE DAWLEY

Heta Apriana, Esa Indah Ayudia.

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

Email : hetaapriana2504@gmail.com

ABSTRACT

Hyperuricemia is a condition where there is an increase in serum uric acid levels above normal. This disease is a
predictor of death due to cardiovascular damage. The non-pharmacological way to reduce uric acid levels is by
diet. The intermittent fasting diet is one that limits mealtime and calories. The intermittent fasting diet was
divided into 3 methods, namely Alternate-day fasting, Modified fasting, and Time restricted feeding. This study
aimed to determine the effect of an intermittent fasting diet on uric acid levels. This study was an experimental
study using white Sprague Dawley rats. White rats were divided into 3 groups of intermittent fasting diet and 1
control group and given a diet for 1 month. Weights and blood draws were carried out at the beginning and end
of the study, then the results of the intermittent fasting diet intervention compared the pre-test and post-test.
There was a significant reduction in body weight with a value of p = 0.000. Alternate-day fasting and time
restricted feeding methods showed that the value (p> 0.05) did not affect uric acid levels in rats. But the
Modified fasting method p value = 0.004 (p <0.05) affects the blood uric acid levels of the rats.

Keywords : Uric Acid, Intermittent Fasting, Weight loss.

ABSTRAK

Hiperurisemia adalah keadaan dimana terjadi peningkatan kadar asam urat serum di atas normal. Penyakit ini
merupakan prediktor kematian karena kerusakan kardiovaskular. Cara non-farmakologis untuk menurunkan
kadar asam urat yaitu dengan diet. Diet puasa intermitten adalah salah satu diet yang membatasi waktu makan
dan kalori. Diet puasa intermitten dibagi menjadi 3 metode yaitu Alternate-day fasting, Modified fasting, dan
Time restricted feeding, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh diet puasa intermitten terhadap
kadar asam urat .Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan menggunakan tikus putih galur Sprague
Dawley. Tikus putih dibagi menjadi 3 kelompok diet puasa intermitten dan 1 kelompok kontrol dan diberi diet
selama 1 bulan. Penimbangan berat badan dan pengambilan darah dilakukan diawal dan akhir penelitian,
kemudian hasil intervensi diet puasa intermiten membandingkan pre-test dan pos-test. Terdapat penurunan
yang signifikan terhadap berat badan dengan nilai p=0,000. Metode Alternate-day fasting dan Time restricted
feeding menunjukkan nilai (p>0,05) tidak mempengaruhi kadar asam urat tikus. Tetapi metode Modified
fasting nilai p=0,004 (p<0,05) mempengaruhi kadar asam urat darah tikus.

Kata Kunci : Asam Urat, Diet Puasa Intermiten, Penurunan berat badan.

1. PENDAHULUAN Asam urat merupakan metabolisme akhir dari


purin yaitu salah satu komponen asam nukleat yang
terdapat dalam inti sel tubuh. Hiperurisemia adalah kalori dalam makanan yang berfungsi untuk
keadaan dimana terjadi peningkatan kadar asam menurunkan berat badan. Ada tiga metode dalam
urat serum di atas normal. Kadar asam urat >7 diet puasa intermiten yaitu pertama, Alternate-day
mg/dL pada laki-laki dan >6 mg/dL pada fasting yaitu puasa selang seling satu hari puasa
1
perempuan). Menurut data Riskesdas (2013) satu hari tidak puasa. Kedua, Modified fasting
hiperurisemia sering dihubungkan dengan penyakit regimens atau puasa 5:2, yaitu 5 hari tidak puasa
sendi pada usia 55-64 jumlah penyakit sendi dan 2 hari puasa dan terakhir Time restricted
sekitar 45%. feeding atau berpuasa selama 16 jam dan makan
Prevalensi hiperurisemia memiliki angka yang selama 8 jam.5,6
cukup beragam salah satu faktor penyebab Puasa adalah salah satu ibadah yang
meningkatnya kadar asam urat dalam darah, yaitu dilakukan orang Islam. Menurut Albab (2011),
dengan mengkonsumsi asupan makanan yang puasa dapat digunakan untuk menurunkan kadar
tinggi purin. Banyak studi melaporkan bahwa glukosa, kolesterol dan asam urat dalam darah.
hiperurisemia merupakan prediktor penyakit Menurut hasil penelitian, sebelum puasa kadar
hipertensi, risiko penyakit jantung, metabolik asam urat pada pasien sebesar 7,7 (normalnya di
sindrom, bahkan bisa mengakibatkan kematian. bawah 7 untuk laki laki). Ternyata dalam 10 hari
Penyakit lainnya yang diindikasikan berkaitan pertama pada orang yang sama asam uratnya turun
dengan hiperurisemia adalah gagal ginjal dan menjadi 6,6. Pada hari ke 21 asam urat turun lagi
2
obesitas. menjadi 6,2.7
Oleh karena itu, untuk menjaga menurut penelitian Ooi SL, Pak S di Korea,
kesehatan tubuh maka perlu manurunkan kadar melaporkan bahwa pada manusia terdapat
asam urat salah satunya adalah dengan diet. Ada pengaruh diet puasa intermiten terhadap kadar
beberapa intervensi diet yang sering digunakan asam urat.8 Penelitian ini bertujuan untuk melihat
untuk menurunkan berat badan seperti diet tinggi adakah pengaruh diet puasa intermiten terhadap
purin yang dapat menurunkan kadar kadar asam kadar asam urat pada tikus putih Sprague
3,4
urat. Diet puasa intermiten adalah diet Dawley.
dengan bentuk pembatasan waktu dan
2. METODE

Penelitian ini merupakan penelitian


eksperimental laboratorium dengan menggunakan
rancangan pre-test post-test only control grup
design. Pengambilan data

dilakukan pada awal dan akhir penelitian, untuk Universitas Jambi dan Laboratorium Dinas Kesehatan
membandingkan sebelum dilakukan perlakukan Provinsi Jambi.
dengan setelah dilakukan perlakuan. Penelitian ini Teknik pengambilan sampel dalam penelitian
menggunakan 24 ekor tikus dengan perlakuan diet ini menggunakan metode simple random sampling,
puasa intemitten terhadap tikus putih (Rattus menggunakan sebanyak
Norvegicus) jantan galur sprangue dawley. 26 ekor tikus yang dipilih secara acak, kemudian akan
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Anatomi dibagi kedalam 4 kelompok yang terdiri dari
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan kelompok A (kontrol ) terdiri dari 6 ekor tikus yang
tidak dipuasakan makan normal, kelompok B dilakukan penimbangan berat badan dan
(Alternate-day fastin) terdiri dari 6 ekor yang pengambilan darah untuk mengetahui kadar asam
diberi metode urat setelah intervensi diet. Selanjutnya, dilakukan
analisis hasil berat badan dan kadar asam urat
sebelum dan setelah intervensi diet puasa
intermitten.

3. HASIL

Penelitian ini menggunakan uji t-test


berpasangan dengan menggunakan data yang
terdistribusi normal seperti
Rata-rata yang
berat disajikan sebagai
badan
Kelompok
berikut (gr) p
Pre-test Post-test
Kelompok B 205,54 201,99 0,019
Tabel 1 Perbandingan Antara Kelompok
Kelompok
Metode CDiet Puasa
215,06Intermitten
202,11 0,038
Terhadap Berat
Kelompok D 135,83 Badan 126,55 0,000
intervensi diet, kelompok C (Modified fasting
regimens) terdiri dari 6 ekor yang diberi metode
Dari tabel 1 pada tiga kelompok tikus yang
intervensi diet dan kelompok D (Time restricted
dilakukan perlakuan didapatkan hasil bahwa ketiga
feeding) terdiri dari 6 ekor yang diberi metode
kelompok perlakuan memiliki nilai P=<0.05 yang
intervensi diet ad libitum.
berarti bermakna atau terjadi penurunan berat
Sebelum dilakukan intervensi diet, maka
badan pada semua kelompok perlakuan.
dilakukan penimbangan berat badan dan
pengambilan darah untuk mengetahui kadar asam
Tabel 2 Perbandingan Antara Kelompok
urat sebelum intervensi diet. metode Diet Puasa Intermitten Terhadap Kadar
Asam Urat Darah
Penimbangan berat badan dilakukan tiga
hari sekali. Setelah satu bulan diberi Nilai p

intervensi diet puasa intermiten, maka akan


Kelompok Kontrol vs . alternate-day fasting 0,935
(bermakna) pada kelompok Kontrol dibandingkan
Kontrol vs Modified Fasting
dengan kelompok Modified Fasting Regimens
Regimens 0.004
Kontrol vs Time Resticted p=0.004. Sedangkan pada kelompok Kontrol
Feeding 0,871 alternate-Day Fasting p=0.935, Kontrol vs Time
alternate-day fasting vs
Resticted Feeding p=0.871, alternate-Day Fasting
Modified Fasting Regimens 0,06
vs Modified Fasting Regimens p=0.06, alternate-
alternate-day fasting vs Time
Resticted Feeding 0,747 Day-Fasting vs Time Resticted Feeding p=0.747,
Modified Fasting Regimens vs dan Modified Fasting Regimens vs Time
Time Resticted Feeding 0,262 Resticted Feeding p=0.262 tidak memiliki
perbedaan bermakna p >0.05.

Dari tabel 2 hasilnya didapatkan nilai p<0,05 4. PEMBAHASAN


Menurut Krista A Varady, dkk pada tahun 2013
Pada penelitian ini didapat hasil pada setiap
menyimpulkan bahwa diet puasa intermitten
kelompok perlakuan memiliki nilai p
efektif untuk menurunkan berat badan dan
<0.05 yang berarti bahwa terjadi penurunan berat
kehilangan massa lemak viseral serta
badan yang bermakna pada setiap kelompok
menunjukkan bahwa diet puasa intermitten dapat
perlakuan sebelum perlakuan (pre-test) dengan
membantu retensi massa lemak pada individu
berat badan setelah 30 hari perlakuan (pos-test).
obesitas.9 Tetapi pada penelitian ini yang paling
efektif menurunkan berat badan yaitu metode
Time Resticted Feeding.
Untuk hasil kadar asam urat didapatkan
kenaikan kadar asam urat masih dalam batas
normal atau bisa dikatakan bahwa perlakuan puasa
baik kelompok B (alternate-day fasting) dan
kelompok D (Time Resticted Feeding) justru
memperbaiki kadar asam urat dalam darah tidak
terlalu rendah (low).7 Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Azizi (2002) mengenai studi tentang
asam urat orang sehat menunjukkan adanya
peningkatan kecil kadar asam urat yang tidak
menyimpang dari kisaran normal, hal ini mungkin
terjadi karena adanya penurunan laju filtrasi
glomerulus dan eksresi asam urat di ginjal.10
Dari hasil pengamatan pada tikus yang
dipuasakan dengan metode kelompok B
(alternate-day fasting) dan kelompok D (Time
Resticted Feeding) didapatkan tikus selalu
menghabiskan makanan ketika mereka diberi
makanan setelah sore sampai pagi hari sebelum
mereka dipuasakan kembali. Sangat berbeda
dengan kelompok A (kontrol) dimana tikus tidak
dipuasakan

dan kelompok C (Modified Fasting Regimens)


dimana tikus hanya 2 hari puasa dan 5 hari tidak Terjadi perbedaan penurunan berat badan
puasa. Dari hasil pengamatan tikus pada kelompok yang signifikan sebelum dan sesudah dilakukan diet
A (kontrol) dan kelompok C (Modified Fasting puasa intermiten. Terjadi perbedaan peningkatan
Regimens) mereka cenderung membuang- buang kadar asam urat yang signifikan sebelum dan sesudah
makanan yang diberikan dan justru terlihat nafsu dilakukan diet puasa intermiten namun peningkatan
makan mereka menurun. tersebut masi dalam batas normal. Diet puasa
intermitten dengan metode Time restricted feeding
lebih efektif menurunkan berat badan dibandingkan
5. KESIMPULAN DAN SARAN
metode Alternate-day fasting, Modified fasting misalnya dengan menambah lama waktu perlakuan.
regimens dan Kontrol. Diet puasa intermitten Hal ini dikarenakan perlakuan diet puasa
dengan metode kelompok C (modified fasting intermitten adalah salah satu perlakuan yang
regimens atau puasa 5:2) lebih efektif menurunkan hasilnya tidak langsung terlihat nyata seperti
kadar asam urat dibandingkan metode D Time perlakuan menggunakan obat kimia. Kemungkinan
restricted feeding, B Alternate-day fasting dan dengan menambah lama waktu perlakuan akan
A kontrol.. Pada penelitian selanjutnya perlu terlihat pengaruhnya terhadap kadar asam urat
diperhatikan kebersihan kandang seperti mengganti semakin nyata (signifikan).
serbuk lebih teratur karena penumpukan serbuk
dapat berpengaruh terhadap berat badan dan kadar
AcknowledgementS
asam urat. Penelitian selanjutnya perlu untuk
dilakukan Terima kasih kepada Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi yang telah
membiayai penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

1. Wortmann RL. Gout and hyperuricemia. Curr


Opin Rheumatol. 2002;14(3):281–6.
2. Indrawan IB, Kambayana G, Putra TR.
Hubungan Konsumsi Purin Tinggi Dengan
Hiperurisemia: Suatu Penelitian Potong Lintang
Pada Penduduk Suku Bali di Kota Denpasar. J
Penyakit Dalam Udayana. 2017;1(2):38–44.
3. Indah E, Tan A, Irfannuddin I, Murti K.
Pengaruh Diet Ketogenik Terhadap Proliferasi
Dan. JAMBI Med J “Jurnal Kedokt dan
Kesehatan.” 2019;7:167– 78.
4. Kejadian T, Pada H. Pengetahuan Asam Urat,
Asupan Purin Dan Status Gizi Terhadap
Kejadian Hiperurisemia Pada Masyarakat
Perdesaan. Media Pendidikan, Gizi, dan
Kuliner.
2018;7(2):1–11
5. Patterson RE, Sears DD. Metabolic Effects of
Intermittent Fasting. Annu Rev Nutr
2017;37(1):371–93.
6. Arnason TG, Bowen MW, Mansell KD.
Effects of intermittent fasting on health
markers in those with type 2 diabetes: A pilot
study. World J Diabetes. 2017;8(4):154.
7. Puasa P, Daud SDAN. Pengaruh puasa
senin-kamis dan daud terhadap kadar
asam urat darah mencit 1). 2019;2(2):172–
85.
8. Ooi SL, Pak S. Short-term Intermittent
Fasting for Weight Loss: A Case Report.
Cureus. 2019;11(January).
9. Varady et al. Alternate day fasting for weight
loss in normal weight and overweight
subjects: A randomized controlled trial.
Nutrition Jurnal. 2013;12(1):1–8.
10. Camelo L, Marinho T de S, Águila MB,
Souza-Mello V, Barbosa-da-SilvaS.
Intermittent fasting exerts beneficial
metabolic effects on blood pressure and
cardiac structure by modulating local renin-
angiotensin system in the heart of mice fed
high-fat or high-fructose diets.
NutrRes[Internet].2019;63:5162.Availablef
rom:https://doi.org/10.1016/j.nutres.2018.
12.005.

You might also like