1 PB

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

ANALISIS PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS HOTS

PADA PROGRAM KEAHLIAN OTOMATISASI TATA KELOLA


PERKANTORAN SMK NEGERI DI KOTA SURAKARTA

Andreas Bagas Kiswara1, Tri Murwaningsih2, Susantiningrum3


123
Pendidikan Administrasi Perkantoran
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Email: andreasbagas24@gmail.com, murwaningsih_tri@staff.uns.ac.id,
susantinigrum@staff.uns.ac.id

Abstract
The objective of research was to find out: (1) the implementation of HOTS-based
learning; (2) constraints with the implementation of HOTS-based learning; and
(3) solution taken to deal with the constraints with the implementation of HOTS-
based learning. This study was a qualitative research with case study approach.
Data source derived from 12 informants coming from SMK Negeri 1 Surakarta,
SMK Negeri 3 Surakarta, and SMK Negeri 6 Surakarta including Deputy of
Headmaster for Curriculum Division, Chairperson, teachers program, and
students of Office Management Automation Specialties program. Techniques of
collecting data used were interview, observation, and document analysis. Data
validation was carried out using source and method triangulations. Data analysis
was carried out using descriptive analytical technique. Research procedure
consisted of pre-field, field, data analysis, and report writing stages. The results
of research were as follows. (1) The implementation of learning in three
Vocational High Schools studied applied HOTS-based learning after the use of
2013 curriculum. In the learning preparation stage, learning implementation plan
has been organized completely and systematically based on textbook oriented to
high-order thinking skill. (2) Constraints found in the implementation of HOTS-
based learning were: teachers’ understanding on and preparedness for HOTS-
based learning; learning plan and evaluation; inadequate learning infrastructure.
(3) Solutions taken to deal with the constraints included: holding socialization
and workshop activities related HOTS-based learning, using varying learning
model, and motivating the students.

Keywords : learning implementation, higher order thinking skills (HOTS),


vocational high school (SMK)

Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran


e-ISSN 2614-0349
47 – Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran

I. PENDAHULUAN HOTS peserta didik akan terbiasa


Pendidikan di era revolusi berpikir kritis dan kreatif dalam
industry 4.0 merupakan suatu memecahkan masalah dan
keharusan yang wajib dimiliki pengambilan keputusan. (Anderson
seseorang. Dalam era ini, & Karthwhol, 2001).
pendidikan memegang perenanan Salah satu cara untuk
penting untuk pengembangan ilmu mencapai tujuan kemampuan
pengetahuan dan teknologi. HOTS pada peserta didik, maka
Perkembangan inilah yang diperlukan penerapan pembelajaran
menuntut sumber daya manusia berbasis HOTS. Pembelajaran
harus berkualitas dan unggul. Salah berbasis HOTS, merupakan sebuah
satu cara untuk menciptakan interaksi belajar antara peserta
sumber daya manusia yang didik dan guru, ataupun peserta
berkualitas dan unggul tersebut didik dengan peserta didik yang
yaitu dengan pembentukan berorientasi pada kemampuan
kemampuan Higher Order berpikir tingkat tinggi.
Thinking Skills (HOTS). Dalam penerapan
HOTS merupakan sebuah cara pembelajaran tersebut ada tiga
berpikir yang lebih tinggi daripada tahapan yang harus dilaksanakan
menghafalkan fakta, oleh guru. Tahap tersebut yaitu
mengemukakan fakta, atau tahap persiapan, pelaksanaan dan
menerapkan peraturan, rumus, dan evaluasi pembelajaran.
prosedur (Thomas &Thorne, 2009). Pembelajaran berbasis HOTS
Konsep HOTS berasal dari teori didesain dengan pembelajaran yang
Taksonomi Bloom pada tahun 1956 aktif, berpusat pada peserta didik,
yang kemudian disempurnakan pembentukan rasa ingin tahu
oleh Anderson and Karthwohl (keinginan bertanya), dan penilaian
2001. Kemampuan HOTS, berbasis HOTS (Rapih &
mengharuskan peserta didik untuk Sutaryadi; 2018 ,Boaler & Staples,
menguasai pada level C-4 2008; Franco, Sztajn, & Ortigao,
menganalisis, C-5 mengevaluasi, 2007).
dan C-6 menciptakan. Penekanan utama dalam
HOTS semakin diperhatikan kegiatan pembelajaran guna
ketika munculnya kerangka kerja membentuk HOTS adalah pada
pembelajaran abad 21 yang salah proses pembelajaran Student Center
satunya adalah berpikir tingkat Learning (SCL). Peserta didik yang
tinggi. Tujuan pembelajaran abad mengikuti kegiatan pembelajaran
21 memiliki karakteristik 4cs, yaitu dengan mode SCL dan
communication, collaboration, mendapatkan tantangan tantangan
critical thinking, and problem selama mereka belajar terbukti
solving, creativity and innovation. menunjukkan pertumbuhan otan
Melihat hal tersebut, kemampuan 25% lebih cepat dibandingkan
HOTS merupakan solusi dari dengan yang tidak mendapatkan
tantangan pembelajaran abad 21. perlakuan tersebut (Jakobs, 1993;
Disamping hal tersebut, dengan Conklin & Manfro, 2012).

Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran


e-ISSN 2614-0349
48 – Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran

Pembelajaran berbasis HOTS, misalnya perilaku, persepsi,


akan tercapai apabila terjadi sinergi motivasi, tindakan, dll., secara
yang kuat antara pelaku holistik, dan dengan cara deskripsi
pendidikan. Diawali dari kurikulum dalam bentuk kata-kata dan bahasa,
sampai dengan komponen pada suatu konteks khusus yang
dibawahnya dan pelaku utama alamiah dan dengan memanfaatkan
pendidikan yaitu seorang guru berbagai metode ilmiah. Iskandar
dituntut untuk mengembangkan (2008), menjelaskan bahwa
kemampuannya dalam proses penelitian dengan pendekatan studi
pembelajaran agar peserta didik kasus (Case Study), yaitu penelitian
dapat mencapai tingkatan HOTS. yang bertujuan untuk
Diterapkannya kurikulum mengembangkan metode kerja
2013, menjadi modal yang cukup yang paling efisien, maknanya
baik untuk melakukan peneliti mengadakan telaah secara
pembelajaran berbasis HOTS. mendalam tentang suatu kasus.
Pelaksanaan pembelajaran berbasis Data peneliti berasal dari data
HOTS sebenarnya sudah berada primer dan data sekunder. Data
pada jalur yang tepat. Namun primer diperoleh wawancara
dalam pelaksanaanya masih langsung dengan informan di SMK
terdapat hambatan baik itu dari Negei Kota Surakarta. Sedangkan
implementasi kurikulum 2013 data sekunder berasal dari
maupun dari sisi pembelajaran dokumen, catatan-catatan arsip,
HOTS. Kunci utama pada lampiran data disertai hasil
pembelajaran berbasis HOTS penelitian yang relevan untuk
terletak pada guru yang mempunyai dijadikan sebagai data penunjang
peran sangat penting dalam upaya penelitian.
menjadikan siswa mampu berada Teknik sampling
pada level HOTS.
menggunakan purposive sampling
Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui gambaran yaitu wakasek bidang kurikulum
pelaksanaan, hambatan, dan solusi
sebagai key informan. Teknik
dari pembelajaran berbasis HOTS.
Hasil dari penelitian ini diharapkan pengambilan data menggunakan
bahan masukan dalam perumusan
snowball sampling, teknik
kebijakan terutama dalam
pengembangan kompetensi guru. pengambilan data dilakukan dengan
mewawancarai informan kunci (key
II. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan informan) secara mendalam dari
pendekatan kualitatif dengan jenis
satu informan bergulir ke informan
penelitian studi kasus. Maleong,
(2012) mendiskripsikan pendekatan lain yang memenuhi kriteria sampai
kualitatif adalah penelitian yang
data yang terkumpul melengkapi
bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami keakuratan dalam menjawab
oleh subjek penelitian yang
pertanyaan penelitian.

Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran


e-ISSN 2614-0349
49 – Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran

Validitas data menggunakan pembelajaran problem based


triangulasi sumber dan metode. learning (PBL), student center
Triangulasi sumber dengan learning (SCL), dan lain
mewawancarai informan yaitu sebagainya. Namun pada
wakasek bidang kurikulum, kepala kompetensi dasar dan indikator
program keahlian, guru, dan peserta pencapaian kompetensi masih
didik. Triangulasi metode terbatas pada ranah mengingat
menggunakan wawancara, dan memahami saja.
dokumen, dan observasi. Helmawati (2018: 168)
mendiskripsikan bahwa setiap
pendidik pada satuan
III. HASIL DAN PEMBAHASAN pendidikan berkewajiban
1. Pelaksanaan Pembelajaran menyusun RPP secara lengkap
Berbasis HOTS Pada Program dan sistematis agar
Keahlian OTKP SMK Negeri di pembelajaran berlangsung
Kota Surakarta. secara interaktif, inspiratif,
Penerapan pembelajaran menyenangkan, menantang,
berbasis HOTS dimulai sejak efisien, memotivasi peserta
diterapkannya kurikulum 2013. didik untuk berpartisipasi aktif,
Dalam pembelajaran terdiri dari serta memberikan ruang yang
beberapa tahap atau langkah, begitu cukup untuk bertindak kreatif.
juga dengan pembelajaran berbasis b. Tahap Pelaksanaan
HOTS. Tahap-tahap pembelajaran Pembelajaran
tersebut antara lain sebagai berikut: Kegiatan pelaksanaan
a. Tahap Persiapan Pembelajaran pembelajaran berbasis HOTS
Tahap persiapan yang menekankan pada pembelajaran
dilakukan di Program Keahlian berpusat pada peserta didik atau
OTKP SMK Negeri di Kota dikenal dengan istilah student
Surakarta, dengan membuat center learning (SCL). Dalam
rencana pelaksanaan melaksanakan pembelajaran
pembelajaran (RPP) tersebut, peserta didik diminta
berdasarkan silabus yang ada untuk mendiskusikan sebuah
dan memperhatikan nilai-nilai materi pembelajaran,
HOTS didalamnya. RPP selanjutnya peserta didik
tersebut telah dibuat secara mempresentasikan hasil
lengkap dan sitematis dengan diskusinya.
mencantumkan nilai-nilai Meskipun demikian,
HOTS. guru terkadang berlindung di
Penerapan nilai-nilai balik strategi pembelajaran
HOTS dalam rencana student center learning ini.
pelaksanaan pembelajaran Guru hanya memberikan tugas
terletak pada model, strategi, agar peserta didik bisa selalu
dan metode pembelajaran yang aktif bekerja yang
direncanakan akan digunakan mengakibatkan hanya kelelahan
dalam pembelajaran. yang didapat. Guru juga sering
Penggunaan strategi lupa bahwa pembelajaran

Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran


e-ISSN 2614-0349
50 – Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran

berpusat pada peserta didik sehingga berdampak pada


harus didesain (by design) kemampuan berpikir peserta
bukan muncul secara tiba-tiba didik yang semakin meningkat.
(by chance). Pembelajaran 2. Kendala Dalam Pelaksanaan
didesain untuk mencapai tujuan Pembelajaran berbasis HOTS
pembelajaran dengan Pada Program Keahlian OTKP
melibatkan aktivitas SMK Negeri di Kota Surakarta
membahagiakan bagi peserta Dalam melaksanakan setiap
didik (Nugroho, 2018: 10). kegiatan hambatan dan kendala
c. Tahap Evaluasi Pembelajaran selalu ada dan harus dihadapi.
Evaluasi pembelajaran Adapun kendala dalam pelaksanaan
yang dilakukan pada Program pembelajaran berbasis HOTS
Keahlian OTKP SMK Negeri di sebagai berikut:
Kota Surakarta masih terbatas a. Kendala Dari Guru:
pada penggunaan soal ditingkat 1) Kurangnya pemahaman
LOTS. Penggunaan soal-soal guru tentang konsep dan
yang bersifat HOTS dapat penerapan HOTS
melatih peserta didik untuk 2) Kesulitan dalam
berpikir tingkat tinggi, namun merumuskan soal dan
di lokasi penelitian tersebut penilaian berbasis HOTS
belum menerapkannya secara b. Kendala sarana dan prasarana
maksimal. pembelajaran yang kurang
Yousef Abosalem memadai.
(2016: 4) dalam jurnal 3. Solusi dari Kendala Kendala
penelitiannya yang berjudul Dalam Pelaksanaan
“Assessment Techniques and Pembelajaran berbasis HOTS
Students’ Higher Order Pada Program Keahlian OTKP
Thinking Skills” menyatakan SMK Negeri di Kota Surakarta
“the use of higher-level a. Solusi Dari Guru
questions which require the 1) Guru harus selalu
student to integrate and use mengembangkan
different ideas levels ranging kemampuan yang
from simple to sophisticated dimiliki.
ideas will improve students
learning which is considered as b. Solusi Dari Pihak Sekolah
the process of acquiring 1) Pengadaan kegiatan
knowledge or skills or attitudes sosialisasi dan workshop
toward subjects which tentang pembelajaran
consequently involves changes berbasis HOTS
in behavior.” Sehingga 1) Pengawasan dan evaluasi
penggunaan soal-soal pada kegiatan pembelajaran oleh
level berpikir tingkat tinggi pihak sekolah
dalam setiap evaluasi 2) Kegiatan pengadaan sarana
pembelajaran membuat peserta prasarana pembelajaran
terlatih untuk berpikir 3) Gerakan literasi sekolah
multiprespektif dan non rutin

Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran


e-ISSN 2614-0349
51 – Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran

IV. KESIMPULAN Juni 2019 pada


Berdasarkan data yang telah http://www.sciencepublishin
berhasil dikumpulkan dan analisis ggroup.com/j/ijsedu
yang telah dilakukan, peneliti Anderson, L.W., & Krathwohl,
mengambil kesimpulan bahwa dari R. D. (2010). Kerangka
kegiatan penerapan pelaksanaan Landasan Untuk
pembelajaran berbasis HOTS pada Pembelajaran, Pengajaran,
Program Keahlian Otomatisasi Tata Dan Asesmen Revisi
Kelola Perkantoran di SMK Negeri Taksonomi Pendidikan
Kota Surakarta, sebagai berikut: Bloom. Yogyakarta:
Pembelajaran berbasis HOTS Pustaka Pelajar
mulai diterapkan sejak kurikulum
2013. Hal tersebut menuntut guru Conklin, W., & Manfro, J.
untuk dapat membekali peserta (2010). Higher order
didik dengan kemampuan abad-21 thinking skills to develop
yang salah satunya adalah 21st century learners. Shell
kemampuan berpikir tingkat tinggi Education Publishing,
atau HOTS. Penekanan utama Inc.Huntington.
dalam pembentukan HOTS yaitu Helmawati. (2019).
dalam proses pembelajaran dengan Pembelajaran dan
menggunakan model Student Penilaian Berbasis HOTS
Center Learning (SCL). Peserta Higher Order Thingking
didik yang mengikuti kegiatan Skills. Bandung: PT
pembelajaran menggunakan model Remaja Rosdakarya
SCL akan memiliki kemampuan
berpikir lebih tinggi dibandingkan Krathwohl, D. R. (2002). A
dengan peserta didik yang tidak revision of Bloom's
mengikutinya. Kemampuan HOTS Taxonomy: an overview –
dapat dicapai dengan maksimal Theory Into
apabila tahapan-tahapan Practice,College of
pembelajaran dilakukan secara Education, The Ohio State
berkesinambungan. Tahapan University Learning
pembelajaran belum sepenuhnya Domains or Bloom's
menerapkan nilai-nilai HOTS. Taxonomy: The Three
Selain hal tersebut, kemampuan Types of Learning, tersedia
guru menjadi kunci utama untuk di
terlaksananya pembelajaran dan www.nwlink.com/~donclar
tercapainya kemampuan HOTS.. k/hrd/bloom.html
Lusyana, E. & Wangge, M.
V. DAFTAR PUSTAKA (2016). Increasing Higher
Abosalem, Y. (2016). Assessment Thinking Skill To Build
Techniques and Student’ Student’s Character By
Higher-Order Thinking Using Mathematical
Skills. International Journal Reasoning. Proceeding of
of Secondary Education, 4 3rd International
(1): 1-11 Diperoleh pada 15 Conference of Research,

Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran


e-ISSN 2614-0349
52 – Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran

Implementation and
Education of Mathematic
and Sciences. Yogyakarta.
Maleong, L. J. (2012).
Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Nugroho, A. (2018). HOTS
Kemampuan Berpikir
Tingkat Tingg: Konsep,
Pembelajaran, Penilaian,
dan Soal-soal. Jakarta: PT
Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Rapih, S., & Sutaryadi (2018).
Perspektif Guru Sekolah
Dasar Terhadap Higher
Order Thinking Skills
pemahaman, penerapan,
dan hambatan. Premiere
Educandum: Jurnal
Pendidikan Dasar dan
Pembelajaran, 8(1) 78 –
87. Diperoleh pada 15 Juni
2019, dari http://e-
journal.unipma.ac.id/index.
php/PE

Jurnal Informasi dan Komunikasi Administrasi Perkantoran


e-ISSN 2614-0349

You might also like