Perbedaan Jumlah Angka Kuman Udara Dalam Ruangan Berdasarkan Hari Di Puskesmas Guguk Panjang

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

ISSN:2528-66510;Volume 5;No.

3(Juny, 2020): 777-785 Jurnal Human Care

PERBEDAAN JUMLAH ANGKA KUMAN UDARA DALAM RUANGAN


BERDASARKAN HARI DI PUSKESMAS GUGUK PANJANG

Fitria Fatma1*, Rizki Ramadhani2


1
Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Fort De Kock
*
Email korespondensi: fitriafatma1986@gmail.com
2
Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Fort De Kock (penulis 2)
email: rramadhani2101197@gmail.com

Submitted : 29-05-2020, Reviewer:29-05-2020, Accepted: 31-05-2020

ABSTRACT

Containing air the bacteria cause the disease at Guguk Panjang Health Center among others disease
ISPA as much as 6327 years 2016 and 5987years 2017, and 4549 years 2018, while TB disease as much
as 399 years 2016, 431 years 2017 and 585 years 2018. Research aims to tell the difference numerical
quantities germs air in a room Guguk Panjang Health Center based on the day. The methodology of his
experiments with pre-eksperimen design, the kind of research the one shot matter case study. Research
has been done in July-August 2019. This study population of any room with the numerical quantities germ
air Guguk Panjang Health Center. The research is the entire amount of the germ air at the waiting room
I and II in Gugugk Panjang Health Center. The result of the study obtained numerical quantities germ air
on Wednesday in the waiting room I namely 2.525,38 cfu/m3, in the waiting room II of 3.099,33 cfu/m3.
Friday in the waiting room I namely 856,51 cfu/m3, in the waiting room II of 2.075, 05 cfu/m3. Thuesday
in the waiting room I namely 697,57 cfu/m3, in the waiting room II of 1739,51 cfu/m3. Thursday in the
waiting room I namely 520,97 cfu/m3, in the waiting room II 582,78 cfu/m3. The are significant
differences numerical quantities germ the air by virtue day in a room at Guguk Panjang Health Center.

ABSTRAK
Udara yang mengandung angka kuman menyebabkan penularan penyakit di Puskesmas Guguk Panjang
antara lain penyakit ISPA sebesar 6327 tahun 2016 dan 5987 tahun 2017, dan 4549 tahun 2018,
sedangkan penyakit TB sebesar 399 tahun 2016, 431 tahun 2017 dan 585 tahun 2018. Penelitian bertujuan
mengetahui perbedaan jumlah angka kuman udara dalam ruangan Puskesmas Guguk Panjang berdasarkan
hari. Metode penelitian Eksperimen dengan Pre-Eksperimen design dengan jenis penelitian The One Shot
Case Study. Penelitian dilaksanakan bulan Juli – Desember 2019. Populasi penelitian ini setiap ruangan
dengan seluruh jumlah angka kuman udara di Puskesmas Guguk Panjang. Sampel adalah seluruh jumlah
angka kuman udara pada ruang tunggu I dan II di Puskesmas Guguk Panjang. Hasil penelitian diperoleh
jumlah angka kuman udara hari rabu di ruang tunggu I yaitu 2.525,38 CFU/m3, di ruang tunggu II yaitu
3.099,33 CFU/m3. Hari jumat di ruang tunggu I yaitu 856,51 CFU/m 3, di ruang tunggu II yaitu 2.075,05
CFU/m3. Hari selasa di ruang tunggu I yaitu 697,57 CFU/m3, di ruang tunggu II yaitu 1739,51 CFU/m 3.
Hari kamis di ruang tunggu I yaitu 520,97 CFU/m3, di ruang tunggu II yaitu 582,78 CFU/m3.
Keseimpulan terdapat perbedaan yang signifikan jumlah angka kuman udara berdasarkan hari dalam
ruangan di Puskesmas Guguk Panjang.

Keywords/Kata Kunci : Angka Kuman Udara; Ruang Tunggu

777
ISSN:2528-66510;Volume 5;No.3(Juny, 2020): 777-785 Jurnal Human Care

PENDAHULUAN (water activity) atau kelembapan relatif.


Kualitas udara dalam ruangan (Indoor Mikroorganisme membutuhkan kelembaban
Air Quality) merupakan kesehatan manusia. ini untuk membawa makanan dalam bentuk
Menurut National Institute Of Occupational terlarut ke dalam sel, untuk membawa
Safety and Health (NIOSH) 1997 penyebab sampah atau sisa-sisa proses metabolisme ke
timbulnya masalah kualitas udara dalam luar dari sel, dan untuk menjaga kandungan
ruangan pada umumnya disebabkan kelembapan protoplasma selnya (Sarles,
beberapa hal, yaitu kurangnya ventilasi dkk, 1956 dalam Nur, Moersidik, & M,
udara (52%), adanya sumber kontaminan 2014 pp. 3-4).
dari luar ruangan (10%), mikroba (5%), Penyinaran sinar matahari ke bumi
bahan material bangunan (4%), dan lain-lain sebagai cahaya alami dapat menghambat
(3%) (Kemenkes RI No. 1407/ MENKES/ perkembangbiakan beberapa
SK/ XI/ 2002 p. 3). mikroorganisme pada atap yang lembab,
Mikroorganisme yang tersebar di ubin, kran-kran pada kamar mandi maupun
dalam ruangan dikenal sebagai bioaerosol. sekat ruangan (Wikansari, Hestiningsih,&Raharjo,
Bioaerosol di dalam ruangan dapat berasal 2012p. 389). Menurut Keputusan Menteri
dari lingkungan luar atau kontaminasi dari Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
dalam ruangan (Fitria, Wulandari, 1204/Menkes/SK/X/2004 Tentang
Hermawati, &Susanna, 2008, p. 77). Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah
Penularan mikroorganisme kepada manusia Sakit, dalam indeks angka kuman menurut
terjadi dengan mekanisme tertentu, misalnya fungsi ruang atau unit dalam satuan Colony
dengan tiupan angin, tetesan air atau droplet, Forming Unit (CFU/m3) pada ruang
percikan batuk atau bersin, percakapan, dan administrasi, rata-rata angka kuman berkisar
kontak dengan permukaan tanah(Abdullah 200-500 CFU/m3 (Kemenkes RI No
& Hakim, 2011 p. 207). Bakteri berspora 1024/MENKES/SK/X/2004 p. 6).
seperti Bacillus Sp, Clostridium Sp dan yang Jumlah kunjungan, penghuni dalam
tidak berspora seperti M. Tuberculosa ruangan berpengaruh terhadap suhu, dan
umumnya terakteri yang terdapat di udara penyebaran bakteri dalam ruangan. Semakin
umumnya adalah, karena bakteri ini dapat banyak penghuni maka udara akan menjadi
bertahan hidup di udara lebih lama dari semakin panas. Selain itu, bakteri juga bisa
bakteri lain (Berliana, 2016, pp. 142-143). terbawa oleh penghuni dan menyebar ke
Aktivitas mikroba seperti bakteri udara sekitar ruangan sehingga
dipengaruhi oleh faktor lingkungannya. mengkontaminasi udara ruangan
Faktor lingkungan meliputi faktor-faktor (Vindrahapsari, 2016).
abiotik (fisika dan kimia) sebagai berikut: Media PCA juga disebut Standar
Suhu, Kecepatan pertumbuhan mikro seperti Metode Agar (SMA), adalah media
kuman/bakteri makin berkurang seiring pertumbuhan mikrobiologis yang biasa
dengan berkurangnya temperatur sehingga digunakan untuk menilai atau memantau
dapat dikatakan bahwa pertumbuhan bakteri "total" atau pertumbuhan bakteri yang layak
pada temperatur minimum berjalan lebih dari sampel (Supriatin & Rahayyu, 2016, p.
lambat daripada pertumbuhan mikroba 72).
seperti bakteri/kuman pada suhu optimum Penelitian ini menggunakan media PCA
(Sarles, dkk, 1956 dalam Nur, Moersidik, & yang diletakkan dimasing-masing ruangan
M, 2014 p. 2). Kelembapan, setiap mikroba berdasarkan hari kerja Puskesmas Guguk
memerlukan kandungan air bebas tertentu Panjang. Yang membedakan penelitian ini
untuk hidupnya, diukur dengan paramete wa dengan penelitian terdahulu adalah melihat

778
berdasar hari, karena jumlah kunjungan
berbeda-berda setiap hari, dan fungsi
ruangan juga berbeda-beda. Oleh karena itu,
peneliti tertarik melakukan penelitian
dengan judul perbedaan jumlah angka
kuman udara berdasarkan hari dalam
ruangan di Puskesmas Guguk Panjang.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui perbedaan jumlah angka kuman
udara berdasarkan hari dalam ruangan di Berdasarkan tabel 1 hasil pengukuran
Puskesmas Guguk Panjang Kota Bukittinggi, laboratorium menunjukkan bahwa jumlah koloni
dimana penelitian ini telah dilakukan pada bulan udara pada ruang tunggu I tertinggi terdapat
Juli – Desember Tahun 2019. Penelitian ini pada hari rabu 2.525,33 CFU/m3, pada suhu
merupakan Eksperimen menggunakan Pre- 26,4 oC, kelembaban 62,2 %, pencahayaan 278
Eksperimen design, jenis penelitian The One lux, dengan jumlah kunjungan sebanyak 28
Shot Case Study. Penelitian ini menggunakan orang, dan jumlah koloni udara terendah
Uji One Way Anova, dengan analisis Univariat terdapat pada hari kamis 520,97 CFU/m 3, pada
dan Bivariat diolah dengan sistem suhu 25,8 oC, kelembaban 70,5 %, dan
komputerisasi, data didapatkan dari hasil pencahayaan 303 lux, dengan jumlah kunjungan
laboratorium dengan cara menghitung kuman sebanyak 10 orang dan dengan luas ruangan
udara yang terdapat pada media PCA. Penelitian sebesar 117 m3.
memiliki populasi seluruh jumlah angka kuman Tabel 2
udara yang terdapat pada setiap ruangan di Pengukuran Jumlah Koloni Udara
Puskesmas Guguk Panjang. Sampel adalah Berdasarkan Hari pada Ruang Tunggu II
seluruh jumlah angka kuman udara pada ruang
tunggu I dan II di Puskesmas Guguk Panjang
dengan teknik Purposive Sampling.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Analisis Univariat

Data yang diperoleh dari hasil


pengukuran angka kuman udara dilakukan Berdasarkan tabel 2 hasil pengukuran
dengan pengukuran langsung yaitu laboratorium menunjukkan bahwa jumlah koloni
menggunakan media Plate Count Agar (PCA). udara pada ruang tunggu II tertinggi terdapat
Data hasil pengukuran angka kuman udara pada hari rabu yaitu 3099,33 CFU/m3, pada
adalah sebagai berikut: suhu 24,5 oC, kelembaban 72 %, dan
pencahayaan 322 lux dengan jumlah kunjungan
Tabel 1 sebanyak 11 orang dalam luas ruangan 60 m 3,
Pengukuran Jumlah Koloni Udara dan jumlah kuman udara terendah terdapat pada
Berdasarkan Hari pada Ruang Tunggu I hari kamis 582,78 CFU/m3, pada suhu 25,5 oC
Berdasarkan hasil analisis univariat
diketahui pada hari selasa di ruang tunggu I
didapatkan jumlah koloni udara sebesar 697,57
CFU/m3, dengan suhu 25,4 oC, kelembaban 69
%, pencahayaan 390 lux, dan jumlah kunjungan

779
sebanyak 15 orang, pada hari rabu didapatkan konstruksi bangunan yang tidak baik adanya
jumlah koloni udara sebesar 2.525,38 CFU/m 3, lantai dan dinding kelas yang tidak kedap air,
dengan suhu 26,4 oC, kelembaban 69 %, serta kurangnya pencahayaan baik buatan
pencahayaan 278 lux, dan jumlah kunjungan maupun alami (Fithri, Handayani, & Vionalita,
sebanyak 28 orang, lalu pada hari kamis 2016).
didapatkan jumlah koloni udara sebesar 520,97 Pencahayaan yang dapat mempengaruhi
CFU/m3, dengan suhu 25,8 oC, kelembaban 70,5 bakteri adalah cahaya dari sinar matahari.
%, pencahayaan 303 lux, dan jumlah kunjungan Pencahayaan dari sinar matahari dalam ruangan
sebanyak 11 orang, dan selanjutnya pada hari dapat menghambat pertumbuhan bakteri
jumat jumlah koloni udara sebesar 856,51 (Pommerville, 2007). Sinar matahari memiliki
CFU/m3, dengan suhu 24,3 oC, kelembaban 72,2 aktivitas bakterisida dan memakan peranan
%, pencahayaan 316 lux, dengan jumlah penting dalam sterilisasi yang bersifat spontan
kunjungan sebanyak 19 orang dalam luas yang terjadi pada keadaan alami karena sinar
ruangan 117 m3. Pada hari selasa di ruang matahari mengandung sinar ultraviolet.
tunggu II didapatkan jumlah koloni udara Intensitas paparan cahaya ultraviolet yang tinggi
sebesar 1.739,51 CFU/m3, dengan suhu 25,8 oC, dapat berakibat bakteri mengalami radiasi yang
kelembaban 68 %, pencahayaan 230 lux, dengan berdampak pada kelainan dan kematian bakteri
jumlah kunjungan sebanyak 7 orang, pada hari (Sherieve, 2011). Kepadatan hunian. Semakin
rabu didapatkan jumlah koloni udara sebesar padat jumlah manusia pada suatu batas ruang
3.099,33 CFU/m3, dengan suhu 24,5 oC, tertentu semakin banyak kuman di udara
kelembaban 72 %, pencahayaan 322 lux, dengan (Cahyono, 2017, p. 200).
jumlah kunjungan sebanyak 11 orang, lalu pada Faktor lain yang dimungkinkan
hari kamis didapatkan jumlah koloni udara mempengaruhi jumlah angka kuman udara
sebesar 582,78 CFU/m3, dengan suhu 25,5 oC, dalam ruangan adalah lantai, dinding ruangan,
kelembaban 69,3 %, pencahayaan 422 lux, dan pengukuran yang dilakukan pada saat pagi
jumlah kunjungan sebanyak 6 orang, selanjutnya hari, serta cuaca yang berbeda setiap harinya
pada hari jumat didapatkan jumlah koloni kuman sehingga berdampak pada hasil pengukuran
udara sebesar 2.075,05 CFU/m3, dengan suhu jumlah koloni kuman udara.
24,9 oC, kelembaban 69,5 %, pencahayaan 407 Penelitian ini sejalan dengan penelitian
lux, jumlah kunjungan sebanyak 9 orang dalam ini dilakukan oleh (Fithri, Handayani, &
luas ruangan 60 m3. Vionalita, 2016) tentang faktor-faktor yang
Suhu, kecepatan pertumbuhan mikro berhubungan dengan jumlah mikroorganisme
seperti kuman/bakteri makin berkurang seiring udara dalam ruang kelas lantai 8 universitas esa
dengan berkurangnya temperatur sehingga dapat unggul menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
dikatakan bahwa pertumbuhan bakteri pada antara kualitas fisik ruangan berupa suhu
temperatur minimum berjalan lebih lambat terhadap keberadaan bakteri dalam ruangan.
daripada pertumbuhan mikroba seperti Hasil penelitian Naddafi et al., (2011)
bakteri/kuman pada suhu optimum (Sarles, dkk, menyebutkan bahwa ruangan dengan suhu 25-
1956 dalam Nur, Moersidik, & M, 2014 p. 2). 38°C memiliki konsentrasi bakteri patogen lebih
Suhu optimum yang dibutuhkan bakteri 25 °C tinggi dibandingkan dengan ruangan dengan
sampai 37 °C, sehingga dengan suhu ruang kelas suhu < 25°C karena mendekati suhu tubuh
tersebut bakteri masih dapat tumbuh (Waluyo, manusia.
2009). Selain itu penelitian ini juga sejalan
Kelembaban, setiap mikroba dengan penelitian yang dilakukan oleh
memerlukan kandungan air bebas tertentu untuk Vidyautami (2015) tentang pengaruh
hidupnya, diukur dengan paramete wa (water penggunaan ventilasi (AC dan non AC) dalam
activity) atau kelembaban relatif (Sarles, dkk, ruangan terhadap keberadaan mikroorganisme
1956 dalam Nur, Moersidik, & M, 2014 pp. 3- udara menunjukkan bahwa terdapat hubungan
4). Pengukuran kelembaban ruangan juga dapat kelembaban terhadap keberadaan bakteri dalam
dipengaruhi oleh kondisi ruangan. Sumber ruangan.
kelembaban dalam ruangan dapat berasal dari

780
Penelitian ini juga sejalan dengan meningkatkan jumlah kuman udara dikarenakan,
penelinitan lain yang serupa dilakukan pada sebaliknya, jika suhu, kelembaban rendah,
sekolah SMK Theresiana Semarang pada tahun pencahayaan tinggi yang didaapatkan dari sinar
2011 menunjukkan bahwa adanya pencahayaan matahari, dengan banyaknya jumlah kunjungan.
ruang berhubungan dengan keberadaan bakteri Hal ini dapat menghambat pertumbuhan kuman
pada ruangan. udara, oleh karena itulah, jumlah angka kuman
Menurut asumsi peneliti, dilihat dari udara pada ruang tunggu I dengan ruang tunggu
karakteristik ruangan pada ruang tunggu I bahwa II berbeda setiap harinya.
semakin tinggi suhu dan kelembaban maka
pertumbuhan kuman udara semakin meningkat B. Analisis Bivariat
pula, namun semakin tinggi pencahayaan Hasil Uji ANOVA One Way dapat dilihat
terutama pencahayaan sinar matahari yang pada tabel 3 di bawah ini, sebagai berikut:
mengandung bakterisida dan ultraviolet
dibandingkan dengan pencahayaan buatan
seperti cahaya lampu dalam ruangan dimana
pencahayaan buatan hannya menghasilkan Tabel 3
panas, cahaya saja, dapat dikatakan bahwasanya Perbedaan Jumlah Angka Kuman Udara
pencahayaan dari sinar matahari langsung sangat Berdasarkan Hari
berperan penting dalam sterilasasi dalam Jumlah
P
menghambat pertumbuhan kuman udara, Pada Hari Sampel Mean Koloni SD
value
CFU/m3
ruang tunggu I dan ruang tunggu II terdapat Selasa 8 34,5 1.218,54 24.80
perbedaan luas ruangan sehingga hal ini lah Rabu 8 79,62 2.812,35 53.50
yang membuat jumlah kunjungan pada ruang Kamis 8 551,87 10.60 0.004
15,62
tunggu I lebih banyak dibandingkan pada ruang Jumat 8 41,5 1.465,78 24.95
tunggu II. Meskipun ruang tunggu II pada Berdasarkan tabel 3 Uji ANOVA
jumlah kunjungan tidak sebanyak pada ruang diketahui jumlah angka kuman udara selama 4
tunggu I namun, jika dilihat dari karakteristik hari pengambilan sampel yaitu hari selasa, rabu,
ruangan, ruang tunggu II tidak mendapatkan kamis, dan jumat menunjukkan rata-rata kuman
cahaya langsung dari sinar matahari, dimana udara berkisar 15,62 koloni – 79,62 koloni
pencahayaan dalam ruangan bersumber dari memiliki indeks jumlah kuman udara berkisar
cahaya lampu, yang mengakibatkan 551,87 CFU/m3 – 2.812,35 CFU/m3, dengan
pertumbuhan kuman udara, akan terus nilai p value (0.004) ≤ α (0.005), maka terdapat
berkembang karena pencahayaan dari cahaya perbedaan yang signifikan jumlah angka kuman
lampu tidak mengandung sinar ultraviolet dapat udara berdasarkan hari dalam ruangan.
menghambat pertumbuhan atau perkembangan Waktu kerja sebagaimana dimaksud dalam
kuman udara. Jumlah kunjungan juga dapat ayat (1) meliputi : 7 jam per hari dan 40 jam per
mempengaruhi kuman udara, semakin padat 1 minggu untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu;
penghuni dalam ruangan maka jumlah kuman atau 8 jam per hari dan 40 jam 1 minggu untuk 5
udara ikut meningkat. Pada aktivitas itulah, hari kerja dalam 1 minggu (UUD RI No 13
masyarakat yang berkunjung tidak lebih sebagai Tahun 2013 pasal 77 ayat 2 a dan b). Penelitian
media pembawa kuman baik dari udara, air, ini sejalan dengan hasil penelitian yang
maupun tanah, serta berbagai macam ragam dilakukan oleh Vindrahapsari, 2016, p. 53)
keluhatan kesehatan yang diderita oleh menujukkan hasil terdapat perbedaan jumlah
pengunjung berkumpul di satu tempat, dimana bakteri antara ruang non AC dan berAC di
mengakibatkan kebersihan lantai tidak sehat, dan rumah sakit ruang rawat inap anak. Berbeda
sirkulasi udara pun menjadi tidak nyaman. Dapat dengan penelitian penelitian yang dilakukan oleh
disimpulkan bahwa selama 4 hari pengukuran (Yoshintan & Subagiyo, 2015, p. 3) menjelaskan
jika angka suhu, kelembaban yang tinggi, dan Nilai signifikan 0,058 > α berarti Ho di tolak,
pencahayaa, dimana pencahayaan dihasilkan hal tersebut menunjukan bahwa tidak ada
dari lampu dalam ruangan tinggi, serta jumlah perbedaan yang bermakna antara jumlah angka
kunjungn sedikit. Hal ini, hanya akan

781
kuman pada kelas III di IRNA I RSUD Prof. Dr. orang dengan luas ruang tunggu I sebesar
Margono Soekarjo Purwokerto. 117 m3.
Menurut asumsi peneliti, pada hari selasa, 2. Jumlah koloni udara pada ruang tunggu II
rabu, kamis, dan jumat jumlah angka kuman tertinggi terdapat pada hari rabu sebesar
udara selalu berbeda ini dapat dibuktikan pada 3.099,33 CFU/m3, dengan suhu 24,5 oC,
hasil penelitian dimana pada hari selasa jumlah kelembaban 72 %, pencahayaan 322 lux,
angka kuman udara 1.218,54 CFU/m3, pada hari serta jumlah kunjungan sebanyak 11
rabu jumlah angka kuman udara 2.812,35 orang. Jumlah koloni udara terendah
CFU/m3, pada hari kamis jumlah angka kuman terdapat pada hari kamis sebesar 582,78
udara 551,87 CFU/m3, dan pada hari jumat CFU/m3, dengan suhu 25,5 oC,
jumlah angka kuman udara 1.465,78 CFU/m 3. kelembaban 69,3 %, pencahayaan 422 lux,
Hal ini disebabkan oleh karakteristik ruangan serta jumlah kunjungan sebanyak 6 orang
yaitu; pencahayaan dan jumlah kunjungan, dengan luas ruang pada tunggu II sebesar
dimana pencahyaan yang didapat langsung dari 60 m3.
sinar matahari, dengan paparan sinar ultraviolet 3. Berdasarkan hasil uji ANOVA One Way
dari matahari yang tinggi dapat menyebabkan didapatkan bahwa (p ≤ α) menjelaskan
kelainan dan kematian pada bakteri, serta jumlah terdapat perbedaan jumlah angka kuman
kunjungan juga berperan penting dalam udara berdasarkan hari dalam ruangan di
pertumbuhan bakteri, ruangan yang sangat Puskesmas Guguk Panjang Kota
dipenuhi penghuni menjadi tempat tersubur bagi Bukittinggi.
kuman udara dikarenakan suhu tubuh manusia
rata-rata 37 oC, dimana pada suhu tersebut,
kuman udara dapat berkembang, dan UCAPAN TERIMAKASIH
kemungkinan dari faktor lain seperti cuaca, dan
kualitas udara di luar ruangan. Dapat 1. Bagi Puskesmas
disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan Puskesmas dapat menjadikan penelitian
jumlah angka kuman udara berdasarkan hari ini sebagai acuan dalam mengendalikan
dalam ruangan. kualitas udara baik dari faktor
mikroorganisme dan faktor fisik
lingkungan seperti ; suhu, kelembapan,
dan intensitas cahaya berdasarkan
SIMPULAN standar Keputusan Menteri RI No.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah 1204/MENKES/SK/X/2004.
dilaksanakan tentang perbedaan jumlah angka Pengendalian dan pencegahan dapat
kuman udara dalam ruangan berdasarkan hari di diharapkan dapat dilaksanakan secara
puskesmas Guguk Panjang Kota Bukittinggi dini misalnya seperti,; melakukan
sebagai berikut : pembersihan lantai dengan antiseptic,
Jumlah rata-rata angka kuman udara yang
serta pemeliharaan sistem ventilasi agar
terhitung selama 4 hari pengambilan sampel dari
hari selasa sampai dengan jumat, yaitu :
berfungsi dengan baik pada setiap
1. Jumlah koloni udara pada ruang tunggu I ruangan, terutama pada ruang tunggu I
tertinggi terdapat pada hari rabu sebesar dan ruang tunggu II.
2.525,38 CFU/m3, dengan suhu 26,4 oC, 2. Bagi Institusi Perguruan Tinggi
kelembaban 62,2 %, dan pencahayaan 278 Institusi perguruan tinggi dapat menjadi
lux, serta jumlah kunjungan sebanyak 28 dasar mengukur jumlah koloniu dara
orang. Jumlah koloni udara terendah berdasarkan hari/waktu pengukuran.
terdapat pada hari kamis sebesar 520,97 3. Bagi Peneliti Selanjutnya
CFU/m3, dengan suhu 25,8 oC, Peneliti selanjutnya dapat melakukan
kelembaban 70,5 %, dan pencahayaan 303 penelitian lebih lanjut, seperti ;
lux, serta jumlah kunjungan sebanyak 4
melakukan identifikasi bakteri, dan

782
menambahkan jumlah ruangan yang MIKROBIOLOGI KESEHATAN Peran
akan dijadikan sampel, serta dengan Mikrobiologi Dalam Bidang Kesehatan
menambah faktor-faktor lingkungan (P. 122). Yogyakarta: ANDI (Anggota
fisik yang menyebabkan pertumbuhan IKAP). Diakses Pada Tanggal 29
Desember 2018.
koloni udara seperti ; kepadatan
Prof, Dr. Ir, MP, Msi, Phd. In N. Hidayat, I.
pengunjung, ventilasi udara, dan lain Meitiniarti, & N. Yuliana,
sebagainya. MIKROORGANISME DAN
PEMANFAATANNYA (Pp. 1-195).
Malang: UB Press.
DAFTAR PUSTAKA Izzah, N. (2015). [Skripsi]. Kualitas Udara
Pada Ruang Tunggu Puskesmas
Adam, S. (1992). In S. Adam, DASAR-DASAR Perawatan Ciputat Timur Dan Non-
MIKROBIOLOGI DAN Perawatan Ciputat Di Daerah
PARASITOLOGI UNTUK PERAWAT Tangerang Selatan Dengan Parameter
(Pp. 1-115). Jakarta: Kedokteran EGC. Jamur, 1-66.
Diakses Pada Tanggal 29 Desember Http://Repository.Uinjkt.Ac.Id/Dspace/
2018. Bitstream/123456789/28187/1/NAILUL
Atiahanm. Thermohygrometer Pengukur Suhu %20IZZAH-FST.Pdf. Diakses Pada
Dan Kelembaban Udara. (2015). Tanggal 08 Agustus 2019 Keputusan
Http://Atiahanm.Blogspot.Com/2015/09 Menteri Kesehatan RI. No. 1204. 2002.
/Thermohygrometer-Pengukur-Suhu- Tentang PENYEHATAN KUALITAS
Dan.Html. Diakses Pada Tanggal 14 LINGKUNGAN RUMAH SAKIT.
Januari 2019 Kementerian Kesehatan RI. Jakarta.
Cahyono, T. (2017). S. K. M, M. Si. In T. Diakses Pada Tanggal 29 Desember
Cahyono, PENYEHATAN UDARA (Pp. 2018
1-351) Yogyakarta: ANDI (Anggota Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.
IKAPI). Diakses Pada Tanggal 29 1335/MENKES/SK/X/2002. Tentang
Desember 2018 STANDAR OPERASIONAL
Fithri, N. K., Handayani, P., & Vionalita, G. PENGAMBILAN DAN
(2016). Faktor-Faktor Yang PENGUKURAN SAMPEL
Berhubungan Dengan Jumlah KUALITAS UDARA RUANGAN
Mikroorganisme Udara Dalam Ruang RUMAH SAKIT. Kementerian
Kelas Lantai 8 Universitas Esa Unggul, Kesehatan RI. Jakarta. Diakses Pada
21-26. Tanggal 29 Desember 2018.
Gul, S. (2007). In S. Gul, DUNIA Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 7 Tahun
MIKROORGANISME (Pp. 1-15). 2019. Tentang KESEHATAN
Indonesia: Yudhistira. Diakses Pada LINGKUNGAN RUMAH SAKIT.
Tanggal 29 Desember 2018 Keputusan Menteri Kesehatan RI.
Hidayat, N., Meitiniarti, I., & Yuliana, N. (2018) Jakarta. Diakses Pada Tanggal 08
Abdullah, M. T., & Hakim, B. A. Agustus 2019.
(2011). Kesmas, Jurnal Kesehatan Murwani, S. (2015). In S. Murwani, DASAR-
Masyarakat Nasional Vol. 5, No. 5. DASAR MIKROBIOLOGI
LINGKUNGAN FISIK DAN ANGKA VETERINER (Pp. 1-356). Malang-UB
KUMAN UDARA RUANGAN DI Press. Diakses Pada Tanggal 29
RUMAH SAKIT UMUM HAJI Desember 2018
MAKASSAR, SULAWESI SELATAN, Naddafi, K., Jabbari, H., Hoseini, M.,
1-6. Diakses Pada Tanggal 28 Desember Nabizadeh, R., Rahbar, M., &
2018. Younesian, M. (2011). Investigation Of
Harti, A. S. (2015). MIKROBIOLOGI Indoor And Outdoor Air Bactrial
KESEHATAN. In A. S. Harti,

783
Density In Tehran Subway System. Williams & Wilkins, A Wolters Kluwer
Iranian Journal Of Environ-Mental Business; 2011.
Health Science & Engineering 8(4), 383- Supriatin, Y., & Rahayyu, M. (2016).
388. Diakses Pada Tanggal 08 Agustus Modification Of Carry-Blair Transport
2019 Media For Storage Salmonella Typhi,
Notoatmodjo, Soekijo. (2010). METODOLOGI Pp. 72-77. Diakses Pada Tanggal 30
PENELITIAN KESEHATAN. Rineka Desember 2018
Cipta: Jakarta. Diakses Pada Tanggal 14 Swarjana, I. K. (2012). SKM. MPH. In I. K
Januari 2019 Swarjana, METODOLOGI
Nur M. S., Moersidik, S. S., & M, E. K. (2014) PENELITIAN KESEHATAN, (Pp. 1-
KUALITAS FISIK-BIOLOGI UDARA 104). Yogyakrta: ANDI. Diakses Pada
RUANG ICU RUMAH SAKIT STUDI Tanggal 01 Januari 2019
KASUS: RUMAH SAKIT UMUM Syauqi, A. (2017). Microbiology.In A. Syauqi,
DAERAH TARAKAN. (Pp. 1-20). MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN
Diakses Pada Tanggal 30 Desember Peranan Mikroorganisme Dalam
2018 Kehidupan (Pp. 1-207). Yogyakarta:
Plengdut.(2015). PENGELOMPOKAN ANDI (Anggota IKAP). Diakses Pada
BAKTERI BERDASARKAN Tanggal 13 Januari 2019
BENTUK. Umi, C. (2016). S.Pd. In C. Umi, Cepat Kuasai
Https://Www.Plengdut.Com/Pengelomp IPA SD/MI KELAS IV, V, VI (Pp. 1-
okan-Bakteri-Berdasarkan-Bentuk/102/. 208). Jakarta: PT Grasindo. Diakses
Diakses Pada Tanggal 13 Januari Pada Tanggal 01 Januari 2019
Pommerville JC. Alcamo’s Laboratory Vidyautami, Huboyo, & Hadiwidodo. (2015).
Fundamentals Of Microbiology. Pengaruh Penggunaan Ventilasi (AC
Eighted. America: Jones And Bartlett Dan Non AC) Dalam Ruang Terhadap
Publisher; 2007. Keberadaan Mikroorganisme Udara, 1-8.
Rahmadani, A., & Suhartono, B. (2017). Wahyuni, Dkk. (2015). PENGARUH SUHU
GAMBARAN KEBERADAAN PROSES DAN LAMA
BAKTERI Staphlococcus Aureus, PENGENDAPAN TERHADAP
KONDISI LINGKUNGAN DISIK, KUALITAS BIODIESEL DARI
DAN ANGKA LEMPENG TOTAL DI MINYAK JELANTAH. Pillar Of
UDARA RUANG RAWAT INAP Physics. Vol 6 (Pp. 33-40). Diakses
RSUDA PROF. DR. M. A HANADIAH Pada Tanggal 13 Januari 2019
Sm BATUSANGKAR, Pp. 492-501.
Diakses Pada Tanggal 29 Desember .
2018 Wikipedia. Anonim.
Ratripuspitasari. (2014). Https://En.Wikipedia.Org/Wiki/Trepone
Https://Ratripuspitasari.Wordpress.Com/ ma_Pallidum. Diakses Pada Tanggal 13
2014/12/07/Lux-Meter/. Diakses Pada Januari 2019
Tanggal 14 Januari 2019 Wikansari, N., Hestiningsih, R., & Raharjo, B.
Setiowati, T., & Furqonita, D. (2007). In T. (2014). PEMERIKSAAN TOTAL
Setowati, & D. Furqonita, BIOLOGI KUMAN UDARA DAN Straphylococcus
Interaktif (Pp. 1-131). Jakarta: Azka Aureus DI RUMAH SAKIT X KOTA
Press. Diakses Pada Tanggal 30 SEMARANG, (Pp. 384-392). Diakses
Desember 2018 Pada Tanggal 29 Desember 2018
Septiana, E. (2018). Faktor-Faktor Yang Wismana, W. S. (2016). GAMBARAN
Berhubungan Dengan Angka Kuman KUALITAS MIKROBIOLOGI UDARA
Udara Di Ruang Rawat Inap Rumah KAMAR OPERASI, Pp. 219-228.
Sakit Paru Dungus Madiun. Diakses Pada Tanggal 13 Januari 2019
Sherieve Dc, Loeffer JS. Human Radiation Yoshintan, P., & Subagiyo, A. (2015). Studi
Injury. Philadelphia: Lippicontt Komparasi Jumlah Angka Kuman Udara Ruang

784
Perawatan Kelas 3 Di IRNA I RSUD PROF.
DR. Margono Soekarjo Purwokerto Tahun 2015,
1-4.Use The "Insert Citation" Button To Add
Citations To This Document.

Zein, Y. N., Marouw, F., & Sumampow, O. J.


(2016). Pemeriksaan Angka Kuman
Udara Pada Ruang Intensive Care Unit
Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat III
Manado, 1-5.

785

You might also like