Law Enforcement of Black Campaign in Social Media: Lesson Learned in The General Election of The President of 2019

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 18

Denico Doly Penegakan Hukum Kampanye Hitam (Black Campaign) di Media Sosial 1

PENEGAKAN HUKUM KAMPANYE HITAM (BLACK CAMPAIGN) DI MEDIA


SOSIAL:
PEMBELAJARAN PEMILIHAN UMUM PRESIDEN TAHUN 2019

LAW ENFORCEMENT OF BLACK CAMPAIGN IN SOCIAL MEDIA:


LESSON LEARNED IN THE GENERAL ELECTION OF THE PRESIDENT OF 2019

Denico Doly
(Pusat Penelitian, Bidang Ekonomi dan Kebijakan Publik, BKD
Jalan Gatot Subroto, Ged. Nusantara I, lantai 2, Setjen DPR RI,
e-mail: nico_tobing@yahoo.com)

Naskah diterima: 12 November 2019, direvisi: 27 Februari 2020,


disetujui: 31 Maret 2020

Abstract
The 2019 elections have already passed, but the implementation leaves some problems, especially the black campaign on social
media. Social media has now undergone a change in its use, one of which is to carry out political activities (campaigns). The rules
regarding black attacks are based on various laws and regulations. Even though there are rules, there are still many black campaigns
on social media. The problem in this paper is the factors that influences the law enforcement of black attacks on social media and
how to overcome black campaigns on social media. Factors influencing black campaign law enforcement on social media are, the
law regulation factor Law No. 17 of 2017 which has not clearly and regulated black campaigns, lack of law enforcement personnel
and expertise in enforcing black campaign law, facilities and facilities that limited, people who are used to black attacks, and the
culture of people who do not understand precisely about social media. Mitigation efforts can be made with preventive media literacy,
collaboration between institutions, and early detection applications of harmful content. Besides, repressive efforts carried out by
law enforcement and closing accounts or sites that carry out black campaigns. UU no. 7 of 2017 needs to be revised by clearly
and decisively regulating black campaigns, strengthening law enforcement through education and training, increasing the budget
for police cybercrime units needs to be added for facilities and facilities, besides media literacy needs to be done from an early age.
Keywords: black campaign; social media; law enforcement

Abstrak
Pemilu 2019 sudah terlewati, tetapi pelaksanaannya menyisakan permasalahan, khususnya kampanye hitam yang beredar
di media sosial. Media sosial saat ini sudah mengalami perubahan pemanfaatannya, salah satunya yaitu sebagai tempat
melakukan kegiatan politik (kampanye). Aturan mengenai kampanye hitam berada pada berbagai peraturan perundang-
undangan. Walaupun sudah ada aturan, akan tetapi masih banyak kampanye hitam di media sosial. Permasalahan dalam
tulisan ini yaitu, apa saja faktor yang memengaruhi penegakan hukum kampanye hitam di media sosial dan bagaimana
upaya penanggulangan kampanye hitam di media sosial. Faktor yang memengaruhi penegakan hukum kampanye hitam
di media sosial yaitu, faktor peraturan undang-undang UU No. 7 Tahun 2017 yang belum mengatur secara jelas dan
tegas tentang kampanye hitam, penegak hukum yang kurang personil dan keahlian dalam penegakan hukum kampanye
hitam, sarana dan fasilitas yang terbatas, masyarakat yang sudah terbiasa dengan kampanye hitam, dan kebudayaan
masyarakat yang belum memahami secara pasti mengenai media sosial. Upaya penanggulangan dapat dilakukan dengan
preventif dengan literasi media, kerja sama antar lembaga, dan aplikasi pendeteksi dini konten negatif. Selain itu upaya
represif dilakukan dengan penegakan hukum dan pentupan akun atau situs yang melakukan kampanye hitam. UU No. 7
Tahun 2017 perlu direvisi dengan mengatur secara jelas dan tegas tentang kampanye hitam, memperkuat penegak hukum
dilakukan dengan pendidikan dan pelatihan, penambahan anggaran bagi unit cyber-crime Polri perlu ditambah untuk
fasilitas dan sarana, selain itu literasi media perlu dilakukan dilakukan sejak usia dini.
Kata kunci: kampanye hitam; media sosial; penegakan hukum
PENDAHULUAN pertama kali secara serentak pada waktu yang
Pemilihan Umum (Pemilu) Tahun 2019 bersamaan untuk Pemilihan Presiden (Pilpres)
merupakan Pemilu yang diselenggarakan dengan Pemilu Legislatif (Pileg), dan Pemilu
2 Kajian Vol. 25, No. 1, Tahun 2020 hal. 1 - 18

Anggota DPD. Pemilu 2019 sudah dilaksanakan, pun yang mengatur atau mendefinisikan
walaupun pelaksanaannya cukup menjadi mengenai black campaign, walaupun secara
perhatian masyarakat. Perkumpulan untuk tersirat, penegakan hukum kampanye hitam
Pemilu dan Demokrasi (Perludem) mengatakan (black campaign) dapat ditafsirkan secara luas
salah satu yang cukup menyita perhatian pada saat (extensive legal interpretation) dari Pasal 12 huruf c
pelaksanaan Pemilu 2019, yaitu beredarnya kabar UU No. 7 Tahun 2017 yang menyatakan bahwa
bohong (hoaks).1 Permasalahan pelaksanaan KPU menyusun Peraturan KPU untuk setiap
Pemilu 2019 juga ditambah dengan beredarnya tahap Pemilu yang salah satu norma di dalamnya,
kampanye hitam (black campaign) yang yaitu tentang larangan kampanye hitam (black
ditunjukkan untuk menjatuhkan pihak lawan. campaign).2 Selain itu, Pasal 12 huruf l juga
Kampanye hitam (black Campaign) dilakukan mengatakan bahwa KPU dapat melaksanakan
melalui media konvensional seperti selebaran tugas lain dalam Penyelenggaraan Pemilu
kertas, poster, spanduk, dan lain-lain secara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
massif dan media internet yaitu media sosial. undangan, yang salah satunya mengenai
Pasal 1 angka 35 Undang-Undang Nomor 7 penafsiran terhadap ketentuan-ketentuan
Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (UU No hukum dari peraturan perundang-undangan yang
7 Tahun 2017) menyatakan bahwa kampanye dimaksud untuk mencari landasan bagi larangan
Pemilu adalah kegiatan perserta pemilu atau kampanye hitam (black campaign). Istilah
pihak lain yang ditunjuk oleh peserta Pemilu kampanye hitam (black campaign) digunakan di
untuk meyakinkan pemilih dengan menawarkan Indonesia untuk menyebut kegiatan yang dikenal
visi, misi, program, dan/atau citra diri peserta sebagai kampanye negatif (negative campaign)
Pemilu. Ada 2 (dua) pasangan calon presiden dan dalam rangka untuk menjatuhkan lawan politik.
wakil presiden dalam pelaksanaan Pemilu 2019, Adapun yang termasuk dalam kegiatan kampanye
yaitu Joko Widodo-Ma’aruf Amin dengan nomor negatif (negative campaign) menurut UU No.
urut 01 dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno 7 Tahun 2017 berkaitan dengan pelanggaran
dengan nomor urut 02. Kedua pasangan calon kode etik penyelenggaraan Pemilu, pelanggaran
presiden dan wakil presiden tersebut melakukan administrasi Pemilu, sengketa Pemilu, dan
kampanye pada tanggal 23 September 2018-13 tindak pidana pemilu.3 Berbeda dengan apa yang
April 2019. dimaksud oleh Wirdyaningsih, Alfred B David
Proses pelaksanaan kampanye yang Dodu mengatakan bahwa kampanye hitam
dilakukan oleh peserta Pemilu diatur dalam BAB (black campaign) bersifat kepada penghinaan
VII tentang Kampanye Pemilu dari Pasal 267 dan menyebarkan berita bohong, fitnah, atau
sampai dengan Pasal 339 UU No. 7 Tahun 2017. ditujukan untuk menjatuhkan terhadap kandidat
Salah satu aturannya berisi tentang larangan atau tertentu.4
batasan dalam kampanye, sebagaimana diatur Pelanggaran kampanye hitam (black
dalam Pasal 280 ayat (1) UU No. 7 Tahun 2017, campaign) ini banyak terjadi pada saat Pemilu
yaitu mengenai larangan menghina seorang 2019, yang menimpa kedua pasangan calon
peserta lain berdasarkan Suku, Agama, Ras, dan presiden dan wakil presiden pada Pemilu 2019.
Golongan (SARA). Apabila ketentuan tersebut Pasangan calon Presiden dan calon Wakil
dilanggar, maka sanksi pidana akan diberikan.
2
Law.ui.id, “Permasalahan Black Campaign Dalam Pemilihan
Sehubungan dengan Kampanye hitam (black
Umum: Wawancara dengan Wirdyaningsih SH MH”,
campaign) saat ini belum diatur secara jelas dan 2014, (online), (https://law.ui.ac.id/v3/permasalahan-black-
tegas dalam UU No. 7 Tahun 2017. Wirdyaningsih campaign-dalam-pemilihan-umum-wawancara-dengan-
mengatakan bahwa tidak terdapat suatu definisi wirdyaningsih-s-h-m-h/, diakses 7 Oktober 2019).
3
Ibid.
1
Ameidyo Daud, “Perludem Indentifikasi Lima Masalah 4
Alfred B. David Dodu, “Penerapan Regulasi Politik
Pemilu 2019”, 2019, (online), (https://katadata.co.id/ Kampanye Hitam: Studi Kasus Pada Pilkada Kabupaten
berita/2019/04/24/perludem-identifikasi-lima-masalah- Banggai Tahun 2015”, dalam Jurnal Wacana Politik. Volume
pemilu-2019, diakses 7 Oktober 2019). 2 Nomor 1 Maret 2017, hlm. 53.
Denico Doly Penegakan Hukum Kampanye Hitam (Black Campaign) di Media Sosial 3
Presiden nomor urut 01 pernah diisukan jika 181 konten dari 771 konten hoaks tersebut
terpilih tidak akan ada azan jika terpilih atau konten berkaitan dengan isu politik yang isinya
Partai Komunis Indonesia (PKI) akan bangkit menyerang pasangan calon presiden (capres)
kembali ketika terpilih.5 Adapun kampanye hitam dan calon wakil presiden (cawapres) nomor
(black campaign) yang dialami pasangan calon urut 01 dan nomor urut 02.9 Konten hoaks yang
nomor urut 02 berupa isu skandal yang dilakukan diidentifkasi oleh Kemenkominfo tersebut dalam
Sandiaga Uno menjalin hubungan dengan tiga tulisan ini dapat dikategorikan sebagai kampanye
perempuan dan isu peredaran uang kertas rupiah hitam karena berisi fitnah terhadap pasangan
berstempel lingkaran bertuliskan “Prabowo: satria capres dan cawapres nomor 01 dan nomor 02.
piningit, Heru cakra ratu adil”.6 Kampanye hitam Kampanye hitam (black campaign) yang dilakukan
(black campaign) tersebut dilakukan oleh oknum di dunia maya, khususnya media sosial seringkali
dengan menggunakan spanduk, tatap muka, tidak terungkap, karena pelaku pembuat dan
selebaran, dan melalui dunia maya seperti media penyebar konten yang berisikan kampanye hitam
sosial (Facebook, Twitter, Instagram, dan lain- (black campaign) tersebut sulit ditemukan. Selain
lain) atau aplikasi pengirim pesan (Whatsapp, itu, sifat dunia maya yang tanpa batas (borderless)
messenger, dan lain-lain). menyebabkan secara yuridis dalam hal ruang siber
Saat ini, media sosial mengubah cara pandang tidak dapat mengkategorikan sesuatu dengan
masyarakat terhadap kehidupan sosial. Soerjono ukuran dan kualifikasi hukum konvensional
Soekanto sebagaimana dikutip oleh Dikdik M. untuk dapat dijadikan objek dan perbuatan.10
Arief Mansur mengatakan bahwa kemajuan Sulitnya pengungkapan berbagai kasus
di bidang teknologi akan berjalan dengan kampanye hitam (black campaign) yang beredar
munculnya perubahan di bidang kemasyarakatan di media sosial memang akan memberikan
khususnya di bidang nilai sosial, kaidah sosial, dampak pada penyelenggaran Pemilu secara
pola perikelakuan, organisasi, dan susunan keseluruhan. Kampanye hitam (black campaign)
lembaga kemasyarakatan.7 Berdasarkan pendapat bukan saja akan merugikan pasangan calon yang
Soerjono Soekanto tersebut, dapat dikatakan sedang bertanding dalam kontestasi pemilu,
bahwa adanya kemajuan bidang teknologi melainkan merugikan masyarakat juga karena
informasi akan membawa dampak pada hal yang akan terdampak pada penggiringan opini yang
positif maupun negatif. salah. Hal ini justru bertentangan dengan hak
Kementerian Komunikasi dan Informatika dasar masyarakat yang tertuang dalam Undang-
(Kemenkominfo) pada periode Agustus 2018 Undang Dasar Negara Republik Indonesia
sampai dengan Februari 2019 mengidentifikasi Tahun 1945 (UUD NRI Tahun 1945) mengenai
ada 771 konten hoaks di dunia maya.8 Ada hak untuk mendapatkan informasi yang baik
dan benar. Tidak terungkapnya berbagai kasus
5
Dian Apriliana, “Deretan Kampanye Hitam Yang Merujuk
kampanye hitam (black campaign) di dunia maya
pada Jokowi di Pilpres”, 2019, (online), (https://www.
idntimes.com/news/indonesia/dian-apriliana/deretan- dapat memberikan opini bahwa penegakan
kampanye-hitam-yang-merujuk-pada-jokowi-di-pilpres/full, hukum tidak berjalan dengan baik.
diakses 7 Oktober 2019). Kampanye hitam (black campaign) dapat
6
CNNIndonesia, “Kampanye Hitam Perusak Demokrasi
membahayakan bagi keutuhan bangsa dan negara.
dan Pembidik Pemilih Galau”, 2019, (online), (https://www.
cnnindonesia.com/nasional/20190226162906-32-372779/ Penggunaan internet khususnya media sosial
kampanye-hitam-perusak-demokrasi-dan-pembidik- memang memberikan dampak positif kepada
pemilih-galau, diakses 7 Oktober 2019). masyarakat, tetapi akan menimbulkan ancaman
7
Dikdik M. Arief Mansur dan Elisatris Gultom, Cyber
bagi ideologi bangsa apabila dipergunakan untuk
Law: Aspek Hukum Teknologi Informasi, Bandung: Refika
Aditama, 2005, hlm. 3. sesuatu yang salah seperti kampanye hitam
8
Agus Mansur, “Konten Hoax Warnai Dunia Maya”, 2019,
(online), (http://www.neraca.co.id/article/114161/jelang- 9
Ibid.
pilpres-771-konten-hoax-warnai-dunia-maya, diakses 11 10
Ahmad M. Ramli, Cyber Law dan HAKI dalam Sistem Hukum
Oktober 2019).
Indonesia, Bandung: Refika Aditama, 2010, hlm. 1-3.
4 Kajian Vol. 25, No. 1, Tahun 2020 hal. 1 - 18

(black campaign).11 Masyarakat menjadi tergiring PEMBAHASAN


opininya ataupun tidak dapat percaya lagi Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penegakan
terhadap hasil Pemilu 2019, sehingga cenderung Hukum Kampanye Hitam (Black Campaign)
apatis kepada peserta pemilu, pemenang pemilu, di Media Sosial
dan penyelenggara pemilu. Hal ini tentu saja akan Pasal 167 ayat (4) UU No. 7 Tahun
berdampak pada penyelenggaraan pemilu secara 2017 menyebutkan bahwa salah satu tahapan
keseluruhan dan keutuhan bangsa dan negara. penyelenggaraan pemilu yaitu masa Kampanye
Penegakan hukum saat ini dinilai belum dapat Pemilu. Kampanye Pemilu didefinisikan sebagai
berjalan secara optimal berjalan. Berdasarkan hal kegiatan peserta Pemilu atau pihak lain yang
tersebut, permasalahan dalam tulisan ini yaitu: ditunjuk oleh Peserta Pemilu untuk meyakinkan
1. Apa saja faktor-faktor yang memengaruhi pemilih dengan menawarkan visi, misi, program,
penegakan hukum terhadap kampanye hitam dan/atau citra diri peserta Pemilu.13 Selain itu,
(black campaign) di media sosial? kampanye Pemilu ditujukan sebagai bagian dari
2. Bagaimana upaya penanggulangan kampanye pendidikan politik masyarakat yang dilaksanakan
hitam (black campaign) di media sosial? secara bertanggung jawab.14 Inti dari Pasal 267
Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui ayat (1) UU No. 7 Tahun 2017, yaitu kampanye
faktor-faktor yang memengaruhi penegakan Pemilu dilaksanakan secara bertanggung jawab.
hukum terhadap kampanye hitam (black campaign) Hal ini mengartikan bahwa terdapat aturan atau
di media sosial dan mengetahui bagaimana sanksi yang mengikuti ketika kampanye Pemilu
upaya penanggulangan kampanye hitam (black tersebut dilakukan di luar aturan atau norma
campaign) di media sosial. Adapun kegunaan yang berlaku di masyarakat. Kampanye Pemilu
tulisan ini selain untuk menambah pengetahuan tentu saja harus memiliki materi kampanye
ilmu di bidang hukum, juga untuk memberikan yang akan diutarakan, baik dalam bentuk visual
masukan kepada anggota legislatif dan eksekutif, maupun suara. Kampanye di media sosial banyak
serta penyelenggara Pemilu dalam membentuk digunakan oleh peserta pemilu.
aturan mengenai pelaksanaan Pemilu. Pasal 275 ayat (1) UU No. 7 Tahun 2017
memiliki substansi baru yang belum diatur sama
METODE PENELITIAN sekali dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun
Tulisan ini menggunakan metode penelitian 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan
hukum normatif. Penelitian hukum normatif Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah,
adalah penelitian hukum yang dilakukan dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (UU No.
terhadap bahan hukum primer dan sekunder.12 10 Tahun 2008) dan Undang-Undang Nomor 42
Sumber hukum yang digunakan adalah bahan Tahun 2008 tentang Pemilu Presiden dan Wakil
hukum primer yang berupa peraturan perundang- Presiden (UU No. 42 Tahun 2008). Substansi
undangan dan bahan hukum sekunder yang baru tersebut yaitu mengenai pelaksanaan
berupa buku, artikel, majalah dan lain sebagainya. kampanye Pemilu yang dilakukan oleh peserta
Jenis pendekatan yang digunakan dalam tulisan Pemilu melalui media sosial. Kampanye Pemilu
ini adalah pendekatan peraturan perundang- melalui media sosial ini tidak dikenal dalam
undangan. Pasal 38 UU No. 42 Tahun 2008 dan Pasal 81
UU No. 10 Tahun 2008. Pasal 275 ayat (1) UU
No. 7 Tahun 2017 menunjukkan bahwa undang-
undang kepemiluan sudah mulai mengadopsi
peralihan teknologi dalam pelaksanaan Pemilu,
khususnya yang berkaitan dengan kampanye.
11

Agus Mansur, “Konten Hoax Warnai Dunia Maya”, …,
Op.Cit.
12
Soerjono Soekanto, Penelitian Hukum Normatif Suatu 13
Pasal 1 angka 35 UU No. 7 Tahun 2017
Tinjauan Singkat, Jakarta: Rajawali Pers, 2013, hlm. 13. 14
Pasal 267 ayat (1) UU No. 7 Tahun 2017
Denico Doly Penegakan Hukum Kampanye Hitam (Black Campaign) di Media Sosial 5
Selain itu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Apabila merujuk pada Daftar Pemilih Tetap
telah menetapkan Peraturan KPU Nomor 23 (DPT) yang ditetapkan oleh Komisi Pemilihan
Tahun 2018 tentang Kampanye Pemilihan Umum Umum (KPU) yaitu sebanyak 190.779.969
(PKPU No. 23 Tahun 2018). PKPU No. 23 Tahun pemilih,19 maka dapat dikatakan sekitar 89,7%
2018 mengatur kampanye melalui media sosial pemilih mengakses internet. Keberadaan internet
yang materinya paling sedikit memuat visi, misi, menjadi kunci dalam pelaksanaan Pemilu.
dan program peserta Pemilu.15 Selain itu, PKPU Namun, keberadaan internet ini mengakibatkan
ini juga mewajibkan agar setiap akun resmi media kampanye hitam (black campaign) semakin
sosial yang dibuat oleh peserta Pemilu untuk marak dalam pelaksanaan Pemilu. Hal tersebut
didaftarkan kepada KPU atau KPU daerah.16 menunjukkan adanya kemudahan teknologi dan
Beradasarkan UU No. 7 Tahun 2017 dan PKPU mengakses media sosial menjadi primadona dalam
No. 23 Tahun 2018, dapat dikatakan bahwa berbagai kalangan, sehingga dapat memengaruhi
terdapat pengakuan dari pembentuk undang- terjadinya kejahatan yang mengalami peralihan
undang dan penyelenggara Pemilu mengenai media dengan adanya teknologi.
sosial merupakan media bagi peserta Pemilu dalam Kampanye hitam (black campaign) melalui
melaksanakan kegiatan kampanye dan media media sosial saat ini sudah meresahkan masyarakat.
sosial tersebut dapat berkontribusi besar terhadap Ini karena media sosial dapat dijadikan sebagai
suksesnya penyelenggaraan Pemilu. Media sosial alat kejahatan baru. Perpindahan ini dapat
menjadi lahan bagi penyebaran informasi, baik dilihat juga pada saat dilaksanakannya pemilu.
yang bersifat positif maupun informasi yang Kampanye hitam (black campaign) sebelum
kebenarannya belum tentu benar (terkonfirmasi). adanya media sosial dilakukan dengan membagi
Masyarakat Telematika (Mastel) pada tahun atau menyebarkan informasi melalui brosur,
2017 pernah melakukan penelitian. Penelitian pamflet, artikel, spanduk, dan lain-lain berisi
tersebut menyatakan bahwa banyak berita berita bohong, fitnah, dan/atau informasi negatif
bohong (hoaks) yang disebarkan melalui situs yang ditujukan terhadap satu pasangan tertentu.20
web sebesar 34,90%, aplikasi chatting (Whatsapp, Penyebaran itu bisa dilakukan oleh siapa saja, baik
Line, Telegram) sebesar 62,80%, dan melalui itu oknum tim kampanye yang sudah terdaftar
media sosial (Facebook, Twitter, Instagram, dan maupun oknum simpatisan yang bukan sebagai
Path) sebesar 92,40%.17 Berdasarkan penelitian tim kampanye terdaftar.
tersebut, dapat dikatakan bahwa media sosial Adanya kemudahan teknologi menyebabkan
banyak dimanfaatkan untuk menyiarkan konten penyebaran kampanye hitam (black campaign)
negatif oleh orang yang tidak bertanggung jawab. lebih massif dilakukan, karena dengan satu
Selain itu, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet buah peralatan komputer atau smartphone bisa
Indonesia (APJII), pada tahun 2018 menyatakan menyebarkan isi kampanye hitam (black campaign)
bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia ke seluruh dunia melalui internet. Penyebaran isi
sudah mencapai 171,17 juta orang. Angka kampanye hitam (black campaign) melalui media
ini setara dengan 64,8% dari total penduduk sosial dikatakan lebih masif, karena dengan
Indonesia yaitu sebesar 264,16 juta orang.18 menyebarkan ulang (re-share) atau copy-paste
sebuah link atau berita pada media sosial, maka
15
Pasal 35 ayat (3) Peraturan KPU Nomor 23 Tahun 2018
tentang Kampanye Pemilihan Umum.
berita itu akan tersebar dalam hitungan detik.
16
Pasal 36 ayat (1) Peraturan KPU Nomor 23 Tahun 2018 Hal ini yang dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan
tentang Kampanye Pemilihan Umum.
17
Christiany Juditha, “Interaksi Komunikasi Hoax di Media 19
Dwi Andayani, “KPU DPT Pemilu Hasil Perbaikan
Sosial serta Antisipasinya”, dalam Jurnal Pekommas, Volume Bertambah Jadi 192 Juta Orang Lebih?”, 2019, (online),
3 Nomor 1 April 2018, hlm. 32. (https://news.detik.com/berita/d-4501983/kpu-dpt-

18
CNCBIndonesia, “Survei Pengggunaan Internet di RI Tembus pemilu-hasil-perbaikan-bertambah-jadi-192-juta-orang-
171,17 Juta Jiwa, 2019, (online), (https://www.cnbcindonesia.com/ lebih?_ga=2.247560207.923657013.1572227354-
tech/20190516191935-37-73041/survei-pengguna-internet-di-ri- 1099439548.1506052852, diakses 13 Oktober 2019).
tembus-17117-juta-jiwa, diakses 13 Oktober 2019). 20
Alfred B. David Dodu. loc.cit, hlm. 54.
6 Kajian Vol. 25, No. 1, Tahun 2020 hal. 1 - 18

sehingga opini dapat terbentuk dan masyarakat hitam (black campaign) di Indonesia bukan hanya
akan mengubah pola pikirnya. Selain itu, banyak akan berpengaruh pada hasil pemilu saja, akan
kampanye hitam (black campaign) dilakukan tetapi juga membawa pengaruh terhadap psikologi
dengan membuat iklan yang justru isinya masyarakat Indonesia. Informasi yang tidak jelas
menipu. Iklan kampanye menipu cenderung nilainya berpengaruh terhadap ketidakpercayaan
menyesatkan dan mendistorsi kebenaran tentang (distrust) kepada pemerintah yang berkuasa saat
calon lawan dan tidak ada cara yang lebih baik ini. Secara politik, memang bisa saja menjadi
untuk membuktikannya karena tujuan iklan ini baik, karena perhatian (evaluasi) kepada
memang menipu dan mendistorsi kebenaran pemerintah akan menjadi lebih baik. Namun,
lawan politik.21 tidak semua perhatian tersebut bersifat positif.
Kampanye hitam (black campaign) sudah Perhatian tersebut dapat menjadi hal yang justru
menjadi tren sejak pelaksanaan kampanye akan memengaruhi keutuhan persatuan dan
pemilu tahun 2014 dan Pemilu DKI tahun 2017. kesatuan bangsa. Pengaruh ini kemudian yang
Pada saat itu, media sosial diramaikan dengan dapat dimanfaatkan oleh oknum yang tidak
konten yang berisikan isu-isu fitnah, bohong, bertanggung jawab untuk memperkeruh suasana,
adu domba, penghinaan, dan lain-lain untuk baik itu secara politik maupun keamanan negara.
menjatuhkan citra lawan politik. Kampanye Kampanye hitam (black campaign) tersebut
hitam (black campaign) juga terjadi pada Pemilu memberikan dampak ketidakpercayaan terhadap
2019. Pelaksanaan Pemilu 2019 telah selesai, pasangan calon yang sedang melakukan
akan tetapi sampai saat ini masih banyak terjadi kontestasi. Pelaku kampanye hitam (black
kampanye hitam (black campaign) di media sosial. campaign) di media sosial seringkali sulit untuk
Pada saat Pemilu 2019, kampanye hitam (black diungkap atau bahkan ditangkap, karena terdapat
campaign) sudah mulai beredar di media sosial beberapa faktor yang selalu memengaruhi
sebelum dilaksanakannya tahapan kampanye penegakan hukumnya. Penegakan hukum saat
Pemilu. Kampanye hitam (black campaign) di ini masih menjadi permasalahan yang belum
media sosial berisikan isu SARA, pelanggaran berhenti untuk dikaji dan diteliti. Penegakan
HAM, penghinaan, dan lain-lain beredar di media hukum ini berarti pelaksanaan atau implementasi
sosial. Oknum yang mendukung dari kedua belah dari suatu peraturan perundang-undangan
pihak pasangan calon pada Pilpres 2019 mulai sebagai perwujudan konsep yang telah menjadi
melakukan kampanye hitam (black campaign) sebuah kenyataan di masyarakat. Satjipto
kepada lawan politiknya. Para pendukung Rahardjo mengatakan bahwa penegakan hukum
memiliki sebutan masing-masing pasangan merupakan suatu usaha untuk mewujudkan
calon pilpres pada saat berlangsungnya Pemilu ide-ide kepastian hukum, kemanfaatan sosial,
2019. Pendukung Calon Presiden nomor urut 01 dan keadilan menjadi kenyataan.23 Keinginan-
disebut dengan cebong, sedangkan pendukung keinginan tersebut berupa pemikiran yang lahir
Calon Presiden nomor urut 02 disebut dengan dari pembuat undang-undang yang dituangkan
kampret.22 dalam sebuah naskah akademis yang diproses
Fenomena cebong dan kampret sampai tidak melalui sebuah kajian atau penelitian mendalam.
selesai pada konstentasi Pemilu 2019 berakhir saja Wujud nyata dari sebuah naskah akademis
dan berlanjut sampai dengan saat ini. Kampanye berupa aturan yang termuat dalam batang tubuh
hitam (black campaign) tersebut membawa dampak sebuah undang-undang. Satjipto Rahardjo
tersendiri bagi pemerintahan saat ini. Kampanye mengatakan bahwa hakikat dari penegakan
hukum, apabila sebuah peraturan perundang-
21
Ibid.
22
Christie Stefanie, “Cebong dan Kampret Sinisme Dua Kubu
undangan diimplementasikan memberikan
Nihil Gagasan”, 2018, (online), (https://www.cnnindonesia. manfaat bagi masyarakat dan tercipta keadilan
com/nasional/20180709153148-32-312746/cebong-dan-
kampret-sinisme-dua-kubu-nihil-gagasan, diakses 13 23
Satjipto Rahardjo, Penegakan Hukum: Suatu Tinjauan
Oktober 2019). Sosiologis, Yogyakarta: Genta Publishing, 2009, hlm. 24.
Denico Doly Penegakan Hukum Kampanye Hitam (Black Campaign) di Media Sosial 7
yang berlaku bagi setiap orang dengan bahwa penegakan hukum bukanlah semata-mata
aturan tersebut.24 Penegakan hukum dapat untuk melaksanakan perundang-undangan,
diimplementasikan bukan hanya karena adanya melainkan usaha untuk menyeimbangkan
peraturan perundang-undangan saja, melainkan ketidakserasian antara nilai, kaidah, dan pola
dapat tercipta dari adanya berbagai faktor yang perilaku.29 Berdasarkan hal tersebut, terdapat
mendukung penegakan hukum. beberapa faktor yang memengaruhi penegakan
Sudikno Mertokusumo mengatakan hukum, yaitu:30
bahwa hukum berfungsi sebagai perlindungan 1. Faktor hukumnya sendiri yaitu peraturan
kepentingan manusia.25 Keberadaan sebuah perundang-undangan.
hukum tidak boleh keluar dari tujuan 2. Faktor penegak hukum yakni pihak-pihak
pembentukan itu sendiri. Hukum bukan untuk yang membentuk dan menerapkan hukum.
menindas masyarakat, tetapi aturan ada untuk 3. Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung
menyejahterakan masyarakat. Hal ini menegaskan penegakan hukum.
bahwa agar kepentingan masyarakat terlindungi, 4. Faktor masyarakat yakni lingkungan di mana
maka penegakan hukum harus terlaksana.26 hukum tersebut berlaku atau diterapkan.
Sudikno Mertokusumo juga mengatakan bahwa 5. Faktor kebudayaan.
dalam penegakan hukum ada 3 (tiga) unsur
Faktor-faktor yang memengaruhi penegakan
yang harus diperhatikan, yaitu kepastian hukum
hukum tersebut akan saling memengaruhi satu
(rechtssicherheit), kemanfaatan (zweckmassigkeit),
dengan yang lain. Penegakan hukum tidak
dan keadilan (gerechtigkeit).27 Untuk itu, harus
akan berjalan dengan baik apabila kelima faktor
dilakukan kajian secara mendalam mengenai
tersebut tidak berjalan sebagaimana mestinya.
terciptanya kepastian hukum apabila diatur
Oleh karena itu, setiap faktor akan menjadi
dalam sebuah peraturan perundang-undangan.
penting untuk dibahas dalam rangka penegakan
Kemanfaatan dari sebuah aturan juga menjadi
hukum kampanye hitam (black campaign) di
ciri dalam penegakan hukum. Aturan tersebut
media sosial.
harus memberikan manfaat kepada masyarakat.
1. Faktor Peraturan Perundang-Undangan
Selain itu, keadilan harus tercipta ketika aturan
tersebut sudah diundangkan. Aturan mengenai kampanye hitam (black
Soerjono Soekanto mengatakan bahwa campaign) saat ini secara tersirat diatur dalam UU
penegakan hukum adalah kegiatan menyerasikan No. 7 Tahun 2017. Pasal 280 ayat (1) UU No.
hubungan nilai-nilai yang terjabarkan di dalam 7 Tahun 2017 menyebutkan bahwa pelaksana,
kaidah-kaidah/pandangan nilai yang mantap peserta, dan tim kampanye Pemilu dilarang
dan mengejewantah dalam sikap tindak sebagai untuk:
rangkaian penjabaran nilai tahap akhir untuk a. mempersoalkan Dasar Negara Pancasila,
menciptakan, memelihara, dan mempertahankan Pembuka Undang-Undang Dasar Negara
kedamaian pergaulan hidup.28 Hal ini berarti Republik Indonesia Tahun 1945, dan bentuk
bahwa untuk penegakan hukum, diperlukan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
sebuah keserasian antara aturan dengan apa b. melakukan kegiatan yang membahayakan
yang dilaksanakan pada tataran kehidupan keutuhan Negara Kesatuan Republik
masyarakat. Soerjono Soekanto juga mengatakan Indonesia;
c. menghina seseorang, agama, suku, ras,
24

Satipto Rahardjo, Masalah Penegakan Hukum, Bandung:
golongan, calon, dan/atau Peserta Pemilu
Sinar Baru, hlm. 15.
25
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum: Suatu Pengantar, yang lain;
Yogyakarta: Liberty, 1996, hlm. 145. d. menghasut dan mengadu domba perseorangan
26
Ibid. ataupun masyarakat;
27
Ibid.
e. mengganggu ketertiban umum;
28
Soerjono Soekanto, Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Penegakan Hukum, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004, 29
Ibid, hlm. 7.
hlm. 5. 30
Ibid. hlm. 8 – 42.
8 Kajian Vol. 25, No. 1, Tahun 2020 hal. 1 - 18

f. mengancam untuk melakukan kekerasan Calon Walikota, Calon Wakil Walikota, dan/
atau menganjurkan penggunaan kekerasan atau Partai Politik;
kepada seseorang, sekelompok anggota c. melakukan Kampanye berupa menghasut,
masyarakat, dan/atau Peserta Pemilu yang memfitnah, mengadu domba Partai
lain; Politik, perseorangan, dan/atau kelompok
g. merusak dan/atau menghilangkan alat peraga masyarakat;
kampanye Peserta Pemilu; d. menggunakan kekerasan, ancaman kekerasan
h. menggunakan fasilitas pemerintah, tempat atau menganjurkan penggunaan kekerasan
ibadah, dan tempat pendidikan; kepada perseorangan, kelompok masyarakat,
i. membawa atau menggunakan tanda gambar dan/atau Partai Politik;
dan/atau atribut selain dari tanda gambar e. mengganggu keamanan, ketenteraman, dan
dan/atau atribut Peserta Pemilu yang ketertiban umum;
bersangkutan; dan f. mengancam dan menganjurkan penggunaan
j. menjanjikan atau memberikan uang atau kekerasan untuk mengambil alih kekuasaan
materi lainnya kepada peserta Kampanye dari pemerintahan yang sah;
Pemilu. g. merusak dan/atau menghilangkan alat peraga
Pelanggaran terhadap Pasal 280 ayat (1) Kampanye;
UU No. 7 Tahun 2017 dapat dikenai pidana h. menggunakan fasilitas dan anggaran
sebagaimana diatur dalam Pasal 521 yang Pemerintah dan Pemerintah Daerah;
menyatakan bahwa setiap pelaksana, peserta, dan/ i. menggunakan tempat ibadah dan tempat
atau tim kampanye pemilu yang dengan sengaja pendidikan;
melanggar larangan pelaksanaan kampanye j. melakukan pawai yang dilakukan dengan
pemilu dipidana dengan pidana penjara paling berjalan kaki dan/atau dengan kendaraan di
lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak jalan raya; dan/atau
Rp24.000.000,00 (dua puluh empat juta rupiah). k. melakukan kegiatan Kampanye di luar jadwal
Ketentuan Pasal 280 ayat (1) UU No. 7 yang telah ditetapkan oleh KPU Provinsi dan
Tahun 2017 tersebut memang tidak secara jelas KPU Kabupaten/Kota.
mengatur mengenai kampanye hitam (black Penjelasan Pasal 69 huruf c UU No. 8 Tahun
campaign). Penjelasan Pasal 280 ayat (1) UU 2015 menentukan bahwa melakukan Kampanye
No. 7 Tahun 2017 tidak menyebutkan apakah berupa menghasut, memfitnah, mengadu domba
dalam ketentuan tersebut ada yang merupakan partai politik, perseorangan, dan/atau kelompok
kampanye hitam (black campaign). Hal ini masyarakat merupakan kegiatan yang dikenal
berbeda dengan apa yang disebutkan dalam dengan istilah kampanye hitam (black campaign).
Pasal 69 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 Ketentuan mengenai larangan kampanye
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor juga diatur dalam PKPU No. 23 Tahun 2018.
1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pasal 69 PKPU No. 23 Tahun 2018 mengatur
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor kembali larangan sebagaimana diatur dalam
1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Pasal 280 ayat (1) UU No. 7 Tahun 2017 hanya
Bupati, dan Walikota Menjadi Undang-Undang dikenakan kepada pelaksana, peserta, dan tim
(UU No. 8 Tahun 2015) yang menyatakan bahwa kampanye Pemilu. Hal ini mengartikan bahwa
dalam kampanye dilarang: selain dari pelaksana, peserta, dan tim kampanye
a. mempersoalkan Dasar Negara Pancasila dan pemilu tidak dapat dikenakan pada Pasal 280 ayat
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara (1) UU No. 7 Tahun 2017. Pasal 269 ayat (1) UU
Republik Indonesia Tahun 1945; No. 7 Tahun 2017 mengatakan bahwa pelaksana
b. menghina seseorang, agama, suku, ras, kampanye Pemilu presiden dan wakil presiden
golongan, Calon Gubernur, Calon Wakil terdiri atas pengurus partai politik atau gabungan
Gubernur, Calon Bupati, Calon Wakil Bupati, partai politik pengusul, orang perseorangan dan
Denico Doly Penegakan Hukum Kampanye Hitam (Black Campaign) di Media Sosial 9
organisasi penyelenggara kegiatan yang ditunjuk (SARA). Apabila hal tersebut dilanggar, maka
oleh peserta Pemilu presiden dan wakil presiden. sanksi yang mengancam yaitu pidana penjara
Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda
selain pelaksana, peserta, dan tim kampanye paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar
pemilu tidak terkena sanksi sebagaimana diatur rupiah).33 Pasal 28 ayat (2) UU No. 19 Tahun
dalam Pasal 521 UU No. 7 Tahun 2017. Namun, 2016 dipergunakan oleh Polri untuk penegakan
pembuatan dan penyebaran kampanye hitam hukum atas kampanye hitam (black campaign)
(black campaign) di media sosial belum tentu bisa di media sosial. Hal ini sebagaimana dikatakan
dikenakan Pasal 521 UU No. 7 Tahun 2017. Hal oleh Kepala Unit 5 Subdirektorat Cyber Crime
ini disebabkan Pengguna (akun) media sosial Ditreskrimsus Polda Metro Jaya Komisaris, James
seringkali tidak diketahui kebenaran pemilik Hutajulu, mengatakan, pelaku black campaign di
akunnya (anonim). Ini merupakan salah satu trik media sosial dapat dijerat dengan Pasal 28 ayat
para pelaku kejahatan kampanye hitam (black (2) jo Pasal 45 ayat (2) UU No. 11 Tahun 2008
campaign) dalam melaksanakan kegiatannya. tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.34
Pembentukan akun anonim ini memang Kampanye hitam (black campaign) di media
menguntungkan bagi para pelaku kejahatan, sosial dilakukan secara terstruktur dan massif.
karena sulit dilacak keberadaannya. Selain itu, Hal ini didukung dengan teknologi saat ini
pengguna media sosial tidak dapat dikategorikan sehingga memungkinkan untuk membuat sebuah
sebagai pelaksana, peserta, dan tim kampanye akun yang kemudian pembentukan konten atau
pemilu. isi media sosialnya dikerjakan oleh sebuah akun
Selain UU No. 7 Tahun 2017, seseorang robot.35 Hal ini tentu saja akan menyulitkan bagi
yang melakukan kampanye hitam (black penegak hukum untuk melakukan penegakan
campaign) di media sosial akan dikenakan hukum. Pelanggaran atas kampanye hitam
Pasal 27 ayat (3) Undang-Undang Nomor 19 (black campaign) di media sosial saat ini banyak
Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi dikenakan Pasal 28 ayat (2) UU No. 19 Tahun
Elektronik (UU No. 19 Tahun 2016) yang 2016. Pasal ini berlaku apabila ada seseorang
menyatakan bahwa setiap orang dilarang dengan yang dengan sengaja untuk menyebarkan
sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/ informasi yang menimbulkan rasa kebencian
atau mentransmisikan dan/atau membuat atau permusuhan berdasarkan atas isu SARA.
dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Selain hal tersebut, tidak dapat dikenakan
Dokumen Elektronik yang memiliki muatan ketentuan Pasal 28 ayat (2) UU No. 19 Tahun
penghinaan dan/atau pencemaran nama baik. 2016. Pasal 28 ayat (2) UU No. 19 Tahun 2016
Pelanggaran atas ketentuan ini dipidana dengan ini juga banyak menimbulkan pro dan kontra,
pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/ karena tidak ada definisi yang jelas mengenai
atau denda paling banyak Rp750.000.000,00 menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan
(tujuh ratus lima puluh juta rupiah)31 adapun individu. Definisi menimbulkan rasa kebencian
ketentuan ini merupakan delik aduan.32 Selain dan permusuhan menjadi perdebatan sendiri dari
itu, Pasal 28 ayat (2) UU No. 19 Tahun 2016
33
Pasal 45A ayat (2) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016
juga mengatakan bahwa setiap orang dilarang
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun
dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan 2008 tentang Informasi dan Transasksi Elektronik
informasi yang ditujukan untuk menimbulkan 34
Sherly Puspita, “Pelaku “Black Campaign” di Medsos, Ancaman
rasa kebencian atau permusuhan individu dan/ Hukuman 6 Tahun Penjara”, 2018, (online), (https://
megapolitan.kompas.com/read/2018/03/09/12152151/
atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan
pelaku-black-campaign-di-medsos-ancaman-hukuman-6-
atas suku, agama, ras, dan antargolongan tahun-penjara, diakses 14 Oktober 2019).

35
Mawa Kresna, “Jejaring Akun Robot Pendukung Jokowi
31
Pasal 45 ayat (3) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016
Tersangkut Situs Skandal Sandi”, 2018, (online), (https://
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun
tirto.id/jejaring-akun-robot-pendukung-jokowi-tersangkut-
2008 tentang Informasi dan Transasksi Elektronik
situs-skandal-sandi-c3XZ, diakses 14 Oktober 2019).
32
Ibid ayat (5).
10 Kajian Vol. 25, No. 1, Tahun 2020 hal. 1 - 18

berbagai kalangan, sehingga dapat dikatakan hukum, yaitu dosen, penyuluh, guru, atau
bahwa Pasal 28 ayat (2) tersebut menjadi “pasal tokoh masyarakat. Penegak hukum diharapkan
karet”.36 memiliki kemampuan atau kapabilitas dalam
Aturan mengenai kampanye hitam (black pemahaman atas peraturan perundang-undangan
campaign) memang sudah dilapis dengan beberapa mengenai kampanye hitam (black campaign) di
undang-undang yang mengikat. Walaupun aturan media sosial. Kampanye hitan (black campaign)
mengenai kampanye hitam (black campaign) di untuk pelaksanaan Pemilu 2019 beredar di dunia
media sosial tidak diatur secara khusus di dalam maya, khususnya media sosial.
UU No. 7 Tahun 2017, tetapi diatur secara jelas Polisi Republik Indonesia (Polri) telah
kampanye hitam (black campaign) dilarang oleh melakukan pembelajaran dari pelaksanaan
peraturan perundang-undangan. Aturan yang Pilkada Tahun 2018. Pelaksanaan Pilkada
tersebar dalam berbagai peraturan perundang- Tahun 2018 tersebut marak terjadi kampanye
undangan, baik UU No. 7 Tahun 2017, UU No. hitam (black campaign), hoaks, dan lain-lain yang
19 Tahun 2019, maupun UU No. 8 Tahun 2015 di dunia maya (media sosial). Hal ini membuat
agak menggangu, karena aturan yang tersebar Polri mengambil keputusan untuk membentuk
dalam berbagai peraturan perundang-undangan sebuah Satuan Tugas (Satgas) Nusantara yang
mempunyai potensi terhadap tidak maksimalnya bertujuan untuk meminimalisasi terjadinya isu-
penegakan hukum. Pengertian atau substansi yang isu provokatif terkait isu primordialisme (SARA)
diatur dalam peraturan perundang-undangan agar tidak berkembang menjadi konflik sosial.38
tersebut belum tentu dapat diberlakukan pada Selain itu, Polri juga meningkatkan patroli
peristiwa hukum tertentu. siber dalam pelaksanaan Pemilu 2019, untuk
menangkal kampanye hitam (black campaign),
2. Faktor Penegak Hukum ujaran kebencian, dan hoaks.39 Meskipun
Faktor kedua dalam penegakan hukum yaitu pembentukan Satgas Nusantara sudah dilakukan,
terkait dengan penegak hukum. Penegak hukum pembentukan dan penyebaran kampanye hitam
yang dimaksud adalah orang-orang yang secara (black campaign) masih banyak terjadi di media
langsung dan tidak langsung berkecimpung sosial. Canggihnya teknologi yang tidak diikuti
di bidang penegakan hukum.37 Berjalannya dengan kemampuan para penegak hukum
penegakan hukum tidak akan terlepas dari untuk mencegah terjadinya kejahatan yang
penegak hukum itu sendiri. Penegak hukum yang dilakukan melalui teknologi tersebut, akan
secara langsung yang dimaksud, yaitu profesi menyebabkan terhambatnya penegakan hukum.
yang diberikan mandat berdasarkan peraturan Penegak hukum harus memiliki pengetahuan
perundang-undangan untuk melaksanakan yang cukup besar terhadap teknologi yang saat
penegakan hukum, seperti polisi, advokat, jaksa, ini berkembang. Pengetahuan atas dunia maya
dan hakim. Penegak hukum tersebut diberikan menjadi modal bagi para penegak hukum untuk
kewenangan dalam peraturan perundang- melakukan penegakan hukum atas beredarnya
undangan untuk menjalankan profesinya, kampanye hitam (black campaign) di media
sehingga dapat terlaksana penegakan hukum sosial. Penegak hukum juga harus memiliki peta
secara maksimal. Adapun penegak hukum yang sebaran pelaku yang menyebarkan kampanye
tidak langsung dapat diartikan sebagai orang 38
Akhdi Martin Pratama, “Polri Bentuk Satgas Nusantara
yang mempunyai kredibilitas di bidang tertentu Untuk Dinginkan Tensi Pilkada Serentak”, 2018, (online),
yang secara fungsional dapat dimanfaatkan untuk (https://nasional.kompas.com/read/2018/01/19/20044351/
melakukan upaya preventif dalam penegakan polri-bentuk-satgas-nusantara-untuk-dinginkan-tensi-
pilkada-serentak, diakses 15 Oktober 2019).

36
Bintoro Agung Sugiharto, Pasal Karet UU ITE Jadi Pamungkas 39
Samsuduha Wildansyah, Kapolda Metro Imbau Jajaran
Jeratan Hukum”, 2016, (online), (https://www.cnnindonesia. Gencarkan Patroli Siber Jelang Pemilu”, 2019, (online),
com/teknologi/20161228182458-185-182719/pasal-karet-uu- (https://news.detik.com/berita/d-4456017/kapolda-metro-
ite-jadi-pamungkas-jeratan-hukum, diakses 15 Oktober 2019). imbau-jajaran-gencarkan-patroli-siber-jelang-pemilu,
37
Satjipto Rahardjo, Penegakan Hukum, op.cit. hlm. 19-20. diakses 15 Oktober 2019).
Denico Doly Penegakan Hukum Kampanye Hitam (Black Campaign) di Media Sosial 11
hitam (black campaign) di media sosial. Dunia develop new knowledge orientations. People are
maya memang sulit diketahui akun penggunanya involved in a democratic world which promotes
(akun anonim), akan tetapi penutupan atas akun a more interactive society-based allocation of
tersebut dapat dilakukan oleh penegak hukum power. The online realm acts as a meeting place
secara masif dengan menggunakan teknologi. of sorts for people to expand their social spheres,
create opportunities for new knowledge, and
Soerjono Soekanto menyatakan bahwa
offer spaces for broadly sharing different views
penegakan hukum adalah kegiatan menyerasikan
(Soukup, 2006: 423)”
hubungan nilai-nilai yang terjabarkan dalam
kaidah-kaidah mantap dan sikap tindak sebagai Berdasarkan apa yang diungkapkan oleh Pierre
rangkaian penjabaran nilai tahap akhir.40 Ini Levy, informasi di internet bersifat terbuka,
berarti bahwa penegakan hukum dapat dilakukan fleksibel dan dinamis, dimana sebuah informasi
oleh instansi atau lembaga yang diberikan tugas dapat bebas diakses atau di buat oleh siapapun
untuk melakukan penegakan hukum. Selain yang ingin mengakses dan membuat informasi
Polri, penegakan hukum Pemilu dapat dilakukan tersebut. Kebebasan ini juga mengartikan bahwa
oleh Bawaslu. Bawaslu memiliki kewenangan setiap informasi dapat berisi kebenaran atau
untuk melakukan penindakan atas konten atau memang ditujukkan untuk sebuah kebohongan
isi kampanye yang bersifat fitnah, kebohongan, belaka. Keberadaan internet sebagai “virtual
atau yang bertujuan untuk menjatuhkan pihak world” atau “cyberspace” dalam realitanya mampu
lawan. Namun, proses pidana terhadap tindak mengubah kebiasaan atau perilaku manusia di
pidana kampanye hitam (black campaign) tetap dunia nyata.42
berada pada wilayah kerja kepolisian. Bawaslu Ada perbedaan mendasar dalam
membantu dan melakukan kerjasama dengan melaksanakan penegakan hukum di dunia nyata
pihak kepolisian untuk mengantisipasi beredarnya dengan dunia maya. Penegakan hukum di dunia
kampanye hitam (black campaign) di media nyata memerlukan peralatan atau fasilitias yang
sosial dengan menutup akun yang melakukan memadai sehingga dapat mencakup seluruh
penyebaran kampanye hitam (black campaign). tindak pidana penyebaran kampanye hitam (black
campaign) di media sosial. Sarana atau fasilitas bisa
3. Faktor Sarana atau Fasilitas yang berupa pendidikan atau pelatihan kepada
Sarana atau fasilitas dalam melaksanakan penegak hukum terkait dengan kampanye hitam
penegakan hukum kampanye hitam (black (black campaign) di media sosial. Peralatan atau
campaign) di media sosial sangat penting. Hal ini hardware dalam rangka untuk menanggulangi
dikarenakan media yang dipergunakan untuk kampanye hitam (black campaign) di media sosial
melakukan kampanye hitam bukan lagi melalui juga menjadi penting untuk diadakan.
perangkat keras (hardware) atau dalam bentuk Kampanye hitam (black campaign) di media
nyata. Dunia maya tidak mengenal adanya sosial berada pada wilayah ruang maya, artinya
bentuk fisik. Berdasarkan apa yang diungkapkan untuk menanggulangi kampanye hitam (black
oleh Pierre Levy yang dikutip oleh Bagus Edi campaign) tersebut juga berada pada wilayah
Prayogo41, mengatakan bahwa: ruang maya. Oleh karena itu, kemampuan
penegak hukum dalam melakukan penegakan
“the internet is an open, flexible, and dynamic hukum dan penanggulangan kampanye hitam
informational environment that allows people to
(black campaign) menjadi sangat penting. Untuk
40
Soerjono Soekanto, Faktor-faktor yang Mempengaruhi…, itu, sumber daya manusia (SDM) memerlukan
op.cit. dukungan anggaran dan fasilitas yang sangat baik.
41
Bagus Edi Prayogo dan Agung Pandu Winasis,
“Penanggulangan Kampanye Hitam sebagai Hambatan
Perlengkapan dan kemampuan yang dimiliki oleh
Demokrasi di Era Disrupsi Teknologi Informasi dengan 42
Ibrahim R, “Juridiksi Dunia Maya (Cyberspace) dalam
Sinergitas Bawaslu, Menkominfo, dan Tim Cyber POLRI”,
Sistem Hukum Nasional Abad XXI”, dalam Jurnal Hukum
dalam Prosiding Seminar Nasional Hukum Universitas Negeri
Ius Quia Iustum, Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia
Semarang. Volume 4 Nomor 3 Tahun 2018. hlm. 1132
(UII) , No. 24 Volume 10 September 2003, hal. 120.
12 Kajian Vol. 25, No. 1, Tahun 2020 hal. 1 - 18

penegak hukum menjadi prioritas utama dalam kebiasaan negatif yang nantinya merupakan
melakukan penegakan hukum di ruang maya. Hal hal yang wajar sehingga menjadi permasalahan
ini juga memerlukan upaya pengutan pada tataran tersendiri. Hal ini justru menjadi cambuk bagi
regulasi yang ada dan akan ada. Pembentukan penegak hukum untuk melakukan penegakan
regulasi atau peraturan perundang-undangan bagi hukum atau penanggulangan terhadap kampanye
para penegak hukum sangat penting dilakukan, hitam (black campaign) di media sosial. Seseorang
karena regulasi akan berimplikasi pada turunnya yang melakukan kampanye hitam (black campaign)
anggaran untuk melakukan penegakan hukum. bisa saja dikarenakan adanya dorongan bahwa
lawan politiknya harus kalah, akan tetapi pada
4. Faktor Masyarakat kenyataannya justru menghalalkan segala cara
Soerjono Soekanto mengatakan bahwa untuk mengalahkan lawan politiknya. Hal ini
faktor masyarakat dipengaruhi oleh faktor-faktor mengakibatkan masyarakat terbawa arus untuk
lain sebelum faktor masyarakat yaitu faktor menyebarkan kampanye hitam (black campaign)
penegak hukum dan faktor fasilitas atau sarana.43 di media sosial.
Berdasarkan pendapat Soerjono Soekanto
tersebut, tercermin bahwa masyarakat akan 5. Faktor Kebudayaan
berperilaku berdasarkan apa yang menjadi contoh Faktor kebudayaan juga tidak terlepas
di dalam masyarakat itu sendiri. Masyarakat justru dari faktor masyarakat itu sendiri. Masyarakat
melihat kepada perilaku para penegak hukum yang seringkali terprovokasi terhadap sesuatu
atau orang-orang yang dianggap sebagai tokoh hal menjadi celah bagi para pelaku pembuat
masyarakat. Pada saat Pemilu 2019, memang kampanye hitam (black campaign) di media
terlihat secara jelas bahwa terdapat 2 (dua) kubu sosial. Masyarakat Indonesia sangat menjunjung
yang saling mendukung pasangan masing-masing. tinggi budaya yang berlaku di masyarakat, akan
Adapun dukungan dari partai politik dan tokoh- tetapi justru hal ini terkadang menjadi hal yang
tokoh masyarakat, karena seringkali muncul dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung
di televisi. Para tokoh masyarakat, politisi, jawab untuk melakukan budaya negatif.
dan akademisi seringkali mempertontonkan Budaya negatif yang dimaksud yaitu
pertunjukan politik yang tidak sehat. Saling kebiasaan masyarakat untuk mengikuti hal
serang antara tokoh masyarakat, politisi, dan yang jelek (melawan hukum) sehingga dianggap
akademisi di media sosial juga tidak luput terjadi. sebagai suatu kebiasaan yang dapat menjadi
Sebenarnya saling serang visi dan misi ini dapat budaya negatif yang dapat berlaku di masyarakat
disebut sebagai kampanye negatif, akan tetapi dan dianggap sebagai hal yang wajar. Media
kampanye negatif ini menjadi sebuah kebiasaan sosial saat ini bukan hanya sebagai media untuk
kurang baik dalam proses demokrasi di Indonesia. melakukan sosialisasi antar-seseorang dengan
Kampanye negatif yang dilakukan oleh para orang lain. Media sosial saat ini lebih banyak
tokoh di media sosial ini menjadi kesempatan digunakan untuk melakukan perdagangan (jual
kepada orang lain untuk melakukan kampanye beli online) dan juga menyebarkan informasi yang
hitam (black campaign) kepada masyarakat. berbau politik. Perpindahan manfaat media sosial
Para penegak hukum yang sudah berusaha ini dimanfaatkan oleh pembuat kampanye hitam
untuk melakukan penegakan hukum akan sia- (black campaign) untuk melaksanakan rencana
sia melakukannya apabila masih terdapat tokoh dan kegiatannya. Sejak munculnya berbagai
masyarakat, politisi, dan akademisi yang justru media sosial di internet, seringkali ditemui konten
memperkeruh suasana pada saat berlangsungnya atau isi media sosial yang justru menjelekkan
Pemilu 2019. Berbagai “permainan politik” yang sebuah institusi atau pribadi seseorang. Hal ini
dimainkan oleh para politisi menjadi sebuah sudah terjadi pada saat berlangsungnya Pemilu
2014, yaitu media sosial menjadi tempat untuk
43
Soerjono Soekanto, Faktor-faktor yang Mempengaruhi…, loc.
cit., hlm. 46. menjelekkan masing-masing pasangan calon
Denico Doly Penegakan Hukum Kampanye Hitam (Black Campaign) di Media Sosial 13
presiden dan wakil presiden. Kebiasaan untuk pengadilan dan diberikan sanksi yang sesuai
menjelek-jelekkan (kampanye negatif) ini dengan peraturan yang berlaku, sedangkan upaya
berlanjut sampai dengan Pilkada DKI Jakarta preventif yaitu pencegahan sebelum terjadinya
tahun 2017, yang ditandai dengan saling serang kejahatan dengan lebih diarahkan kepada proses
antar-pendukung calon gubernur dengan sosialisasi peraturan perundang-undangan atau
menggunakan konten yang berisikan fitnah atau sosialisasi mengenai bahaya kampanye hitam
berita bohong (hoaks). Kebiasaan menyebarkan (black campaign).46 Upaya preventif secara
berita bohong (hoaks) dan fitnah ini berlanjut khusus dilakukan untuk mencegah47 agar tidak
sampai ke Pemilu 2019. dilakukannya penyebaran atau pembuatan
Budaya atau kebiasaan jelek untuk kampanye negatif oleh masyarakat.
menyebarkan kampanye hitam (black campaign) Upaya preventif dapat dilakukan dengan
akan memengaruhi penegakan hukum. berbagai cara, agar setiap kampanye hitam (black
Masyarakat yang terbiasa menyebarkan kampanye campaign) dapat dicegah atau berkurang di
hitam (black campaign) akan semakin banyak, media sosial. Penegakan hukum atas peredaran
sehingga semakin terbiasa dengan isi atau konten kampanye hitam (black campaign) di media sosial,
yang berbau kampanye hitam (black campaign). penegakan hukum secara tidak langsung juga
Kebiasaan ini akan menghambat penegakan harus dilakukan dalam rangka menanggulangi
hukum, karena akan mempengaruhi aduan yang penyebaran kampanye hitam (black campaign) di
dilakukan oleh orang yang terkena atas kampanye media sosial. Upaya preventif dapat dilakukan
hitam (black campaign) tersebut. oleh setiap orang atau lembaga negara yang
ditunjuk untuk melakukan upaya penanggulangan
Upaya Menanggulangi Kampanye Hitam kampanye hitam (black campaign). Adapun upaya
(Black Campaign) di Media Sosial preventif dilakukan melalui:
Soerjono soekanto mengatakan penegakan 1. Literasi Media
hukum bukanlah semata-mata untuk Literasi media menjadi salah satu modal bagi
melaksanakan peraturan perundang-undangan, masyarakat untuk menggunakan media sosial.
akan tetapi usaha untuk menyeimbangkan Literasi media dipergunakan untuk melakukan
ketidakserasian antara nilai, kaidah, dan pola analisa mengenai isi atau konten yang ada
perilaku.44 Berdasarkan hal tersebut, dapat pada media sosial. Selain itu, budaya membaca,
dikatakan bahwa dalam penegakan hukum memeriksa, dan menganalisa menjadi penting
harus terjadi sinkronisasi antara peraturan yang dalam penggunaan media sosial. Hobs dalam
berlaku dengan perilaku yang dilakukan oleh National Leadership Conference on Media Education
masyarakat dan penegak hukum itu sendiri. sebagaimana disadur oleh Juditha48 mengatakan
Dalam melaksanakan penegakan hukum bahwa literasi media adalah kemampuan untuk
diperlukan sebuah upaya untuk menanggulangi mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan
terjadinya kejahatan atau tindak pidana mengkomunikasikan pesan dalam berbagai
tertentu. Sudarto mengatakan bahwa penegakan bentuknya. Adapun konsep literasi media
hukum dapat dilaksanakan dengan upaya penal tersebut pada Tabel 1.
(represif) dan upaya non-penal (preventif).45
Upaya represif yaitu pemberantasan setelah

46
Ibid.
terjadinya kejahatan dengan dilakukannya
47
Moh. Hatta, Beberapa Masalah Penegakan Hukum: Pidana
penyelidikan dan penyidikan oleh kepolisian Umum & Pidana Khusus, Yogyakarta: Liberty, 2009, hlm. 26.
yang untuk selanjutnya dapat diproses melalui 48
Judhita C, “Literasi Media Pada Anak di Daerah Perbatasan
Indonesia dan Timor Leste”, dalam jurnal IPTEK
Komunikasi, 2013, hlm 47-62, (online), (http://balitbang.
44

Soerjono Soekanto, Faktor-faktor yang Mempengaruhi.., hlm.
kominfo.go.id/balitbang/bppki-yogyakarta/files/2013/07/04_
7.
Artikel Christiany-Juditha-Juni-2013.pdf, diakses tanggal 15
45
Soedarto, Hukum dan Hukum Pidana, Bandung: Alumni,
Oktober 2019).
1986, hlm. 111.
14 Kajian Vol. 25, No. 1, Tahun 2020 hal. 1 - 18

Tabel 1. Model Konsep Literasi Media


Kategori Literasi
Menurut National
No. Keterangan Indikator
Leadership Conference
on Media Education
1. Mengakses Pemahaman dan pengetahuan 1. Media yang digunakan
menggunakan dan mengakses media 2. Frekuensi penggunaan
dan mampu memahami isi pesan 3. Tujuan penggunaan
4. Mengerti isi pesan
2. Menganalisis Mampu memahami tujuan pesan media 1. Kemampuan mengingat pesan yang
dan dapat mengidentifikasi pengirim diterima melalui media
pesan melalui media dan apa isi pesan 2. Mampu menjelaskan maksud dari
tersebut pesan
3. Mampu mengidentifikasi pengirim
pesan
4. Mampu menilai pesan media yang
dapat menarik perhatian
3. Mengevaluasi Mampu menilai pesan yang diterima 1. Sikap, perasaan atau reaksi yang
kemudian dibandingkan dengan dirasakan setelah menerima pesan
perspektif sendiri. Hal ini mencakup dari media
penilaian subjektif seorang individu 2. Mengungkapkan informasi apa saja
atau reaksi sikap terhadap pesan serta yang menyarankan atau memberikan
implikasi lain dari pesan informasi yang berguna bagi pengguna
4. Mengkomunikasikan Mampu mengkomunikasikan pesan Pesan yang diterima dikomunikasikan
yang diterima dari media dalam bentuk dalam bentuk apa saja
apa saja kepada orang lain
Sumber: National Leadership Conference on Media Education

Berdasarkan Tabel 1, literasi media dapat Literasi media dapat dilakukan sejak usia
dibagi beberapa kriteria dalam melaksanakan dini. Gerakan nasinal #SiBerkreasi mengatakan
literasi media kepada masyarakat terhadap terdapat dua metode yang dapat dilakukan
penggunaan media sosial pada saat pelaksanaan untuk melakukan literasi media. Salah satu
Pemilu, yaitu mengakses, menganalisa, upaya literasi media yaitu dengan memasukkan
mengevaluasi, dan mengkomunikasikan. Literasi pengetahuan literasi digital ke kurikulum sekolah
media tersebut dapat dilakukan oleh guru, mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai tingkat
dosen, KPU, Bawaslu, tokoh masyarakat, dan perguruan tinggi. Adapun metode lainnya yaitu
penegak hukum yang secara langsung melakukan dengan menyebarkan konten baik bagi generasi
penegakan hukum. Polisi memiliki peranan muda melalui public figure media sosial (artis dan
untuk melakukan pelayanan kepada masyarakat, key opinion leader).49
dengan menunjukkan bagaimana menggunakan
media sosial dengan baik. 2. Kerja Sama Antar-Lembaga
Literasi media ini perlu dipahami oleh penegak Sifat internet yang terbuka di ruang maya
hukum. Pemahaman bukan hanya sekedar dapat diakses oleh siapapun menjadi sulit untuk
mengetahui saja mengenai sebuah informasi, di kendalikan. Oleh karena itu, penanggulangan
akan tetapi juga menganalisa mengenai isi atau kampanye hitam (black campaign) di media sosial
konten yang disebarkan di dalam media sosial.
Selain itu, evaluasi juga perlu dilakukan, apakah
49
Bintoro Agung, “Program Literasi Digital Sasar Milenial Demi
Tekan Hoax”, 2017, (online), (https://www.cnnindonesia.
ketika isi atau konten tersebut ikut disebarkan com/teknologi/20171002171758-192-245609/program-
akan menyebabkan dampak negatif kepada orang literasi-digital-sasar-millenial-demi-tekan-hoax, diakses 15
lain atau dirinya sendiri? Oktober 2019).
Denico Doly Penegakan Hukum Kampanye Hitam (Black Campaign) di Media Sosial 15
tidak bisa dikerjakan oleh satu lembaga saja. Hal kampanye hitam (black campaign). Kerja sama
ini memerlukan adanya kerja sama antar-lembaga yang dilakukan antara Bawaslu, Polri, BSSN, dan
negara untuk mengendalikan apa yang terdapat Kemenkominfo juga memerlukan dasar aturan
dalam dunia maya tersebut, termasuk penegakan yang jelas mengenai apa yang akan dilakukan
hukumnya. apabila terdapat akun yang membuat atau secara
Penegakan hukum akan dapat berjalan dengan sporadik melakukan kampanye hitam (black
baik, apabila penegak hukumnya membangun campaign). Salah satu upaya penanggulangan
sinergitas untuk melakukan upaya pencegahan yang bisa dilakukan yaitu dengan melakukan
sampai dengan upaya represif. Bawaslu dan KPU pemblokiran terhadap situs-situs atau akun media
merupakan dua lembaga negara yang dibentuk sosial yang melakukan kampanye hitam (black
berdasarkan peraturan perundang-undangan campaign). Pemblokiran ini tentu saja dilakukan
dan bertugas untuk melakukan penyelenggaraan dengan penelaahan oleh penegak hukum atas
Pemilu. Tahun 2018, Polri melalui Polda Metro akun atau situs yang melakukan kampanye hitam
Jaya telah membentuk Satgas Nusantara yang (black campaign). Pemblokiran dapat dilakukan
bertujuan untuk meminimalisir isu SARA jika patroli siber terus dilakukan oleh para
khususnya di wilayah hukum Polda Metro Jaya.50 penegak hukum.
Selain itu, Polri telah membentuk kerja sama Kewenangan untuk melakukan pemblokiran
dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) terhadap situs atau akun media sosial tertuang
serta Kemenkominfo untuk memberantas dalam UU No. 19 Tahun 2016 secara jelas
kampanye hitam (black campaign) di media mengatakan bahwa pemerintah wajib melakukan
sosial.51 Kerja sama yang dilakukan oleh Polri ini pencegahan penyebarluasan dan penggunaan
perlu disempurnakan dengan mengajak KPU dan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen
Bawaslu. Elektronik yang memiliki muatan yang dilarang
Selain melakukan kerja sama dengan lembaga sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
negara, pemerintah juga perlu melakukan kerja undangan. Pasal 40 ayat (2b) UU No. 19
sama dengan penyedia situs media sosial seperti Tahun 2016 mengatakan Pemerintah dalam
facebook, twitter, instagram, whatsaap, dll. Kerja melakukan pencegahan berwenang melakukan
sama dilakukan dengan meminta kepada penyedia pemutusan akses dan/atau memerintahkan
situs untuk melakukan upaya pencegahan apabila kepada Penyelenggara Sistem Elektronik untuk
terdapat kampanye hitam (black campaign) yang melakukan pemutusan akses terhadap Informasi
beredar pada situs atau aplikasi tersebut. Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik
Apabila upaya perventif sudah dilakukan oleh yang memiliki muatan yang melanggar hukum.
berbagai elemen, maka tahapan selanjutnya yaitu Berdasarkan Pasal 40 ayat (2a) dan ayat (2b),
dengan melakukan penegakan hukum secara dapat diartikan bahwa kedua ayat tersebut
represif. Penegakan hukum dilakukan kepada memberikan mandat kepada pemerintah untuk
para pelaku yang membuat dan menyebarkan melakukan pemutusan terhadap akun atau
kampanye negatif di media sosial. Upaya represif situs yang melakukan kampanye hitam (black
tidak terlepas dari sistem peradilan pidana yang campaign). Adapun pemblokiran atau pemutusan
berlaku di Indonesia. Selain itu, upaya represif terhadap situs atau akun yang berisikan kampanye
dapat dilakukan dengan pemblokiran akun media hitam (black campaign) dimaksudkan untuk
sosial atau situs yang membuat dan menyebarkan menjaga keutuhan bangsa dan negara. Kampanye
hitam (black campaign) dapat membahayakan
50

Samsuduha Wildansyah, “Kapolda metro Imbau Jajaran
Gencarkan Patroli Siber Jelang Pemilu”, op.cit.
keutuhan bangsa dan negara, karena dengan
51
Bagus Edi Prayogo dan Agung Pandu Winasis, adanya kampanye hitam (black campaign) dapat
“Penanggulangan Kampanye Hitam sebagai Hambatan membentuk opini publik yang tidak baik terhadap
Demokrasi di Era Disrupsi Teknologi Informasi dengan seseorang atau lembaga tertentu
Sinergitas Bawaslu, Menkominfo, dan Tim Cyber POLRI”,
loc.cit. hlm. 1135.
16 Kajian Vol. 25, No. 1, Tahun 2020 hal. 1 - 18

Upaya penanggulangan atau pencegahan 2017. Kedua, faktor penegak hukum, keberadaan
terhadap kampanye hitam (black campaign) penegak hukum saat ini masih belum secara
harus dilakukan dan didukung oleh semua maksimal dikarenakan personil penegak hukum
orang termasuk seluruh lembaga yang memiliki tersebut masih banyak yang belum memiliki
kewenangan untuk melakukan penegakan kemampuan yang cukup dalam menanggulangi
hukum dan upaya pencegahan. Upaya preventif kampanye hitam (black campaign) di media
bukan hanya merupakan tanggung jawab dari sosial, hal ini disebabkan karena keterbatasan
penegak hukum, Bawaslu, KPU, dan Pemerintah anggaran yang dimiliki sehingga terhambatnya
saja, akan tetapi menjadi kewajiban bagi setiap pendidikan dan pelatihan kepada para penegak
orang untuk melakukan pencegahan dalam hukum. Ketiga, faktor sarana dan fasilitas yang
pembentukan dan penyebaran kampanye hitam menjadi kendala klasik dalam penegakan hukum.
di media sosial. Upaya represif juga memerlukan Teknologi semakin canggih, akan tetapi peralatan
sebuah perangkat hukum yang secara maksimal dan fasilitas dalam penegakan hukum juga tidak
dapat menjalankan peranannya. Hal ini terpenuhi dapat menjadi penghambat penegakan
mengartikan bahwa penegak hukum yang sudah hukum kampanye hitam (black campaign) di media
diberikan amanat kepada dirinya diharapkan sosial. Keempat, faktor masyarakat, seringkali
dapat bekerja secara profesional dan memiliki masyarakat justru mengikuti orang-orang yang
kemampuan yang maksimal. Kemampuan yang memiliki kekuasaan melakukan kampanye negatif
maksimal ini perlu didukung oleh pelatihan atau sehingga menyebabkan masyarakat terbiasa dan
pendidikan yang berkaitan dengan cyber crime tidak bisa membedakan mana yang kampanye
dan permasalahan Pemilu di dunia maya. Hal negatif dan mana yang kampanye hitam. Kelima,
ini tentu saja berkaitan dengan anggaran yang faktor kebudayaan. budaya atau kebiasaan jelek
harus tersedia untuk melakukan pendidikan atau untuk menyebarkan kampanye hitam (black
pelatihan tersebut. Selain itu, perlu diciptakan campaign) akan mempengaruhi penegakan
suatu sistem yang dalam dunia maya yang hukum. Masyarakat yang terbiasa menyebarkan
menyaring dan mendeteksi dini ketika terdapat kampanye hitam (black campaign) akan semakin
konten negatif atau kampanye hitam (black banyak, dan semakin terbiasa dengan isi atau
campaign). Pembentukan sistem atau aplikasi ini konten yang berbau kampanye hitam (black
diharapkan dapat mendeteksi sedini mungkin campaign).
konten negatif atau kampanye hitam (black Penyelenggara Pemilu dan penegak hukum
campaign) di internet atau di media sosial. Sistem perlu memberikan perhatian lebih terhadap
ini dapat dilakukan dengan kerja sama atau keberadaan situs atau kampanye hitam (black
kolaborasi antara pemerintah, Polri, penyedia campaign) yang berada pada berbagai situs
sistus media sosial, dan akademisi. internet. Upaya penanggulangan kampanye
hitam (black campaign) dapat dilakukan melalui
PENUTUP upaya preventif dan represif. Adapun upaya
A. Kesimpulan preventif dilakukan dengan melakukan literasi
Beberapa faktor yang memengaruhi media, kerja sama antar-lembaga, serta membuat
penegakan hukum kampanye hitam (black aplikasi pendeteksi dini konten negatif. Upaya
campaign) di media sosial yaitu: pertama faktor represif dilakukan dengan melakukan penegakan
peraturan perundang-undangan, kampanye hitam hukum dan menutup akun atau situs yang
(black campaign) saat ini masih belum diatur rinci melakukan kampanye hitam (black campaign).
dalam UU No. 17 Tahun 2017, definisi kampanye
hitam (black campaign) hanya ditemui dalam B. Saran
UU No. 8 Tahun 2015. Kampanye hitam (black Penegakan hukum dapat berjalan dengan
campaign) di media sosial khususnya, belum secara baik, apabila kelima faktor penegakan hukum
jelas dan tegas diatur dalam UU No. 17 Tahun dapat diperbaiki atau diatasi dengan baik.
Denico Doly Penegakan Hukum Kampanye Hitam (Black Campaign) di Media Sosial 17
Selain itu, untuk mendukung penegakan hukum R, Ibrahim. (2003). Juridiksi Dunia Maya
tersebut perlu dilakukan beberapa hal yaitu: (Cyberspace) dalam Sistem Hukum Nasional
1. UU No. 7 Tahun 2017 perlu mengatur secara Abad XXI, Jurnal Hukum Ius Quia Iustum,
jelas dan tegas kategori kampanye hitam dan Vol. 10, No. 24, September, hlm. 119 - 127.
serta penyebarannya.
2. Pelaksanaan kampanye hitam (black Buku
campaign) sarat dengan teknologi yang terus Budhijanto, Danrivanto. (2016). Revolusi
berkembang, oleh karena itu perlu peraturan Cyberlaw Indonesia: Pembaruan dan Revisi UU
pelaksanaan terhadap penegakan hukum ITE 2016. Bandung: Refika Aditama.
yang mengikuti perkembangan teknologi
Hatta, Moh. (2009). Beberapa Masalah Penegakan
tersebut karena hukum sebaiknya selalu
Hukum: Pidana Umum & Pidana Khusus.
mengikuti perkembangan teknologi tersebut.
Yogyakarta: Liberty.
3. Pencegahan kampanye hitam (black
campaign) dilakukan sedini mungkin dengan Mansur, Dikdik M. Arief dan Elisatris Gultom.
mematikan sumbernya. Pencegahan ini juga (2005). Cyber Law: Aspek Hukum Teknologi
memerlukan sebuah peningkatan SDM serta Informasi. Bandung: Refika Aditama.
sarana dan prasarana berupa software dan Mertokusumo, Sudikno. (1996). Mengenal
hardware yang muktahir. Hukum: Suatu Pengantar. Yogyakarta: Liberty,
4. Peningkatan kemampuan monitoring, control,
dan surveillance untuk melakukan pemutusan Rahardjo, Satjipto. (2009). Penegakan Hukum:
jaringan situs kampanye hitam (black campaign) Suatu Tinjauan Sosiologis, Yogyakarta: Genta
yang disertai dengan landasan hukumnya. Publishing.
5. Pemberdayaan masyarakat melalui literasi _______________. (1983). Masalah Penegakan
media untuk mendukung kegiatan monitoring, Hukum. Bandung: Sinar Baru.
control, dan surveillance yang dilakukan
Ramli, Ahmad M.. (2010). Cyber Law dan HAKI
pemerintah.
dalam Sistem Hukum Indonesia. Bandung:
Refika Aditama.
Soedarto. (1986). Hukum dan Hukum Pidana.
DAFTAR PUSTAKA Bandung: Alumni.
Soekanto, Soerjono. (2004). Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Penegakan Hukum. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Jurnal
Soekanto, Soerjono. (2013). Penelitian Hukum
Dodu, Alfred B. David. (2017). Penerapan
Normatif Suatu Tinjauan Singkat. Jakarta:
Regulasi Politik Kampanye Hitam: Studi
Rajawali Pers.
Kasus Pada Pilkada Kabupaten Banggai
Tahun 2015, Jurnal Wacana Politik, Vol. 2
Buletin dan Prosiding
No. 1 Maret, hlm. 52 – 60.
Prayogo, Bagus Edi. dan Winasis, Agung Pandu.
Judhita, C. (2013). Literasi media pada anak
(2018). Penanggulangan Kampanye Hitam
di daerah perbatasan Indonesia dan Timor
sebagai Hambatan Demokrasi di Era Disrupsi
Leste. Jurnal IPTEK Komunikasi, Vol. 15, No.
Teknologi Informasi dengan Sinergitas
1, Juni, hlm. 47 – 62.
Bawaslu, Menkominfo, dan Tim Cyber
________. (2018). Interaksi Komunikasi Hoax POLRI, dalam Prosiding Seminar Nasional
di Media Sosial serta Antisipasinya, Jurnal Hukum Universitas Negeri Semarang. Volume
Pekommas, Vol. 3, No. 1, April, hlm. 31 – 44. 4 Nomor 3 Tahun 2018.
18 Kajian Vol. 25, No. 1, Tahun 2020 hal. 1 - 18

Internet Mansur, Agus. (2019). Konten Hoax Warnai


Andayani, Dwi. (2019). KPU: DPT Pemilu Dunia Maya, (online). (http://www.neraca.
Hasil Perbaikan Bertambah Jadi 192 co.id/article/114161/jelang-pilpres-771-
Juta Orang Lebih?, (online). (https:// konten-hoax-warnai-dunia-maya, diakses 11
news.detik.com/berita/d-4501983/ Oktober 2019).
k p u - d p t - p e m i l u - h a s i l - p e r b a i k a n - Pratama, Akhdi Martin. (2018). Polri Bentuk
bertambah-jadi-192-juta-orang-lebih?_ Satgas Nusantara Untuk Dinginkan Tensi
ga=2.247560207.923657013.1572227354- Pilkada Serentak, (online). (https://nasional.
1099439548.1506052852, diakses 13 kompas.com/read/2018/01/19/20044351/
Oktober 2019). polri-bentuk-satgas-nusantara-untuk-
Apriliana, Dian. (2019). Deretan Kampanye dinginkan-tensi-pilkada-serentak, diakses 15
Hitam Yang Merujuk pada Jokowi di Pilpres,. Oktober 2019).
(online), (https://www.idntimes.com/news/ Puspita, Sherly. (2018). Pelaku “Black Campaign”
indonesia/dian-apriliana/deretan-kampanye- di Medsos, Ancaman Hukuman 6 Tahun
hitam-yang-merujuk-pada-jokowi-di-pilpres/ Penjara. (online). (https://megapolitan.
full, diakses 7 Oktober 2019). kompas.com/read/2018/03/09/12152151/
CNCB Indonesia. (2019). Survei Pengggunaan pelaku-black-campaign-di-medsos-ancaman-
Internet di RI Tembus 171,17 Juta Jiwa, hukuman-6-tahun-penjara, diakses 14
(online). (https://www.cnbcindonesia.com/ Oktober 2019).
tech/20190516191935-37-73041/survei- Stefanie, Christie. (2018). Cebong dan Kampret
pengguna-internet-di-ri-tembus-17117-juta- Sinisme Dua Kubu Nihil Gagasan, (online).
jiwa, diakses 13 Oktober 2019). (https://www.cnnindonesia.com/nasion
CNN Indonesia. (2019). Kampanye Hitam Perusak al/20180709153148-32-312746/cebong-dan-
Demokrasi dan Pembidik Pemilih Galau, kampret-sinisme-dua-kubu-nihil-gagasan,
(online). (https://www.cnnindonesia.com/nasi diakses 13 Oktober 2019).
onal/20190226162906-32-372779/kampanye- Sugiharto, Bintoro Agung. (2016). Pasal Karet
hitam-perusak-demokrasi-dan-pembidik- UU ITE Jadi Pamungkas Jeratan Hukum,
pemilih-galau, diakses 7 Oktober 2019). (online). (https://www.cnnindonesia.com/
Daud, Ameidyo. (2019). Perludem Indentifikasi teknologi/20161228182458-185-182719/
Lima Masalah Pemilu 2019, (online). (https:// pasal-karet-uu-ite-jadi-pamungkas-jeratan-
katadata.co.id/berita/2019/04/24/perludem- hukum, diakses 15 Oktober 2019).
identifikasi-lima-masalah-pemilu-2019, Sugiharto, Bintoro Agung. (2017). Program Literasi
diakses 7 Oktober 2019). Digital Sasar Milenial Demi Tekan Hoax,
Kresna, Mawa. (2018). “Jejaring Akun Robot (online). (https://www.cnnindonesia.com/
Pendukung Jokowi Tersangkut Situs Skandal teknologi/20171002171758-192-245609/
Sandi.” (online), (https://tirto.id/jejaring-akun- program-literasi-digital-sasar-millenial-demi-
robot-pendukung-jokowi-tersangkut-situs- tekan-hoax, diakses 15 Oktober 2019).
skandal-sandi-c3XZ, diakses 14 Oktober 2019). Wildansyah, Samsuduha. (2019). Kapolda Metro
Law.ui.id. (2014). Permasalahan Black Campaign Imbau Jajaran Gencarkan Patroli Siber Jelang
Dalam Pemilihan Umum: Wawancara Pemilu, (online). (https://news.detik.com/
dengan Wirdyaningsih SH MH. (online), berita/d-4456017/kapolda-metro-imbau-
(https://law.ui.ac.id/v3/permasalahan- jajaran-gencarkan-patroli-siber-jelang-
black-campaign-dalam-pemilihan-umum- pemilu, diakses 15 Oktober 2019).
wawancara-dengan-wirdyaningsih-s-h-m-h/,
diakses 7 Oktober 2019).

You might also like