Professional Documents
Culture Documents
La Padoma Sibawa I Mangkawani
La Padoma Sibawa I Mangkawani
La Padoma Sibawa I Mangkawani
Riolo mero engka sẽddi ana arung mapparenta riasengngi La padoma,
anak tungkei, kallolo magaga nabattoa, maẽlo i ripasiala Mangkawani. Anadara
makessingngẽ natenrisseng gangka agellorenna ri laleng lino ẽ. Riwettu ri pasitarona
La Padoma, ipukengkangenni daung ota sibawa alosi enrengngẽ agaga laingngẽ.
Aga pura’ẽ nasamaturusi punggawa arajangngẽ. Nennia isabbi toni ri dẽwata
seuwaẽ.
lapong makkunra’i matteru napori ati. Naitana mappakoro, aga nakeda datu
Pattukku, narẽkko macinna no mabbẽnẽ,Madẽcẽng lisuno riolo muakkirring suro
duta, narẽkko dẽ natarimako to Kahu ẽ idi na massio janci, aga La Padoma dẽ na pa
nakenna. Maddengngoi genrangngẽ ro. Nasaba teng engka ri tettẽ gangkanna tellu
taungnge. Purairo aga narebba tona La Padoma teng manyawa.
Terjemahan
Dahulu kala ada seorang anak raja yang sedang memerintah, namanya La Padoma,
seseorang anak tunggal, anak remaja yang gagah perkasa. Ia dijodohkan dengan I
Mangkawani, seorang gadis yang sangat elok parasnya, tiada taranya di bawah
kolong langit ini. Pada waktu La Padoma sudah dijodohkan itu, dibawahlah sirih
pinang dan barang-barang lainnya yang sudah disepakati bersama di hadapan para
pembesar dan disaksikan oleh Dewata.
Tujuh hari sesudah perjodohan mereka itu, tibalah undangan dari Datu Pattuku,
sepupu La Padoma, untuk pergi menyabung. La Padoma meminta izin kepada ibunya.
Ia diizinkan tetapi ibunya memperingati supaya ia berhati-hati karena orang sedang
bertunangan biasanya berada dalam keadaan rawan. Berangkatlah La Padoma pergi ke
hulu.
Datu Pattuku lalu mengirim utusan untuk menyampaikan kepada masyarakat Bone
tentang kematian La Padoma. Setelah perutusan itu sampai di hadapan raja Bone,
berdatang sembahlah ia, katanya, “Mohon dimpun Tuanku, La Padoma tiada ada, mati
ditikam oleh Datu Mattuku, Raja Bone tidak percaya, katanya, “ Apa gerangan yang
dijadikan ia sampai mati demikian. Sebab Datu Pattuku itu dapat dikatakan anak
saya.” Setelah jenazah sampai di depan istana, barulah ia percaya.
Melihat kejadian itu raja Bone berkata, siapakah diantara sanak keluargaku yang akan
membalaskan kematian La Padoma itu.” Mendengar berita itu Datu Soppeng yang
merupakan sepupu La Padoma dari pihak lain menyatakan kesediaannya. Ia pun
berangkat ke Kahu. Kebetulan sekali pada waktu dia tiba didepan istana, Datu Pattuku
turun dari tangga. Datu Soppeng langsung menombaknya. Tepat mengenai dada lalu
rubuhlah Datu Pattuku ke tanah. Pulanglah Datu Soppeng ke Bone menyampaikan
berita itu kepada Mangkauk. Raja Bone menyuruh kabarkan tentang kematian La
Padoma kepada tunangannya, La Mangkawani.
Setelah sampai perutusan itu dan menyampaikan apa yang disuruhkan kepadanya, la
Mangkawanipun bersama keluarganya diliputi oleh perasaan sedih, mengingat
pertunangan mereka baru saja seminggu. Harta bendanya ada yang dibuang atau
diberikan kepada orang lain karena terlalu sedih dan malu menjadi janda sebelum
kawin. Dalam itu seorang di antara keluarga I Mangkawani yang menyarankan agar
ia pergi saja berlayar ke negeri lain untuk membuang malu dan duka. Dibuatkanlah
perahu dan dipersiapkan barang-barangnya yang masih tersisa, lalu berlayar I
Mangkawani.
Itulah sebabnya juga sekarang tidak ada laki-laki yang memiliki pano pinceng, karena
dibawa mati oleh La Padoma. Harta kekayaan I Mangkawani yang dibuang, ada yang
menjaadi tanaman, ada yang menjadi binatang seperti kobowanna I
Mangkawani,recca mangga , nasib malang.
-HMJ sastra …-
Universitas Hasanuddin