Code Mixing Dalam Penggunaan Bahasa Indonesia Pada

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

Jurnal Pendidikan Dasar, 7 (2), Desember 2019

CODE MIXING DALAM PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA PADA


MASYARAKAT DAYAK BIDAYUH DI GUN TEMBAWANG
(PERBATASAN INDONESIA-MALAYSIA)

Lilian Slow1 dan Puji Rahmawati2


1,2
Dosen STKIP Melawi (Kampus Entikong)
Jln. Kuari Yayasan Lintas Batas Kecamatan Entikong Kabupaten Sanggau
lilianslow87@gmail.com, puji_rahmawati89@yahoo.com

Abstract: Code mixing is the mixing process between two or more languages
in an utterance or a sentence in language phenomena. The phenomena tends to
happen to the speakers who speak more than one language in the social
interaction. Indonesia has many and hundred ethnic languages and dialect
diversities. Moreover, for the people who live in the nation border area is easy
to get the possibility to be influenced of the other languages or dialects in that
community. One of the border areas in West Kalimantan that directly next to
Malaysia border area is Gun Tembawang village, in Entikong sub-district,
Sanggau district. The speech community in Gun Tembawang is indicated to
use more languages. They usual mix the language using Malay dialect of
Malaysia when they speak Bahasa. Some words of the malay dialects are, for
instances, cakap (talk/speak), beng (bank), tengok (see), and tengah hari
(noon). Therefore, this research conducts to find out the kinds of code mixing
that appear in the Gun Temawang people when they speak Bahasa. Method of
this research used qualitative descriptive method. It is a survey research used
the data collecting by interview technique toward Gun Tembawang people,
directly. The data of this research is their utterance in Bahasa. The result of
this research shows that the kind of code mixing that appears in Gun
Temawang people’s utterance is insertion. It is a process when the speaker
mix by insert one word, words or phrase in a sentence.
Keywords: code mixing, insertion, alternation, congruent lexicalization, and
gun temawang.

Abstrak: Code mixing merupakan peristiwa pencampuran dari beberapa


bahasa yang digunakan dalam satu ujaran atau satu kalimat. Peristiwa ini
cenderung terjadi dalam tuturan masyarakat yang menggunakan lebih dari
satu bahasa dalam interaksi sosialnya. Negara Indonesia menjadi salah satu
negara dengan ratusan bahasa daerah dan keberagaman dialek. Terlebih lagi
pada masyarakat yang berada di daerah peratasan negara yang memungkinkan
pengaruh penggunaan bahasa dari negara tetangga tersebut. Salah satu
wilayah perbatasan di Kalimantan Barat, di Indonesia yang langsung
berbatasan dengan wilayah negara Malaysia, yaitu Dusun Gun Tembawang,
Kecamatan Entikong, Kabupaten Sangggau. Masyarakat tutur di Gun
Tembawang terindikasi selalu mencampur bahasa Malaysia ketika mereka
berbicara bahasa indonesia. Beberapa kosakata dari bahasa melayu Malaysia
seperti cakap (bicara), beng (bank), tengok (lihat), dan tengah hari
(siang).Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk

45 | J P D , p - I S S N : 2 2 5 2 - 8 1 5 6 , e - I S S N : 2 5 7 9 - 3 9 9 3
Jurnal Pendidikan Dasar, 7 (2), Desember 2019

mengetahui jenis-jenis campur kode apa saja yang muncul dalam tuturan
mereka ketika berbahasa indonesia. Metode yang digunakan adalah metode
kualitatif deskriptif. Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan teknik
pengamilan data menggunakan wawancara terhadap masyarakat Gun
Tembawang. Data yang dianalisis adalah tuturan mereka ketika proses
wawancara berlangsung dengan menggunakan bahasa indonesia. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa jenis campur kode yang muncul dalam
tuturan masyarakat Gun Tembawang berjenis insertion, yaitujenis campur
kode yang menyisipkan kata atau frasa dalam satu kalimat.
Kata kunci: campur kode, penyisipan, alternasi, leksikal kongruen, dan gun
tembawang.

K emampuan berkomunikasi menjadi


bagian penting dalam
interaksi di masyarakat. Interaksi sosial
proses
faktor-faktor dari luar atau masyarakat.
Salah satu
mempengaruhi
faktor luar
kemampuan
yang dapat
tersebut
akan berjalan dengan baik apabila penutur adalah tingkat interaksi dalam
dapat saling menyampaikan dan memaknai berkomunikasi. Kurangnya interaksi dalam
pesan dengan baik. Hal tersebut dapat berkomunikasi pastinya akan
terwujud apabila penutur dan lawan mempengaruhi kebiasaan penutur dalam
bicaranya dapat menggunakan bahasa yang mengasah kemampuannya. Keterbatasan
dimengerti oleh kedua belah pihak. interaksi dalam bermasyarakat pastinya
Kemampuan berkomunikasi juga sangat menjadi permasalahan tersendiri bagi
dipengaruhi oleh kemampuan yang masyarakat yang berada di daerah
dimiliki oleh penuturnya. Kemampuan terpencil atau terisolasi.
tersebut juga sangat dipengaruhi oleh

Gambar 1. Dusun Gun Tembawang (Indonesia) dan Kampung Sapit (Malaysia)

Gun Tembawang merupakan sebuah Barat. Secara geografis, dusun ini terletak
dusun yang jauh dipelosok Kalimantan tepat bersebelahan dengan negara

46 | J P D , p - I S S N : 2 2 5 2 - 8 1 5 6 , e - I S S N : 2 5 7 9 - 3 9 9 3
Jurnal Pendidikan Dasar, 7 (2), Desember 2019

tetangga, yaitu Malaysia. Hal tersebut and give appropriate context to the
pastinya memberikan pengaruh yang besar audience or listener.
dalam banyak aspek. Satu diantaranya Sejalan dengan pendapat Siregar
adalah aspek komunikasi masyarakat Gun (2016) bahwa code mixing is the use of one
Temawang. Adanya keberagaman suku, language in another language, the mixing
bahasa dan budaya di daerah tersebut of two or more languages or language
membentuk masyarakat yang multilingual. varieties in a speech. Code mixing often
Kondisi masyarakat tutur yang happens when the use of two languages or
multilingual ini memungkinkan terjadinya two cultures can not be separated from the
banyak peristiwa dalam bahasa, salah elements of one language well and often
satunya adalah peristiwa campur kode overlap between the two sytems are in use.
(code mixing).Campur kode dapat Selain itu, Chaer dan Agustina (2010: 114)
diartikan sebagai peristiwa yang menambahkan bahwa dalam campur kode
mencampurkan beberapa kata dari unsur ada sebuah kode utama atau kode dasar
bahasa lain dalam sebuah ujaran. yang digunakan dan memiliki fungsi dan
Campur kode terjadi apabila seorang keotonomiannya, sedangkan kode-kode
penutur menggunakan suatu bahasa secara lain yang terlibat dalam peristiwa tutur itu
dominan mendukung suatu tuturan disisipi hanyalah berupa serpihan-serpihan (piece)
dengan unsur bahasa lainnya. Hal ini saja, tanpa fungsi atau keotonomian seagai
biasanya berhubungan dengan sebuah kode.
karakteristik penutur, seperti latar Berdasarkan beberapa pendapat
belakang sosial, tingkat pendidikan, rasa mengenai campur kode tersebut dapat
keagamaan (Thamimi dkk., 2015: disimpulkan bahwa campur kode
4).Campur kode dapat dimaknai sebagai merupakan percampuran yang terdiri dari
percampuran bahasa. Menurut Muysken dua atau lebih bahasa yang berbeda dalam
(2000: 1) code mixing is refer to all cases satu ujaran atau satu kalimat. percampuran
where lexical items and gramatical tersebut dapat muncul dalam bentuk
features from two languages appear in one leksikal per kata atau frasa bahkan klausa
sentence. Pendapatlain yang dinyatakan dan ragam bahasa lain dalam satu kalimat.
oleh Sumarsih dkk. ( 2014: 79) bahwa penelitian ini akan menganalisis campur
code mixing is a mixture between two or kode yang dilakukan oleh masyarakat Gun
more languages in which there is a Tembawang dalam berkomunikasi
dominant language and inserted with menggunakan Bahasa Indonesia.
different language to make it sound cool
47 | J P D , p - I S S N : 2 2 5 2 - 8 1 5 6 , e - I S S N : 2 5 7 9 - 3 9 9 3
Jurnal Pendidikan Dasar, 7 (2), Desember 2019

METODE PENELITIAN penelitian kualitatif tidak semata-mata


Penelitian ini merupakan penelitian mendeskripsikannya, tetapi yang lebih
survei dan metode yang digunakan adalah penting adalah menemukan makna yang

metode deskriptif kualitatif menggunakan terkandung dibaliknya, sebagai makna


pendekatan sosioliguistik tentang campur tersembunyi, atau dengan sengaja
kode. Penelitian survei adalah penelitian disembunyikan, seperti mengapa
yang mengambil sampel dari satu populasi kesadaran itu kurang, cukup, dan

dan menggunakan kuesioner sebagai alat sebagainya. Pendeskripsian data dalam


pengumpulan data yang pokok penelitian ini adalah data kualitatif dari
(Singarimbun, 1995:3). Selain itu, menurut hasil rekaman wawancara.Tahap awal
M. Nazir (2011: 56)pengertian penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

survei adalah penyelidikan yang dilakukan menyiapkan skrip wawancara, melakukan


untuk mendapatkan fakta-fakta dari gejala rekaman wawancara secara langsung pada
yang ada dan mencari keterangan- responden, menganalisa data dengan
keterangan secara faktual baik tentang kajian sosiolinguistik dengan teori campur

institusi sosial, ekonomi atau politik dari kode. Data yang dianalisis adalah data
suatu kelompok atau suatu individu. kualitatif.Tahap terakhir adalah
Sedangkan metode deskriptif menyimpulkan hasil analisis data.
menurut Nawawi (dalam Darmadi, 2014: Lokasi Penelitian
185) merupakan prosedur pemecahan Lokasi penelitian adalah dusun Gun
masalah yang diselidiki dengan Tembawang, desa Suruh Tembawang,
menggambarkan/melukiskan keadaan kecamatan Entikong, Kalimantan Barat.
subjek/objek penelitian (seseorang, Peubah yang Diamati/Diukur
lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada Penelitian ini akan mengamati
saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang kemampuan berkomunikasi dengan
tampak, atau sebagaimana adanya. menganalisis tuturan masyarakat Gun
Sedangkan menurut Ratna (2016: 94) Tembawang.

48 | J P D , p - I S S N : 2 2 5 2 - 8 1 5 6 , e - I S S N : 2 5 7 9 - 3 9 9 3
Jurnal Pendidikan Dasar, 7 (2), Desember 2019

Rancangan Penelitian

Gambar 1. Rancangan Penelitian

Teknik Pengumpulan Data dan Analisis terlebih dahulu kemudian data transkrip
Data akan diidentifikasi berdasarkan jenis alih
Data akan dikumpulkan dengan kode. Tahap berikutnya, yaitu tahap
teknik wawancara langsung ke masyarakat penyajian data. Tahap penyajian data
Gun Tembawang. Data dianalisis dengan dilakukan dengan menganalisis teori
teknik deskriptif pada data kualitatif dalam campur kode. Terakhir adalah tahap
kajian campur kode. Data kualitatif berupa penarikan kesimpulan mengenai analisis
tuturan dari hasil wawancara dalam campur kode yang terjadi.
penggunaan bahasa Indonesia oleh HASIL PENELITIAN
responden dan akan dianalisis campur Campur kode (Code Mixing)
kode yang dilakukan. Langkah-langkah Campur kode merupakan peristiwa
analisis data dalam penelitian ini yang lazim terjadi pada masyarakat
tergambar berdasarkan Sugiono (2013: 52) bilingual maupun multilungual. Campur
adalah tahap pengumpulan data. Tahap kode dalam proses berkomunikasi akan
pengumpulan data akan dilakukan secara menimbulkan interferensi dalam
langsung dengan mewawancarai pengkajian bahasa. Berdasarkan data
responden satu per satu. Pengumpulan data interferensi pada tuturan masyarakat Gun
dilakukan dengan merekam percakapan Tembawang mengindikasikan adanya
selama proses wawancara berlangsung. proses campur kode dalam tuturan mereka.
Kemudian tahap reduksi. Proses yang Pencampuran kode yang dilakukan oleh
dilakukan pada tahap reduksi adalah masyarakat Gun Tembawang dalam
mentranskrip hasil rekaman wawancara berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia

49 | J P D , p - I S S N : 2 2 5 2 - 8 1 5 6 , e - I S S N : 2 5 7 9 - 3 9 9 3
Jurnal Pendidikan Dasar, 7 (2), Desember 2019

dinilai mengacaukan struktur dan kaidah (Muysken, 2000: 3). Berikut ini beberapa
Bahasa Indonesia yang seharusnya contoh code mixing berdasarkan data
digunakan. Oleh karena itu, campur kode wawancara langsung. Contoh kalimat
yang terjadi akan diklasifikasikan ke hanya ditampilkan satu contoh saja untuk
dalam beberapa jenis, yaitu insertion, tiap jenis code mixing.
alternation, dan congruent lexicalization

Tabel 1. Jenis Code Mixing


No. Kalimat Jenis code mixing
1. Memang saya lancar ngomong cakap malaysia tu. Insertion
2. Ada ..ada yang campur, ada yang engak. Insertion
3. Bahasa kampung bisa, pakai bahasa indonesia saya endak bisa. Insertion
4. Susah nak ngomong. Insertion
5. Kalau kitak ketemu dengan orang lain kitak tanya pakai Bahasa Insertion
Indonesia.
6. Tak pandai bahasa indonesia. Insertion
7. Bahasa kampung jak, ada bahasa kampong...ada...kalau ada Insertion
yang orang biasa yang pakai bahasa ya pakai bahasa dia.
8. Biasa, bukan susah. Insertion
9. Ada juga lah waktu saya sekolah di kampung cuman waktu Insertion
saya sekolah tu...
10. Suka sih kalau masuk ke situ aja bisa pakai itu aja... Insertion
11. Selamat tengah hari. -
12. Tidak susah kita bahasa indonesia...paling senang. Insertion
13. Guna...bahasa indonesia. Insertion
14. Sebab itu guna di jarannya... di bandar-bandarnya. Insertion
15. Memang dirasa pentinglah bahasa indonesia, penting untuk Insertion
kita warga negara Indonesia.
16. Memang...kurang tentu...kadang-kadang sejak saya berumur Insertion
belasan tahunlah.
17. karena saya pengen bahasa indonesia nanti saya takut poris Insertion
(polis) jumpa...polisi, tentara, bupati kah, presiden kah.

Berdasarkan data di atas dapat berbentuk unsur leksikal atau frasa


menunjukkan bahwa code mixing yang (Ramadhani, 2011). Sebagaimana
muncul terdiri dari satu jenis code mixing, penjelasan Muysken (2000: 3):
yaitu insertion saja. Campur kode jenis Insertion of material (lexical items
insertion berkaitan dengan penyisipan kata or entire constituents) from one
language into a structure of the
atau frasa dengan kata lain penyisipan other language. Insertion is the
dilakukan terhadap unsur sintaksis, yang constraint in the terms of structural

50 | J P D , p - I S S N : 2 2 5 2 - 8 1 5 6 , e - I S S N : 2 5 7 9 - 3 9 9 3
Jurnal Pendidikan Dasar, 7 (2), Desember 2019

properties of some base or matrix pulau jawa pada umumnya. Kemudian,


structure. The process of code campur kode insertion pada kata kitak
mixing is conceived as something
(kamu/kalian), cuman(Cuma), dan
skin to borrowing and insertion of
an alien lexical or phrasal category jak(saja)merupakan sisipan yang berasal
into a given structure. The dari dialek melayu di daerah kecamatan
difference is simply the size and type
Entikong.
of element inserted – noun,
adjective, verb, and the like. Data pada tabel 1 tidak terdapat jenis
code mixing alternation dan congruent
Kata cakap, nak, tak, bukan susah,
lexicalization. Sebagaimana penjelasan
tengah hari, paling senang, guna, bandar-
Muysken bahwa alternation is the
bandarnya, dirasa, kurang tentu, dan poris
constraint of mixing in terms of
(polis) merupakan kosakata dari bahasa
compatibility or equivalence of the
melayu negara Malaysia yang disisipkan
languages involved at the mix point, and
oleh penutur ketika berbahasa Indonesia.
clause. Dengan kata lain, tidak terdapat
Kata cakap yang berarti bicara, nak yang
peristiwa campur kode yang menunjukkan
berarti ingin/mau, tak yang berarti tidak,
percampuran dalam klausa dan dalam
bukan susah yang berartimudah, tengah
proses ini dua bahasa ditampilkan dalam
hari yang berarti siang, paling senang yang
satu klausa namun tetap relatif terpisah
berarti paling mudah/sangat mudah, guna
sehingga memungkinkan terjadinya
yang berarti menggunakan/untuk, bandar
peminjaman leksikal dalam proses tersebut.
yang berarti kota, dirasa yang berarti
Selain itu, hal yang mengindikasi tidak
dianggap, kurang tentu yang berarti tidak
adanya jenis alternation ini adalah tidak
jelas/tidak pasti, dan poris (polis) yang
terdapat rangkaian yang dialihkan diawali
berarti polisi (KBBI, 2016). Kata bandar-
dan diikuti oleh elemen bahasa lain, dan
bandarnya juga merupakan reduplication
elemen-elemen tersebut tidak terhubung
insertion atau penyisipan pengulangan kata
secara struktural (Ramadhani, 2011).
(Suwito, 1985: 78). Kata (11) selamat
Begitu juga dengan congruent
tengah hari pada data tersebut merupakan
lexicalization. Muysen berpendapat bahwa
proses alih kode (code switching) sehingga
Congruent lexicalization of material from
tidak termasuk dalam kategori code mixing.
different lexical inventories into a shared
Selain itu, campur kode insertion
grammatical structure. It is also the
pada kata enggak, endak, dan aja
influence of dialect within language use.
merupakan kata-kata yang berasal dari
Dapat disimpulkan bahwa congruent
kosakata tidak baku yang berkembang di
lexicalization berkaitan dengan dialek dari
51 | J P D , p - I S S N : 2 2 5 2 - 8 1 5 6 , e - I S S N : 2 5 7 9 - 3 9 9 3
Jurnal Pendidikan Dasar, 7 (2), Desember 2019

ragam bahasa tertentu. Ramadhani DAFTAR PUSTAKA


menyimpulkan bahwa dalam proses Chaer dan Agustina. 2010. Sosiolinguistik:
pencampuran ini terdapat kesejajaran linier Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka
dan struktural pada tataran sintaksis dan Cipta.
ragam bahasa. Struktur pencampuran ini Darmadi, H. 2014. Metode Penelitian
cenderung non-nested a b a namun Pendidikan dan Sosial. Bandung.
terhubung secara struktural. Berdasarkan Alfabeta.
penjelasan mengenai alternation dan KBBI. 2016. Kamus Besar Bahasa
congruent lexicalization di atas maka data Indonesia (KBBI) (Online), edisi V,
code mixing dari tuturan masyarakat Gun (http://kbbi.web.id, diakses 7 oktober
Tembawang tidak menunjukkan adanya 2019).
proses pencampuran kode dalam kedua Muysken, P. 2000. Bilingual Speech: A
jenis pencampuran tersebut. Typology of Code-Mixing.
SIMPULAN Cambridge: Cambridge University
Campur kode yang terjadi dalam Press.
tuturan masyarakat Gun Temawang adalah Nazir, M. 2011. Metode Penelitian. Bogor:
campur kode dengan jenis insertion. Ghalia Indonesia.
Terdapat tujuh belas kosakata yang Ramadhani, A. 2011. Campur Kode Bahasa
merupakan campur kode dalam Indonesia-Bahasa Inggris dalam
penggunaan Bahasa Indonesia, yaitu cakap, Acara “Welcome to BCA” di Metro
enggak, endak, nak, tak, bukan susah, TV. Tesis Program Studi Linguistik.
paling senang, tengah hari, guna, dirasa, Depok. Fakultas Ilmu Pengetahuan
kurang tentu, bandar-bandarnya, dan poris Budaya, Universitas Indonesia.
(polis). Hal ini menunjukkan bahwa dalam Ratna, 2010. Metodologi Penelitian, kajian
penuturan Bahasa Indonesia pada Budaya dan Ilmu Sosial Humaniora
masyarakat Gun Temawang mendapat pada Umumnya. Yogyakarta: Pustaka
banyak campuran dari dialek bahasa Pelajar.
Melayu, baik dari dialek melayu Entikong Siregar, Nuraida dkk. 2016. A Descriptive
(Sanggau) dan dialek Melayu Malaysia. Analysis of Code Mixing in Facebook
selain itu, campuran kode juga Social Networking at Eighth Semester
menggunakan kosakata tidak baku yang Students of English Study Program in
berkembang dan lazim digunakan di daerah University of Pasir pengaraian.
pulau Jawa. Skripsi. Pasir Pangairan: Universitas
Pasir Pangairan.
52 | J P D , p - I S S N : 2 2 5 2 - 8 1 5 6 , e - I S S N : 2 5 7 9 - 3 9 9 3
Jurnal Pendidikan Dasar, 7 (2), Desember 2019

Singarimbun, M. 1995. Metode Penelitian Sociolinguistics”. Jurnal: English


Survei. Semarang: IKIP Semarang Language and Literature Studies,
Press. Vol.(4), 1. Published by Canadian
Sugiono. 2013. Metode Penelitian Center of Science and Education.
Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Suwito. 1985. Alih Kode, Campur Kode,
Bandung: Alfabeta. Interferensi. Surakarta: Binary Offset.
Sumarsih, dkk. 2014. “Code Switching and
Code Mixing in Indonesia: Study in

53 | J P D , p - I S S N : 2 2 5 2 - 8 1 5 6 , e - I S S N : 2 5 7 9 - 3 9 9 3

You might also like