New Doc 2020-04-20 11.22.03

You might also like

Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 1
oe Pelajarilah kutipan naskah berikut! Kutipan “Dengar, Dibyo. Biarkan kamu merajuk, aku tetap pada pendirianku. Ini soal sikap pendidikanku untukmu, Anakku, Aku melarang kamu mendaki gunung hanya untuk kali ini. Sebab minggu depan kamu menghadapi ulangan umum di sekolah. Sedangkan rapormu untuk kuartal yang lalu menunjukkan bahwa nilaimu turun dalam lima mata pelajaran. Lima mata pelajaran! Sungguh suatu hal yang tidak bisa diremehkan. Kamu harus bisa menebus ketinggalan ini dalam kuartal ini. Ini soal reputasi. Sebagaimana mencapai puncak gunung itu juga suatu reputasi. Ah, kamu cukup paham akan hal ini. Ingat, aku selalu mendukung kegemaranmu mendaki gunung. Itu memang jenis olahraga yang mulia. Bisa menempa kepribadian yang kuat. Sekarang dibutuhkan kepribadian yang kuat pula untuk mengejar ketinggalanmu pada kuartal yang lalu di sekolah.” Sumber, Rendra dalam Seni Drama untuk Remaja,2007, halaman 26-27 Kutipan I Karena terlalu marah, saya tidak bisa ngomong lagi. Muka saya saja yang kelihatan merah, Dia mengerti Saya siap untok meledak. Dia semakin marah, semakin halus bicaranya. Saya diperlakukan sebagai tamu terhormat. Tapi | saya terus maju. Ini perjuangan. Dia menyuguhkan makanan dan minuman. Saya tolak. Saya datang bukan ‘untuk bertamu atau ramah-tamah. Saya membawa suara rakyat, menuntut keadilan. Keadilan untuk kami saja. Kami tidak minta apa-apa, kami hanya minta tanah kami yang dua meter itu jangan diganggu. Itu hak kami! Titik. Saya bertekad, saya tidak akan pergi dari kantor itu sebelum ada keputusan membatalkan perampokan dua meter tanah kami untuk jalan. Saya ditunggu oleh warga. Saya hanya mau pergi kalau ada keputusan yang menguntungkan rakyat kecill ‘Akhimnya dia mengangguk, tanda dia mengerti, Kemudian diamenunduk dan | membuka laci mejanya mengambil kertas. Saya bersorak dalam hati. Akhirnya memang kunci segala-galanya pada kegigihan. Kalau kita getol berjuang pasti akan berhasil. 5 Tetapi kemudian darah saya tersirap, karena direktur itu mengulurkan kepada saya sebuah amplop coklat yang tebal. Saya langsung tak mampu bemapas. DARI ATAS JATUH SEBUAH AMPLOP RAKSASA BERISI TULISAN RP250,000.000, DUA RATUS LIMA PULUH JUTA RUPIAH. TULISAN ‘MELAYANG SETINGGI DADA DI DEPANNYA. IA GEMETAR. Tebal, coklat, apalagi di tas amplop itu tertera 250,000,000. Dua ratus lima puluh juta. Ya Tuhan banyaknya. Saya belum pernah memegang uang 4 sebanyak ini, Dua ratus lima puluh juta? Bab X: Mengkaji Drama i)

You might also like