Professional Documents
Culture Documents
Uu PARKIR
Uu PARKIR
Uu PARKIR
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat–syarat Guna Meraih Gelar Sarjana
Oleh :
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BSINIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M
i
ii
i
iii
ii
iii iv
v
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITASPRIBADI
Nama : Estherini Heratity Pratiwi
JenisKelamin :Perempuan
Tempat/TanggalLahir : Tangerang, 14 Mei1991
Agama :Islam
Alamat :Jl.Puspiptek Raya RT.002/002
Buaran Sepong Tangerang
Selatan
Telepon : 081294352080
E-mail :estherinipratiwi@gmail.com
II. PENDIDIKAN
SDN Setu II : 1997 – 2003
SMP N 2 Serpong : 2003 – 2006
SMAN 1 Serpong : 2006 – 2009
UIN Syarif Hidayatullah : 2009 –2016
vi
v
THE ANALYSIS OF EFECTIVENESS AND CONTRIBUTION
HOTEL TAX, RESTAURANT TAX, ADVERTISEMENT TAX
AND PARKING TAX TO THE LOCAL REVENUES
TANGERANG CITY IN 2010-2014
Abstract
The Indonesian government imposed a policy of regional autonomy with the aim
to facilitate local governments regulate local affairs independently. Tangerang
City is one of the areas that implement decentralization policy and requires a lot
of funds to finance regional development. The biggest potential possessed
Tangerang City in the financing of regional expenditures derived from local taxes
and are expected to provide the largest contribution in PAD. This study aims to
determine the effectiveness of tax collection hotels, restaurants, billboards and
parking, and its contribution to the PAD Tangerang City. Methods of data
analysis in this research is descriptive analysis. The variables in this study are the
ratio of the effectiveness and contribution analysis. Data analysis technique in
this study is a quantitative analysis. Based on the analysis, the average effective
tax collection hotel, restaurant tax, advertisement tax and parking tax years 2010-
2014 is very effective and the average contribution collection hotel, restaurant
tax, advertisement tax and Tangerang city parking tax years 2010-2014 is lack.
vi vii
ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, PAJAK
RESTORAN, PAJAK REKLAME DAN PAJAK PARKIR PADA
PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA TANGERANG TAHUN 2010-2014
Abstrak
Kata kunci: efektivitas, kontribusi, pajak hotel, pajak restoran, pajak reklame,
pajak parkir, pendapatan asli daerah
vii viii
KATA PENGANTAR
atas kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan limpahan karunia-
Nya kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang
Pajak Reklame dan Pajak Parkir pada Pendapatan Asli Daerah Kota
viii ix
3. Yulianti, SE., M.Si selaku dosen pembimbing II yang sudah
skripsi.
Hidayatullah Jakarta.
Hidayatullah Jakarta.
Hidayatullah Jakarta.
ix x
ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu semoga Allah
penulis.
karena itu penulis mengharapkan segala bentuk saran dan kritik yang
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan membantu para
x xi
DAFTAR ISI
Abstract ....................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
xi xii
2.1.4.4 Fungsi Pajak .......................................................................... 16
xii xiii
3.4 Metode Pengumpulan Data.......................................................... 59
xiii xiv
4.3.9 Kontribusi Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Reklame dan Pajak
Parkir pada PAD ................................................................................ 87
BAB V PENUTUP
xiv xv
BAB I
PENDAHULUAN
masyarakat adil dan makmur sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945
pembangunan yang ada harus dialokasikan secara efektif dan efisien melalui suatu
bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat baik moril maupun materil
Indonesia, memiliki sumber daya alam dan potensi ekonomi yang bervariasi,
kontribusi yang signifikan bagi penerimaan Pendapatan Asli Daerah, yang pada
1 1
gilirannya akan memberikan manfaat dalam pembangunan daerah
(Hasannudin:2015).
satu bagian dari sumber pendapatan daerah yaitu seluruh penerimaan yang masuk
sah(Haryani:2013).
letaknya sangat strategis dengan adanya bandar udaraS oekarno Hatta maka kota
Tangerang masuk kedalamj alur transit untuk menjangkau k edaerah – daerah lain
yang berpotensi untuk menjadil ahani nvestasi atau membuka usaha dan hal
2
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai pertumbuhan target dan realisasi
Pendapatan Asli Daerah (PAD) kota Tangerang tahun 2010 sampai dengan tahun
Tabel 1.1
Target dan Realisasi PAD kota Tangerang Tahun 2010–2014
Tahun Target (Rp) Realisasi (Rp) Capaian
Kinerja (%)
2010 188.405.038.570,50 230.634.138.044,00 122,41
2011 380.071.981.676,26 499.600.758.688,00 131,45
2012 461.383.233.872,66 631.519.353.723,00 136,88
2013 653.182.027.244,00 815.733.580.158,00 124,89
2014 1.156.097.821.081,00 1.258.788.809.993,00 108,88
Sumber: Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Tangerang, 2015 (data diolah kembali)
Kota Tangerang selama kurun waktu tahun 2010–2014 terus mengalami kenaikan
dan melampaui dari target yang telah ditetapkan. Kenaikan PAD tidak saja daris
isi target tetapi juga dari sisi realisasi penerimaan. Kenaikan realisasi PAD pada
16,62%, realisasi tahun 2012 kenaikannya mencapai 26,40%, dan realisasi tahun
kenaikannya mencapai 54,31% dari tahun 2013. Bila dilihat dari pergerakannya s
3
daerahpun meningkat, sehingga daerah dapat berbuat lebih banyak untuk
kepentingan masyarakat.
Adapun jenis – jenis pajak daerah yang dipungut oleh pemerintah daerah
kota Tangerang berdasarkan Peraturan Daerah nomor 8 tahun 2014 tentang pajak
1. Pajakhotel;
2. Pajak restoran;
3. Pajak hiburan;
4. Pajak reklame;
6. Pajak parkir;
Pajak hotel, pajak restoran, pajak reklame, dan pajak parkir merupakan
pajak yang potensial di kota Tangerang karena jika dilihat sektor–sektor tersebut
waktu lima tahu terakhir terus meningkat. Tabel pertumbuhan industri hotel dan
4
Tabel 1.2
Perkembangan Jumlah Industri Hotel dan Restoran di Kota Tangerang
Tahun 2010-2014
Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa jumlah hotel dan restoran di kota
jumlah hotel dan restoran akan mempengaruhi kebutuhan lahan parkir dan untuk
jasa nya melalui media–media iklan atau yang disebut reklame, oleh karena itu
objek pajak reklame dan parkir akan tumbuh seiring dengan perumbuhan
reklame dan pajak parkir maka perlu dilakukan perhitungan penerimaan pajak
penelitian yang berkaitan dengan efektivitas dan kontribusi pajak daerah pada
terdahulu yang diteliti oleh Alfan dkk (2015) dengan judul “Analisis Efektivitas
5
dan Kontribusi Pemungutan Pajak Restoran, Pajak Reklame dan Pajak
dengan judul “Analisis Efektivitas dan Kontribusi Pajak Hotel, Pajak Restoran,
Pajak Reklame dan Pajak Parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah di kota
pada jenis pajak daerah yang diteliti dan tempat dilakukannya penelitian. Jika
penerangan jalan maka pada penelitan ini digunakan pajak hotel, pajak restoran,
pajak reklame dan pajak parkir dengan pertimbangan bahwa antara pajak hotel,
pajak restoran, pajak reklame dan pajak parkir saling berhubungan. Untuk tempat
melihat bagaimana kontribusi pajak daerah pada Pendapatan Asli Daerah kota
Tangerang.
2. Bagaimana kontribusi pajak hotel, pajak restoran, pajak reklame dan pajak
6
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 ManfaatPenelitian
1. Bagi Penulis
2. Bagi Pemerintah
b.Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pemerintah kota Tangerang dan
3. Bagi Pembaca
7
4.Bagi Ilmu Pengetahuan
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
daerah tersebut untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri (self
2. Dana Perimbangan
3. Pinjaman daerah
9 9
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Perimbangan
adalah dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang terdiri dari hasil pajak daerah,
hasil retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Pemerintah
daerah melakukan upaya maksimal dalam pengumpulan pajak daerah dan retribusi
daerah. Besarnya penerimaan daerah dari sektor Pendapatan Asli Daerah akan
pemerintah pusat sesuai dengan harapan yang diinginkan dalam otonomi daerah.
lebihdominan dibandingkan dengan dana bantuan dari pusat (DAK dan DAU)
PAD harus menjadi sumber keuangan terbesar yang didukung oleh kebijakan
10
pembagian keuangan pusat dan daerah sebagai prasarat mendasar sistem
pemerintahan daerah.
faktor sumber daya manusia dan kelembagaan yang disebabkan oleh batasan
hukum. Menurut Santosa dalam Lilik Yunanto (2010) ada beberapa hal yang
a. Banyaknya sumber pendapatan kabupaten / kota yang besar tapi digali oleh
d. Adanya kebocoran-kebocoran.
tetapi, saat ini masih banyak permasalahan yang dihadapi pemerintah daerah
2002) :
11
1) Tingginya tingkat kebutuhan daerah (fiscal need) yang tidak seimbang dengan
fiscal gap.
4) Berkurangnya dana bantuan dari pemerintah pusat (Dana Alokasi Umum dari
5) Belum diketahui potensi Pendapatan Asli Daerah yang mendekati kondisi riil.
2.1.4 Pajak
berikut :
kepada negara, yang dapat dipaksakan, dan terutang oleh yang wajib
12
b. Definisi menurut Pierson: “ Pajak adalah setiap sumbangan wajib kepada
sebagian hukuman, tanpa ada jasa balik dari negara secara langsung,
kesejahteraan umum ”.
berupa uang yang harus dibayar oleh penduduk sebagai sumbanganwajib kepada
berikut :
“Pajak adalah iuran kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat
dipaksakan) dengan tidak mendapat cara timbal balik (kontra prestasi), yang
langsung dapat diyujukan dan di gunakan untuk membayar pengeluaran umum” .
Pajak menurut Pasal 1 angka 1 undang - undang No.28 tahun 2007 tentang
“Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi
atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara
bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.
13
Dari beberapa definisi pajak di atas dapat disimpulkan bahwa pajak adalah
iuran yang dibayarkan oleh penduduk kepada negara yang dapat dipaksakan
dengan didasarkan pada undang–undang dan tidak ada timbal balik langsung
Maxims",seperti yang tertulis dalam buku Hukum Pajak karya Erly Suandy (2008)
wajib pajak. Dalam keadaan yang sama wajib pajak harus diperlakukan
2. Asas Certainty (asas kepastian hukum): pajak yang dibayar oleh wajib
pajak harus jelas dan tidak mengenal kompromi ( not arbitrary ). Dalam
asas ini kepastian hukum yang diutamakan adalah mengenai subjek pajak,
atau asas kesenangan): pajak hendaknya dipungut pada saat yang paling
14
baik bagi wajib pajak, yaitu saat yang paling dekat dengan saat
jangan sampai biaya pemungutan pajak lebih besar dari penerimaan pajak
itu sendiri, karena pemungutan pajak tidak aka nada artinya kalau biaya
yang dikeluarkan lebih besar dari penerimaan pajak yang akan diperoleh.
(Mardiasmo, 2004) :
1) Teori asuransi yaitu negara melindungi keselamatan jiwa, harta benda dan hak-
hak rakyatnya, oleh karena itu rakyat harus membayar pajak yang diibaratkan
kepentingan seseorang terhadap Negara, makin tinggi pajak yang harus dibayar.
3) Teori daya pikul yaitu beban pajak untuk semua orang harus sama beratnya,
artinya pajak harus dibayar sesuai dengan daya pikul masing – masing orang.
harus dipenuhi.
15
2.1.4.4 Fungsi Pajak
seperti Pajak Penghasilan ( PPh ), Pajak Pertambahan Nilai ( PPN ) dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah ( PPnBM ), Pajak Bumi dan Bangunan ( PBB ),
transaksi jual beli brang mewah. Semakin mewah suatu barang maka
16
tarif pajaknya semakin tinggi sehingga barang tersebut semakin mahal
pendapatan.
tertentu seperti industri semen, industri rokok, industri baja dan lain –
(membahayakan kesehatan).
17
2.1.4.5 Sistem Pajak
seperti berikut:
1. Kepastian
penuhresiko. Oleh karena itu, investor haruslah mendapat kepastian akan besarnya
pula, atau tergantung siapa yang menjadi wajib pajaknya. Ambilcontoh, biaya
3. Pelaksanaan (enforcement)
harus dapat meneliti semua pendapatan wajib pajak, jikatidak hal ini dapat
18
4. Dapat diterima oleh masyarakat
Kriteria sistem pajak yang lain yaitu dapat diterima masyarakat sebabjika
yaitu:
a. Pajak Langsung
kepada pihak lain, tetapi harus menjadi beban langsung Wajib Pajak yang
a. Pajak Subjektif
19
b. Pajak Objektif
a. Pajak Pusat
Pajak pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan
b. Pajak Daerah
kendaraan bermotor.
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah pajak atas penyerahan hak milik
kendaraan bermotor sebagai akibat perjanjian dua pihak atau perbuatan sepihak
atau keadaan yang terjadi karena jual beli, tukar menukar, hibah dll.
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor adalah pajak atas penggunaan bahan
20
d. Pajak Air Permukaan
Pajak Air Permukaan adalah pajak atas pengambilan dan/atau pemanfaatan air
permukaan.
e. Pajak Rokok
Pajak Rokok adalah pungutan atas cukai rokok yang dipungut oleh pemerintah.
a. Pajak Hotel
Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel.
b. Pajak Restoran
Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh restoran.
c. Pajak Hiburan
d. Pajak Reklame
Pajak Penerangan Jalan adalah pajak atas penggunaan tenaga listrik, baik yang
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah pajak atas kegiatan pengambilan
mineral bukan logam dan batuan, baik dari sumber alam di dalam dan/atau
21
g. Pajak Parkir
Pajak Parkir adalah pajak atas penyelenggaraan tempat parkir di luar badan jalan,
baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan
Pajak Air Tanah adalah pajak atas pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah.
Pajak Sarang Burung Walet adalah pajak atas kegiatan pengambilan dan/atau
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah pajak atas bumi
pribadi atau Badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan adalah pajak atas perolehan hak atas
Pendapatan Asli Daerah yang diharapkan menjadi salah satu sumber pembiayaan
22
Menurut Marihot P. Siahaan (2005:6) “Retribusi Daerah adalah pungutan
daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus
disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang
pribadi atau badan”. Jasa adalah kegiatan pemerintah daerah berupa usaha dan
dinikmati oleh orang pribadi atau badan, dengan demikian bila seseorang ingin
mendapat perhatian serius bagi daerah. Karena secara teoritis terutama untuk
Objek retribusi daerah yang menjadi objek dari retribusi daerah adalah
23
a. Jasa umum, yaitu jasa yang disediakan atau diberikan oleh pemerintah daerah
untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh
orang pribadi atau badan. Jasa umum meliputi pelayanan kesehatan, dan
pelayanan persampahan.Jasa yang tidak termasuk jasa umum adalah jasa urusan
umum pemerintah.
b. Jasa Usaha, yaitu jasa yang disediakan oleh pemerintah daerah dengan
oleh sektor swasta. Jasa usaha antara lain meliputi penyewaan aset yang dimiliki/
c. Perizinan Tertentu, pada dasarnya pemberian izin oleh pemerintah tidak harus
daerah mungkin masih mengalami kekurangan biaya yang tidak selalu dapat
pajak dan retribusi yaitu, pajak biasanya harus dibayar oleh anggota masyarakat
pertimbangan apakah secara pribadi mereka mendapat manfaat atau tidak dari
pelayanan yang mereka biayai. Retribusi di bayar langsung oleh mereka yang
24
Dari uraian yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa pajak
paksaan yang bersifat yuridis yang maksudnya akan membawa akibat hukum,
dapat ditunjuk dan unsur paksaan lebih bersifat ekonomis sehingga pada
2.1.7Pajak Daerah
“Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan
tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.”
Menurut Erly Suandi (2009) dalam buku “ Hukum Pajak” Pajak Daerah
adalah pajak yang wewenang pemungutannya ada pada Pemerintah Daerah yang
Belanja Daerah. Pajak Daerah yang diatur dalam undang–undang No.18 Tahun
1997 sebagaimana yang telah diubah dengan undang–undang No.34 Tahun 2004
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, terdiri dari 4 jenis Pajak Daerah
25
2.1.7.2 Jenis-Jenis Pajak Daerah
Nomor 28 Tahun 2009, Pajak Daerah dapat digolongkan menjadi dua macam
yaitu:
kendaraan bermotor.
b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, yaitu pajak atas penyerahan hak milik
kendaraan bermotor sebagai akibat dari perjanjian dua pihak atau perbuatan
sepihak atau keadaan yang terjadi karena jual beli, tukar menukar, hibah, warisan,
c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, yaitu pajak atas penggunaan bahan
d. Pajak Air Permukaan, yaitu pajak atas pengambilan dan/atau pemanfaatan air
permukaan.
e. Pajak Rokok, yaitu pungutan atas cukai rokok yang dipungut oleh Pemerintah.
a. Pajak Hotel, yaitu pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel. Hotel
lainnya dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga motel, losmen, gubuk
26
b. Pajak Restoran, yaitu pajak atas pelayanan yang disediakan oleh restoran.
bayaran, yang mencakup juga rumah makan, kafetaria, kantin, warung, bar, dan
benda, alat, perbuatan, atau media yang bentuk dan corak ragamnya dirancang
untuk menarik perhatian umum terhadap barang, jasa, orang, atau badan, yang
e. Pajak Penerangan Jalan, yaitu pajak atas penggunaan tenaga listrik, baik yang
f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, yaitu pajak atas kegiatan pengambilan
mineral bukan logam dan batuan, baik dari sumber alam di dalam dan/atau
permukaan bumi untuk dimanfaatkan. Mineral bukan logam dan batuan adalah
g. Pajak Parkir, yaitu pajak atas penyelenggaraan tempat parkir di luar badan
jalan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang
27
bermotor. Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak
bersifat sementara.
h. Pajak Air Tanah, yaitu pajak atas pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah.
Air tanah adalah air yang terdapat di dalam lapisan tanah atau batuan di bawah
permukaan tanah.
i. Pajak Sarang Burung Walet, yaitu pajak atas kegiatan pengambilan dan/atau
j. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan, yaitu pajak atas bumi
pribadi atau Badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha
k. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, yaitu pajak atas perolehan hak
atas tanah dan/atau bangunan. Perolehan hak atas tanah dan/atau bangunan adalah
perbuatan atau peristiwa hukum yang mengakibatkan diperolehnya hak atas tanah
2) Semi self assessment adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi
wewenang pada fiskus dan wajib pajak untuk menentukan besarnya pajak yang
terhutang.
28
3) Self assessment system adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi
wewenang penuh kepada setiap wajib pajak untuk menghitung, menyetorkan dan
fiskus.
a. Syarat Keadilan
b. Syarat Yuridis
memberi jaminan hukum untuk menyatakan keadilan baik bagi negara maupun
warganya.
29
c. Syarat Ekonomis
masyarakat.
d. Syarat Finansial
pemungutannya.
e. Syarat Sederhana
tidak langsung dapatdikatakan biaya pungut harus dapat ditutup dari hasil pungut
sendiri(basis pajak).
30
2. Kemudahan untuk menarik manfaat dari pertumbuhan pajak tersebut.
hotel juganaik. Namun demikian kenaikan itu tidak akan terasa apabila
b. Pemerataan
haruslah dipikul oleh semua golongan dalam masyarakat sesuai dengan kekayaan
tertentu.
c. Kelayakan Administrasi
d. Kesepakatan politis
31
yang berlakudalam masyarakat. Oleh karena itu dibutuhkan kesepakatan bersama
Pada dasarnya setiap pajak atau pungutan akan menimbulkan beban baik
c. Administrasinya sederhana
memaksa warganya untuk melakukan pembayaran pajak yang telah diatur dalam
Undang-Undang, akan tetapi bagi petugas pajak daerah dalam hal pemungutan
32
daerah. Menurut Yasmin Lisasih (2011) dalam Lilik Yunanto (2015), beberapa
Dalam Negeri dan Menteri Keuangan paling lama 15 (lima belas) hari
33
kabur. Pengawasan oleh pemerintah pusat yang terlalu ketat dapat
menentukan jenis pajak daerah yang tepat dikenakan (langsung atau tidak
perpajakan antara wajib pajak atau penanggung pajak dan pejabat pajak
34
6. Kurangnya kemampuan untuk mendengar, menanggapi dan mencari solusi
dari keluhan staf, baik yang bertugas sebagai pendata, penganalisis data,
tentang Pajak Daerah yang dimaksud pajak hotel adalah pajak atas pelayanan
termasuk jasa terkait lainnya dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga
penginapan dan sejenisnya, serta rumah kos dengan jumlah kamar lebih dari 10
(sepuluh).
Tentang Pajak Hotel, hotel adalah bangunan yang khusus disediakan bagi orang
dengan dipungut bayaran termasuk bangunan lainnya yang menyatu, dikelola dan
di miliki oleh pihak yang sama, kecuali untuk pertokoan dan perkantoran.
usaha hotel untuk dan atas namanya sendiri atau untuk dan atas nama pihak lain
35
2.1.12.2Objek Pajak Hotel
Objek pajak hotel adalah setiap pelayanan yang disediakan hotel dengan
pembayaran, termasuk:
bungalow dan rumah penginapan termasuk rumah kost dengan jumlah kamar 10
telepon, faksimil, telex, foto copy, pelayanan cuci, setrika, taksi dan pengangkutan
c. fasilitas olah raga dan hiburan yang disediakan khusus untuk tamu hotel, bukan
untuk umum termasuk pusat kebugaran (fitness center), kolam renang, tenis, golf,
c. fasilitas olah raga dan hiburan yang di sediakan di hotel yang dipergunakan
hotel;
36
e. pelayanan perjalanan wisata yang diselenggarakan oleh hotel dan dapat
f. pelayanan yang disediakan dihotel terhadap Duta Besar dan Staf Konsulat
Jenderal.
Subjek pajak hotel adalah orang pribadi atau badan yang melakukan
hotel.Sedangkan wajib pajak hotel adalah orang pribadi atau badan yang
mengusahakan hotel.
Tarif pajak hotel ditetapkan sebesar 10% (sepuluh persen). Besaran pokok
pajak hotel yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif sebesar 10%
hotel dengan menggunakan tarif pajak 10%.Dalam hal pengusaha hotel tidak
tentang Ketentuan Umum Perpajakan adalah jangka waktu yang menjadi dasar
bagi wajib pajak untuk menghitung, menyetor, dan melaporkan pajak yang
37
terutang dalam suatu jangka waktu tertentu sebagaimana ditentukan dalam
Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007 tentang KUP (Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan).
Dalam hal masa pajak hotel ini, masa Pajak adalah 1 (satu) bulan takwim,
atau jangka waktu lain yang ditetapkan oleh Peraturan Walikota Tangerang.Pajak
terutang dalam masa pajak terjadi pada saat pembayaran kepada hotel.
2.1.13Pajak Restoran
Republik Indonesia Tahun 1945 yang menempatkan perpajakan sebagai salah satu
seperti pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa diatur dengan undang-
Peraturan Daerah.
mengenai subjek pajak, objek pajak, tarif pajak, dan cara pemungutan pajak.
Selain itu, sanksi dan hukuman bagi setiap pelanggaran pajak juga diatur dalam
di daerah.
Pajak Daerah, pajak restoran adalah pajak yang dikenakan atas pelayanan yang
38
disediakan oleh restoran. Yang dimaksud dengan restoran adalah fasilitas
juga rumah makan, kafetaria, kantin, warung, bar, dan sejenisnya termasuk jasa
boga/catering.
Pajak Daerah, objek pajak restoran adalah pelayanan yang disediakan oleh
Pajak Daerah, subjek pajak restoran adalah orang pribadi atau badan yang
restoran adalah orang pribadi atau badan yang mengusahakan rrestoran. Setiap
wajib pajak restoran sebagaimana dimaksud di atas harus memiliki perijinan yang
terkait dengan usaha restoran dari Walikota atau pejabat lain yang ditunjuk.
restoran adalah jumlah pembayaran yang diterima atau yang seharusnya diterima
restoran.
39
(1)Besaran pokok pajak restoran yang terutang dihitung dengan cara mengalikan
tarif 10% dengan dasar pengenaan pajak sebagaimana dimaksud dalam Perda
tersebut.
dimaksud pada poin (2), maka jumlah pembayaran yang digunakan sebagai dasar
pajak restoran adalah 1 (satu) bulan kalender.Saat pajak terutang adalah pada saat
wilayah daerah tempat restoran berlokasi. Tata cara pengelolaan pajak restoran
1. Reklame adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang menurut bentuk dan
40
mempromosikan, atau untuk menarik perhatian umum terhadap barang, jasa,
orang, atau badan, yang dapat dilihat, dibaca, didengar, dirasakan, dan atau
reklame baik untuk dan atas namanya sendiri atau untuk dan atas nama pihak
berlaku.
4. Panggung reklame adalah suatu sarana atau tempat pemasangan reklame yang
5. Jalan umum adalah suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun,
6. Izin adalah izin penyelenggaraan reklame yang terdiri dari izin tetap dan izin
terbatas.
SPPR adalah surat yang digunakan oleh wajib pajak untuk mengajukan
8. Surat Kuasa Untuk Menyetor yang selanjutnya disingkat SKUM adalah nota
perhitungan besarnya pajak reklame yang harus dibayar oleh wajib pajak
41
2.1.14.2 Dasar Hukum Pemungutan Pajak Reklame
hukum yang jelas dan kuat sehingga harus dipatuhi oleh masyarakat dan pihak
yang terkait. Dasar pemungutan pajak reklame pada suatu kabupaten atau kota
Daerah.
Daerah.
kabupaten/kota dimaksud.
atau perusahaan jasa periklanan yang terdaftar pada Dinas Pendapatan Daerah
42
a. Reklame papan/billboard; yaitu reklame yang terbuat dari papan, kayu,
termasuk seng atau bahan lain yang sejenis, dipasang atau digantungkan
atau dibuat pada bangunan, tembok, dinding, pagar, pohon, tiang, dan
atau iklan bersinar dengan gambar dan atau tulisan berwarna yang dapat
termasuk kertas, plastic, karet, atau bahan lain yang sejenis dengan itu.
suatu benda dengan ketentuan luasnya tidak lebih dari 200 cm2 per lembar.
43
h. Reklame suara, yaitu reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan
kata–kata yang diucapkan atau dengan suara yang ditimbulkan dari atau
perantaraan alat.
sejenis, sebagai alat untuk diproyeksikan dan atau dipancarkan pada layar
c. nama pengenal usaha atau profesi yang dipasang melekat pada bangunan
daerah;dan
44
e. penyelenggaraan reklame lainnya yang ditetapkan dengan peraturan daerah,
Marihot Pahala Siahaan dalam bukunya Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (
dan Retribusi Daerah menjelaskan bahwa pada pajak reklame yang menjadi
subjek pajak adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan reklame.
Sementara itu, wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang
oleh orang pribadi atau badan, wajib pajak reklame adalah orang pribadi atau
perusahaan jasa periklanan, pihak ketiga tersebut menjadi wajib pajak reklame.
tentang pajak reklame.Wakil wajib pajak bertanggung jawab secara pribadi dan
atau secara tanggung renteng atas pembayaran pajak terutang. Selain itu, wajib
pajak dapat menunjuk seorang kuasa dengan surat kuasa khusus untuk
Sewa Reklame ( NSR ) adalah ukuran nilai biaya yang dijadikan sebagai dasar
45
pengenaan pajak reklame yang merupakan penjumlahan Nilai Jual Objek Pajak
Nilai Sewa Reklame ( NSR ) = Nilai Jual Objek Pajak Reklame ( NJOPR ) +
sendiri, NSR dihitung dengan memerhatikan faktor jenis, bahan yang digunakan,
media reklame.Dalam hal NSR tidak diketahui dan atau dianggap tidak wajar,
tentang Pajak Daerah besarnya tarif pajak reklame ditetapkan sebesar 25% ( dua
mengalikan tarif 25% dengan hasil penjumlahan Nilai Jual Objek Pajak Reklame
46
2.1.14.8 Masa Pajak Reklame
Masa Pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) bulan takwim.
tempat parkir di luar badan jalan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok
usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat
jalan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang
Subjek pajak parkir adalah orang pribadi atau badan yang melakukan
parkir kendaraan bermotor sedangkan wajib pajak parkir adalah orang pribadi atau
47
2.1.15.3 Dasar Pengenaan, Tarif, Besaran dan Masa Pajak Parkir
Tarif pajak parkir ditetapkan sebesar 25% (dua puluh lima persen).
Besaran pokok pajak parkir yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif
25% dengan dasar pengenaan pajak sebagaimana dimaksud diatas. Pajak parkir
parkir di luar badan jalan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha
2.1.16 Efektivitas
“Efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah
tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah
barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya”.
keterkaitan erat antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang sesungguhnya
48
Menteri Perdagangan Dalam Negeri No.690.900.327 Tahun 1994 tentang
pedoman penilaian dan kinerja keuangan yang disusun dalam tabel 2.1 dibawah
ini :
Tabel 2.1
Rasio Efektivitas
Rasio Efektivitas Kriteria
(100%)
2.1.17 Kontribusi
49
Dengan kontribusi berarti individu tersebut juga berusaha
(AnneAhira:2012).
adalah segala sesuatu yang diberikan secara bersama sama dengan pihak lain
untuk tujuan biaya, atau kerugian tertentu atau bersama. Sehingga kontribusi
disini dapat diartikan sebagai sumbangan yang diberikan oleh Pendapatan Asli
menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia diartikan: “Sebagai uang iuran pada
perkumpulan,sumbangan”.
sumbangsih yang diberikan oleh suatu sistem pajak maupun retribusi yang
berkelanjutan.
2.2Penelitian Terdahulu
50
mengembangkan penelitian ini. Penelitian-penelitian yang dimaksud adalah
sebagai berikut.
Putu Intan Yuliartini dan Ni Luh Supadmi (2015), penelitian ini bejudul
efektivitas pemungutan pajak hotel dan restoran pada pemerintah daerah kota
pemungutan pajak hotel dan restoran dan kontribusinya pada PAD Kota
kategori sangat efektif dan rata-rata kontribusi pemungutan pajak hotel dan
restoran pada PAD kota Denpasar pada tahun 2009-2013 sebesar 32,27 persen
Garry A.G. Dotulong, David P.E. Saerang dan Agus T. Poputra (2014),
penelitian ini berjudul analisis potensi penerimaan dan efektivitas pajak restoran
Minahasa Utara selama tahun 2010 hingga tahun 2012.Untuk mengetahui potensi
melihat bagaimana kinerja dari penerimaan Pajak Restoran. Model analisis yang
51
jumlah wajib pajak restoran perhitungan efektivitas pajak restoran yang
terhadap pendapatan asli daerah (PAD). Data yang telah diolah kemudian
PAD adalah kurang baik. Disisi lain efektivitas dan kontribusi pajak kendaraan
bermotor terhadap PAD menunjukan tren yang menurun. Hal ini menunjukan
bahwa Dinas Pendapatan dan pengelolaan aset daerah provinsi Maluku Utara
sudah baik dalam mengelola penerimaan pajak kendaraan bermotor namun belum
52
Pendapatan Daerah Kabupaten Kediri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui laju pertumbuhan dan efektivitas pajak reklame & PAD serta
kontribusi pajak reklame terhadap pajak daerah & kontribusi pajak reklame
penelitian ini adalah metode deskriptif sedangkan data yang digunakan berupa
data kuantitatif yaitu berasal dari Laporan Target dan Realisasi Penerimaan
Hasil dari penelitian ini yaitu pajak reklame di Kabupaten Kediri memiliki potensi
yang cukup besar dibandingkan jenis pajak daerah lainnya. Rata-rata efektivitas
penerimaan pajak reklame sebesar 111,02% dan rata-rata efektivitas PAD periode
daerah pada periode 2008-2012 yaitu sebesar 3,12% dan kontribusi pajak reklame
reklame, dan pajak penerangan jalan pada pendapatan asli daerah kabupaten
Minahasa Utara”. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu
menganalisis data realisasi pajak restoran, pajak reklame, dan pajak penerangan
jalan dari tahun 2010-2014. Hasil penelitian secara keseluruhan tingkat efektivitas
penerimaan pajak restoran, pajak reklame, dan pajak penerangan jalan pada tahun
2010-2014 sangat efektif. Penerimaan pajak restoran, pajak reklame, dan pajak
terhadap PAD.
53
Tabel 2.2
Penelitian terdahulu
Peneliti Judul Metodologi Hasil penelitian
penelitian penelitian
PutuIntan Efektivitas Teknik analisis data rata-rata efektivitas
Yuliartini dan pemungutan dalam penelitian ini pemungutan pajak hotel
Ni Luh pajak hotel adalah analisis dan restoran di Kota
Supadmi dan restoran kuantitatif Denpasar tahun 2009-
(2015) pada sedangkan Metode 2013 sebesar 113,54
pemerintah pengumpulan data persen dengan kategori
daerah kota dalam penelitian ini sangat efektif dan rata-
Denpasar adalah Observasi rata kontribusi
nonpartisipan pemungutan pajak hotel
dan restoran pada PAD
kota Denpasar pada
tahun 2009-2013 sebesar
32,27 persen dengan
kategori cukup baik
Garry A.G. Analisis jenis penelitian potensi Pajak Restoran
Dotulong, potensi dalam penelitian ini di
David P.E. penerimaan adalah Kabupaten Minahasa
Saerang dan dan efektivitas deskriptif.Penelitian Utara belum tercapai
Agus T. pajak restoran yang dilakukan secara optimal. Potensi
Poputra di kabupaten untuk mengetahui Rumah Makan memiliki
(2014) Minahasa nilai variabel potensi
Utara. mandiri, baik satu penerimaan Pajak
variabel atau lebih Restoran paling besar.
(independen) tanpa Efektivitas Pajak
membuat Restoran menunjukkan
perbandingan atau bahwa pemungutan
menghubungkan dan pengelolaan Pajak
dengan variabel Restoran belum efektif.
lain.
Pendekatan
penelitian yang
digunakan adalah
penelitian
kuantitatif,penelitian
dengan memperoleh
data yang berbentuk
angka atau data
kualitatif yang
diangkakan.
54
Peneliti Judul Metodologi Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian
Hasannudin analisis Metode Analisis
Hasil penelitian
(2015) efektivitas dan data yang digunakan
menunjukan bahwa
kontribusi dalam penelitian ini
penerimaan pajak
pajak adalah kendaraan bermotor
kendaraan menggunakan diprovinsi maluku utara
bermotor metode efektif. Sementara
terhadap analisisdeskriptif
kontribusi pajak
penerimaan kualitatif. kendaraan
pendapatan bermotorterhadap
asli daerah di penerimaan PAD adalah
provinsi kurang baik. Disisi lain
Maluku Utara. efektivitas dan
kontribusi pajak
kendaraanbermotor
terhadap PAD
menunjukan tren yang
menurun. Hal ini
menunjukan bahwa
dinas Pendapatan dan
pengelolaan aset daerah
provinsi maluku utara
sudah baik dalam
mengelola penerimaan
pajak kendaraan
bermotor namun belum
serius dalam
mengoptimalkan potensi
penerimaan pajaknya.
Nio anggun Analisis Metode penelitian Tingkat efektivitas
sripradita, efektivitas yang digunakan penerimaan pajak
Topowijono penerimaan dalam penelitian ini reklame 5 tahun periode
dan Achmad pajak reklame adalah metode 2008-2012 adalah
husaini (2014) dalam upaya deskriptif sedangkan 120,14%, 116,88%,
peningkatan data yang digunakan 104,84%, 120,15%dan
pendapatan berupa data 100,39%. Rata-rata
asli daerah. kuantitatif yaitu efektivitas penerimaan
berasal dari Laporan pajak reklame periode
Target dan Realisasi 2008-2012. Hal ini
Penerimaan membuktikan bahwa
Pendapatan Daerah pemerintah Kabupaten
tahun Anggaran Kediri telah melakukan
2008-2012 pada pemungutan pajak
Dinas Pendapatan reklame dengan efektif.
Daerah.
55
Peneliti Judul Metodologi Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian
Alfan A. Analisis Metode analisis Tingkat efektivitas
Lamia, David efektifitas dan yang digunakan penerimaan pajak
P.E. Saerang, kontribusi adalah metode restoran,pajak
Heince R.N pemungutan deskriptif yaitu reklamedan pajak
Wokas pajak restoran, menganalisis data penerangan jalan pada
pajak reklame, realisasi pajak tahun 2010-2014
dan pajak restoran, pajak sangatefektif.Penerimaan
penerangan reklame, dan pajak pajak restoran,pajak
jalan pada penerangan jalan reklamedan pajak
PAD dari tahun 2010- penerangan jalantahun
kabupaten 2014. 2010-2014 memberikan
Minahasa kontribusi yang baik
Utara terhadap PAD
Gambar 2.1
Efektivitas
56
Keterangan:
pada penerimaan Pendapatan Asli Daerah yang pada akhirnya digunakan untuk
memenuhi kebutuhan belanja daerah beberapa diantaranya dari pajak hotel, pajak
restoran, pajak reklame dan pajak parkir. Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah
kota Tangerang menghitung target dan realisasi pajak hotel, pajak restoran, pajak
reklame dan pajak parkir. Apabila target pajak hotel, pajak restoran, pajak
reklame dan pajak parkir dapat direalisasikan dengan jumlah nominal hampir
sama dengan realisasi pendapatan hotel, pajak restoran, pajak reklame dan pajak
parkir maka pajak hotel, pajak restoran, pajak reklame dan pajak parkir tersebut
dan pajak parkir maka dihasilkan pendapatan pajak hotel, pajak restoran, pajak
kontribusi yang tinggi terhadap pajak daerah. Sehingga pendapatan asli daerah
57
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
adalah metode analisis dengan melakukan perhitungan terhadap data data yang
dapat dari data kuantitatif yang berkaitan dengan penerimaan pajak hotel, pajak
restoran, pajak reklame dan pajak parkir di kota Tangerang. Selanjutnya dari hasil
58 58
Sedangkan objek analisis dalam penelitian ini adalah penerimaan,
efektivitas dan kontribusi pajak hotel, pajak restoran, pajak reklame dan pajak
parkir pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) di kota Tangerang, provinsi Banten
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa
daftar rincian penerimaan pajak hotel, pajak restoran, pajak reklame dan pajak
parkir dan penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) kota Tangerang dari tahun
2010-2014. Di sisi lain, data kualitatif berupa profil daerah, visi dan misi, undang-
Sumber data yang diperoleh untuk menjadi bahan analisis adalah data
Tangerang.
tertentu (Arif Suciadi:2014). Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang
a) Dokumentasi
ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-
dengan penelitian.
59
Dokumentasi dilakukan dengan mengadakan penelaahan dan pencatatan
pajak restoran, pajak reklame dan pajak parkir dan Pendapatan Asli Daerah tahun
2010-2014.
b) Studi Pustaka
Data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari data yang dipublikasikan
(Alfan:2015).
1. Analisis Efektivitas
merupakan hubungan antara keluaran dengan tujuan atau sasaran yang harus
60
dicapai. Untuk menganalisis tingkat efektivitas dari pajak hotel, pajak restoran,
semakin besar dapat dikatakan bahwa pemungutan pajak hotel, pajak restoran,
pajak reklame dan pajak parkir semakin efektif, demikian pula sebaliknya
61
Tabel 3.1
Kriteria Efektivitas
Persentase Efektivitas Keterangan
90–100% Efektif
lebih dari 100% berarti sangat efektif dan apabila persentase kurang dari 60%
2. Analisis Kontribusi
Analisis kontribusi pajak hotel, pajak restoran, pajak reklame dan pajak
parkir adalah suatu analisis yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar
kontribusi yang dapat disumbangkan dari penerimaan pajak hotel, pajak restoran,
pajak reklame dan pajak parkir pada PendapatanAsli Daerah. Rumus yang
Realisasi PAD
62
Analisis kontribusi pajak restoran = Realisasi pajak restoran X 100%
Realisasi PAD
Realisasi PAD
Realisasi PAD
pajak hotel, pajak restoran, pajak reklame dan pajak parkir terhadap penerimaan
menunjukkan angka >50 persen. Kriteria kontribusi di sajikan pada tabel dibawah
ini:
Tabel 3.2
Kriteria Kontribusi
40,10-50,00 Baik
20,10-30,00 Sedang
63
BAB IV
Kabupaten Tangerang. Daerah ini berfungsi sebagai salah satu daerah penyangga
Ibukota Negara DKI Jakarta dan memiliki letak yang strategis karena berada di
antara DKI Jakarta, Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang. Kondisi
dalam Perpres No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jakarta,
daerahnya yaitu “Bhakti Karya Adhi Kertaraharja” yang memiliki arti sebagai
dan kemakmuran serta kesejahteraan wilayah. Kota Tangerang berada pada posisi
dengan pesat. Pada satu sisi, menjadi daerah limpahan dari berbagai kegiatan
64 64
Pesatnya perkembangan kota Tangerang, didukung pula dari tersedianya
Hatta hal ini merupakan melambangkan semangat pacu dalam mencapai cita-cita
Pembangunan yang luhur sebagai daerah penyangga Ibu Kota Negara Republik
65
Penjelasan dari Visi Kota Tangerang adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1
Penjelasan Visi Kota Tangerang
66
mencerminkan kehidupan
masyarakat KotaTangerang
yang meskipun berbeda
latar belakang etnis dan
budaya, namun memiliki
semangat kebersamaan dan
nasionalisme berbasis
kedaerahan, tenggang rasa
dan tanggung jawab, sikap
toleransi yang universal,
dalammembangun Kota
Tangerang.
67
masyarakat yang religius,
demokratis, mandiri,
berkualitas sehat jasmani
dan rohani, serta tercukupi
kebutuhan material
spiritual, sehingga mampu
mewujudkan sebuah
masyarakat madani
madaniyyah dan hidup
menuju negeri yang adil,
makmur, dan diberkati
(baldatun toyibatun
warabunghafur).
dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Rumusan misi yang baik membantu lebih
jelas penggambaran visi yang ingin dicapai dan menguraikan upaya-upaya apa
yang ada dalam pembangunan daerah. Misi disusun untuk memperjelas jalan atau
professional.
68
3. Mengembangkan kualitas pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial
berkualitas.
Tabel 4.2
Penjelasan Misi Kota Tangerang
69
memberdayakan
usaha mikro, kecil, menengah,
dan koperasisehingga mampu
bersaing, serta
memperluaskesempatankerja,
mengurangi pengangguran, dan
mengentaskankemiskinan.
Mengembangkan Pengembangan kualitas
kualitaspendidikan, pendidikan dan kesehatan
kesehatan, ditujukanuntuk meningkatkan
dankesejahteraan sosial masyarakat yang berdaya saing,
demi terwujudnya kualitaskehidupan masyarakat
masyarakatyang kota Tangerang, yang ditunjang
berdaya saing di dengan upaya peningkatan
eraglobalisasi kesejahteraan sosial masyarakat.
Demi terwujudnya masyarakat
yang berdaya saing di era
globalisasi. Hal ini dilakukan
melalui peningkatan kualitas
pelayanan sumberdaya manusia,
kualitas dan kuantitassarana dan
prasarana pelayanan, serta
faktor pendukunglainnya.
Meningkatkan Penyediaan dan peningkatan
pembangunan pembangunan sarana
sarana perkotaan yang perkotaan yang memadai dan
memadai dan berkualitas. mutlak
berkualitas diperlukansekaligus dapat untuk
menjamin pemenuhan
kebutuhanpelayanan dasar
masyarakat dalam rangka
mendukungberlangsungnya
kegiatan ekonomi dan investasi
secaraproduktif. Sarana
perkotaan merupakan faktor
penunjangbagi kegiatan
ekonomi kota Tangerang.
Mewujudkan Peningkatan kualitas dan daya
pembangunan yang dukung lingkungan untuk
berkelanjutan dan mendukung dalam rangka
berwawasan melaksanakan merupakan salah
lingkungan yang satu pilar pembangunan
bersih, sehat, dan berkelanjutan.Pembangunan
nyaman yangberkelanjutan dan
berwawasan lingkungan yang
bersih,sehat, dan nyaman, serta
70
seimbang antara
dapatmenciptakan kondisi
kemajuan yang seimbang antara
peningkatan aspek sosial dan
ekonomi dengan kelestarian
lingkungan hidup.
Hatta seluas ±19,69 km2), yang secara administratif terdiri dari 13 Kecamatan dan
104 Kelurahan dengan 970 Rukun Warga (RW) dan 4.820 Rukun Tetangga (RT).
Kota Tangerang berjarak ±60 km dari Ibukota Provinsi Banten dan berjarak ±27
DKI Jakarta;
71
Diantara ke-13 kecamatan, kecamatan Larangan merupakan kecamatan
sekitar 1 km. Untuk lebih jelasnya, gambaran kondisi geografis kota Tangerang
Gambar 4.1
Peta Administrasi Wilayah Kota Tangerang
72
Letak geografis yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta membuat
tata ruang beberapa kawasan yang memiliki keterkaitan erat dalam konteks
pengembangan wilayah.
bagi masuknya pergerakan orang, barang dan jasa, sehingga menjadi daya tarik
73
Kebijakan ekonomi daerah merupakan suatu hal yang kompleks, karena
menuntut daerah untuk lebih serius dan seksama memperhatikan seluruh faktor,
dan perubahan faktor, variabel, dan indikator ekonomi dalam wilayah cakupan
yang lebih luas seperti ekonomi Regional atau Nasional.Sementara itu, kondisi
variabel, dan indikator ekonomi yang berada di dalam daerah tersebut akibat
pembangunan.
74
4.2 Gambaran Umum Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Tangerang
tugas, maka pada tanggal 1 februari 1993 merupakan awal diresmikan dan
Pada awal tahun 2000 Dinas Pendapatan berubah nama menjadi Badan
75
anggaran, perbendaharaan, pengembangan pendapatan daerah, verifikasi,
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.Lalu pada awal Tahun 2005 Badan Pengelola
Tahun 2005.
berdasarkanasas otonomi dan tugas pembantuan dan pada awal Tahun 2012 Dinas
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah berubah nama kembali menjadi Dinas
76
4.2.2 Visi dan Misi DPKD
gunauntuk mencapai cita dan citra yang diinginkan oleh pemerintah ini :
daerah.
daerah.
77
4.2.4 Peran/Fungsi DPKD
sebagaiberikut :
daerah.
KotaTangerang.
1. Kepala DPKD
2. Sekretariat DPKD
78
3. Bidang Aset
b. Seksi Akuntansi
c. Seksi Evaluasi
5. Bidang Anggaran
79
b. Seksi Penetapan PBB dan BPHTB
Tabel 4.3
Perhitungan Efektivitas Pemungutan Pajak Hotel Tahun 2010-2014
Pajak Hotel (Rp) Rasio Kriteria
Tahun Realisasi Target Efektivitas (Kepmendagri
(%) No.690.900.327)
2010 14.930.644.869,00 14.074.136.024,86 106,09 Sangat Efektif
2011 20.025.182.710,00 18.089.481.839,93 110,71 Sangat Efektif
2012 21.346.753.972,00 18.250.000.000,00 116,97 Sangat Efektif
2013 26.686.049.136,00 22.000.000.000,00 121,30 Sangat Efektif
2014 32.340.168.439,00 27.000.000.000,00 119,78 Sangat Efektif
Rata-rata 114,97 Sangat Efektif
efektif karena menunjukkan nilai rasio diatas 100%. Pada tahun 2011 tingkat
80
efektivitas sebesar 110,71% dengan kriteria sangat efektif, tahun 2012 sebesar
116,97%, tahun 2013 sebesar 121,30% dan di tahun 2014 sebesar 119,78%
Tabel 4.4
Perhitungan Efektivitas Pemungutan Pajak Restoran Tahun 2010-2014
Tahun Pajak Restoran (Rp) Rasio Kriteria
Realisasi Target Efektivitas (Kepmendagri
(%) No.690.900.327)
2010 46.755.157.759,00 33.072.368.258,35 141,37 Sangat Efektif
2011 89.889.646.197,00 77.886.022.553,10 115,41 Sangat Efektif
2012 115.052.364.139,00 92.000.000.000,00 125,06 Sangat Efektif
2013 147.775.671.873,00 120.000.000.000,00 123,15 Sangat Efektif
2014 182.113.973.033,00 155.000.000.000,00 117,49 Sangat Efektif
Rata-rata 124,50 Sangat Efektif
Dari tabel diatas diketahui bahwa realisasi penerimaan dan target pajak
tahunnya. Namun jika dilihat dari sisi rasio efektivitas nya pada tahun 2011
tahun 2012 tingkat efektivitas sebesar 125,06%, tahun 2013 kembali menurun
menjadi 123,15% dan pada tahun 2014 terjadi penurunan lagi sebesar 5,65%
tahunnya namun tingkat efek tivitas pajak restoran kota Tangerang tahun 2010-
2014 masih masuk dalam kategori sangat efektif karena berkisar diatas 100%.
81
4.3.3 Analisis Tingkat Efektivitas Pemungutan Pajak Reklame
Tangerang dengan target yang telah ditentukan oleh Dinas Pengelolaan Keuangan
kota Tangerang pada setiap tahunnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel
dibawah ini.
Tabel 4.5
Perhitungan Efektivitas Pemungutan Pajak Reklame Tahun 2010-2014
Pajak Reklame (Rp) Rasio Kriteria
Tahun Realisasi Target Efektivitas (Kepmendagri
(%) No.690.900.327)
2010 16.240.810.965,00 16.461.895.062,07 98,66 Efektif
2011 15.412.753.562,00 12.442.622.724,90 123,87 Sangat Efektif
2012 18.048.241.458,00 15.750.000.000,00 114,59 Sangat Efektif
2013 25.545.314.037,00 18.700.000.000,00 136,61 Sangat Efektif
2014 26.573.509.792,00 24.000.000.000,00 110,72 Sangat Efektif
Rata-rata 116,89 Sangat Efektif
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat rasio efektivitas pajak reklame tahun
rasio sebesar 98,66%. Pada tahun 2011 meningkat hingga mencapai 123,87%
dengan kriteria sangat efektif. Pada tahun 2012 sebesar 114,59%, tahun 2013
meningkat kembali menjadi 136,61% dan di tahun 2014 tidak sebesar pada tahun
2013 yaitu hanya sebesar 110,72% namun masih masuk ke dalam kriteria sangat
82
dengan target yang telah ditentukan oleh Dinas Pengelolaan Keuangan kota
Tabel 4.6
Perhitungan Efektivitas Pemungutan Pajak Parkir Tahun 2010-2014
Pajak Parkir (Rp) Rasio Kriteria
Tahun Realisasi Target Efektivitas (Kepmendagri
(%) No.690.900.327)
2010 14.424.003.535,00 13.457.326.194,94 107,18 Sangat Efektif
2011 20.040.174.613,00 17.500.754.920,05 114,51 Sangat Efektif
2012 22.369.399.860,00 19.000.000.000,00 117,73 Sangat Efektif
2013 36.824.319.820,00 24.000.000.000,00 153,43 Sangat Efektif
2014 47.411.390.011,00 35.500.000.000,00 133,55 Sangat Efektif
Rata-rata 125,28 Sangat Efektif
baik. Tahun 2010 rasio efektivitas menunjukkan angka 107,18% dengan kriteria
sangat efektif. Di tahun 2011 sampai dengan 2013 selalu mengalami peningkatan,
tahun 2011 sebesar 114,51%, tahun 2012 117,73% dan tahun 2013 153,43%.Di
tahun 2014 mengalami penurunan dari tahun 2013 sebesar 19,88% menjadi
pemungutan pajak parkir di tahun 2014 termasuk kriteria sangat efektif karena
hotel dengan realisasi Pendapatan Asli Daerah pada tahun tertentu. Perhitungan
83
kontribusi pajak hotel terhadap PAD kota Tangerang tahun 2010-2014 dapat
Tabel 4.7
Kontribusi Pajak Hotel pada PAD Kota Tangerang Tahun 2010-2014
Tahun Realisasi Pajak Realisasi PAD (Rp) Presentas Kriteria
Hotel (Rp) e Kontribusi
Kontribus (Tim
i (%) LitbangDepdagri
)
Tabel diatas menunjukkan bahwa pada tahun 2010 pajak hotel telah
memberikan kontribusi sebesar 6,47% pada PAD kota Tangerang dari total
kontribusi sebesar 4,01% dari total realisasi penerimaan PAD kota Tangerang
kota Tangerang menurun dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 3,38% dari
kontribusi sebesar 3,27% dan di tahun 2014 turun kembali menjadi 2,57% dari
84
Tabel 4.7
Kontribusi Pajak Restoran pada PAD Kota Tangerang Tahun 2010-2014
Tahun Realisasi Pajak Realisasi PAD (Rp) Presentase Kriteria
Restoran (Rp) Kontribusi Kontribusi
(%) (Tim
LitbangDepdagri)
2010 46.755.157.759,00 230.634.138.044,00 20,27 Kurang baik
2011 89.889.646.197,00 499.600.758.688,00 17,99 Sangat Kurang
2012 115.052.364.139,00 631.519.353.723,00 18,22 Sangat Kurang
2013 147.775.671.873,00 815.733.580.156,00 18,12 Sangat Kurang
2014 182.113.973.033,00 1.258.788.809.993,00 14,47 Sangat Kurang
Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat kontribusi pajak restoran pada PAD
kota Tangerang tahun 2010-2014. Kontribusi tahun 2010 sebesar 20,27% dari
2013 memberikan kontribusi sebesar 18,12% dari total penerimaan PAD sebesar
Tabel 4.8
Kontribusi Pajak Reklame padaPAD Kota Tangerang Tahun 2010-2014
Tahun Realisasi Pajak Realisasi PAD (Rp) Presentase Kriteria
Reklame (Rp) Kontribusi Kontribusi
(%) (Tim
LitbangDepdagri)
2010 16.240.810.965,00 230.634.138.044,00 7,04 Sangat Kurang
2011 15.412.753.562,00 499.600.758.688,00 3,09 Sangat Kurang
2012 18.048.241.458,00 631.519.353.723,00 2,86 Sangat Kurang
2013 25.545.314.037,00 815.733.580.156,00 3,13 Sangat Kurang
2014 26.573.509.792,00 1.258.788.809.993,00 2,11 Sangat Kurang
85
Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat kontribusi pajak reklame pada PAD
kota Tangerang tahun 2010-2014. Kontribusi tahun 2010 sebesar 7,04% dari
Tabel 4.9
Kontribusi Pajak Parkir pada PAD Kota Tangerang Tahun 2010-2014
Tahun Realisasi Pajak Realisasi PAD (Rp) Presentase Kriteria
Parkir (Rp) Kontribusi Kontribusi
(%) (Tim
LitbangDepdagri
)
2010 14.424.003.535,00 230.634.138.044,00 6,25 Sangat Kurang
2011 20.040.174.613,00 499.600.758.688,00 4,01 Sangat Kurang
2012 22.369.399.860,00 631.519.353.723,00 3,54 Sangat Kurang
2013 36.824.319.820,00 815.733.580.156,00 4,51 Sangat Kurang
2014 47.411.390.011,00 1.258.788.809.993,00 3,77 Sangat Kurang
Dari tabel 4.9 dapat dilihat kontribusi pajak parkir pada PAD kota
86
memberikan kontribusi sebesar 4,01% dari total penerimaan PAD sebesar
4.3.9 Kontribusi Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Reklame dan Pajak
Kontribusi pajak hotel, pajak restoran, pajak reklame dan pajak parkir pada
tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 terbilang sangat kurang, rata-rata
kontribusi pajak hotel selama tahun 2010-2014 sebesar 3,94%, pajak restoran
sebesar 3,57%, pajak reklame sebesar 3,65%, dan pajak parkir sebesar 4,42%.
pertambahan jenis pajak daerah yang diantaranya yaitu PBB-P2 (Pajak Bumi
Bangunan Pedesaan Perkotaan) dan BPHTB (Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan). Pemungutan BPHTB yang dilaksanakan pada awal tahun 2011 dan
Pajak Bumi dan Bangunan pada tahun 2014 memberikan dampak besar terhadap
memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap PAD, selain itu realisasi dari
Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan dari tahun ke tahun terus
87
mengalami peningkatan, berdasarkan perhitungan menggunakan analisis
kontribusi yaitu realisasi BPHTB dibandingkan dengan realisasi PAD pada tahun
499.600.758.688,00
kontribusi Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan mencapai 35,33%. Hal
ini berimbas pada proporsi kontribusi pos-pos pajak daerah lainnya seperti pajak
hotel, pajak restoran, pajak reklame dan pajak parkir pada tahun tersebut menjadi
Pada tahun 2014 dimana mulai dipungutnya Pajak Bumi dan Bangunan di
kota Tangerang kontribusi dari pajak hotel, pajak restoran, pajak reklame dan
cukup besar pada PAD yaitu sebesar 20,39% yang dihitung dengan rumus analisis
Realisasi PAD
= 256.604.353.010,00 X 100%
1.258.788.809.993,00
88
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
efektivitas pemungutan pajak hotel, pajak restoran, pajak reklame dan pajak parkir
di kota Tangerang selama kurun waktu dari tahun 2010-2014. Kedua, untuk
mengetahui kontribusi yang diberikan oleh pajak hotel, pajak restoran, pajak
reklame dan pajak parkir pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) kota Tangerang
dan pajak parkir kota Tangerang periode tahun 2010-2014 secara rata-rata
125,28%. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan yang dilakukan
tahun tertentu dengan target penerimaan pajak pada tahun tertentu. Nilai
sangat baik karena perolehan pajak hotel, pajak restoran, pajak reklame,
dan pajak parkir sudah melebihi dari target yang ditetapkan. Peningkatan
realisasi pajak hotel, pajak restoran, pajak reklame, dan pajak parkir perlu
dalam pemungutannya.
89 89
2. Kontribusi penerimaan pajak hotel, pajak restoran, pajak reklame dan
pajak parkir pada Pendapatan Asli Daerah kota Tangerang sangat kurang.
Rata-rata dalam kurun waktu 2010-2014 pajak hotel, pajak restoran, pajak
penerimaan pajak daerah lain yang cukup signifikan mulai tahun 2011
restoran, pajak reklame dan pajak parkir tersebut. Pendapatan Asli Daerah
yang meningkat berasal dari Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
5.2 Implikasi
Mengacu pada hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini, maka
1. Kinerja pegawai dalam pemungutan Pajak Daerah dapat ditingkatkan lagi untuk
terhadap potensi pajak daerah agar dapat tercapai realisasi yang lebih optimal dan
juga memberikan kontribusi pada PAD yang lebih besar selain itu juga agar tidak
ada objek pajak daerah yang tidak terdata oleh pemerintah daerah dan tarif pajak
90
5.3 Saran
pertimbangan agar tingkat efektivitas dan kontribusi pajak hotel, pajak restoran,
pajak reklame dan pajak parkir pada PAD dapat lebih optimal maka diperlukan
(1) Perolehan pendapatan daerah khususnya pajak hotel, pajak restoran, pajak
reklame dan pajak parkir secara nominal memang sudah sangat baik terbukti dari
realisasi penerimaannya sudah melebihi target yang sudah ditetapkan. Akan tetapi
kontribusi yang diberikan terhadap PAD masih sangat kurang. Untuk itu
restoran, pajak reklame dan pajak parkir dapat lebih dioptimalkan lagi dan
misalnya dengan:
tentang pajak hotel, pajak restoran, pajak reklame dan pajak parkir.
b. Melakukan analisis potensi secara terinci untuk pajak hotel, pajak restoran,
pajak reklame dan pajak parkir yang dapat memberikan gambaran pada
91
c. Meningkatkan kinerja pelayanan petugas pada saat menerima pajak hotel
pajak restoran, pajak reklame dan pajak parkir, hal tersebut untuk
pajak karena pelayanan yang kurang baik dari petugas pajak yang dapat
(3) Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lebih teliti,
spesifik, dan akurat baik dari data yang diperoleh maupun dari variabel yang akan
diteliti.
92
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 7 tahun 2010 tentang Pajak Daerah
93 93
Putera, Roni Ekha.“Optimalisasi Pajak Hotel dan Restoran Dalam Rangka
Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Bukittinggi”Jurnal
spirit publik volume 5, 2009
94
Yasa, I Made Sedana, I Ketut Suwintana. “Peranan Pajak Hotel dan Restoran
Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota Denpasar”Jurnal
bisnis dan kewirausahaan vol.5,2009
95
LAMPIRAN-LAMPIRAN
96
97
98
99
100
101
102