Professional Documents
Culture Documents
HUMANIKA Vol. 19 No. 1 (2014) ISSN 1412-9418: Penataan Drainase Perkotaan Berbasis Budaya Titiek Suliyati
HUMANIKA Vol. 19 No. 1 (2014) ISSN 1412-9418: Penataan Drainase Perkotaan Berbasis Budaya Titiek Suliyati
Titiek Suliyati
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro
Jl. Prof. H. Soedarto, SH Tembalang Semarang 50275
Email: titiek.suliyati@yahoo.com
Abstract
I. PENDAHULUAN
Banjir yang terjadi di beberapa alam yang parah, kota Semarang
wilayah Indonesia pada umumnya merupakan salah satu kota yang
merupakan gabungan dari kondisi alam sepanjang tahun mengalami banjir
dan perbuatan manusia. Seperti halnya yang kondisinya cenderung semakin
kota-kota lain di Indonesia yang parah. Selama sepuluh tahun terakhir
mengalami perubahan dan kerusakan 10 kecamatan dari 16 kecamatan yang
59
HUMANIKA Vol. 19 No. 1 (2014) ISSN 1412-9418
Penataan Drainase Perkotaan Berbasis Budaya
Titiek Suliyati
60
HUMANIKA Vol. 19 No. 1 (2014) ISSN 1412-9418
Penataan Drainase Perkotaan Berbasis Budaya
Titiek Suliyati
daerah potensi banjir, karena ada kiriman, banjir lokal, dan banjir rob.
wilayah yang terletak di daerah yang Banjir kiriman yang terjadi secara
tinggi dan wilayah yang terletak di periodik setiap tahun melanda daerah
daerah dataran rendah, menyebabkan sekitar pertemuan Kali Kreo, Kali
banjir kiriman yang berasal dari Kripik, dan Kali Garang sampai di
wilayah selatan Kota Semarang dan Kampung Bendungan. Banjir kiriman
kabupaten Semarang. Selain itu ini terjadi karena :
banyak sungai yang berhulu di daerah a. Peningkatan debit air sungai yang
Kabupaten Semarang melewati Kota mengalir dari DAS Garang, DAS
Semarang. Faktor kedua adalah Kreo, dan DAS Kripik yang
perubahan pemanfaatan lahan dari disebabkan oleh intensitas hujan
hutan karet menjadi perumahan di yang besar, atau intensitas hujan
wilayah kecamatan Mijen yang sama namun jatuh pada
memperbesar kerusakan di daerah wilayah yang telah berubah atau
tersebut. Akibatnya jumlah air hujan telah mengalami konversi
yang mengalir ke wilayah Ngaliyan penggunaan lahan.
menjadi bertambah dan membuat b. Berkurangnya daya tampung
daerah tersebut terkena musibah banjir, saluran atau sungai, sehingga air
padahal sebelumnya di daerah tersebut meluap menggenangi daerah di
belum pernah terkena banjir. Selain sekitarnya.
penggundulan hutan, perubahan fungsi c. Banjir kiriman semakin besar
lahan yang terjadi di wilayah volumenya oleh kiriman air dari
Kabupaten Semarang dari area daerah atas sebagai akibat
pertanian menjadi areal perumahan bertambah luasnya daerah
baru. Faktor ketiga, adanya terbangun yang mengurangi luasan
pengeprasan bukit di beberapa tempat daerah resapan
mengakibatkan perubahan pola aliran
air, erosi, dan mempertinggi kecepatan Banjir lokal yang lebih bersifat
air, sehingga membebani pengairan. setempat, terjadi disebabkan oleh
Faktor keempat, pembangunan rumah intensitas hujan yang tinggi, sarana
liar di atas bantaran sungai, pembuatan drainase yang tidak memadai dan
tambak yang mempersempit sungai penggunaan saluran untuk berbagai
dan penutupan saluran di daerah hilir. tujuan (multipurpose) baik untuk
Faktor kelima adalah permasalahan penyaluran air hujan, limbah, dan
non-teknis yaitu perilaku masyarakat sampah rumah tangga. Kondisi banjir
kota Semarang yang buruk. Perilaku lokal semakin buruk dengan
masyarakat yang tidak peduli terhadap pembangunan fasilitas umum yang
pemeliharaan lingkungan seperti tidak terkoordinasi seperti penanaman
membuang sampah di saluran air dan pipa air minum oleh PDAM, kabel
di sembarang tempat serta menutup telpon oleh TELKOM dan kabel listrik
saluran drainase untuk oleh PLN.
bangunan/warung menjadi hal yang Banjir rob yang melanda daerah-
biasa. daerah di pinggiran laut atau pantai
Menurut Yusuf (2005), Banjir disebabkan oleh permukaan tanah yang
di kota Semarang dapat lebih rendah daripada permukaan air
dikelompokkan sebagai banjir laut dan bertambah tingginya pasang
61
HUMANIKA Vol. 19 No. 1 (2014) ISSN 1412-9418
Penataan Drainase Perkotaan Berbasis Budaya
Titiek Suliyati
62
HUMANIKA Vol. 19 No. 1 (2014) ISSN 1412-9418
Penataan Drainase Perkotaan Berbasis Budaya
Titiek Suliyati
sungai, kapasitas sungai, kapasitas di Kali Asin, Kali Baru, dan Kali
drainase yang tidak memadai, Banger, pembuatan PERDA
pengaruh air pasang, penurunan tanah pengembangan wilayah pantai
dan rob, drainase lahan, bendung dan (termasuk reklamasi) dan izin
bangunan air, serta kerusakan bangunan yang dikaitkan dengan IMB,
bangunan pengendali banjir. serta penertiban dan memperketat
Perubahan tata guna lahan merupakan perizinan pengeboran air bawah tanah.
penyebab utama banjir dibandingkan Menurut Kodoatie dan Sjarief (2005)
dengan penyebab yang lainnya. beberapa metode pengendalian banjir
Solusi banjir di Kota Semarang antara lain:
menurut Yusuf (2005), meliputi a. Metode Non-Struktur
langkah-langkah untuk menangani Termasuk metode ini antara lain:
banjir lokal, banjir genangan, dan pengelolaan daerah aliran sungai
banjir rob.Untuk menangani banjir (DAS), pengaturan tata guna lahan,
lokal perlu diambil langkah-langkah law enforcement, pengendalian
yaitu di Semarang Barat perlu erosi di DAS, pengaturan dan
dibangun saluran sabuk, di daerah hilir pengem-bangan daerah banjir.
perlu normalisasi Banjir kanal Barat b. Metode Struktur meliputi:
dan banjir kanal Silandak untuk 1) Bangunan Pengendali Banjir
mengembalikan kepada kapasitas Yang termasuk metode ini antara
rancangan, di daerah hulu (lahan burit) lain: bendungan (dam), kolam
perlu diatur dengan PERDA tentang retensi, pembuatan check dam
kawasan terbangun, kawasan (penangkap sedimen), bangunan
konservasi, dan pembuatan sumur pengurang kemiringan sungai,
resapan sehingga fungsi daerah atas groundsill, retarding basin, pem-
sebagai daerah resapan terjamin. buatan polder.
Untuk menangani banjir 2) Perbaikan dan Pengaturan Sistem
genangan perlu diambil langkah- Sungai. Yang termasuk metode ini
langkah yaitu saluran drainase yang antara lain: sistem jaringan sungai,
ada sebaiknya digunakan untuk pelebaran atau pengerukan sungai
mengalirkan air hujan saja (single (normalisasi), perlindungan
purpose) dan perlu dibangun saluran tanggul, tanggul banjir, sudetan (by
tersendiri untuk limbah dan keperluan pass), floodway.
lainnya, normalisasi dan pemeliharaan
saluran-saluran drainase yang ada, Dari uraian di atas hal yang
perbaikan inlet yang sesuai dengan terpenting yang menjadi penyebab
kapasitas debit yang harus dialirkan, banjir secara umum adalah tidak
penyusunan PERDA tentang bangunan berfungsinya sistim drainase secara
bawah tanah untuk infrastruktur PLN, maksimal. Drainase (drainage, Inggris)
PDAM, TELKOM, atau instansi mempunyai arti mengalirkan,
lainnya dan pengaturan luas lahan menguras, membuang, atau
terbangun, penyuluhan terhadap mengalirkan air. Secara umum
masyarakat. drainase dapat didefinisikan sebagai
Untuk menangani banjir rob suatu tindakan teknis untuk
perlu diambil langkah-langkah yaitu mengurangi kelebihan air, baik yang
pemba-ngunan drainase non-gravitasi berasal dari air hujan, rembesan,
63
HUMANIKA Vol. 19 No. 1 (2014) ISSN 1412-9418
Penataan Drainase Perkotaan Berbasis Budaya
Titiek Suliyati
64
HUMANIKA Vol. 19 No. 1 (2014) ISSN 1412-9418
Penataan Drainase Perkotaan Berbasis Budaya
Titiek Suliyati
65
HUMANIKA Vol. 19 No. 1 (2014) ISSN 1412-9418
Penataan Drainase Perkotaan Berbasis Budaya
Titiek Suliyati
66
HUMANIKA Vol. 19 No. 1 (2014) ISSN 1412-9418
Penataan Drainase Perkotaan Berbasis Budaya
Titiek Suliyati
gotong royong atau kerja bakti masal dengan masyarakat secara terpadu
yang diikuti oleh masyarakat umum harus mulai dirintis, baik aspek
secara bergiliran waktunya. Kegiatan pendanaan maupun aspek sosial.
ini dapat dikemas dalam bentuk acara Masyarakat sebagai penghuni
tradisi yang sesuai dengan budaya kota sangat besar perannya terhadap
masyarakat setempat. perusakan lingkungan maupun peme-
Untuk menumbuhkan kesadaran liharaan lingkungan. Dalam
dan partisipasi masyarakat dalam penanganan banjir partisipasi
pengelolaan drainase membutuhkan masyarakat sangat diharapkan, bukan
waktu yang lama dan sampai saat ini saja pada saat terjadinya bencana
usaha tersebut belum menampakkan banjir, tetapi yang lebih penting adalah
hasil yang memuaskan. Walaupun melakukan pen-cegahan banjir melalui
demikian, perlu upaya terus menerus pengelolaan saluran air (drainase)
untuk mendidik seluruh lapisan sampai pena-nganan dampak banjir.
masyarakat mulai dari usia dini sampai Partisipasi masyarakat dalam
usia lanjut melaui pendidikan formal pengelolaan drainase dapat dirancang
maupun non formal, agar mereka sebagai keja bakti gotong royong yang
memiliki kesadaran “arif lingkungan” sifatnya kontinyu. Selama ini di
dan “bersih lingkungan”. lingkungan masyarakat bentuk kerja
Partisipasi masyarakat perlu bakti dan gotong royong masih sering
terus digalang melalui peranserta para dilakukan secara parsial. Kerja bakti
tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh dan gotong royong dalam skala besar
agama dan para pemegang kebijakan di dan luas dapat dilakukan untuk
kota Semarang. Para tokoh ini dapat menangani drainase atau saluran-
berperan sebagai motivator, creator saluran air yang besar seperti sungai.
dan evaluator. Melalui para tokoh ini Pemerintah kota melalui bantuan
dapat diharapkan perencanaan, perangkatnya dari tingkat RT, RW,
pelaksanaan dan pengawasan Kepala Desa/lurah, camat maupun
pengelolaan dan penataan drainase walikota/bupati dapat merancang ke-
perkotaan melalui aktivitas budaya giatan kemasyarakatan bersih-bersih
dapat berhasil. sungai/saluran air secara bergiliran
antar RT/RW, desa atau kecamatan.
Kegiatan dapat dikemas dan
V. SIMPULAN disesuaikan dengan tradisi-tradisi yang
masih hidup di lingkungan masyarakat,
Masalah banjir di beberapa kota misalnya tradisi “bersih desa”, “bersih
besar termasuk kota Semarang bukan kampung” atau “bersih sumber”, dan
hanya menjadi masalah dalam skala lain sebagainya.
kota saja, tetapi telah menjadi masalah Selain itu, acara kerja bakti
nasional. Penanganan banjir dari aspek secara gotong royong juga dapat
teknis telah dilaksanakan, tetapi belum dikaitkan dengan peringatan hari-hari
membuahkan hasil. Penangan banjir besar nasional seperti peringatan hari
harus dilaksanakan secara menyeluruh kemerdekaan Republik Indonesia atau
dan terpadu, baik dari aspek teknis dan peringatan hari besar agama seperti
aspek sosial kemayarakatan. menyambut bulan suci Ramadhan atau
Kerjasama antara pemerintah kota tanggal 1 Syura. Dengan demikian,
67
HUMANIKA Vol. 19 No. 1 (2014) ISSN 1412-9418
Penataan Drainase Perkotaan Berbasis Budaya
Titiek Suliyati
68
HUMANIKA Vol. 19 No. 1 (2014) ISSN 1412-9418
Penataan Drainase Perkotaan Berbasis Budaya
Titiek Suliyati
69