Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

AL-ARD

AL-ARD: JURNAL TEKNIK LINGKUNGAN JURNAL


Vol.4 No.1 – September 2018 (31-38) TEKNIK LINGKUNGAN

www.al-ard.uinsby.ac.id

EVALUASI PENGELOLAAN SAMPAH PADA BANK SAMPAH DI


DESA/KELURAHAN LARANGAN SIDOARJO
Dyah Ratri Nurmaningsih 1, Rita Ernawati 2
1 UIN Sunan Ampel Surabaya
dyahratrin@uinsby.ac.id
2 UIN Sunan Ampel Surabaya

rita_ernawati@uinsby.ac.id

Abstract
Garbage is still seen by some people as waste that is not useful, not as a resource that can be utilized. The
approach to reduce at source and recycle resources through the implementation of 3R is a more
comprehensive waste management policy. Sidoarjo Regency as one of the buffer zones of Surabaya City on a
daily basis produces a large volume of waste. Based on data from the Department of Sanitation and
Landscaping of Sidoarjo Regency, waste management in the region has not been implemented
comprehensively. Although around 100 units of Garbage Banks have been formed on a community scale, the
operational activities of each unit have not been optimal. This study used descriptive qualitative method. Data
was obtained by direct interviews with the Village / Village residents of the Prohibition and questionnaire,
which were then analyzed. The amount of waste volume managed every month on average (Kg) shows a good
amount. Waste waste is also used to increase the income of the waste bank customers in particular. Problems
that occur both internal problems of institutions, technical problems, and problems outside the institution,
internal problems of the institution that occur quite a lot is due to lack of awareness of the community to
participate in waste management, while technical issues and problems outside the institution are not so
significant. The existence of government support is needed in the sustainability of the waste bank in the
Larangan District of Sidoarjo Regency, while the government support that has been implemented includes the
provision of composter, supporting equipment, savings books and socialization to the community.
Keywords: Garbage, waste management, waste bank

Abstrak
Sampah masih dipandang oleh sebagian masyarakat sebagai barang sisa yang tidak berguna, bukan sebagai
sumber daya yang dapat dimanfaatkan. Pendekatan reduce at source dan resource recycle melalui penerapan
3R merupakan kebijakan pengelolaan sampah yang lebih komprehensif. Kabupaten Sidoarjo sebagai salah
satu wilayah penyangga Kota Surabaya dalam setiap harinya menghasilkan volume sampah yang cukup
besar. Berdasarkan data Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Sidoarjo pengelolaan sampah di
wilayah tersebut belum dilaksanakan secara komprehensif. Meskipun telah terbentuk sekitar 100 unit Bank
Sampah dalam skala komunitas, operasional kegiatan masing-masing unit belum optimal. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data diperoleh dengan wawancara langsung dengan penduduk
Desa/Kelurahan Larangan dan kuisioner, yang kemudian dianalisa. Besaran volume sampah yang dikelola
tiap bulan rata-rata (Kg) menunjukkan jumlah yang baik. Limbah sampah juga dimanfaatkan untuk
meningkatkan pendapatan para nasabah bank sampah khususnya. Permasalahan yang terjadi baik
permasalahan internal lembaga, permasalahan teknis, dan permasalahan di luar lembaga, permasalahan
internal lembaga yang terjadi cukup banyak hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat
berpartisipasi dalam pengelolaan sampah, sedangkan permasalahan teknis dan permasalahan diluar lembaga
tidak begitu signifikan. Adanya dukungan pemerintah sangat diperlukan dalam keberlanjutan bank sampah
di Kelurahan Larangan Kabupaten Sidoarjo, adapun dukungan pemerintah yang telah dilaksanakan meliputi
pemberian komposter, peralatan penunjang, buku tabungan serta sosialisasi pada masyarakat.
Kata Kunci: Sampah, pengelolaan sampah, bank sampah

p-ISSN: 2460-8815 , e-ISSN: 2549-1652


32 Dyah Ratri Nurmaningsih dan Rita Ernawati / Al-Ard: Jurnal Teknik Lingkungan Vol.4 No.1 – September 2018

1. PENDAHULUAN kembali, dan pendauran ulang, sedangkan


Data Kementerian Lingkungan Hidup pada kegiatan penanganan sampah meliputi
tahun 2012 menunjukkan bahwa rata-rata pemilahan, pengumpulan, pengangkutan,
penduduk Indonesia menghasilkan 2 (dua) pengolahan, dan pemrosesan akhir. Pelibatan
kilogram sampah per orang per hari. Artinya organisasi persampahan, dan kelompok
sebanyak 490 ribu ton sampah dihasilkan masyarakat yang bergerak di bidang
setiap hari. Sampah tidak hanya persampahan harus dilakukan dalam rangka
mengakibatkan bau tidak sedap dan menyelenggarakan pengelolaan sampah
mengganggu pandangan, namun juga dapat secara terpadu dan komprehensif.
menimbulkan permasalahan kesehatan secara Untuk mengatur pelaksanaan pengelolaan
masif. Selain itu gas metan yang dihasilkan sampah dengan paradigma baru pemerintah
dari proses dekomposisi secara anaerob merumuskan Peraturan Pemerintah No. 81
berkontribusi pada pemanasan global melalui Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah
peningkatan suhu 1,30 C per tahun jika berada Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah
pada atmosfer selama kurun waktu 7-10 Rumah Tangga. Kebijakan tersebut
tahun. mensyaratkan praktek mengolah dan
Sampah masih dipandang oleh sebagian memanfaatkan sampah sebagai langkah nyata
besar masyarakat sebagai barang sisa yang dalam mengelola sampah, meninggalkan cara
tidak berguna, bukan sebagai sumber daya lama yang hanya membuang sampah dengan
yang dapat dimanfaatkan. Kebijakan mendidik dan membiasakan masyarakat
pengelolaan sampah yang selama lebih dari memilah, memilih, dan menghargai sampah
tiga dekade hanya bertumpu pada pendekatan sekaligus mengembangkan ekonomi
kumpul-angkut-buang (end of pipe) dengan kerakyatan melalui pengembangan Bank
mengandalkan keberadaan TPA harus Sampah.
berubah. Paradigma lama mengakibatkan Di tengah rendahnya kesadaran
timbunan sampah dengan volume yang besar masyarakat untuk malaksanakan program 3R,
di lokasi tempat pemrosesan akhir sampah bank sampah merupakan salah satu solusi.
berpotensi melepas gas metan (CH4) yang Konsep pengembangan Bank bersifat social
dapat meningkatkan emisi gas rumah kaca engineering yang mengajarkan masyarakat
dan memberikan kontribusi terhadap untuk memilah sampah serta menumbuhkan
pemanasan global. Pendekatan reduce at kesadaran masyarakat dalam pengolahan
source dan resource recycle melalui penerapan sampah secara bijak dan pada gilirannya akan
3R merupakan kebijakan pengelolaan sampah mengurangi sampah yang diangkut ke TPA.
yang lebih komprehensif. Transformasi Pengembangan bank sampah harus menjadi
pengelolaan sampah dari paradigma yang momentum awal membina kesadaran kolektif
bertumpu pada pendekatan akhir harus masyarakat untuk memulai memilah,
dilakukan dengan paradigma baru mendaur-ulang, dan memanfaatkan sampah,
pengelolaan sampah. Paradigma baru karena sampah mempunyai nilai jual yang
memandang sampah sebagai sumber daya cukup baik, sehingga pengelolaan sampah
yang mempunyai nilai ekonomi dan dapat yang berwawasan lingkungan menjadi budaya
dimanfaatkan (energi alternatif, kompos, baru Indonesia (Yayasan Unilever Indonesia,
ataupun untuk bahan baku industri). 2013).
Pengelolaan sampah perlu dilakukan dengan Bank Sampah mengemban peran penting
pendekatan komprehensif dari hulu, sejak dengan terbitnya Peraturan Pemerintah
sebelum dihasilkan suatu produk yang Nomor 81 tahun 2012 tentang Pengelolaan
berpotensi menjadi sampah, sampai ke hilir, Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis
yaitu pada fase produk sudah digunakan Sampah Rumah Tangga yang mewajibkan
sehingga menjadi sampah, yang kemudian produsen melakukan kegiatan 3R dengan cara
dikembalikan ke media lingkungan secara menghasilkan produk dengan menggunakan
aman. kemasan yang mudah diurai oleh proses alam
Menurut UU No 18 Tahun 2008, dan yang menimbulkan sampah sesedikit
pengelolaan sampah dengan paradigma baru mungkin, menggunakan bahan baku produksi
dilakukan dengan kegiatan pengurangan dan yang dapat didaur ulang dan diguna ulang
penanganan sampah. Pengurangan sampah dan/atau menarik kembali sampah dari
meliputi kegiatan pembatasan, penggunaan produk dan kemasan produk untuk didaur
p-ISSN: 2460-8815, e-ISSN: 2549-1652
Dyah Ratri Nurmaningsih dan Rita Ernawati / Al-Ard: Jurnal Teknik Lingkungan Vol.4 No.1 – September 2018 33

ulang dan diguna ulang. Bank Sampah dapat sekitar 100 unit Bank Sampah dalam skala
berperan sebagai dropping point bagi komunitas, operasional kegiatan masing-
produsen untuk produk dan kemasan produk masing unit belum optimal. Mengingat
yang masa pakainya telah usai. Berdasarkan pentingnya peran Bank Sampah dalam
statistik perkembangan pembangunan Bank pengelolaan sampah secara komprehensif
Sampah di Indonesia pada bulan Februari perlu dilakukan evaluasi eksistensi dan
2012 jumlah Bank Sampah sebanyak 471 unit kinerja bank sampah, selain itu juga perlu
(aktif) dengan jumlah nasabah sebanyak dirumuskan rencana tindak (action plan)
47.125 orang dengan jumlah sampah yang pengembangan bank sampah di Kabupaten
terkelola adalah 755.600 kg/bulan dengan Sidoarjo. Penelitian ini dilakukan dalam
nilai perputaran uang sebesar Rp. rangka mengetahui kebutuhan tersebut agar
1.648.320.000 perbulan. Angka statistik ini pengelolaan sampah di Kabupaten Sidoarjo
meningkat berdasarkan data bulan Mei 2012 dapat berjalan secara optimal.
dimana jumlah Bank Sampah menjadi 886 unit
(aktif), dengan jumlah nasabah sebanyak 2. METODE PENELITIAN
84.623 orang dan jumlah sampah yang Metode yang digunakan adalah deskriptif
terkelola sebesar 2.001.788 kg/bulan serta kualitatif. Data primer penelitian ini diperoleh
menghasilkan uang sebesar Rp. 3.182.281.000 dengan melakukan wawancara secara
perbulan. langsung dengan penduduk Desa/Kelurahan
Larangan dan kuisioner. Kemudian dari data
wawancara dan kuisioner dianalisis dengan
pembahansaanya. Adapun data skunder
seperti profil Desa, diperoleh dari Dinas
Kesehatan Kabupaten Sidoarjo.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Gambaran Umum Kondisi Wilayah
Kelurahan Larangan
Kelurahan Larangan terletak di Kecamatan
Candi Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur dengan
luas wilayah 77,617 Ha. Secara administratif,
Gambar 1. Salah Satu Lokasi Penelitian di Kelurahan Larangan dengan batas wilayah
Desa/Kelurahan Larangan Sidoarjo sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kelurahan Sidokare,
Kelurahan Kelep dan
Kelurahan Sekardangan
Sebelah Timur : Ds. Blingo dan Kelurahan
Sekardangan
Sebelah Selatan : Ds. Blingo dan Ds.
Tenggulunan
Sebelah Barat : Ds. Sumukali dan Kelurahan
Sidokare
Berdasarkan (Profil Desa/Kelurahan, 2015)
struktur mata pencaharian terdapat 8 jenis
mata pencaharian baik formal maupun non
Gambar 2. Bank Sampah Lestari (Rt.44) di formal. Mata pencaharian pada sektor formal
Desa/Kelurahan Larangan Sidoarjo (karyawan swasta, PNS, dll) sangat
mandominasi dibandingkan mata pencaharian
Kabupaten Sidoarjo sebagai salah satu pada sektor informal (petani, pedagang, dll).
wilayah penyangga Kota Surabaya dalam Keberagaman tersebut tidak menjadikan
setiap harinya menghasilkan volume sampah terjadinya kehidupan sosial yang negative.
yang cukup besar. Berdasarkan data Dinas Pesatnya perkembangan ekonomi di
Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten kelurahan Larangan menyebabkan tingkan
Sidoarjo pengelolaan sampah di wilayah konsumsi masyarakat juga semakin banyak
tersebut belum dilaksanakan secara sehingga sampah yang dihasilkan juga
komprehensif. Meskipun telah terbentuk meningkat. Walaupun demikian data
34 Dyah Ratri Nurmaningsih dan Rita Ernawati / Al-Ard: Jurnal Teknik Lingkungan Vol.4 No.1 – September 2018

permasalahan sosal dan permasalahan pada pengembangan bank sampah khususnya


lingkungan di Kelurahan Larangan di kelurahan Larangan Kabupaten Sidoarjo
menunjukkan angka yang relatif kecil. Dari semakin membaik. Jumlah nasabah aktif
aspek kondisi rumah, semua rumah paling tinggi berasal dari bank sampah RT.47
berkondisi baik dengan bangunan permanen RW.09 dan RT.11 RW.03 dengan jumlah @60
yang terdiri dari material dinding tembok, orang. Sedangkan jumlah terendah yaitu 11
lantai keramik dan atap genteng. Kondisi orang, berasal dari bank sampah RT.41 RW.09.
tersebut menunjukkan bahwa tingkat
perekonomian masyarakat Kelurahan
Larangan sangat baik.

Identifikasi Hasil Survei


Dari hasil identifikasi survey berdasarkan
kusioner diperoleh data jumlah nasabah aktif,
volume sampah yang dikelola tiap bulan rata-
rata dan omzet tiap bulan. Tabel 1 Identifikasi
Hasil Survey dapat dilihat di bawah ini.

Tabel 1. Identifikasi Hasil Survey Bank Sampah di


Desa/Kelurahan Larangan Sidoarjo.
Gambar 3. Kegiatan Memilah Sampah pada Salah Satu
Volume Bank Sampah di Desa/Kelurahan Larangan Sidoarjo
Sampah
Jumlah
Nama Bank Rata2 Omzet per
No
Sampah
nasabah
per Bulan (Rp)
Bank sampah adalah tempat menabung
aktif sampah, dimana sampah yang ditabung pada
Bulan
(Kg) bank sampah adalah sampah yang mempunyai
Bank Sampah 100.000,- s/d nilai ekonomis. Sampah yang memiliki nilai
1 20 50 - 70
RT 33 150.000,- ekonomis atau nilai jual adalah sampah yang
600.000,- s/d dapat dimanfaatkan kembali dan dapat didaur
2 Bolodewo 35 200
700.000,-
ulang menjadi suatu produk baru. Jika dalam
3 RT. 32 RW.08 36 300 350.000,-
bank-bank umumnya yang disetorkan berupa
Saling Asih uang, sedangkan dalam bank sampah yang
(Sadar
4 Lingkungan 44 549 1.050.000,- disetorkan berupa sampah yang telah terpilah
Anggrek menurut jenis sampah dan mempunyai nilai
Bersih) ekonomis. Pengelolaan sampah yang
5 RT.47 RW.09 60 300 500.000,- dilaksanakan pada bank sampah di kelurahan
6 Lestari 29 500 700.000,- Larangan Kabupaten Sidoarjo sudah baik. Hal
100.000,- s/d tersebut terlihat dari besaran volume sampah
7 Tangguh 24 30 yang di kelola tiap bulan rata-rata (Kg) pada
150.000,-
8 RT.40 RW.09 18 30 150.000,- tabel 1. Besar volume sampah yang dikelola
9 Empat Lima 20 50 100.000,- tiap bulan dengan besaran rata-rata lebih ≥
100 kg berasal dari bank sampah Bolodewo,
10 Berseri 34 80 172.000,-
RT. 32 RW.08, Saling Asih (Sadar Lingkungan
100.000,- s/d
11 Rambadia 18 50-100
150.000,-
Anggrek Bersih), RT.47 RW.09, Lestari,
Rambadia dan Telu Songgo. Sedangkan
12 Telu Songgo 43 380 750.000,-
volume terendah berasal dari bank sampah
60.000,- s/d
13 RT.11 RW.03 60 30
100.000,- RT.41 RW.09 yaitu sebesar 12 kg rata-rata per
14 RT.19 RW.05 12 50 60.000,-
bulan.
Salah satu manfaat bagi masyarakat terkait
15 RT.41 RW.09 11 12 100.000,-
berdirinya bank sampah adalah untuk
(Sumber: Hasil Penelitian)
peningkatan pendapatan bagi nasabah bank
sampah khususnya di Kelurahan Larangan
Tabel diatas menunjukkan jumlah nasabah Kabupaten Sidoarjo. Jika dilihat dari tabel
bank sampah yang aktif di desa/kelurahan omzet per bulan , nilai omzet terbesar berasal
Larangan Kabupaten Sidoarjo. Jumlah nasabah dari bank sampah Saling Asih (Sadar
yang aktif tersebut menggambarkan bahwa Lingkungan Anggrek Bersih) Kelurahan
kesadaran masyarakat dalam berpartisipasi Larangan sebesar Rp 1.050.000,00.
p-ISSN: 2460-8815, e-ISSN: 2549-1652
Dyah Ratri Nurmaningsih dan Rita Ernawati / Al-Ard: Jurnal Teknik Lingkungan Vol.4 No.1 – September 2018 35

mau menjadi pengelola dan permasalahan


teknis.

Tabel 2. Permasalahan Internal Lembaga pada Bank


Sampah di Desa/Kelurahan Larangan Sidoarjo.
Nama Bank Permasalahan Internal
No
Sampah Lembaga
Bank Kurangnya kesadaran dari
1 Sampah RT masyarakat dan minat dari
33 masyarakat masih minim.
Masih banyak warga yang enggan
untuk memilah sampah dan tidak
2 Bolodewo
semua warga memiliki lahan
Gambar 4. Buku Tabungan Nasabah Bank Sampah di
untuk menyimpan sampah
Desa/Kelurahan Larangan Sidoarjo
RT. 32 Warga yang enggan untuk
3
RW.08 memilah sampah
Saling Asih
Belum ada bangunan serbaguna
(Sadar
untuk berbagai kegiatan yang ada
4 Lingkungan
pada progran-program di Bank
Anggrek
Sampah
Bersih)
Kesadaran masyarakat yang
masih kurang mengenai manfaat
5 RT.47 RW.09
bank sampah, san kesediaan
untuk memilah.
Keluhan masyarakat karena
6 Lestari sampah yang menumpuk terlalu
lama dirumah
Tidak semua mau memilah
7 Tangguh sampah dan sebagian langsung
dibuang tetapi tidsk disimpan
Gambar 5. Kreasi dari Sisa Sampah yang Bernilai Kurangnya kesadaran dari
Ekonomis pada Salah Satu Bank Sampah di 8 RT.40 RW.09 masyarakat untuk memilah dan
Desa/Kelurahan Larangan Sidoarjo mengumpulkan sampah
Kurangnya kesadaran dari
masyarakat untuk memilah dan
Analisis Potensi Dan Masalah Pengelolaan 9 Empat Lima mengumpulkan sampah, tidak
Bank Sampah semua warga mengetahui jenis-
Analisis terhadap permasalahan jenis sampah
pengelolaan bank sampah dilakukan terhadap Kurangnya kesadaran
permasalahan internal lembaga, 10 Berseri masyarakat akan sampah dan
terhadap lingkungan
permasalahan teknis, permasalahan di luar Kurangnya kesadaran
lembaga dan dukungan pemerintah. Berikut 11 Rambadia masyarakat akan sampah dan
ini penjabaran hasil analisis terhadap terhadap lingkungan
permasalahan pengelolaan bank sampah di Kurangnya kesadaran dari tiap-
Kabupaten Sidoarjo. 12 Telu Songgo tiap warga, dan pola pemikiran
yang berbeda
Ada beberapa waga yang
1. Permasalahan Internal Lembaga mmebawa sampah double dari
13 RT.11 RW.03
Berkaitan dengan permasalahan internal biasanya sehingga petugas
lembaga, bank sampah secara umum menjadi berat
mengalami permasalahan terkait kurangnya Kurangnya kesadaran dari tiap-
14 RT.19 RW.05
tiap warga
kesadaran masyarakat, SDM pengelola, Kurangnya kesadaran dari tiap-
kurangnya sarana dan terkait permasalahan 15 RT.41 RW.09
tiap warga
teknis. Tabel 2 di bawah ini menunjukkan (Sumber: Hasil Penelitian)
bahwa kurangnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya pengelolaan sampah sangat 2. Permasalahan Teknis
dominan dan mendesak untuk ditangani Operasional bank sampah di Kabupaten
karena hampir disetiap bank sampah Sidoarjo dilakukan dengan mekanisme bottom
mengalami permasalahan tersebut. Adapun up. Pengelolaan sampah dilakuakan dalam
beberapa bank sampah yang mengalami waktu yang telah ditentukan, nasabah
permasalahan terkait kurangnya SDM yang mengumpulkan sampah yang sudah dipilah
sejak dari rumah. Pengurus bank sampah
36 Dyah Ratri Nurmaningsih dan Rita Ernawati / Al-Ard: Jurnal Teknik Lingkungan Vol.4 No.1 – September 2018

melakukan pencatatan dan pengelompokan besar yang berpengaruh pada keberlanjutan


sampah untuk selanjutnya dijual oleh bank sampah. Untuk itu solusi non fisik dalam
pengepul. Tempat yang digunakan untuk meningkatan kesadaran dan kapasitas SDM
pengelolaan sampah sebagian besar pengelola sangat penting untuk segera
menggunakan milik warga atau fasilitas umum dialokasikan.
diwilayah tersebut. Kondisi tersebut
berimplikasi pada analisis permasalahan
teknis dalam pengelolaan bank sampah,
kemampuan mengelola keterbatasan sarana
menjadikan sebagian besar bank sampah tidak
merasa adanya permasalahan teknis. Dari
tabel 3 di bawah ini memperlihatkan ada
beberapa bank sampah yang mengalami
permasalahan teknis yaitu permasalahan
kurangnya tenaga SDM yang bertugas untuk
memilah sampah ataupun mendaurulang
sampah dan belum adanya lahan/tempat yang
digunakan untuk menampung sampah.

Tabel 3. Permasalahan Teknis pada Bank Sampah di Gambar 6. Salah Satu Tempat Penyimpanan Sampah
Desa/Kelurahan Larangan Sidoarjo. pada Rumah Penduduk di Desa/Kelurahan Larangan
Nama Bank Sidoarjo
No Permasalahan Teknis
Sampah
Tidak memiliki tempat menetap 3. Permasalahan di Luar Lembaga
Bank Sampah RT
1
33
jadi penumpukan sampah pada Selain analisis permasalahan internal
salah satu rumah warga lembaga dan permasalahan teknis, dilakukan
2 Bolodewo Tidak ada juga analisis terhadap permasalahan di luar
3 RT. 32 RW.08 Tidak ada lembaga dan bentuk dukungan pemerintah
Saling Asih (Sadar terhadap bank sampah di Kabupaten Sidoarjo.
4 Lingkungan Tidak ada Hal ini dilakukan agar permasalahan yang
Anggrek Bersih) disebabkan dari dalam dan luar lembaga
5 RT.47 RW.09 Tidak ada terkait dengan bank sampah di Kabupaten
6 Lestari Tidak ada Sidoarjo dapat diidentifikasi dengan benar.
7 Tangguh Tidak ada Berikut penjabaran hasil analisis terhadap
Belum ada tenaga kerja untuk permasalahan di luar lembaga dan bentuk
mendaur ulang dan belum ada dukungan pemerintah terhadap bank sampah
8 RT.40 RW.09
pelatihan atau pengetahuan di Kabupaten Sidoarjo.
mengenai daur ulang.
9 Empat Lima Tidak ada Tabel 4. Permasalahan di Luar Lembaga pada Bank
Tidak mempunyai tenaga kerja Sampah di Desa/Kelurahan Larangan Sidoarjo.
untuk memilah dengan detail Permasalahan di Luar
10 Berseri No Nama Bank Sampah
sehingg yang memilah pengepul Lembaga
sendiri
1 Bank Sampah RT 33 Tidak ada
Tidak ada tenaga kerja untuk
11 Rambadia Tidak ada, sudah cukup
memilah sampah
2 Bolodewo membantu dalam
12 Telu Songgo Tidak ada penyumbangan peralatan
13 RT.11 RW.03 Tidak ada Tidak ada, sudah cukup
3 RT. 32 RW.08 membantu dalam
14 RT.19 RW.05 Tidak ada
penyumbangan peralatan
15 RT.41 RW.09 Tidak ada Tidak ada, sudah cukup
Saling Asih (Sadar
(Sumber: Hasil Penelitian) membantu dalam
4 Lingkungan Anggrek
penyumbangan peralatan
Bersih)
Meskipun secara teknis operasional bank dan motivasi
Diberi alat timbang namun
sampah di Kabupaten Sidoarjo tidak 5 RT.47 RW.09
belum bisa dipakai
mengalami masalah yang signifikan, namun Alat timbang dari unilever
permasalahan internal lembaga terkait 6 Lestari yang tidak valid, dan berbeda
kesadaran masyarakat merupakan masalah dengan pengepul

p-ISSN: 2460-8815, e-ISSN: 2549-1652


Dyah Ratri Nurmaningsih dan Rita Ernawati / Al-Ard: Jurnal Teknik Lingkungan Vol.4 No.1 – September 2018 37

Permasalahan di Luar gerobak serta terkait dengan kesadaran


No Nama Bank Sampah
Lembaga masayarakat yaitu berupa motivasi dan
Tidak ada yang memberi sosialisasi mengenai bank sampah. Berikut
7 Tangguh
gerobak
adalah bentuk dukungan pemerintah pada
Timbangan yang diberi
unilever masih minim. Tidak bank sampah di Desa/Kelurahan Larangan
8 RT.40 RW.09 dapat digunakan untuk Sidoarjo yang dijabarkan pada tabel 5 di
sampah yang berukuran bawah ini.
besar.
9 Empat Lima Tidak ada Tabel 5. Dukungan Pemerintah pada Bank Sampah di
Desa/Kelurahan Larangan Sidoarjo.
10 Berseri Tidak ada
Nama Bank Bentuk Dukungan
Dari unilever menghimbau No
Sampah Pemerintah
akan memberi buku
11 Rambadia 1 Bank Sampah RT 33 BLH berupa komposter
tabungan dan buku adm
namun tidak kunjung diberi. 2 Bolodewo Tidak ada
12 Telu Songgo Tidak ada DKP dan BLH berupa
3 RT. 32 RW.08
Belum ada komposter dari gerobak sampah
13 RT.11 RW.03
BLH Saling Asih (Sadar
BLH berupa buku
14 RT.19 RW.05 Tidak ada 4 Lingkungan
tabungan
Anggrek Bersih)
15 RT.41 RW.09 Tidak ada
DKP dan BLH berupa
(Sumber: Hasil Penelitian) 5 RT.47 RW.09
motivasi dan sosialisasi
6 Lestari Tidak ada
Pada tabel 4 di atas menjelaskan bahwa
7 Tangguh BLH berupa komposter
sebagian besar bank sampah tidak memiliki
permasalahan di luar lembaga yang signifikan. 8 RT.40 RW.09 Kelurahan
Beberapa masalah seperti peralatan 9 Empat Lima Tidak ada
timbangan yang digunakan masih belum 10 Berseri BLH berupa komposter
dikalibrasi sehingga hasinya tidak falid, belum 11 Rambadia Tidak ada
adanya komposter serta belum adanya buku
BLH, DKP berupa
tabungan yang digunakan sebagai laporan 12 Telu Songgo
sosialisasi
data-data masyarakat yang telah menyetorkan 13 RT.11 RW.03 Tidak ada
sampah pada bank sampah, hanya terjadi di
14 RT.19 RW.05 BLH dan DKP
beberapa bank sampah saja.
BLH, DKP berupa
15 RT.41 RW.09
sosialisasi
4. Bentuk Dukungan Pemerintah (Sumber: Hasil Penelitian)
Kabupaten Sidoarjo sebagai salah satu
wilayah penyangga Kota Surabaya dalam
setiap harinya menghasilkan volume sampah
yang cukup besar, telah terbentuk secara
sekitar 100 unit Bank Sampah dalam skala
komunitas. Mengingat pentingnya peran Bank
Sampah dalam pengelolaan sampah
diharapkan pengembangan bank sampah
dapat dilaksanakan dengan baik sehingga
pengelolaan sampah di Kabupaten Sidoarjo
dapat berjalan optimal. Oleh karena itu
Pemerintah Kabupaten Sidoarjo sangat
mendukung adanya pendirian bank sampah, Gambar 5. Komposter di Desa/Kelurahan Larangan
hal ini dapat dilihat dari upaya pemerintah Sidoarjo
Kabupaten Sidoarjo dalam melibatkan
bebepara elemen pemerintahan yang turut 4. KESIMPULAN
serta dalam pengelolaan dan pengembangan Berdasarkan hasil identifikasi bank sampah
bank sampah, seperti Dinas Kebersihan dan di Kelurahan Larangan Kabupaten Sidoarjo
Pertamanan Kabupaten Sidoarjo, Badan yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa
Lingkungan Hidup Kabupaten Sidoarjo dan jumlah nasabah aktif menunjukkan kesadaran
Keluran yang terkait. Dukungan tersebut masyarakan yang baik dalam berpartisipasi
berupa pemberian alat, seperti komposter dan pada bank sampah, yaitu jumlah nasabah aktif
38 Dyah Ratri Nurmaningsih dan Rita Ernawati / Al-Ard: Jurnal Teknik Lingkungan Vol.4 No.1 – September 2018

paling tinggi berasal dari bank sampah RT.47 sosialisasi pada masyarakat. Dan diharapkan
RW.09 dan RT.11 RW.03 dengan jumlah @60 dukungan dari pemerintah ini dapat merata di
orang. Sedangkan jumlah terendah yaitu 11 barikan pada semua bank sampah khususnya
orang, berasal dari bank sampah RT.41 RW.09. di Kelurahan Larangan Kabupaten Sidoarjo,
Besaran volume sampah yang dikelola tiap sehingga keberlanjutan bank sampah tetep
bulan rata-rata (Kg) menunjukkan jumlah baik dan dan dapat terus berkembang dengan
yang baik dan diharapkan selain mengurangi baik kedepannya.
limbah sampah, sehingga lingkungan menjadi
bersih dan sehat. Limbah sampah juga 5. DAFTAR PUSTAKA
dimanfaatkan untuk meningkatkan Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo. 2015.
pendapatan para nasabah bank sampah Profil Desa/Kelurahan dalam Rangka
khususnya di Kelurahan Larangan Kabupaten Pengembangan Desa/Kelurahan Siaga Aktif
Sidoarjo, hal ini dapat dilihat dari omzet setiap di Kabupaten Sidoarjo. Sidoarjo
bulannya. Untuk nilai omzet terbesar berasal Kementerian Lingkungan Hidup Republik
dari bank sampah Saling Asih (Sadar Indonesia . 2012. Profil Bank Sampah
Lingkungan Anggrek Bersih) Kelurahan Indonesia Tahun 2012. Jakarta
Larangan sebesar Rp 1.050.000,00. Sedangkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
sisanya bervariasi dengan omzet yang Nomor 81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan
diperoleh pada masing-masing bank sampah Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis
di desa/keluraha Larangan Sidoarjo.. Sampah Rumah Tangga .
Sedangkan analisis potensi dan masalah Purwanti, WS., Sumartono, dan Haryono, BS.
pengelolaan bank sampah mengenai 2015. Perencanaan Bank Sampah dalam
permasalahan yang terjadi baik permasalahan Rangka Pemberdayaan Masyarakat di
internal lembaga, permasalahan teknis, dan Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang.
permasalahan di luar lembaga. Permasalahan Jurnal Universitas Tribhwuana Tunggadewi.
internal lembaga yang terjadi cukup banyak Malang.
hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
masyarakat berpartisipasi dalam pengelolaan 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan
sampah, sedangkan sisanya meliputi Sampah.
permasalahan kurangnya sumber daya Yayasan Unilever Indonesia. 2013. Buku
manusia (SDM) pengelola sampah pada bank Panduan Sistem Bank Sampah dan 10 Kisah
sampah, sarana dan permasalahan teknis Sukses. Jakarta
lainnya. Meskipun secara teknis operasional
bank sampah di Kelurahan Larangan
Kabupaten Sidoarjo tidak mengalami masalah
yang signifikan pada permasalahan teknis,
namun permasalahan internal lembaga terkait
kesadaran masyarakat merupakan masalah
besar yang berpengaruh pada keberlanjutan
bank sampah. Untuk itu solusi non fisik dalam
meningkatan kesadaran dan kapasitas SDM
pengelola sangat penting untuk segera
dialokasikan. Sedangkan permasalahan di luar
lembaga yang terjadi di beberapa bank
sampah dikarenakan belum adanya
komposter, kurangnya peralatan penunjang
serta tidak adanya buku tabungan yang
digunakan sebagai laporan, hal ini juga harus
segera dicari solusinya. Adanya dukungan
pemerintah sangat diperlukan dalam
keberlanjutan bank sampah khususnya di
Kelurahan Larangan Kabupaten Sidoarjo,
adapun dukungan pemerintah yang telah
dilaksanakan meliputi pemberian komposter,
peralatan penunjang, buku tabungan serta
p-ISSN: 2460-8815, e-ISSN: 2549-1652

You might also like