Professional Documents
Culture Documents
Pengaruh Pemupukan Organik Takakura Dengan Penambahan EM4 Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Kacang Hijau (Phaseolus Radiatus L.)
Pengaruh Pemupukan Organik Takakura Dengan Penambahan EM4 Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Kacang Hijau (Phaseolus Radiatus L.)
Hal. 13-35
ABSTRACT
Takakura is the research result of scientist Mr. Koji Takakura from Japan. Takakura
composting is one of many composting methods not only household composting scale, but also
regional scale. This method does not require large tracts of land and its capacity matches with the
volume of domestic waste that is disposed by households daily. Household organic waste can be
managed easily with this composting method, odorless, does not take a lot of time in the
processing and the results are directly utilized. The aim of this research was to know the effect of
anorganic (NPK) fertilization and takakura organic fertilization with EM4 addition on growth and
production of mung bean. The research was done at Jerukgulung Village, Dempet Area, Demak
Regency and Laboratory of Biology and Structure and Function of Plant Faculty of Science and
Mathematics Diponegoro University. The design that was used for this research was completely
randomized design with single factor, it was the kinds of fertilizer that were used. The data was
then analyzed using Analisis of Variance (ANOVA) then continued with Duncan Multiple Test
(DMRT) at significant rate 95% to find the real difference. The parameters used were the plant
height, number of leaves, number of flower, number of fruit, number of seed, plant fresh weight,
fruit fresh weight, seed fresh weight, plant dry weight, fruit dry weight and seed dry weight. The
result shows that takakura organic fertilization with EM4 addition influences the plant height,
number of leaves, number of flower, number of fruit, plant fresh weight, fruit fresh weight, seed
fresh weight and plant dry weight, but doesn’t has any influence to number of seed, fruit dry
weight and seed dry weight.
Keywords: takakura, anorganic, mung bean (Phaseolus radiatus L.), growth, production.
ABSTRAK
Takakura adalah hasil penelitian dari seorang ahli Mr. Koji Takakura dari Jepang.
Pengomposan takakura merupakan salah satu metode pengomposan baik skala rumah tangga
maupun skala kawasan. Metode ini tidak memerlukan lahan yang luas dan kapasitasnya cocok
dengan volume sampah domestik yang dibuang oleh rumah tangga sehari-harinya. Sampah
organik rumah tangga dapat dikelola secara mudah dengan metode pengomposan ini, tidak
menimbulkan bau, tidak menyita banyak waktu dalam pemrosesannya dan hasilnya langsung
dimanfaatkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemupukan anorganik
(NPK) dan pemupukan organik takakura dengan penambahan EM4 terhadap pertumbuhan dan
produksi tanaman kacang hijau. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Jerukgulung Kecamatan
Dempet Kabupaten Demak dan Laboratorium Biologi dan Struktur Fungsi Tumbuhan FSM
UNDIP. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan faktor tunggal, yaitu
faktor jenis pupuk yang digunakan. Analisis data yang digunakan Analisis of Variance (ANOVA)
yang dilanjutkan dengan uji beda nyata Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf
signifikasi 95%. Parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah bunga, jumlah
polong, jumlah biji, berat basah tanaman, berat basah polong, berat basah biji, berat kering
tanaman, berat kering polong dan berat kering biji. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan
pemupukan organik takakura dengan penambahan EM4 memiliki pengaruh nyata terhadap tinggi
tanaman, jumlah daun, jumlah bunga, jumlah buah, berat basah tanaman, berat basah buah, berat
basah biji dan berat kering tanaman, namun tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah biji, berat
kering buah dan berat kering biji tanaman kacang hijau.
Kata kunci: takakura, anorganik, kacang hijau (Phaseolus radiatus L.), pertumbuhan, produksi
Jurnal Biologi, Volume 4 No 1, Januari 2015
Hal. 13-35
sulit serta tidak menghabiskan banyak waktu dalam keranjang, selanjutnya diaduk
dan tempat. Hasil dari pengomposan ini kembali bersama media kompos jadi
berupa produk kompos yang diharapkan (aktivator). Langkah selanjutnya bantal
memiliki kualitas baik bagi pertumbuhan dan sekam diletakkan kembali di atas kompos
produksi tanaman kacang hijau. dan ditutup menggunakan kain berwarna
hitam yang serat atau berpori besar.
METODE PENELITIAN Kemudian bagian keranjang paling atas
Tempat dan Waktu ditutup menggunakan tutup keranjang
Penelitian dilakukan di desa Jerukgulung kec. yang berlubang sebagai pemberat.
Dempet kab. Demak Jawa Tengah. Waktu Pengontrolan kompos dilakukan
penelitian dilakukan dari bulan Oktober 2014 seminggu sekali dengan cara mengontrol
sampai bulan Januari 2015. kadar air, warna, susut volume dan bau
Bahan dan Alat kompos. Panen kompos dilakukan setelah
Bahan 3 minggu proses pengomposan dengan
Benih kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) cara kompos diambil kemudian diayak
yang berasal dari Petani kacang hijau, pupuk dan diangin-anginkan untuk dapat
anorganik (NPK), limbah organik rumah dijadikan sebagai pupuk organik. Setelah
tangga, aktivator (pupuk organik jadi), EM4, pupuk jadi, dilakukan analisis rasio C/N
gula pasir, sekam padi, air, dan tanah. di Laboratorium Kimia Fakultas Sains dan
Alat Matematika UNDIP Semarang.
Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu
keranjang takakura, kardus, sendok pengaduk b. Pembuatan Pupuk Organik Takakura
(skop), kain hitam, polibag, karung tanpa Penambahan EM4
berlubang, ember, jaring penutup, label, alat Keranjang takakura disiapkan
tulis, kamera, timbangan digital ohaus, oven terlebih dahulu. Kemudian di sekeliling
dan kertas koran. keranjang bagian dalam dilapisi kardus.
Bantal sekam diletakkan di dasar
Cara Kerja keranjang. Media kompos jadi (aktivator)
Penelitian diisikan 1/2 bagian keranjang. Kemudian
a. Pembuatan Pupuk Organik Takakura limbah organik rumah tangga berupa sisa
dengan Penambahan EM4 sayur-sayuran dan buah-buahan seperti
Keranjang takakura disiapkan kangkung, bayam, labu, kulit buah pisang,
terlebih dahulu. Kemudian di sekeliling daun pepaya dan gedebog pisang dipotong
keranjang bagian dalam dilapisi kardus. dengan ukuran 2 cm x 2 cm kemudian
Bantal sekam diletakkan di dasar dimasukkan ke dalam keranjang dan
keranjang. Media kompos jadi (aktivator) diaduk bersama media kompos jadi
diisikan 1/2 bagian keranjang. Kemudian (aktivator). Selanjutnya bantal sekam
limbah organik rumah tangga berupa sisa diletakkan kembali di atas kompos dan
sayur-sayuran dan buah-buahan seperti ditutup menggunakan kain berwarna
kangkung, bayam, labu, kulit buah pisang, hitam yang serat atau berpori besar.
daun pepaya dan gedebog pisang dipotong Kemudian bagian keranjang paling atas
dengan ukuran 2 cm x 2 cm kemudian ditutup menggunakan tutup keranjang
dimasukkan ke dalam ember dan yang berlubang sebagai pemberat.
ditambahkan 15 ml EM4 (Effective Pengontrolan kompos dilakukan
Microorganisme 4), 15 g gula pasir serta seminggu sekali dengan cara mengontrol
150 ml air. Kemudian adonan tersebut kadar air, warna, susut volume dan bau
diaduk hingga rata dan dimasukkan ke kompos. Panen kompos dilakukan setelah
Jurnal Biologi, Volume 4 No 1, Januari 2015
Hal. 13-35
dokumentasi adalah untuk mengetahui adanya perbedaan warna pupuk. Hasil pupuk
pertumbuhan tanaman kacang hijau tersebut. organik takakura yang proses pembuatannya
ditambah dengan EM4 berwarna sangat
Rancangan Penelitian hitam menyerupai tanah, sedangkan pupuk
Penelitian ini dilaksanakan organik takakura yang dibuat tanpa
menggunakan Rancangan Acak Lengkap penambahan EM4 berwarna lebih coklat
(RAL) dengan 3 perlakuan dan 4 kali (Gambar 4.1).
ulangan.
Analisis Data
Data yang diperoleh kemudian dianalisis
dengan Analisis Varians (ANOVA), apabila
menunjukkan hasil yang signifikan maka
dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple
Test (DMRT) pada taraf kepercayaan 95%.
yang ditandai dengan warna pupuk coklat tanaman yang diberi perlakuan pupuk
kehitaman, bau pupuk yang menyerupai organik takakura + EM4 dilanjutkan dengan
tanah, tekstur pupuk yang gembur dan di bawahnya tanaman yang diberi perlakuan
volume susut pupuk sebesar 60%. Hal pupuk anorganik. Rerata pertumbuhan tinggi
tersebut sesuai dengan pendapat Sutanto tanaman terendah adalah tanaman yang tidak
(2001) yang menyatakan bahwa standar diberi pupuk (kontrol). Pertumbuhan yang
kualitas fisik kompos adalah bau, warna, demikian tersebut dikarenakan pupuk organik
tekstur yang telah menyerupai tanah dan memiliki lebih banyak keunggulan
penyusutan berat mencapai 60%. dibandingkan pupuk anorganik. Menurut
Guadalupe (2000), salah satu keunggulan
4.2 Pengaruh Aplikasi Pupuk Organik pupuk organik adalah dapat memperbaiki
Takakura terhadap Pertumbuhan struktur tanah dengan tujuan pengolahan
Tanaman Kacang Hijau. tanah menjadi lebih mudah karena tanah
Pertumbuhan kacang hijau diamati menjadi lebih ringan dan gembur.
berdasarkan parameter tinggi tanaman, Tanah yang gembur dan memiliki
jumlah daun, jumlah bunga, jumlah polong, tekstur yang baik menyebabkan
jumlah biji, berat basah tanaman, berat basah bertambahnya jumlah dan panjang akar
polong, berat basah biji, berat kering tanaman kacang hijau, dengan demikian
tanaman, berat kering polong dan berat penyerapan unsur-unsur hara yang terdapat di
kering biji tanaman kacang hijau. dalam tanah menjadi lebih optimal. Unsur-
a. Tinggi Tanaman Kacang Hijau unsur hara tersebut akan digunakan oleh
Hasil pengamatan rerata tinggi tanaman untuk membentuk sel-sel baru pada
tanaman kacang hijau dari umur budidaya 1 – bagian titik tumbuh tanaman. Sel-sel tersebut
8 minggu setelah tanam tersaji pada Gambar akan terus membelah hingga mengakibatkan
4.2. pertambahan tinggi tanaman kacang hijau.
Menurut Rinsema (1983), peningkatan tinggi
tanaman merupakan suatu pencerminan dari
90 Kontrol pertumbuhan tanaman yang menyebabkan
80 (Tanpa
Pupuk) perpanjangan ruas-ruas tanaman akibat
70
Tinggi Tanaman (cm)
apikal, sehingga batang menjadi bertambah terhadap parameter tinggi tanaman kacang
panjang. hijau umur budidaya 8 minggu dengan rerata
Haryadi (1986) menyatakan bahwa tinggi tanaman tertinggi adalah tanaman yang
hormon tertentu bekerja secara aktif dalam diberi perlakuan pemupukan organik
dinding sel untuk merentang. Kondisi ini takakura yaitu sebesar 79,3 dilanjutkan
memacu pembentukan gula yang dapat dengan tanaman yang diberi perlakuan
memperbesar sel-sel, sehingga vakuola yang pemupukan anorganik yaitu sebesar 69,2 dan
besar terbentuk dan secara relatif menghisap rerata tinggi tanaman terendah adalah
air dalam jumlah yang besar akibat absorbsi. tanaman yang tidak diberi pupuk (kontrol)
Keberadaan hormon perentang sel memacu yaitu sebesar 64,5 (Gambar 4.3).
sel untuk memanjang dan dinding sel
bertambah tebal sebagai akibat
90 79,3a
menumpuknya selulosa tambahan yang 80
64,5b 69,2ab
terbentuk dari gula. Apabila suatu tanaman 70
digunakan untuk meningkatkan aktivitas oleh Lakitan (2011) bahwa unsur hara yang
meristematis pada pembentukan primordia paling berpengaruh terhadap pertumbuhan
daun. dan perkembangan daun adalah unsur N,
Analisis ANOVA dengan taraf kadar unsur N yang banyak umumnya
kepercayaan 95% menunjukkan perlakuan menghasilkan daun yang lebih banyak dan
pemupukan anorganik dan organik takakura lebih besar. Sedangkan pada perlakuan
dengan penambahan EM4 berpengaruh nyata kontrol, pertumbuhan daun tanaman kacang
terhadap parameter jumlah daun tanaman hijau menjadi lebih lambat karena tanaman
kacang hijau umur budidaya 8 minggu tidak diberi unsur hara tambahan. Soverda
dengan rerata jumlah daun tertinggi adalah dan Tiur (2010) menyatakan bahwa untuk
tanaman yang diberi perlakuan pemupukan memperoleh laju pertumbuhan tanaman yang
organik takakura yaitu sebesar 31,8 maksimal harus terdapat cukup banyak daun
dilanjutkan dengan tanaman yang diberi dalam tajuk guna menyerap sebagian besar
perlakuan pemupukan anorganik yaitu radiasi matahari jatuh keatas tajuk tanaman
sebesar 26,8 dan rerata jumlah daun terendah yang digunakan untuk proses fotosintesis.
adalah tanaman yang tidak diberi pupuk
(kontrol) yaitu sebesar 21,3 (Gambar 4.5). c. Jumlah Bunga Tanaman Kacang Hijau
Analisis ANOVA dengan taraf
35 31,8a kepercayaan 95% menunjukkan perlakuan
pemupukan anorganik dan organik takakura
30 26,8ab
dengan penambahan EM4 berpengaruh nyata
25 21,3b terhadap parameter jumlah bunga tanaman
20
Jumlah daun
8
Uji lanjut Duncan menunjukkan 6,0ab
bahwa perlakuan pemupukan organik 6
takakura dengan penambahan EM4 berbeda 4 2,8b
nyata terhadap perlakuan kontrol namun 2
tidak berbeda nyata terhadap perlakuan
0
pemupukan anorganik. Hal tersebut karena
Kontrol Pupuk Pupuk
baik pupuk organik maupun anorganik sama- (Tanpa Organik Anorganik
sama mengandung unsur hara tambahan Pupuk) Takakura + (NPK)
berupa unsur nitrogen (N) yang berperan EM4
penting dalam proses pertumbuhan vegetatif
tanaman termasuk pertumbuhan daun Gambar 4.6 Histogram jumlah bunga kacang
tanaman kacang hijau. Seperti dikemukakan hijau umur budidaya 6 minggu
Jurnal Biologi, Volume 4 No 1, Januari 2015
Hal. 13-35
Jumlah biji
perlakuan kontrol, pertumbuhan polong
80
tanaman kacang hijau menjadi lebih lambat
60 50,5a
karena tanaman tidak diberi unsur-unsur hara 36,2a
tambahan. 40
Handayani dan Hidayat (2012) 20
menyatakan bahwa memiliki tinggi tanaman 0
dan jumlah cabang per tanaman yang tinggi, Kontrol Pupuk Pupuk
maka memiliki jumlah polong per tanaman (Tanpa Organik Anorganik
tinggi pula. Tanaman yang tinggi Pupuk) Takakura + (NPK)
EM4
memungkinkan banyak terbentuk cabang.
Apabila cabang yang terbentuk tersebut
Gambar 4.9 Histogram jumlah biji tanaman
produktif (menghasilkan polong), maka
kacang hijau umur budidaya
produksi polong tanaman tersebut lebih
8 minggu
tinggi daripada tanaman yang pendek atau
memiliki cabang produksi yang sedikit. Hal
Gambar 4.9 menunjukkan bahwa
ini juga didukung oleh tidak adanya bunga
rerata jumlah biji kacang hijau tertinggi
yang rontok.
adalah tanaman yang diberi perlakuan
pemupukan organik takakura yaitu sebesar
99,8 dilanjutkan dengan tanaman yang diberi
perlakuan pemupukan anorganik yaitu
sebesar 50,5 dan rerata jumlah biji terendah
adalah tanaman yang tidak diberi pupuk
(kontrol) yaitu sebesar 36,3. Berdasarkan
rata-rata jumlah biji yang dihasilkan tersebut
mengindikasikan bahwa tanaman yang
memiliki kandungan unsur fosfor paling
tinggi adalah perlakuan pemupukan organik
Gambar 4.8 Perbandingan jumlah polong takakura dilanjutkan dengan perlakuan
kacang hijau per tanaman pada pemupukan anorganik dan kandungan fosfor
ketiga perlakuan terendah adalah tanaman tanpa perlakuan
(kontrol). Walaupun hasil tidak berbeda
e. Jumlah Biji Tanaman Kacang Hijau nyata, namun hasilnya ada kecenderungan
Analisis ANOVA dengan taraf jumlah biji terbanyak pada perlakuan pupuk
kepercayaan 95% menunjukkan perlakuan organik.
pemupukan anorganik dan organik takakura Kacang hijau merupakan jenis
dengan penambahan EM4 tidak berpengaruh tanaman legume yakni mempunyai bintil akar
nyata terhadap parameter jumlah biji tanaman yang mampu menambat N dari udara bebas.
kacang hijau umur budidaya 8 minggu. Hal Ahadiyat dkk (2012) menyatakan bahwa
tersebut dikarenakan ketiga perlakuan yaitu pada fase generatif, unsur fosfor (P) mampu
pupuk organik takakura, pupuk anorganik merangsang pembentukan bunga, buah dan
dan kontrol sama-sama memiliki kandungan biji bahkan mampu mempercepat pemasakan
unsur fosfor (P) dalam pengisian polong buah dan membuat biji menjadi lebih bernas.
Jurnal Biologi, Volume 4 No 1, Januari 2015
Hal. 13-35
Setiap fase pertumbuhan dan pupuk organik takakura lebih seimbang dan
perkembangan tanaman berpengaruh lebih mencukupi kebutuhan pertumbuhan
terhadap produksi. Suatu tanaman akan tanaman sehingga tanaman kacang hijau
menghasilkan produksi yang baik jika memiliki bobot yang lebih tinggi. Selain itu,
pertumbuhannya baik pula, sebaliknya suatu pengaplikasian pupuk anorganik hanya
tanaman akan menghasilkan produksi buruk menyediakan unsur hara tambahan bagi
jika pertumbuhannya terganggu (Umar, tanaman namun tidak dapat memperbaiki
2007). struktur fisik tanah. Sehingga secara kualitas,
pupuk organik takakura lebih unggul
f. Berat Basah Tanaman Kacang Hijau dibandingkan pupuk anorganik. Sesuai
Analisis ANOVA dengan taraf pendapat Poerwowidodo (1992) bahwa
kepercayaan 95% menunjukkan perlakuan nitrogen yang terkandung dalam pupuk
pemupukan anorganik dan organik takakura organik berperan sebagai penyusun protein
dengan penambahan EM4 berpengaruh nyata sedangkan fosfor dan kalsium berperan
terhadap parameter berat basah tanaman dalam memacu pembelahan jaringan
kacang hijau umur budidaya 8 minggu meristem dan merangsang pertumbuhan akar
dengan rerata berat basah tanaman tertinggi dan perkembangan daun. Akibatnya tingkat
adalah tanaman yang diberi perlakuan absorbsi unsur hara dan air oleh tanaman
pemupukan organik takakura yaitu sebesar sampai batas optimum akan digunakan untuk
78,3 dilanjutkan dengan tanaman yang diberi perpanjangan, pembelahan, dan diferensiasi
perlakuan pemupukan anorganik yaitu sel. Kalium mengatur kegiatan membuka dan
sebesar 38,7 dan rerata berat basah tanaman menutupnya stomata. Pengaturan stomata
terendah adalah tanaman yang tidak diberi yang optimal akan mengendalikan transpirasi
pupuk (kontrol) yaitu sebesar 29,0 (Gambar tanaman dan meningkatkan reduksi
4.10). karbondioksida yang akan diubah menjadi
90 78,3a karbohidrat. Unsur hara nitrogen, fosfor dan
Berat basah tanaman (gram)
yang diberi perlakuan pemupukan anorganik karbohidrat. Unsur hara fosfor merupakan
yaitu sebesar 6,3 dan rerata berat basah bahan penyusun ATP yang dibutuhkan untuk
polong terendah adalah tanaman yang tidak mereduksi CO2 menjadi senyawa organik
diberi pupuk (kontrol) yaitu sebesar 4,8 yang mantap sehingga akan mengasilkan
(Gambar 4.11). biomasa tanaman. Soverda dan Tiur (2010)
18 16,3a menyatakan bahwa dengan meningkatnya
Berat basah polong (gram)
Gambar 4.12 Histogram berat basah biji 12,3 dilanjutkan dengan tanaman yang diberi
kacang hijau umur budidaya perlakuan pemupukan anorganik yaitu
8 minggu sebesar 8,4 dan rerata berat kering tanaman
terendah adalah tanaman yang tidak diberi
Uji lanjut Duncan menunjukkan pupuk (kontrol) yaitu sebesar 6,4 (Gambar
bahwa perlakuan pemupukan organik 4.13).
takakura dengan penambahan EM4 berbeda
nyata terhadap perlakuan kontrol namun 14 12,3a
(1995) mengatakan bahwa pupuk organik sama memiliki kandungan unsur fosfor (P)
selain mengandung nitrogen yang menyusun yang diduga sudah mencukupi kebutuhan
dari semua protein, asam nukleat dan klorofil tanaman dan relatif sama dalam
juga mengandung unsur hara mikro antara memproduksi polong kacang hijau.
lain unsur Mn, Zn, Fe, S, B, Ca dan Mg.
Unsur hara mikro tersebut berperan sebagai 6 5,4a
4.5 3,9a
4
Berat kering biji (gram)
KESIMPULAN
3.5
3
2.5
2,3a 1. Pupuk organik takakura yang dibuat
2 1,7a dengan penambahan EM4 berwarna
1.5 sangat hitam menyerupai tanah,
1 memiliki tekstur remah serta halus,
0.5 berbau seperti tanah dan memiliki nilai
0 rasio C/N sebesar 20,61. Sedangkan
Kontrol Pupuk Pupuk
pupuk organik takakura tanpa
(Tanpa Organik Anorganik
Pupuk) Takakura + (NPK) penambahan EM4 berwarna lebih
EM4 coklat, memiliki tekstur remah namun
lebih kasar, berbau seperti tanah dan
Gambar 4.15 Histogram berat kering biji memiliki nilai rasio C/N sebesar 37,18.
kacang hijau umur budidaya 8 2. Perlakuan pemupukan organik takakura
minggu dengan penambahan EM4 berpengaruh
nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah
Gambar 4.15 menunjukkan bahwa rerata daun, jumlah bunga, jumlah polong,
berat kering biji kacang hijau tertinggi adalah berat basah tanaman, berat basah
tanaman yang diberi perlakuan pemupukan polong, berat basah biji dan berat kering
organik takakura yaitu sebesar 3,9 tanaman, namun tidak berpengaruh
dilanjutkan dengan tanaman yang diberi nyata terhadap jumlah biji, berat kering
perlakuan pemupukan anorganik yaitu polong dan berat kering biji.
sebesar 2,3 dan rerata berat kering biji 3. Terdapat perbedaan pertumbuhan
terendah adalah tanaman yang tidak diberi tanaman kacang hijau yang diberi
pupuk (kontrol) yaitu sebesar 1,7. perlakuan pemupukan anorganik dan
Berdasarkan rata-rata berat kering biji yang organik takakura dimana pertumbuhan
dihasilkan tersebut mengindikasikan bahwa tanaman terbaik adalah tanaman yang
Jurnal Biologi, Volume 4 No 1, Januari 2015
Hal. 13-35