Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 17

Althaf Husein Muzakky,dkk, Memahami Makna Mukmin Sejati Perspektif...

│1

Memahami Makna Mukmin Sejati Perspektif Al-Qur’an:


Telaah Tafsir Jalālain

Althaf Husein Muzakky* Abstract : The dynamics of Muslims are increasingly


UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta complex today. There are only some Muslims have adequate
email: althofhusein@gmail.com insights of religious knowledge. What is considered as a truth
(absolute truth) relates to contestation of right opinions
Muhammad Qoes Atieq among them. The paper aims to describe the existence of good
IAIN Cirebon Muslims in the Qur'an based on the Jalālain interpretation or
email: analysis which is very popular all over the world. A
muhammadqoesatieq@syekhnurjati.ac.id qualitative research using normative approach was done
through the book interpretation of mauḍu'i and linguistics
Jamaluddin S and sociohistorical with asbābun nuzūl used in this study to
Ponpes Almunawwir, Komp. Nurussalam
find out the meaning of the Qur'anic verses about good
email: jamaljahuri2016@gmail.com
Muslims. The results of this study showed that first, good
Muslims are those who are balanced and proportional in the
piety of spiritual and social faith. Second, there were many
definitions of good Muslims in the Qur'an which need to be
addressed wisely because they are provocative and debatable
such as the words hijrah and jihad. Finally, the study also
showed that most substantial meanings of being a good
Mulim maintained ukhwah (brotherhood values) and
harmony among people.
*Corresponding Author
Keywords: True believers, al-Qur'an, Tafsir Jalālain

(P-ISSN: 2685-1547; E-ISSN: 2685-1555)


Pemalink: DOI: https://doi.org/10.15548/mashdar.v2i1.1040
Avaible on https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/mashdar

PENDAHULUAN versinya masing-masing1. Mukmin


yang berada dalam kawasan pedesaan
Seorang mukmin dapat memiliki
misalnya, biasanya memiliki keimanan
perilaku kehidupan/ amal yang
yang cenderung mengedepankan sikap
beragam. Tidak dapat dipungkiri
sosial kemasyarakatan, begitu juga
bahwa sikap seseorang mukmin
halnya seorang mukmin yang tinggal
memiliki dinamika dan paradigma.
Seorang mukmin selalu dipengaruhi
atas kondisi sosial, politik, budaya yang 1
Rusdin Rusdin, “Insan Kamil Dalam Perspektif
melatarbelakanginya menjadi insān Muhammad Iqbal,” Rausyan Fikr: Jurnal Studi Ilmu
kāmil (manusia sempurna) dalam Ushuluddin Dan Filsafat Volume. 12, Number 2 (2016),
h. 251–271.

© 2020 by Mahdar: Jurnal Studi al-Qur’an Hadis All right reserved. This work is licensed under (CC-BY-SA)
2│ Mashdar : Jurnal Studi al-Quran dan Hadis, Vol.1 No.2 2020 (1-18)

diperkotaan akan memiliki ciri khas melegalkan tindakan anarkis dan


cenderung individual, selain itu sebab radikalis, bahkan lebih parahnya
utama perbedaan dan keragaman seakan memiliki mandataris sebagai
orang mukmin sangat dipengaruhi eksekutor tuhan. Ketiga hal ini
wawasan yang dimilikinya2. Dapat merupakan problem yang serius dalam
dilihat orang yang memiliki knowledge Islam khususnya dalam penafsiran al-
yang memadai akan bersikap open Qur’an tentang pemahaman mukmin
minded (pikiran terbuka), lebih toleransi sejati dalam al-Qur’an.
dan bijak dalam menghadapi persoalan
Sejauh ini, setidaknya terdapat tiga
yang semakin kompleks, sedangkan
pemetaan studi tentang mukmin sejati
orang yang wawasan keagamaannya
yang telah dibahas oleh para peneliti
rendah akan bersifat truth claim3 (hanya
terbilang kurang komprehensif.
meyakini satu pendapat dan tidak
Pertama, mukmin yang memiliki
menerima pendapat lain) yang
pandangan modern dalam kehidupan
berdapak pada sifat intoleran.
internasional5. Kedua, konsep mukmin
Keberagaman dan keimanan dalam pandangan ulama Nusantara6.
seharusnya membawa warna Ketiga, Keimanan yang dibahas dalam
kerukunan bukan perpecahan. kajian semantik al-Qur’an7. dari ketiga
Pentingnya konsep keimanan sejati pemetaan yang sudah ada, terdapat
dipahami umat muslim sebagai upaya banyak kekurangan pembahasan
untuk meminimalisir sikap ekstrimis keimanan yang belum disampaikan
dan ekstrimis. Berangkat dari hal seperti makna mukmin didefinisikan
tersebut, sedikitnya terdapat tiga sebab secara eksklusif oleh kelompok
utama keberagamaan dan keimanan tertentu, oleh sebab itu dalam
dipahami secara tidak tepat sehingga pembahasan kali ini, kajian akan
berujuang pada sikap ekstrimis dan difokuskan terhadap pemahaman
ekstrimis4. Pertama, wawasan al- mukmin sejati dalam al-Qur’an yang
Qur’an dan Hadis yang terbilang dijelaskan oleh Syaikh Imam Jalāluddin
minim bahkan lemah sehingga al-Maḥalli dan Syaikh Imam Jalāladdin
menjadikan beragama jauh dari kata al-Suyuti dalam tafsir Jalālain.
spiritual transedental. Kedua,
Kitab tafsir Jalālain dipilih penulis
kurangnya keseimbangan kesalehan
sebagai objek material adalah atas
individual dan kesalehan sosial. Ketiga,
narasi ajaran agama yang diyakini
5
Hartono Hartono, “Mukmin Moderen,” Jurnal
secara taklid buta sehingga
Kajian Islam Dan Pendidikan Tadarus Tarbawy Volume
memunculkan kebenran sepihak, 1 Number 2 (12 November 2019).
6
A. Rafiq Zainul Mun’im, “Konsep Mukmin
dalam Tafsir Al-Qur’an Bi Al-Imla’ Karya KH. Zaini
2
Maqbul Arib, “Dakwah Di Tengah Keragaman Mun’im” Volume 17 Number 1 (1 Maret 2017), h. 18–
Dan Perbedaan Umat Islam,” Jurnal Dakwah Tabligh 31.
7
Volume 15, Number 1 (2014), 35–49, Dindin Moh Saepudin, M. Solahudin, dan Izzah
3
Abdul Mustaqim, Dinamika Sejarah Tafsir al- Faizah Siti Rusydati Khairani, “Iman Dan Amal
Qur’an (Yogyakarta: Adab Press, 2014), h. 10. Saleh Dalam Alquran (Studi Kajian Semantik),” Al-
4
Alfanul Makky dkk., Kritik Ideologi Radikal Bayan: Jurnal Studi Ilmu Al- Qur’an Dan Tafsir
(Kediri: Lirboyo Press, 2018), h. 18. Volume. 2, Number 1 (2017), h. 10–20.

© 2020 by Mahdar: Jurnal Studi al-Qur’an Hadis All right reserved. This work is licensed under (CC-BY-SA)
Althaf Husein Muzakky,dkk, Memahami Makna Mukmin Sejati Perspektif... │3

beberapa pertimbangan penulis yang pandangan agama, sosial, dan budaya,


cukup sifnifikan. Pertama, kitab tafsir sebab nabi Muhammad sendiri saat
Jalālain merupakan kitab yang terdapat hidup di Madinah11 telah menjadi
banyak kekayaan informasi Hadis panutan dan suritauladan untuk selalu
mengenai ḥaliyah (perilaku) Nabi yang bersikap dingin terhadap segala
digunakan untuk menjelaskan dan sesuatu yang berkaitan dengan
memahami al-Qur’an8. Kedua, kitab problematika kehidupan dengan
tafsir al-Jalālain ditulis oleh dua ulama pancaran keimanan dan perilaku yang
terkemuka pada periode klasik yang santun dan sopan terutama dalam
berpaham ahlussunnah wal jamā’ah keragaman dan perbedaan.
dengan madzhab Syafi’iyyah9, yang
Sayangnya tidak semua perbedaan
menjadi pedoman manhaj keber-
dalam memahami mukmin sejari
agamaan di Nusantara10, yaitu Syaikh
tersebut melahirkan warna yang indah
Jalāluddin Muhammad Ibn Ahmad al-
untuk dinikmati dalam proses
Maḥalli (L.791-864 H./ W. 1389-1459 M.)
keagamaan. Oleh sebab itu, tulisan ini
dan Syaikh Jalaluddin Abdurraḥman
berfokus untuk menjawab dua
Ibn Abi Bakar al-Suyuti (L. 849-911 H./
persoalan. Pertama, bagaimana
W.1445-1505 M.).
pemahaman penafsiran al-Qur’an
Dengan demikian, konsep keimanan tentang mukmin sejati dalam tafsir
sejati merupakan sebuah ajaran Islam Jalālain. Kedua, apa saja prinsip-prinsip
yang ditanamkan lewat al-Qur’an. mukmin sejati dalam merespon isu-isu
Dalam kehidupan yang multikultural kontemporer dan upaya deradikalisasi
Nabi Muhammad saw. mengajarkan menurut al-Qur’an. Penting dicari akar
bahwa keimanan hadir sebagai nilai makna kata “mukmin” dalam Al-
kemanusiaan, rasa kepedulian, rasa Qur’an sebagai pedoman utama umat
persaudaraan, saling menyayangi muslim. Hal ini bertujuan mengupas
saling melindungi, dalam al-Qur’an bagaimana perilaku semestinya
dijelaskan bahwa Nabi Muhammad seorang mukmin kaitannya dalam
diutus menjadi seorang transmisi membangun kehidupan beragama
ajaran sekaligus sebagai raḥmatan lil yang spiritual trensedental dalam
‘ālamīn ( kasih sayang bagi seluruh keragaman dan multikultural.
alam), dari sebab itu idealnya bagi
PERSPEKTIF METODOLOGI
orang yang beriman penting kiranya
saling memahami dalam hal apapun, Tulisan ini akan diulas
meliputi saling memahami dalam menggunakan beberapa pendekatan
dan metode. Adapun pendekatan yang
8
Martin Van Bruinessen, Kitab Kuning, Pesantren, digunakan adalah pendekatan
dan Tarekat (Yogyakarta: Gading Publishing, 2015), h. normatif-sosiohistoris yaitu berusaha
77.
9
mengungkap sisi penjelasan dari
M. Nurdin Zuhdi, Pasaraya tafsir Indonesia: dari
kontestasi metodologi hingga kontekstualisasi wahyu, ditambah dengan penjelasan
(Yogyakarta: Kaukaba, 2014), h. 19.
10 11
Islah Gusmian, Khazanah Tafsir Indonesia dari Zuhairi Misrawi, Madinah Kota Suci, Piagam
Hermeneutika Hingga Ideologi (Teraju: Jakarta, 2013), Madinah, dan Teladan Muhammad SAW. (Jakarta:
h. 80. Kompas Media Nusantara, 2009), h. 57.

© 2020 by Mahdar: Jurnal Studi al-Qur’an Hadis All right reserved. This work is licensed under (CC-BY-SA)
4│ Mashdar : Jurnal Studi al-Quran dan Hadis, Vol.1 No.2 2020 (1-18)

sosial dan sejarah yang melatar każaba yang berarti bohong, yaitu
belakanginya atau biasa disebut orang yang membenarkan ajaran yang
dengan asbāb al-nuzūl12. Penelitian ini dibawa nabi Muhammad saw.
bersifat kualitatif dengan cara meneliti Sedangkan dalam pengertian secara
kajian library research (telaah pustaka), terminologi/ istilah menurut pakar
Adapun metode atau langkah-langkah bahasa al-Qur’an Ragib Al-Asyfihāni
yang digunakan adalah tafsir mauḍū’i memberikan penjelasan bahwa16, kata
(tematik)13, dengan mengumpulkan mukmin berarti taṣdīq bil Janān, wa
ayat tentang mukmin dan mukmin qoulun bil lisan, wa amalun bil arkān
sejati, mencari makna dalam al-Qur’an dalam literatur lain disebutkan dengan
dalam tafsir jalāin, kemudian taṣḍīq bil qalbi, wa qoulun bil lisān, wa
menganilisis melalui gramatical ‘amalun bil jawāriḥi, yaitu membenarkan
(bahasa) maupun psycological (hati dalam hati mengucapkan dengan
nurani/ jiwa) sehingga dapat terlihat perkataan, dan menjalankan dengan
bagaimana cara menjadi mukmin sejati anggota badan.
prespektif al-Qur’an. Dalam hadis Nabi juga disebutkan
PEMBAHASAN bahwa iman itu memiliki enam rukun
yang harus dipenuhi. Rukun iman yang
A. Definisi Mukmin Sejati
enam itu adalah percaya kepada Allah,
Definisi kata mukmin berasal dari Malaikat, kitab yang diturunkan, nabi
bahasa Arab. Kata mukmin secara dan rasul, hari akhir, qada dan
etimologi atau bahasa merupakan qadarNya Allah swt. seperti halnya
kalimah isim fā’il dari taṣrifan yang tertera dalam kitab Hadis ṣaḥiḥ
(morfologi/ perubahan kata) āmana- Muslim17. Pengertian yang telah
yu’minu-īmanan yang memiliki arti disebutkan diatas merupakan makna
yang berarti mempercayai14. Dalam kata iman secara umum, sedangkan
literatur yang lebih jauh yaitu menurut makna mukmin merupakan orang yang
Ibn Manżur15 mengemukakan bahwa, beriman, secara khusus dijelaskan
pada jauh masa awal sejarah dan dalam al-Qur’an dengan lebih luas
peradaban Islam kata mukmin seperti dalam QS. al-Baqarah (2): 212
merupakan Isim Fāil dari kata āmana tentang rezeki yang diterima orang
yang berarti membenarkan lawan kata yang mukmin dibanding dengan orang
non-muslim, dalam QS. al-Anfāl (8): 2-4
12
Abdul Muiz Amir dan Ghufron Hamzah, dan QS. Al-Fath (48): 4 yang
“Dinamika Dan Terapan Metodologi Tafsir
menjelaskan keimanan orang mukmin
Kontekstual,” Al-Izzah: Jurnal Hasil-Hasil Penelitian
Volume. 14 Number 1 (30 Mei 2019), h. 1–17. memiliki potensi untuk bertambah atas
13
Didi Junaedi, “Mengenal Lebih Dekat Metode beberapa sebab, dan masih banyak lagi
Tafsir Maudlu’i,” Diya Al-Afkar: Jurnal Studi Al-
Quran Dan Al-Hadis Volume 4 Number 1 (1 Juni
2016).
16
Ragib Al-Asyfihāni, Mufradāt li alfadz al-Qur’an
14
Ahmad Warson Munawwir, Kamus al- (Beirut: Dār al-Kutub al-Alamiyyah, 2015), Vol. 1 h.
Munawwir (Surabaya: Pustaka Progressif, 1997), h. 91.
17
88. Muslim Ibn Al-hajjaj Abu al-Husain al-
15
Ibn Manẓur, Lisānul Arab (Beirut: Dār al-Kutub Qusyairi al-Naisaburi, ṣahih Muslim (Beirut: Dār al-
al-’Alamiyyah, 2008), vol. 13, h. 21. Kutub al-’Alamiyyah, 1998), Vol. 1, h. 36.

© 2020 by Mahdar: Jurnal Studi al-Qur’an Hadis All right reserved. This work is licensed under (CC-BY-SA)
Althaf Husein Muzakky,dkk, Memahami Makna Mukmin Sejati Perspektif... │5

yang ayat al-Qur’an yang 6. Fundamentalis Wahyu realitas


tanpa akal
Syi’ah, Jabariyyah,
Murji’ah
mendefinisikan tentang orang mukmin. 7. Nihilis Realitas dan Sosialis,
akal tanpa Qadariyyah
wahyu
B. Perkembangan Ragam Mukmin 8. Teroris Wahyu tanpa Khawarij, ISIS, Al-
menurut Ilmu Kalam realitas dan Qaeda
akal

Secara pragmatik membahas


mukmin tidak dapat dipisahkan dari Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa
perkembangan berbagai macam aliran keberagaman keimanan seorang
keimanan menurut ilmu kalam. Teologi mukmin dalam ajaran Islam
Islam merupakan ilmu yang memiliki dipengaruhi atas ruang sosial, politik.
banyak cabang aliran dan berbagai Ruang sosial dari seseorang memiliki
perbedaan tujuan, namun semua tujuan sumbangsih yang sangat kuat dalam
tersebut semestinya dilandasi atas nilai membentuk karakter keimanan
kebaikan dan18 kemaslahatan bersama. seseorang baik dari ajaran akidah
Munculnya aliran Islam yang (teologi), syari’at (aplikasi keagmaan),
bermacam-macam merupakan bukti maupun akhlak dan tasawuuf (sikap,
bahwa keimanan itu tidak berada pada etika, dan estetika). Dapat dilihat
ranah spiritualis, melainkan juga pada sebagai contoh kelompok yang lahir
tahap yang realistis. Dunia spiritualis dikawasan tropis lebih bersifat toleransi
sering dikaitkan dengan wahyu dibandingkan dengan kelompok yang
sedangkan dunia realistis berangkat lahir di tempat yang panas dipadang
dari kesadaran akal pikiran, pasir. Hal tersebut menunjukkan
sebagaimana yang dikemukakan oleh bahwa rahim ruang historis mampu
pakar teologi Islam Indonesia yaitu melahirkan keberagaman keimanan,
Harun Nasution. Oleh sebab itu penulis dan keislaman seorang mukmin lebih
setidaknya telah memetakan keimanan dinamis dan kompleks.
orang Islam dilihat dengan Lebih lanjut, membahas mengenai
penggunaan epistimelogi wahyu akal
keberagman keimanan ada beberapa
dan realitas melaui tabel, yaitu sebagai
tawaran dan cara pandang yang dapat
berikut:
sedikit disimpulkan bahwa bagaimana
Tabel 1.
Pemetaan keimanan orang Islam dilihat dengan penggunaan
bentuk keimanan yang dianut hal
epistimelogi wahyu akal dan realitas terpenting adalah tidak dalam
No. Nama Manhaj yang Golongan yang golongan teroris, sebab golongan
Kelompok digunakan mengembangkan
1. Tradisionalis Wahyu diatas Ahlussunnah wal tersebut memiliki defisit ajaran, moral,
akal Jama’ah
2. Rasionalis Akal diatas Mu’tazilah, Neo
dan akal sehat, dengan secara membabi
wahyu Mu’tazilah buta menghancurkan dunia dengan
3. Transformatif Akal wahyu Antara Tradisional
realitas dan Rasional tindakan radikalis. Setidaknya penulis
4. Dogmatis Wahyu Salafi-wahabi,
Konservatif berusaha menjelaskan bahwa
5. Liberal Realitas dan Revisionis kebenaran yang sejati di dunia ini
akal diatas
wahyu sedikitnya dilandaskan atas rasa
kemanusiaan, sebab setiap kebenaran
18
Harun Nasution, Teologi Islam: aliran-aliran
itu bersifat relatif sesuai konteks yang
sejarah analisa perbandingan (Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia, 1986), h. 87. diinterprentasikan masyarakat

© 2020 by Mahdar: Jurnal Studi al-Qur’an Hadis All right reserved. This work is licensed under (CC-BY-SA)
6│ Mashdar : Jurnal Studi al-Quran dan Hadis, Vol.1 No.2 2020 (1-18)

memiliki kelebihan dan kekurangan mukmin sejati, dalam studi kajian ‘ulum
masing-masing. Hemat kata, bahwa al-Qur’an sesuatu yang muḍafkan
ragam keimanan yang terdapat di memiliki makna yang lebih khusus20,
dalam Islam terbentuk atas ruang menurut Dawam Rahrajo21 seseorang
historis dan semuanya memiliki dikatakan mukmin sejati apabila telah
sumbangsih terhadap perkembangan berusaha dengan maksimal dalam
agama Islam, namun sekali lagi segala hal kemudian diikuti dengan
tindakan radikalis sangat tidak relevan sikap tawakkal, dengan demikian
dalam konsep mukmin sejati yang mukmin sejati adalah orang yang
terdapat di dalam al-Qur’an, karena memiliki semangat terhadap
sikap radikalis telah meninggalkan rasa ketaqwaan dan amal kebaikan.
kemanusiaan.
D. Pemahaman Ayat Mukmin Sejati
C. Mukmin Sejati Dalam al-Qur’an: Perspektif Tafsir Jalālain
Sebuah Tinjauan Awal
Al-Qur’an memberikan pandangan
Kata mukmin di dalam al-Qur’an yang luas mengenai mukmin. Semua
diulang berkali-kali sebagai kajian yang ayat yang menunjukkan tentang
substansial dan membutuhkan keutamaan mukmin sangat banyak.
perhatian lebih. Semakin banyaknya Menunjukkan bahwa model keimanan
lafaz kata yang disebutkan dalam al- seseorang tidak dapat diseragamkan,
Qur’an menunjukkan penting sebuah dan perbedaan merupakan
makna yang terkandung didalamnya. keniscayaan. Namun dalam
Menurut Fuad ‘Abdul Bāqī dalam penyebutannya al-Qur’an banyak
kamus al-Mu’jam al-Mufahrasy li alfāż al- menekankan sisi keimanan melalui
Qurān al-karīm kata mukmin dalam konsistensi terhadap dua poros tipologi
derivasi sebanyak 74 kali19. Dari hal yaitu keimanan yang bersifat
tersebut penulis menganalisis bahwa individual (khaṣ) dan keimanan yang
terdapat dua redaksi ayat yang secara bersifat sosial (‘ām). Hal tersebut
spesifik menunjukkan mukmin yang banyak ditemukan mengenai kata
sejati yaitu dengan penyebutan lafaz al- āmanū (orang-orang yang beriman)
mu’minūna ḥaqqa (sebenar-benarnya hampir selalu diikuti dengan kata wa
orang-orang mukmin atau orang-orang ‘amilū al-ṣaliḥat (berbuat kebajikan).
mukmin sejati), yaitu dalam QS. al-
Lafaz mukmin juga disebutkan
Anfāl (8): 4 dan 74.
dengan redaksi selain yang
Kata al-mu’minūna ḥaqqa tersebut dicantumkan di atas, hal tersebut
menjadi sangat unik dibanding definisi semakin memperkaya wawasan
mukmin lainnya dalam al-Qur’an, mengenai pemahaman mukmin secara
sebab lafaz mukmin di muḍafkan luas, seperti kata mukmin yang
(disandarkan) dengan kalimat ḥaqqa,
sehingga menginterprentasikan definisi 20
M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir (Tanggerang:
Lentera hati, 2013), h. 89.
19
Fuad ‘Abdul Bāqī, al-Mu’jam al-Mufahrasy li 21
M. Dawam Rahardjo, Ensiklopedi al-Qur’an:
alfāż al-Qurān al-karīm (Beirut: Dār al-Fikr al-Islāmy, tafsir sosial berdasarkan konsep-konsep kunci (Jakarta:
1998), h. 90. Paramadina, 1996), h. 77.

© 2020 by Mahdar: Jurnal Studi al-Qur’an Hadis All right reserved. This work is licensed under (CC-BY-SA)
Althaf Husein Muzakky,dkk, Memahami Makna Mukmin Sejati Perspektif... │7

setelahnya disertai perintah shalat, mukmin akan melaksanakan dengan


amalan tentang zakat maupun maksimal dan diiringi sikap tawakkal,
himbauan menginfaqkan harta yang untuk lebih lengkapnya dapat dilihat
dimiliki. Untuk lebih jelasnya penulis yaitu sebagai berikut:
akan memaparkan ayat-ayat al-Qur’an
‫ي‬ْ َ‫اَّلل" أ‬
َّ َ ُ َ َ َّ
‫يمان "اَّلِين إذا ذكِر‬ َ ‫ون ْاْل‬ َ ُ َ ْ َ ُ ْ ُ ْ َ َّ
‫إنما المؤمِنون" الَكمِل‬
ِ
yang berbicara tentang mukmin َ ْ َ ُ َ ْ ُُ ْ َ َ ْ َ‫َوعِيده " َوجل‬
sekaligus penafsirannya dalam kitab ‫ت َعليْ ِه ْم آيَاته‬ ‫ت" خافت "قلوبهم ِإَوذا تلِي‬ ِ
َ َ ُ َ َ ُ َّ َ َ َ ْ َ َ َ َ ً ْ َ ً َ ْ ُ ْ َ َ
Tafsir Jalālain. ‫زادتهم إيمانا" تصدِيقا "ولَع ربهم يتوَّكون" بِهِ يثِقون َل‬
ُ َ ُْ َ َّ َ ُ ُ َ َّ َْ
1. QS. Al-Anfāl (8) : 2-4 ‫الصَلة" يَأتون ب ِ َها ِِبُقوق َِها " َوم َِّما‬ ‫ْيه ِ "اَّلِين يقِيمون‬ ِ ‫بِغ‬
َ ْ ُ ُ ُ ُ ْ َ َ ُ َّ َ ُ َ َ َّ َ ُ ْ ُ ْ َ َّ
ْ ‫ِإَوذا تُل َِي‬ َ َ ُ َّ َ ‫ون" ِف َط‬ َ ُ ُْ ْ ُ َْ َ ْ َ ْ ُ ََْ َ
‫ت‬ ‫جلت قلوبهم‬ ِ ‫إِنما المؤمِنون اَّلِين إِذا ذكِر اَّلل و‬ "‫اعة اَّلل "أولئِك‬ ِ ‫رزقناهم" أعطيناهم "ينفِق‬
َّ
َ ‫﴾ اَّل‬٢﴿ ‫ون‬ َ َََ ْ َ ََ َ ً َ ْ َُْ َ ُُ َ ْ َْ َ
ُ َّ َ َ ًْ ًّ َ َ ُ ْ ُ ْ ْ ُ َ َ َ َ َ ُ ُ ْ َ ْ
‫ِين‬ ‫علي ِهم آياته زادتهم إِيمانا ولَع رب ِ ِهم يتوَّك‬ ‫الموصوفون بِما ذكر "هم المؤمِنون حقا" صِ دقا بَِل شك‬
َ َ ُ َ ُ ْ ُ ‫الص ََلةَ َوم َِّما َر َز ْق َن‬ َ ُ ُ ْ ْ َ ْ
‫هم َو َمغف َِرة َورِ ْزق‬ َ ْ ‫"ل َ ُه ْم َد َر َجات" َم َنازل ِِف‬
‫اْل َّنة "عِند رب‬
‫﴾ أولئِك ُه ُم‬٣﴿ ‫اه ْم ُينفِقون‬ َّ ‫ون‬ ‫يقِيم‬ ِ
ْ ْ ْ َ َ ًّ َ ْ ْ َ ْ ‫َكريم" ِِف‬
‫اْل َّنة‬
‫ال ُمؤم ُِنون َحقا ل ُه ْم د َر َجات عِن َد َرب ِ ِه ْم َو َمغف َِرة َورِزق‬ ِ
َ
﴾٤﴿‫ك ِريم‬ “bahwa sesungguhnya orang mukmin
yaitu orang yang sempurna imannya
Sesungguhnya orang-orang yang
yakni apabila mengingat Allah swt. atas
beriman adalah mereka yang apabila
ancamanNya maka akan bergetar dan
disebut nama Allah gemetar hatinya,
takut hatinya, dan apabila dibacakan
dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya
ayat al-Qur’an maka bertambahlah
kepada mereka, bertambah (kuat)
keimanannya karena membernarkan isi
imannya dan hanya kepada Tuhan
al-Qur’an, dan dan hanyak kepada Allah
mereka bertawakal, (Yaitu) orang-orang
orang mukmin menaruh harapan pasrah
yang melaksanakan salat dan yang
yaitu dengan meyakini Allah dan bukan
menginfakkan sebagian dari rezeki yang
selain Allah, orang mukmin juga orang
Kami berikan kepada mereka. Mereka
yang mendirikan shalat dengan
itulah orang-orang yang benar-benar
mendatangi shalat dengan hak-haknya
beriman. Mereka akan memperoleh
shalat, dan sebagian harta dari orang
derajat (tinggi) di sisi Tuhannya dan
mukmin diberikan untuk berinfaq dalam
ampunan serta rezeki (nikmat) yang
rangka ketaatan kepada Allah, orang-
mulia.
orang yang telah disifati tersebut
Pemahaman tentang mukmin sejati merupakan gambaran mukmin sejati
dijelaskan dalam tafsir Jalālain, bahwa yang membenarkan keimanannya
orang dapat dikatakan mukmin apabila dengan tanpa ragu, maka bagi orang
telah sempurna keimanannya dengan mukmin sejati akan mendapatkan
cara mengingat Allah swt. sebagai derajat berupa surga di hadapan Allah,
barometer perilaku kehidupan, jikalau pengampunan, serta mendapat rizki
apa yang dilakukan mendapat yang begitu mulia yaitu surga.” 22
ancaman dari Allah swt. maka hal
tersebut ditakuti dan ditinggalkan,
22
namun apabila apa yang dilakukan Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin al-Suyuti,
Tafsir Jalālain (Beirut: Dār al-Fikr al-Islāmy, 2017), h.
merupakan kebenaran maka orang 143.

© 2020 by Mahdar: Jurnal Studi al-Qur’an Hadis All right reserved. This work is licensed under (CC-BY-SA)
8│ Mashdar : Jurnal Studi al-Quran dan Hadis, Vol.1 No.2 2020 (1-18)

Penjelasan al-Qur’an mengenai sifat Mubarok mengatakan bahwa salah satu


orang mukmin di atas dapat dibilang sebab matinya hati adalah tidak belajar
cukup komprehensif. Di dalam dan berdzikir24.
penjelasan ayat tersebut terdapat
Sifat orang mukmin yang berkaitan
beberapa sifat orang mukmin yang
dengan raga adalah shalat. Tidak dapat
meliputi aspek individual, dan sosial.
dipungkiri bahwa shalat adalah
Dari aspek individual disebutkan
interaksi paling nyata antara manusia
dengan seorang mukmin merupakan
dengan tuhannya, Imam al-Suyuti
orang yang senantiasa bergetar ketika
menjelaskan bahwa shalat haruslah
diingatkan tentang Allah, kemudian
ya’tūna biḥuqūqiha (menempatkan
ketika ayat al-Qur’an dibacakan maka
haknya shalat), yaitu dengan
akan berdampak terhadap keimanan,
menjalankan shalat sesuai dengan
tidak hanya didengarkan, melainkan
waktunya, memperhatikan syarat
juga diamalkan, melalui pelaksanaan
rukun dan adab shalat. Imam al-Suyuti
shalat dan menunaikan zakat. Orang
mengindikasikan bahwa orang yang
yang demikian tersebut adalah sebenar-
menjalankan shalat disertai dengan
benarnya orang beriman atau mukmin
haknya akan membentuk karakter yang
sejati sebab dapat memposisikan
benar. Tanpa disadari dengan
keimanan dari sisi ruhani dan jasmani.
melaksanakan shalat lima waktu secara
Melihat beberapa sifat yang tertib seseorang sebanarnya diasah
dicantumkan dalam QS. Al-Anfāl (8) : untuk disiplin, tanggung jawab, dan
2-4, Imam al-Suyuti menafsirkan memprioritaskan terhadap kewajiban
dengan cukup komprehensif. Sifat yang harus dijalankan25.
orang mukmin memiliki tiga landasan
Sifat orang mukmin yang berkaitan
poros yang saling berkaitan, yaitu jiwa,
dengan kepedulian bersama adalah
raga, dan kepedulian sesama. Sifat
zakat. Zakat merupakan simbol
orang mukmin yang berkaitan dengan
kepedulian sosial dengan mengikis
jiwa memiliki kesadaran bahwa iman
persoalan kemiskinan. Adanya upaya
ada kalanya bertambah dan berkurang,
dalam al-Qur’an untuk mempersempit
oleh sebab itu dengan senantiasa
kesenjangan kasta sosial, yang
mendekat kepada Allah melalui dzikir
disebabkan atas kapitalisme, dan
dan membaca al-Qur’an dengan baik
penumpukan harta. Salah satu hal yang
dan benar serta mendalami maknanya
wajib untuk dilaksanakan bagi orang
akan dapat senantiasa menjaga iman,
yang berkeluarga adalah menafkahi
setidaknya untuk tetap stabil, tidak
keluarganya serta memberikan
mengalami defisit atau pengurangan,
kewajiban lain kepada orang yang
sebab hati berasal dari kata qalaba yang
membutuhkan dengan zakat, atau jika
artinya bolak-balik atau tidak stabil23.
Itulah pentingnya hati dihiasi dengan
ilmu dan dzikir, sebab menurut Imam
24
Muhammad Ibn Muhammad al-Ghazali, Ihyā’
Ghazali mengutip gurunya yaitu Ibn al-
‘Ulumuddin (Beirut: Dār Ibn al-Qayyim, 1997), Vol. 3,
h. 117.
23
al-Mahalli dan al-Suyuti, Tafsir Jalālain, h. 143. 25
al-Mahalli dan al-Suyuti, Tafsir Jalālain, h. 143.

© 2020 by Mahdar: Jurnal Studi al-Qur’an Hadis All right reserved. This work is licensed under (CC-BY-SA)
Althaf Husein Muzakky,dkk, Memahami Makna Mukmin Sejati Perspektif... │9

belum berkewajiban zakat maka tetap Berbicara mengenai penafsiran ayat


dianjurkan dengan sedekah26. ini dalam tafsir Jalālain terdapat tiga
2. QS. Al-Anfāl (8): 74 sifat yang sangat kuat dalam

َ ‫اَّللِ َو َّاَّل‬ ُ َ َ َ ُ َ َ َ ُ َ َ َّ َ
membentuk mukmin sejati28. Pertama,
َّ
‫آو ْوا‬
َ ‫ِين‬ ‫يل‬ َ
ِ ِ‫واَّلِين آمنوا وهاجروا وجاهدوا ِِف سب‬ hājarū seorang mukmin harus
َ ْ َ ًّ َ ْ ْ َ َ ُ ُ َ ََ
‫َصوا أولئِك ُه ُم ال ُمؤم ُِنون َحقا ل ُه ْم َمغف َِرة َورِ ْزق ك ِريم‬ ‫ون‬ melakukan hijrah, dalam konteks nabi
pemaknaan hijrah diartikan sebagai
﴾٧٤﴿
pergi. Hal tersebut sebagaimana
“Dan orang-orang yang beriman dan hijrahnya nabi dimaknai sebagai
berhijrah serta berjihad di jalan Allah, pindah, pergi, dari Makkah ke
dan orang-orang yang memberi tempat Madinah sebagi tindakan revolusi29.
kediaman dan memberi pertolongan Dapat juga dimaknai senantiasa
(kepada orang Muhajirin), mereka itulah berusaha menuju kepada kebaikan.
orang yang benar-benar beriman. Kedua, jāhadu (kesungguhan hati,
Mereka memperoleh ampunan dan rezeki mental dan jiwa) bersunggungguh-
(nikmat) yang mulia.” sungguh untuk berpegang teguh di
jalan Allah dengan mengikuti nabi
Dalam kajian historisitas turunnya
Muhammad dalam menyebarkan
ayat (sejarah) atau asbābun nuzūl, ayat
ajaran Islam. Ketiga, wanaṣarū (saling
tersebut secara makro turun saat nabi
tolong menolong), maksud ayat ini
Muhammad Hijrah ke Madinah27. Kata
adalah kaum Anṣar yang berada di
mukmin dalam konteks ayat tersebut
Madinah kala itu, namun jika ditarik
memiliki hubungan yang erat antara
dalam konteks sekarang tolong
kaum Muhājirin yang datang berpindah
menolong adalah salah satu dakwah
kemadinah dengan kesungguhan hati
Islam yang santun, dari ketiga sifat
dan kaum Anṣar yang menyambut
tersebut adalah komponen utama
rombongan nabi beserta kaum
untuk menjadikan mukmin naik level
Muhājirin dengan senang hati. Dalam
mendapat predikat mukmin sejati.
hal ini nuansa keimanan dalam konteks
sosial sangatlah kuat. Betapa luar 3. QS. Al-Mu’minūn (23): 1-11
َ َ َ َ ‫) َّاَّل‬1( ‫ون‬ َ ُ ْ ُْ َ ََْ ْ َ
‫ِين ُه ْم ِِف َصَلت ِ ِه ْم خاش ُِعون‬
biasanya kaum Muhājirin yang asalnya
‫قد أفلح المؤمِن‬
dari Makkah meninggalkan rumah, َ َّ ْ ُ َ َّ َ َ ْ َّ َ ‫﴾ َو َّاَّل‬٢﴿
tempat tinggal, harta benda, keluarga, ِ ‫﴾ واَّلِين هم ل ِلزَكة‬٣﴿ ‫ِين ُه ْم َع ِن اللغوِ ُم ْع ِر ُضون‬
َ َ َّ َ ُ ُ ُ ْ ُ َ َّ َ َ ُ َ
demi membela Islam dengan mengikuti ‫﴾ إَِل لَع‬٥﴿ ‫ج ِه ْم َحاف ِظون‬ ِ ‫﴾ واَّلِين هم ل ِفرو‬٤﴿ ‫فاعِلون‬
Nabi Muhammad, begitu halnya kaum َ ‫ْي َملُوم‬ ُ ََْ ْ َ َ َ َ َْ ْ
ُ ْ ‫ان ُه ْم فَإ َّن ُه ْم َغ‬ ََْ
﴾٦﴿ ‫ِي‬ ِ ‫ج ِهم أو ما ملكت أيم‬ ِ ‫أزوا‬
َ ‫﴾ َو َّاَّل‬٧﴿ ‫ون‬ َ ُ َْ ُ ُ َ َ َُ َ َ َ َ َ ََْ َ َ
‫ِين ُه ْم‬
Anṣar yang gigih dan gagah loyalitas
‫فم ِن ابتغ وراء ذل ِك فأولئِك هم العاد‬
َ ُ َ ْ ْ َ َ ْ َ ََ
melayani seluruh kebutuhan Nabi
َ َ َ َ ‫﴾ َو َّاَّل‬٨﴿ ‫ون‬
Muhammad dan para pengikutnya ‫ِين ُه ْم لَع َصل َوات ِ ِه ْم‬ ‫ِِلمانات ِ ِهم وعه ِدهِم راع‬
َ ُ َ َّ َ ُ ْ َ َ ُ َ ُ ُ
seperti saudara kandung sendiri. ‫ِين يَ ِرثون‬ ‫﴾ اَّل‬۱۰﴿ ‫﴾ أولئِك ُه ُم ال َوارِثون‬٩﴿ ‫ُيَاف ِظون‬
َ ُ َ َ ْ ُ ََْْ ْ
﴾۱۱﴿ ‫اِلون‬ ِ ‫الفِردوس هم فِيها خ‬
26
al-Mahalli dan al-Suyuti, Tafsir Jalālain, hlm.
143.
27
Muhammad Chirzin, Buku Pintar Asbabun 28
al-Mahalli dan al-Suyuti, Tafsir Jalālain, h. 168.
Nuzul (Jakarta: Zaman, 2011), h. 375-376. 29
Manẓur, Lisānul Arab, Vol. 5, h. 250.

© 2020 by Mahdar: Jurnal Studi al-Qur’an Hadis All right reserved. This work is licensed under (CC-BY-SA)
10│ Mashdar : Jurnal Studi al-Quran dan Hadis, Vol.1 No.2 2020 (1-18)

“Sungguh beruntung orang-orang yang enam poin penting pribadi untuk


beriman, (yaitu) orang yang khusyuk menjadi seorang mukmin.
dalam salatnya, dan orang yang Lebih lanjut lagi, Imam Jalaluddin
menjauhkan diri dari (perbuatan dan al-Maḥalli dalam ayat ini menafsirkan
perkataan) yang tidak berguna, dan bahwa sungguh orang mukmin
orang yang menunaikan zakat, dan memiliki keberuntungan di dunia
orang yang memelihara kemaluannya, maupun di akhirat, dapat dilihat
kecuali terhadap istri-istri mereka atau sebagai berikut30:
َ ْ ْ َ َ َ ََْ
hamba sahaya yang mereka miliki; maka
ْ َّ ْ َ
sesungguhnya mereka tidak tercela. ‫ازال ُمؤم ُِنون‬ ‫ِيق "أفلح" ف‬
ِ ‫"قد" ل ِلتحق‬
Tetapi barang siapa mencari di balik itu
“Huruf Qad bermakna meneguhkan,
(zina, dan sebagainya), maka mereka
sungguh sangat beruntung orang-orang
itulah orang-orang yang melampaui
mukmin”
batas. Dan (sungguh beruntung) orang
yang memelihara amanat-amanat dan Menurut Imam jalāluddin al-Suyuti
janjinya, serta orang yang memelihara orang mukmin dapat beruntung
salatnya. Mereka itulah orang yang akan apabila menempati enam sifat.
mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi Pertama, Seorang mukmin merupakan
(surga) Firdaus. Mereka kekal di orang yang melakukan shalat dengan
dalamnya.” khusyu’ dengan merendahkan diri
dihadapan Allah. Kedua, Orang
Pengertian orang mukmin secara
mukmin adalah orang yang menjauhi
global dapat dipahami dari ayat ini
diri dari perbuatan yang tidak berguna
adalah kesembingan dalam
semisal ucapan, perbuatan dan lain
menjalankan ibadah. Sudah selayaknya
macam sebagainya. Ketiga, Orang
orang mukmin memiliki balance
mukmin adalah orang-orang yang
terhadap urusan dunia dan akhirat.
melakukan zakat dengan
Dapat dilihat setidaknya dimensi
menuanikannya. Keempat, Orang
ibadah individual seperti shalat secara
mukmin adalah orang yang menjaga
khusyu’, menjaga kemaluan atau
kemaluannya (seksualitas) dari
seksualitas hanya dengan cara yang sah
keharaman kecuali atas istri atau
(hanya dengan istri maupun budak
hamba sahaya yang dimiliki (selir) itu
dulu di awal Islam), sebagai orang
menjadi tidak masalah (dizaman masih
mukmin merupakan orang yang
terdapat budak), apabila mencari
senantiasa menjaga kewajiban. Selain
kepuasan seksual selain dengan istri
itu dimensi sosial seperti tidak
dan hamba sahaya seperti onani maka
melakukan perkara yang sia-sia dengan
hal demikian telah melampaui batas
selalu menghiasi diri dengan perilaku
dengan melakukan perbuatan yang
yang bermanfaat, menuanikan zakat,
tidak halal. Kelima, Orang mukmin
dan berinteraksi secara baik dengan
adalah orang yang menepati janji dan
menepati janji dan tanggung jawab.
bertanggung jawab baik secara
Dari ayat diatas setidaknya terdapat

30
al-Mahalli dan al-Suyuti, Tafsir Jalālain, h. 185.

© 2020 by Mahdar: Jurnal Studi al-Qur’an Hadis All right reserved. This work is licensed under (CC-BY-SA)
Althaf Husein Muzakky,dkk, Memahami Makna Mukmin Sejati Perspektif... │11

personal maupun kelompok atas seakan saudaranya sendiri dalam artian


hubungan dengan sesama manusia seagama. Namun dewasa ini terdapat
seperti mu’āmalah. Keenam, orang kelompok orang Islam yang melakukan
mukmin adalah orang yang senantiasa tindakan tidak terpuji dengan
menjaga shalat lima waktu31. intoleransi terhadap sesama muslim
4. QS. Al-Ḥujurāt (49): 10 maupun kepada non-muslim. Hal
ُ ْ‫ي أَ َخ َوي‬ ْ َ‫خ َوة فَأ‬
ْ َ ُ ْ ُ ْ َ َّ
demikian ini merupakan tindakan yang
َ َّ ‫ك ْم َو َّات ُقوا‬
‫اَّلل‬ َ ْ َ‫صل ُِحوا ب‬
ِ ‫إِنما المؤمِنون إ‬ tidak sesuai dengan sejarah perilaku
َ ُ َ ْ ُ ْ ُ َّ َ َ
﴾۱۰﴿ ‫َحون‬ ‫لعلكم تر‬ nabi ketika berada di Madinah yang
bersikap ramah dengan kaumYahudi
“Sesungguhnya orang-orang mukmin dan Nasrani selama dapat hidup
itu bersaudara, karena itu damaikanlah berdampingan dengan aman dan tidak
antara kedua saudaramu (yang melakukan peperangan, nabi ditengah
berselisih) dan bertakwalah kepada Allah masyarakat Madinah yang
agar kamu mendapat rahmat”. multikultural mampu merukunkan,
Ayat di atas mengindikasikan dengan saling menjaga dan
tentang toleransi dan pentingnya mempersatukan persaudaraan . 33

kerukunan. Imam Jalāluddin al-Maḥalli Sehubungan dengan penafsiran ayat


menjelaskan maksud dari mukmin tersebut Imam Jalāluddin al-Maḥalli
yang saling bersaudara satu sama lain memberikan uraian yang komprehensif
sehingga senantiasa menjaga rasa mengenai ayat diatas. Bahwa setiap
persaudaraan, dapat dilihat dalam mukmin satu dengan yang lainnya
tafsir Jalālain32 yaitu sebagai berikut: merupakan saudara seiman dalam
َ ُ ْ‫صل ُِحوا بَ ْي أَ َخ َوي‬
ْ َ‫إخ َوة" ِف اِلِين "فَأ‬
ْ َ ُ ْ ُ ْ َ َّ
‫ك ْم" إذا‬ ِ ‫إنما المؤمِنون‬ agama yaitu saudara dalam ketaatan
ُ ْ َ ُ َ ََ
‫از ََع َوق ِرئ إخ َوتك ْم‬
terhadap Allah SWT., maka sudah
‫تن‬
barang tentu rasa persaudaraan harus
“Sesungguhnya seorang mukmin dijunjung dengan tinggi mengingat
merupakan saudara seagama maka dalam kehidupan pasti menemui
berdamailah diantara saudaramu ketika konflik, Imam Jalāluddin al-Maḥalli
bertengkar, dalam bacaan lain menyebut dengan kata naza’a yang
disebutkan saudara perempuan kalian berarti mencabut, mengganggu
semua.” eksistensi persaudaraan.34 Di akhir ayat
Allah berfirman untuk selalu bertaqwa
Orang mukmin merupakan orang
kepada Allah dengan menjaga
yang menganut ajaran Nabi
persaudaraan sebagai sarana penjagaan
Muhammad sebagai utusan sekaligus
kasih sayang baik antar sesama muslim
rahmatan lil ālamīn (kasih sayang bagi
(seagama dan seiman), maupun non-
seluruh alam). Sebagaimana tujuan
muslim (selain seagama dan seiman)
Nabi diutus di bumi tidak lain adalah
tetap harus saling menjaga kerukunan.
untuk saling mengasihi sesama
mukmin bahkan mengasihi seperti
33
Misrawi, Madinah Kota Suci, Piagam Madinah,
31
al-Mahalli dan al-Suyuti, Tafsir Jalālain, h. 285. dan Teladan Muhammad SAW, h. 78.
32
al-Mahalli dan al-Suyuti, Tafsir Jalālain, h. 233 . 34
al-Mahalli dan al-Suyuti, Tafsir Jalālain, h. 242.

© 2020 by Mahdar: Jurnal Studi al-Qur’an Hadis All right reserved. This work is licensed under (CC-BY-SA)
12│ Mashdar : Jurnal Studi al-Quran dan Hadis, Vol.1 No.2 2020 (1-18)

5. QS. Al-Ḥujurāt (49): 15 dimaksud dengan lam yartābū wa jāhadū


َ َ ُ
‫وِلِ ث َّم ل ْم يَ ْرتابُوا‬
َّ
ِ ‫آم ُنوا بِاَّللِ َو َر ُس‬
َ ‫ِين‬ َ ‫ون َّاَّل‬
َ ُ ْ ُ ْ َ َّ
‫إِنما المؤمِن‬
bi amwālihim wa anfusihim fi sabīlillah
َ َ ُ َّ َ َ
ْ ِ ‫اه ُدوا بأ ْم َوالِه ْم َوأنْ ُف‬
َ َ َ
(tidak ragu-ragu dan mereka berjihad
‫يل اَّللِ أولئِك ُه ُم‬ َ
ِ ِ‫س ِهم ِِف سب‬ ِ ِ ‫وج‬ dengan harta dan jiwanya di jalan
َ ُ َّ
﴾۱٥﴿ ‫الصادِقون‬ Allah) adalah kecakapan
menampakkan kebenaran
“Sesungguhnya orang-orang mukmin keimananya . Syiar Islam dapat
35

yang sebenarnya adalah mereka yang dilakukan dengan cara yang beragam
beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dapat dilakukan dengan harta benda,
kemudian mereka tidak ragu-ragu dan integritas, jabatan, politik, sosial, dan
mereka berjihad dengan harta dan lain macam sebagainya tidak dengan
jiwanya di jalan Allah. Mereka itulah melakukan tindakan anarkis secara
orang-orang yang benar”. membabi buta sehingga dapat
Pengertian secara ijmāli (global) merugikan berbagai pihak. Orang yang
bahwa al-Qur’an menghimbau melakukan jihad tanpa mengetahui
terhadap orang-orang mukmin untuk situasi dan kondisi belum bisa
tidak ragu-ragu berjihad dengan dikatakan mukmin sejati, sebab dalam
hartanya dijalan Allah. Pernyataan jihad disyaratkan mengetahui kapasitas
tersebut benar namun bersifat yang dimiliki, orang bersekolah
profokatif, selama ini berjihad jihadnya adalah belajar, orang bekerja
mengalami diakroni (perubahan) jihadnya mencari ekonomi dan
pemaknaan, dahulu dimasa nabi jihad kesejahteraan diri, orang yang sedang
dipandang dengan ṭāqah yaitu menjadi tentara jihadnya adalah
kekuatan, kecakapan sebagai bentuk berperang menjaga keamanan, orang
kesungguhan hati, totalitas, terhadap yang kaya jihadnya adalah dermawan,
ajaran nabi Muhammad SAW. namun sebagaimana porsi dan bagiannya
akhir ini makna jihad identik dengan masing-masing sebagaimana yang
tindakan radikalisasi, anarkisme seperti dikemukakan oleh Gamal al-Banna36.
demo, aksi, perang, lebih parahnya Barulah setelah hal tersebut dilakukan
adalah terorisme dengan pengeboman maka dapat tergolong menjadi orang-
dan bom bunuh diri. Krisis pemaknaan orang yang benar.
jihad dengan ḥarb (perang) dan qitāl E. Peran Mukmin Sejati dalam
(pembunuhan) merupakan kesalahan Membangun Kerukunan dan
penafsiran yang masif sehingga perlu Toleransi
adanya edukasi, dan transmisi
pengetahuan bahwa definisi jihad Agama Islam merupakan salah satu
tanpa ragu bukanlah tindakan yang agama besar di dunia. Tentunya
merugikan melainkan tindakan yang sebagai agama mayoritas yang dianut
membawa kemaslahatan. 35
al-Mahalli dan al-Suyuti, Tafsir Jalālain, h. 247.
36
Mufassir klasik seperti Imam Jihad merupakan pembahasan yang debatable
Jalāluddin al-Maḥalli menafsirkan ayat (diperdebatkan) dan interpretable (multitafsir)
sehingga selalu hangat untuk didiskusikan baik kini
tersebut dengan cukup unik. Yang besok maupun lusa nanti, Gamal Al-Banna, Jihad
(Jakarta: Mata Air Publishing, 2006), h. xi-xii.

© 2020 by Mahdar: Jurnal Studi al-Qur’an Hadis All right reserved. This work is licensed under (CC-BY-SA)
Althaf Husein Muzakky,dkk, Memahami Makna Mukmin Sejati Perspektif... │13

oleh masyarakat di Indonesia tentu kajian hadis yang bersifat tekstualis


orang Islam bertanggung jawab penuh ditengah konteks kehidupan yang
atas kerukunan. Sebab harapan terbesar semakin maju38.
yang mudah diwujudkan adalah Berbicara tentang konsep mukmin
mempertimbangkan suara mayoritas sejati merupakan pembahasan yang
sebagai langkah awal menuju substansial. Semua orang berlomba
peradaban dan kemajuan. Dalam hal mengklaim diri sebagai golongan yang
ini orang Islam dituntut untuk menjadi paling benar, hal itu merupakan
mukmin yang sejati, sebagaimana kitab tindakan yang biasa, namun yang perlu
suci al-Qur’an memerintahkan ajaran digarisbawahi bahwa sikap mukmin
untuk saling memaafkan atas kesalahan sejati bukan orang yang mudah
serta bersikap lemah lembut baik menyalahkan dan menghina orang,
terhadap muslim maupun non-muslim. kelompok, golongan lain. Sikap
Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh mukmin sejati dikritik oleh Armayanto
Baharuddin Zamawi dkk. bahwa kurang etis jika seorang mukmin tidak
Indonesia kuat sebab nilai toleransi
bisa bersikap adil antar sesama muslim
yang terus dijaga dan dirawat dengan dan non-muslim39. Sebagian dari
seksama37.
kriteria mukmin adalah melakukan
Orang mukmin sejati dapat berlaku ibadah dengan dilandasi atas keridaan
dinamis menyikapi persoalan zaman Allah SWT. buka atas politik atau
yang kompleks. Mukmin sejati adalah golongan tertentu, dengan selalu
mereka yang mampu beradaptasi dan rendah hati dan menjaga martabat.
memposisikan diri secara seimbang Mengingat di dunia perbedaan adalah
diantara urusan akhirat dan urusan keniscayaan yang tidak bisa
dunia. Hal ini dibuktikan dengan dihindarkan, bukan permasalahan
tinjauan penyebutan ayat al-Qur’an bagiamana menjadi seragam antara
yang menyebutkan āmanū (orang yang umat beragama dalam mengenai
beriman) banyak dikuti dengan wa pendapat bersama, melainkan mukmin
‘amilu al-ṣalihāt (melakukan kebaikan). sejati memaknai pebedaan pendapat
Umat Islam sudah seharusnya tidak sebagai bentuk keindahan yang harus
mudah terprovokasi dengan kajian al- disikapi secara arif dan bijaksana baik
Qur’an maupun hadis yang diajarkan tanpa terkecuali mengenai persoalan
oleh orang-orang yang tidak memiliki agama, budaya, ras, suku, dan bangsa40.
keilmuan yang mumpuni, dapat dilihat
banyaknya orang yang mengajarkan
hadis nabi tanpa disertai ‘ulūmul hadiṡ 38
Eka Tresna Setiawan, “Reinterpretasi Hadis-
sehingga tidak sedikit yang mudah Hadis Intoleransi Agama Dalam Kutub Al-Tis’ah
(Kajian Tematik),” Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-
terbawa dan menjadi intoleransi sebab
Quran dan al-Hadis Volume 5 Number 01 (1 Juni
2017), h. 187–218.
37
Baharudin Zamawi, Habieb Bullah, Dan 39
Harda Armayanto, “Etika Al-Qur’an Terhadap
Zubaidah Zubaidah, “Ayat Toleransi Dalam Al- Non-Muslim,” Tsaqafah Volume 9 Number 2 (30
Qur’an: Tinjauan Tafsir Marah Labid,” Diya Al-Afkar: November 2013), h. 289–306,
40
Jurnal Studi Al-Quran Dan Al-Hadis Volume 7 Abdul Halim, Zulheldi Zulheldi, dan Sobhan
Number 1 (30 Juni 2019), h. 185–197. Sobhan, “Karakteristik Pemegang Amânah Dalam

© 2020 by Mahdar: Jurnal Studi al-Qur’an Hadis All right reserved. This work is licensed under (CC-BY-SA)
14│ Mashdar : Jurnal Studi al-Quran dan Hadis, Vol.1 No.2 2020 (1-18)

Sikap saling menghormati harus Di era millenial seperti sekarang,


lebih dihadirkan sebagai bentuk mukmin sejati dituntut untuk bijak
manifestasi keimanan. Di negara- dalam mengkonsumsi informasi dan
negara Barat orang muslim dan non- berita di sosial media. Perkembangan
muslim hidup berdampingan, mereka zaman yang pesat menjadikan sosial
bebas mengemukakan pendapat selama media merupakan ranah dakwah
namun tetap saling menghormati tanpa terbaru bagi umat Islam, dapat dilihat
merendahkan satu sama lain, berbagai aplikasi sosial media
sebagaimana yang dikemukakan oleh digunakan secara masif untuk
Maykel Verkuyten dan Luuk Slooter41. mengajar dan menyebarkan Islam,
Sebagai orang Timur yang menjunjung mulai dari Facebook, Youtube,
tinggi peradaban dan tata krama sudah Whatsapp, Twitter, dan masih banyak
selayaknya sikap toleransi dan lagi. Hal ini perlu disaring dengan ilmu
kerukunan perlu disiram agar tumbuh pengetahuan, sehingga mukmin sejati
subur di masyarakat bersama, tidak mudah terkenah hoaxs, apalagi
meminimalisir gesekan, menahan sampai dengan menyebarkan berita
adanya perpecahan adalah upaya yang belum tentu jelas kebenaran dan
merukukan. keabsahannya.
Dapat dikatakan bahwa mayoritas Kerukunan dan toleranasi
orang Indonesia memeluk agama merupakan kekayaan mahal yang
Islam. Banyaknya mayoritas umat dimiliki Indonesia dan harus dijaga.
Islam yang ada di Indonesia sudah Penjagaan kerukunan dan toleransi
idealnya menjadi pelopor akan yang termuat dalam asas Bhinneka
kerjasama yang harmonis, hubungan Tunggal Ika kini mulai digerogoti oleh
kerja yang kooperatif, dalam kaum ekstrimis yang hanya
membangun keadan negara Indonesia mengedepankan kepentingan politis
dari berbagai isu yang telah lama praktis. Sebagai mukmin sejati yang
menjadi tantangan bersama, seperti mengikuti ajaran Nabi setiap individu
mengatasi kemacetan, banjir, isu mukmin secara langsung mapun tidak
kelaparan, peningkatan ekonomi, langsung bertanggung jawab dan
memajukan pendidikan, mengatasi berperan aktif dalam menciptakan
biaya kesehatan, pemerataan kehidupan yang penuh cinta, kasih
pembangunan, yang seharusnya lebih sayang sehingga dapat beragama
banyak diperhatikan dibanding dengan tenang tanpa adanya ketakutan
memperbesar jurang perbedaan agama. dan rasa cemas, oleh sebab itu mukmin
sejati merupakan orang yang terus
menerus mengupayakan kebaikan
terhadap seluruh alam sebagai
Al-Qur’an,” Mashdar: Jurnal Studi Al-Qur’an Dan
Hadis 1, no. 2 (12 Desember 2019), h.93–108. perwujudan ketaatan dan keimanan
41
Maykel Verkuyten dan Luuk Slooter, “Muslim yang mendalam.
and Non-Muslim Adolescents’ Reasoning About
Freedom of Speech and Minority Rights,” Child SIMPULAN
Development Volume 79 Number 3 (Mei 2008), h. 514–
528.

© 2020 by Mahdar: Jurnal Studi al-Qur’an Hadis All right reserved. This work is licensed under (CC-BY-SA)
Althaf Husein Muzakky,dkk, Memahami Makna Mukmin Sejati Perspektif... │15

Tafsir Jalālain menyuguhkan nuansa Namun hal yang demikian itu tidaklah
kehidupan keimanan yang progresif. cukup, seorang mukmin dituntut untuk
Dapat dilihat dalam penafsiran Syaikh gagah dan gigih menyikapi persoalan
Jalāluddin Muhammad Ibn Ahmad al- umat, sebab menurut nabi sebaik-
Maḥalli (L.791-864 H./ W. 1389-1459 M.) baiknya manusia adalah yang
dan Syaikh Jalaluddin Abdurraḥman bermanfaat atas lainnya. Oleh sebab itu
Ibn Abi Bakar al-Suyuti (L. 849-911 H./ mukmin sejati dapat diistilahkan
W.1445-1505 M.) pengertian mukmin sebagai insān kāmil (manusia
secara umum adalah mereka yang yang sempurna)/ superman yang memiliki
beriman kepada Allah, malaikat, kitab, kepekaan sosial tanpa
rasul, hari akhir, dan takdir (ketetapan) mengesampingkan kualitas individual,
Allah meliputi takdir yang baik sebab antara jiwa dan raga, antara
maupun yang buruk, yang manis kehidupan akhirat dan dunia keduanya
maupun yang pahit. Mukmin sejati harus berjalan beriringan khususnya
merupakan mereka yang stabil, dalam menjaga persatuan dan
seimbang, balance, proposional antara keharmonisan kehidupan antar
kesalehan keimanan spiritual indivual budaya, agama, suku dan bangsa.
dan kesalahean keimanan sosial. Sesuai dengan ungkapan al-Qur’an
Adapun keimanan spiritual indivual mengenai mukmin sejati dengan istilah
yang meliputi ibadah seperti shalat al-mu’minūna ḥaqqa dan al-
secara khusyū’, khuḍū’, bertutur kata mu’minūna dengan berbentuk isim
santun, berpuasa dan lain macam ma’rifah (menunjukkan makna
sebagainya, sedangkan kesalehan kekhususan) yang memiliki makna
keimanan sosial meliputi membantu sebenar-benarnya orang beriman atau
ekonomi seperti menunaikan zakat, mukmin sejati.
menjaga kerukunan, berhijrah Adapun pengertian mukmin sejati
(senantiasa berusaha menuju perbaikan memiliki ragam makna dalam al-
diri), berjihad (kesungguhan hati/ tekad Qur’an. Dalam QS. Al-Anfāl (8) : 2-4,
yang kuat untuk berpegang teguh atas yang dimaksud mukmin sejati adalah
firman Allah dan sabda Rasulullah),
orang yang selalu bergetar hatinya
saling menolong, dan rasa ketika mengingat Allah entah lewat
persaudaraan, hal tersebut seseuai dzikir, membaca al-Qur’an, mendirikan
dengan QS. Al-Anfāl (8) : 2-4, QS. Al- shalat dan menunaikan zakat. Pada QS.
Mu’minūn (23): 1-11, dan ayat-ayat Al-Anfāl (8): 74 dijelaskan bahwa
lainnya. mukmin sejati adalah mereka yang
Menjadi sebenar-benarnya mukmin berhijrah, berjihad, dan saling tolong
atau mukmin sejati merupakan cita-cita menolong.
seluruh umat Islam. Dengan Pada QS. Al-Mu’minūn (23): 1-11,
mendekatkan diri kepada Allah karakteristik orang mukmin memiliki
menjalankan perintahNya, seseorang enam sifat yaitu orang yang shalat
telah dinyatakan sebagai seorang secara khusyu’, orang mukmin yang
mukmin atau muslim yang saleh. menjaga kemaluan atau hasrat

© 2020 by Mahdar: Jurnal Studi al-Qur’an Hadis All right reserved. This work is licensed under (CC-BY-SA)
16│ Mashdar : Jurnal Studi al-Quran dan Hadis, Vol.1 No.2 2020 (1-18)

seksualitas hanya dengan cara yang sah Kontekstual.” Al-Izzah: Jurnal


(hanya dengan istri maupun budak Hasil-Hasil Penelitian Vol. 14, No.
dulu di awal Islam), orang yang 1 (30 Mei 2019).
senantiasa menjaga kewajiban, tidak Arib, Maqbul, “Dakwah di Tengah
melakukan perkara yang sia-sia dengan Keragaman Dan Perbedaan
selalu menghiasi diri dengan perilaku Umat Islam.” Jurnal Dakwah
yang bermanfaat, menuanikan zakat, Tabligh Vol. 15, No. 1 (2014).
dan berinteraksi secara baik dengan
menepati janji dan tanggung jawab. Armayanto, Harda, “Etika Al-Qur’an
Dalam QS. Al-Ḥujurāt (49): 10, Terhadap Non-Muslim.”
diterangkan bahwa mukmin sejati TSAQAFAH Vol. 9, No. 2 (30
selalu menjunjung tinggi nilai November 2013).
persaudaraan dan kerukunan. Pada QS. Bāqī, Fuad ‘Abdul, al-Mu’jam al-
Al-Ḥujurāt (49): 15, dipaparkan bahwa Mufahrasy li alfāż al-Qurān al-
mukmin sejati adalah orang-orang karīm. Beirut: Dār al-Fikr al-
yang jihad sesuai dengan kapasitas Islāmy, 1998.
yang dimilikinya sesuai situasi dan
Bruinessen, Martin Van, Kitab Kuning,
kondisi.
Pesantren, dan Tarekat.
Dalam penelitian yang dilakukan Yogyakarta: Gading Publishing,
penulis masih banyak celah yang perlu 2015.
diteliti kembali, seperti sikap mukmin
Chirzin, Muhammad. Buku Pintar
sejati dalam mengupayakan ekonomi
Asbabun Nuzul. Jakarta: Zaman,
yang inklusif seperti memahami ulang
2011.
ayat-ayat tentang perdagangan, peran
mukmin dalam melestarikan Ghazali, Muhammad Ibn Muhammad
lingkungan, bahkan juga keikutsertaan al-, Ihyā’ ‘Ulumuddin. Beirut: Dār
mukmin dalam dunia politik sebagai Ibn al-Qayyim, 1997.
upaya pemberantas korupsi. Besar Gusmian, Islah. Khazanah Tafsir
harapan bagi penulis apabila kelak Indonesia dari Hermeneutika
terdapat peneliti yang bersedia Hingga Ideologi. Teraju: Jakarta,
melanjutkan penelitian yang terbatas 2013.
ini.
Halim, Abdul, Zulheldi Zulheldi, dan
DAFTAR PUSTAKA Sobhan Sobhan. “Karakteristik
Al-Asyfihāni, Ragib, Mufradāt li alfadz Pemegang Amânah Dalam Al-
al-Qur’an. Beirut: Dār al-Kutub Qur’an.” Mashdar: Jurnal Studi
al-Alamiyyah, 2015. Al-Qur’an Dan Hadis Vol. 1, No. 2
(2019).
Al-Banna, Gamal, Jihad. Jakarta: Mata
Air Publishing, 2006. Hartono, Hartono. “Mukmin
Moderen.” Jurnal Kajian Islam
Amir, Abdul Muiz, dan Ghufron
Dan Pendidikan Tadarus Tarbawy
Hamzah. “Dinamika Dan
Vol. 1, No. 2 (2019).
Terapan Metodologi Tafsir

© 2020 by Mahdar: Jurnal Studi al-Qur’an Hadis All right reserved. This work is licensed under (CC-BY-SA)
Althaf Husein Muzakky,dkk, Memahami Makna Mukmin Sejati Perspektif... │17

Junaedi, Didi. “Mengenal Lebih Dekat Rusdin, Rusdin. “Insan Kamil Dalam
Metode Tafsir Maudlu’i.” Diya Perspektif Muhammad Iqbal.”
Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran Rausyan Fikr: Jurnal Studi Ilmu
Dan al-Hadis Vol. 4, No. 01 (1 Ushuluddin Dan Filsafat Vol. 12,
Juni 2016). No. 2 (2016).
Mahalli, Jalaluddin al-, dan Jalaluddin Saepudin, Dindin Moh, M. Solahudin,
al-Suyuti. Tafsir Jalālain. Beirut: dan Izzah Faizah Siti Rusydati
Dār al-Fikr al-Islāmy, 2017. Khairani. “Iman Dan Amal Saleh
Manẓur, Ibn. Lisānul Arab. Beirut: Dār Dalam Alquran (Studi Kajian
Semantik).” Al-Bayan: Jurnal
al-Kutub al-’Alamiyyah, 2008.
Studi Ilmu Al- Qur’an Dan Tafsir
Makky, Alfanul dkk., Kritik Ideologi Vol. 2, No. 1 (2017).
Radikal. Kediri: Lirboyo Press,
Setiawan, Eka Tresna. “Reinterpretasi
2018.
Hadis-Hadis Intoleransi Agama
Misrawi, Zuhairi. Madinah Kota Suci, Dalam Kutub Al-Tis’ah (Kajian
Piagam Madinah, dan Teladan Tematik).” Diya Al-Afkar: Jurnal
Muhammad SAW. Jakarta: Studi al-Quran dan al-Hadis Vol.
Kompas Media Nusantara, 2009. 5, No. 1 (2017).
Munawwir, Ahmad Warson. Kamus al- Shihab, M. Quraish. Kaidah Tafsir.
Munawwir. Surabaya: Pustaka Tanggerang: Lentera hati, 2013.
Progressif, 1997.
Verkuyten, Maykel, dan Luuk Slooter.
Mun’im, A. Rafiq Zainul. “Konsep “Muslim and Non-Muslim
Mukmin dalam Tafsir Al-Qur’an Adolescents’ Reasoning About
Bi Al-Imla’ Karya KH. Zaini Freedom of Speech and Minority
Mun’im” Vol. 17, No. 1 (2017). Rights.” Child Development Vol.
Mustaqim, Abdul. Dinamika Sejarah 79, No. 3 (2008).
Tafsir al-Qur’an. Yogyakarta: Zamawi, Baharudin, Habieb Bullah,
Adab Press, 2014. dan Zubaidah Zubaidah. “Ayat
Naisaburi, Muslim Ibn Al-hajjaj Abu al- Toleransi Dalam Al-Qur’an:
Husain al-Qusyairi al-. ṣahih Tinjauan Tafsir Marah Labid.”
Muslim. Beirut: Dār al-Kutub al- Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-
’Alamiyyah, 1998. Quran dan al-Hadis Vol. 7, No. 01
(2019).
Nasution, Harun. Teologi Islam: aliran-
aliran sejarah analisa perbandingan. Zuhdi, M. Nurdin. Pasaraya tafsir
Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia: dari kontestasi
Indonesia, 1986. metodologi hingga kontekstualisasi.
Yogyakarta: Kaukaba, 2014.
Rahardjo, M. Dawam. Ensiklopedi al-
Qur’an: tafsir sosial berdasarkan
konsep-konsep kunci. Jakarta:
Paramadina, 1996.

© 2020 by Mahdar: Jurnal Studi al-Qur’an Hadis All right reserved. This work is licensed under (CC-BY-SA)

You might also like