Professional Documents
Culture Documents
Menjadi Mukmin Sejati Prespektif Al Qura 49f28845
Menjadi Mukmin Sejati Prespektif Al Qura 49f28845
│1
© 2020 by Mahdar: Jurnal Studi al-Qur’an Hadis All right reserved. This work is licensed under (CC-BY-SA)
2│ Mashdar : Jurnal Studi al-Quran dan Hadis, Vol.1 No.2 2020 (1-18)
© 2020 by Mahdar: Jurnal Studi al-Qur’an Hadis All right reserved. This work is licensed under (CC-BY-SA)
Althaf Husein Muzakky,dkk, Memahami Makna Mukmin Sejati Perspektif... │3
© 2020 by Mahdar: Jurnal Studi al-Qur’an Hadis All right reserved. This work is licensed under (CC-BY-SA)
4│ Mashdar : Jurnal Studi al-Quran dan Hadis, Vol.1 No.2 2020 (1-18)
sosial dan sejarah yang melatar każaba yang berarti bohong, yaitu
belakanginya atau biasa disebut orang yang membenarkan ajaran yang
dengan asbāb al-nuzūl12. Penelitian ini dibawa nabi Muhammad saw.
bersifat kualitatif dengan cara meneliti Sedangkan dalam pengertian secara
kajian library research (telaah pustaka), terminologi/ istilah menurut pakar
Adapun metode atau langkah-langkah bahasa al-Qur’an Ragib Al-Asyfihāni
yang digunakan adalah tafsir mauḍū’i memberikan penjelasan bahwa16, kata
(tematik)13, dengan mengumpulkan mukmin berarti taṣdīq bil Janān, wa
ayat tentang mukmin dan mukmin qoulun bil lisan, wa amalun bil arkān
sejati, mencari makna dalam al-Qur’an dalam literatur lain disebutkan dengan
dalam tafsir jalāin, kemudian taṣḍīq bil qalbi, wa qoulun bil lisān, wa
menganilisis melalui gramatical ‘amalun bil jawāriḥi, yaitu membenarkan
(bahasa) maupun psycological (hati dalam hati mengucapkan dengan
nurani/ jiwa) sehingga dapat terlihat perkataan, dan menjalankan dengan
bagaimana cara menjadi mukmin sejati anggota badan.
prespektif al-Qur’an. Dalam hadis Nabi juga disebutkan
PEMBAHASAN bahwa iman itu memiliki enam rukun
yang harus dipenuhi. Rukun iman yang
A. Definisi Mukmin Sejati
enam itu adalah percaya kepada Allah,
Definisi kata mukmin berasal dari Malaikat, kitab yang diturunkan, nabi
bahasa Arab. Kata mukmin secara dan rasul, hari akhir, qada dan
etimologi atau bahasa merupakan qadarNya Allah swt. seperti halnya
kalimah isim fā’il dari taṣrifan yang tertera dalam kitab Hadis ṣaḥiḥ
(morfologi/ perubahan kata) āmana- Muslim17. Pengertian yang telah
yu’minu-īmanan yang memiliki arti disebutkan diatas merupakan makna
yang berarti mempercayai14. Dalam kata iman secara umum, sedangkan
literatur yang lebih jauh yaitu menurut makna mukmin merupakan orang yang
Ibn Manżur15 mengemukakan bahwa, beriman, secara khusus dijelaskan
pada jauh masa awal sejarah dan dalam al-Qur’an dengan lebih luas
peradaban Islam kata mukmin seperti dalam QS. al-Baqarah (2): 212
merupakan Isim Fāil dari kata āmana tentang rezeki yang diterima orang
yang berarti membenarkan lawan kata yang mukmin dibanding dengan orang
non-muslim, dalam QS. al-Anfāl (8): 2-4
12
Abdul Muiz Amir dan Ghufron Hamzah, dan QS. Al-Fath (48): 4 yang
“Dinamika Dan Terapan Metodologi Tafsir
menjelaskan keimanan orang mukmin
Kontekstual,” Al-Izzah: Jurnal Hasil-Hasil Penelitian
Volume. 14 Number 1 (30 Mei 2019), h. 1–17. memiliki potensi untuk bertambah atas
13
Didi Junaedi, “Mengenal Lebih Dekat Metode beberapa sebab, dan masih banyak lagi
Tafsir Maudlu’i,” Diya Al-Afkar: Jurnal Studi Al-
Quran Dan Al-Hadis Volume 4 Number 1 (1 Juni
2016).
16
Ragib Al-Asyfihāni, Mufradāt li alfadz al-Qur’an
14
Ahmad Warson Munawwir, Kamus al- (Beirut: Dār al-Kutub al-Alamiyyah, 2015), Vol. 1 h.
Munawwir (Surabaya: Pustaka Progressif, 1997), h. 91.
17
88. Muslim Ibn Al-hajjaj Abu al-Husain al-
15
Ibn Manẓur, Lisānul Arab (Beirut: Dār al-Kutub Qusyairi al-Naisaburi, ṣahih Muslim (Beirut: Dār al-
al-’Alamiyyah, 2008), vol. 13, h. 21. Kutub al-’Alamiyyah, 1998), Vol. 1, h. 36.
© 2020 by Mahdar: Jurnal Studi al-Qur’an Hadis All right reserved. This work is licensed under (CC-BY-SA)
Althaf Husein Muzakky,dkk, Memahami Makna Mukmin Sejati Perspektif... │5
© 2020 by Mahdar: Jurnal Studi al-Qur’an Hadis All right reserved. This work is licensed under (CC-BY-SA)
6│ Mashdar : Jurnal Studi al-Quran dan Hadis, Vol.1 No.2 2020 (1-18)
memiliki kelebihan dan kekurangan mukmin sejati, dalam studi kajian ‘ulum
masing-masing. Hemat kata, bahwa al-Qur’an sesuatu yang muḍafkan
ragam keimanan yang terdapat di memiliki makna yang lebih khusus20,
dalam Islam terbentuk atas ruang menurut Dawam Rahrajo21 seseorang
historis dan semuanya memiliki dikatakan mukmin sejati apabila telah
sumbangsih terhadap perkembangan berusaha dengan maksimal dalam
agama Islam, namun sekali lagi segala hal kemudian diikuti dengan
tindakan radikalis sangat tidak relevan sikap tawakkal, dengan demikian
dalam konsep mukmin sejati yang mukmin sejati adalah orang yang
terdapat di dalam al-Qur’an, karena memiliki semangat terhadap
sikap radikalis telah meninggalkan rasa ketaqwaan dan amal kebaikan.
kemanusiaan.
D. Pemahaman Ayat Mukmin Sejati
C. Mukmin Sejati Dalam al-Qur’an: Perspektif Tafsir Jalālain
Sebuah Tinjauan Awal
Al-Qur’an memberikan pandangan
Kata mukmin di dalam al-Qur’an yang luas mengenai mukmin. Semua
diulang berkali-kali sebagai kajian yang ayat yang menunjukkan tentang
substansial dan membutuhkan keutamaan mukmin sangat banyak.
perhatian lebih. Semakin banyaknya Menunjukkan bahwa model keimanan
lafaz kata yang disebutkan dalam al- seseorang tidak dapat diseragamkan,
Qur’an menunjukkan penting sebuah dan perbedaan merupakan
makna yang terkandung didalamnya. keniscayaan. Namun dalam
Menurut Fuad ‘Abdul Bāqī dalam penyebutannya al-Qur’an banyak
kamus al-Mu’jam al-Mufahrasy li alfāż al- menekankan sisi keimanan melalui
Qurān al-karīm kata mukmin dalam konsistensi terhadap dua poros tipologi
derivasi sebanyak 74 kali19. Dari hal yaitu keimanan yang bersifat
tersebut penulis menganalisis bahwa individual (khaṣ) dan keimanan yang
terdapat dua redaksi ayat yang secara bersifat sosial (‘ām). Hal tersebut
spesifik menunjukkan mukmin yang banyak ditemukan mengenai kata
sejati yaitu dengan penyebutan lafaz al- āmanū (orang-orang yang beriman)
mu’minūna ḥaqqa (sebenar-benarnya hampir selalu diikuti dengan kata wa
orang-orang mukmin atau orang-orang ‘amilū al-ṣaliḥat (berbuat kebajikan).
mukmin sejati), yaitu dalam QS. al-
Lafaz mukmin juga disebutkan
Anfāl (8): 4 dan 74.
dengan redaksi selain yang
Kata al-mu’minūna ḥaqqa tersebut dicantumkan di atas, hal tersebut
menjadi sangat unik dibanding definisi semakin memperkaya wawasan
mukmin lainnya dalam al-Qur’an, mengenai pemahaman mukmin secara
sebab lafaz mukmin di muḍafkan luas, seperti kata mukmin yang
(disandarkan) dengan kalimat ḥaqqa,
sehingga menginterprentasikan definisi 20
M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir (Tanggerang:
Lentera hati, 2013), h. 89.
19
Fuad ‘Abdul Bāqī, al-Mu’jam al-Mufahrasy li 21
M. Dawam Rahardjo, Ensiklopedi al-Qur’an:
alfāż al-Qurān al-karīm (Beirut: Dār al-Fikr al-Islāmy, tafsir sosial berdasarkan konsep-konsep kunci (Jakarta:
1998), h. 90. Paramadina, 1996), h. 77.
© 2020 by Mahdar: Jurnal Studi al-Qur’an Hadis All right reserved. This work is licensed under (CC-BY-SA)
Althaf Husein Muzakky,dkk, Memahami Makna Mukmin Sejati Perspektif... │7
© 2020 by Mahdar: Jurnal Studi al-Qur’an Hadis All right reserved. This work is licensed under (CC-BY-SA)
8│ Mashdar : Jurnal Studi al-Quran dan Hadis, Vol.1 No.2 2020 (1-18)
© 2020 by Mahdar: Jurnal Studi al-Qur’an Hadis All right reserved. This work is licensed under (CC-BY-SA)
Althaf Husein Muzakky,dkk, Memahami Makna Mukmin Sejati Perspektif... │9
َ اَّللِ َو َّاَّل ُ َ َ َ ُ َ َ َ ُ َ َ َّ َ
membentuk mukmin sejati28. Pertama,
َّ
آو ْوا
َ ِين يل َ
ِ ِواَّلِين آمنوا وهاجروا وجاهدوا ِِف سب hājarū seorang mukmin harus
َ ْ َ ًّ َ ْ ْ َ َ ُ ُ َ ََ
َصوا أولئِك ُه ُم ال ُمؤم ُِنون َحقا ل ُه ْم َمغف َِرة َورِ ْزق ك ِريم ون melakukan hijrah, dalam konteks nabi
pemaknaan hijrah diartikan sebagai
﴾٧٤﴿
pergi. Hal tersebut sebagaimana
“Dan orang-orang yang beriman dan hijrahnya nabi dimaknai sebagai
berhijrah serta berjihad di jalan Allah, pindah, pergi, dari Makkah ke
dan orang-orang yang memberi tempat Madinah sebagi tindakan revolusi29.
kediaman dan memberi pertolongan Dapat juga dimaknai senantiasa
(kepada orang Muhajirin), mereka itulah berusaha menuju kepada kebaikan.
orang yang benar-benar beriman. Kedua, jāhadu (kesungguhan hati,
Mereka memperoleh ampunan dan rezeki mental dan jiwa) bersunggungguh-
(nikmat) yang mulia.” sungguh untuk berpegang teguh di
jalan Allah dengan mengikuti nabi
Dalam kajian historisitas turunnya
Muhammad dalam menyebarkan
ayat (sejarah) atau asbābun nuzūl, ayat
ajaran Islam. Ketiga, wanaṣarū (saling
tersebut secara makro turun saat nabi
tolong menolong), maksud ayat ini
Muhammad Hijrah ke Madinah27. Kata
adalah kaum Anṣar yang berada di
mukmin dalam konteks ayat tersebut
Madinah kala itu, namun jika ditarik
memiliki hubungan yang erat antara
dalam konteks sekarang tolong
kaum Muhājirin yang datang berpindah
menolong adalah salah satu dakwah
kemadinah dengan kesungguhan hati
Islam yang santun, dari ketiga sifat
dan kaum Anṣar yang menyambut
tersebut adalah komponen utama
rombongan nabi beserta kaum
untuk menjadikan mukmin naik level
Muhājirin dengan senang hati. Dalam
mendapat predikat mukmin sejati.
hal ini nuansa keimanan dalam konteks
sosial sangatlah kuat. Betapa luar 3. QS. Al-Mu’minūn (23): 1-11
َ َ َ َ ) َّاَّل1( ون َ ُ ْ ُْ َ ََْ ْ َ
ِين ُه ْم ِِف َصَلت ِ ِه ْم خاش ُِعون
biasanya kaum Muhājirin yang asalnya
قد أفلح المؤمِن
dari Makkah meninggalkan rumah, َ َّ ْ ُ َ َّ َ َ ْ َّ َ ﴾ َو َّاَّل٢﴿
tempat tinggal, harta benda, keluarga, ِ ﴾ واَّلِين هم ل ِلزَكة٣﴿ ِين ُه ْم َع ِن اللغوِ ُم ْع ِر ُضون
َ َ َّ َ ُ ُ ُ ْ ُ َ َّ َ َ ُ َ
demi membela Islam dengan mengikuti ﴾ إَِل لَع٥﴿ ج ِه ْم َحاف ِظون ِ ﴾ واَّلِين هم ل ِفرو٤﴿ فاعِلون
Nabi Muhammad, begitu halnya kaum َ ْي َملُوم ُ ََْ ْ َ َ َ َ َْ ْ
ُ ْ ان ُه ْم فَإ َّن ُه ْم َغ ََْ
﴾٦﴿ ِي ِ ج ِهم أو ما ملكت أيم ِ أزوا
َ ﴾ َو َّاَّل٧﴿ ون َ ُ َْ ُ ُ َ َ َُ َ َ َ َ َ ََْ َ َ
ِين ُه ْم
Anṣar yang gigih dan gagah loyalitas
فم ِن ابتغ وراء ذل ِك فأولئِك هم العاد
َ ُ َ ْ ْ َ َ ْ َ ََ
melayani seluruh kebutuhan Nabi
َ َ َ َ ﴾ َو َّاَّل٨﴿ ون
Muhammad dan para pengikutnya ِين ُه ْم لَع َصل َوات ِ ِه ْم ِِلمانات ِ ِهم وعه ِدهِم راع
َ ُ َ َّ َ ُ ْ َ َ ُ َ ُ ُ
seperti saudara kandung sendiri. ِين يَ ِرثون ﴾ اَّل۱۰﴿ ﴾ أولئِك ُه ُم ال َوارِثون٩﴿ ُيَاف ِظون
َ ُ َ َ ْ ُ ََْْ ْ
﴾۱۱﴿ اِلون ِ الفِردوس هم فِيها خ
26
al-Mahalli dan al-Suyuti, Tafsir Jalālain, hlm.
143.
27
Muhammad Chirzin, Buku Pintar Asbabun 28
al-Mahalli dan al-Suyuti, Tafsir Jalālain, h. 168.
Nuzul (Jakarta: Zaman, 2011), h. 375-376. 29
Manẓur, Lisānul Arab, Vol. 5, h. 250.
© 2020 by Mahdar: Jurnal Studi al-Qur’an Hadis All right reserved. This work is licensed under (CC-BY-SA)
10│ Mashdar : Jurnal Studi al-Quran dan Hadis, Vol.1 No.2 2020 (1-18)
30
al-Mahalli dan al-Suyuti, Tafsir Jalālain, h. 185.
© 2020 by Mahdar: Jurnal Studi al-Qur’an Hadis All right reserved. This work is licensed under (CC-BY-SA)
Althaf Husein Muzakky,dkk, Memahami Makna Mukmin Sejati Perspektif... │11
© 2020 by Mahdar: Jurnal Studi al-Qur’an Hadis All right reserved. This work is licensed under (CC-BY-SA)
12│ Mashdar : Jurnal Studi al-Quran dan Hadis, Vol.1 No.2 2020 (1-18)
yang sebenarnya adalah mereka yang dilakukan dengan cara yang beragam
beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dapat dilakukan dengan harta benda,
kemudian mereka tidak ragu-ragu dan integritas, jabatan, politik, sosial, dan
mereka berjihad dengan harta dan lain macam sebagainya tidak dengan
jiwanya di jalan Allah. Mereka itulah melakukan tindakan anarkis secara
orang-orang yang benar”. membabi buta sehingga dapat
Pengertian secara ijmāli (global) merugikan berbagai pihak. Orang yang
bahwa al-Qur’an menghimbau melakukan jihad tanpa mengetahui
terhadap orang-orang mukmin untuk situasi dan kondisi belum bisa
tidak ragu-ragu berjihad dengan dikatakan mukmin sejati, sebab dalam
hartanya dijalan Allah. Pernyataan jihad disyaratkan mengetahui kapasitas
tersebut benar namun bersifat yang dimiliki, orang bersekolah
profokatif, selama ini berjihad jihadnya adalah belajar, orang bekerja
mengalami diakroni (perubahan) jihadnya mencari ekonomi dan
pemaknaan, dahulu dimasa nabi jihad kesejahteraan diri, orang yang sedang
dipandang dengan ṭāqah yaitu menjadi tentara jihadnya adalah
kekuatan, kecakapan sebagai bentuk berperang menjaga keamanan, orang
kesungguhan hati, totalitas, terhadap yang kaya jihadnya adalah dermawan,
ajaran nabi Muhammad SAW. namun sebagaimana porsi dan bagiannya
akhir ini makna jihad identik dengan masing-masing sebagaimana yang
tindakan radikalisasi, anarkisme seperti dikemukakan oleh Gamal al-Banna36.
demo, aksi, perang, lebih parahnya Barulah setelah hal tersebut dilakukan
adalah terorisme dengan pengeboman maka dapat tergolong menjadi orang-
dan bom bunuh diri. Krisis pemaknaan orang yang benar.
jihad dengan ḥarb (perang) dan qitāl E. Peran Mukmin Sejati dalam
(pembunuhan) merupakan kesalahan Membangun Kerukunan dan
penafsiran yang masif sehingga perlu Toleransi
adanya edukasi, dan transmisi
pengetahuan bahwa definisi jihad Agama Islam merupakan salah satu
tanpa ragu bukanlah tindakan yang agama besar di dunia. Tentunya
merugikan melainkan tindakan yang sebagai agama mayoritas yang dianut
membawa kemaslahatan. 35
al-Mahalli dan al-Suyuti, Tafsir Jalālain, h. 247.
36
Mufassir klasik seperti Imam Jihad merupakan pembahasan yang debatable
Jalāluddin al-Maḥalli menafsirkan ayat (diperdebatkan) dan interpretable (multitafsir)
sehingga selalu hangat untuk didiskusikan baik kini
tersebut dengan cukup unik. Yang besok maupun lusa nanti, Gamal Al-Banna, Jihad
(Jakarta: Mata Air Publishing, 2006), h. xi-xii.
© 2020 by Mahdar: Jurnal Studi al-Qur’an Hadis All right reserved. This work is licensed under (CC-BY-SA)
Althaf Husein Muzakky,dkk, Memahami Makna Mukmin Sejati Perspektif... │13
© 2020 by Mahdar: Jurnal Studi al-Qur’an Hadis All right reserved. This work is licensed under (CC-BY-SA)
14│ Mashdar : Jurnal Studi al-Quran dan Hadis, Vol.1 No.2 2020 (1-18)
© 2020 by Mahdar: Jurnal Studi al-Qur’an Hadis All right reserved. This work is licensed under (CC-BY-SA)
Althaf Husein Muzakky,dkk, Memahami Makna Mukmin Sejati Perspektif... │15
Tafsir Jalālain menyuguhkan nuansa Namun hal yang demikian itu tidaklah
kehidupan keimanan yang progresif. cukup, seorang mukmin dituntut untuk
Dapat dilihat dalam penafsiran Syaikh gagah dan gigih menyikapi persoalan
Jalāluddin Muhammad Ibn Ahmad al- umat, sebab menurut nabi sebaik-
Maḥalli (L.791-864 H./ W. 1389-1459 M.) baiknya manusia adalah yang
dan Syaikh Jalaluddin Abdurraḥman bermanfaat atas lainnya. Oleh sebab itu
Ibn Abi Bakar al-Suyuti (L. 849-911 H./ mukmin sejati dapat diistilahkan
W.1445-1505 M.) pengertian mukmin sebagai insān kāmil (manusia
secara umum adalah mereka yang yang sempurna)/ superman yang memiliki
beriman kepada Allah, malaikat, kitab, kepekaan sosial tanpa
rasul, hari akhir, dan takdir (ketetapan) mengesampingkan kualitas individual,
Allah meliputi takdir yang baik sebab antara jiwa dan raga, antara
maupun yang buruk, yang manis kehidupan akhirat dan dunia keduanya
maupun yang pahit. Mukmin sejati harus berjalan beriringan khususnya
merupakan mereka yang stabil, dalam menjaga persatuan dan
seimbang, balance, proposional antara keharmonisan kehidupan antar
kesalehan keimanan spiritual indivual budaya, agama, suku dan bangsa.
dan kesalahean keimanan sosial. Sesuai dengan ungkapan al-Qur’an
Adapun keimanan spiritual indivual mengenai mukmin sejati dengan istilah
yang meliputi ibadah seperti shalat al-mu’minūna ḥaqqa dan al-
secara khusyū’, khuḍū’, bertutur kata mu’minūna dengan berbentuk isim
santun, berpuasa dan lain macam ma’rifah (menunjukkan makna
sebagainya, sedangkan kesalehan kekhususan) yang memiliki makna
keimanan sosial meliputi membantu sebenar-benarnya orang beriman atau
ekonomi seperti menunaikan zakat, mukmin sejati.
menjaga kerukunan, berhijrah Adapun pengertian mukmin sejati
(senantiasa berusaha menuju perbaikan memiliki ragam makna dalam al-
diri), berjihad (kesungguhan hati/ tekad Qur’an. Dalam QS. Al-Anfāl (8) : 2-4,
yang kuat untuk berpegang teguh atas yang dimaksud mukmin sejati adalah
firman Allah dan sabda Rasulullah),
orang yang selalu bergetar hatinya
saling menolong, dan rasa ketika mengingat Allah entah lewat
persaudaraan, hal tersebut seseuai dzikir, membaca al-Qur’an, mendirikan
dengan QS. Al-Anfāl (8) : 2-4, QS. Al- shalat dan menunaikan zakat. Pada QS.
Mu’minūn (23): 1-11, dan ayat-ayat Al-Anfāl (8): 74 dijelaskan bahwa
lainnya. mukmin sejati adalah mereka yang
Menjadi sebenar-benarnya mukmin berhijrah, berjihad, dan saling tolong
atau mukmin sejati merupakan cita-cita menolong.
seluruh umat Islam. Dengan Pada QS. Al-Mu’minūn (23): 1-11,
mendekatkan diri kepada Allah karakteristik orang mukmin memiliki
menjalankan perintahNya, seseorang enam sifat yaitu orang yang shalat
telah dinyatakan sebagai seorang secara khusyu’, orang mukmin yang
mukmin atau muslim yang saleh. menjaga kemaluan atau hasrat
© 2020 by Mahdar: Jurnal Studi al-Qur’an Hadis All right reserved. This work is licensed under (CC-BY-SA)
16│ Mashdar : Jurnal Studi al-Quran dan Hadis, Vol.1 No.2 2020 (1-18)
© 2020 by Mahdar: Jurnal Studi al-Qur’an Hadis All right reserved. This work is licensed under (CC-BY-SA)
Althaf Husein Muzakky,dkk, Memahami Makna Mukmin Sejati Perspektif... │17
Junaedi, Didi. “Mengenal Lebih Dekat Rusdin, Rusdin. “Insan Kamil Dalam
Metode Tafsir Maudlu’i.” Diya Perspektif Muhammad Iqbal.”
Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran Rausyan Fikr: Jurnal Studi Ilmu
Dan al-Hadis Vol. 4, No. 01 (1 Ushuluddin Dan Filsafat Vol. 12,
Juni 2016). No. 2 (2016).
Mahalli, Jalaluddin al-, dan Jalaluddin Saepudin, Dindin Moh, M. Solahudin,
al-Suyuti. Tafsir Jalālain. Beirut: dan Izzah Faizah Siti Rusydati
Dār al-Fikr al-Islāmy, 2017. Khairani. “Iman Dan Amal Saleh
Manẓur, Ibn. Lisānul Arab. Beirut: Dār Dalam Alquran (Studi Kajian
Semantik).” Al-Bayan: Jurnal
al-Kutub al-’Alamiyyah, 2008.
Studi Ilmu Al- Qur’an Dan Tafsir
Makky, Alfanul dkk., Kritik Ideologi Vol. 2, No. 1 (2017).
Radikal. Kediri: Lirboyo Press,
Setiawan, Eka Tresna. “Reinterpretasi
2018.
Hadis-Hadis Intoleransi Agama
Misrawi, Zuhairi. Madinah Kota Suci, Dalam Kutub Al-Tis’ah (Kajian
Piagam Madinah, dan Teladan Tematik).” Diya Al-Afkar: Jurnal
Muhammad SAW. Jakarta: Studi al-Quran dan al-Hadis Vol.
Kompas Media Nusantara, 2009. 5, No. 1 (2017).
Munawwir, Ahmad Warson. Kamus al- Shihab, M. Quraish. Kaidah Tafsir.
Munawwir. Surabaya: Pustaka Tanggerang: Lentera hati, 2013.
Progressif, 1997.
Verkuyten, Maykel, dan Luuk Slooter.
Mun’im, A. Rafiq Zainul. “Konsep “Muslim and Non-Muslim
Mukmin dalam Tafsir Al-Qur’an Adolescents’ Reasoning About
Bi Al-Imla’ Karya KH. Zaini Freedom of Speech and Minority
Mun’im” Vol. 17, No. 1 (2017). Rights.” Child Development Vol.
Mustaqim, Abdul. Dinamika Sejarah 79, No. 3 (2008).
Tafsir al-Qur’an. Yogyakarta: Zamawi, Baharudin, Habieb Bullah,
Adab Press, 2014. dan Zubaidah Zubaidah. “Ayat
Naisaburi, Muslim Ibn Al-hajjaj Abu al- Toleransi Dalam Al-Qur’an:
Husain al-Qusyairi al-. ṣahih Tinjauan Tafsir Marah Labid.”
Muslim. Beirut: Dār al-Kutub al- Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-
’Alamiyyah, 1998. Quran dan al-Hadis Vol. 7, No. 01
(2019).
Nasution, Harun. Teologi Islam: aliran-
aliran sejarah analisa perbandingan. Zuhdi, M. Nurdin. Pasaraya tafsir
Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia: dari kontestasi
Indonesia, 1986. metodologi hingga kontekstualisasi.
Yogyakarta: Kaukaba, 2014.
Rahardjo, M. Dawam. Ensiklopedi al-
Qur’an: tafsir sosial berdasarkan
konsep-konsep kunci. Jakarta:
Paramadina, 1996.
© 2020 by Mahdar: Jurnal Studi al-Qur’an Hadis All right reserved. This work is licensed under (CC-BY-SA)