Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/318058304

Profil Kemampuan Berpikir Kreatif Mahasiswa dalam Mengajukan Masalah


Persamaan Diferensial

Article  in  JIPM (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika) · March 2017


DOI: 10.25273/jipm.v5i2.1170

CITATIONS READS

7 934

1 author:

Wasilatul Murtafiah
Universitas PGRI Madiun, Indonesia
27 PUBLICATIONS   59 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

making article View project

All content following this page was uploaded by Wasilatul Murtafiah on 04 October 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PROFIL KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MAHASISWA
DALAM MENGAJUKAN MASALAH PERSAMAAN DIFERENSIAL
Wasilatul Murtafiah
Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas PGRI Madiun
e-mail: wasila.mathedu@unipma.ac.id

Abstract: Problem Posing approach is necessary for teacher training students. Problem Posing can
train students to create questions/problems and their solutions. Make problem then solve it is part
of student’s creative thinking ability. Differential equations problem is one of the materials that
learned in mathematics education courses. Every teacher training student of mathematics has
diverse skills. This diversity certainly brings various creative thinking skills as well. The purpose of
this study is to determine the ability of student’s creative thinking in mathematical education
courses, differential equation problem posing. This study uses a qualitative approach with
descriptive methods. Sources of data in this study are the students of mathematics education consist
of one student of each with high, medium, and low begining math ability. The data collection was
conducted by using observation, testing, and interviews. Technique authenticity of data using a
triangulation method. Data analysis technique done in stages, data reduction, data presentation,
drawing conclusions, and verification. The result of this study were (1) Students with high initial
capability not have fluency and flexibility of thought, but it shows the novelty think that qualifies
as a Creative Thinking Ability Level (CTAL) 2 is creative enough, (2) Students with prior
knowledge currently have the fluency of thought, but do not have the flexibility and novelty think
that qualifies as a Level capabilities creative thinking (CTAL) 1 is less creative, (3) Students with
prior knowledge low yet has grace, eloquence, and the novelty of thought that goes into the criteria
of creative thinking ability Level (CTAL) 0 is not creative.

Keyword: Creative Thinking Ability; Problem Posing; Differential Equation

Abstrak: Pendekatan pengajuan masalah (problem posing) penting bagi mahasiswa calon guru.
Pengajuan masalah dapat melatih mahasiswa dalammembuat soal/masalah beserta
penyelesaiannya. Membuat masalah yang kemudian menyelesaikannya merupakan bagian dari
kemampuan mahasiswa dalam berpikir kreatif.Masalah persamaan diferensial merupakan salah
satu materi yang diajarakan pada program studi pendidikan matematika. Setiap mahasiswa calon
guru matematika memiliki kemampuan yang beragam. Keberagaman ini tentu memunculkan
kemampuan berpikir kreatif yang beragam pula. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
kemampuan berpikir kreatif mahasiswa program studi pendidikan matematika dalam mengajukaan
masalah persamaa diferensial. Pendekatan penelitian yang digunakan kualitatif dengan metode
deskriptif. Sumber data pada penelitian ini adalah mahasiswa program studi pendidikan matematika
yang terdiri dari masing-masing 1 mahasiswa dengan kemampuan awal tinggi, sedang, dan rendah.
Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, tes, dan wawancara. Teknik keabsahan data
menggunakan triangulasi metode. Teknik analisis data melalui reduksi data, dilanjutkan penyajian
data, penarikan kesimpulan, dan verifikasi.Hasil penelitian ini adalah (1) Mahasiswa dengan
kemampuan awal tinggi belum memiliki kefasihan dan keluwesan berpikir, tetapi menunjukkan
kebaruan berpikir sehingga masuk dalam kriteria Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif (TKBK) 2
yaitu cukup kreatif, (2) Mahasiswa dengan kemampuan awal sedang memiliki kefasihan berpikir,
tetapi belum memiliki keluwesan dan kebaruan berpikir sehingga masuk dalam kriteria Tingkat
Kemampuan Berpikir Kreatif (TKBK) 1 yaitu kurang kreatif, (3) Mahasiswa dengan kemampuan
awal rendah belum memiliki keluwesan, kefasihan, dan kebaruan berpikir sehingga masuk ke
dalam kriteria Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif (TKBK) 0 yaitu tidak kreatif.

Kata Kunci:Berpikir Kreatif;Pengajuan Masalah; Persamaan Diferensial

73
74 Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, Vol. 5 No. 2, Maret 2017 hlm 73-81

PENDAHULUAN matematika dalam membuat generalisasi,


Perguruan tinggi yang mengasilkan menyusun bukti, atau menjelaskan
calon guru merupakan Lembaga gagasan, dan pernyataan matematika; (3)
Pendidikan Tenaga Kependidikan memecahkan masalah; (4)
(LPTK). Seorang calon guru dituntut mengkomunikasikan gagasan dengan
untuk meningkatkan kompetensinya agar simbol, tabel, diagram, atau media lain
menjadi guru yang profesional. Seorang untuk memperjelas keadaan atau masalah,
guru merupakan pendidik yang dan (5) memiliki sikap menghargai
profesional apabila memiliki empat kegunaan matematika dalam kehidupan,
kompetensi yaitu profesional, pedagogik, rasa ingin tahu, perhatian, dan minat
sosial dan kepribadian. Hal ini tentu dalam mempelajari matematika, serta
menuntut LPTK untuk mencetak calon sikap ulet, dan percaya diri dalam
guru yang memiliki keempat kompetensi pemecahan masalah (Depdiknas, 2006).
tersebut. Tujuan tersebut akan tercapai apabila
Dalam kaitannya dengan kompetensi diselaraskan dengan kompetensi calon
profesional, kompetensi ini adalah guru matematika yang dibekalkan di
kompetensi yang sangat berhubungan erat perguruan tinggi. Kita tahu bahwa
dengan bidang studi atau kepakaran matematika merupakan materi pelajaran
masing-masing guru. Penguasaan tentang yang berkaitan erat dengan kehidupan
keilmuan serta karakterikstik dari bidang sehari-hari. Melalui pembelajaran
studi merupakan bentuk dari kompetensi matematika seorang guru matematika
ini. Tentu saja, penguasaan keilmuan diharapkan mampu menumbuhkan sikap
antara guru bahasa dengan guru bidang kritis dan kreatif siswa dalam berpikir,
eksak sangat berbeda. Begitu juga dengan baik dalam mengajukan masalah (problem
pendekatan-pendekatan pembelajaran posing) maupun dalam memecahkan
yang digunakan juga harus sesuai dengan masalah (problem solving). Terdapat
karakteristik materi bidang studi. bermacam-macam model serta pendekatan
Demikian halnya dengan guru pembelajaran berkembang saat ini yang
matematika. Seorang guru matematika dapat membantu siswa dalam
dituntut untuk mampu menguasai materi memunculkan kemampuan berpikir kritis
serta pendekatan pembelajaran yang serta kreatif salah satunya adalah
sesuai dengan karakteristik materi yang pendekatan problem posing.
diajarakan. Ini tentu disesuaikan dengan Kemampuan berpikir kreatif pada
tujuan pembelajaran matematika dalam setiap orang bersifat tidak tetap dan dapat
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan berkembang. Perbedaan kemampuan,
(KTSP) yang juga sejalan dengan wawasan serta lingkungan seseorang
penyempurnaan pada Kurikulum 2013, merupakan beberapa faktor yang
yaitu agar siswa, (1) memahami konsep berpengaruh terhadap kemampuan
matematika, menjelaskan keterkaitan berpikir seseorang. Demikian halnya
antarkonsep dan mengaplikasikan konsep dengan kemampuan berpikir kreatif siswa
atau algoritma secara luwes, akurat, maupun mahasiswa calon guru dalam
efisien, dan tepat dalam pemecahan pembelajaran matematika.
masalah; (2) menggunakan penalaran pada Dalam pembelajaran matematika,
pola dan sifat, melakukan manipulasi kemampuan berpikir kreatif mahasiswa
Wasilatul, Profil Kemampuan Berpikir Kreatif............................ 75

dapat dilihat dari kemampuannyapada saat Mahasiswa calon guru di program


mengajukan masalah serta memecahkan studi pendidikan matematika Universitas
masalah. Pada saat mengajukan masalah, PGRI Madiun yang mengampu
mahasiswa diminta untuk membuat matakuliah persamaan diferensial pada
masalah yang berkaitan dengan materi tahun akademik 2016/2017 sebanyak 3
yang disampaikan, kemudian masalah kelas dengan jumlah 90 mahasiswa.
yang dibuat tersebut diselesaikan. Adanya Banyaknya jumlah mahasiswa disetiap
perbedaan dalam mengajukan masalah jenjang kelas dengan keberagaman latar
dapat memung-kinkan beragamnya belakangini memungkinkan beragamnya
masalah yang diajukan. Masalah yang tingkat berpikir kreatif yang dimiliki oleh
diajukan bisa jadi masalah dengan mahasiswa.
beragam penyelesaian yang dapat Berdasarkan uraian di atas maka
ditemukan, masalah dengan satu peneliti termotivasi untuk melihat
penyelesaian maupun masalah yang tidak gambaran mengenai kemampuan berpikir
dapat diselesaikan. Sehingga kreatif mahasiswa program studi
melaluipengajuan masalah, mahasiswa pendidikan matematikamelaluipengajauan
dilatih untuk semakin kreatif dalam masalah (problem posing) persamaan
membuat masalah dan juga dalam diferensial. Dengan demikian, tujuan dari
memecahkan masalah. Ini penting bagi penelitian ini adalahuntuk mengetahui
mahasiswa calon guru matematika, kemampuan berpikir kreatif mahasiswa
mengingat menjadi seorang guru program studi pendidikan
matematika harus mampu membuat matematikamelaluipengajuan masalah
soal/masalah serta mampu menjelaskan (problem posing) persamaan diferensial.
pemecahannya kepada siswa.
Salah satu masalah dalam METODE PENELITIAN
pembelajaran calon guru matematika Penelitian dilakukan terhadap
adalah masalah persamaan diferensial. mahasiswa program studi pendidikan
Masalah persamaan diferensial pada matematika tahun akademik
penelitian ini merupakan masalah dalam 2016/2017.Pendekatan yang digunakan
bentuk soal-soal penyelesaian persamaan dalam penelitian ini adalah pendekatan
diferensial. Melalui pembuatan soal kualitatif dengan metode deskriptif.
tersebut, kemampuan berpikir kreatif Metode deskriptif menurut Sugiyono
mahasiswa akan lebih terlihat, baik dari (2014: 21) merupakan metode yang
segi pemahaman konsep mahasiswa digunakan untuk menggambarkan atau
maupun dari keruntutan serta kejelasan menganalisis suatu hasil penelitian tetapi
dalam menentukan penyelesaian persama- tidak digunakan untuk membuat
an diferensial. Kemampuan dalam kesimpulan yang lebih luas. Yang
mengajukan soal persamaan diferensial ini digambarkan/dianalisis dalam penelitian
juga menunjukkan pemahaman konsep ini adalah kemampuan berpikir kreatif
mahasiswa terhadap materi-materi pra- mahasiswa dalammengajukan
syarat pada kalkulus diferensial dan masalah(problem posing) persamaan
integral yang juga merupakan materi yang diferensial.
diajarkan di sekolah.
76 Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, Vol. 5 No. 2, Maret 2017 hlm 73-81

Sumber datadalam penelitian ini dimiliki oleh individu atau kelompok


adalah mahasiswa program studi (Arikunto, 2010: 193). Tes yang diberikan
pendidikan matematika, FKIP, Universitas pada merupakan tes pengajuan masalah
PGRI Madiun Tahun Akademik persamaan diferensial. Setiap subjek yang
2016/2017. Teknik pengambilan subjek telah ditentukan diminta untuk
menggunakan purposive sampling yaitu mengajukan masalah dalam bentuk soal
teknik pengambilan sampel sumber data persamaan diferensial yang kemudian
dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono diselesaikan. Teknik berikutnya yang
2014: 218-219). Subjek diambil berdasar- digunakan adalah (4) Wawancara, yaitu
kan pengelompokkan mahasiswa ke dalam pertemuan antara dua orang dalam
tingkat kemampuan awal tinggi, sedang, bertukar informasi serta ide melalui tanya
dan rendah. Kemampuan awal mahasiswa jawab, sehingga dapat dikonstruksikan
dilihat dari nilai matakuliah kalkulus makna pada suatu topik tertentu
diferensial dan kalkulus integral yang (Esterberg dalam Sugiyono, 2014: 231).
merupakan kemampuan prasyarat dalam Wawancara di sini menggunakan
mempelajarai persamaan diferensial. wawancara semiterstruktur (semistructure
Pengumpulan data pada penelitian ini interview) yang dilakukan dengan subjek
digunakan teknik, antara lain: (1) terpilih berdasarkan nilai kemampuan
Dokumentasi, yaitu bahan yang prasyarat. Wawancara dilakukan sesuai
menyimpan sejumlah besar fakta dan data pedoman wawancara yang telah disusun
(Arifin 2012: 171). Dokumentasi yang untuk mengungkap kemampuan berpikir
digunakan dalam penelitian ini berupa kreatif mahasiswa.
data nilai subjek pada matakuliah Sedangkan indikator kemampuan
prasyarat (Kalkulus Diferensial dan berpikir kreatif mahasiswa dalam
Kalkulus Integral), hasil tes, foto kegiatan, mengajukan masalah yang digunakan
dan rekaman saat pelaksanaan wawancara, dalam peneltian ini adalah memodifikasi
(2) Observasi, yaitu suatu proses melihat, dariMunandar (dalam Hendriana dan
mengamati, dan mencermati serta Soemarmo, 2014: 43) sebagai berikut.
merekam perilaku secara sistematis untuk Tabel 1. Indikator Berpikir Kreatif dalam
suatu tujuan tertentu (Cartwright dalam Pengajuan Masalah Matematika
Suharsaputra, 2012: 209). Pada penelitian Komponen
Pengajuan Masalah
ini, observasi dilakukan tidak terstruktur Kreativitas
Mahaiswa membuat banyak
sebelum dan pada saatpenelitian
Kefasihan masalah yang dapat dipecahkan.
berlangsung. Observasi sebelum pe- (Fluency) Mahasiswa berbagi masalah yang
nelitian dilakukan untuk mengetahui siswa diajukan.
pada saat pembelajaran persamaan Mahasiswa mengajukan masalah
diferensial. Adapun observasi saat yang dapat dipecahkan dengan cara
penelitian bertujuan mengetahui ke- Fleksibilitas yang berbeda-beda.
(Flexibility) Siswa menggunakan pendekatan
mampuan berpikir kreatif mahasiswa “what-if-not?” untuk mengajukan
dalam mengajukan masalah persamaan masalah.
diferensial, (3) Tes, yaitu serentetan Mahasiswa memeriksa beberapa
pertanyaan yang digunakan untuk Kebaruan masalah yang diajukan kemudian
mengukur keterampilan, pengetahuan (Novelty) mengajukan suatu masalah yang
berbeda.
intelegensi, kemampuan atau bakat yang
Wasilatul, Profil Kemampuan Berpikir Kreatif............................ 77

Berdasarkan indikator berpikir kreatif HASIL DAN PEMBAHASAN


dalam pengajuan masalah persamaan Berdasarkan hasil analisis data tes
diferensial dapat dideskripsikan sebagai dan wawancara terhadap subjek terkait
berikut. pengajuan masalah persamaan
1. Mahasiswa dikategorikan memiliki diferensial,makadiperoleh hasil penelitian
kefasihan (fluency) dalam berpikir sebagai berikut.
apabiladapat mengajukan masalah
persamaan diferensialpaling sedikit dua 1. Subjek 1 (Kemampuan Awal Tinggi)
serta mampu menyelesaikannya dengan Berikut ini merupakan pengajuan
benar. masalah persamaan diferensial oleh
2. Mahasiswa dikategorikan memiliki subjek 1.
keluwesan (fleksibility) dalam berpikir
apabila mampu mengajukan masalah
persamaan diferensialdengancara
penyelesaian berbeda lebih dari satu
cara.
3. Mahasiswa dikategorikan memiliki
kebaruan (novelty) berpikir apabila
mahasiswa mengajukan masalah
persamaan diferensial paling sedikit
dua yang berbeda/tidak biasa dibuat
oleh mahasiswa pada tingkat
pengetahuannya. Masalah persamaan
diferensial yang diajukan memiliki
tingkat penyelesaian yang sulit.
Teknik analisis data dilakukan Gambar 1. Pengajuan Masalah Subjek 1
melalui reduksi data, yang dilanjutkan
penyajian data, serta penarikan Berdasarkan analisis data hasil tes
kesimpulan dan verifikasi(Miles dan tulis dan wawancara yang telah divalidasi,
Huberman dalam Moleong, diketahui bahwa subjek 1 dalam
2012).Kemudian, data yang diperolehdiuji mengajukan masalah persamaan di-
keabsahannya dengan menggunakan ferensial menunjukkan kefasihan berpikir
triangulasi metode. Triangulasi metode karena mampu mengajukan tiga masalah
dilakukan dengan membandingkan data dengan lancar dan dapat diselesaikan,
hasil tes dan wawancara terhadap meskipun penyelesaiannya hanya benar
subjek.Selanjutnya, untuk tingkatan untuk satu masalah (masalah pertama).
kemampuan berpikir mahasiswa Penyelesaian masalah kedua salah pada
digunakan penjen-jangan kemampuan konsep pengintegralan serta masalah
berpikir kreatif dalam pengajuan masalah ketiga belum diselesaikan.Subjek 1 tidak
matematika menurut Siswono (2005). menunjukkan keluwesan berpikir yaitu
hanya dapat menyelesaikan satu masalah
yang diajukan dengan satu cara dan
kurang benar dalam menyelesaikan
masalah yang kedua. Subjek 1
78 Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, Vol. 5 No. 2, Maret 2017 hlm 73-81

menunjukkan kebaruan berpikir karena biasa. Semua masalah yang diajukan oleh
mampu mengajukan masalah persamaan subjek 2 merupakan masalah sejenis yaitu
diferensial yang berbeda/tidak biasa. persamaan diferensial orde satu dengan
Masalah yang dibuat merupakan masalah variabel dapat dipisah dan sudah pernah
baru yang belum pernah diajarkan pada disampaikan sebelumnya pada saat
saat perkuliahan. perkuliahan.

2. Subjek 2 (Kemampuan Awal Sedang) 3. Subjek 3 (Kemampuan Awal Rendah)


Hasil tes pengajuan masalah Berikut merupakan hasil tes tulis
persamaan diferensial subjek 2 dapat pengajuan persamaan diferensial oleh
dilihat sebagai berikut. subjek 3.

Gambar 3. Pengajuan Masalah Subjek 3


Subjek 3 dalam mengajukan
masalah persamaan diferensial belum
Gambar 2. Pengajuan Masalah Subjek 2 menunjukkan keluwesan berpikir karena
Setelah validasi hasil analisis data subjek hanya mampu membuat dua
tes dan wawancara, maka diketahui bahwa persamaan diferensial tetapi belum
subjek 2 dalam mengajukan masalah mampu menyelesaikan satu masalah yang
persamaan diferensial menunjukkan diajukan. Subjek 3 belum menunjukkan
kefasihan berpikir yaitu mampu kefasihan berpikir karena hanya mampu
mengajukan tiga masalah persamaan mengajukan dua masalah persamaan
diferensial dengan lancar serta dapat diferensial tetapi belum mampu
menyelesaikannya dengan benar. Subjek 2 menyelesaikannya. Kebaruan berpikir
menunjukkan keluwesan berpikir dengan subjek 3 belum nampak karena belum
menyelesaikan tiga masalah yang diajukan mampu mengajukan masalah matematika
dengan urutan langkah yang berbeda. yang berbeda/tidak biasa. Kedua masalah
Subjek 2 belum memiliki kebaruan yang dibuat merupakan masalah yang
berpikir karena tidak mengajukan masalah pernah dicontohkan pada saat perkuliahan.
persamaan diferensial yang berbeda/tidak
Wasilatul, Profil Kemampuan Berpikir Kreatif............................ 79

Dari hasil ketiga subjek tersebut kefasihan keluwesan kebaruan


berpikir berpikir berpikir
maka dapat dikategorikan ke dalam karena karena mampu karena
tingkat kemampuan berpikir kreatif hanya mengajukan belum
sebagai berikut. mampu dua masalah mampu
mengajukan persamaan mengajukan
Tabel 2. Kemampuan Berpikir Kreatif dua diferensial masalah
Mahasiswa dalam Pengajuan Masalah masalah yang dapat persamaan
Persamaan Diferensial persamaan diselesaikan diferensial
diferensialte tetapi belum yang
Indikator Kemampuan Berpikir tapi belum mampu berbeda/
Kreatif mampu menyelesaikan tidak biasa
Subjek TKBK
Kefasihan Keluwesan Kebaruan menyelesai masalah yang dari masalah
(fluency) (flexibility) (novelty) kannya diajukan yang sudah
1 Belum Belum Memenuhi TKBK 2 dengan dengan dua ada
memenuhi memenuhi indikator (Cukup benar. cara yang sebelumnya
indikator indikator kebaruan Kreatif) berbeda.
kefasihan keluwesan berpikir
berpikir berpikir karena
karena karena mampu mampu
Hasil penelitian ini menunjukkan
mampu mengajukan mengajukan perbedaan kemampuan berpikir kreatif
mengajukan tiga masalah masalah pada mahasiswa dengan kemampuan awal
tiga matematika persamaan yang berbeda. Hasil tersebut didukung
masalah yang dapat diferensial oleh Siswono (2005: 11) yang
persamaan diselesaikan berbeda/tida menyatakan bahwa, siswa yang memiliki
diferensial tetapi belum k biasa dari
kemampuan berbeda akan mempunyai
dengan mampu masalah-
lancar menyelesaikan masalah kemampuan kreatif yang berbeda-beda
namun nya dengan yang sudah pula. Selain itu, hasil ini juga
belum langkah ada menunjukkan bahwa masih rendahnya
mampu berbeda. sebelumnya. kemampuan berpikir kreatif mahasiswa
menyelesai calon guru matematika. Permasalahan ini
kannya
tentu harus segera dicari penyelesaiannya
dengan
benar.
mengingat pentingnya peran guru dalam
2 Memenuhi Belum Belum TKBK 1 melatihkan kemampuan berpikir kreatif
indikator memenuhi memenuhi (Kurang kepada siswanya kelak. Agar guru dapat
kefasihan indikator indikator Kreatif) melatihkan kemampuan berpikir kreatif
berpikir keluwesan kebaruan pada siswa maka guru matematika harus
karena berpikir berpikir memiliki dan terus mengembangkan
mampu karena mampu karena
mengajukan mengajukan belum
kemampuan berpikir kreatifnya terlebih
tiga tiga masalah mampu dahulu sebelum mengajar siswanya.
masalah matematika mengajukan Langkah tersebut dapat dilakukan guru
persamaan yang dapat masalah melalui peningkatan kualitas pembel-
diferensial diselesaikan matematika ajaran matematika di sekolah. Sejalan
dengan tetapi hanya yang dengan ACARA, 2013b; Bray,
lancar dan mampu berbeda/tida
2011;Kwan & Wong, 2014; NSW DET,
mampu menyelesaikan k biasa dari
menyelesai ketiga masalah masalah- 2003; Siswono, 2010 dalam Sanders
kannya yang diajukan masalah (2016:25) yang menyatakan bahwa quality
dengan dengan satu matematika teaching pedagogy aligned with current
benar. cara. yang sudah literature highlight theimportance of
ada establishing a mathematically thinking
sebelumnya.
culture for students to generate
3 Belum Belum Belum TKBK 0
memenuhi memenuhi memenuhi (Tidak
andevaluate knowledge, and seek ideas
indikator indikator indikator Kreatif) and solutions. Kualitas pembelajaran
80 Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, Vol. 5 No. 2, Maret 2017 hlm 73-81

sebaiknya selaras dengan literatur saat ini berpikir kreatifnya semakin


mengingat pentingnya membangun berkembang.
budaya berpikir matematis bagi siswa b. Mahasiswa dengan kemampuan
untuk menghasilkan dan mengevaluasi
awal sedang diharapkan dapat
pengetahuan, dan mencari ide-ide dan
solusi.Penentuan ide/gagasan serta mengajukan masalah persamaan
mencari solusi terhadap permasalahan diferensial maupun masalah
yang terjadi saat ini tidak lepas dari matematika lainnya dengan lebih
kemampuan berpikir kreatif. bervariasi (tidak monoton) agar
kemampuan berpikir kreatifnya
KESIMPULAN DAN SARAN semakin berkembang.
Berdasarkan hasil pembahasan c. Mahasiswa dengan kemampuan
penelitian, maka dapat diambil kesim- awal rendah diharapkan agar lebih
pulan sebagai berikut. percaya diri dalam mengajukan
1. Mahasiswa dengan kemampuan awal masalah persamaan diferensial
tinggibelum memiliki kefasihan dan maupun masalah matematika
keluwesan berpikir, tetapi me- lainnya sehingga kemampuannya
nunjukkan kebaruan berpikir sehingga dalam mengajukan masalah lebih
masuk dalam kriteria Tingkat baik dan kemampuan berpikir
Kemampuan Berpikir Kreatif (TKBK) kreatifnya juga dapat berkembang.
2 yaitu cukup kreatif. 2. Bagi Dosen
2. Mahasiswa dengan kemampuan awal Dosen diharapkan dapat
sedangmemiliki kefasihan berpikir, mengembangkan
tetapibelum memiliki keluwesan dan model/pendekatanserta perangkat
kebaruan berpikir sehingga masuk pembelajaran agar pembelajaran
dalam kriteria Tingkat Kemampuan persamaan diferensial maupun
Berpikir Kreatif (TKBK) 1 yaitu pembelajaran matematika lainnya tidak
kurang kreatif. monoton dan dapat merangsang serta
3. Mahasiswa dengan kemampuan awal melatihkan ke-mampuan berpikir
rendahbelum memiliki keluwesan, kreatif mahasiswa sebagai calon guru
kefasihan, dan kebaruanberpikir se- matematika.
hingga masuk ke dalam kriteria
Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif DAFTAR PUSTAKA
(TKBK) 0 yaitu tidak kreatif. Arifin, Zainal. 2012. Penelitian
Dari hasil penelitian ini, peneliti Pendidikan: Metode dan Paradigma
memberikan saran sebagai berikut. Baru. Bandung: PT. Remaja
1. Bagi Mahasiswa Rosdakarya.
a. Mahasiswa dengan kemampuan
awal tinggi diharapkan dapat Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
meningkatkan kemampuan berpi- Penelitian: Suatu Pendekatan
kir kratifnya dengan sering berlatih Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
pengajuan masalah persamaan
diferensial maupun masalah Depdiknas, 2006. Kurikulum Tingkat
matematika lain agar kemampuan Satuan Pendidikan(KTSP). Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Wasilatul, Profil Kemampuan Berpikir Kreatif............................ 81

Matematika “Peranan Matematika


Moleong, Lexy. 2012. Metodologi dan terapannya dalam
Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. meningkatkan Sumber Daya
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Manusia Indonesia” di Jurusan
FPMIPA Unesa, 28 Pebruari 2005,
(Online), (https://tatagyes.files.
Sanders, Sarah. 2016. Critical and wordpress.com/2009/11/paper05_nil
Creative Thinkers in Mathematics aikreatif.pdf, Diunduh 16 Juni
Classrooms. Journal of Student 2016).
Engagement: Education Matters.
Volume 6, Issue 1. The University Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
of Wollongong Australia. Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Siswono, T. Y. E.2005. Menilai
Kreativitas Siswa dalam Suharsaputra, Uhar. 2012. Metode
Matematika. Makalah disajikan Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,
dalam Prosiding Seminar Nasional dan Tindakan. Bandung: Refika
Matematika dan Pendidikan Aditama.

View publication stats

You might also like