Professional Documents
Culture Documents
Reciprocal Teaching: Sebuah Inovasi Pembelajaran Abad 21 Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Mahasiswa PGSD
Reciprocal Teaching: Sebuah Inovasi Pembelajaran Abad 21 Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Mahasiswa PGSD
Abstract
This study aims to improve the understanding of the concept of Social Sciences for PGSD students by
applying reciprocal teaching-learning models. This study is a type of Classroom Action Research
(CAR) model of Kemmis and MC. Taggart. The subjects of this study were all students of PGSD class
2A with a total of 46 students. Data collection techniques using tests that are analyzed by quantitative
descriptive. The success of this research can be shown through the results of the first cycle test
showing the percentage of 75.3% in the interpreting indicator, and the percentage of 81.7% in the
indicator explained. Then after being subjected to cycle II action obtained a percentage of 78% in the
interpreting indicator and a percentage of 76.9% in the indicator explained. In cycle III there was an
increase in the percentage of 95.3% in the interpreting indicator, and a percentage of 85.1% in the
indicator explained. By looking at the results obtained in each cycle, it can be concluded that the
application of reciprocal teaching-learning models can overcome problems in class 2A related to
understanding the concept of social studies for PGSD students. Hopefully, PGSD students will
become more competent teacher candidates in social science knowledge. Through this learning model,
it can enrich the lecturers' insight in planning a learning innovation.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep IPS Mahasiswa PGSD dengan
menerapkan model pembelajaran reciprocal teaching. Penelitian ini merupakan jenis Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) model Kemmis dan MC. Taggart. Subjek penelitian ini adalah seluruh
mahasiswa PGSD kelas 2A dengan jumlah 46 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan tes
yang dianalisis dengan deskriptif kuantitatif. Keberhasilan penelitian ini dapat ditunjukkan melalui
hasil tes siklus I menunjukkan persentase sebesar 75,3% pada indikator menafsirkan, dan persentase
sebesar 81,7% pada indikator menjelaskan. Kemudian setelah dikenai tindakan siklus II diperoleh
persentase sebesar 78% pada indikator menafsirkan dan persentase sebesar 76,9% pada indikator
menjelaskan. Pada siklus III terjadi peningkatan persentase sebesar 95,3% pada indikator menafsirkan,
dan persentase sebesar 85,1% pada indikator menjelaskan. Dengan melihat hasil yang diperoleh pada
setiap siklusnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran reciprocal
teaching dapat dapat meningkatkan pemahaman konsep IPS pada mahasiswa PGSD. Harapannya
mahasiswa PGSD akan menjadi calon guru yang lebih kompeten dalam segi pengetahuan ilmu sosial.
Melalui model pembelajaran ini, dapat memperkaya wawasan dosen dalam merencanakan suatu
inovasi pembelajaran.
Histori artikel : disubmit pada 11 Oktober 2018; direvisi pada 24 Oktober 2018; diterima pada 29
November 2018
173
174 Murniayudi,H; Mustadi,A; & Jerusalem, M.A/Premiere Educandum 8(2)
2018
A. PENDAHULUAN
Ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang terjadi. Apabila terjadi
selalu mengalami perkembangan penerapan konsep yang salah kepada
secara dinamis dari waktu ke waktu. peserta didik, maka akan
Teknologi menghubungkan dunia menimbulkan miskonsepsi yang
menjadi tanpa batas walaupun berdampak pada peserta didik.
dipisahkan jauh secara geografis Kokkonen, Tommi (2017)
(Daryanto; Karim, 2017). Sesuai mengemukakan bahwa permasalahan
dengan tujuan IPS pada abad 21 miskonsepsi tersebut menjadi masalah
bahwa dalam era global menuntut konsep belajar, dimana pemahaman
kualitas pengetahuan yang mengarah konsep merupakan bagian dari struktur
pada pembentukan kecakapan hidup komplek pengetahuan. Sands, David
(life skill), sehingga pengetahuan (2014) menjelaskan bahwa hal yang
melandasi segala alternatif pemecahan perlu dilakukan adalah dengan
masalah dalam berbagai bidang memfokuskan kesalahpahaman
kehidupan (Mulyasa, 2015). dengan cara mengukur secara
Implikasinya terhadap pendidik kualitatif dan kuantitaif dalam
maupun calon pendidik dalam mengevaluasi pengetahuan mereka.
perspektif global memerlukan Dengan cara ini akan meluruskan
wawasan yang unggul diiringi dengan kesalahpahaman dan mengajari
reformasi berbagai aspek peserta didik untuk mengenali letak
pembelajaran pada semua jenis dan permasalahan dan alasannya.
jenjang pendidikan, mulai dari Berdasarkan hasil wawancara
pendidikan dasar hingga perguruan dengan dosen mata kuliah IPS dan
tinggi. Kebutuhan abad 21 seperti observasi dengan mahasiswa PGSD
sekarang ini memang sangat kelas 2A di Universitas Ahmad
diperlukan keterampilan pengetahuan Dahlan pada tanggal 7 Maret 2018,
(kognitif) yang mendalam dalam dapat diketahui permasalahan sebagai
konteks kehidupan mengenai suatu berikut. Pertama, ketika dosen
masalah, peristiwa atau kejadian. menunjuk beberapa mahasiswa untuk
Bloom, (1956) membagi ranah memberikan tanggapan dan jawaban
kognitif atau pengetahuan ke dalam atas materi tertentu sebagian
taksonomi enam kelas pokok yang mahasiswa menjawab kurang tepat.
meliputi: C1 (pengetahuan), C2 Hal ini membuktikan bahwa pada
(Pemahaman), C3 (Aplikasi), C4 tingkat kemampuan pemahaman
(Analisis), C5 (Sintesis), dan C6 mahasiswa terhadap konsep IPS masih
(Evaluasi). Salah satu cakupan domain rendah. Bila hal ini terus terjadi, maka
kognitif adalah kemampuan akan berdampak pada kualitas
pemahaman. Apabila guru atau mengajar mahasiswa PGSD di
pendidik memiliki tingkat pemahaman kemudian hari, ketika menjadi guru
konsep yang tinggi, maka secara sekolah dasar. Kedua, kurangnya
otomatis akan dapat menyikapi minat mahasiswa dalam mengikuti
berbagai fenomen-fenomena sosial perkuliahan IPS, dapat diamati saat
perkuliahan berlangsung ada tentang hal tersebut dengan
mahasiswa yang kurang memerhatikan menggunakan kata-katanya sendiri
dosennya yang sedang mengajar (Sudijono, 1996). Pemahaman konsep
seperti mengobrol, bermain gadget juga memungkinkan seseorang dalam
yang tidak sesuai dengan konteks mentransfer pengetahuan maupun
pembelajaran, mengantuk dan pengertian mengenai suatu fenomena
sebagainya. Ketiga, ada beberapa ke dalam berbagai macam kondisi
mahasiswa yang mengulang mata yang sudah dianalisis sebelumnya
kuliah tersebut. Setelah dilakukan melalui cara belajar maupun cara
wawancara terhadap salah satu berpikir setiap individu mengenai
mahasiswa, ia mengakui bahwa materi suatu ilmu.
perkuliahan IPS memang sangat Selanjutnya Kurniasih, I & Sani,
banyak dan sulit, sehingga untuk (2016) menguraikan pada tahap
benar-benar memahami konsep ilmu memahami terdiri dari (1)
sosial kurang maksimal. Materi ilmu menafsirkan (interpreting) atau
sosial yang paling sulit adalah pada menggambarkan ulang dengan
materi sejarah, dimana banyak yang mengubah dari satu bentuk ke bentuk
harus dihapalkan dan dipahami secara lain. (2) memberi contoh
mendalam. Penyebab dari ketiga (exampliying) yaitu menemukan
masalah di atas bisa disebabkan contoh yang sesuai untuk
karena penggunaan metode mengilustrasikan suatu konsep. (3)
pembelajaran yang kurang sesuai mengklasifikasikan (classifying) atau
dengan kebutuhan mahasiswa pada mengelompokkan konsep yang ada
abad 21, dimana perlu adanya pada suatu materi. (4) meringkas
paradigma baru menghadapi (summarizing) yaitu meringkas
tantangan-tantangan di abad 21. Oleh sesuatu yang umum menjadi lebih
karena itu, diperlukan penggabungan ringkas. (5) menduga (inferring) atau
antara proses berfikir, lingkungan dan mengambil kesimpulan atau
teknologi yang sesuai dengan abad 21. memprediksi dari informasi yang
Dari uraian di atas, maka perlu disajikan. (6) membandingkan
suatu usaha dari dosen dan peneliti (compairing) yaitu mencocokan
untuk mengatasi permasalahan antara dua ide, objek dan hal-hal yang
tersebut, terutama pada pemahaman serupa. (7) menjelaskan (expalining)
konsep IPS. Pemahaman yaitu membangun hubungan sebab-
(comprehension) merupakan akibat dari suatu sistem.
kemampuan seseorang dalam Perkuliahan IPS idealnya
memahami sesuatu untuk diketahui melibatkan mahasiswa secara aktif,
dan diingat. Dengan kata lain, agar dapat membangun pengalaman
memahami adalah mengetahui tentang nyata. Pemahaman konsep merupakan
sesuatu dan dapat melihatnya dari bentuk pemahaman yang kompleks,
berbagai segi. Mahasiswa dikatakan oleh karena itu diperlukan suatu model
telah memahami sesuatu apabila ia pembelajaran yang dapat merangsang
dapat memberikan panjelasan atau kemampuan kognitif mahasiswa.
memberi uraian yang lebih rinci Model pembelajaran reciprocal
teaching diperkenalkan oleh menghubungkan konsep baru dengan
Palinscar dan Brown (1984) yang materi yang telah dipelajari dengan
mendeskripsikan konsep dasar model menyajikan fenomena faktual dan
reciprocal teaching sebagai sebuah kontekstual. Sehingga diharapkan
aktivitas pembelajaran dalam bentuk setiap mahasiswa bisa mengkonstruksi
dialog antara pendidik dan peserta pengetauan mereka agar lebih
didik. model ini tersusun atas empat berkembang.
strategi yaitu merangkum/meringkas, c. Membuat pertanyaan
membuat pertanyaan, mengklarifikasi (Questioning)
/menjelaskan, dan memprediksi. Mahasiswa membuat
Selanjutnya Arends, (2012) pertanyaan/soal secara tertulis
mendefinisikan reciprocal teaching kemudian menjawabnya. Pada
sebagai suatu prosedur pengajaran kegiatan ini mahasiswa bisa
yang dirancang untuk mengajarkan melakukan crosscheck mengenai
kepada siswa tentang strategi- materi yang telah diperoleh dan
strategi kognitif untuk membantu materi yang belum dikuasai dari
siswa dalam memahami materi keseluruhan konsep yang diajarkan.
pembelajaran dengan baik. Membuat pertanyaan bisa dilakukan
Adapun penjelasan mengenai dengan saling tanya jawab antar
strategi-strategi reciprocal teaching mahasiswa sesame kelompok ataupun
dalam perkuliahan IPS menurut bertuka dengan kelompok lain.
Garderen (2004) terdiri dari empat d. Merangkum (Summarizing)
komponen sebagai berikut: Pada kegiatan ini, mahasiswa
a. Mengklarifikasi (Clarifying) membuat rangkuman secara singkat
Pada tahap ini, mahasiswa dari materi yang telah dipelajari.
diberikan materi pelajaran yang terkait Merangkum bertujuan untuk mengulas
dan diwajibkan untuk membaca bahan materi yang telah dipelajari
bacaan tersebut. Pada tahap klarifikasi, sebelumnya, dengan bahasa dan kata-
satu siswa bertugas membimbing dan kata sendiri.
memimpin teman sekelompoknya Pendidik abad 21 perlu
dalam mengklarifikasi materi. mempertimbangkan model reciprocal
Mengklarifikasi materi dapat teaching untuk diterapkan dalam
dilakukan melalui sumber buku praktik pembelajaran. Implikasi ini
pegangan dan internet. Mahasiswa sangat bermanfaat bagi mahasiswa
dibebaskan untuk mencari sumber dari karena mereka sedang dipersiapkan
manapun asal dapat untuk sukses dalam studinya, terutama
dipertanggungjawabkan secara valid. dalam kemampuan memahami,
b. Memprediksi (Predicting) membangun dan merekonstruksi
Mahasiswa diajak untuk makna. Pada tahap meringkas,
memprediksi hubungan antar konsep merupakan strategi yang dapat
pembelajaran, baik konsep yang telah mempercepat pembelajaran, terutama
dipelajari maupun konsep pada materi dalam keterampilan berpikir yang
yang sedang dipelajari. Kegiatan ini lebih dalam jangka waktu singkat jika
dilakukan oleh mahasiswa untuk dilaksanakan dengan baik. Melalui
penerapan model pembelajaran oleh Ichsan (2013) tentu berbeda
reciprocal teaching diharapkan dengan penelitian ini, dimana mata
mahasiswa dapat meningkatkan kuliah yang menjadi fokus penelitian
pemahaman konsep karena dalam adalah konsep dasar IPS. Lebih lanjut,
pembelajaran model ini mau tidak penelitian yang dilakukan oleh Freihat
mau mahasiswa harus menguasai & Al-makhzoomi, (2012) yang
konsep materi secara individu meneliti tantang keefektifan langkah
(Wolmarans, 2016). reciprocal teaching dalam
Penelitian ini perlu dilakukan peningkatan pemahaman bacaan di
untuk mengatasi permasalahan yang tingkat universitas. Sebagaian besar
timbul di kelas dan dapat memberikan penelitian yang telah dilakukan
manfaat kepada mahasiswa PGSD sebelumnya digunakan untuk
agar kelak menjadi guru yang meningkatkan hasil, pemahaman
berkompeten pada abad 21. Batasan konsep matematika, dan reading
penelitian ini yaitu mengenai comprehension. Oleh karena itu,
penerapan model pembelajaran model peneliti perlu melakukan penelitian
pembelajaran reciprocal teaching mengenai penerapan model
sebagai suatu inovasi pembelajaran pembelajaran reciprocal teaching
pada abad 21 pada mahasiswa untuk meningkatkan pemahaman
pendidikan guru sekolah dasar. konsep IPS mahasiswa PGSD kelas
Berbagai penelitian mengenai model 2A.
pembelajaran reciprocal teaching
telah dilakukan, seperti yang B. METODE PENELITIAN
dilakukan oleh Argikas, Khuzaini, Pendekatan yang digunakan
Argikas, & Khuzaini, (2016) dalam penelitian ini adalah Penelitian
mengenai penerapan model reciprocal Tindakan kelas (PTK), artinya
teaching untuk meningkatkan penelitian ini berbasis pada masalah di
pemahaman konsep matematika siswa kelas 2A. Penelitian ini dipilih karena
SMP. Penelitian tersebut menunjukkan sesuai dengan permasalahan yang ada
keberhasilan penelitian pada mata yaitu meningkatkan kemampuan
pelajaran matematika dan subjek pemahaman konsep IPS mahasiswa
penelitian siswa SMP. Akan tetapi PGSD kelas 2A Universitas Ahmad
penelitian tersebut tidak meneliti pada Dahlan. Penelitian ini menggunakan
konsep IPS dan subjek penelitiannya rancangan model siklus Kemmis &
pun berbeda. Selanjutnya penelitian Mc. Taggart (Arikunto, 2006) yang
yang dilakukan oleh Ichsan (2013) masing-masing siklus terdiri dari:
mengenai pengembangan model perencanaan (plan), tindakan (act) &
pembelajaran terbalik (reciprocal pengamatan (observe), dan refleksi
teaching) pada mata kuliah (reflect). Penelitian diawali dengan
matematika. Penelitian tersebut merencakan dan melakukan observasi
menunjukkan bahwa model di kelas 2A serta wawancara dengan
pembelajaran reciprocal teaching dosen pengampu mata kuliah IPS.
dapat meningkatkan hasil belajar Peneliti memeroleh permasalahan dan
matematika. Penelitian yang dilakukan selanjutnya dilakukan penerapan
model pembelajaran reciprocal teratasi dengan melihat peningkatan
teaching. Siklus ini dilakukan hingga hasil tes mahasiswa PGSD memenuhi
permasalahan di lapangan telah kriteria keberhasilan.
Keterangan:
Siklus I:
1. Perencanaan I
2. Tindakan dan Observasi I
3. Refleksi I
Siklus II:
1. Perencanaan II
2. Tindakan dan Observasi II
3. Refleksi II
Siklus III:
1. Perencanaan III
2. Tindakan dan Observasi III
3. Refleksi III