Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 12

Premiere Educandum: Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran

Volume 8(2) 173 – 184 Desember 2018


Copyright ©2018 Universitas PGRI Madiun
ISSN: 2088-5350 (Print) / ISSN: 2528-5173 (Online)
Available at: http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/PE
Doi: 10.25273/pe.v8i2.3308

Reciprocal teaching: Sebuah inovasi pembelajaran abad 21 untuk


meningkatkan pemahaman konsep mahasiswa PGSD
Heti Murniayudi1, Ali Mustadi2, Mohammad Adam Jerusalem3
1,2,3
Pendidikan Dasar, Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta
1
email: hetimurniayudi.2017@student.ac.id
2
email: ali_mustadi@uny.ac.id
3
email: adam_jerusalem@uny.ac.id

Abstract
This study aims to improve the understanding of the concept of Social Sciences for PGSD students by
applying reciprocal teaching-learning models. This study is a type of Classroom Action Research
(CAR) model of Kemmis and MC. Taggart. The subjects of this study were all students of PGSD class
2A with a total of 46 students. Data collection techniques using tests that are analyzed by quantitative
descriptive. The success of this research can be shown through the results of the first cycle test
showing the percentage of 75.3% in the interpreting indicator, and the percentage of 81.7% in the
indicator explained. Then after being subjected to cycle II action obtained a percentage of 78% in the
interpreting indicator and a percentage of 76.9% in the indicator explained. In cycle III there was an
increase in the percentage of 95.3% in the interpreting indicator, and a percentage of 85.1% in the
indicator explained. By looking at the results obtained in each cycle, it can be concluded that the
application of reciprocal teaching-learning models can overcome problems in class 2A related to
understanding the concept of social studies for PGSD students. Hopefully, PGSD students will
become more competent teacher candidates in social science knowledge. Through this learning model,
it can enrich the lecturers' insight in planning a learning innovation.

Keyword: Reciprocal teaching, Learning innovation, Concept understanding

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep IPS Mahasiswa PGSD dengan
menerapkan model pembelajaran reciprocal teaching. Penelitian ini merupakan jenis Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) model Kemmis dan MC. Taggart. Subjek penelitian ini adalah seluruh
mahasiswa PGSD kelas 2A dengan jumlah 46 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan tes
yang dianalisis dengan deskriptif kuantitatif. Keberhasilan penelitian ini dapat ditunjukkan melalui
hasil tes siklus I menunjukkan persentase sebesar 75,3% pada indikator menafsirkan, dan persentase
sebesar 81,7% pada indikator menjelaskan. Kemudian setelah dikenai tindakan siklus II diperoleh
persentase sebesar 78% pada indikator menafsirkan dan persentase sebesar 76,9% pada indikator
menjelaskan. Pada siklus III terjadi peningkatan persentase sebesar 95,3% pada indikator menafsirkan,
dan persentase sebesar 85,1% pada indikator menjelaskan. Dengan melihat hasil yang diperoleh pada
setiap siklusnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran reciprocal
teaching dapat dapat meningkatkan pemahaman konsep IPS pada mahasiswa PGSD. Harapannya
mahasiswa PGSD akan menjadi calon guru yang lebih kompeten dalam segi pengetahuan ilmu sosial.
Melalui model pembelajaran ini, dapat memperkaya wawasan dosen dalam merencanakan suatu
inovasi pembelajaran.

Kata kunci: Reciprocal teaching, Inovasi pembelajaran, Pemahaman konsep

Histori artikel : disubmit pada 11 Oktober 2018; direvisi pada 24 Oktober 2018; diterima pada 29
November 2018

173
174 Murniayudi,H; Mustadi,A; & Jerusalem, M.A/Premiere Educandum 8(2)
2018

A. PENDAHULUAN
Ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang terjadi. Apabila terjadi
selalu mengalami perkembangan penerapan konsep yang salah kepada
secara dinamis dari waktu ke waktu. peserta didik, maka akan
Teknologi menghubungkan dunia menimbulkan miskonsepsi yang
menjadi tanpa batas walaupun berdampak pada peserta didik.
dipisahkan jauh secara geografis Kokkonen, Tommi (2017)
(Daryanto; Karim, 2017). Sesuai mengemukakan bahwa permasalahan
dengan tujuan IPS pada abad 21 miskonsepsi tersebut menjadi masalah
bahwa dalam era global menuntut konsep belajar, dimana pemahaman
kualitas pengetahuan yang mengarah konsep merupakan bagian dari struktur
pada pembentukan kecakapan hidup komplek pengetahuan. Sands, David
(life skill), sehingga pengetahuan (2014) menjelaskan bahwa hal yang
melandasi segala alternatif pemecahan perlu dilakukan adalah dengan
masalah dalam berbagai bidang memfokuskan kesalahpahaman
kehidupan (Mulyasa, 2015). dengan cara mengukur secara
Implikasinya terhadap pendidik kualitatif dan kuantitaif dalam
maupun calon pendidik dalam mengevaluasi pengetahuan mereka.
perspektif global memerlukan Dengan cara ini akan meluruskan
wawasan yang unggul diiringi dengan kesalahpahaman dan mengajari
reformasi berbagai aspek peserta didik untuk mengenali letak
pembelajaran pada semua jenis dan permasalahan dan alasannya.
jenjang pendidikan, mulai dari Berdasarkan hasil wawancara
pendidikan dasar hingga perguruan dengan dosen mata kuliah IPS dan
tinggi. Kebutuhan abad 21 seperti observasi dengan mahasiswa PGSD
sekarang ini memang sangat kelas 2A di Universitas Ahmad
diperlukan keterampilan pengetahuan Dahlan pada tanggal 7 Maret 2018,
(kognitif) yang mendalam dalam dapat diketahui permasalahan sebagai
konteks kehidupan mengenai suatu berikut. Pertama, ketika dosen
masalah, peristiwa atau kejadian. menunjuk beberapa mahasiswa untuk
Bloom, (1956) membagi ranah memberikan tanggapan dan jawaban
kognitif atau pengetahuan ke dalam atas materi tertentu sebagian
taksonomi enam kelas pokok yang mahasiswa menjawab kurang tepat.
meliputi: C1 (pengetahuan), C2 Hal ini membuktikan bahwa pada
(Pemahaman), C3 (Aplikasi), C4 tingkat kemampuan pemahaman
(Analisis), C5 (Sintesis), dan C6 mahasiswa terhadap konsep IPS masih
(Evaluasi). Salah satu cakupan domain rendah. Bila hal ini terus terjadi, maka
kognitif adalah kemampuan akan berdampak pada kualitas
pemahaman. Apabila guru atau mengajar mahasiswa PGSD di
pendidik memiliki tingkat pemahaman kemudian hari, ketika menjadi guru
konsep yang tinggi, maka secara sekolah dasar. Kedua, kurangnya
otomatis akan dapat menyikapi minat mahasiswa dalam mengikuti
berbagai fenomen-fenomena sosial perkuliahan IPS, dapat diamati saat
perkuliahan berlangsung ada tentang hal tersebut dengan
mahasiswa yang kurang memerhatikan menggunakan kata-katanya sendiri
dosennya yang sedang mengajar (Sudijono, 1996). Pemahaman konsep
seperti mengobrol, bermain gadget juga memungkinkan seseorang dalam
yang tidak sesuai dengan konteks mentransfer pengetahuan maupun
pembelajaran, mengantuk dan pengertian mengenai suatu fenomena
sebagainya. Ketiga, ada beberapa ke dalam berbagai macam kondisi
mahasiswa yang mengulang mata yang sudah dianalisis sebelumnya
kuliah tersebut. Setelah dilakukan melalui cara belajar maupun cara
wawancara terhadap salah satu berpikir setiap individu mengenai
mahasiswa, ia mengakui bahwa materi suatu ilmu.
perkuliahan IPS memang sangat Selanjutnya Kurniasih, I & Sani,
banyak dan sulit, sehingga untuk (2016) menguraikan pada tahap
benar-benar memahami konsep ilmu memahami terdiri dari (1)
sosial kurang maksimal. Materi ilmu menafsirkan (interpreting) atau
sosial yang paling sulit adalah pada menggambarkan ulang dengan
materi sejarah, dimana banyak yang mengubah dari satu bentuk ke bentuk
harus dihapalkan dan dipahami secara lain. (2) memberi contoh
mendalam. Penyebab dari ketiga (exampliying) yaitu menemukan
masalah di atas bisa disebabkan contoh yang sesuai untuk
karena penggunaan metode mengilustrasikan suatu konsep. (3)
pembelajaran yang kurang sesuai mengklasifikasikan (classifying) atau
dengan kebutuhan mahasiswa pada mengelompokkan konsep yang ada
abad 21, dimana perlu adanya pada suatu materi. (4) meringkas
paradigma baru menghadapi (summarizing) yaitu meringkas
tantangan-tantangan di abad 21. Oleh sesuatu yang umum menjadi lebih
karena itu, diperlukan penggabungan ringkas. (5) menduga (inferring) atau
antara proses berfikir, lingkungan dan mengambil kesimpulan atau
teknologi yang sesuai dengan abad 21. memprediksi dari informasi yang
Dari uraian di atas, maka perlu disajikan. (6) membandingkan
suatu usaha dari dosen dan peneliti (compairing) yaitu mencocokan
untuk mengatasi permasalahan antara dua ide, objek dan hal-hal yang
tersebut, terutama pada pemahaman serupa. (7) menjelaskan (expalining)
konsep IPS. Pemahaman yaitu membangun hubungan sebab-
(comprehension) merupakan akibat dari suatu sistem.
kemampuan seseorang dalam Perkuliahan IPS idealnya
memahami sesuatu untuk diketahui melibatkan mahasiswa secara aktif,
dan diingat. Dengan kata lain, agar dapat membangun pengalaman
memahami adalah mengetahui tentang nyata. Pemahaman konsep merupakan
sesuatu dan dapat melihatnya dari bentuk pemahaman yang kompleks,
berbagai segi. Mahasiswa dikatakan oleh karena itu diperlukan suatu model
telah memahami sesuatu apabila ia pembelajaran yang dapat merangsang
dapat memberikan panjelasan atau kemampuan kognitif mahasiswa.
memberi uraian yang lebih rinci Model pembelajaran reciprocal
teaching diperkenalkan oleh menghubungkan konsep baru dengan
Palinscar dan Brown (1984) yang materi yang telah dipelajari dengan
mendeskripsikan konsep dasar model menyajikan fenomena faktual dan
reciprocal teaching sebagai sebuah kontekstual. Sehingga diharapkan
aktivitas pembelajaran dalam bentuk setiap mahasiswa bisa mengkonstruksi
dialog antara pendidik dan peserta pengetauan mereka agar lebih
didik. model ini tersusun atas empat berkembang.
strategi yaitu merangkum/meringkas, c. Membuat pertanyaan
membuat pertanyaan, mengklarifikasi (Questioning)
/menjelaskan, dan memprediksi. Mahasiswa membuat
Selanjutnya Arends, (2012) pertanyaan/soal secara tertulis
mendefinisikan reciprocal teaching kemudian menjawabnya. Pada
sebagai suatu prosedur pengajaran kegiatan ini mahasiswa bisa
yang dirancang untuk mengajarkan melakukan crosscheck mengenai
kepada siswa tentang strategi- materi yang telah diperoleh dan
strategi kognitif untuk membantu materi yang belum dikuasai dari
siswa dalam memahami materi keseluruhan konsep yang diajarkan.
pembelajaran dengan baik. Membuat pertanyaan bisa dilakukan
Adapun penjelasan mengenai dengan saling tanya jawab antar
strategi-strategi reciprocal teaching mahasiswa sesame kelompok ataupun
dalam perkuliahan IPS menurut bertuka dengan kelompok lain.
Garderen (2004) terdiri dari empat d. Merangkum (Summarizing)
komponen sebagai berikut: Pada kegiatan ini, mahasiswa
a. Mengklarifikasi (Clarifying) membuat rangkuman secara singkat
Pada tahap ini, mahasiswa dari materi yang telah dipelajari.
diberikan materi pelajaran yang terkait Merangkum bertujuan untuk mengulas
dan diwajibkan untuk membaca bahan materi yang telah dipelajari
bacaan tersebut. Pada tahap klarifikasi, sebelumnya, dengan bahasa dan kata-
satu siswa bertugas membimbing dan kata sendiri.
memimpin teman sekelompoknya Pendidik abad 21 perlu
dalam mengklarifikasi materi. mempertimbangkan model reciprocal
Mengklarifikasi materi dapat teaching untuk diterapkan dalam
dilakukan melalui sumber buku praktik pembelajaran. Implikasi ini
pegangan dan internet. Mahasiswa sangat bermanfaat bagi mahasiswa
dibebaskan untuk mencari sumber dari karena mereka sedang dipersiapkan
manapun asal dapat untuk sukses dalam studinya, terutama
dipertanggungjawabkan secara valid. dalam kemampuan memahami,
b. Memprediksi (Predicting) membangun dan merekonstruksi
Mahasiswa diajak untuk makna. Pada tahap meringkas,
memprediksi hubungan antar konsep merupakan strategi yang dapat
pembelajaran, baik konsep yang telah mempercepat pembelajaran, terutama
dipelajari maupun konsep pada materi dalam keterampilan berpikir yang
yang sedang dipelajari. Kegiatan ini lebih dalam jangka waktu singkat jika
dilakukan oleh mahasiswa untuk dilaksanakan dengan baik. Melalui
penerapan model pembelajaran oleh Ichsan (2013) tentu berbeda
reciprocal teaching diharapkan dengan penelitian ini, dimana mata
mahasiswa dapat meningkatkan kuliah yang menjadi fokus penelitian
pemahaman konsep karena dalam adalah konsep dasar IPS. Lebih lanjut,
pembelajaran model ini mau tidak penelitian yang dilakukan oleh Freihat
mau mahasiswa harus menguasai & Al-makhzoomi, (2012) yang
konsep materi secara individu meneliti tantang keefektifan langkah
(Wolmarans, 2016). reciprocal teaching dalam
Penelitian ini perlu dilakukan peningkatan pemahaman bacaan di
untuk mengatasi permasalahan yang tingkat universitas. Sebagaian besar
timbul di kelas dan dapat memberikan penelitian yang telah dilakukan
manfaat kepada mahasiswa PGSD sebelumnya digunakan untuk
agar kelak menjadi guru yang meningkatkan hasil, pemahaman
berkompeten pada abad 21. Batasan konsep matematika, dan reading
penelitian ini yaitu mengenai comprehension. Oleh karena itu,
penerapan model pembelajaran model peneliti perlu melakukan penelitian
pembelajaran reciprocal teaching mengenai penerapan model
sebagai suatu inovasi pembelajaran pembelajaran reciprocal teaching
pada abad 21 pada mahasiswa untuk meningkatkan pemahaman
pendidikan guru sekolah dasar. konsep IPS mahasiswa PGSD kelas
Berbagai penelitian mengenai model 2A.
pembelajaran reciprocal teaching
telah dilakukan, seperti yang B. METODE PENELITIAN
dilakukan oleh Argikas, Khuzaini, Pendekatan yang digunakan
Argikas, & Khuzaini, (2016) dalam penelitian ini adalah Penelitian
mengenai penerapan model reciprocal Tindakan kelas (PTK), artinya
teaching untuk meningkatkan penelitian ini berbasis pada masalah di
pemahaman konsep matematika siswa kelas 2A. Penelitian ini dipilih karena
SMP. Penelitian tersebut menunjukkan sesuai dengan permasalahan yang ada
keberhasilan penelitian pada mata yaitu meningkatkan kemampuan
pelajaran matematika dan subjek pemahaman konsep IPS mahasiswa
penelitian siswa SMP. Akan tetapi PGSD kelas 2A Universitas Ahmad
penelitian tersebut tidak meneliti pada Dahlan. Penelitian ini menggunakan
konsep IPS dan subjek penelitiannya rancangan model siklus Kemmis &
pun berbeda. Selanjutnya penelitian Mc. Taggart (Arikunto, 2006) yang
yang dilakukan oleh Ichsan (2013) masing-masing siklus terdiri dari:
mengenai pengembangan model perencanaan (plan), tindakan (act) &
pembelajaran terbalik (reciprocal pengamatan (observe), dan refleksi
teaching) pada mata kuliah (reflect). Penelitian diawali dengan
matematika. Penelitian tersebut merencakan dan melakukan observasi
menunjukkan bahwa model di kelas 2A serta wawancara dengan
pembelajaran reciprocal teaching dosen pengampu mata kuliah IPS.
dapat meningkatkan hasil belajar Peneliti memeroleh permasalahan dan
matematika. Penelitian yang dilakukan selanjutnya dilakukan penerapan
model pembelajaran reciprocal teratasi dengan melihat peningkatan
teaching. Siklus ini dilakukan hingga hasil tes mahasiswa PGSD memenuhi
permasalahan di lapangan telah kriteria keberhasilan.

Keterangan:
Siklus I:
1. Perencanaan I
2. Tindakan dan Observasi I
3. Refleksi I
Siklus II:
1. Perencanaan II
2. Tindakan dan Observasi II
3. Refleksi II
Siklus III:
1. Perencanaan III
2. Tindakan dan Observasi III
3. Refleksi III

Gambar 1. Model Spiral Kemmis Mc Taggart (Arikunto, 2006:92)

Teknik tes berupa soal-soal yang Kategorisasi di atas, akan


disajikan dalam evaluasi di akhir mengklasifikasikan hasil tes evaluasi
siklus untuk memperoleh data dalam yang dilakukan oleh peneliti pada
bentuk angka. Evaluasi digunakan setiap siklusnya, sehingga akan lebih
untuk mengukur kemampuan nampak peningkatan yang akan terjadi
pemahaman konsep IPS mahasiswa setelah dikenai tindakan dan sebelum
dengan mengerjakan soal-soal uraian. dikenai tindakan.
Pada siklus I menggunakan soal uraian
berjumlah 5 soal sedangkan siklus II C. HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan soal uraian berjumlah 6, Penelitian ini dimulai dengan
dan soal siklus III sebanyak 5 soal kegiatan observasi. Observasi
uraian yang mencakup ke dua dilaksanakan dengan tujuan untuk
indikator menafsirkan dan mengamati keragaman dan
menjelaskan. Penskoran pada tiap permasalahan mahasiswa PGSD
butir soal menggunakan rubrik dalam perkuliahan IPS lanjut. Tes
penilaian dengan skor 4 atau 5 setiap siklus I dilaksanakan pada tanggal 4
soalnya. Adapun kategori hasil dari tes April 2018. Siklus pertama
pemahaman konsep mahasiswa siklus dilaksanakan dengan dua kali
I, II, dan III dalam penelitian ini pertemuan yaitu pada tanggal 28
melalui kategorisasi sebagai berikut. Maret dan 4 April 2018, kemudian
Tabel 1. Kategorisasi tes pemahaman konsep
Rentang Kategori dilanjutkan dengan tes siklus II pada
0-20 Sangat kurang tanggal 18 April 2018. Siklus kedua
21-40 Kurang dilaksanakan dengan dua kali
41-60 Cukup
61-80 Baik pertemuan yaitu pada tanggal 11 dan
81-100 Sangat baik 18 April 2018. Sedangkan siklus III
(Dimodifikasi dari Arikunto, Suharsimi (2010) dilaksanakan pada tanggal 16 dan 23
Mei 2018 Pelaksanan siklus I , II dan
III dengan menerapkan model ulang dari bentuk satu ke bentuk
pembelajaran reciprocal teaching. lainnya.
Kegiatan pembelajaran yang 2. Menjelaskan (expalining) berarti
mencakup dalam tahap pemahaman memkonstruktsi hubungan sebab-
konsep pada penelitian ini dibatasi akibat dari suatu sistem.
pada indikator berikut: Keberhasilan penelitian ini dapat
1. Menafsirkan (interpreting) atau dilihat melalui hasil tes mahasiswa
mengartikan atau menggambarkan yang dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.

Tabel 2. Hasil rata-rata tes pemahaman konsep siklus I


Indikator Rata- Skor % Kategori
rata Ideal
Skor
Interpreting
Menggambarkan ulang dari interaksi sosial 144 164 87,8 Sangat
baik
Menggambarkan ulang fenomena interaksi sosial 103 164 62,8 Baik
Explaning
Menjelaskan bentuk interaksi sosial 129 164 78,6 Baik
Menyebutkan dan menjelaskan contoh interaksi sosial 156 164 95,1 Baik
Menyebutkan dan menjelaskan terjadinya interaksi sosial 117 164 71,3 Baik
Jumlah 649 820 79,1 Baik
Berdasarkan Tabel 2, hasil tes pada tahap siklus II untuk melihat
evaluasi mahasiswa PGSD pada siklus peningkatan yang terjadi melalui
I menunjukkan jumlah rata-rata penerapan model pembelajaran
persentase sebesar 79,1 dengan reciprocal
kriteria baik. Kemudian dilanjutkan
teaching.

Tabel 3. Hasil rata-rata tes pemahaman konsep siklus II


Indikator Rata- Skor % Kategori
rata Ideal
Skor
Interpreting
Menggambarkan ulang faktor-faktor tingginya tingkat kelahiran 187 205 91,2 Sangat
baik
Menggambarkan ulang fenomena arus urbanisasi 165 205 80,4 Baik
Menggambarkan ulang dampak pertumbuhan penduduk tinggi 128 205 62,4 Baik
Explaning
Menyebutkan dan menjelaskan faktor alami pertumbuhan 132 205 64,3 Baik
penduduk
Menjelaskan cara menghitung angka kasar 200 205 97,5 Sangat
Baik
Menjelaskan dampak ledakan penduduk terhadap pembangunan 141 205 68,8 Baik
di Indonesia
Jumlah 953 1230 77,4 Baik
Berdasarkan Tabel 3 hasil rata- dicermati penurunan ini terjadi pada
rata tes menunjukkan penurunan pada indikator explaining (menjelaskan).
jumlah persentase sebesar 1.7%. bila
Tabel 4. Hasil rata-rata tes pemahaman konsep siklus III
Indikator Rata- Skor % Kategori
rata Ideal
Skor
Interpreting
Menggambarkan ulang maksud dari tenaga kerja, kesempatan 162 172 94,1 Sangat
kerja, dan pengangguran baik
Menggambarkan ulang usaha peningkatan mutu tenaga kerja 166 172 96,5 Sangat
baik
Explaning
Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi angkatan kerja 153 172 88,9 Sangat
baik
Menyebutkan dan menjelaskan macam tenaga kerja 128 172 74,4 Baik
Menyebutkan dan menjelaskan dampak pengangguran terhadap 158 172 91,8 Sangat
keamanan lingkungan baik
Jumlah 767 860 89,1 Sangat
Baik
Berdasarkan Tabel 4 hasil rata- Penerapan model pembelajaran
rata tes menunjukkan peningkatan reciprocal teaching dapat
yang sangat signifikan pada kedua meningkatkan pemahaman konsep
indikator dengan jumlah persentase mahasiswa yang dapat diketahui
sebesar 11,7%. dengan kriteria sangat melalui skor hasil tes yaitu siklus I
baik. dengan persentase sebesar 87,5% dan
meningkat pada siklus II diperoleh
Tabel 5. Hasil persentasi tes pemahaman persentase sebesar 93,7%. Pada siklus
konsep mahasiswa siklus I, II, dan III
I mahasiswa masih harus diperintah
Indikator Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3
oleh dosen/peneliti dalam mengikuti
Interpreting
kegiatan pembelajaran
75,3% sesuai
78%dengan95,3%
langkah model pembelajaran
explaining reciprocal teaching. Beberapa
81,7% 76,9% 85,1%
mahasiswa juga tampak masih belum
Berdasarkan Tabel 5, siklus I fokus terhadap alur perkuliahan.
sampai siklus III memiliki kategori Kemudian pada siklus II peneliti
baik. Persentase pemahaman konsep kekurangan waktu dalam saat
secara individu dapat dilihat pada berlangsungnya tes siklus II sehingga
diagram berikut. beberapa mahasiswa belum
menyelesaikan dengan baik. Hal ini
100%
terjadi karena jumlah soal uraian
80% Siklus I menjadi 6 nomor. Selain itu, materi
60% Siklus II pada siklus II sangat banyak dan
40% Siklus III
terdapat rumus matematika untuk
20%
0% menghitung pertumbuhan penduduk
mulai dari kematian dan kelahiran,
sedangkan siklus III terjadi
peningkatan yang cukup signifikan.
Gambar 2. Hasil Riset Pemahaman Konsep
Mahasiswa Per Indikator. Hal ini terjadi karena pada siklus III
dilakukan selama 3 kali pertemuan
sehingga dalam penguasaan materi materi sesuai dengan pendapat
menjadi lebih baik dan matang. Wolmarans, (2016) bahwa pada tahap
Berdasarkan Tabel 5, setiap klarifikasi mahasiswa memperjelas
indikator mengalami peningkatan konsep yang belum dipahami bisa
setiap siklusnya, kecuali pada dilakukan dengan membaca. Tahap
indikator explaning dari siklus I kedua, yaitu mahasiswa memprediksi
menuju siklus II yaitu ada penurunan atau menghubungkan konsep baru
sebanyak 4,6%. Hal ini disebabkan dengan materi yang telah dipelajari
karena pada saat evaluasi siklus II sebelumnya dengan media gambar
beberapa mahasiswa belum selesai sehingga mahasiswa bisa
sehingga diisi ala kadarnya karena mengkonstruksi pengetahuan yang
keterbatasan waktu. Pada indikator ini, telah dimiliki. Hal ini sesuai dengan
dari siklus II ke siklus III mengalami tahap yang disampaikan Wolmarans,
peningkatan sebesar 8,2%. Pada (2016) bahwa tahap prediksi yaitu
indikator Interpreting selalu megkonfirmasi atau perbaiki prediksi
mengalami peningkatan di setiap sebelum, selama, dan setelah
siklusnya. Dari siklus I ke siklus II membaca bisa dengan tebakan cerdas
mengalami peningkatan 2,7%. Dari tentang apa yang akan terjadi
siklus II ke siklus III mengalami selanjutnya, petunjuk seperti judul,
peningkatan sebesar 17,3%. sebesar atau sebuah gambar. Selanjutnya pada
12,75%. Dari siklus 3 ke siklus 4 juga tahap ketiga mahasiswa membuat
mengalami peningkatan sebesar pertanyaan/soal secara tertulis
1,45%. kemudian menjawabnya baik antar
Keberhasilan penelitian ini mahasiswa maupun antar kelompok.
menunjukkan bahwa penerapan model Sesuai dengan Wolmarans, (2016)
pembelajaran reciprocal teaching pertanyaan memiliki peranan penting
memang sangat berperan dapat dalam pemantauan diri. Tahap terakhir
meningkatkan pemahaman konsep IPS yaitu mahasiswa membuat rangkuman
mahasiswa PGSD yang dpat dilihat secara singkat dari materi yang telah
dari peningkatan nilai dan proses dipelajari sesuai pernyataan
pembelajaran. Hal ini karena model Wolmarans, (2016) pada tahap ini
tersebut memang membuat mahasiswa membuat catatan dan menceritakan
lebih berperan aktif dalam kembali secara singkat dengan bahasa
pembelajaran (student center) sendiri.
sehingga model reciprocal teaching Hal yang sama juga
sering disebut sebagai pengajaran diungkapkan oleh Mcallum &
terbalik. Keberhasilan proses Auckland (2014) mengemukakan
pembelajaran reciprocal teaching bahwa pembelajaran reciprocal
yang dilakukan oleh dosen diawali teaching yang meliputi empat strategi
dengan tahap klarifikasi mahasiswa berpikir yaitu memprediksi,
membaca materi dari berbagai macam mengklarifikasi, menanyakan dan
sumber, dengan tahap ini secara tidak meringkas merupakan proses
langsung mahasiswa dapat metakognitif untuk memberdayakan
memperluas wawasan terkait dengan mahasiswa membangun pemikiran
yang sistematis dan terarah (Cooper & pemahaman tetapi juga memberikan
Greive, 2009). Pendidik pun dapat kesempatan yang luas bagi peserta
memantau kegiatan pembelajaran serta didik untuk memantau pemahaman
memberikan perancah kognitif mereka sendiri. Selain itu juga dapat
bersama dengan siswa. Saleh, Hairus meningkatkan kesadaran siswa dan
(2016) juga menyatakan bahwa model pengaturan diri terhadap aktivitasnya
pembelajaran reciprocal teaching juga sendiri sebagai instruksi metakognitif.
dapat merangsang kreativitas belajar Berdasarkan pembahasan hasil
mahasiswa dalam berpikir terutama penelitian diatas, maka dapat
pada keingintahuan yang tinggi disimpulkan bahwa dengan
terhadap suatu masalah, kemampuan menerapkan model pembelajaran
dalam mengemukakan gagasan, reciprocal teaching dapat
mengerjakan soal, mengajukan meningkatkan pemahaman konsep
pertanyaan, dan menjawab pertanyaan mahasiswa 2A PGSD. Harapannya
dengan baik. mahasiswa PGSD akan menjadi calon
Beberapa penelitian terdahulu, guru yang lebih kompeten dalam hal
Mcallum & Auckland, (2014) bahwa pengetahuan IPS. Melalui model
pembelajaran reciprocal teaching pembelajaran ini, tentu dapat
dapat membangun pemahaman, memperkaya wawasan dosen dalam
sehingga model pembelajaran ini merencanakan suatu inovasi
sangat direkomendasikan dalam pembelajaran sesuai dengan abad 21.
praktik pembelajaran yang Berdasarkan beberapa peneilitian yang
menekankan pada pemahaman. Selain telah dilakukan model pembelajaran
itu, model pembelajaran reciprocal reciprocal teaching dapat digunakan
teaching dapat merangsang pada hampir semua mata pelajaran.
kemampuan metakognitif. Hal yang
sama diungkapkan oleh D. SIMPULAN
Vristiarum,Rida & Ariyanto (2016) Berdasarkan hasil penelitian dan
bahwa penerapan reciprocal teaching pembahasan yang telah diuraikan
dapat meningkatkan pemahaman sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa
konsep. Peserta didik pun mampu penerapan model pembelajaran
mendominasi kegiatan belajar, reciprocal teaching dapat
sehingga lebih aktif dalam meningkatkan pemahaman konsep
menyampaikan pendapat dan IPS mahasiswa PGSD 2A Universitas
pertanyaan kepada pendidik. Selain itu Ahmad Dahlan. Perkuliahan IPS lanjut
Palincsar, (2017) juga mengemukakan dengan menerapkan model
bahwa tujuan dari model pembelajaran pembelajaran reciprocal teaching
reciprocal teaching yaitu untuk dapat mengajarkan kepada
memfasilitasi peserta didik secara mahasiswa PGSD tentang strategi-
individu maupun kelompok antara strategi kognitif dan membantu
pendidik dan peserta didik dan antar siswa untuk memahami materi
sesama peserta didik dalam kegiatan pembelajaran dengan baik. Pada setiap
pembelajaran yang bermakna. Strategi akhir siklus, mahasiswa telah
ini tidak hanya mengembangkan diberikan soal evaluasi yang
digunakan untuk mengukur Arikunto, S. (2010). Prosedur
pemahaman konsep IPS mahasiswa Penelitian Suatu Pendekatan
pada perkuliahan IPS lanjut. Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Penelitian yang telah dilakukan Bloom, B. S. (1956). Taxonomy of
peneliti tidak bisa lepas dari hambatan Educational Objectives The
yang ditemui selama penelitian, yaitu Classification of Educational
terjadinya penurunan pada indikator Goals. London: Longmans,
explaining dikarenakan hal yang tak Green and Co LTD.
terduga. Berdasarkan penelitian diatas, Cooper, T., & Greive, C. (2009). The
maka peneliti dapat memberikan Effectiveness of the Methods of
beberapa saran sebagai berikut. Reciprocal Teaching: As Applied
Within the NSW Primary Subject
Pertama bagi penelitian selanjutnya
Human Society and Its
diharapkan memperluas subjek Environment: An Exploratory
penelitian. Kedua untuk menghindari Study. TEACH Journal of
keterbatasan atau kondisi penurunan Christian Education, 3(1), 45–52.
skor dapat diminimalisir dengan Daryanto; Karim, S. (2017).
melakukan pengaturan atau Pembelajaran Abad 21.
manajemen waktu yang baik oleh Yogyakarta: Gava Media.
dosen/peneliti saat proses Freihat, S., & Al-makhzoomi, K.
pembelajaran dan mempertimbangkan (2012). The Effect of the
jumlah soal evaluasi yang akan Reciprocal Teaching Procedure (
diberikan. Ketiga, berdasarkan hasil RTP ) on Enhancing EFL
penelitian, model reciprocal teaching Students ’ Reading
dapat diterapkan dan menjadi inovasi Comprehension Behavior in a
University Setting. International
pembelajaran sesuai dengan abad 21.
Journal of Humanities and Social
Science, 2(5), 279–291.
DAFTAR RUJUKAN
Arends, R. . (2012). Learning To Ichsan. (2013). Pengembangan model
Teach. New York: The McGraw- pembelajaran terbalik ( reciprocal
Hill Companies, Inc. teaching ) pada mata kuliah
matematika the developing of
Argikas, T. B., Khuzaini, N., Argikas, reciprocal teaching. Vokasi,
T. B., & Khuzaini, N. (2016). IX(3), 186–199.
Penerapan model pembelajaran
reciprocal teaching untuk Kokkonen, T. (2017). Concepts and
meningkatkan pemahaman concept learning in physics the
konsep matematika siswa kelas systemic view. University of
vii smp negeri 2 depok the Helsink.
application of reciprocal teaching Kurniasih, I & Sani, B. (2016). Ragam
method for improving the Pengembangan
understanding of mathematics
concept of 7 th grade students. Model Pembelajaran untuk
Mercumatika, 1(1), 67–79. Peningkatan Profesionalisme
Guru. Jakarta: Kata Pena.
Arikunto, S. (2006). Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Mcallum, R., & Auckland, C. W.
Aksara. (2014). Reciprocal Teaching :
Critical Reflection on Practice.
KAIRARANGA, 15(1), 26–35.
Mulyasa, H. . (2015). Revolusi Mental 4.00030
Dalam Pendidikan. Bandung:
Rosdakarya. Sudijono, A. (1996). Pengantar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
Palincsar, A. S. (2017). Using PT.Grafindo Persada.
reciprocal teaching to support
strategy instruction and language Vristiarum, R. A. (2016). ( PTK di
use among second. Contact SMP Muhammadiyah 10
Magazine, 44–52. Surakarta Kelas IX Semester
Gasal Tahun Ajaran 2015 / 2016
Saleh, H. (2016). Penerapan strategi ). In Konferensi Nasional
pembelajaran terbalik ( reciprocal Penelitian Matematika dan
teaching ) untuk meningkatkan Pembelajarannya (KNPMP I)
kreativitas belajar. Sigma, 2(1), (pp. 268–275). Surakarta:
13–18. Universitas Muhammadiyah
Sands, D. (2014). Concepts and Surakarta.
conceptual understanding : what Wolmarans, A. (2016). Reciprocal
are we talking about ? Opinion Teaching: a strategy for the 21st
Piece, 10(I), 7–11. Century. CCEE (Curro Centre
https://doi.org/10.11120/ndir.201 for Educational Excellence), 1–9.

You might also like