73-Article Text-186-1-10-20170114

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

J. HPT Tropika.

ISSN 1411-7525
124 J. HPT Tropika Vol. 13, No. 2, 2013: 124–132
Vol. 13, No. 2: 124 –132, September 2013

KEEFEKTIFAN TIGA JENIS INSEKTISIDA NABATI TERHADAP


KUTU PUTIH PEPAYA PARACOCCUS MARGINATUS DAN KEAMANANNYA
TERHADAP LARVA KUMBANG PREDATOR CURINUS COERULEUS

Ahmad Sifa1, Djoko Prijono2, & Aunu Rauf2

1
Alumnus Program Sarjana Departemen Proteksi Tanaman, Institut Pertanian Bogor.
2
Departemen Proteksi Tanaman, Institut Pertanian Bogor
Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680
E-mail: djokopr@ipb.ac.id

ABSTRACT

Effectiveness of three botanical insecticides against the papaya mealybug Paracoccus marginatus and their safety to the
predatory Curinus coeruleus larvae. Preparations of Tephrosia vogelii (Tv) leaf extract (0.5% and 1% w/v), Annona
squamosa (As) seed extract (0.5% and 1%), and Cinnamomum multiforum (Cm) leaf essential oil (1% and 2%), and their
mixtures (Mix-1: Tv 0.25% + As 0.25% + Cm 0.5%; Mix-2: Tv 0.5% + As 0.5% + Cm 1%) were tested for their effectiveness on
third-instar nymphs of Paracoccus marginatus by spraying the test materials on undetached papaya leaves and by direct
spraying on the test insects using Potter spray tower. Tv extract was also applied on the test insects placed on undetached
papaya leaves. The safety test was done by direct spraying of the test materials on the predatory Curinus coeruleus larvae
using Potter spray tower. Tv and As extracts at a concentration of 1% each are potential to be used for the control of P.
marginatus. Spraying of T. vogelii extract on the test P. marginatus nymphs placed on papaya leaves was more effective than
spraying of the test materials on papaya leaves or direct spraying on the test insects only. The treatment with Cm essential oil
required twice the concentration of Tv and As extracts to obtain the same level of effectiveness. The treatment with Mix-2
caused lower P. marginatus mortality than the sum of mortality caused by its components applied separately. Nonetheless,
the three botanical insecticides and their mixtures were safe to C. coeruleus larvae. On the other hand, although the synthetic
insecticide imidacloprid (neonicotinoid), included in the study for comparison, was effective against P. marginatus, it was
also toxic to the predatory C. coeruleus larvae so its use should be avoided or limited.
Key words: botanical insecticides, papaya mealybug, predatory ladybird larvae, effectiveness, safety

ABSTRAK

Keefektifan tiga jenis insektisida nabati terhadap kutu putih pepaya Paracoccus marginatus dan keamanannya terhadap
larva kumbang predator Curinus coeruleus. Sediaan ekstrak daun Tephrosia vogelii (Tv) (0,5% dan 1% w/v), ekstrak biji
Annona squamosa (As) (0,5% dan 1%), dan minyak atsiri daun Cinnamomum multiforum (Cm) (1% dan 2%), serta campuran
ketiga bahan tersebut (Mix-1: Tv 0,25% + As 0,25% + Cm 0,5%; Mix-2: Tv 0,5% + As 0,5% + Cm 1%) diuji keefektifannya
terhadap nimfa instar III Paracoccus marginatus dengan metode penyemprotan pada daun pepaya dan metode semprot
langsung pada serangga uji menggunakan menara semprot Potter. Ekstrak Tv juga diaplikasikan pada serangga uji yang
diletakkan pada daun pepaya. Uji keamanan insektisida nabati uji dilakukan dengan metode semprot langsung pada larva
instar III predator Curinus coeruleus menggunakan menara semprot Potter. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak Tv
dan As pada konsentrasi 1% berpotensi untuk digunakan dalam pengendalian hama P. marginatus. Penyemprotan langsung
ekstrak T. vogelii pada nimfa P. marginatus yang diletakkan di atas daun pepaya lebih efektif daripada penyemprotan ekstrak
pada daun pepaya atau pada serangga uji saja. Perlakuan dengan minyak atsiri Cm memerlukan konsentrasi dua kali lipat
dibandingkan dengan ekstrak Tv dan As untuk memperoleh tingkat keefektifan yang sama. Perlakuan dengan Mix-2
menyebabkan kematian P. marginatus yang lebih rendah daripada jumlah kematian yang disebabkan perlakuan dengan bahan
tunggal secara terpisah. Namun demikian, ketiga bahan nabati uji dan campurannya aman terhadap larva C. coeruleus.
Sementara itu, meskipun insektisida sintetik imidakloprid (neonikotinoid), yang disertakan dalam pengujian sebagai insektisida
pembanding, efektif terhadap hama P. marginatus, insektisida tersebut sangat beracun terhada larva predator C. coeruleus
sehingga penggunaannya perlu dihindari atau dibatasi.
Kata kunci: insektisida nabati, kutu putih pepaya, predator, keefektifan, keamanan
Sifa et al. Keefektifan Tiga Jenis Insektisida Nabati 125

PENDAHULUAN Ketika musuh alami dan cara-cara nonkimia lain


tidak dapat menekan peningkatan populasi hama P.
Kutu putih pepaya, Paracoccus marginatus marginatus hingga tingkat yang tidak merugikan,
Williams & Granar a de Willink (Hemiptera: insektisida yang efektif terhadap hama sasaran dan aman
Pseudococcidae), merupakan hama penting yang relatif terhadap musuh alami dapat digunakan sebagai alternatif
baru di Indonesia dengan daya merusak yang tinggi. terakhir. Salah satu kelompok insektisida yang memenuhi
Hama tersebut diketahui pertama kali menyerang persyaratan tersebut dan layak diuji ialah insektisida
tanaman pepaya di Kebun Raya Bogor pada Mei 2008 nabati. Tiga jenis tumbuhan yang telah diketahui bersifat
dan pada Juli 2008 dilaporkan telah banyak merusak insektisida terhadap hama lain ialah Tephrosia vogelii
pertanaman pepaya milik petani di Bogor (Muniappan (kacang babi, Leguminosae), Cinnamomum
et al., 2008). Di Indonesia, pada tahun 2009 P. multiflorum (kerabat kayumanis, Lauraceae), dan
marginatus dilaporkan menyerang lebih dari 21 spesies Annona squamosa (srikaya, Annonaceae) (Prijono et
tanaman dari famili Apocynaceae, Araceae, Caricaceae, al., 1997; Abizar & Prijono, 2010; Hertika, 2011;
Convolvulaceae, Cucurbitaceae, Euphorbiaceae, Febrianni et al., 2013).
Fabaceae, Malvaceae, Mor aceae, Myrtaceae, Sediaan insektisida dari daun T. vogelii efektif
Rubiaceae, dan Solanaceae (Sartiami et al., 2009). terhadap berbagai jenis hama Lepidoptera dan hama
Di Hawaii, musuh alami yang menyerang P. kumbang gudang (Grainge & Ahmed, 1988; Prakash &
marginatus antara lain predator Cryptolaemus Rao, 1997). Ekstrak daun T. vogelii bersifat sebagai
montrouzieri Mulsant, Curinus coeruleus Mulsant, racun perut yang kuat dengan efek kontak yang lebih
Hyperaspis silvestrii Weise, Symnobius bilucernarius terbatas (Wulan, 2008). Sartiami et al. (2009)
(Mulsant), dan Scymnus sp. (Coleoptera: Coccinellidae), melaporkan bahwa penyemprotan dengan air sabun yang
serta Chrysopa sp. (Neuroptera: Chrysopidae); diikuti penyemprotan ekstrak daun T. vogelii dapat
parasitoid Acerophagous papayae Noyes & Schauff, menekan populasi P. marginatus sebesar 35%.
Anagyrus loecki Noyes & Menezes, dan Senyawa aktif insektisida yang terkandung dalam daun
Pseudleptomastix mexicana Noyes & Schauff T. vogelii termasuk dalam golongan rotenoid seperti
(Hymenopter a: Encyrtidae); serta cendawan rotenon, tefrosin, dan deguelin (Delfel et al., 1970;
Neozygytes fumosa (Meyerdirk et al., 2004; Heu et Lambert et al., 1993). Rotenon bekerja dengan
al., 2007). Sartiami et al. (2009) melaporkan bahwa menghambat proses respirasi sel di dalam mitokondria
predator lokal yang memangsa P. marginatus ialah C. (Hollingworth, 2001).
montrouzieri, Scymnus sp., dan larva Syrphidae Biji A. squamosa telah lama diketahui bersifat
(Diptera). Kumbang C. coeruleus yang umum dikenal insektisida dan aktif terhadap berbagai jenis serangga
sebagai predator kutu loncat lamtoro, Heteropsylla pemakan daun dan pengisap cairan tanaman (Grainge
cubana Crawford (Hemiptera: Psyllidae) (Wagiman et & Ahmed, 1988; Prakash & Rao, 1997). Prijono et al.
al., 1990), juga pernah ditemukan menyerang hama P. (1997) melaporkan bahwa ekstrak biji srikaya memiliki
marginatus pada tanaman pepaya di Bogor (Pramayudi, aktivitas insektisida yang kuat terhadap larva
2010). Selanjutnya, parasitoid A. papayae ditemukan Crocidolomia pavonana (F.) (Lepidoptera:
memarasit kutu P. marginatus yang dikumpulkan dari Crambidae) dan lebih aktif daripada ekstrak akar tuba,
lapangan di sekitar Kecamatan Darmaga, Bogor (Sutardi, Derris elliptica. Biji srikaya mengandung senyawa
2011). aktif insektisida dari golongan asetogenin, terutama
Di Indonesia, perkembangan populasi musuh skuamosin dan asimisin (Ohsawa et al., 1994; Zafra-
alami lokal belum dapat mengimbangi perkembangan Polo et al., 1996). Senyawa aktif tersebut memiliki cara
populasi hama P. marginatus, terutama pada musim kerja yang sama dengan rotenon (Zafra-Polo et al.,
kemarau sehingga dapat terjadi serangan yang berat. 1996).
Pada keadaan serangan hama P. marginatus yang berat, Penelitian tentang aktivitas insektisida C.
tindakan pengendalian yang sering dilakukan petani ialah multiforum masih sangat terbatas. Minyak atsiri daun
pengendalian secara mekanis dengan tangan atau alat C. multiflorum dilaporkan bersifat insektisida dengan
bantu mekanis, penyemprotan air dengan tekanan tinggi kerja yang cukup cepat terhadap larva C. pavonana
pada koloni kutu putih, dan penyemprotan air sabun yang (Her tika, 2011) dan Plutella xylostella (L.)
diikuti dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif (Lepidoptera: Yponomeutidae) (Febrianni et al., 2013)
imidakloprid (golongan neonikotinoid) (Sartiami et al., tetapi aktivitasnya terhadap hama lain belum pernah
2009). diteliti. Minyak atsiri daun C. multiflorum mengandung
126 J. HPT Tropika Vol. 13, No. 2, 2013: 124–132

metileugenol (area puncak GC 49,4%) sebagai Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Sebanyak 40
komponen utama (Hertika, 2011). ekor imago kumbang predator C. coeruleus dengan
Insektisida nabati dapat digunakan secara tunggal nisbah kelamin jantan:betina 1:3 (Siswanto &
dan dalam bentuk campuran. Penggunaan insektisida Soehardjan, 1987) dimasukkan ke dalam kurungan
nabati dalam bentuk campuran dapat menghemat bahan plastik-kasa berbentuk tabung dengan diameter 20 cm
baku bila campuran bersifat sinergis selain dapat dan tinggi 15 cm yang bagian bawahnya dialasi tisu.
memanfaatkan keanekaragaman sumber daya nabati Imago C. coeruleus diberi pakan pupa muda lebah
lokal secara optimum (Dadang & Prijono, 2008). madu (Matsuka & Niijima, 1985). Kertas karton hitam
Penggunaan ekstrak daun T. vogelii, ekstrak biji A. dengan lipatan 1 cm diletakkan di dalam kurungan
squamosa, dan minyak atsiri daun C. multiflorum serta tersebut sebagai tempat peletakan telur. Kertas tisu,
campuran ketiga bahan nabati tersebut diharapkan dapat pakan, dan kertas karton hitam tempat peletakan telur
menekan populasi hama P. marginatus sementara di diganti setiap hari. Telur-telur dipisahkan dan
pihak lain dapat melestarikan musuh alami hama dipindahkan ke dalam kurungan plastik yang berbeda.
tersebut, termasuk kumbang predator C. coeruleus.
Penelitian ini bertujuan menentukan keefektifan Bahan Insektisida Nabati Uji. Insektisida nabati uji
ekstrak daun T. vogelii, ekstrak biji A. squamosa, dan yang digunakan adalah ekstrak aseton daun T. vogelii,
minyak atsiri daun C. multiforum, serta campuran ketiga ekstrak heksana biji A. squamosa, dan minyak atsiri
bahan nabati tersebut terhadap hama P. marginatus dan daun C. multiforum. Potongan daun T. vogelii dan biji
keamanannya terhadap larva kumbang predator C. A. squamosa digiling dengan blender, kemudian diayak
coeruleus. Formulasi insektisida sintetik komersial dengan pengayak kawat kasa berjalinan 0,5 mm.
berbahan aktif imidakloprid digunakan sebagai Selanjutnya serbuk daun T. vogelii diekstrak dengan
pembanding. aseton dan serbuk biji A. squamosa diekstrak dengan
heksana dengan metode perendaman (maserasi)
METODE PENELITIAN mengikuti cara ekstraksi yang dikemukakan oleh Abizar
& Prijono (2010). Minyak atsiri C. multiforum disiapkan
Tempat dan Waktu. Penelitian dilaksanakan di rumah dengan cara penyulingan dengan alat penyulingan uap
kaca kebun percobaan Cikabayan Institut Pertanian air (Hertika, 2011). Formulasi insektisida pembanding
Bogor (IPB) dan Laboratorium Fisiologi dan Toksikologi Confidor 5 WP (bahan aktif imidakloprid 5%) dibeli dari
Serangga, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas salah satu toko pertanian di Bogor.
Pertanian IPB dari Agustus 2010 sampai Mei 2011.
Pengujian Keefektifan Insektisida Nabati terhadap
Perbanyakan Tanaman Pepaya. Tanaman pepaya Nimfa P. marginatus. Pengujian keefektifan ekstrak
untuk percobaan ditanam dari bibit pepaya jenis daun T. vogelii, ekstrak biji A. squamosa, minyak atsiri
California berumur 2 minggu yang diperoleh dari tempat daun C. multiforum, dan campuran ketiga bahan nabati
pembibitan pepaya di desa Rancabungur, Kecamatan tersebut terhadap nimfa P. marginatus dilakukan dengan
Semplak, Kabupaten Bogor. Bibit pepaya ditanam dalam menggunakan tiga metode, yaitu metode semprot daun,
pot plastik kapasitas 2,5 liter. Media tanam yang semprot serangga, dan semprot serangga pada daun.
digunakan adalah tanah dan pupuk kandang dengan
perbandingan 1:1. Metode semprot daun. Ekstrak daun T.
vogelii dan ekstrak biji A. squamosa diuji pada
Perbanyakan Kutu Putih Pepaya P. marginatus. konsentrasi 0,5% dan 1% (w/v) serta minyak atsiri daun
Kutu putih pepaya P. marginatus diperbanyak dalam C. multiforum diuji konsentrasi 1% dan 2% (w/v).
kurungan mika-kasa berbingkai kayu berukuran 1 m x Komposisi dua macam campuran yang diuji masing-
0,5 m x 1 m. Tanaman pepaya berumur 2 bulan masing ekstrak T. vogelii 0,25% + ekstrak A. squamosa
dimasukkan ke dalam kurungan tersebut kemudian 0,25% + minyak atsiri C. multiforum 0,5% (Campuran
diinfestasi dengan imago P. marginatus. Serangga 1) dan ekstrak T. vogelii 0,5% + ekstrak A. squamosa
tersebut dibiarkan berkembang biak sampai jumlahnya 0,5% + minyak atsiri C. multiforum 1% (Campuran 2).
mencukupi untuk pengujian. Setiap bahan insektisida nabati dicampur dengan pelarut
metanol, Solvesso R-100, dan pengemulsi Tween-80
Perbanyakan Kumbang Predator C. coeruleus. (9:1:5) kemudian diencerkan dengen akuades sampai
Kumbang predator C. coeruleus dikumpulkan dari volume tertentu sesuai konsentrasi yang diuji.
tanaman lamtoro di kebun organik Bina Sarana Bakti, Konsentrasi akhir metanol, Solvesso R-100, dan Tween-
Sifa et al. Keefektifan Tiga Jenis Insektisida Nabati 127

80 dalam suspensi uji berturut-turut 0,72%, 0,08%, dan 50 ml. Daun pepaya perlakuan beserta serangga uji
0,4%. Suspensi kontrol berupa campuran pelarut dan disungkup dengan tabung mika-kasa seperti di atas.
pengemulsi tersebut di atas yang diencerkan dengan Jumlah kutu yang mati dihitung pada 24, 48, dan 72 JSP.
akuades. Formulasi insektisida pembanding Confidor 5 Rancangan percobaan dan analisis data sama seperti
WP diencerkan dengan akuades pada konsentrasi 0,1% pada percobaan sebelumnya tetapi pada pengujian ini
(w/v). Sediaan insektisida nabati dan insektisida hanya terdapat tiga perlakuan, yaitu ekstrak T. vogelii
pembanding dimasukkan ke dalam botol semprot yang 0,5% dan 1% serta kontrol.
berbeda, masing-masing dengan kapasitas 50 ml.
Satu daun pada tanaman pepaya disemprot pada Pengujian Keamanan Insektisida Nabati terhadap
permukaan atas dan bawah sebanyak 20 kali semprot Larva C. coeruleus. Macam perlakuan serta
(volume ± 4,4 ml) dengan sediaan bahan insektisida penyiapan sediaan insektisida nabati uji dan insektisida
nabati uji atau insektisida pembanding imidakloprid pembanding sama seperti pada pengujian terhadap nimfa
menggunakan botol semprot kemudian dibiarkan kering. P. marginatus. Larva instar III C. coeruleus sebanyak
Setelah lapisan bahan uji pada daun mengering, 15 nimfa 10 individu ditempatkan pada bagian dasar cawan petri
instar III betina P. marginatus diinfestasikan pada pada berdiameter 9 cm kemudian disemprot dengan sediaan
setiap daun perlakuan. Selanjutnya, daun percobaan insektisida nabati uji atau insektisida pembanding
disungkup dengan tabung mika (p = 35 cm, d = 16 cm) imidakloprid dengan volume semprot 5 ml/perlakuan
yang kedua ujungnya ditutup kain kasa. Jumlah kutu yang menggunakan menara semprot Potter. Larva C.
mati dicatat pada 24, 48, dan 72 jam setelah perlakuan coeruleus yang telah disemprot dipindahkan ke cawan
(JSP). petri yang dialasi tisu dan diberi pakan pupa muda lebah
Percobaan disusun dalam rancangan acak lengkap madu. Jumlah serangga yang mati dihitung pada 24, 48,
dengan 10 perlakuan dan 5 ulangan. Data kematian dan 72 JSP. Rancangan percobaan dan analisis data
serangga uji pada setiap waktu pengamatan diolah sama seperti pada percobaan sebelumnya.
dengan sidik ragam yang dilanjutkan dengan uji selang
berganda Duncan pada tar af nyata 5% untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
pembandingan nilai tengah antarperlakuan. Analisis
statistika tersebut dilakukan menggunakan paket Keefektifan Insektisida Nabati Uji terhadap Nimfa
program SAS 9.1 (SAS Institute 2002). P. marginatus.
Metode semprot daun. Perlakuan dengan tiga
Metode semprot serangga. Penyiapan jenis insektisida nabati uji dan campurannya, masing-
sediaan insektisida nabati uji dan insektisida pembanding masing pada dua taraf konsentrasi, mengakibatkan
sama seperti pada metode semprot daun. Nimfa instar mortalitas nimfa instar III betina P. marginatus yang
III betina P. marginatus sebanyak 15 individu beragam. Mortalitas nimfa P. marginatus pada semua
ditempatkan pada bagian dasar cawan petri berdiameter perlakuan insektisida nabati pada 24 JSP tidak melebihi
9 cm kemudian disemprot dengan sediaan insektisida 25% dan mortalitas serangga uji pada perlakuan
nabati uji atau insektisida pembanding imidakloprid insektisida pembanding imidakloprid juga masih rendah,
dengan volume semprot 5 ml/perlakuan menggunakan yaitu hanya 33,3%, sedangkan pada kontrol tidak ada
menara semprot (spray tower) Potter (Yu, 2008). Kutu kematian serangga uji (Tabel 1). Insektisida nabati pada
yang telah disemprot diinfestasikan pada satu daun konsentrasi yang lebih tinggi mengakibatkan mortalitas
pepaya kemudian disungkup dengan tabung mika-kasa serangga uji lebih tinggi.
seperti di atas. Jumlah kutu yang mati dihitung pada 24, Mortalitas serangga uji pada perlakuan dengan
48, dan 72 JSP. Rancangan percobaan dan analisis data ekstrak biji A. squamosa 1% dan minyak atsiri daun C.
sama seperti pada percobaan sebelumnya. multiforum 2% tidak berbeda nyata dengan perlakuan
formulasi imidakloprid 0,1% pada 24 JSP. Hal ini
Metode semprot serangga pada daun. Pada menunjukkan bahwa ekstrak biji A. squamosa dan
pengujian ini digunakan ekstrak daun T. vogelii 0,5% minyak atsiri daun C. multiforum memiliki efek kontak
dan 1%. Penyiapan sediaan ekstrak tersebut sama awal yang cukup cepat. Ekstrak biji A. squamosa
seperti pada pengujian sebelumnya. Nimfa instar III mengandung senyawa aktif golongan asetogenin,
betina P. marginatus sebanyak 15 individu diletakkan terutama skuamosin dan asimisin, yang bersifat sebagai
pada permukaan atas daun pepaya kemudian disemprot racun perut dan racun kontak yang kuat terhadap
dengan sediaan ekstrak T. vogelii sebanyak 10 kali beberapa jenis serangga (Ohsawa et al., 1994). Minyak
semprot (volume ± 2,2 ml) menggunakan botol semprot atsiri daun C. multiforum mengandung metileugenol
128 J. HPT Tropika Vol. 13, No. 2, 2013: 124–132

sebagai komponen utama dan memiliki aktivitas lebih tinggi berkisar antara 52% dan 65% pada 48 JSP
insektisida yang kuat dengan efek kerja yang cepat yang tidak berbeda nyata di antara perlakuan tersebut.
terhadap ulat krop kubis C. pavonana (Hertika, 2011). Pada 72 JSP, mortalitas serangga uji pada
Sementara itu, imidakloprid merupakan insektisida kimia perlakuan ekstrak daun T. vogelii 1% lebih tinggi
sintetik golongan neonikotinoid yang selain bersifat dibandingkan dengan perlakuan insektisida nabati lainnya
sistemik juga memiliki efek kontak yang baik dengan tetapi tidak berbeda nyata dengan mortalitas pada
cara kerja sebagai racun saraf yang (Cox 2001; Brown perlakuan minyak atsiri daun C. multiforum 2% dan
et al. 2006). Imidakloprid efektif terhadap berbagai jenis Campuran 2 (Tabel 1). Daun T. vogelii mengandung
serangga menusuk-mengisap dan beberapa jenis senyawa rotenoid yang bersifat insektisida, terutama
serangga pemakan daun (NPIC, 2010). rotenon, tefrosin, dan deguelin (Delfel et al., 1970;
Pada semua perlakuan insektisida nabati, Lambert et al., 1993). Rotenon memiliki aktivitas
mortalitas serangga uji meningkat cukup besar pada 48 insektisida yang kuat terhadap berbagai jenis serangga,
dan 72 JSP. Kontak antara serangga uji dengan lapisan terutama sebagai racun perut (Prakash & Rao, 1997;
residu insektisida pada permukaan daun secara terus- Djojosumarto, 2008). Rotenon bekerja sebagai racun
menerus mengakibatkan akumulasi senyawa aktif yang respirasi sel di dalam mitokondria yang mengakibatkan
terserap ke dalam tubuh melalui kemoreseptor pada serangga kekurangan energi, kematian sel dan jaringan,
tarsus. Perlakuan dengan imidakloprid 0,1% yang dan akhirnya mengakibatkan kematian serangga
memiliki efek kontak yang kuat meningkatkan mortalitas (Hollingworth, 2001).
serangga uji dengan tajam pada 48 JSP dan mortalitas Pada 24 dan 48 JSP mortalitas serangga uji pada
serangga uji mencapai 100% pada 72 JSP (Tabel 1). perlakuan Campuran 2 lebih rendah daripada mortalitas
Seperti pada pengamatan 24 JSP, perlakuan dengan akibat perlakuan ekstrak biji A. squamosa 1% dan
ketiga jenis insektisida nabati dan campurannya pada minyak atsiri daun C. multiforum 2% serta tidak berbeda
konsentrasi yang lebih tinggi mengakibatkan mortalitas nyata dengan mortalitas pada perlakuan ekstrak daun
serangga uji yang lebih tinggi pula pada 48 dan 72 JSP, T. vogelii 1%, sementara pada 72 JSP mortalitas pada
sementara pada kontrol tidak ada kematian serangga perlakuan Campuran 2 lebih rendah dibandingkan dengan
uji. Mortalitas serangga uji pada perlakuan imidakloprid ekstrak daun T. vogelii 1% dan minyak atsiri daun C.
0,1% lebih tinggi daripada semua perlakuan lain, baik multiforum 2% serta tidak berbeda nyata dengan
pada 48 JSP maupun 72 JSP. Mortalitas serangga uji mortalitas pada perlakuan ekstrak biji A. squamosa 1%.
akibat perlakuan insektisida nabati pada konsentrasi yang Baik pada konsentrasi rendah maupun yang lebih tinggi,

Tabel 1. Mortalitas kutu putih pepaya P. marginatus akibat perlakuan dengan insektisida nabati uji dan imidakloprid
dengan metode semprot daun
Rata-rata mortalitas (%) pada n JSPa
Perlakuan
24 48 72
T. vogelii 0,5% 10,7 bc 40,0 cd 56,0 d
T. vogelii 1% 16,0 bc 52,0 bc 84,0 b
A. squamosa 0,5% 12,0 bc 25,3 e 32,0 e
A. squamosa 1% 22,7 ab 58,7 b 73,3 c
C. multiforum 1% 6,7 c 22,7 e 33,3 e
C. multiforum 2% 22,7 ab 65,3 b 81,3 bc
Campuran 1b 6,7 c 29,3 de 62,7 d
Campuran 2b 16,0 bc 54,7 b 76,0 bc
Imidakloprid 0,1% 33,3 a 93,3 a 100,0 a
Kontrol 0,0 d 0,0 f 0,0 f
a
JSP: jam setelah perlakuan.b Campuran 1: ekstrak T. vogelii 0,25% + A. squamosa 0,25% + C. multiforum
0,5%.Campuran 2: ekstrak T. vogelii 0,5% + A. squamosa 0,5% + C. multiforum 1%. Angka yang diikuti huruf
yang sama dalam kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji Duncan α = 0,05.
Sifa et al. Keefektifan Tiga Jenis Insektisida Nabati 129

konsentrasi komponen dalam campuran hanya setengah ekstrak T. vogelii tetapi di antara perlakuan insektisida
konsentasi komponen masing-masing pada pengujian nabati tidak terdapat perbedaan mortalitas yang nyata.
ekstrak tunggal (Tabel 1). Untuk meningkatkan Pada konsentrasi yang lebih rendah juga tidak terdapat
keefektifan campuran, konsentrasi komponen campuran perbedaan mortalitas yang nyata di antara perlakuan
dapat ditingkatkan hingga menyamai konsentrasi insektisida nabati pada ketiga waktu pengamatan (Tabel
komponen masing-masing pada pengujian secara 2). Pada pengujian ini penyemprotan insektisida nabati
terpisah. pada serangga uji hanya dilakukan satu kali tetapi
mortalitas serangga uji masih meningkat pada 48 dan
Metode semprot serangga. Mortalitas nimfa 72 JSP. Hal ini menunjukkan bahwa penetrasi senyawa
instar III betina P. marginatus akibat perlakuan dengan aktif ketiga jenis insektisida nabati uji melalui kutikula
tiga jenis insektisida nabati dan campurannya, baik pada nimfa P. marginatus berlangsung lambat.
konsentrasi tinggi maupun yang lebih rendah, meningkat Imidakloprid sangat efektif terhadap P.
selama periode pengamatan (24 sampai 72 JSP). marginatus baik dengan metode semprot daun (Tabel
Mortalitas P. marginatus akibat perlakuan dengan 1) maupun dengan metode semprot serangga (Tabel 2),
imidakloprid meningkat dari 87% pada 24 JSP sampai yang menunjukkan bahwa insektisida tersebut memiliki
100% pada 72 JSP sementara pada kontrol tidak ada efek kontak yang kuat terhadap P. marginatus.
serangga uji yang mati (Tabel 2). Pada setiap waktu Sementara itu, mortalitas P. marginatus akibat perlakuan
pengamatan, mortalitas P. marginatus akibat perlakuan dengan insektisida nabati uji pada metode semprot
dengan imidakloprid nyata lebih tinggi daripada mortalitas serangga jauh lebih rendah daripada mortalitas pada
serangga uji pada semua perlakuan insektisida nabati metode semprot daun, yang menunjukkan bahwa
baik tunggal maupun campuran. Hal tersebut insektisida nabati uji memiliki efek kontak langsung yang
menunjukkan bahwa imidakloprid memiliki efek kontak relatif terbatas. Mortalitas P. marginatus akibat
langsung yang jauh lebih kuat daripada ketiga jenis perlakuan campuran insektisida nabati pada konsentrasi
insektisida nabati uji. yang lebih tinggi secara umum lebih rendah daripada
Mortalitas P. marginatus akibat perlakuan dengan mortalitas serangga uji pada perlakuan masing-masing
insektisida nabati uji pada konsentrasi yang lebih tinggi ekstrak secara terpisah meskipun secara statistika tidak
berkisar dari 12% sampai 20,2% pada 24 JSP, 26,7%- berbeda nyata. Seperti pada pengujian dengan metode
33,3% pada 48 JSP, dan 37,3%-48% pada 72 JSP dengan semprot daun, untuk meningkatkan keefektifan
mortalitas tertinggi terdapat pada perlakuan dengan campuran secara kontak langsung, konsentrasi

Tabel 2. Mortalitas kutu putih pepaya P. marginatus akibat perlakuan insektisida nabati uji dan imidakloprid dengan
metode semprot serangga
Rata-rata mortalitas (%) pada n JSPa
Perlakuan
24 48 72
T. vogelii 0,5% 6,7 de 14,7 c 25,3 c
T. vogelii 1% 20,2 b 33,3 b 48,0 b
A. squamosa 0,5% 9,3 bcde 17,3 c 24,0 c
A. squamosa 1% 16,0 b 28,0 b 41,3 b
C. multiforum 1% 5,3 e 14,7 c 21,3 c
C. multiforum 2% 13,3 bc 26,7 b 38,7 b
Campuran 1b 6,7 cde 16,0 c 20,0 c
Campuran 2b 12,0 bcd 26,7 b 37,3 b
Imidakloprid 0,1% 86,7 a 98,7 a 100,0 a
Kontrol 0,0 f 0,0 d 0,0 d
a
JSP: jam setelah perlakuan.b Campuran 1: ekstrak T. vogelii 0,25% + A. squamosa 0,25% + C. multiforum
0,5%.Campuran 2: ekstrak T. vogelii 0,5% + A. squamosa 0,5% + C. multiforum 1%. Angka yang diikuti huruf
yang sama dalam kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji Duncan α = 0,05
130 J. HPT Tropika Vol. 13, No. 2, 2013: 124–132

komponen campuran dapat ditingkatkan hingga JSP serta 84% dan 96% pada 72 JSP (Tabel 3). Hal ini
menyamai konsentrasi komponen masing-masing pada menunjukkan bahwa ekstrak T. vogelii cukup potensial
pengujian secara terpisah. untuk digunakan dalam pengendalian hama kutu P.
marginatus dengan cara penyemprotan hama tersebut
Metode semprot serangga pada daun. pada tanaman pepaya.
Mortalitas nimfa instar III P. marginatus pada metode
semprot serangga pada daun (Tabel 3) lebih tinggi Keamanan Insektisida Nabati Uji terhadap Larva
daripada mortalitas pada metode semprot daun (Tabel C. coeruleus. Perlakuan dengan ekstrak T. vogelii 1%,
1) dan metode semprot serangga (Tabel 2). Hal ini A. squamosa 1%, minyak atsiri C. multiflorum 2% dan
karena senyawa aktif T. vogelii terserap ke dalam tubuh Campuran 2 menyebabkan mortalitas larva instar III C.
kutu P. marginatus melalui dua cara, yaitu melalui bagian coeruleus berturut-turut 6%, 2%, 12%, dan 4%.
tarsus tungkai kutu yang kontak dengan lapisan residu Mortalitas larva C. coeruleus tidak meningkat lagi pada
pada permukaan daun dan melalui kutikula tubuh akibat 48 dan 72 JSP (Tabel 4). Pada konsentrasi yang lebih
terkena semprotan langsung. Pada 24 JSP, mortalitas P. rendah, mortalitas serangga uji juga lebih rendah,
marginatus akibat perlakuan dengan ekstrak T. vogelii sementara serangga kontrol tidak ada yang mati.
0,5% dan 1% masing-masing sudah melebihi 65% Perlakuan dengan formulasi imidakloprid 1%
kemudian meningkat menjadi 73% dan 88% pada 48 mengakibatkan mortalitas larva C. coeruleus yang

Tabel 3. Mortalitas kutu putih pepaya P. marginatus akibat perlakuan dengan ekstrak T. vogelii dengan metode
semprot serangga pada daun
Rata-rata mortalitas (%) pada n JSPa
Konsentrasi
(%, w/v) 24 48 72
0,5 65,3 b 73,3 b 84,0 b
1 78,7 a 88,0 a 96,0 a
Kontrol 0,0 c 0,0 c 0,0 c
a
JSP: jam setelah perlakuan. Angka yang diikuti huruf yang sama dalam kolom yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata menurut uji Duncan α = 0,05.
.

Tabel 4. Mortalitas larva kumbang predator C. coeruleus akibat perlakuan insektisida nabati uji dan imidakloprid
dengan metode semprot serangga
Rata-rata mortalitas (%) pada n JSPa
Perlakuan
24 48 72
T. vogelii 0,5% 2c 2c 2c
T. vogelii 1% 6 bc 6 bc 6 bc
A. squamosa 0,5% 0c 0c 0c
A. squamosa 1% 2c 2c 2c
C. multiforum 1% 6 bc 6 bc 6 bc
C. multiforum 2% 12 b 12 b 12 b
Campuran 1b 0c 0c 0c
Campuran 2 b 4 bc 4 bc 4 bc
Imidakloprid 0,1% 92 a 100 a 100 a
Kontrol 0c 0c 0c
a
JSP: jam setelah perlakuan.b Campuran 1: ekstrak T. vogelii 0,25% + A. squamosa 0,25% + C. multiforum
0,5%.Campuran 2: ekstrak T. vogelii 0,5% + A. squamosa 0,5% + C. multiforum 1%. Angka yang diikuti huruf
yang sama dalam kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji Duncan α = 0,05
Sifa et al. Keefektifan Tiga Jenis Insektisida Nabati 131

tinggi, yaitu meningkat dari 92% pada 24 JSP menjadi I/2010. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
100% pada 48 JSP. Sdr. Saodik atas bantuan teknisnya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan
dengan ekstrak daun T. vogelii, ekstrak biji A. DAFTAR PUSTAKA
squamosa, dan minyak atsiri daun C. multiflorum serta
campuran ketiga bahan nabati tersebut mengakibatkan Abizar M & Prijono D. 2010. Aktivitas insektisida
mortalitas yang lebih tinggi pada nimfa P. marginatus ekstrak daun dan biji Tephrosia vogelii J.D.
dibandingkan dengan pada larva predator C. coeruleus. Hooker (Leguminosae) dan ekstrak buah Piper
Penyemprotan ekstrak T. vogelii terhadap kutu P. cubeba L. (Piperaceae) ter hadap larva
marginatus yang terdapat pada tanaman lebih efektif Crocidolomia pavonana (F.) (Lepidoptera:
daripada penyemprotan bahan uji pada daun atau Crambidae). JHPT Tropika. 10: 1-12.
penyemprotan langsung pada serangga saja. Keefektifan
Brown LA, Ihara M, Buckingham SD, Matsuda K, &
ekstrak A. squamosa dan minyak atsiri C. multiflorum
Sattelle DB. 2006. Neonicotinoid insecticides
diharapkan juga akan meningkat seperti ekstrak T.
display partial and superagonist actions on native
vogelii bila penyemprotan juga dilakukan terhadap kutu
insect nicotinic acetylcholine receptors. J.
P. marginatus yang sudah terdapat pada bagian
Neurochem. 99: 608-615.
tanaman. Sementara itu, imidakloprid selain efektif
terhadap hama P. marginatus juga beracun terhadap Cox C. 2001. Imidacloprid. J. Pestic.Reform.21:15-21.
predator C. coeruleus sehingga penggunaannya perlu Dadang & Prijono D. 2008. Insektisida Nabati:
dihindari atau dibatasi. Prinsip, Pemanfaatan, dan Pengembangan.
DepartemenProteksiTanaman, Institut Pertanian
SIMPULAN Bogor, Bogor.

Ekstrak daun T. vogelii dan ekstrak biji A. Delfel NE, Tallent WH, Carlson DG, & Wolf IA. 1970.
squamosa cukup potensial untuk digunakan dalam Distribution of rotenone and deguelin in Tephrosia
pengendalian hama kutu putih pepaya P. marginatus, vogelii and separation of rotenoid-rich fractions.
sementara minyak atsiri daun C. multiflorum memiliki J. Agric. Food Chem. 18: 385-390.
keefektifan yang lebih rendah dibandingkan dengan Djojosumarto P. 2008. Pestisida dan Aplikasinya.
kedua ekstrak tersebut. Perlakuan ekstrak T. vogelii Agromedia, Jakarta.
dengan metode penyemprotan serangga pada daun
tanaman inang lebih efektif dibandingkan dengan metode Febrianni A, Prijono D, & Rauf A. 2013. Aktivitas
semprot daun atau semprot serangga saja. Ketiga jenis insektisida ekstrak biji Annona squamosa, minyak
insektisida nabati uji aman terhadap larva predator C. atsiri daun Cinnamomum multiflorum, ekstrak
coeruleus. Sementara itu, insektisida pembanding daun Tephrosia vogelii, dan campuran ketiganya
imidakloprid selain efektif terhadap kutu P. marginatus terhadap larva Plutella xylostella. Hlm 453-462
juga beracun terhadap larva predator C. coeruleus dalam: Prosiding Seminar Nasional dan
sehingga penggunaannya perlu dihindari atau dibatasi. Lokakarya Forum Komunikasi Perguruan
Perlu dilakukan pengujian insektisida nabati dari Tinggi Pertanian Indonesia. Bogor, 2-4
bahan tumbuhan lain sebagai alter natif untuk September 2013. Fakultas Pertanian, Institut
mengendalikan hama P. marginatus. Pengujian terhadap Pertanian Bogor, Bogor.
predator jenis lain, parasitoid, atau musuh alami lainnya Grainge M & Ahmed S. 1988. Handbook of Plants
juga perlu dilakukan agar didapatkan beberapa with Pest Control Properties. John Wiley &
insektisida nabati yang efektif terhadap hama sasaran Sons, New York.
dan aman terhadap musuh alami hama.
Hertika C. 2011. Aktivitas insektisida minyak atsiri daun
Cinnamomum spp. (Lauraceae) terhadap ulat
SANWACANA
kubis Crocidolomia pavonana dan pengaruh
fitotiksisitas pada bibit brokoli [Skripsi].
Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Departemen Kimia, Fakultas MIPA, Institut
Pengelola Program Riset Insentif, Kementerian Negara
Pertanian Bogor, Bogor.
Riset dan Teknologi atas dukungan dana penelitian
dengan Kontrak No. 021/RT/D.PSIPTN/Insentif/PPK/
132 J. HPT Tropika Vol. 13, No. 2, 2013: 124–132

Heu RA, Fukada MT, & Conant P. 2007. Papaya Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor,
mealybug Paracoccus marginatus Willian and Bogor.
Granara de Willink (Hemiptera: Pseudococcidae).
Prijono D, Gani MS, & Syahputra E. 1997. Insecticidal
State of Hawaii Departement of Agriculture,
activity of annonaceous seed extracts against
Honolulu. http://hawaii.gov/hdoa/pi/ppc/npa-1/
Crocidolomia binotalis Zeller (Lepidoptera:
npa04-03-PMB.pdf. [diakses 16 Januari 2011].
Pyralidae). Bul. HPT 9: 1-6.
Hollingworth RM. 2001. Inhibitors and uncouplers of
Sartiami D, Dadang, Anwar R, & Harahap IS. 2009.
mitochondrial oxidative phosphorylation. Pp. 1169-
Persebaran hama baru Paracoccus marginatus
1227 in: Krieger, R, J Doull, D Ecobichon, D
di Provinsi Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta.
Gammon, & E Hodgson et al., eds. Handbook
Hlm 453-462 dalam: Prosiding Seminar
of Pesticide Toxicology. Vol 2. Academic Press,
Nasional Perlindungan Tanaman. Bogor, 5-6
San Diego.
Agustus 2009. Pusat Kajian Pengendalian Hama
Lambert N, Trouslot MF, Campa CN, & Chrestin H. Terpadu IPB, Bogor.
1993. Production of rotenoids by heterotrophic
SAS Institute. 2002. SAS 9.1 TS Level 1M3. SAS
and photomixotrophic cell cultures of Tephrosia
Institute, Cary.
vogelii. Phytochemistry 34: 1515-1520.
Siswanto & M Soehardjan. 1987. Pengaruh nisbah
Matsuka M & Niijima K. 1985. Harmonia axiridis.
kelamin terhadap produksi telur Curinus
Pp. 265-268 in: Singh P & Moore RF (eds.).
coeruleus Mulsant (Coleoptera: Coccinellidae).
Handbook of Insect Rearing. Vol.1.
Makalah disampaikan pada Kongres Entomologi
Amsterdam, Elsevier.
III Perhimpunan Entomologi Indonesia.
Meyerdirk DE, Muniappan R, Warkentin R, Bamba J, Jakarta, 30 September - 2 Oktober 1987. 6 hlm.
& Reddy GVP. 2004. Biological control of the
Sutardi S. 2011. Ciri morfologi dan siklus hidup parasitoid
papaya mealybug, Paracoccus marginatus
Acerophagus papayae Noyes & Schauff
(Hemiptera: Pseudococcidae) in Guam. Plant
(Hymenoptera: Encyrtidae) pada Paracoccus
Prot. Quart. 19:110-114.
marginatus Williams & Granara de Willink
Muniappan R, Shepard BM, Watson GW, Carner GR, (Hemiptera: Pseudococcidae) [Skripsi].
Sartiami D, Rauf A, & Hammig MD. 2008. First Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas
report of the papaya mealybug, Paracoccus Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
marginatus (Hemiptera: Pseudococcidae), in
Wagiman FX, Mangoendihardjo, S & Mahrub E. 1990.
Indonesia and India. J. Agric. Urban Entomol.
Performance of Curinus coeruleus Mulsant as
25: 37-40.
a predator against Leucaena psyllid. Pp.163-165
[NPIC] National Pesticide Information Center. 2010. in: Napompeth B & MacDicken KG (eds.).
Imidacloprid: technical fact sheet. http:// Leucaena Psyllid: Problems and Management.
npic.orst.edu/factsheets/imidacloprid.pdf. Proceedings of an International Workshop.
[diakses 26 Juni 2011]. Bogor, 16-21 Jan 1989. Winrock International,
Arlington.
Ohsawa K, Kato S, & Manuwoto S. 1994. Bio-active
substances from tropical plants. Pp.65-72 in: Wulan RDR. 2008. Aktivitas insektisida ekstrak daun
Sanches FF & Ohsawa K (eds.). Natural Bio- Tephrosia vogelli Hook. f. (Leguminosae)
active Substances in Tropical Plants. Tokyo terhadap larva Crocidolomia pavonana (F.)
University of Agriculture, Tokyo. (Lepidoptera: Pyralidae) [skripsi]. Departemen
Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut
Prakash A & Rao J. 1997. Botanical Pesticides in
Pertanian Bogor, Bogor.
Agriculture. Lewis Publishers, Boca Raton.
Yu SJ. 2008. The Toxicology and Biochemistry of
Pramayudi N. 2010. Neraca hayati dan pemangsaan
Insecticides. CRC Press, Boca Raton.
Curinus coeruleus Mulsant (Coleoptera:
Coccinellidae) pada kutu putih pepaya, Zafra-Polo MC, Gonzales MC, Estornell E, Sahpaz S,
Paracoccus marginatus Williams & Granara de & Cortez D. 1996. Acetogenins from
Willink (Hemiptera: Pseudococcidae) [Tesis]. Annonaceae, inhibitors of mitochondrial complex
I. Phytochemistry 42: 253-271.

You might also like