Professional Documents
Culture Documents
Eksistensi Perkawinan Masyarakat Suku Sasak Lombok Merariq Dalam Muara Pluralisme Hukum
Eksistensi Perkawinan Masyarakat Suku Sasak Lombok Merariq Dalam Muara Pluralisme Hukum
Eksistensi Perkawinan Masyarakat Suku Sasak Lombok Merariq Dalam Muara Pluralisme Hukum
Wahyuddin Lukman
Kepala Biro Hukum&HAM
ASPEKINDO (Aosiasi Perlindungan Ketenaga Kerjaa Informal Indonesia)Prov. NTB
Email : Cithose54@gmail.com
Naskah dimuat : 05/11/2014; revisi : 10/11/2014; disetujui : 29/11/2014
Abstract
Man is basically a creature of God who has relation (through worship) to God (fardhu a’in)
and relation to other creatures as social beings (fard kifayah). This dual relationship will as
consequence make a various instruments of what-the-so-called Legal Pluralism. The Legal
Pluralism in human life is a bind positioning the human to commit with what are contained
in each instrument, even though the instruments are mostly abstract and are only dialectical
symbols that have a strong energy leading the physical nd spiritual side of human to obey the
God and to do anything on behalf of the “theological and Social Faith” in order to obtain the
physical and spiritual peace. To achieve those needs , human his life as a creature implement
the legal pluralism, which is believed to serve as an investment in order that his dual function of
creation remain maintained and qualified. The instance of this is the implementation of legal
pluralism in the procession of “Merariq” (Marriage) in indigenous people the Lombok Sasak
tribe. In that procession, three laws are implemented; religious teaching, traditional law, and
State law all of which are integratedly applied in the process (3 in 1).
Sebagai contoh praktek adanya Imple kawinan yang di laksanakan oleh masy
mentasi Pluralisme hukum pada satu pro arakat suku sasak Lombok, maka terdapat
sesi yaitu prosesi perkawinan. Pada prosesi suatu korelasi yang relevan. Perkawinan,
perkawinan ini terjadi pluralisme hukum pada masyarakat adat suku Sasak Lombok
di mana ada tiga hukum yang diimple di kenal dengan istilah “MERARIQ“.
mentasikan di dalamnya (3 in 1). Bila di Merariq (Pernikahan) ini merupakan su
cermati secara mendalam,prosesi per atu proses yang di dalamnya terdapat
kawinan ini mengandung nilai-nilai yang implementasi tiga hukum (Pluralisme
tinggi bila di bandingkan dengan prosesi hukum) sekaligus yaitu hukum Teologi
yang lainnya. Di dalam prosesnya di (syariat), Custom (budaya) dan State
jadikan oleh manusia sebagai media untuk (Negara).
menggapai nilai ibadah yang tinggi ter
Selain itu juga prosesi perkawinan
hadap Tuhan, di jadikan sebagai media
masyarakat suku sasak Lombok ini me
untuk merefleksikan penghormatan ter
miliki karakteristik serta keunikan ter
hadap nilai-nilai budaya yang di junjung
sendiri yang membedakannya dengan
tinggi,di jadikan sebagai media untuk
daerah lain sehingga prosesi perkawinan
mem pertahankan eksistensi harga diri
masyarakat suku sasak Lombok menjadi
keluarga yang kemudian di sandarkan
suatu kajian yang sangat menarik untuk di
pada instrument Negara untuk mendapat
bahas yaitu terhadap “Eksistensi Perka
kan keabsahan perkawinan yang komplit.
winan Masyarakat Suku Sasak Lombok
Di satu sisi prosesi tersebut di laksanakan
(Merariq) Dalam Muara Plu ralisme
sesuai dengan syariat, sesuai dengan adat
Hukum “ .
istiadat dan sesuai dengan aturan undang-
undang yang berlaku. Sebab masing- Untuk membatasi pembahasan dalam
masing unsur tersebut me miliki konse penelitian ini, peneliti hanya akan mem
kuensi jika salah satu tidak di jalankan. fokuskan pada beberapa hal pokok ini,
Misalnya jika unsur syariat tidak di lak yaitu : Bagaimanakah Konsep Merariq
sanakan konsekuensinya, ada sangsi (Perkawinan) dalam perspektif hukum is-
hukum tuhan yang akan kita terima, jika lam, Nasional serta Masyarakat Adat suku
unsur adat tidak di laksanakan, maka akan Sasak Lombok ? serta Bagaimanakah prak-
ada sugesti-sugesti yang kita ingkari yang tek implementasi pluralisme hukum dalam
akan mengganggu pikiran serta ke prosesi Merariq (Perkawinan) Masyarakat
nyamanan batin kita. Suku Sasak Lombok tersebut.
Selanjutnya jika hukum Negara tidak Metode yang digunakan dalam pe
kita laksanakan maka konsekuensinya nelitian ini ialah hukum normative dan
segala apa yang di timbulkan dari prosesi metode penelitian hukum empiris, di mana
tersebut tidak akan mendapat per lindu hukum normative yaitu penelitian yang di
ngan dari Negara ter utama sekali dalam lakukan terhadap asas-asas hukum,
hal pemenuhan hak kita sebagai warga kaidah-kaidah hukum dalam artian sebuah
Negara. Berangkat dari dalil-dalil para nilai (norm), peraturan hukum konkrit
digma tersebut, maka prosesi perkawinan dan sistem hukum1, yang berhubungan
men jadi suatu prosesi yang tetap eksis dengan materi yang di teliti berkaitan
pada muara implementasi pluralisme dengan Eksistensi Perkawinan Masyarakat
hukum. Suku Sasak Lombok (Merariq) Dalam
Muara “Pluralisme Hukum“. Selain meng
Kaitannya dengan hal yang demikian,
jika dipadankan dengan prosesi per 1
Baiq Raehanun Ratnasari, Dalam Sudikno Mertokusumo,
Penemuan Hukum, Liberty, Yogyakarta,2004,hlm.29.
Islam setiap perkawinan harus dicatat. I Pasal 1 sampai dengan Pasal 5. Dalam
Pencatatan perkawinan tersebut dilakukan pasal 1 disebutkan bahwa Perkawinan
oleh Pegawai Pencatat Nikah sebagaimana ialah ikatan lahir bathin antara seorang
yang diatur dalam Undang-undang Nomor pria dan seorang wanita sebagai suami
22 Tahun 1946 jo Undang-undang Nomor isteri dengan tujuan membentuk keluarga
32 Tahun 19547. (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Untuk memenuhi ketentuan di atas
Dalam pasal 2 disebutkan Perkawinan ada
setiap perkawinan harus dilangsungkan di
lah sah, apabila dilakukan menurut hukum
hadapan dan di bawah pengawasan pe
masing-masing agamanya dan kepercaya
gawai pencatatan nikah, perkawinan yang
annya. Tiap-tiap perkawinan dicatat untuk
dilakukan di luar pengawasan Pegawai
peraturan perundang-undangan yang ber
Pencatat Nikah tidak mempunyai ke
laku.8
kuatan hukum. Perkawinan hanya dapat
dibuktikan dengan akta nikah yang dibuat Azas dalam suatu perkawinan, seorang
oleh Pegawai Pencatat Nikah. Dalam hal pria hanya boleh mempunyai seorang
perkawinan tidak dapat dibuktikan dengan isteri. Seorang wanita hanya boleh mem
akta nikah, dapat diajukan itsbat nikahnya punyai seorang suami. Berkaitan dengan
ke Pengadilan Agama, Itsbat nikah yang pemberian ijin seorang suami untuk ber
dapat diajukan ke Pengadilan Agama isteri lebih dari satu, pengadilan dapat
terbatas mengenai hal-hal yang berkenaan memberi izin kepada seorang suami untuk
dengan: beristeri lebih dari seorang apabila di
1. Adanya perkawinan dalam rangka kehendaki oleh pihak-pihak yang bersang
penyelesaian perceraian kutan. Dalam hal seorang suami akan
beristeri lebih dari seorang, sebagaimana
2. Hilangnya akta nikah
tersebut di atas, maka ia wajib mengajukan
3. Adanya keraguan tentang sah atau ti- permohonan kepada pengadilan di daerah
daknya salah satu syarat perkawinan tempat tinggalnya. Pengadilan dimaksud
4. Adanya perkawinan yang terjadi se- dalam hal ini hanya memberikan izin
belum berlakunya Undang-undang kepada seorang suami yang akan beristeri
Nomor 1 Tahun 1974 dan; lebih dari seorang apabila:
5.
Perkawinan yang dilakukan oleh 1. Isteri tidak dapat menjalankan kewa-
mereka yang tidak mempunyai halan- jibannya sebagai isteri
gan perkawinan menurut Undang-
2. Isteri mendapat cacat badan atau pe-
undang Nomor 1 Tahun 1974
nyakit yang tidak dapat disembuhkan
6. Yang berhak mengajukan permoho-
3. Isteri tidak dapat melahirkan ketu-
nan itsbat nikah ialah suami atau is-
runan
teri, anak-anak mereka, wali nikah
dan pihak yang berkepentingan den- 3. Konsep Perkawinan Dalam Masyarakat
gan perkawinan itu. adat suku sasak Lombok.
2. Konsep Perkawinan Menurut Undang- 1. Sejarah singkat Dan Pengertian per
undang Nomor 1 Tahun 1974, Tentang kawinan Dalam Masyarakat adat
Perkawinan suku sasak Lombok.
merariq, di mana dua istilah ini memi- Islam di mana kebudayaannya serta pra-
liki persamaan arti. Yaitu per nikahan nata sosial budayanya dipengaruhi oleh
dari perspektif bahasa Indonesia dan agama tersebut. Mereka sebagian besar
Merarik dari perspektif bahasa sasak9. adalah orang Sasak.12 Sedangkan Secara
Secara etimologis kata merariq diambil terminologis, merariq mengandung dua
dari kata “lari”, (berlari). Merariq’ang arti. Pertama, lari. Ini adalah arti yang
berarti melaiq’ang artinya melarikan. sebenarnya. Kedua, keseluruhan pelak
Kawin lari, adalah sistem adat per sanaan perkawinan me nurut adat
nikahan yang masih diterapkan di Sasak. Pelarian merupakan tindakan
Lombok. Kawin lari dalam bahasa Sasak nyata untuk membebaskan gadis dari
disebut merariq.10 Kawin lari dalam ba- ikatan orang tua serta keluarganya.13
hasa Sasak yaitu melarikan anak gadis Sejarah tentang dimulainya tradisi
untuk dijadikan istri. Merariq merupak- kawin lari (merariq) di pulau Lombok
an sebagai suatu ritual yang di lakukan ini. Ada dua versi yang di ketemukan,
untuk memulai sebuah perkawinan. Di yaitu:
mana pada prosesnya merupakan feno
a. Dari Perspektif Orisinalitas merariq
mena yang sangat unik yang telah men-
gakar dan membudaya pada masyarakat Kawin lari (Merariq) dianggap se
suku sasak yang ada di pulau Lombok bagai budaya produk lokal dan
Nusa Tenggara Barat. merupakan ritual asli (genuine) dan
lelu
hur masyarakat Sasak yang su-
2. Tradisi merariq ini merupakan ba-
dah dipraktikkan oleh masyara kat-
gian dari kebudayaan.
sebelum datangnya kolonial Bali
Kehidupan sosial masyarakat suku maupun kolonial Belanda. Pendapat
Sasak Lombok ini merupakan sebuah ini didukung oleh seba gian masya
dikotomi dari kebudayaan nusantara. Di rakat Sasak yang dipelopori oleh to-
mana dalam kebudayaan Nusantara di koh-tokoh adat, di antaranya adalah
kenal, ada dua aliran utama yang mem H.Lalu Azhar, mantan wagub NTB
pengaruhinya, yaitu tradisi kebudayaan dan kini ketua Masyarakat Adat Sa-
adat suku Jawa yang dipengaruhi oleh sak (MAS); dan peneliti Belanda,
filosofi Hindu-Budha dan tradisi ke Nieuwenhuyzen mendukung pandan-
budayaan Islam. Dalam akulturasi gan ini. Menurut Nieuwenhuyzen, se-
Kedua aliran kebudayaan tersebut, juga bagaimana dikutip Tim Depdikbud,
telah masuk di dalam kebudayaan banyak adat Sasak yang memiliki
masya rakat suku sasak Lombok. Di persamaan dengan adat suku Bali,
mana di dalam masyarakat Lombok ini tetapi kebiasaan atau adat, khusus-
terbagi dalam Golongan, yaitu golongan nya perkawinan Sasak, adalah adat
orang Bali, penganut ajaran Hindu-Bali Sasak yang se-benarnya.14
sebagai sinkretis Hindu-Budha.11 Golo b. Dari perspektif akulturasi merariq.
ngan ini mendiami kota Mataram dan
Kawin lari (merariq) dianggap b u
Cakranegara. Golongan kedua, sebagian
daya produk impor dan bukan asli
besar dari penduduk Lombok, beragama
(ungenuine) dari leluhur masyarakat
9
Bahasa sasak merupakan bahasa asli daerah suku sasak Sasak serta tidak dipraktikkan mas
yang ada di pulau lombok.Nusa TenggaraBarat.
10
Solichin Salam, Lombok Pulau Perawan: Sejaroh
dan Masa Depannya (Jakarta: Kuning Mas, 1992), h. 22 12
Ibid
11
Fath. Zakaria, Mozaik Budaya Orang Mataram, 13
Tim Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
(Mataram: Yayasan Sumurmas Al-Hamidy, 1998), h. 10- Adat dan Upacara Perkawinan Daerah Nusa Tenggara
11
Fath. Zakaria, Mozaik Budaya Orang Mataram, (Mataram: Barat (Jakarta: Depdikbud, 1995), hlm.33
14
Yayasan Sumurmas Al-Hamidy, 1998), h. 10-11 Ibid, hlm.11
mulai dari budaya Arab, Persi, Turki, tradition) bah kan memperkaya plu ralitas
India sampai Melayu. Masing-masing dengan islamisasi kebu daya andan pri
dengan karakteristiknya sendiri, tapi se bumisasi Islam yang pada gili rannya
kaligus mencerminkan nilai-nilai ketau banyak me lahirkan tradisi-tardisi kecil
hidan sebagai suatu unity sebagai (little tradition) Islam. Berbagai warna
benang merah yang mengikat secara Islam—dari Aceh, Melayu, Jawa, Sunda,
kokoh satu sama lain. Islam sejarah Sasak, Bugis, dan lainnya riuh rendah
yang beragam tapi satu ini merupakan memberi corak tertentu keragaman, yang
penerjemahan Islam universal ke dalam akibatnya dapat berwajah ambigu. Ambi
realitas kehidupan umat manusia. guitas atau juga disebut ambivalensi adalah
Relasi antara Islam sebagai agama fungsi agama yang sudah diterima secara
dengan adat dan budaya lokal sangat umum dari sudut pandang sosiologis.
jelas dalam kajian antro pologi agama. Perkawinan merupakan suatu peris tiwa
Dalam perspektif ini diyakini, bahwa penting dalam kehidupan suku Sasak.
agama merupakan penjelmaan dari sis Seseorang baru diang gap sebagai warga
tem budaya.17 Berdasarkan teori ini, penuh dari suatu masyarakat apabila ia telah
Islam sebagai agama samawi di ang
gap ber
keluarga. Dengan demikian ia akan
merupakan penjelmaan dari sistem bu- memperoleh hak-hak dan kewajiban baik
daya suatu masya rakat Muslim. Ang sebagai warga kelompok kerabat atau pun
gapan ini kemudian dikembangkan pada se
bagai warga masyarakat. Sebagai mana
aspek-aspek ajaran Islam, termasuk as- perkawinan menurut Islam dikonsepsikan
pek hukumnya. Para pakar antropologi sebagai jalan mendapatkan kehidupan
dan sosiologi men dekati
hukum Islam berpasang-pasangan, tenteram dan damai
sebagai sebuah institusi kebudayaan (mawaddah wa rahmat) sekaligus sebagai
Mus lim. Pada konteks sekarang, peng sarana pelanjutan generasi (mendapatkan
kajian hukum dengan pendekatan sosi- keturunan), maka per kawinan bagi
ologis dan antrologis sudah dikembang- masyarakat Sasak juga memiliki makna
kan oleh para ahli hukum Islam yang yang sangat luas, bahkan menurut orang
peduli terhadap nasib syari’ah. Dalam Sasak, perkawinan bukan hanya mem
pandangan mereka, jika syari’ah tidak persatukan seorang laki-laki dengan se
didekati secara sosio-historis, maka orang perempuan saja, tetapi sekaligus me
yang terjadi adalah pembakuan ter ngandung arti untuk mempersatukan hu
hadap norma syariah yang sejatinya ber bungan dua keluarga besar, yaitu kerabat
sifat dinamis dan me ngakomodasi pe- pihak laki-laki dan kerabat pihak pe
rubahan masyarakat.18 rempuan.19
Islam sebagai agama, ke budayaan dan Berdasarkan tujuan besar tersebut,
peradaban besar dunia sudah sejak awal maka terdapat tiga macam perkawinan
masuk ke Indonesia pada abad ke-7 dan dalam masyarakat suku Sasak Lombok,
terus berkembang hingga kini. Ia telah yaitu: (1) perkawinan antara seorang pria
memberi sumbangsih terhadap keaneka dengan seorang perempuan dalam satu
ragaman kebuda yaan nusan tara. Islam kadang waris yang disebut perkawinan
tidak saja hadir dalam tradisi agung (great besempu pisa’ (misan dengan misan/cross
17
Ibn Rusyd, Bidayah al-Mujtahid Ha Nihayah al- cousin); (2) perkawinan antara pria dan
Muqtashid, (Semarang: Usaha Keluarga, tt.), Jilid II, perempuan yang mempunyai hubungan
hlm.2
18
http://imsakjakarta.wordpress.com/2011/01/10 kadang jari (ikatan keluarga) disebut
/434. Di akses pada tanggal 18 Oktober 2014.Pu-
kul.018.13 19
Ibid
beritahukan pada orang tuanya ten dari orang tua yang pemuda
tang pernikahannya dengan si gadis, melarikan si gadis. Melarikan di
pemberitahuan ini bukan bermaksud maksudkan sebagai permulaan
meminta persetujuan dari orang tua dari tindakan pelaksanaan per
melainkan menyangkut penyediaan kawinan. Setelah si gadis di bawa
biaya perkawinan kelak. lari dan disuruh tinggal di bale
2. Suka lokaq atau kemauan orang penyeboqan yang tujuannya me
tua. lanjut
kan proses ikatan perka
winan agar si gadis benar-benar
Dengan cara ini di maksudkan bah
menjadi istri dari pemuda yang
wa orang tua dari kedua belah pihak
membawa tersebut.
atau dari salah satu pihak aja yang
aktif sedangkan baik pemuda mau- 2. Memagah
pun gadis hanya bersikap pasif saja. Memagah atau memagel a adalah
Perkawinan suka lokaq seringkali bentuk perkawinan dengan cara
tidak di awali dengan masa meleang melarikan tetapi dengan cara pak-
atau kemelean bahkan antara pemu- sa serta dilakukan pada siang hari.
da dan gadis kemungkinan belum Seorang pemuda dengan di bantu
saling kenal mengenal satu dengan oleh beberapa temannya secara
yang lain. Kebanyakan de ngan cara paksa membawa lari gadis ketika
ini seringkali berakhir dengan per- gadis tersebut terlepas dari penga-
ceraian karena lemahnya dasar ika- wasan oaring tuanya. Dalam hal
tan yang di miliki suatu perkawinan. ini kemungkinan yang terjadi me
Cara memilih jodoh di atas , semakin neruskan perkawinan dengan
tidak mendapat tempat. Generasi sa- lelaki yang memagahnya dan ke
sak melukiskan suka lokaq tersebut dua menolaknya.
seba’ai kawin paksa. Pemuda-pemu- 3. Nyerah hukum
da sasak menginginkan perkawinan
yang di dasarkan kepada kebebasan Yang merupakan memempon arti
menentukan sendiri pilihan masing- nya terjun dari atas. Bahwa pe
masing tanpa dikotori oleh intervensi laksanaan adat dan upacara per
siapa pun termasuk orang tua dan kawinan yang di serahkan pada
keluarga. keluarga pihak gadis yang semua
pelaksanaan pernikahan biayanya
3. Bentuk-bentuk perkawinan
dari pihak laki-laki yang berasal
Suku bangsa sasak mengenal bebe dari suku lain atau suku bangsa
rapa bentuk perkawinan, yang ter sasak yang agak berlainan aji atau
bagi menjadi 4 yakni: adatnya.
1. Lari bersama atau memaling atau 4. Kawin gantung atau kawin tadong
merariq
Maksud di sini adalah perkawinan
Adat sasak khususnya di kandang yang di tunda atau di gantung
koaq pada dasarnya adalah setia untuk beberapa lama sampai salah
mengikuti terselenggaranya lem seorang atau kedua anak yang
baga perkawinan dengan melari kawin menjadi dewasa. Perka
kan, ikatan perkawinan tersebut winan gantung ini di lakukan sep-
dinamakan merarik. Perkawinan erti biasa yakni upacara perka
ini di lakukan tanpa persetujuan winan dan ketentuan hukum
Orang tua membiarkan anak gadis lakukan setelah 5 hari pemuput pe
nya tidak kembali ke rumah karena labar dan waktu tersebut digunakan
orang tua sudah tau bahwa anaknya oleh pihak keluarga si pemuda di per
pasti di bawa oleh pemuda untuk di- siapkan segala Sesuatu yang di perlu-
kawininya. Gadis tersebut di sem kan sebagai ajikrama dan kirangan.
bunyikan di rumah keluarga pemuda Upacara sorong serah adalah upacara
dan tidak di perbolehkan untuk yang penting sebelum akad nikah. Se-
keluar rumah dan jika si gadis ke- belum upacara sorong serah di mulai
luar rumah maka pihak keluarga me oleh kyai dusun dilakukan upacara
nganggap bahwa si pe muda meng merosohh gigi ke pada kedua calon
hinanya karena baik pemberitahuan pengantin. Upacara merosoh gig arti-
maupun pelaksanaan adat yang di- nya meratakan gig dengan alat kikir
tuntut bagi laki-laki tersebut belum sebagai tanda bahwa kedua calon
dilakukan dengan ketentuan adat. mempelai sudah dewasa jika upacara
4. Sejati atau mesejati merosoh gigi telah dilaksanakan bari-
Merupakan kegiatan pertama yang lah di persiapkan sebuah rombongan
di lakukan oleh pihak gadis di bawa yang akan pergi kerumah calon pen-
lari. Selambat-lambatnya 3 hari se gantin wanita berupa jumlah uang
telah memaren di kirim pem beri dan barang dan setelah tiba disana
tahuan kepada orang tua si gadis akan dijelaskan maksud kedatangan
melalui kepala kampong (keliang) di calon pengantin dengan mengguna
mana si gadis dan orang tuanya ber- kan kalimat-kalimat yang resmi
domisili. Pengertian lain sejati adalah 7.Naekang lekoq
pemberitahuan oleh orang tua si ga- Merupakan upacara yang dilaku-
dis kepada kelian bahwa anaknya kan oleh dua orang dari anggota kel
telah hilang di ambil orang untuk di- uarga terdekat dari pihak laki-laki
kawininya sacara sah. dan wanita. Utusan tersebut mem-
5. Pemuput selabar bawa bakul kecil yang didalamnya di-
Merupakan hari yang telah di tentu isi sirih, pinang, lampu yang terbuat
kan untuk melaksanakan pemuput dari buah jarak kering.maksud dari
selabar biasanya 3 hari setelah se kedatangannya menyerahkan bakul
jati. Upacara dimaksudkan untuk kecil dengan isinya sabagi symbol
membicarakan jumlah ajigama dan bahwa kedua belah pihak telah ber-
ajikrama sebagai upaya untuk dapat satu dan karna itu meminta penge-
melangsungkan akad nikah atau ber- sahan dan berkah. Upacara naekang
bagai upacara lainnya menjelang lekoq dihadapan tuan lokaq kampung
akad nikah. Istilah pemput selabar .tuan lokaq jabatan dalam masyara-
dipergunakan di kandang kaoq dan kat yang mewakili seluruh penduduk
desa-desa sekitarnya. Ajikrama ada kampung dalam tanggung jawab
lah sejumlah pembayaran yang telah pelaksanaan adat.
ditetapkan oleh adat. 8. Nyongkol
6. Sorong serah Merupakan upacara mengunjungi
Merupakan upacara khusus untuk rumah orang tua calon pengantin
membayar ajikrama yang sudah di wanita oleh kedua calon pengantin
sepakati pada waktu melakukan dengan diiringi oleh keluarga dan
pemuput pelabar yang biasanya di kenalan dalam suasana penuh ke
meriahan. Tujuannya adalah untuk
bersendikan agama maka busana Sa- tempat lain disebut nikahang. Upacara
sak disesuikan dengan aturan agama ngawinang di kandang kaoq di lakukan
yang dianut (mayoritas orang Sasak; di mesjid kampung. Upacara upacara
pemeluk Islam). Pemakaian busana pernikahan dikandang kaoq di pimpin
adat dilakukan untuk kegiatan yang oleh kepala kantor urusan agama keca-
berkenaan dengan adat dengan tata- matan tanjun dengan mengkti tata cara
cara yang beradat. Busana Adat ber- islam yang umum yakni pem bicaraan
beda dengan pakaian kesenian yang khotbah nikah dan ijab Kabul yang di
bo
leh memakai “sumping”, berkaca lakukan langsung oleh orang tua si
mata hitam, menggunakan pernik- calon pengantin wanita di hadapkan
pernik yang menyala keemasan. calon pengantin laki-laki. Khotbah
Dalam ketentuan dalam seminar dan nikah di bacakan dengan bahasa arab
lokakarya Pakain Adat Sasak yang sedangkan ijab Kabul di bacakan den-
dihadiri oleh para budayawan dan gan menggunakan bahas setempat.
masyarakat adat, telah disepakati pe- Bunyi ijab Kabul: “ku Nikahkan
doman dasar busana adat sasak, jenis engkau dengan anakku (….)
dan maknanya. binti(….) dengan mas kawin uang
9. Bedak keramas sebesar 10 juta rupiah dan seperangkat
Adalah upacara kecil yamg di laku- alat sholat di bayar tunai”.
kan oleh kedua mempelai sekem-
Pemuda menjawab: “ saya terima
balinya dari nyongkol. Upacara ini di
nikah dan kawinnya (….) binti(….)
lakukan di rumah calon pengantin
dengan mas kawin tersebut di bayar
laki-laki dan di pmpin oleh inaq ke-
tunai”
liang (isteri kepala kampong) jalan
upacara adalah sebagai berikut: Apabila Kedua mempelai telah fasih
Inaq keliang mengeramasi kepala ke melapazkan ijab Qabul yang di pimpin
dua calon pengantin dengan bedak oleh Penghulu KUA, maka kedua mem-
langeh yakni adonan kelapa parut, pelai, para saksi serta wali nikah
knyit srta beras sekadarnya. Bedak menanda tangani akta Nikah sesuai
langeh digunakan dalam upacara be- dengan ketentua PP Nomor 9 Tahun
dak keramas itu yang telah sebelum- 1975 Tentang Pelaksanaan Undang-
nya telah di berikan berkah berupa Undang No 1 tahun 1974. Di mana
do’a kyai oleh kampung.Setelah ked- dalam PP tersebut pasal 11 ayat 1,2 da 3
uanya dibedak keramasi keduanya di- di berisikan :
persilahkan membersihkan diri pada Ayat (1).Sesaat setelah dilangsungkan
tempat yang berlainan. Dan setelah perkawinan sesuai dengan ketentu-
itu keduanya memakai pakaian yang an pasal 10 PP ini, kedua mempelai
bersih, di mana keduanya siap untuk menandatangani akta perkawinan
memasuki akad nikah, dengan mana yang telah disiapkan oleh Pegawai
mereka di antarkan mmasuki hidup Pencatat berdasarkan ketentuan yang
bersama yang sah menurut ajaran berlaku.
agama islam yang di anutnya. Ayat (2). Akta yang telah di tandangani
3). Upacara Pelaksanaan Perkawinan oleh mempelai itu,selanjutnya ditan-
Adat perkawinan sasak, upacar datangani pula oleh kedua saksi dan
pelaksanaan perkawinan yang di kan Pegawai Pencatat yang menghadiri
dang kaoq disebut ngawinang dan di perkawinan dan bagi yang melang-
sungkan perkawinan menurut agama pengantin wanita di ambil oleh pihak la-
islam, di tandatangani pula oleh wali ki-laki.
nikah atau yang mewakilinya. Upacara yang kedua setelah per
Ayat (3). Dengan penandatanganan kawinan adalah ngelewaq yaitu kunjun
akta perkawinan,maka perkawinan gan biasa yang di lakukan oleh kedua
telah tercatat secara resmi. Artinya pengantin kerumah orang tua pengantin
perkawinan tersebut adalah secara wanita. Ada kalanya pengantin laki-laki
Hukum Nasional (Negara). tidur semalam diirumah orang tua pen-
4) Upacara-upacara Setelah Perkawinan gantin. Ini untuk mendekatkan keluarga
Setelah perkawinan masih ada lagi baru itu dengan orang tua keluarga pe
upacara sederhana yang di sebut ngerap- ngantin wanita.
ahang pengantin. Upacar ini di lak- Upacara yang ketiga adalah yang
sanakan di kandang kaoq pada waktu dinamakan menyapu. Selain upacara
sore hari sehari setelah akad nikah. ngerapahang pengantin dan ngelewaq di
Kunjungan yang dilakukan oleh kedua kandang kaoq masih ada upacara yang
pengantin dengan disertai oleh beberapa disebut menyapu, yang dilakukan be
orang keluarga pengantin laki-laki. berapa hari setelah akad nikah. Upacar
Mereka membawa bokor (pebuan) yang ini di lakukan oleh kedua pengantin
berisi lekoq (sirih), tembakau, kapur, denga disertai oleh kyai dan beberapa
dan pinang. Dirumah orang tua pe anggota keluarga pihak laki-laki. Upa
ngantin wanita seorang laki-laki wakil cara menyapu artinya membersihka
dari keluarga pengantin laki-laki secara kuburan keluarga atau kuburan leluhur
resmi menyerahkan pebuan tersebut oleh kedua pengantin dengan disertai
dengan mengucapkan kata-kata yang do’a kyai yang menyrtainya. Tujuannya
berbunyi: adalah agar perkawinannya diberkahi
“tabeq epe inaq amaq eleq si anna, aku oleh leluhurnya. Jika perkawinan tidak
serah pebuan kerapahanku dait pihak di
berkahi leluhur, maka dapat me
si nena, ager taoang isiq inaq amaq si nyebabkan sakit, kematian anak, gila
araq eleq pihak si nena banjur kuserah dan sebagainya. Karena itu pula per
pebuan kerapahanku, ager bau be- kawinan perlu di restui oleh leluhurnya
dame” dengan cara menyapu tersebut.
(syariat), Custom (budaya) dan State (Neg- nnas. Dengan demikian ruh-ruh prosesi
ara). Di mana proses Merari’ ini di domi- Merari’ harus kita jaga agar tetap berada
nasi oleh pengaruh perkembangan penga- pada nilai filosofi yang men dasarinya.
ruh Hindu Jawa, penga ruh Hindu Bali, Menghilangkan nilai filosofi pada setiap
pengaruh Islam, serta pengaruh kolonial- prosesi merari’ berarti kita telah melaku-
isme Belanda dan Jepang. Hal ini sebagai kan aborsi terhadap ke sakralan dari Mera-
bentuk dari pertemuan (difusi, akulturasi, ri’ (Perkawinan) ini.
inkulturasi) kebudayaan.Pada hal yang
Dengan demikian Akulturasi Islam dan
demikian suku sasak Lombok di kenal seb-
budaya diharapkan mampu melakukan se
agai potret sebuah mozaik. Akan tetapi
cara simultan langkah invensi dan inovasi
dalam konteks masyarakat Sasak Lombok,
sebagai upaya kreatif untuk menemukan,
Islam merupakan rujukan utama dan lensa
merekonsiliasi, dan meng komunikasikan
ideologis dalam memahami dan mengeval-
serta menghasilkan konstruksi instrument
uasi perubahan. Islam mempunyai peranan
baru.Artinya bukan untuk mengedepan
yang sangat urgen dalam menghadapi pe-
kan fanatisme serta chauvinisme, yang di
rubahan, dan akulturasi budaya dalam ke-
pahami secara literal, melainkan bagai
hidupan sosial mereka.
mana rekonstruksi-rekonstruksi tersebut
Hal ini tampak terlihat dalam prosesi mampu berdialektika sesuai dengan kon
Merariq ini, di mana dalam prosesinya ter teks dimensi ruang dan waktu. Yang
kandung nilai-nilai luhur sebagai refresen tentunya dengan tetap menghindari kon
tasi terhadap kesadaran diri sebagai Hab flik norma agama dan manifesto budaya.
lumminallah dan sebagai Hablummina
Daftar Pustaka
Abdul Qadir Muhammad ,Metode Penelitian Hukum,Raja Grafindo
,Jakarta,2009
Bahasa sasak merupakan bahasa asli daerah suku sasak yang ada di
pulau lombok.Nusa Tenggara Barat.
Baiq Raehanun Ratnasari, Dalam Sudikno Mertokusumo,Penemuan
Hukum,Liberty, Yogyakarta,2004.
Fath. Zakaria, Mozaik Budaya Orang Mataram, (Mataram: Yayasan
Sumurmas Al-Hamidy, 1998),
Fath. Zakaria, Mozaik Budaya Orang Mataram, (Mataram: Yayasan
Sumurmas Al-Hamidy, 1998),
Ibn Rusyd, Bidayah al-Mujtahid Ha Nihayah al-Muqtashid, (Semarang:
Usaha Keluarga, tt.), Jilid II,
John Ryan Bartholemew, Alif Lam Mim: Kearifan Masyarakat Sasak,
(Yogyakarta: Tiara Wacana, 2001)
Pendidikan Gender, Panduan Perkuliahan pada Prodi S.3 Pendidikan
Islam Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2013
Solichin Salam, Lombok Pulau Perawan: Sejaroh dan Masa Depannya
(Jakarta: Kuning Mas, 1992),
Undang No 1 tahun 1974