Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

P E N E L I T I A N I LM I A H

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN ABSTRACT


SELF SNAGS DENGAN LATIHAN
DEEP CERVICAL FLEXOR Background: Forward Head Posture is posture
STRENGTHENING TERHADAP NYERI disturbance marked by further movement of
DALAM FORWARD HEAD POSTURE head position caused by excessive use of
laptop and hand phone in non-ergonomic
position. Self SNAGS is the technique of self
mobilization completed with active movement
that can decrease the pain on cervical vertebra.
Different Impact Of Self SNAGS Exercise And
Deep Cervical Flexor Strengthening is the
Deep Cervical Flexor Strengthening To Pain In
exercise to strengthen neck stabilizer muscle,
Forward Head Posture so it can support the neck in straight position
and decrease neck pain. Objective: The
objective of the study was to investigate
different impact of Self SNAGS and Deep
Cervical Flexor Strengthening to pain in
Forward Head Posture condition. Method: The
Melya Rossa*) study applied quasi experimental pre test and
*) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan post test two group design. The samples were
(STIKes) Ngudia Husada Madura 12 students taken by sample random sampling.
The samples were divided into two groups;
group I obtained Self SNAGS intervention
conducted 3 times in a week during 4 weeks,
and group II got Deep Cervical Flexor
Strengthening done 3 times during 4 weeks.
The study used Visual Analog Scale (VAS) to
measure neck pain. Result: The test result of
group I with paired sample t-test obtained
p=0,007 meaning that there was impact of Self
SNAGS exercise to the decrease of pain on
Forward Head Posture. The test result of group
II with paired sample t-test obtained p = 0,003
meaning that Deep Cervical Flexor
Strengthening to the decrease of pain on
Forward Head Posture. The result of
hypothesis III test with independent sample t-
test obtained p=0,827 meaning that there was
no different impact of Self SNAGS and Deep
Cervical Flexor Strengthening exercise to the
decrease of pain on Forward Head Posture.
Conclusion: There was no different impact of
Self SNAGS and Deep Cervical Flexor
Strengthening to the decrease of pain on
Forward Head Posture. Suggestion: It is
suggested that further researchers use more
Correspondence : Melya Rossa, Jl. R.E. Martadinata
samples Bangkalan,
and applyIndonesia.
different measurement.
berbagai kalangan. Semua bidang,
PENDAHULUAN termasuk bidang kesehatan dan
pendidikan, juga
Keywords : Self tidak
SNAGS, lepas
Deep dari
Cervical
Kemajuan teknologi dan Flexor Strengthening,
penggunaan Forward Head
teknologi. Posture,
Namun,
perkembangan zaman saat ini pain
penggunaan teknologi juga banyak
menyebabkan sebagian besar menimbulkan kerugian bagi kesehatan,
masyarakat modern menghabiskan lebih salah satunya gangguan postur.
banyak waktu untuk duduk di depan Gangguan postur yang sering
layar komputer dan gadget lainnya. terjadi pada pengguna gadget adalah
Teknologi yang berkembang dapat Forward Head Posture (FHP). Hal ini
digunakan oleh semua usia dan dikarenakan pengguna gadget berada di
posisi yang tidak ergonomis dalam

7
waktu yang lama dan menjadi kepala cenderung lebih condong ke
kebiasaan. Posisi yang tidak ergonomis depan, leher menunduk yang
menyebabkan peningkatan lordosis menyebabkan gangguan postur, yakni
servikal dan kifosis torakal atau lumbal forward head posture (Kang, 2015).
yang menyebabkan bahu rotasi ke Nyeri pada bagian leher dan
depan (round shoulder) dan punggung atas biasanya terjadi pada
menurunkan kapasitas vital serta penderita FHP kronis. Fejer R, Kyvik
ekspansi torakal. Selain dikarenakan KO, Hartvigsen J, (2006) dalam Wani et
posisi tidak ergonomis saat al (2016) melakukan review studi
menggunakan gadget, penggunaan observasional yang berbeda tentang
ransel dengan beban berat, trauma, nyeri leher di seluruh dunia, yang
serta faktor usia tua juga menyebabkan menunjukkan bahwa prevalensi nyeri
Forward Head Posture (FHP) (Kim, leher selama 1 tahun berkisar antara
2015). 16,7 sampai 75,1% untuk seluruh
Forward Head Posture (FHP) populasi orang dewasa (berusia 17-70
adalah salah satu yang jenis kelainan tahun) dengan rata-rata 37,2%.
postural paling umum dan umumnya Kejadian tahunan nyeri leher kronis
digambarkan sebagai posisi anterior dari pada populasi umum ditemukan sebesar
kepala dalam kaitannya dengan garis 14,6% dan setiap tahun terdapat 0,6%
vertikal dari pusat gravitasi tubuh. dari populasi mengalami nyeri leher
Banyak peneliti melaporkan beberapa yang berkembang menjadi lebih buruk.
faktor yang berhubungan dengan FHP, Dalam sebuah studi lain yang dilakukan
termasuk sakit kepala, sakit leher, dan oleh Griegel -Morris P et al, wanita lebih
gangguan muskuloskeletal seperti berisiko mengalami nyeri leher yang
temporomandibular kelainan atau parah daripada pria dengan rasio 1,67
rounded shoulder. Selain itu, FHP (Wani, et al. 2016). Menurut Boyoung et
menyebabkan pemanjangan dan al (2016) sekitar 60% pasien nyeri leher
kelemahan otot servikal anterior serta dilaporkan memiliki gangguan forward
pemendekan pada otot servikal head posture (Nejati, 2015).
posterior. Jika terjadi Mengurangi keluhan nyeri leher
ketidakseimbangan otot servikal akibat pada pasien merupakan salah satu
gangguan alignment postural yang tugas fisioterapis. Fisioterapis menurut
berkepanjangan, beban yang berlebihan WCPT adalah merupakan salah satu
akan dikenakan pada sendi dan otot, profesi kesehatan yang menyediakan
sehingga membuat masalah yang perawatan untuk mengembangkan,
disebabkan oleh FHP kronis. Kelainan memelihara, dan memaksimalkan gerak
postur ini dalam jangka panjang dan fungsi gerak sepanjang daur
menyebabkan ketegangan otot, hidup seseorang. Fisioterapi di
herniasi pada diskus, radang sendi, Indonesia sendiri menurut Menteri
saraf terjepit dan ketidakstabilan Kesehatan Republik Indonesia tahun
ligamen pada sendi leher. Gangguan 2008 adalah suatu pelayanan
muskuloskeletal tersebut menyebabkan kesehatan yang ditujukan untuk
nyeri pada bagian leher, bahu dan individu dan atau kelompok dalam
punggung atas (Lee, 2015). upaya mengembangkan, memelihara,
Saat ini nyeri leher sangat dan memulihkan gerak dan fungsi
berisiko dialami oleh anak muda, dalam sepanjang daur kehidupan dengan
hal ini mahasiswa. Hal ini dikarenakan menggunakan modalitas fisik, agen
ketergantungan terhadap gadget dan fisik, mekanis, gerak, dan komunikasi.
komputer dalam aktivitas sehari-hari Sustained Natural Mobilisasi
mahasiswa. Ketergantungan tersebut Apophyseal Glide (SNAGS) pada teknik
memakan waktu berjam-jam dalam Mulligan merupakan mobilisasi sendi
setiap harinya dengan posisi cenderung yang dapat diterapkan untuk
hanya diam dalam satu titik dalam waktu mengurangi nyeri tulang belakang (Devi,
yang lama. Hal tersebut dapat 2015). Deep Cervical Flexor
menyebabkan otot yang bekerja pada Strengthening adalah latihan penguatan
saat itu mengalami pembebanan yang otot deep cervical flexor. Otot deep
berlebihan dan diperparah pula dengan cervical flexor mempunyai fungsi untuk
sikap tubuh yang tidak tepat seperti

8
mempertahankan postur yang benar
pada daerah servikal (Gupta, 2013). Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perbedaan pengaruh latihan
METODOLOGI PENELITIAN Self SNAGS dan latihan Deep Cervical
Flexor Strengthening terhadap
Penelitian ini merupakan penurunan nyeri pada Forward Head
penelitian kuantitatif dengan desain Posture yang dialami mahasiswa
quasi eksperimental, dan rancangan Fisioterapi semester 1 kelas C
yang digunakan pre and post test two Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
group design. Rancangan ini digunakan Sampel dalam penelitian ini adalah
untuk mengetahui perbedaan pengaruh mahasiswa Fisioterapi semester 1 kelas
latihan Self SNAGS dan latihan Deep C Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta yang
Cervical Flexor Strengthening terhadap mengalami gangguan nyeri leher akibat
penurunan nyeri pada Forward Head kondisi Forward Head Posture dan
Posture yang dialami oleh mahasiswa bersedia mengikuti penelitian,
Fisioterapi Universitas ‘Aisyiyah pengambilan sampel pada penelitian ini
Yogyakarta. menggunakan teknik purposive
Pada penelitian ini digunakan 2 sampling yaitu sampel dipilih oleh
kelompok perlakuan, kelompok 1 peneliti melalui serangkaian proses
diberikan latihan Self SNAGS dan asesmen.
kelompok 2 diberikan latihan Deep a. Distribusi Responden Berdasarkan
Cervical Flexor Strengthening. Sebelum Usia
diberikan perlakuan 2 kelompok tersebut Tabel 4.2 Distribusi Responden
diukur tingkat nyerinya dengan Berdasarkan Usia (Desember,
menggunakan alat ukur Visual Analog 2016)
Scale (VAS), setelah dilakukan
intervensi kembali dilakukan Kelompok SS Kelompok DS
pengukuran sebagai evaluasi. Latihan Usia
Self SNAGS dilakukan 6 sampai 10 kali, N % n %
3 kali seminggu dalam 4 minggu (Devi,
17 2 33,3 0 0
2015). Latihan Deep Cervical Flexor
Strengthening dilakukan selama 15 18 3 50,0 4 66,7
sampai 20 menit dengan 10-16 kali 19 1 16,7 2 33,3
repetisi dan diulangi 1-2 kali set, 3 kali
Jumla
seminggu dalam 4 minggu (Kang, 6 100 6 100
h
2015).
Berdasarkan tabel 4.2, distribusi
Variabel bebas dalam penelitian
responden berdasarkan usia pada
ini adalah latihan Self SNAGS dan
kelompok latihan Self SNAGS
latihan Deep Cervical Flexor
adalah lebih banyak responden
Strengthening. Variabel terikat penelitian
dengan usia 18 tahun sebanyak 3
ini adalah penurunan nyeri leher pada
orang (50%). Sedangkan pada
kondisi Forward Head Posture yang
kelompok Deep Cervical Flexor
dialami oleh mahasiswa Fisioterapi
Strengthening paling banyak terdiri
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta. Etika
dari responden yang berusia 18
dalam penelitian memperhatikan
tahun yaitu sebanyak 4 orang
persetujuan dari responden,
(66,7%).
kerahasiaan responden, keamanan
b. Distribusi Responden Berdasarkan
responden, dan bertindak adil. Untuk
Lama Aktivitas dengan Komputer
mengetahui distribusi data dilakukan uji
dan Handphone
saphiro wilk test. Distribusi data normal
Tabel 4.3 Distribusi Responden
sehingga selanjutnya untuk menguji
Berdasarkan Lama Aktivitas
hipotesis 1 dan 2 dilakukan
dengan Komputer dan Handphone
menggunakan uji paired sample t test.
(Desember, 2017)
Uji homogenitas menggunakan
Lavene’s test. Data yang homogen dan Lama
Kelompok Kelompok
normal menggunakan uji independent Aktivitas
SS DS
sample t test untuk uji hipotesis 3. dengan
HASIL PENELITIAN

9
komputer dan Kelompok Kelompok
N % N % Nilai VAS
handphone SS DS
sebelum
4 jam 0 0 1 16,7 intervensi N % N %
5 jam 1 16,7 1 16,7
10 - 20 mm 2 33,3 2 33,3
6 jam 5 83,3 4 66,7
21 - 30 mm 2 33,3 0 0
Jumlah 6 100 6 100 31 - 40 mm 1 16,7 2 33,3
41 - 50 mm 1 16,7 1 16,7
Berdasarkan tabel 4.3,
distribusi responden pada 51- 60 mm 0 0 1 16,7
kelompok Self SNAGS paling Jumlah 6 100 6 100
banyak terdiri dari responden
Berdasarkan tabel 4.5, distribusi
dengan durasi aktivitas dengan
responden pada kelompok Self
komputer dan handphone selama 6
SNAGS sebagian besar terdiri dari
jam sebanyak 5 orang (83,3%).
nilai VAS rentang 10-20 mm dan
Sedangkan pada kelompok Deep
21-30 mm sebanyak masing-
Cervical Flexor Strengthening
masing 2 orang (16,7%).
paling banyak terdiri dari responden
Sedangkan pada kelompok Deep
dengan durasi aktivitas dengan
Cervical Flexor Strengthening
komputer dan handphone selama 6
sebagian besar terdiri dari nilai
jam sebanyak 4 orang (66,7%).
VAS rentang 10-20 mm dan 31-40
c. Distribusi Responden Berdasarkan
mm sebanyak masing-masing 2
Sudut Kraniovertebra
orang (16,7%).
Tabel 4.4 Distribusi Responden
Berdasarkan Sudut Kraniovertebra
Analisa Data
(Desember, 2017)
a. Uji Normalitas
Sudut Kelompok Kelompok Tes ini betujuan untuk
Kraniovert SS DS mengetahui apakah sampel dari
ebra N % N % populasi yang diperoleh
berdistribusi normal atau tidak.
o o
46 - 47 0 0 2 33,3 Sampel dalam penelitian ini
o o berjumlah 12 orang, maka uji
48 - 49 2 33,3 1 16,7
normalitas menggunakan uji
o o
50 - 51 4 66,7 2 33,3 saphiro wilk test.
Tabel 4.7 Uji Normalitas dengan
52o - 53o 0 0 1 16,7 Shapiro Wilk Test (Desember,
2017)
Jumlah 6 100 6 100
Berdasarkan tabel 4.4, distribusi Variabel Nilai p
responden pada kelompok Self Sebelum
Self SNAGS 0,934
SNAGS sebagian besar terdiri dari Intervensi
rentang sudut kraniovertebra 50o - Sesudah
0,389
51o sebanyak 4 orang (66,7%). Intervensi
Sedangkan pada kelompok Deep Deep Cervical
Sebelum
Cervical Flexor Strengthening Flexor 0,585
Intervensi
sebagian besar terdiri dari rentang Strengthening
sudut kraniovertebra 46o - 47o dan Sesudah
0,627
50o - 51o sebanyak masing-masing Intervensi
2 orang (33,3%). Berdasarkan tabel 4.7,
d. Distribusi Responden Berdasarkan didapatkan nilai p pada kelompok
Nilai Visual Analog Scale (VAS) perlakuan I sebelum intervensi
Tabel 4.5 Distribusi Responden adalah 0,934 dan sesudah
Nilai Visual Analog Scale (VAS) intervensi 0,389 dimana p>0,05
Sebelum Intervensi (Desember, yang berarti sampel berdistribusi
2017) normal, nilai p kelompok perlakuan
II sebelum intervensi adalah 0,585
dan sesudah intervensi 0,627

10
dimana p >0,05 yang berarti Self SNAGS terhadap penurunan
sampel berdistribusi normal. nyeri leher pada kondisi Forward
b. Uji Homogenitas Head Posture.
Dalam penelitian ini untuk d. Uji Hipotesis II
melihat homogenitas data atau Untuk mengetahui pengaruh
untuk memastikan varian populasi Deep Cervical Flexor Strengthening
sama atau tidak. Nilai VAS antara terhadap penurunan nyeri leher
kelompok perlakuan I dan pada kondisi Forward Head
kelompok perlakuan II diuji Posture digunakan uji paired
homogenitasnya dengan sample t-test karena mempunyai
menggunakan uji lavene’s test, distribusi data yang normal baik
dapat dilihat pada tabel berikut : sebelum dan sesudah diberikan
Tabel 4.8 Uji Homogenitas dengan intervensi.
Lavene’s Test (Desember, 2017) Tabel 4.10 Uji hipotesis II pada
Kelompok Perlakuan I dan kelompok perlakuan II (Deep
Nilai p Cervical Flexor Strengthening)
II
Pemberian
VAS Sebelum Intervensi 0,600 Mean SD Nilai p
Terapi
VAS Setelah Intervensi 0,356 Sebelum
34,17 16,12
Intervensi 0,003
Berdasarkan tabel 4.8, hasil
perhitungan uji homogenitas Setelah
dengan menggunakan lavene’s 13,17 7,11
Intervensi
test, dari niliai VAS kelompok
perlakuan I dan kelompok Berdasarkan tabel 4.10, hasil
perlakuan II sebelum intervensi tes tersebut diperoleh nilai p =
diperoleh nilai p 0,600 dimana nilai 0,003 artinya p <0,05 dan Ha
p >( 0,05 ), maka dapat diterima serta Ho ditolak. Sehingga
disimpulkan bahwa varian pada dapat disimpulkan bahwa ada
kedua kelompok adalah sama atau pengaruh yang signifikan pada
homogen. pemberian Deep Cervical Flexor
c. Uji Hipotesis I Strengthening terhadap penurunan
Untuk mengetahui pengaruh nyeri leher pada kondisi Forward
Self SNAGS terhadap penurunan Head Posture.
nyeri leher pada kondisi Forward e. Uji Hipotesis III
Head Posture digunakan uji paired Kedua data kelompok perlakuan
sample t-test karena mempunyai tersebut berdistribusi normal, oleh
distribusi data yang normal baik karena itu uji hipotesis III
sebelum dan sesudah diberikan menggunakan uji independent
intervensi. sample t-test.
Tabel 4.9 Uji hipotesis I pada
kelompok perlakuan I (Self Tabel 4.12 Uji hipotesis III pada
SNAGS) kelompok perlakuan I dan II (Self
SNAGS dan Deep Cervical Flexor
Pemberian Strengthening)
Mean SD Nilai p
Terapi Pemberian
Mean SD Nilai p
Terapi
Sebelum
27,50 13,22 Setelah
Intervensi 0,007 Intervensi 12,33 5,72
Kelompok I
Setelah
12,33 5,72
Intervensi 0,827
Berdasarkan tabel 4.9, hasil tes Setelah
tersebut diperoleh nilai p = 0,007 Intervensi 13,17 7,11
Kelompok II
artinya p < 0,05 dan Ha diterima
serta Ho ditolak. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh
yang signifikan pada pemberian

11
Tes ini bertujuan untuk spinosus C7 dan garis yang
membandingkan nilai rata-rata VAS menghubungkan prosessus spinosus
setelah intervensi kelompok I C7 dengan tragus telinga. Seseorang
dengan kelompok perlakuan II. dikategorikan Forward Head Posture
Hasil tes tersebut diperoleh nilai p = jika memiliki sudut kraniovertebra
o
0,827 yang berarti p > 0,05 dan Ho kurang dari 53 . Semakin kecil sudut
diterima serta Ha ditolak. Dengan kraniovertebra, mengindikasikan kondisi
demikian disimpulkan bahwa tidak Forward Head Posture yang semakin
ada perbedaan pengaruh parah (Sarahzadeh, 2014).
pemberian Self SNAGS dan Deep Sustained Natural Apophyseal
Cervical Flexor Strengthening Glides (SNAGS) merupakan salah satu
terhadap penurunan nyeri leher metode latihan manual terapi atau
pada kondisi Forward Head mobilisasi sendi pada spinal yang
Posture. diperkenalkan oleh Mulligan, dilakukan
dengan menerapkan gliding aksesori
PEMBAHASAN pada sepanjang sumbu dari sendi facet
pada tingkat nyerinya, bersamaan
Kondisi Forward Head Posture dengan pasien menggerakkan secara
(FHP) dan Protacted Shoulders (PSs) aktif. Teknik SNAGS secara spesifik
adalah dua gangguan postural yang berhubungan dengan propioseptif pada
paling umum pada orang-orang dari nyeri leher mekanis. Berdasarkan
segala usia, termasuk anak-anak dan penelitian tersebut teknik Self SNAGS
remaja usia sekolah, dimana daerah menimbulkan efek yang signifikan
bahu dan leher merupakan bagian yang terhadap propioseptif, fungsi, dan nyeri
paling banyak menimbulkan (Said, 2017).
ketidaknyamanan pada orang dewasa Mobilisasi gliding yang terjadi
dan remaja. Penelitian telah melaporkan selama teknik SNAGS dapat
tentang prevalensi gangguan postural menyebabkan penurunan rasa nyeri,
yang tinggi pada usia anak-anak dan yang dikaitkan dengan efek
remaja, dengan disertai peningkatan tosympathoexcitatory. Aktivasi ujung
prevalensi nyeri muskuloskeletal (Ruivo, saraf aferen melalui kontak manual
2016). mempengaruhi neuron tulang belakang,
Penggunaan atau aktivitas di menghambat nosiseptif dan motor
depan handphone atau laptop lebih dari neuron pool. Mekanoreseptor juga
3 jam setiap hari dikaitkan dengan memainkan peran dalam modulasi nyeri
tingginya prevalensi gangguan karena stimulasi stretch dari kapsul
muskuloskeletal. Peningkatan sendi akibat mobiliasi sendi spinal.
penggunaan laptop dapat menyebabkan Selanjutnya, mobilisasi memiliki efek
keluhan postur yang berkaitan dengan pada rasa nyeri melalui sistem
sakit kepala dan nyeri leher. Kebiasaan penghambatan rasa nyeri dan terjadi
duduk di depan laptop dalam waktu pelepasan bahan kimia tertentu seperti
yang lama menimbulkan ciri khas yakni serotonin dan noradrenalin, yang
keterbatasan gerak fleksi leher dan mengurangi spasme otot, memfasilitasi
head-tilt, berkurangnya gerakan kepala, gerakan dan memperbaiki fungsi leher
jarak pandang yang lebih pendek, dan (Said, 2017).
peningkatan posisi Forward Head Forward Head Posture
Posture (Mingels, 2015). umumnya menyebabkan pemendekan
Pemeriksaan sudut ekstensor servikal seperti otot splenii,
kraniovertebra digunakan untuk upper trapezius, SCM dan
mengevaluasi gangguan dari postur menyebabkan pemanjangan serta
kranioservikal. Sudut tersebut kelemahan dari otot-otot fleksor servikal.
merupakan indikator yang baik untuk Penelitian sebelumnya menunjukkan
kondisi Forward Head Posture dan bahwa ketika kinerjanya otot-otot
memiliki reliabilitas serta validitas yang tersebut terganggu, keseimbangan
sudah dibuktikan pada penelitian antara otot stabilisator di daerah
sebelumnya. sudut kraniovertebra posterior leher dan otot deep cervical
merupakan sudut yang terbentuk dari flexor (DCF) mengalami kerusakan,
garis horizontal sejajar prosessus sehingga mengakibatkan hilangnya

12
keselarasan dan postur tubuh yang baik. nyeri pada Forward Head
Hilangnya keselarasan ini kemudian Posture.
dapat menyebabkan gangguan servikal. 2. Ada pengaruh pemberian
Latihan penguatan otot-otot DCF ini Deep Cervical Flexor
sebagai program rehabilitasi untuk FHP Strengthening terhadap
didasarkan pada alasan bahwa otot-otot penurunan nyeri pada Forward
DCF memainkan peran utama dalam Head Posture.
stabilisasi kepala dan postur leher 3. Tidak ada perbedaan
(Harbi, 2017). pengaruh pemberian Self
Deep Cervical Flexor SNAGS dan Deep Cervical
Strengthening merupakan latihan yang Flexor Strengthening terhadap
digunakan untuk mengaktivasi, penurunan nyeri pada Forward
mempertahankan, dan kontraksi Head Posture.
isometrik otot fleksor leher bagian dalam B. Saran
pada berbagai posisi rentang gerak. 1. Bagi Peneliti Selanjutnya
Otot-otot fleksor leher bagian dalam Mengembangkan penelitian ini
dapat dikatakan sebagai otot penyangga dengan menggunakan jumlah
bagian vertebra servikal. Latihan sampel yang lebih banyak
tersebut menyebabkan aktivasi dari otot- dengan jangka waktu yang
otot yang mengalami nyeri, sehingga lebih panjang, menggunakan
nyeri berkurang dan disabilitas juga alat ukur yang berbeda serta
menurun (Kage, 2016). menentukan rentang nilai VAS
Teknik SNAGS Mulligan yang menjadi kriteria inklusi
melibatkan accessory joint play yang dari sampel.
dikombinasikan dengan gerakan aktif 2. Bagi Fisioterapi
dari sendi leher yang dapat Memberikan saran kepada
menstimulasi mekanoreseptor pada rekan-rekan fisioterapis untuk
sendi facet, ligamen, dan otot, sehingga melaksanakan serta
menyebabkan adanya penurunan nyeri mengembangkan intervensi
pada leher serta peningkatan mobilitas latihan untuk Forward Head
sendi dan luas gerak sendi leher (Said, Posture ini di lahan fisioterapi.
2017). Penguatan otot fleksor servikal 3. Bagi Institusi Pendidikan
bagian dalam dapat meningkatkan daya Fisioterapi
tahan muskuler pada otot fleksor Melakukan penelitian serta
servikal, meningkatkan fungsi muskuler, mempublikasikan penelitian
dan menurunkan nyeri. Latihan tersebut yang berhubungan dengan
juga dapat meningkatkan kekuatan otot latihan untuk menurunkan nyeri
di sekitar leher dan kontrol postural, leher pada Forward Head
yang dapat mempertahankan postur Posture seperti, latihan Self
tegak pada vertebra servikal (Kim, SNAGS dan latihan Deep
2015). Cervical Flexor Strengthening.
Berdasarkan hasil penelitian 4. Bagi Sampel
yang dilakukan peneliti, ditemukan hasil Memberikan edukasi serta
yang menunjukkan bahwa tidak ada intervensi latihan dengan
perbedaan pengaruh yang signifikan tujuan untuk mengurangi nyeri
antara Self SNAGS dan Deep Cervical leher yang diakibatkan karena
Flexor Strengthening dalam mengurangi kondisi Forward Head Posture.
nyeri leher akibat Forward Head
Posture. Sehingga, kedua intervensi DAFTAR PUSTAKA
tersebut sama-sama efektif digunakan
untuk mengurangi nyeri leher. Devi, N. and Dutta. (2015). A
Comparative Study on the Effect
SIMPULAN DAN SARAN of Self SNAGS Versus Dynamic
Isometric Exercises in Desk Job
A. Simpulan People with Chronic Neck Pain.
1. Ada pengaruh pemberian Self Int J Physiother. 2(5):765-771
SNAGS terhadap penurunan Gupta, B. Aggarwal. Gupta. (2015).
Effect of Deep Cervical Flexor

13
Training vs. Conventional Forward Head Posture and Neck
Isometric Training on Forward Pain in Iranian Office Workers.
Head Posture, Pain, Neck International Journal of
Disability Index In Dentists Occupational Medicine and
Suffering from Chronic Neck Pain. Environmental Health. 28(2):1-9
Journal of Clinical and Diagnostic Ruivo, R. Correia. Carita. (2016). Effects
Research. 7(10): 2261-2264 of a Resistance and Stretching
Harbi, Saad. Hussain. (2017). Compare Training Program on Forward
the Effects of Deep Neck Flexor Head and Protracted Shoulder
Strengthening Exercises Verses Posture in Adolescents. Journal of
Electrotherapy Modalities on Manipulative and Physiological
Head Forward Postures Resulting Therapeutics. 40:1-10
from the Use 0f Smartphones. Said, S. Ali. Elazm. Abdelraoof. (2017).
World Journal of Pharmacy and Mulligan Self Mobilization Versus
Pharmaceutical Sciences. Mulligan Snags On Cervical
6(6):266-277 Position Sense. Int J Physiother.
Kage, Vijay. Patel. Pai. (2016). To 4(2):93-100
Compare the Effects ff Deep Neck Salahzadeh, Z. Maroufi. Ahmadi.
Flexors Strenghtening Exercise Behtash. Razmjoo. (2014).
and Mckenzie Neck Exercise in Assessment of Forward Head
Subjects with Forward Neck Posture in Females:
Posture: A Randomised Clinical Observational and
Trial. International Journal of Photogrammetry Methods.
Physiotherapy and Research. Journal of Back and
4(2):1451-1458 Musculoskeletal Rehabilitation.
Kang, D.Y. (2015). Deep Cervical Flexor 27:131–139.Gramedia, Jakarta.
Training with a Pressure
Biofeedback Unit is an Efective
Method for Maintaining Neck
Mobility and Muscular Endurance
in College Students with Forward
Head Posture. The Journal of
Physical Therapy Science. 27:
3207–3210
Kim, E. Kim. Park. (2015). Comparison
of the Efects of Deep Neck Flexor
Strengthening Exercises and
Mackenzie Neck Exercises on
Head Forward Postures Due to
the Use of Smartphones. Indian
Journal of Science and
Technology. 8:569–575
Lee, K. Han. Cheon. Park. Yong. (2015).
The Effect of Forward Head
Posture on Muscle Activity During
Neck Protraction and Retraction.
The Journal of Physical Therapy
Science. 27: 977–979
Mingels, S. Dankaerts. Etten. Thijs.
Granitzer. (2015). Comparative
Analysis of Head-Tilt and Forward
Head Position During Laptop Use
Between Females with Postural
Induced Headache and Healthy
Controls. Journal of Bodywork &
Movement Therapies. xx:1-9
Nejati, Parisa. Lotfian. Moezy. (2015).
The Study of Correlation Between

14

You might also like