Professional Documents
Culture Documents
Pendekatan Diagnostik Refluks Laring Faring: Karin I. Rompas, Steward K. Mengko, Ora Et Labora I. Palandeng
Pendekatan Diagnostik Refluks Laring Faring: Karin I. Rompas, Steward K. Mengko, Ora Et Labora I. Palandeng
2021;9(2):457-465
Terakreditasi Nasional: SK Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan DOI: https://doi.org/10.35790/ecl.v9i2.34596
KemenRistekdikti RI No. 28/E/KPT/2019 Available from: https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/eclinic
1
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi, Manado,
Indonesia
2
Bagian Ilmu THT-KL Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi, Manado, Indonesia
Email: karinrompas09@gmail.com
Abstract: Lifestyle and behavior changes can have bad impacts on our health. One of the diseases
that can be caused by lifestyle changes is pharyngeal larynx reflux. Pharyngeal laryngeal reflux is
a state of return of the contents of the stomach to the larynx and pharynx causing an inflammatory
reaction to the mucous membranes of the larynx and pharynx. In an attempt to diagnose
pharyngeal larynx reflux, a follow-up examination is required. In this case there are several
examinations that can be done to confirm the diagnosis of pharyngeal larynx reflux. This study
was aimed to obtain the diagnostic approaches in laringopharyngeal reflux cases. This was a
literature review study using two databases namely PubMed and ClinicalKey. The keywords used
were laringophaingeal reflux and laryngopharyngeal reflux disease. After being selected based on
inclusion and exclusion criteria, nine literatures using experimental research methods. were
obtained. The results showed that several examinations that could be performed in diagnosing
laringofaringeal reflux, as follows: anamnesis, physical examination, pH-monitoring, reflux
findings score, reflux symptom score, PEP-test, reflux sign assessment, reflux symptom score,
immunohistochemistry, and fiber-optic laryngoscopy. In conclusion, supporting examinations are
needed to confirm the diagnosis of pharyngeal larynx reflux.
Keywords: refluks laring faring; laryngopharyngeal reflux disease.
Abstrak: Perubahan gaya hidup dan perilaku dapat berdampak pada kesehatan tubuh. Salah satu
penyakit yang dapat diakibatkan oleh perubahan gaya hidup yaitu refluks laring faring. Refluks
laring faring merupakan keadaan kembalinya isi lambung ke laring dan faring sehingga
menyebabkan reaksi inflamasi pada selaput lendir laring dan faring. Untuk menegakkan diagnosis
refluks laring faring dibutuhkan pemeriksaan lanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pendekatan diagnosis yang dapat dilakukan dalam pemeriksaan kasus refluks laring faring. Jenis
penelitian ialah literature review dengan pencarian data menggunakan dua database yaitu
PubMed dan ClinicalKey. Kata kunci yang digunakan yaitu refluks laring faring and
laryngopharyngeal reflux disease. Setelah diseleksi berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi,
didapatkan sembilan literatur yang menggunakan metode penelitian eksperimental. Hasil peneli-
tian mendapatkan pemeriksaan-pemeriksaan yang dilakukan dalam menegakkan diagnosis refluks
laring faring ialah: anamnesis, pemeriksaan fisik, pH-monitoring, skor temuan refluks, skor gejala
refluks, PEP-test, reflux sign assessment, reflux symptom score, immunohistochemistry, dan fiber-
optic laryngoscopy. Simpulan penelitian ini ialah pemeriksaan penunjang perlu dilakukan untuk
menegakkan diagnosis refluks laring faring.
Kata kunci: refluks laring faring; laryngopharyngeal reflux disease
PENDAHULUAN
Seiring perkembangan zaman dan seseorang. Perubahan gaya hidup dan peri-
proses modernisasi terjadi berbagai per- laku tersebut dapat berdampak buruk pada
ubahan perilaku, sikap dan gaya hidup kesehatan tubuh yang dapat menjadi rentan
457
458 e-CliniC, Volume 9, Nomor 2, Juli-Desember 2021, hlm. 457-465
untuk terkena penyakit. Salah satu penyakit dapat juga dilakukan pemeriksaan skor
yang dapat diakibatkan oleh perubahan gaya gejala refluks (SGR) dan skor temuan
hidup yaitu refluks laring faring (RLF). 1 refluks (STR).6 Skor temuan refluks (STR)
Refluks laring faring merupakan salah merupakan pemeriksaan yang secara kuan-
satu penyakit yang terjadi di sekitar laring titatif mengevaluasi dan menilai keadaan
dan faring yang dapat dicetuskan akibat laring dengan menggunakan alat naso-
perilaku gaya hidup yang modern dan faringolaringoskop fleksibel. Selain itu
kebiasaan diet yang buruk. Berdasarkan data ditemukan tanda-tanda lain yaitu edema
survei di beberapa negara di Asia yang subglotis, obliterasi ventrikularis, eritema,
sampelnya diambil dari dokter spesialis edema plika vokalis, edema laring difus,
THT di Asia Barat dan Asia Timur ditemu- hipertrofi komisura posterior, jaringan
kan sebanyak 70% pasien yang didiagnosis granulasi/granuloma, sekret kental di laring
sebagai RLF.2 Selain itu di negara Barat juga dengan sensitifitas 87,8% dan spesifitas
dilaporkan diagnosis terkait RLF berkisar 37,5%.4 Apabila nilai temuan melebihi 7
10-30%,3 sedangkan di Indonesia pada maka diagnosis RLF dapat ditegakkan.6
tahun 2018 terdapat 20-30% pasien dengan Skor gejala refluks (SGR) merupakan
keluhan laring terdiagnosis dengan RLF. kuesioner yang menilai keluhan terbanyak
Beberapa tanda dari RLF yang sering yang ditemukan pada pasien RLF yang
ditemukan yaitu edema plika vokalis (79%), dirangkum dalam gejala-gejala. Sampai saat
hiperemia (79%) dan edema laring difus ini belum ada standar baku emas yang pasti
(76%). Terkait RLF. 50-78% pada orang tua untuk pemeriksaan untuk diagnosis RLF
disertai dengan gangguan suara mencapai sehingga berbagai metode dapat digunakan
91%.4 Diagnosis RLF dapat dicapai melalui maupun dikombinasikan dengan penilaian
berbagai metode pemeriksaan. Beberapa berbagai gejala pada kuesioner SGR atau-
peneliti mengaitkan RLF dengan manifest- pun penilaian kuantitatif pemeriksaan
tasi lanjut penyakit refluks gastro esofagus nasofaringolaringoskop pada STR.7 Berda-
(PRGE).1 sarkan hal tersebut diatas, maka penulis
Langkah awal untuk diagnosis RLF tertarik untuk melakukan suatu literatur
ialah melalui anamnesis yang teliti terkait review terkait berbagai metode pendekatan
riwayat penyakit keluarga, kebiasaan diet, untuk diagnosis RLF.
pola hidup, dan predisposisi genetik.1 Kasus
RLF dapat didiagnosis dengan berbagai cara METODE PENELITIAN
di antaranya tes PPI, multichannel intra- Penelitian ini merupakan suatu literatur
luminal impedance monitoring (MII-PH), review. Pencarian data menggunakan dua
esophageal bilirubin monitoring, mechani- database dengan kriteria yang ditentukan
cal sensory barotest, pemantauan pH 24 yaitu Pubmed dan ClinicalKey. Kata kunci
jam, endoskopi saluran cerna bagian atas, yang digunakan dalam pencari artikel yaitu
exhaled breath condensate (EBC), dan refluks laring faring and laryngopharyngeal
pemeriksaan RLF dengan kuesioner terstan- reflux disease. Artikel yang direview ialah
darisasi.1 artikel jurnal penelitian berbahasa Indonesia
Pemeriksaan pH-monitoring dapat atau Inggris.
mendeteksi secara langsung paparan asam
pada esofagus dan laring; oleh karena itu HASIL PENELITIAN
pemeriksaan ini dapat dianggap sebagai Berdasarkan pencarian literatur melalui
pemeriksaan terbaik dalam mengumpulkan database elektronik Pubmed dan Clinical
bukti untuk diagnosis sehingga disebut key dengan kata kunci yang digunakan
sebagai pemeriksaan baku emas dari dalam pencarian literatur adalah refluks
PRGE.5 Beberapa penelitian telah menun- laring faring and laryngopharyngeal reflux
jukkan hasil terapi RLF yang didiagnosis disease didapatkan sebanyak 1,956 literatur.
melalui pemantauan pH-monitoring. Dari hasil pencarian yang didapatkan
Selain pemeriksaan pH-monitoring kemudian dilakukan skrining, dan diperoleh
Rompas, Mengko, Palandeng: Pendekatan diagnostik … 459
956 literatur. Dari 956 literatur tersebut patkan sembilan literatur fulltext yang dila-
sesuai dengan kata kunci dilakukan skri- kukan review.
ning. Terdapat 175 literatur dieksklusi kare- Setelah melalui tahap seleksi studi
na tidak tersedia fulltext. Kemudian 781 didapatkan Sembilan literatur yang
literatur fulltext dilakukan asesmen kelayak- memenuhi kriteria inklusi. Tabel 1 mem-
an, dan didapatkan 436 literatur fulltext yang perlihatkan distribusi penulis/populasi/
kemudian dieksklusi karena tahun publikasi pemeriksaan, cara pemeriksaan, dan hasil
tidak sesuai kriteria inklusi, sehingga dida- penelitian.
- 6 sinyal impedansi dan pH akan terekam pada nisikan sebagai jatuhnya PH distal
50 Hz setiap 0,02 detik. ke <4,0 yang berlangsung setidak-
- Setelah memposisikan kateter PH di dalam nya 5 detik terdeteksi oleh sensor
kerongkongan sebuah probe PH dimasukkan pH.
melalui nares yang samadan diposisikan di Perangkat lunak dari pemeriksaan
dinding posterior faring ditingkat uvula. pH akan menghitung persentase
- PH diukur secara langsung setiap 0,5 detik ketika tingkat pH dalam faring
menggunakan sensor yang berada diujung turun sehingga parameter ini akan
probe PH. memungkinkan pemeriksaan lain-
- Kemudian data yang dikumpulkan oleh probe nya yang merujuk ke indeks
PH ditransmisikan oleh gelombang radio. insiden RLF.
- Rekaman ini dilakukan selama 24 jam, selama
itu pasien diinstruksikan untuk melakukan
kegiatan sehari-hari seperti biasanya.
- Selama 24 jam juga, pasien atau keluarga
pasien diminta untuk mendata mengenai tanda-
tanda yang dialami pasien, makanan yang
dikonsumsi dan posisi tubuh pasien.
Setelah 24 jam kateter akan dikeluarkan dan data
yang diperoleh akan diunduh dari logger ke
komputer untuk pengembangan hasil tes.
Wu et al7 Pemeriksaan STR dilakukan berdasarkan temuan Pasien dengan temuan STR>7
(China/2019)/ laringoskopi. STR memuat skala keparahan klinis dianggap patologik dan didiagno-
225 pasien pria dan wanita yang terdiri dari 8 item yang digunakan untuk sis dengan RLF.
dewasa / menafsirkan temuan laringoskopi umum yang
Skor Temuan Refluks terkait RLF.
(STR)
Yu et al10 SGR merupakan pemeriksaan kuesioner penilaian Jika total skor dari pemeriksaan
(China/2019)/ mandiri yang terdiri dari 9 pertanyaan terkait SGR >13 maka semakin
163 pasien pria dan wanita gejala mengenai tingkat keparahan batuk, faktor- tinggi probabilitas RLF.
dewasa/ faktor yang memperingan atau memperburuk
Skor Gejala Refluks gejala, bersamaan dengan post-nasal drip,
(SGR) regurgittioni dan mulas. Sistem skor terdiri dari 6
poin yaitu dari 0-5 dengan total skor 45.
Iannella et al11 - Sampel saliva diambil pada dini hari sekitar jam Jika hasil dari PEP-test positif
(Itali/2019)/ 07.00-08.00 pada pasien dalam posisi tegak maka pasien dianggap positif
75 pasien pria dan wanita menggunakan mikropipet dengan tabung silikon RLF.
dewasa/ berdiameter 0,3 cm dengan panjang 2 cm dan
PEP-Test potongan miring pada 45°
- Silikon yang mengarah ke tangki kecil dengan
diameter 0,5 cm dan panjang 2 cm yang disedia-
kan dengan tabung hisap, setelahnya sampel
langsung diambil dari rongga mulut.
- Sampel dianalisis menggunakan PEP-test segera
setelah pengumpulan sampel untuk menghindari
kerusakan spesimen.
- Setiap sampel disentrifugasi pada 400 rpm
selama 5 menit pada suhu kamar normal.
- Kemudian 80 µL supernatant dikumpulkan dan
ditambahkan ke 240 µL migration buffer kemu-
dian dicampur untuk 10 s: 80 µL campuran ini
dikloning ke sumur Perangkat Aliran Lateral
Pep-test. Setelah 15 menit hasilnya akan keluar.
Lechien et al12 RSA merupakan kuesioner yang memiliki 16 poin Jika RSA >14 maka dianggap
(Belgia/2020)/ yang dibagi tiga bagian yaitu rongga mulut, faring positif kemungkinan RLF.
106 pasien pria dan wanita dan laring. Jika ditemukan granuloma lipat vokal,
dewasa/ keratosis atau ulserasi, maka masing-masing di-
Reflux Sign Assessment tambahkan 2 skor yang dapat menjadi pertim-
(RSA) bangan dalam item terakhir skor, yang jika
Rompas, Mengko, Palandeng: Pendekatan diagnostik … 461
Pemeriksaan fisik diawali dengan pasien. Dasar pemeriksaan ini tidak berbeda
memeriksa tanda-tanda vital yang terdiri dengan dasar pemeriksaan RLF yang lain,
dari pemeriksaan tekanan darah, pernapas- yaitu jika ditemukan pasien dengan keluhan
an, nadi, suhu, berat badan dan tinggi badan, di tenggorok seperti disfonia, throat
kemudian, dilanjutkan melihat keadaan clearing, sensasi globus, batuk kronis, post-
umum pasien. Selanjutnya dilakukan peme- nasal drip, serta disfagia. Jika dalam peme-
riksaan dengan menggunakan alat laringo- riksaan ini skor pasien lebih dari 15 maka
skopi indirek untuk mengetahui adanya dianggap pasien terindikasi RLF. Pemerik-
mukosa laring hiperemis, edema eritenoid, saan ini memiliki sensitifitas 78,4% dan
adanya secret, dan plika vokalis terlihat spesifitas 95,4%.19
edema.8 Salivary specimen collection and sali-
Untuk pemeriksaan pH-monitoring, saat vary pepsin concentration estimation atau
ini pemantauan PH kerongkongan ambulasi biasa disingkat dengan PEP-test merupakan
tersedia dalam dua bentuk: sistem peman- pemeriksaan yang bertujuan untuk mende-
tauan pH berbasis kateter dan sistem pH teksi pepsin dalam saliva. Pemeriksaan ini
nirkabel. Sistem pH nirkabel merupakan didasarkan pada reaksi imunohistokimia
teknologi pemantauan pH bebas kateter (reaksi antibodi-antibodi) menggunakan
yang bekerja melalui kapsul diposisikan antibodi anti-pepsin monoklonal (garis T
secara transoral yang melekat pada kerong- mengungkapkan kehadiran pepsin). Selain
kongan distal, dan mengirimkan pembacaan itu, sistem ini melibatkan kontrol reaksi inti
pH kerongkongan ke penerima eksternal yang berguna untuk memperkirakan integri-
melalui telemetri. Dibandingkan dengan tas sistem (garis C). Tes ini valid ketika
sistem berbasis kateter konvensional, sistem mendapatkan reaksi yang terkait dengan
pH nirkabel lebih baik ditoleransi oleh kontrol internal (IC, garis C). Keberadaan
pasien, memungkinkan pemantauan selama garis T menunjukkan bahwa pepsin terdapat
periode yang lama (hingga 96 jam), dan dalam sampel yang diuji dan selanjutnya
meningkatkan akurasi hasil diagnostik intensitas garis T berbanding lurus dengan
paparan asam kerongkongan yang abnor- kuantitas pepsin.11 Pada pemeriksaan PEP-
mal.16 Peristiwa refluks diidentifikasi test juga dapat digunakan alat PEP-test
sebagai asam ketika pH <4 dan asam lemah cube. Alat ini adalah perangkat aliran lateral
ketika pH >4 dengan penurunan cepat elektronik kecil yang menampilkan hasil
terkait dalam intraluminal impedansi ber- pepsin analisis konsentrasi dalam cairan
kembang secara proksimal. Peristiwa gas yang berbeda langsung dalam ng/mL hanya
diidentifikasi ketika impedansi meningkat di dalam beberapa detik.11 Pemeriksaan PEP-
semua saluran, dan peristiwa gas/cair ketika test ini memiliki sensitifitas dan spesifitas
terdapat kombinasi dari keduanya. Sensiti- 87%.20
vitas dan spesifitas dari pemeriksaan pH Pemeriksaan reflux sign assessment
monitoring ialah 96% dan 100%.17 (RSA) dikembangkan untuk diagnosis dan
Indikasi pemeriksaan skor temuan tindak lanjut pasien RLF yang dicurigai atau
refluks (STR) yaitu pada pasien dengan yang memiliki diagnosis oleh pemeriksaan
keluhan pada bagian tenggorok, seperti pH. Pemeriksaan RSA terdiri dari tanda,
keluhan perubahan suara dan kliring sistem penilaian, dan presentasi. Dengan
tenggorok yang konstan.1 Temuan dari hasil pemeriksaan ini, sistem penilaian yang
kuesioner RFS ini kemudian dinilai sesuai mengklasifikasikan tanda-tanda sebagai
skornya. Jika skor yang ditemukan lebih dari "ringan," "sedang," atau "parah" dihindari
7 diduga pasien positif RLF. Pemeriksaan demi sistem penilaian yang deskriptif sebisa
ini memiliki sensitifitas 87,8% dan spesi- mungkin. Jika nilai skor dari pemeriksaan
fitas 37,5%.18 ini melebihi 14 maka dianggap pasien
Pemeriksaan skor gejala refluks (SGR) terindikasi RLF. Pemeriksaan ini memiliki
terdapat dalam bentuk kuesioner yang sensitifitas dan spesifitas 89,1% dan
nantinya akan dilengkapi sendiri oleh 95,2%.21
Rompas, Mengko, Palandeng: Pendekatan diagnostik … 463
Pemeriksaan reflux symptom score 20% pompa proton baru disintesis selama
(RSS) dikembangkan untuk diagnosis dan periode 24 jam dengan sintesis pompa yang
tindak lanjut pasien yang dicurigai RLF atau lebih besar di malam hari daripada siang
yang memiliki diagnosis oleh pemeriksaan hari. Penambahan waktu tidur tidak akan
pH. Pemeriksaan RSS terdiri dari tanda, menambah penghambatan terobosan asam,
sistem penilaian, dan presentasi dengan karena obat akan menghilang pada saat
sensitifitas dan spesifitas 94,5% dan sekresi asam terjadi pada malam hari.
81,0%.5,13 Diasumsikan sekitar 70% dari pompa aktif
Pemeriksaan immunohistochemistry pada saat sarapan PPI diberikan 30-60 menit
(IHC) dilakukan dengan cara pertama-tama sebelumnya sehingga penghambatan keada-
biopsi bagian yang akan menjadi sampel an stabil pada dosis sekali sehari ialah
untuk diperiksa (dalam hal ini yaitu sekitar 66% dari hasil asam maksimal.
leukoplakia plika vokalis). Hasil dari peme- Dengan kata lain, meningkatkan dosis
riksaan ini yaitu jika ditemukan pepsin dari hampir tidak berpengaruh setelah dosis
hasil biopsi maka pemeriksaan dinyatakan optimal tercapai. Namun, meningkatkan
positif sehingga pemeriksaan imunohisto- frekuensi dosis memang memiliki beberapa
kimia dapat menjadi biomarker RLF.14 efek; dosis pagi dan dosis malam sebelum
Sensitifitas dari pemeriksaan ini yaitu makan menghasilkan sekitar 80% pengham-
97,1% dengan spesifitas 74,4%.22. Dengan batan hasil asam maksimal.23
interpretasi kepositifan sel dicetak sebagai Penambahan prokinetik terhadap PPI
berikut: <25% kepositifan =1; 25%-50% masih kontroversial. Beberapa studi mela-
kepositifan =2; 51%-75% kepositifan =3; porkan bukti tentang keunggulan kombinasi
>75% kepositifan =4.17 Pemeriksaan fiber- PPI dan prokinetik terhadap PPI saja.
optic laryngoscopy (FOL) bertujuan untuk Demikian pula beberapa penelitian uji coba
melihat dan menilai secara langsung gejala- acak menyarankan bahwa penambahan
gejala yang ditemukan pada pasien dan prokinetik ke PPI akan dikaitkan dengan
hasilnya dapat didokumentasikan dalam peningkatan gejala yang lebih baik.23
pemeriksaan STR. Sensitifitas dan spesifitas Alginate bekerja dnegan membentuk
pemeriksaan ini ialah 69,2% dan 98,4%.15 ‘rakit’ yang mengambang di atas isi
lambung yang dapat dipertahankan di dalam
Pemberian terapi pada refluks laring perut hingga 4 jam. Sebuah studi membukti-
faring kan bahwa panjang rantai polimer dan
Terapi pada refluks laring faring meli- kelompok yang dapat diionisasi berperan
puti pemberian proton pump inhibitor (PPI), menyediakan biofilm pelindung pada muko-
prokinetik, alginate, serta perubahan pola sa kerongkongan dan saluran aerodigestif
makan dan perilaku. atas. Dalam sebuah penelitian ditunjukkan
Proton pump inhibitor (PPI) mengu- bahwa keunggulan alginate atas plasebo
rangi sekresi lambung H+ melalui berikatan dalam pengobatan pasien RLF. Perawatan
secara kovalen dengan H+/K+ATP. PPI berdasarkan penggunaan alginate tunggal
meningkatkan pH droplet gas refluks dan cukup kompetitif dengan perawatan yang
membatasi aktivitas ekstrasel pepsin pada menggabungkan PPI dan alginate.23
jaringan saluran cerna atas. Namun, dari Perubahan pola makan dan perilaku
sudut pandang patofisiologi, PPI tidak ber- tetap menjadi langkah terapeutik pertama
dampak pada aktivitas intrasel pepsin dan pada perawatan pasien dengan RLF. Selain
memiliki dampak rendah pada aktivitas itu, pengobatan ini merupakan pengobatan
garam empedu tripsin yang dapat melukai empiris hemat biaya yang terbaik untuk
mukosa laringofaringeal. PPI memiliki pasien dengan RLF. Pasien yang taat mela-
short half-life yaitu 90 menit dengan dosis kukan diet dan perubahan perilaku memiliki
oral 20 mg dan menghambat 70% pompa gejala yang lebih baik daripada yang tidak
enzim. Penghambatan sekresi asam lam- melakukan diet. Penelitian terbaru menun-
bung berlangsung sekitar 24 jam. Sekitar jukkan bahwa diet yang dilakukan dengan
464 e-CliniC, Volume 9, Nomor 2, Juli-Desember 2021, hlm. 457-465
baik dapat seefisien pengobatan PPI. Diet 5. Patel DA, Blanco M, Vaezi MF. Laryngeal
alkali, diet protein, diet rendah lemak, dan disorder: perspective and common
diet rendah asam sangat efektif karena jenis practice of the general gastroentero-
makanan ini dicerna dengan baik, dan juga logist. Gastroentrol Hepatol (NY). 2018;
14(9):512-20.
dapat mengurangi relaksasi sfingter
6. Zhang C, Hu ZW, Yan C, Wu Q, Wu JM, Du
esogfagus.23 X, et al. Nissen fundoplication vs proton
pump inhibitors for laryngopharyngeal
SIMPULAN reflux based on pH-monitoring and
Pendekatan diagnosis refluks laring symptom-scale. World J Gastroenterol.
faring dapat dilakukan melalui beberapa 2017;23(19):3546-55.
pemeriksaan, yaitu: anamnesis, pemerik- 7. Wu W, Li L, Qu C, Wang M, Liang S, Gao X,
saan fisik, pH-monitoring, skor temuan et al. Reflux finding score is associated
refluks, skor gejala refluks, PEP-test, reflux with gastroesophageal flap valve status
sign assessment, reflux symptom score, in patients with laryngopharyngeal
imunohistokimia dan fiber-optic laryngo- reflux disease: a retrospective study. Sci
scopy. Pemeriksaan menggunakan skor Rep [Internet]. 2019;9(1):5-10. Avai-
lable from: http://dx.doi.org/10.1038/
gejala refluks (SGR) dianggap sebagai salah s41598-019-52349-5
satu pemeriksaan yang mudah untuk 8. Aulia W. Refluks laringofaring. Scripta Score
dilakukan dan dinilai. Sci Med J. 2020;2(1):64-7.
9. Plocek A, Gębora-Kowalska B, Białek J,
Konflik Kepentingan Fendler W, Toporowska-Kowalska E.
Penulis menyatakan tidak terdapat Esophageal impedance-pH monitoring
konflik kepentingan dalam studi ini. and pharyngeal pH monitoring in the
diagnosis of extraesophageal reflux in
DAFTAR PUSTAKA children. Gastroenterol Res Pract.
1. Kirti YK. Reflux finding score (RFS) a 2019;2019.
quantitative guide for diagnosis and 10. Yu Y, Wen S, Wang S, Shi C, Ding H, Qiu
treatment of laryngopharyngeal reflux. Z, et al. Reflux characteristics in
Indian J Otolaryngol Head Neck Surg patients with gastroesophageal reflux-
[Internet]. 2018;70(3):362-5. Available related chronic cough complicated by
from: https://doi.org/10.1007/s12070- laryngopharyngeal reflux. Ann Transl
018-1350-3 Med. 2019;7(20):529–529.
2. Kim S Il, Lechien JR, Ayad T, Jia H, Khoddami 11. Iannella G, Vicini C, Polimeni A, Greco A,
SM, Enver N, et al. Management of Gobbi R, Montevecchi F, et al.
laryngopharyngeal reflux in Asia. Clin Laryngopharyngeal reflux diagnosis in
Exp Otorhinolaryngol. 2020;13(3):299- obstructive sleep apnea patients using
307. the pepsin salivary test. Int J Environ
3. Lechien JR, Chiesa-Estomba CM, Henriquez Res Public Health. 2019;16(11):1-10.
CC, Mouawad F, Ristagno C, Barillari 12. Lechien JR, Saussez S, Muls V, Barillari
MR, et al. Laryngopharyngeal reflux, MR, Chiesa-Estomba CM, Hans S, et
gastroesophageal reflux and dental al. Laryngopharyngeal reflux: a state-
disorders: a systematic review. PLoS of-the-art algorithm management for
One [Internet]. 2020;15(8 August). primary care physicians. J Clin Med.
Available from: http://dx.doi.org/ 2020;9(11):3618.
10.1371/journal.pone.0237581 13. Lechien JR, Bobin F, Muls V, Thill MP,
4. Lechien JR, Huet K, Khalife M, Fourneau AF, Horoi M, Ostermann K, et al. Validity
Delvaux V, Piccaluga M, et al. Impact and reliability of the reflux symptom
of laryngopharyngeal reflux on sub- score. Laryngoscope. 2020;130(3):
jective and objective voice assessments: E98-107.
a prospective study. J Otolaryngol - 14. Gong X, Wang XY, Yang L, Sun MJ, Du J,
Head Neck Surg [Internet]. 2016;45(1): Zhang W. Detecting laryngo-
1-9. Available from: http://dx.doi.org/ pharyngeal reflux by immunohisto-
10.1186/s40463-016-0171-1 chemistry of pepsin in the biopsies of
Rompas, Mengko, Palandeng: Pendekatan diagnostik … 465