Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 4

Jurnal Farmasetis Volume 8 No 1, Mei 2019, Hal 21-24 p-ISSN 2252-9721

LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal e-ISSN 2549-8126

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN KEKAMBUHAN PASIEN


SKIZOFRENIA PARANOID
Mohammad Fatkhul Mubin1, Livana PH2*
1
Keperawatan Jiwa Fikkes Universitas Muhammadiyah Semarang
2
Program Studi Ners, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
*livana.ph@gmail.com

ABSTRAK
Skizofrenia merupakan gangguan psikiatri yang menimbulkan disabilitas yang cukup luas, serta
dicirikan oleh suatu siklus kekambuhan dan remisi. Kekambuhan biasa terjadi karena adanya kejadian-
kejadian buruk sebelum mereka kambuh. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan
kepatuhan minum obat dengan kekambuhan pasien skizofrenia paranoid. Penelitian dilakukan
menggunakan metode deskriptif. Sampel penelitian berjumlah 84 pasien dengan teknik purposive
sampling. Penelitian dilakukan di RSJD Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah. Hasil
penelitian di analisis menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan
yang signifikan antara kepatuhan minum obat dengan kekambuhan pasien (p-value=0,022<0,05) dengan
arah hubungan terbalik yang berarti bahwa semakin patuh pasien dalam minum obat maka dapat
menurunkan kekambuhan pasien.

Kata kunci: kepatuhan minum obat, kekambuhan, pasien skizofrenia

RELATIONSHIP OF COMPLIANCE DRINKING DRUGS WITH SKIZOFRENIA


PARANOID PATIENTS

ABSTRACT
Schizophrenia is a psychiatric disorder that causes considerable disability, and is characterized by a
cycle of recurrence and remission. Recurrence usually occurs due to bad events before they relapse.
The study aimed to determine the relationship of medication compliance with recurrence of paranoid
schizophrenia patients. The study was conducted using descriptive methods. The research sample was
84 patients with purposive sampling technique. The study was conducted at the RSJD Dr. Amino
Gondohutomo, Central Java Province. The results of the study were analyzed using frequency
distribution. The results showed that there was a significant relationship between medication adherence
and patient recurrence (p-value = 0.022 <0.05) with the direction of the inverse relationship, which
meant that the more obedient patients taking the drug could reduce patient recurrence. Patients are
expected to take medication regularly because it is proven that taking medication regularly can reduce
the recurrence rate.

Keywords: compliance with taking medication, recurrence, schizophrenic patients

PENDAHULUAN Kekambuhan adalah suatu keadaan dimana


Skizofrenia merupakan gangguan psikiatri timbulnya kembali suatu penyakit yang sudah
yang menimbulkan disabilitas yang cukup sembuh dan disebabkan oleh berbagai macam
luas, serta dicirikan oleh suatu siklus faktor penyebab (Cynthia, 2010). Prevalensi
kekambuhan dan remisi. Sampai saat ini para kekambuhan pada gangguan jiwa kronis
ahli belum mendapatkan kesepakatan tentang diperkirakan mengalami kekambuhan 50%
definisi baku dari kekambuhan skizofrenia. pada tahun pertama, dan 79% pada tahun
Insiden kambuh pasien skizofrenia sangat kedua, dan secara global angka kekambuhan
tinggi, yaitu berkisar 60%-75% setelah suatu pada pasien gangguan jiwa ini mencapai 50%
episode psikotik jika tidak diterapi (Rohrer, hingga 92% yang disebabkan karena
2007). Pasien skizofrenia yang tidak teratur ketidakpatuhan dalam berobat maupun karena
minum obat mengalami kekambuhan sebesar kurangnya dukungan dan kondisi kehidupan
74%, di antaranya memerlukan rehospitalisasi yang rentan dengan peningkatan ansietas
sebasar 71% (Robinson, 2008). (Sheewangisaw, 2012). Kekambuhan biasa
terjadi karena adanya kejadian-kejadian buruk
1
Jurnal Farmasetis Volume 8 No 1, Mei 2019, Hal 21 - 24 LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

sebelum mereka kambuh (Nadeed & Rahman, bahwa 8 dari 10 pasien yang kambuh
2012). mengalami putus obat. Berdasarkan latar
belakang tersebut, perlu dilakukan penelitian
Beberapa penyebab terjadinya kekambuhan yang bertujuan untuk mengetahui hubungan
pada pasien skizofrenia antara lain: pemberian kepatuhan minum obat dengan kekambuhan
neuroleptik, onset dan previous course pasien skizofrenia paranoid melalui penelitian
(akut/kronis, manifestasi awal, upaya bunuh kuantitatif.
diri, dan faktor presipitasi), psikopatologi (tipe
residual, gejala afektif, sindrom paranoid, METODE
halusinasi, gejala negatif), pengalaman hidup
Penelitian dilakukan menggunakan metode
(pengalaman traumatik, gangguan psikiatrik
deskriptif. Sampel penelitian berjumlah 84
dan perkembangan saat anak), social
pasien dengan teknik purposive sampling.
adjustment (status perkawinan, pekerjaan,
Penelitian dilakukan di RSJD Dr. Amino
pengalaman seksual, dan tingkat pendidikan),
Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah. Hasil
kepribadian premorbid, situasi emosi keluarga
penelitian di analisis menggunakan distribusi
(ekspresi emosi keluarga yang tinggi/rendah),
frekuensi. Analisis bivariat dilakukan untuk
faktor biologi (genetik, pria/ wanita, dan umur)
dari penderita (Ratna, 2009). mengetahui hubungan kepatuhan minum
obat dengan kekambuhan. Analisis bivariat
Penelitian yang dilakukan oleh Ratna (2009) penelitian ini menggunakan uji chi-square.
menunjukkan bahwa klien gangguan jiwa
mengalami onset kekambuhan sebanyak HASIL
55,3%. Lebih lanjut hasil penelitian Rusmiati Karakteristik pasien skizofrenia terdiri atas
(2012) bahwa klien gangguan jiwa pernah 50% laki-laki dan 50% perempuan dengan
kambuh setidaknya 1 kali sebanyak 55,3%, tingkat pendidikan 41,7% SLTP, 31% SLTA,
pasien pernah mengalami kambuh sebanyak 22,6% SD dan sisanya tidak sekolah. 71,4%
23,3%, klien mengalami frekuensi pasien berstatus belum menikah, 15,5%
kekambuhan 2 kali sampai 5 kali sebanyak menikah dan 13,1% janda/duda. 77,4% pasien
23,3%, dan klien mengalami frekuensi tidak bekerja dan sisannya bekerja swasta.
kekambuhan lebih dari 5 kali sebanyak 23,3%. Kepatuhan minum obat pasien pada saat keluar
Konsekuensi yang ditimbulkan dari RS 100% teratur, tapi setelah 8 minggu
kekambuhan klien gangguan jiwa akan kepatuhan minum obat pasien terdiri atas
berdampak pada klien tersebut maupun 65,3% teratur minum obat dan sisanya tidak
keluarga klien (Stuart, 2013). teratur. Hubungan antara kepatuhan minum
obat pasien dengan kekambuhan yang dialami
Klien yang kambuh membutuhkan waktu yang oleh pasien diukur untuk mengetahui factor
lebih lama untuk kembali pada kondisi semula yang berhubungan dengan gejala yang muncul
dan dengan kekambuhan yang berulang, atau dialami oleh pasien 8 minggu setelah
kondisi penderita bisa semakin memburuk dan keluar dari rumah sakit disajukan pada tabel 1
sulit untuk kembali ke keadaan semula (Elain, berikut ini.
2010). Hasil studi pendahuluan yang dilakukan
di RSJD Dr Amino Gondohutomo didapatkan
Tabel 1.
Analisis hubungan antara kepatuhan minum obat dengan kekambuhan pasien ( n = 84)
Variabel Koefisien Korelasi p-value
Hubungan antara kepatuhan minum obat pasien 0,527 0,000
dengan kekambuhan pasien

PEMBAHASAN pasien dalam minum obat maka dapat


Hasil uji korelasi diketahui bahwa kepatuhan menurunkan kekambuhan pasien. Menurut
minum obat pasien memiliki hubungan yang simanjuntak bahwa pasien mengalami ketidak
signifikan dengan kekambuhan pasien (p- patuhan minum obat dan Kambuh disebabkan
value=0,022<0,05) dengan arah hubungan karena adanya masalah lingkunan dan
terbalik yang berarti bahwa semakin patuh dukungan keluarga dalam merawat pasien

22
(Simanjuntak, 2008). Penelitian Kretchy pasien(Adelufosi, Adebowale, Abayomi,
mengenai “Psychological burden and Mosanya, 2012). Hasil penelitian ini juga
caregiver-reported non-adherence to didukung Dewi & Marchira (2009) tentang
psychotropic medications among patients with “Riwayat gangguan jiwa pada keluarga dengan
schizophrenia” menyimpulkan bahwa Kambuh pasien skizofrenia di RSUP Dr.
ketidakpatuhan pasien mengkonsumsi obat Sardjito Yogyakarta” yang menyimpulkan
antipsikotik berhubungan signifikan dengan bahwa terdapat hubungan antara riwayat
beban keluarga dan kecemasan keluarga keluarga dengan gangguan jiwa, umur, dan
(Kretchy, 2018). Faktor – faktor yang keteraturan minum obat dengan Kambuh
menyebabkan pasien tidak patuh minum obat pasien skizofrenia. Faktor ketidakteraturan
diantaranya adalah, dukungan dan kemampuan minum obat yang paling bermakna
keluarga dalam rehabilitasi pasien, sedikit mempengaruhi Kambuh pasien skizofrenia.
banyaknya kehidupan yang menimbulkan stres Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
dan tingkat keparahan gejala psikiatrik Amelia & Anwar (2013) tentang “Relaps pada
(Magura, Laudet, Mahmood, Rosenblum, pasien skizofrenia” yang menyimpulkan
Knight, 2002). bahwa salah satu penyebab Kambuh pada
pasien skizofrenia adalah ketidakpatuhan
Stres pasien skizofrenia juga merupakan salah pasien pada pengobatan karena efek samping
satu penyebab ketidak patuhan minum obat yang mengganggu aktivitas pasien.
pasien. Stres yang tidak dikelola dengan baik
akan menimbulkan dampak psikologis dan SIMPULAN
dapat memperburuk keadaan selama proses Ada hubungan yang signifikan antara
pemulihan pasien skizofrenia. Peningkatan kepatuhan minum obat dengan kekambuhan
kemampuan merawat keluarga karena pasien (p-value=0,022<0,05) dengan arah
pengaruh terapi psikoedukasi keluarga telah hubungan terbalik yang berarti bahwa semakin
terbukti mampu menurunkan stres pasien. patuh pasien dalam minum obat maka dapat
Stres pasien skizofrenia yang tidak dapat menurunkan kekambuhan pasien.
dikelola dengan baik dapat menjadi faktor
pemicu munculnya gejala positif skizofrenia DAFTAR PUSTAKA
atau Kambuh pasien.Penelitian yang dilakukan
Simanjuntak YP. (2008). Faktor risiko
oleh Amelia tentang “Relaps pada pasien
terjadinya relaps pada pasien skizofrenia
skizofrenia” menyimpulkan bahwa salah satu
paranoid.
penyebab Kambuh pada pasien skizofrenia
adalah stres pasien akibat faktor sosial dalam Kretchy IA, Osafo J, Agyemang SA, Appiah
keluarga atau linkungannya. Perlakuan kasar B, Nonvignon J. (2018). Psychological
dan pertengkaran yang terus menerus dengan burden and caregiver-reported non-
saudara kandung, konflik yang berkepanjangan adherence to psychotropic medications
dengan istri, dan emosi yang diekspresikan among patients with schizophrenia.
secara berlebihan yang menyebabkan pasien Psychiatry research. 2018;259:289-94.
menjadi tidak nyaman dan stres sehingga
menyebabkan kambuh( Anwar & Amelia, Magura S, Laudet AB, Mahmood D,
2013). Kondisi keluarga yang yang tidak Rosenblum A, Knight E. (2002).
kondusuf menunjukkan koping keluarga yang Adherence to medication regimens and
tidak efektif dan dapat mengakibatkan pasien participation in dual-focus self-help
stres. Koping keluarga yang tidak kondusif groups. Psychiatric Services.
membutuhkan bantuan untuk meingkatkan 2002;53(3):310-6.
kemampuan merawat pasien sebagai bagian
dari proses penyembuhan pasien. Anwar Z, Amelia DR. (2013). Relaps Pada
Pasien Skizofrenia. Jurnal Ilmiah
Penelitian yang dilakukan oleh Adelufosi Psikologi Terapan. 2013;1(1).
mengenai "Medication adherence and quality
of life among Nigerian outpatients with Adelufosi AO, Adebowale TO, Abayomi O,
schizophrenia" menunjukkan bahwa kepatuhan Mosanya JT. (2012). Medication
pasien penderita skizofrenia berpengaruh adherence and quality of life among
terhadap Kambuh dan kualitas hidup Nigerian outpatients with schizophrenia.
General hospital psychiatry. Rusmiati. (2012). Hubungan Pola komunikasi
2012;34(1):72-9 Keluarga dengan frekuensi
Kekambuhan Klien Perilaku
Stuart, G.W. (2013). Buku Saku Keperawatan
Jiwa. Edisi.5. Jakarta: EGC Kekerasan di RSJD Dr. Amini
Gondohutomo Semarang. Jurnal
Rohrer, J. (2007). Family History of mental Ilmu Keperawatan dan Kebidanan
illness and frequent mental distress Vol 1, No 1 (2012). Diakses melalui:
in community clinic patients. Journal http://ejournal.stikestelogorejo
of Evaluation in Clinical Practice, .ac.id/e-
Blackwell Publishing. journal/index.php/ilmukeperawatan/
2007;13(3):435-9 (5) article/view/61/58 pada tanggal 1
Oktober 2018
Robinson, D. (2008). Predictors of relapse
following response from first Elain, M. Edelman. (2010). Patients’
episode of schizophrenia or Perception of Family Involvement
schizoaffective disorder. Department and Its Relationship to Medication
of Psychiatry, Hillside Hospital, Adherence for Persons with
Long Island Schizophrenia and Schizoaffective
Disorders. Journal. New Jersey: The
Sheewangisaw, Z. (2012). Prevalence and State University of New Jersey.
Associated Factors of Relapse in
Patent with Schizophernia At
Amanuel Mental Specialized
Hospital. Congress on Public
Health, 1(1), 1-10

Ratna. (2009). Riwayat Gangguan Jiwa Pada


Keluarga Dengan Kekambuhan
Pasien Skizofrenia Di Rsup Dr
Sardjito Yogyakarta. Berita
Kedokteran Masyarakat Vol. 25, No.
4, Desember 2009 alaman 176 – 179
diakses malalui:
http://www.journal.ugm.ac.id/index.
php/bkm/article/view/3551 pada
tanggal 30 September 2018

Nadeed & Rahman, M. (2012). Factors


contributing the outcome of
Schizophrenia in developing and
developed countries: A brief review.
International Current Pharmateutical
Journal, 1(2), 81-85.

You might also like