Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 7

EFISIENSI BIAYA PRODUKSI TERHADAP PENDAPATAN PADA

USAHA PETERNAKAN BABI DI KECAMATAN TARERAN


KABUPATEN MINAHASA
Cost Production Efficiency On Income Pig Farming
In Tareran Minahasa District

Frankly Sundalangi, MBA

ABSTRAK

Pig farming efficiency on income cost, that is constrains in farming baside social-
economic in other, due to every livestock have the unique problem relation to increase
farming income.
The metter in research is, what does the effect of cost determinants i.e feed-price, labor-
cost and already yet efficient. The aim of research is analysis the production efficiency of
production-cost income in Tareran.
For proposed to investigate the efficiency of cost. So using mathenatical formulation
cited by Gunawan (1995) in Debertin (1986).
To follow the model analysis by t-test and degree of freedom (n-3) at α = 0,05,
summing that partially, each coefficient affected on pig-farming income significant at least
95 percent (α = 0,05). F-test result showed that collectively hing-significant on pig-farming
incame on research area.
Economically the efficiency showed the value of BFM and NPM ratio on feed-cost that
is 1,772652. BFM and NPM ratio of Labor-cost valued 4,861108; BFM and NPM ratio of
vaccine and vitamin valued that is 2,366268. These values mean that the applicable feed-
price, labor-cost, vaccine and vitamin is not efficient yet, course its value more that one.
Study’s conclusion stated that the whole of production-cost is not effient yet,
economically, so that income level was activate is not optimally, due to marginal product
value (NPM) is bigger than marginal factor value (BFM).

Key words : Cost Efficiency, Income

PENDAHULUAN Berhubungan dengan variabel yang


diukur dalam penelitian ini maka dibatasi
Biaya produksi suatu usaha ialah pada biaya variabel makanan, biaya
semua pengeluaran (pembiayaan) dari tenaga kerja dan biaya obat-obatan.
semua faktor produksi yang dibutuhkan Diambilnya ke tiga biaya variabel ini
dalam suatu kegiatan atau proses karena biaya tersebut merupakan biaya
produksi (Tohir, 1991 dan Wiryosuhanto, yang sangat mempengaruhi tingkat
1997). produksi dari ternak babi dalam hal ini
Soekarwati (1996), dalam biaya pendapatan yang diperoleh. Hal ini
produksi usaha tani diklasifikasikan sejalan dengan pendapat Aritonang
menjadi dua yaitu tidak tetap (fixed cost); (1993), produktivitas usaha peternakan
san biaya tidak tetap (variable cost). babi dipengaruhi oleh berbagai faktor
yang bersifat internal maupun iksternal.

93
EFISIENSI BIAYA PRODUKSI TERHADAP.......

Suatu usaha akan mencapai penggunaan faktor input sehingga akan


tingkat produksi tertentu jika usaha berdampak pada tingkat keuntungan
tersebut mengkombinasikan unsur-unsur yang relatif kecil. Menurut Sihombing
produksi supaya dapat mencapai tingkat (1997), biaya produksi terbesar dalam
keuntungan yang maksimum dengan usaha ternak babi adalah biaya
curahan biaya produksi yang serendah makanan mencapai 65-80 persen dari
mingkin. Menurut Soekarwati (1995), total biaya produksi.
menyatakan bahwa dalam teori ekonomi Kenyataanya akhir-akhir ini
biasanya harus mengambil dua macam semanjak krisis moneter melanda
keputusan yaitu (1) berapa output yang perekonomian Indonesia, harga bahan
harus diproduksi dan (2) berapa dan pakan ternak meningkat. Terjadinya
kombinasi yang bagaimana faktor-faktor kenaikan harga produksi tanpa di ikuti
produksi (input) dimanfaatkan. Dalam dengan keuntungan merupakan masalah
pengambilan keputusan tersebut selalu bagi peternak karena bahan input (biaya
berusaha mencapai tingkat keuntungan produksi) merupakan faktor penentu
yang maksimal. Efisiensi diartikan dalam usaha peternakan. Perubahan
sebagai tidak adanya barang yang harga faktor produksi tentunya akan
terbuang percuma atau penggunaan berdampak pada perubahan keuntungan
sumber daya ekonomi seefektif mungkin yang diterima.
untuk memenuhi kebutuhan proses Dalam usaha peternakan babi yang
produksi (Samuelson dan Nordhaus, diharapkan adalah keuntungan.
1996). Menurut Soekarwati (1993) Keuntungan tersebut adalah penerimaan
efisiensi merupakan suatu upaya dari jumlah hasil ptoduksi yang di
penggunaan input yang sekecil-kecilnya kurangi dengan biaya-biaya produksi.
untuk mendapatkan produksi yang Untuk mencapai harapan ini maka perlu
sebesar-besarnya. Menururt memperhitungkan penggunaan faktor
Kartasapoetra (1988) bahwa efisiensi produksi yang ada.
dapat dibagi menjadi efisiensi teknik, Adapun tujuan penelitian ini adalah
efisiensi harga, efisiensi ekonomis. untuk mengatahui barapa besar biaya
Biasanya penggunaan efisiensi produksi makanan, tenaga kerja dan
ekonomis sama dengan penggunaan obat/vaksin/vitamin yang dialokasikan
efisiensi harga, karena dalam oleh peternak pada usaha peternakan
menghitung efisiensi ekonomis juga babi di Kecamatan Tareran dan untuk
menggunakan variabel harga. mengatahui efisiensi penggunaan biaya
Sebagian besar masyarakat di produksi makanan, tenaga kerja dan
Kecamatan Tareran memlihara ternak obat/vaksin/vitamin terhadap
babi walaupun hanya sebagai usaha pendapatan peternak babi di Kecamatan
sembilan dan sampai saat ini usaha Tareran.
ternak babi merupakan salah satu usaha
yang diminati oleh masyarakat dengan METODE PENELITIAN
tujuan menunjang pendapatan rumah
tangga. Masalah yang sering dihadapi Penelitian ini dilaksanakan dengan
peternak adalah masalah biaya menggunakan metode survei. Teknik
produksi. Keterbatasan modal yang pengambilan data dilakukan dengan
dimiliki membuat peternak membatasi wawancara langsung kepada petani
jumlah ternak yang dipelihara dan peternak dan berpedoman pada daftar

94
pertanyaan yang disusun. Penentuan ekonomis tercapai pada saat
desa sampel dilakukan secara purposive perbandingan nilai produk marginal
sampling dengan kriteria desa yang (NPM) dan biaya faktor marginal
dimiliki populasi ternak babi sebanyak. (BFM) sama dengan satu.
Desa yang terpilih yaitu Desa
Pinapolangkow, Wiau, Lapi dan Model Analisis Data
Rumoong Atas yang dianggap dapat
mewakili Kecamatan Tareran. Analisis data yang digunakan
Penentuaan responden dilakukan dalam kajian ini menggunakan
secara simple random sampling pendekatan analisis fungsi Cobb-
sebanyak 30 peternak sebagai sampel. Douglas (Soekarwati, 1995).
Masing-masing desa diambil 50 persen Untuk mengatahui efisiensi
responden peternak babi. penggunaan biaya produksi
dipergunakan analisis efisiensi ekonomis
Definisi Variabel dan Pengukuran: dengan menggunakan persamaan
 Populasi ternak babi adalah jumlah matematis (Debertin, 1986 dalam
ternak babi yang dipelihara. Gunawan, 1995).
 Biaya Produksi yaitu semua biaya-
biaya operasional yang dilakukan HASIL DAN PEMBAHASAN
oleh peternak babi dalam kegiatan
proses produksi (Rp/Tahun) Penggunaan Biaya Produksi
 Penerimaan yaitu jumlah uang
yang diterima dari hasil penjualan Biaya produksi adalah pengeluaran
ternak babi selama setahun dari semua faktor produksi yang
dikalikan dengan harga rata-rata dibutuhkan dalam suatu kegiatan atau
penjualan (Rp/Kg/Tahun) proses produksi (Tohir 1991).
 Pendapatan yaitu selesih antara Penggunaan biaya produksi yang
penerimaan dan biaya produksi dimaksudkan dalam penelitian ini adalah
yang dikeluarkan (Rp/Tahun) pembiayaan untuk pembelian makanan
 Efisiensi Ekonomis yaitu konsep dan obat/vaksin/vitamin. Rata-rata
ukuran marginal tentang penggunaan biaya makanan, tenaga
penambahan input yang kerja dan obat/vaksin/vitamin yang
mengakibatkan penambahan dikorbankan untuk pemeliharaan ternak
output dihubungkan dengan harga babi dalam penelitian ini selengkapnya
masing-masing dalam mencapai dapat dilihat pada Tabel 1.
pendapatan optimal. Efisiensi

Tabel 1. Kompesisi Biaya Produksi Usaha Terbak Babi Dalam Satu Tahun
Biaya Produksi Jumlah (Rp) Rata-rata (Rp) Persentase
(%)
- Makanan 118.048.400 3.934.946.7 59.27
- Tenaga Kerja 70.021.000 2.334.033.3 35.16
- Vaksi/Obatan 11.082.000 369.400 5.57
Total 199.151.400 6.638.380 100

95
EFISIENSI BIAYA PRODUKSI TERHADAP.......

Tabel 1 tampak bahwa, makanan, mencampur/ memasak


penggunaan biaya makanan pada usaha makanan, memandikan ternak/ cuci
terbak babi di Kecamatan Tareran kandang dan pada saat tertentu
sebesar 59,27% dari keseluruhan biaya peternak melakukan kastrasi,
produksi yang diukur. Jika dibandingkan pengobatan, mengawinkan ternak.
dengan pendapat Aritonang (1994), Biaya obat/vaksin/vitamin diperoleh
biaya makanan mencapai 60-80% sebesar 5,57% dari keseluruhan biaya
namun dari hasil penelitian menunjukkan produksi. Apabila dibandingkan dengan
bahwa kecilnya nilai persentase biaya hasik penelitian Mingkid, (1997) hanya
makana ini dikarenakan peternak 0.60%. besarnya biaya obat/vaksin/
melakukan penghematan pembelian vitamin yang digunakan pada usaha
rasum barupa konsentrat sehingga ternak babi disebabkan peternak selalu
banyak menggunakan dedak padi, membeli obat/vaksin/vitamin sebagai
jagung dan hasil ikutan pertanian. Hal ini persiapan apabila penyakit menyerang
dapat dipahami karena jika peternak ternak babi karena dari hasil wawancara
memberikan ransum yang berkualitas ternyata para ternak masih dihantui oleh
baik sesuai kebutuhan menurut fase musim yang pernah menimpa ternak
ternak babi, maka peternak harus babi di Minahasa pada tahun 1995, yaitu
mengeluarkan biasa ransum yang cukup penyakit yang menyerang ternak babi
besar sementara peternak belum secara tiba-tiba. Sampai saat ini masih
melaksanakan sistem beternak yang terdapat beberapa penyakit yang sering
baik yang tentunya akan mengalami ditemui oleh peternak baik jenis penyakit
kerugian. ngorok, scibies, anemi dan scours.
penggunaan tenaga kerjaa berasal
dari dalam keluarga maupun diluar Analisis Efisiensi Biaya Produksi
keluarga, 25 responden penggunakan
tenaga kerja dalam keluarga dan 5 Penerimaan yang diperoleh
responden lainnya menggunakan tenaga peternak adalah produksi ternak babi
kerja luar keluarga. Biaya tenaga kerja (kilogram berat hidup) dikalikan harga
yang dibayar sesuai dengan biaya tang berat hidup yang berlaku setahun
berlaku di wilayah penelitian yaitu untuk sebelumny (saat penjualan), rata-rata
satu tenaga produkstif dibayar sebesa harga berat hidup ternak babi pada saat
Rp. 2500,-/jam kerja/orang. Biaya itu sebesar Rp 7500 per kilogram berat
tenaga kerja yang diperlukan yaitu hidup. Untuk anak babi yang berumur
35,16% dari keseluruhan biaya ptoduksi kurang lebih 2 bulan dijuak dengan
yang dihitung dalam penelitian ini (Tabel harga rata-rata sebesar Rp. 150.000 per
1). Tabel 2 menunjukkan bahwa rata- ekor. Rata-rata hasil penjualan produksi
rata jam kerja yang digunakan pada ternak babi oleh responden dapat dilihat
usaha ternak babi sebesar 2 jam 55 pada Tabel 2.
menit/hari dengan kegiatan yang
dilakukan membeli/ mencari bahan

Tabel 2. Jumlah Ternak Babi yang Terjual Selama Setahun


No Fase Ternak Babi Jantan Betina Total
(Umur) (ekor) (ekor) (ekor)
1. Starer 33 46 79
2. Grower 270 186 456

94
3. Finisher 10 34 44
Data Tabel 2 tampak bahwa, rata- Pengujian secara parsial (t-hitung)
rata jumlah pemilikian ternak babi yang dengan derajat kebebasan (n-3) pada α
terjual selama satu tahun silam (saat = 0,05 diperoleh masing-masing
penelitian) menurut fase hidup stater koefisien parameter bahwa, biaya
2,63 ekor, grower 15,20 ekor dan makanan sebesar 1,765 lebih besar nilai
finisher 1,47 ekor. Dari hasil penelitian t-signifikan sebesar 0,0891, biaya
diperoleh bahwa, sebagian responden tenaga kerja sebesar 3,270 lebih besar
menjual ternak babi berumur dua bulan nilai t-signifikan sebesar 0,0030 dan
(sesudah disapih), alasan mereka pada obat-obatan/vaksin/vitamin sebesar
dasarnya menjual ternak babi dibawah 2,416 lebih besar nilai signifikan sebesar
umur mengemukakan (2-3 bulan) karena 0,0230 (lampiran 2). Nilai-nilai tersebut
kebutuhan keluarga yang mendasak dan ternyata lebih besar dari nilai tingkat
untuk kelangsungan usaha tenak babi kepakaan (signifikan) pada α = 0,05
sesudah disapih berjumlah 10 ekor, (95%). Hal ini berarti masing-masing
maka peternak menjual sebagian ternak koefisien parameter berpengaruh nyata
babi tersebut untuk mendapatkan uang secara parsial terhadap pendapatan
sebagai modal operasional usahanya. usaha usaha tenak babi di lokasi
Untuk melihat hubungan antara penelitian.
pendapatan dengan biaya produksi yang Hasil pengujian F-hitung dari
digunakan dapat dilihat dari hasil analisis parameter yang diukur secara besama-
fungsi Cobb-Douglas. Berdasarkan hasil sama diperoleh bahwa tingkat kepekaan
analisis tersebut, maka secara mtematik (signifikan) pada α = 0,01 (99%) sebesar
dapat diformulasikan sebagai berikut: 18,42201. Nilai F-hitung tersebut
berpengaruh sangat nyata terhadap
Y = 0,02822 X10.4416 X21.0850 X30.5851 pendapatan usaha ternak babi.
Berdasarkan hasil analisis,
Hasil analisis tersebut diperoleh memperhatikan nilai koefisien
2
koefisien regresi untuk biaya makanan determinasi (R ) untuk persamaan biaya
sebesar 0,4416. Hal ini berarti jika setiap produksi usaha ternak babi sebesar
kenaikan satu persen biaya makana 0,680 atau sebesar 68%. Hal ini berarti
diharapkan akan memberikan kenaikan variasi naik turunnya tingkat pendapatan
pendapatan usaha ternak babi sebesar 68% dipengaruhi oleh biaya makanan,
0,4416%. Nilai koefisien untuk biaya tenaga kerja dan obat-
produksi tenaga kerja sebesar 1,0851. obatan/vaksin/vitamin
Hal itu berarti jika setiap kenaikan satu sedangkan 32% dipengaruhi oleh faktor
persen biaya tenaga kerja maka lain yang tidak dimasukkan dalam model
diharapkan akan memberikan kenaikan ini.
pendapatan pada usaha ternak babi
sebesar 1,0850%. Untuk koefisien biaya Analisis Efisiensi Ekonomi Biaya
produksi obat-obatan/vaksin/vitamin Produksi
sebesar 0,5851. Hal ini berarti jika biaya
obat-obatan/vaksin/vitamin bertambah Efisiensi penggunaan biaya
satu persen maka diharapkan adanya produksi secara ekonomi dapat dikaji
kenaikan pendapatan usaha ternak babi dari ratio antara NPM dan BFM.
sebesar 0,5851%. Penggunaan biaya produksi dikatakan

95
EFISIENSI BIAYA PRODUKSI TERHADAP.......

efisiensi secara ekonomi jika ratio antara


NPM dan BFM sama dengan satu Hasil analisis kombinasi optimal
(Gunawan, 1995). penggunaan biaya produksi makanan
Berdasarkan hasil analisis bahwa, sebesar 6.975.292.884, tenaga kerja
nilai ratio NPM dan BFM untuk biaya sebesar 11.345.987.820 dan obat-
produksi makanan sebesar 1,772652. obatan/vaksin/vitamin sebesar
Nilai tersebut memberikan pengertian 874.099.302. dari hasil tersebut tampak
bahwa, penggunaan biaya produksi bahwa, untuk mencapai nilai optimall
makanan pada usaha ternak babi di dalam penggunaan biaya produksi pada
Kecamatan Tareran secara ekonomi usaha pertenakan babi di Kecamatan
belum efisien. Hal ini disebabkan karena Tareran maka dilakukan perubahan
ratio antara NPM dan BFM lebih besar penggnaan biaya produksi baik
satu. makanan, tenaga kerja, obat/vaksin/
Nilai ratio NPM dan BFM untuk vitamin.
biaya produksi tenaga kerja sebesar Untuk mencapai optimalisasi
4,861108. Nilai tersebut memberikan penggunaan biaya produksi makanan
pengertian bahwa, penggunaan biaya berubah dari Rp. 3.934.946,70 menjadi
produksi tenaga kerja belum efisien Rp. 6.975.884 dengan pemeliharaan
karena nilai ratio antara NPM dan BFM ternak babi rata-rata pertahun sebesar
lebih besar satu. Nilai ratio NPM dan 579 ekor yang terdiri dari Starter (1-8
BFM untuk biaya produksi minggu) 79 ekor, Grower (3-6 bulan) 456
obat/vaksin/vitamin sebesar 2,366268. ekor dann finisher (>6 bulan) 44 ekor.
Nilai tersebut memberikan pengertian Biaya tenaga kerja dari Rp. 2.334.033,30
bahwa, penggunaan biaya produksi berubah menjadi Rp. 11.345.987.820
obat/vaksin/ vitamin belum efisien sebab per tahun. Biaya obat/vaksin/vitamin
nilainya masih lebih dari satu. Artinya berubah dari 369.400 menjadi Rp.
ratio antara NPM dan BFM lebih besar 874.009,302 pertahun. Hal ini berarti
satu. Berdasarkan analisis di atas, maka penggunaan biaya produksi pada usaha
penggunaan biaya produksi (biaya ternak babo di Kecamatan Tareran
makanan, biaya tenaga kerja dan biaya belum optimal.
obat/vaksin/vitamin) pada usaha
peternakan babi di Kecamatan Tareran KESIMPULAN DAN SARAN
belum efisien, dengan demikian
hipotesis diterima. Kesimpulan

Analisis Optimalisasi Biaya Produksi Berdasarkan hasil analisis dan


pembahasan di atas, dapat disimpulkan
Kombinasi biaya produksi yang bahwa penggunaan biaya produksi
optimal tercapai pada saat nilai NPM (biaya makanan, biaya tenaga kerja dan
dibagi dengan BFM sama dengan satu. biaya obat/vaksin/vitamin) pada usaha
Untuk mencapai kombinasi imput ternak babi di Kecamatan Tareran
optimal perlu diketahui dahulu nilai rata- belum efisien secara ekonomi sehingga
rata biaya produksi pada usaha ternak tingkat pendapatan yang diperoleh
babi yang berlaku setahun sebelum belum optimal. Hal ini disebabkan
penelitian. karena nilai produk marjinal lebih besar
dari biaya faktor marijinal.

94
Saran Repelita VII. Makalah Seminar
Kajian Kebijakan Pembangunan
Perlu diberikan pembinaan dalam Peternakan. Cisarua Bogor.
penggunaan biaya produksi dan
ketrampilan khusus cara pemeliharaan
ternak babi, agar penggunaan biaya
produksi dapat ditekan seefisien
mungkin sehingga boleh menghasilkan
produksi yang optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Aritonang D., 1994. Babi. Perencanaan


dan Pengelolaan Usaha. Penebar
Swadaya Jakarta.
Gunawan, S. 1995. Ekonomi Produksi
dan Aplikasinya. Penerbit Pionir
Jaya. Bandung.

Mingkid K. Y. K., 1997. Sripsi, Analisa


Hubungan Biaya Produksi
Dengan Pendapatan Petani
Peternak Babi Di Kecamatan
Kawangkoan Kab. Minahasa.

Samuelson, P. A., W.D. Nordhaus. 1996.


Mikroekonomi. Erlangga Jakarta
Sihombing D. T. H., 1997. Ilmu Ternak
Babi. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta.

Soekarwati., 1990. Teori Fungsi


Produksi Dengan Pokok Bahasan
Analisis Fungsi Cobb-Douglas.
Rajawali. Jakarta
Soekarwati A., 1993. Prinsip Dasar
Ekonomi Pertanian. PT Raja
Grafindo Persada. Jakarta

Tohit J., 1991. Seuntai Pengatahuan


Tentang Usaha Tani Indonesia.
PT Bina Aksara. Jakarta

Wiryosuhanto Sri D. 1997.


Pembangunan Peternakan

95

You might also like