Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 4

Azzahrah Amalia

F44170091

Webinar ISCEE 2020 Presentation Materials Review


Azzahrah Amalia – F44170091

ISCEE DAY 1
Keynote Speech : Soil Improvement Technique for Liquifaction Prevention (Prof. Hideaki
Yasuhara - Ehime University)

Biogrouting: Biogrout is a new ground improvement method based on microbially induced


precipitation of calcium carbonate (MICP). When supplied with suitable substrates, micro-
organisms can catalyze biochemical conversions in the subsurface resulting in precipitation of
inorganic minerals, which change the mechanical soil properties.

Biogrouting itself is exposed like this:

Urea + Urease -> CO2

CO32- + Ca2+

Calcite Precipitated

Cohesion Enhanced

Soil Strengthened

The properties of adding CACO3 and adding UCS, Permeability Decrease; Time Increas ,
Permeability Decrease; Injection Number Increase; Permeability Decrease; CACO3

Biogrout itself got these properties: Low Viscosity, Spheres improved by the grout.
Diameter may be 1-2m, Can be done under existing structures
Distribution of Biogrout
- 1-D flow test -> sandy soil (Injectivity of urea and Ca should be ok)
- Changes of temperature
o Room Temperature (23,5°C, not uniformed calcite precipitation ratio (calcite
distribution) )
o 5°C -> Uniformed

Conclusion of this findings: Temperature is a very important factor to help improve the sandy
soil condition on real actual site

- Drum Can Test Procedure


o Inject
o 0,5 – 2 hours of waiting
o Hammers sampling tube
Azzahrah Amalia
F44170091

o Seal removed after 24 hours


Numerical simulations of this findings can predict behaviour on real actual site

ISCEE DAY 2
Parallel Session
Keynote Speech : Development of Smoothed Particle Hydrodynamics (SPH) Method to Model
the Interaction of Sand and Water During Liquefaction with Bingham Fluid Model (H
Mahardima).

Pada September 2018, sebuah gempat dengan magnitude 7,8 SR terjadi di Palu, dan terjadi
likuifaksi. Deformasi lateral yang besar terjadi kurang lebih 500 m di Lolu. FEM modeling tidak terlalu
akurat untuk deformasi yang besar sehingga digunakan SPH untuk penelitian. Tujuan dari penelitian adalah
untuk memodelkan dan menganalisis hubungan antara tanah dan partikel air, berdasarkan pergerakan
partikel, ketebalan, tekanan, gaya dalam, dan gaya luar. Gambar 7 menunjukkan perbandingan metode FEM
dan SPH. Metode yang digunakan dalam penelitian diawali dengan mengindentifikasi material dan sifat
numerik, menggabungkan persamaan viskositas ekuivalen ke dalam program, membuat simulasi #1 yaitu
analisis kepekaan, membuat simulasi #2 yaitu analisis dimensi, dan menganalisis perilaku partikel. Massa
jenis pasir yang digunakan dalam penelitian berkisar antara 1500 kg/m2 – 1800 kg/m2 . Partikel pasir yang
digunakan padat dan bergerak ke bagian bawah kontainer, serta partikel air melonjak ke atas.

Gambar 1 Perbandingan FEM dengan SPH

Hasil analisis kepekaan berdasarkan variasi viskositas awal digunakan viskositas awal sebesar 1
Pa.s. Semakin meningkatnya nilai viskositas awal, partikel bergerak lebih lambat. Hasil analisis kepekaan
berdasarkan variasi volume partikel digunakan volume pasir sebesar 0,000420 m3 dan volume air sebesar
0,000074 m3 . Volume partikel sangat sensitif terhadap hasil karena volume berbanding lurus dengan gaya
dalam. Hasil analisis kepekaan berdasarkan tegangan permukaan digunakan nilai sebesar 0 N/m karena
ketika meningkatkan nilai tegangan permukaan, partikel cenderung bergerak secara sporadis menjauh dari
satu sama lain. Hasil analisis kepekaan berdasarkan variasi laju regangan geser digunakan nilai sebesar 0,7
s-1 . Laju regangan geser tidak memiliki efek yang besar terhadap percepatan partikel. Analisis dimensi
menggunakan nilai sebesar 0,1 x 0,1 x 0,1 m3 .

Keynote Speech : Analysis of Liquefaction Potential in Lolu Village, Palu Using SPT Method and
Laboratory Test of Grain Size Distribution (Rahayu – Universitas Indonesia)
Azzahrah Amalia
F44170091

Likuifaksi mentransformasi material granular dari keadaan padat menjadi keadaan cair
disebabkan oleh meningkatnya tekanan pori dan kehilangan gaya yang signifikan. Faktor utama penyebab
likuifaksi adalah beban siklik. Metode penelitian yang digunakan di lapang adalah melakukan tes di
lapangan (Standard Penetration Test), mengumpulkan N-SPT data dari 5 titik, dan menganalisis
menggunakan persamaan yang dikembangkan oleh I. M. Idriss dan R. W. Boulanger (2008). Metode
penelitian di laboratorium adalah deep boring pada titik Boreholes-2 dan Boreholes-4, sieve analysis
mengacu pada ASTM D 6913-04, hydrometer test mengacu pada ASTM D421, ASTM D422, AASHTO
T88, dan SNI 3424:2008, grain size distribution, dan analysis of liquefaction potential. Titik dari area
penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Titik area penelitian


Hasil SPT untuk semua lubang bor dapat dilihat pada Gambar 9. Nilai CSR cenderung stagnan
pada setiap lubang bor dan kedalaman. Nilai CRR relatif beragam, didominasi oleh kisaran 0,1 sampai 0,2.
Hasil SPT menunjukkan nilai safety factor (SF) berkisar antara 0,3 sampai 1. Kriteria nilai SF 1
menunjukkan tidak ada likuifaksi. Analisis dari distribusi ukuran butir pada lubang bor 02 menunjukkan
kemungkinan yang sangat tinggi untuk terjadi likuifaksi. Kandungan pasir pada lubang bor 02 di kedalaman
0 – 6 m berkisar 69 – 87%. Analisis dari distribusi ukuran butir pada lubang bor 04 menunjukkan
kemungkinan yang sangat tinggi untuk terjadi likuifaksi. Kandungan pasir pada lubang bor 04 di kedalaman
0 – 6 m berkisar 56 – 82%. Hasil analisis distribusi ukuran butir pada lubang bor 02 dapat dilihat pada
Gambar 3, sedangkan pada lubang bor 04 dapat dilihat pada Gambar .

Gambar 3 Analisis distribusi ukuran butir lubang bor 02


Azzahrah Amalia
F44170091

Gambar 4 Analisis distribusi ukuran butir lubang bor 04


Dari penelitian dapat diketahui, bahwa likuifaksi dapat ditemukan pada kedalaman berkisar antara
0 – 19 m dan nilai N-SPT berkisar antara 0 – 25 pukulan di mana nilai tersebut menghasilkan SF kurang
dari 1. Tanah berpasir merupakan tipe tanah yang memiliki potensi untuk mengalami likuifaksi. Persentase
tanah berpasir memiliki nilai lebih besar dari 56%. Berdasarkan diagram dari Tsuchida, tanah pada
kedalaman dangkal mempunyai potensi yang lebih besar untuk mengalami likuifaksi daripada kedalaman
yang lebih dalam. Hasil dari penelitian ini dapat berguna untuk mitigasi likuifaksi di area dengan
karakteristik yang serupa.

You might also like