Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

PUSAT KEBUDAYAAN JEPANG DI PEKANBARU DENGAN PENERAPAN PRINSIP

DESAIN KENZO TANGE

Lulu Karissa 1), Pedia Aldy 2), Mira Dharma S 3)


1)
Mahasiswa Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Riau
2) 3)
Dosen Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Riau
Kampus Binawidya Jl. HR. Soebrantas
KM 12.5 Pekanbaru Kode Pos 28293
email: lulukarissa@gmail.com

ABSTRACT
Culture is a comprehensive lifestyle that is complex, abstract and broad. Along with the globalization,
many cultures from other countries are entering and growing in Indonesia. One of the cultures that
attract and take interest of Indonesians is Japanese Culture. Japanese culture has spread all over the
world including Indonesia. Lots of Indonesians are interested in applying Japanese culture with the
aim to become a better person. Japanese culture has been known at every point of the city in Indonesia
including Pekanbaru. Activities related to Japanese culture are often held in Pekanbaru. In order to
accommodate the enthusiasm of people who want to know and learn about Japanese culture, a
particular place is needed to accommodate the cultural activities. The Japanese Cultural Center
building is an activity center that specifically into Japanese culture to give insight, educative,
recreational and as symbol to strengthen Indonesia-Japan bilateral Relations, and as a recreational
function. The design of this building will apply a theme derived from the design principles of a
Japanese architect Kenzo Tange, to create Japanese atmosphere in the building. Kenzo Tange has
the characteristics of modernism and keeps showing Japanese architecture in its design. Based on
the function and theme of building design, came up a concept of "Tranquility through Simplicity and
Beauty". With simple placement and taking the natural element as a form of beauty, it can offer a
calm feeling. The concept accompanies the design process so that it can create a building that is met
with the expectation of Japanese culture lovers in Pekanbaru.

Keywords: Cultural Center, Japan, Kenzo Tange

1. PENDAHULUAN membangun kepribadian yang lebih baik lagi.


Jepang merupakan negara di kawasan Festival Budaya Jepang sudah tersebar sangat
Asia yang berkembang dengan sangat cepat. luas di Indonesia, seringkali masyarakat di
Memiliki hubungan internasional dengan Indonesia membuat event tersebut di berbagai
negara tersebut dapat meningkatkan kualitas daerah, termasuk Pekanbaru. Hanya saja di
dan kuantitas di berbagai bidang. Indonesia Pekanbaru belum ada tempat untuk mewadahi
telah menjalin kerjasama dengan Jepang sejak pusat kegiatan tersebut. Untuk itulah
tahun 1958. Berbagai sektor kerjasama telah diperlukan Pusat Kebudayaan Jepang yang
dijalankan Indonesia dan Jepang baik di dapat dijadikan sebagai wadah berupa pusat
bidang ekonomi, pendidikan, perdagangan seluruh kegiatan yang berhubungan dengan
bahkan budaya. Oleh karena itu, Jepang adalah Jepang.
salah satu negara yang penting bagi Indonesia. Pusat Kebudayaan Jepang adalah sebuah
Hubungan yang berjalan dengan sangat baik tempat yang berkonsentrasi pada budaya
dapat dilihat dengan adanya pertukaran budaya Jepang. Bertujuan untuk meningkatkan
yang sering dilakukan antara kedua negara kerjasama internasional terutama dalam
tersebut. bidang pendidikan, kesenian, sastra, film, serta
Budaya Jepang telah tersebar di seluruh bidang-bidang kebudayaan lainnya. Bangunan
dunia termasuk Indonesia. Banyak sekali ini juga menyediakan Perpustakaan yang berisi
warga Indonesia yang tertarik untuk buku-buku bahasa Jepang dengan koleksi yang
menerapkan budaya Jepang dengan tujuan meliputi bidang bahasa, linguistik, pengajaran,
Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 1
kumpulan soal ujian bahasa Jepang dan lain- 1. Menerapkan kebutuhan ruang sesuai
lain. fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan pada
Pusat Kebudayaan Jepang.
Pada saat ini, hampir keseluruhan 2. Menerapkan prinsip desain Kenzo Tange
bangunan menerapkan arsitektur pada zaman pada Pusat Kebudayaan Jepang sehingga
sekarang. Bangunan Pusat Kebudayaan Jepang dapat menciptakan suasana Jepang itu
ini akan menampilkan beberapa karakter dari sendiri
arsitektur Jepang itu sendiri. Tentunya karakter 3. Menerapkan konsep perancangan pada
dari Arsitektur Jepang akan membantu untuk bangunan Pusat Kebudayaan Jepang
menonjolkan fungsi pada bangunan Pusat
Kebudayaan Jepang, secara tidak langsung 2. TINJAUAN TEMA RANCANGAN
akan tercipta suasana dari negeri sakura Karya arsitektur Kenzo Tange berpegang
tersebut. teguh pada pola perpaduan antara gaya
tradisional dan modern. Kenzo Tange tidak
Salah satu arsitek Jepang yang selalu
setuju pada pandangan yang menganggap
memperlihatkan khas arsitektur Jepang di
arsitektur sebagai mode, sehingga ia memiliki
dalam desainnya adalah Kenzo Tange. Dengan
semacam siklus dan mengabaikan fungsi.
menerapkan prinsip desain dari Kenzo Tange,
Menurutnya juga, walaupun ada kemiripan,
maka akan terlihat suasana Jepang pada
namun perbedaannya sungguh banyak. Ini
bangunan. Kenzo Tange memiliki ciri
dapat dilihat dari kurun waktu untuk adanya
modernism dengan upaya tetap
perubahan trend, bila untuk mode apalagi
memperlihatkan arsitektur Jepang di dalam
fashion cukup dalam waktu setahun sudah
goresan desainnya. Meskipun tidak
mengalami suatu perubahan, tetapi untuk
sepenuhnya mengikuti dari arsitektur Jepang,
arsitektur mungkin butuh waktu 50-100
setidaknya terlihat ciri-ciri dari arsitektur
tahunan untuk mengalami perubahan. Lalu
Jepang itu sendiri.
dalam perkembangannya, pandangan Kenzo
Kenzo Tange memiliki prinsip Tange mengenai Changing Society (perubahan
perancangan yang menarik, yaitu masyarakat) patut disimak, karena ia sendiri
penggabungan antara struktur modern yaitu juga mengalami suatu proses perubahan, baik
menggunakan beton bertulang exposed dengan dalam pola pikir maupun karya-karyanya yang
tradisional yang juga masih menggunakan menggabungkan pola-pola tradisonal yang
bahan dari kayu, yang kemudian hasilnya dipengaruhi oleh gaya-gaya bangunan suci
menjadi lebih berkesan mewah dan elegan. Shinto (ajaran agama asli Jepang yang
Kenzo Tange juga menggunakan aspek mengedepankan kedekatan terhadap alam) dan
tradisionalnya yang cukup menonjol. Begitu Budha, yang mengacu pada bangunan
pula dengan bangunan Pusat Kebudayaan sederhana dengan gaya-gaya modern yang
Jepang ini nantinya, perancangan arsitektur didominasi oleh para arsitek Eropa Barat yang
modern dengan menyisipkan khas tradisional pada akhirnya menjadikan Kenzo Tange
Jepang. sangat populer di kalangan dunia arsitektur.
(Sigalingging, 2008)
Adapun yang menjadi permasalahan yang Kenzo Tange yang memiliki konsep
akan dikaji adalah sebagai berikut: perancangan yang menarik, yaitu
1. Apa saja fasilitas-fasilitas yang terdapat penggabungan antara struktur modern
pada Pusat Kebudayaan Jepang? menggunakan beton bertulang exposed dengan
2. Bagaimana menerapkan prinsip desain tradisional yang juga masih menggunakan
Kenzo Tange pada fungsi rancangan? bahan dari kayu, yang kemudian hasilnya
3. Bagaimana menerapkan konsep menjadi lebih berkesan mewah dan elegan.
perancangan untuk bangunan tersebut? Kenzo Tange juga menggunakan aspek
tradisionalnya yang cukup menonjol,
Berdasarkan permasalahan tersebut diantaranya: bentuk unit, tata unit, penonjolan
didapatlah tujuan sebagai berikut :

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 2


elemen bangunan, dan sebagainya (Sumalyo, luas sebagai “sentuhan khas” Jepang.
1996: 416). Karakter-karakter budaya Jepang yang unik
Rancangan Kenzo Tange terutama pada dituangkan dalam setiap bangunan membuat
penonjolan struktur dan kontruksi hingga bangunan di Jepang tak kalah dengan
menjadi elemen dekorasi memperindah bangunan-bangunan yang ada di luar Jepang,
bangunan, yang merupakan ciri khas seperti cara pemikiran arsitektur desain Kenzo
desainnya. Hal yang menjadi prinsip dalam Tange sebagai berikut:
arsitektur Jepang tersebut terungkap dalam
balok dan kolom diperlakukan dan diekspos
seperti dari kayu. Ujung-ujung dari balok
induk dan balok anak ditonjolkan di bawah
pelat lantai koridor luar yang disangganya,
seperti usuk yang menonjol berderet di bawah
atap pada rumah tradisional Jepang.
Permukaan kolom dan balok beton dibiarkan
tidak halus seperti bentuk cetakannya yang Gambar 1 Bagan konsep pemikiran Kenzo Tange
bergaris-garis dari kayu, motif tersebut juga Sumber: Sery Sigalingging, 2008
ada pada kuil Shinto (Sigalingging, 2008).
Pada bagan di atas dapat dilihat, bahwa
Penonjolan elemen kontruksi beton Kenzo Tange mengespresikan karyanya
bertulang disusun dalam bentuk dan karakter dengan cara merancang bangunannya dengan
kontruksi kayu. Alasan kayu dijadikan sebagai penggabungan arsitektur tradisional dan
bahan kontruksi bangunan adalah karena kayu arsitektur modern, sehingga menghasilkan
memiliki nilai kelenturan yang tinggi, mudah arsitektur yang memiliki nilai yang indah.
dibentuk, dan ringan. Oleh karena itu, dengan Pertian umum ekspresi sering dikaitkan
menggunakan kontruksi kayu, maka akan dengan gaya. Seperti ketika ada ungkapan
terkesan hangat, lunak, alamiah, dan bahwa sebuah hasil perwujudan “mempunyai
menyegarkan. Rancangan Kenzo Tange juga gaya”, hal ini berarti bahwa hasil perwujudan
memiliki nilai kesederhanaan, yang juga tersebut telah mengalami pembaharuan oleh
diambil dari arsitektur Kuil Buddha. Pada pelaku perwujudan secara “ekspresif”. Gaya
bangunan Kuil Buddha berdampingan dekat dalam hal ini sama artinya dengan kualitas
dengan alam, sehingga membuat bangunan ini artistik dan teknik maupun nilai ekspresi.
kelihatan sederhana, namun memiliki nilai Kualitas artistik dan teknik yang membuat
keindahan. Perpaduan arsitektur tradisional hasil perwujudan menjadi sempurna dapat
dan modern dituangkan dalam karya Kenzo dibatasi sebagai kelayakan artistik dan teknik
Tange (Sigalingging, 2008). yang murni dan hal itu akan muncul apabila
pelaku perwujudan mengekspresikan emosi
Dalam bangunan karya Tange, ia atau feeling-nya melalui bentuk artistik dan
menuangkan ciri arsitektur Jepang, antara lain teknik yang ditimbulkan oleh medianya. Hasil
dalam bentuk kepolosan bidang-bidang, tanpa perwujudan yang dibaharui tanpa ekspresi
hiasan selain garis-garis tegak datar terbentuk akan kehilangan kualitas atau kelaikan artistik
oleh kerangka, kolom dan balok yang menjadi dan tekniknya. (Sigalingging, 2008).
kerangka dari bidang. Dari berbagai penjelasan di atas, maka
Ditinjau dari aspek arsitektur tradisional, prinsip desain Kenzo Tange dapat
Kenzo Tange memperlihatkan kepekaannya dikelompokkan sebagai berikut:
terhadap arsitektur bangsanya. Tange 1. Penerapan konsep modern kubisme
memperlihatkan kepekaan serta kemampuan (cubism)
besarnya dalam menciptakan bentuk dan - Berdenah segi empat
proporsi. Selain itu Tange telah - Beratap datar
memperlihatkan bagaimana menuangkan 2. Penggunaan material fabrikasi pada
karakter arsitektur Jepang, kemudian dikenal struktur

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 3


- Prinsip struktur menggunakan material A. Survei
beton bertulang exposed pada kolom Untuk tahap awal dari perancangan Pusat
dan balok Kebudayaan Jepang adalah melakukan survey
- Material dibiarkan kasar agar tampak terlebih dahulu terkait fungsi dan lokasi
alami perancangan yang telah ditentukan.
3. Menggunakan permainan bangunan B. Analisis Site
geometri sederhana Setelah menentukan lokasi perancangan,
4. Menuangkan ciri arsitektur Jepang dalam Analisis site merupakan tindakan yang wajib
bentuk kepolosan bidang-bidang, tanpa dilakukan. Analisis site merupakan Analisis
hiasan selain garis-garis tegak datar beberapa karakter-karakter yang dimilki oleh
terbentuk oleh kerangka, kolom dan balok lokasi terpilih untuk dijadikan lahan. Analisis
yang menjadi kerangka dari bidang ini bertujuan untuk memudahkan dalam
5. Penggunaan bidang kaca sebagai penyatu menentukan pemilihan tapak, peletakan objek
ruang luar dan dalam lapangan, Analisis aktifitas kegiatan, kondisi
dan pontensi lahan, peraturan, sarana, orientasi
serta pemandagan dan sirkulasi pengguna.
3. METODE PERANCANGAN C. Analisis Fungsi
A. Paradigma Analisis fungsi bangunan dalam tahap
Perancangan Pusat Kebudayaan Jepang perancangan dilakukan untuk mengetahui
memerlukan landasan konseptual. Landasan kegiatan apa saja yang akan dilakukan. Dengan
konseptual tersebut akan melandasi mengetahui bermacam kegiatan yang akan
perancangan fisik bangunan. Perancangan dilakukan dalam Pusat Kebudayaan Jepang,
Pusat Kebudayaan Jepang ini akan kita dapat menentukan hal-hal apa saja yang
menerapkan prinsip desain dari arsitek Kenzo dibutuhkan dalam perancangan termasuk siapa
Tange. Kenzo Tange memiliki konsep saja pengguna dari fungsi bangunan ini.
perancangan yang menarik, karena memiliki D. Program Ruang
gayanya tersendiri dalam menggabungkan Program ruang bertujuan untuk memudahkan
arsitektur modern dengan tradisional Jepang. dalam pengelompokan ruang terkait kebutuhan
Adapun prinsip-prinsip desain dari Kenzo ruang yang akan ditentukan untuk
Tange yang akan diterapkan dalam bangunan mengakomodasi berbagai kegiatan yang
Pusat Kebudayaan Jepang ini adalah: terjadi di Pusat Kebudayaan Jepang ini.
E. Penzoningan
1. Menggunakan pola perpaduan antara gaya
Penzoningan dilakukan bertujuan untuk
tradisional dan modern
membedakan yang mana zona Privat, Semi
2. Mengutamakan nilai kesederhanaan
Publik, Publik, maupun Servis. Hal ini
3. Menggunakan permainan bangunan
dilakukan untuk mengetahui perletakan area-
geometri sederhana
area sesuai dengan kondisi tapak.
4. Prinsip struktur menggunakan beton
F. Konsep
bertulang exposed dengan tradisional yang
Konsep merupakan hal yang paling penting
juga masih menggunakan bahan dari kayu
dalam tahap perancangan. Konsep akan
5. Menuangkan ciri arsitektur Jepang dalam
menjadi penerapan beberapa prinsip desain
bentuk kepolosan bidang-bidang, tanpa
terhadap perancangan Pusat Kebudayaan
hiasan selain garis-garis tegak datar
Jepang.
terbentuk oleh kerangka, kolom dan balok
G. Tatanan Massa
yang menjadi kerangka dari bidang
Berawal dari konsep desain yang digunakan,
maka akan didapatkan tatamam massa yang
B. Strategi Perancangan
disesuaikan dengan fungsi ruang, alur
Untuk dapat merancang sebuah Pusat
kegiatan, lingkungan sekitar, serta orientasi
Kebudayaan Jepang yang baik, maka langkah-
bangunan.
langkah strategi perancangan yang dilakukan
adalah sebagai berikut :

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 4


H. Bentuk Massa
Bentukan berangkat dari tatanan massa yang
telah ditentukan sebelumnya dan
ditransformasikan sesuai dengan konsep dan
tema perancangan yang digunakan.
I. Denah dan Utilitas
Tahap perancangan selanjutnya adalah
menyusun denah ruang sesuai dengan standar
ukuran ruang serta kebutuhan ruang. Hal ini
akan sejalan dengan memikirkan sistem utilitas
pada bangunan.
J. Sistem Struktur
Sistem struktur juga merupakan pertimbangan
yang harus dipikirkan dalam tahap
perancangan. Pemilihan sistem struktur yang
digunakan dalam perancangan Pusat
Kebudayaan Jepang akan berpengaruh pada Gambar 2 Bagan Alur Perancangan
penataan ruang yang akan ditetapkan untuk
mendapatkan efektifitas ruang terkait.
K. Lansekap
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Lansekap merupakan elemen penting dalam
Adapun hasil dan pembahasan
sebuah perancangan arsitektur. Dengan adanya
perancangan adalah sebagai berikut:
desain lansekap yang menarik maka secara
Lokasi Perancangan
tidak langsung akan memberi ketertarikan
Lokasi perancangan berada di Jalan Arifin
tersendiri pada bangunan. Lansekap juga akan
Ahmad, Pekanbaru. Lokasi ini memiliki luas
memberikan kenyamanan bagi user.
lahan 1.8 Ha dengan KDB 50%, KLB kurang
L. Fasad
dari 6 lantai, ketinggian bangunan kurang dari
Setelah menyusun denah ruang beserta sistem
33 meter, memiliki kontur relatif datar dengan
utilitas, tahap selanjutnya ialah menentukan
kondisi eksisting tanah kosong.
bentuk fasad yang sesuai dengan konsep fasad
dan tema yang diangkat. Dengan tema yang
mengangkat karakteristik Arsitektur Jepang,
ini akan sangat mempengaruhi bentuk fasad
yang akan dibuat.
M. Hasil Desain
Pada proses ini melengkapi dari gambaran- Gambar 3 Lokasi Perancangan
gambaran yang dibutuhkan dalam
perancangan, dari proses penggambaran denah Batasan sebelah Timur lahan berjualan,
hingga penggambaran detail-detail yang batasan sebelah Utara lahan berupa lahan
diperlukan. kosong, batasan sebelah Barat lahan berupa
cucian mobil DEHA, dan sebelah Selatan
lahan berbatasan langsung dengan Jalan Arifin
C. Bagan Alur
Strategi perancangan yang digunakan Ahmad.
pada perancangan Pusat Kebudaaan Jepang.
Kebutuhan Ruang
Menurut Tabel 1, total luas lantai pada
bangunan Pusat Kebudayaan Jepang ini adalah
3966,5 m2, dengan luas RTH 1778,625 m2, dan
luas RTnH 1282,45 m2.

Tabel 1 Total Kebutuhan Ruang

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 5


Tabel 1 Total Kebutuhan Ruang pada Bangunan melambangkan kedamaian, jiwa hening
dan mengajak mendamba
ketakterhinggan. Batu menunjukkan citra
perjalanan rohani (berjalan tidak tergesa-
gesa dan berirama sesuai perletakan batu).
“Man saw one particular substance stand
out in the gloom of primeval nature”
(Kenzo Tange dalam Mansfield, 2009)
2. Pada bangunan yang menghadap ke taman
Tabel 2 Total Kebutuhan Ruang menggunakan material kaca sebagai free
visual connection yang menyatukan ruang
luar dengan ruang dalam, sehingga
pengguna dapat melihat ruang luar sebagai
bentuk perasaan tenang.
3. Pada hubungan antar ruang, sirkulasi yang
digunakan cukup luas sehingga dapat
memberikan rasa nyaman dan tenang
Konsep
Ide dasar perancangan Pusat Kebudayaan
Jepang ini berasal dari tema perancangan
prinsip desain Kenzo Tange yang
mengutamakan kesederhanaan, dijelaskan
bahwa menurut Kenzo Tange bentuk
sederhana bukan sebagai rasa yang hambar,
namun sebagai cara untuk menciptakan ruang
yang futuristik dan menyegarkan untuk
dirasakan. Hal itu tampak ketika unsur yang
sangat sedikit dipakai dalam menciptakan
bangunan yang sederhana, misalnya Gambar 4 Konsep taman
menggunakan beton, kaca, dan baja sebagai
Penzoningan
satu-satunya sumber untuk menciptakan
Pada zonifikasi, bangunan public
bangunan kotak. Ide dasar perancangan yang
diletakkan di depan sebagai main entrance
akan digunakan yakni “Tranquility through
yang bisa diakses oleh siapa saja. Bangunan
simplicity and beauty” yang berarti
public terdapat ruang penerima yang berisikan
menawarkan ketenangan melalui
info desk sebagai awal dari memasuki
kesederhanaan dan keindahan. Dijelaskan
bangunan, sehingga penting buat bangunan
bahwa Tange selalu memperlihatkan ciri
public terletak di bagian depan. Berdasarkan
arsitektur tradisional melalui material alami
analisa kebisingan, zona privat diletakkan di
seperti kayu sebagai pengganti ornamen-
tempat yang memiliki kebisingan rendah,
ornamen dalam bangunan. Penerapan konsep
sehingga dapat mencapai tujuan yaitu memiliki
“Tranquility through simplicity and beauty”
daerah dengan privacy tinggi.
pada perancangan Pusat Kebudayaan Jepang
ini adalah:
1. Meletakkan unsur taman sebagai elemen
yang terletak di tengah-tengah tapak dan
dikelilingi oleh beberapa massa bangunan.
Dengan perletakan yang sederhana dan
mengambil unsur alam sebagai bentuk
dari keindahan, dapat menawarkan
perasaan yang tenang. Taman bukan
sebagai hiasan tetapi untuk menghayati Gambar 5 Penzoningan
misteri kehidupan batu menuju ke air. Air

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 6


Analisis Bentuk Massa B. Massa bangunan 2
Bentuk massa pada bangunan Pusat Massa bangunan 2 merupakan massa
Kebudayaan Jepang ini menerapkan gaya bangunan yang berfungsi sebagai fasilitas
bangunan dari Kenzo Tange yang pendidikan (edukasi).
menggunakan bentuk geometri sederhana
persegi. Penggunaan kolom dan balok ekspos
sebagai garis-garis horizontal dan vertical yang
ditonjolkan sebagai wajah bangunan.
Kemudian disesuaikan dengan fungsi
perancangan itu sendiri. Bangunan akan
menggunakan bentuk dari beberapa unsur
persegi dan persegi panjang dalam bangun
ruang yang divariasikan. Dengan
menggunakan orientasi yang berbeda, maka
terbentuklah bentukan balok yang berbeda-
beda pula. Berikut adalah transformasi bentuk Gambar 8 Transformasi bentuk massa bangunan 2
pada bangunan:
A. Massa bangunan 1
Massa bangunan 1 merupakan massa C. Massa bangunan 3
bangunan utama yang berfungsi sebagai Massa bangunan 3 merupakan massa
fasilitas publik. Transformasi bentuk pada bangunan yang berfungsi sebagai fasilitas
bangunan utama: pengelola (administrasi) dan service.

Gambar 9 Transformasi bentuk massa bangunan 3

Gambar 6 Transformasi bentuk massa bangunan 1

Gambar 10 Bentuk Massa


Gambar 7 Transformasi bentuk massa bangunan 1
Tatanan Ruang Dalam
Bagian lantai dasar bangunan terdapat area
parker kendaraan. Parkir kendaraan roda dua
dan roda empat diletakkan terpisah namun
berdekatan, yaitu terletak di bagian bawah

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 7


bangunan, dan tidak jauh dari gate. Area parkir
untuk pengunjung dan pengelola dipisah.

Gambar 13 Denah lantai 2


Pada massa bangunan ketiga terdapat
fasilitas pengelola termasuk ruang direktur dan
wakil direktur. Bagian lantai 3 bangunan
utama terdapat fasilitas publik berupa ruang
serbaguna dan ruang klub. Pada lantai 3
terdapat akses menuju bangunan pendidikan
yang terdiri dari perpustakaan. Perpustakaan
Gambar 11 Denah lantai dasar bersifat publik, pengunjung kebudayaan dan
pesert kursus dapat mengakses ruang tersebut.
Bagian lantai 1 bangunan utama, terdapat
fasilitas kegiatan lobi untuk akses publik,
kegiatan pendukung berupa food court dan
musholla. Akses menuju food court dipisah
dan diberikan akses langsung sehingga
pengunjung yang hanya ingin mengunjungi
restoran-restoran Jepang tidak perlu melewati
ruangan lain. Pada lantai 1 bangunan fasilitas
pendidikan terdapat lobi, ruang-ruang tenaga
pengajar dan dojo untuk kegiatan olahraga Gambar 14 Denah lantai 3
beladiri. Pada massa bangunan ketiga terdapat
ruang servis. Analisis Struktur
Struktur utama pada pada Pusat
Kebudayaan Jepang ini menggunakan sistem
struktur rangka balok dan kolom exposed
sesuai dengan penerapan prinsip desain Kenzo
Tange. Pada bagian Auditorium menggunakan
sistem struktur bentang lebar.

Gambar 12 Denah lantai 1


Bagian lantai 2 bangunan utama terdapat
fasilitas publik berupa auditorium, display
hall, ruang workshop, ruang seminar, dan
ruang teh. Pada bangunan pendidikan terdapat
ruang-ruang kelas bahasa dan budaya, ruang
diskusi lab bahasa, dan ruang seni tari dan Gambar 15 Struktur bangunan
musik.

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 8


Hasil Desain
Hasil desain Pusat Kebudayaan Jepang di
Pekanbaru dengan Penerapan Prinsip Desain
Kenzo Tange.

Gambar 16 Struktur yang terlihat pada Interior


bangunan

Analisis Utilitas
Sistem Utilitas pada perancangan Pusat
Kebudayaan Jepang: Gambar 18 Hasil Perancangan
A. Sanitasi
Sistem air bersih bersumber pada air yang 5. KESIMPULAN DAN SARAN
dikumpulkan di water tank yang terletak di Perancangan Pusat Kebudayaan Jepang
atap bangunan, lalu dialirkan ke toilet. Sistem di Pekanbaru dengan Penerapan Prinsip
limbah cair dan limbah padat pada bangunan Desain Kenzo Tange memperoleh simpulan,
berawal dari toilet yang menghasilkan limbah diantaranya:
cair dan limbah padat yang kemudian
diarahkan menuju STP, lalu limbah berupa air 1. Pusat Kebudayaan Jepang di Pekanbaru
yang keluar dari STP diarahkan ke riol kota. merupakan tempat untuk mewadahi
B. Penghawaan pengenalan kebudayaan Jepang sekaligus
Sistem penghawaan pada bangunan sebagai wadah pertukaran kebudayaan
menggunakan sistem split ducting. Chiller antara Indonesia dengan Jepang.
yang terletak di atap bangunan akan Bertujuan agar dapat mempererat
mengalirkan udara dingin melalui ducting hubungan kedua negara, serta
menuju indoor unit yang terdapat pada setiap memperkenalkan Jepang agar masyarakat
ruangan. Indonesia memahami Jepang dari sudut
C. Jaringan Listrik pandang kebudayaan dan kehidupan
Sumber listrik pada bangunan berasal dari masyarakatnya Pusat Kebudayaan Jepang
PLN dan generator set. Yang kemudian juga mewadahi aktivitas pengembangan
dialirkan pada alat-alat elektronik yang budaya Jepang, serta pendidikan tentang
terdapat pada setiap ruangan, seperti lampu, bahasa Jepang itu sendiri. Pusat
AC, soket listrik, dan lain-lain. Kebudayaan Jepang memiliki fasilitas
utama seperti ruang pameran, galeri seni,
Analisis Fasad ruang kegiatan workshop, serta ruang
Fasad bangunan berupa geometri olahan pertujukan. Pada fasilitas pendidikan
bidang persegi sebagai shading, ditata sebagai terdiri dari ruang kursus bahasa, lab
olahan garis sejajar. Komposisi geometri garis bahasa, ruang kursus budaya, serta music,
lurus dan bidang persegi memberikan kesan seni, dan olahraga. Perpustakaan juga
lugas dan sederhana sehingga terjadi terdapat pada bangunan ini.
penyatuan. 2. Perancangan Pusat Kebudayaan Jepang
ini akan menerapkan prinsip desain dari
arsitek Kenzo Tange. Kenzo Tange
memiliki konsep perancangan yang
menarik, karena memiliki gayanya
tersendiri dalam menggabungkan
arsitektur modern dengan tradisional
Gambar 17 Fasad bangunan Jepang. Adapun prinsip-prinsip desain
Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 9
dari Kenzo Tange yang akan diterapkan DAFTAR PUSTAKA
dalam bangunan Pusat Kebudayaan
Jepang ini adalah: BAPPEDA Kota Pekanbaru. 2014. Dokumen
a. Penerapan konsep modern kubisme RTRW Kota Pekanbaru 2014-2034.
(cubism) Pekanbaru.
b. Penggunaan material fabrikasi pada
struktur dengan menggunakan beton Chiara, Joseph dkk. 1980. Time-Saver
bertulang exposed pada kolom dan Standards for Landscape Architecture.
balok New York: McGraw
c. Menuangkan ciri arsitektur Jepang
D.K Ching, Francis. 2008. Arsitektur: Bentuk,
dalam bentuk kepolosan bidang-
Ruang, dan Tatanan Edisi Ketiga.
bidang, tanpa hiasan selain garis-garis
Jakarta: Erlangga.
tegak datar terbentuk oleh kerangka,
kolom dan balok yang menjadi Lin, Zhongjie. 2010. Kenzo Tange and The
kerangka dari bidang Metabolist Movement. New
d. Menggunakan permainan bangunan York:Routledge.
geometri sederhana
e. Menggunakan material kaca sebagai Mangunwijaya, Y.B. 1992. Wastu Citra.
penyatu ruang luar dan dalam Jakarta: Gramedia.

Ide dasar perancangan Pusat Kebudayaan Milaningrum, Tri Hesti. 2013. Pusat Studi
Jepang ini berasal dari tema perancangan Kebudayaan Jepang di Yogyakarta.
prinsip desain Kenzo Tange yang Skripsi Sarjana, Jurusan Arsitektur,
mengutamakan kesederhanaan, dijelaskan Universitas Islam Indonesia,
bahwa menurut Kenzo Tange bentuk Yogyakarta.
sederhana bukan sebagai rasa yang hambar, Neufert, Ernst. 1992. Data Arsitek Edisi Kedua
namun sebagai cara untuk menciptakan ruang Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
yang futuristik dan menyegarkan untuk
dirasakan. Hal itu tampak ketika unsur yang Neufert, Ernst. 1992. Data Arsitek Edisi Kedua
sangat sedikit dipakai dalam menciptakan Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
bangunan yang sederhana, misalnya
menggunakan beton, kaca, dan baja sebagai Sigalingging, Sery. 2008. Analisis Konsep
satu-satunya sumber untuk menciptakan Seni Arsitektur Pada Karya Kenzo
bangunan kotak. Ide dasar perancangan yang Tange. Skripsi Sarjana, Program Studi
akan digunakan yakni “Tranquility through Sastra Jepang, Universitas Sumatera
simplicity and beauty” yang berarti Utara, Medan.
menawarkan ketenangan melalui
Sumalyo, Yulianto. 1997. Arsitektur Modern.
kesederhanaan dan keindahan.
Yogyakarta: Gadjah Mada University.
Adapun saran yang diperlukan terhadap Treib, Marc. 2002. The architecture of
perancangan Pusat Kebudayaan Jepang di landscape, 1940-1960. Philadelphia:
Pekanbaru adalah perlunya pengembangan University of Pennsylvania.
Pusat Kebudayaan Jepang ke arah yang lebih
baik lagi. Widya, Yusmaniar. 2010. Pusat Kebudayaan
Jepang di Jakarta dengan Penekanan
Arsitektur Neo Vernakular Jepang.
Skripsi Sarjana, Jurusan Arsitektur,
Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 10

You might also like