Professional Documents
Culture Documents
Pusat Kebudayaan Jepang Di Pekanbaru Den
Pusat Kebudayaan Jepang Di Pekanbaru Den
ABSTRACT
Culture is a comprehensive lifestyle that is complex, abstract and broad. Along with the globalization,
many cultures from other countries are entering and growing in Indonesia. One of the cultures that
attract and take interest of Indonesians is Japanese Culture. Japanese culture has spread all over the
world including Indonesia. Lots of Indonesians are interested in applying Japanese culture with the
aim to become a better person. Japanese culture has been known at every point of the city in Indonesia
including Pekanbaru. Activities related to Japanese culture are often held in Pekanbaru. In order to
accommodate the enthusiasm of people who want to know and learn about Japanese culture, a
particular place is needed to accommodate the cultural activities. The Japanese Cultural Center
building is an activity center that specifically into Japanese culture to give insight, educative,
recreational and as symbol to strengthen Indonesia-Japan bilateral Relations, and as a recreational
function. The design of this building will apply a theme derived from the design principles of a
Japanese architect Kenzo Tange, to create Japanese atmosphere in the building. Kenzo Tange has
the characteristics of modernism and keeps showing Japanese architecture in its design. Based on
the function and theme of building design, came up a concept of "Tranquility through Simplicity and
Beauty". With simple placement and taking the natural element as a form of beauty, it can offer a
calm feeling. The concept accompanies the design process so that it can create a building that is met
with the expectation of Japanese culture lovers in Pekanbaru.
Analisis Utilitas
Sistem Utilitas pada perancangan Pusat
Kebudayaan Jepang: Gambar 18 Hasil Perancangan
A. Sanitasi
Sistem air bersih bersumber pada air yang 5. KESIMPULAN DAN SARAN
dikumpulkan di water tank yang terletak di Perancangan Pusat Kebudayaan Jepang
atap bangunan, lalu dialirkan ke toilet. Sistem di Pekanbaru dengan Penerapan Prinsip
limbah cair dan limbah padat pada bangunan Desain Kenzo Tange memperoleh simpulan,
berawal dari toilet yang menghasilkan limbah diantaranya:
cair dan limbah padat yang kemudian
diarahkan menuju STP, lalu limbah berupa air 1. Pusat Kebudayaan Jepang di Pekanbaru
yang keluar dari STP diarahkan ke riol kota. merupakan tempat untuk mewadahi
B. Penghawaan pengenalan kebudayaan Jepang sekaligus
Sistem penghawaan pada bangunan sebagai wadah pertukaran kebudayaan
menggunakan sistem split ducting. Chiller antara Indonesia dengan Jepang.
yang terletak di atap bangunan akan Bertujuan agar dapat mempererat
mengalirkan udara dingin melalui ducting hubungan kedua negara, serta
menuju indoor unit yang terdapat pada setiap memperkenalkan Jepang agar masyarakat
ruangan. Indonesia memahami Jepang dari sudut
C. Jaringan Listrik pandang kebudayaan dan kehidupan
Sumber listrik pada bangunan berasal dari masyarakatnya Pusat Kebudayaan Jepang
PLN dan generator set. Yang kemudian juga mewadahi aktivitas pengembangan
dialirkan pada alat-alat elektronik yang budaya Jepang, serta pendidikan tentang
terdapat pada setiap ruangan, seperti lampu, bahasa Jepang itu sendiri. Pusat
AC, soket listrik, dan lain-lain. Kebudayaan Jepang memiliki fasilitas
utama seperti ruang pameran, galeri seni,
Analisis Fasad ruang kegiatan workshop, serta ruang
Fasad bangunan berupa geometri olahan pertujukan. Pada fasilitas pendidikan
bidang persegi sebagai shading, ditata sebagai terdiri dari ruang kursus bahasa, lab
olahan garis sejajar. Komposisi geometri garis bahasa, ruang kursus budaya, serta music,
lurus dan bidang persegi memberikan kesan seni, dan olahraga. Perpustakaan juga
lugas dan sederhana sehingga terjadi terdapat pada bangunan ini.
penyatuan. 2. Perancangan Pusat Kebudayaan Jepang
ini akan menerapkan prinsip desain dari
arsitek Kenzo Tange. Kenzo Tange
memiliki konsep perancangan yang
menarik, karena memiliki gayanya
tersendiri dalam menggabungkan
arsitektur modern dengan tradisional
Gambar 17 Fasad bangunan Jepang. Adapun prinsip-prinsip desain
Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 9
dari Kenzo Tange yang akan diterapkan DAFTAR PUSTAKA
dalam bangunan Pusat Kebudayaan
Jepang ini adalah: BAPPEDA Kota Pekanbaru. 2014. Dokumen
a. Penerapan konsep modern kubisme RTRW Kota Pekanbaru 2014-2034.
(cubism) Pekanbaru.
b. Penggunaan material fabrikasi pada
struktur dengan menggunakan beton Chiara, Joseph dkk. 1980. Time-Saver
bertulang exposed pada kolom dan Standards for Landscape Architecture.
balok New York: McGraw
c. Menuangkan ciri arsitektur Jepang
D.K Ching, Francis. 2008. Arsitektur: Bentuk,
dalam bentuk kepolosan bidang-
Ruang, dan Tatanan Edisi Ketiga.
bidang, tanpa hiasan selain garis-garis
Jakarta: Erlangga.
tegak datar terbentuk oleh kerangka,
kolom dan balok yang menjadi Lin, Zhongjie. 2010. Kenzo Tange and The
kerangka dari bidang Metabolist Movement. New
d. Menggunakan permainan bangunan York:Routledge.
geometri sederhana
e. Menggunakan material kaca sebagai Mangunwijaya, Y.B. 1992. Wastu Citra.
penyatu ruang luar dan dalam Jakarta: Gramedia.
Ide dasar perancangan Pusat Kebudayaan Milaningrum, Tri Hesti. 2013. Pusat Studi
Jepang ini berasal dari tema perancangan Kebudayaan Jepang di Yogyakarta.
prinsip desain Kenzo Tange yang Skripsi Sarjana, Jurusan Arsitektur,
mengutamakan kesederhanaan, dijelaskan Universitas Islam Indonesia,
bahwa menurut Kenzo Tange bentuk Yogyakarta.
sederhana bukan sebagai rasa yang hambar, Neufert, Ernst. 1992. Data Arsitek Edisi Kedua
namun sebagai cara untuk menciptakan ruang Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
yang futuristik dan menyegarkan untuk
dirasakan. Hal itu tampak ketika unsur yang Neufert, Ernst. 1992. Data Arsitek Edisi Kedua
sangat sedikit dipakai dalam menciptakan Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
bangunan yang sederhana, misalnya
menggunakan beton, kaca, dan baja sebagai Sigalingging, Sery. 2008. Analisis Konsep
satu-satunya sumber untuk menciptakan Seni Arsitektur Pada Karya Kenzo
bangunan kotak. Ide dasar perancangan yang Tange. Skripsi Sarjana, Program Studi
akan digunakan yakni “Tranquility through Sastra Jepang, Universitas Sumatera
simplicity and beauty” yang berarti Utara, Medan.
menawarkan ketenangan melalui
Sumalyo, Yulianto. 1997. Arsitektur Modern.
kesederhanaan dan keindahan.
Yogyakarta: Gadjah Mada University.
Adapun saran yang diperlukan terhadap Treib, Marc. 2002. The architecture of
perancangan Pusat Kebudayaan Jepang di landscape, 1940-1960. Philadelphia:
Pekanbaru adalah perlunya pengembangan University of Pennsylvania.
Pusat Kebudayaan Jepang ke arah yang lebih
baik lagi. Widya, Yusmaniar. 2010. Pusat Kebudayaan
Jepang di Jakarta dengan Penekanan
Arsitektur Neo Vernakular Jepang.
Skripsi Sarjana, Jurusan Arsitektur,
Universitas Sebelas Maret, Surakarta.