The Consideration of Halalan, Thayyiban and Economic Factor of Consuming Chicken Meat in Several Markets of Aceh Besar District

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Jurnal Medika Veterinaria Feb 2018 12 (1):40-47

I-SSN : 0853-1943; E-ISSN : 2503-1600 DOI:https://doi.org/10.21157/j.med.vet.v1 1i1.4065

The Consideration of Halalan, Thayyiban and Economic Factor of


Consuming Chicken Meat in Several Markets of Aceh Besar District.
Teuku Shaddiq Rosa1, Teuku Reza Ferasyi2, Razali2, Hamdani Budiman3, Fachrurrazi4, Nurliana2
1
Program Studi Pendidikan Dokter Hewan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
2
Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
3
Laboratorium Patologi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
4
Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
E-mail: teukushaddiq99@gmail.com

ABSTRACT

This study was aimed to determine the basic consideration of consumers belief on halalan, thayyiban, and
to analyze the relationship between socioeconomic status and consumers’ reason when deciding to buy chicken meat
in some markets of Aceh Besar District. This study was conducted from March to April 2016 in Lambaro market,
Lam Ateuk market, and Ketapang Dua market. A survey approach was used in this research through interview of
respondents using structured questionnaire. The respondents were selected randomly from 139 consumers who buy
chicken meat in those markets. The criteria of respondent were Muslim consumers, age ≥ 20 years, and buy chicken
meat in the study location. The research data were analyzed descriptively. The results of this study showed that most
of the costumer's belief that the chicken meat was sold with halal standard. The majority of consumers mentioned
that their beliefs was based on the basis of knowing the butcher which is a Muslim (36.69%). In addition, most
consumers ( >90%) expressed confidence in the status of thayyiban (safe, healthy and intact) of broiler chicken
which sold in all three markets. Age, level of education, and occupation are the factors that affect the mindset of
consumers perception in choosing chicken meat that halal thayyiban. On the other hand, the economic status of
consumers also can affect the consideration of the halal, thayyiban, when buying chicken at the market. In
conclusion, the status of halal and thayyiban of broiler chicken meat is very important for consumers.

Key words: halalan, thayyiban, chicken meat, consumers, Aceh Besar

PENDAHULUAN kebersihan, dan desinfeksi yang meliputi


semua tahap rantai produksi dan suplai
Saat ini para konsumen bahan pangan makanan. Penyembelihan secara halal harus
asal hewan memiliki berbagai dasar dalam dilakukan dengan memotong tiga saluran
menentukan pilihan makanannya. Diantara (pembuluh darah, trachea, dan esofaghus)
mereka ada yang memilih produk makanan dibagian tenggorokan hewan agar dapat
asal hewan berdasarkan pada aspek gaya menyebabkan hewan mati dengan cepat
hidup, budaya, agama, nilai gizi maupun tanpa penderitaan (Grandin dan Regenstain,
karena alasan kesehatan. Secara khusus, 1994). Metode pemingsanan sebelum
bagi umat muslim keputusan memilih penyembelihan saat ini masih diperdebatkan
makanan asal hewan seperti daging lebih kehalalannya. Karena hasil pemingsanan,
memperhatikan pada kehalalannya misalnya dengan listrik beresiko tinggi
(Jusmaliani dan Nasution, 2009). menyebabkan pendarahan dan patah tulang
Sebagaimana disebutkan dalam kitab suci (Sams, 2001).
Al-Qur’an dalam Surat Al-Baqarah ayat 168 Pada proses pemotongan daging ayam
menwajibkan seluruh umat muslim untuk secara halal dipercaya dapat menghasilkan
mengkonsumsi makanan yang halal dan pengeluaran darah yang cukup sempurna,
baik. selain itu dapat bermanfaat untuk
Aspek kehalalan terkait dengan memperpanjang daya simpan atau jaminan
penyembelihan, kesejahteraan hewan, kualitas daging ayam (Addean, 2014). Saat

40
Jurnal Medika Veterinaria Teuku Shaddiq Rosa, dkk

ini daging ayam, seperti daging ayam boiler Sebaliknya, bisa jadi terdapat pelaku
semakin tinggi permintaannya di Indonesia. usaha (penjual unggas/daging) yang
Pada tahun 2015 peningkatan produksi melakukan penjualan daging ayam tiren
daging ayam ras pedaging khususnya (Dwiatmaja, 2013). Selain itu kemungkinan
Provinsi Aceh mencapai 4.642 ton melakukan pemotongan pada tempat–
(Dirjennakkeswan, 2015). Tingginya tempat yang tidak layak. Sehingga tidak
permintaan daging ayam sebagai sumber higienis misalnya di pasar tradisional (Aerita
protein hewani meningkatkan daya saing dkk., 2014). Keadaan yang menyebabkan ini
produsen untuk dapat menghasilkan produk tentu saja akan memungkinkan terjadinya
daging yang berkualitas (Meliandasari dkk., kontaminasi, yang menyebabkan banyak
2015). daging ayam yang diperdagangkan tidak
Selama ini, sebagian hasil besar memenuhi prasyarat aman, sehat, utuh, dan
penelitian berkaitan dengan konsumsi halal (ASUH) (Dirjennakkeswan, 2010).
produk pangan asal hewan telah melaporkan Di wilayah kabupaten Aceh Besar
bahwa konsumen lebih memperhatikan terdapat sejumlah pasar tradisional tempat
keadaan produk secara fisik. Pada umumnya pemotongan dan penjualan daging ayam.
konsumen menyukai daging yang memiliki Namun demikian, belum pernah dilakukan
kualitas baik dilihat dari berat daging serta penelitian tentang konsumen di wilayah
keamanan pada saat mengkonsumsinya tersebut terhadap status kehalalan thayyiban
(Sari, 2014). Konsumen menginginkan daging ayam. Oleh karena itu, maka perlu
daging ayam dengan harga murah, kualitas dilakukan penelitian untuk mengetahui
baik dan cita rasa yang bermutu sejauh mana pertimbangan konsumen terkait
(Burhanudin, 2011). Padahal konsumen juga status kehalalan thayyiban serta
perlu mempertimbangkan aspek thayyiban pertimbangan ekonomis dari daging ayam
yang meliputi unsur kebersihan, kesucian, yang dibeli oleh masyarakat di beberapa
sumber, kadar keselarasan dan pasar di Kabupaten Aceh Besar.
kesesuaiannya (Thabrani, 2013).
Saat ini pertimbangan konsumen MATERI DAN METODE
terhadap aspek kehalalan dalam membeli
bahan pangan asal hewan masih belum Tempat dan Waktu Penelitian
banyak diteliti. Pada saat membeli daging Penelitian ini telah dilaksanakan bulan
ayam, sebagian konsumen ada yang melihat Maret 2016 di Pasar Lambaro, Pasar
secara langsung proses pemotongan. Ketapang Dua, dan Pasar Lam Ateuk
Sebagian lainnya tidak mengikuti saat Kabupaten Aceh Besar.
penyembelihan, tetapi membeli daging ayam
yang sudah dipotong. Sehingga konsumen Alat dan Bahan Penelitian
tidak mengetahui apakah pemotongan Alat yang digunakan dalam penelitian
ayamnya telah dilakukan secara halal ini adalah kertas lembaran kuesioner,
demikian juga stastus kesehatan dan nilai pulpen, recorder dan kamera.
gizinya. Kebanyakan dari konsumen
kemungkinan hanya berasumsi bahwa Metode Penelitian
produk daging ayam yang dibeli telah halal Penelitian ini dilakukan dalam bentuk
dan thayyiban karena disembelih oleh survei lapangan. Pengumpulan data
pedagang muslim (Jusmaliani dan dilakukan dengan mewawancarai konsumen
Nasuition, 2009). yang terpilih sebagai responden penelitian.

41
Jurnal Medika Veterinaria Teuku Shaddiq Rosa, dkk

Adapun metode pengumpulan data pada N : Besar populasi.


penelitian ini menggunakan kuesioner d : Tingkat ketepatan yang diinginkan
terstruktur. (0,01)
Untuk N diperoleh menghitung rata-rata
Prosedur Penelitian jumlah total pembeli perhari di masing-
Jenis dan sumber data masing pasar yang yang menjadi lokasi
Jenis data yang digunakan dalam penelitian. Pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah : penelitian ini dilakukan dengan
a. Data kualitatif berupa pertanyaan, menggunakan metode Purposive sampling
kalimat, alasan-alasan pembeli yang yaitu, teknik penentuan sampel dengan
tidak dapat diukur (dihitung) seperti pertimbangan tertentu (cuplikan disengaja).
alasan dan tujuan pembelian daging Kriteria inklusi responden sebagai
ayam serta data lainnya yang sampel penilaian adalah beragama Islam,
berhubungan dengan penelitian ini. berumur ≥ 20 tahun, dan konsumen daging
b. Data kuantitatif berupa angka-angka ayam di lokasi penelitian (Khalek, 2014).
berdasarkan kuesioner mengenai Kriteria eksklusi adalah konsumen
identitas responden (umur dan nonmuslim dan bukan konsumen daging
tanggungan keluarga) dan data kualitatif ayam di lokasi.
yang diubah ke dalam bentuk angka-
angka. Desain kuesioner
Sumber data yang digunakan adalah : Tahap awal pelaksanaan penelitiaan
Data primer yaitu data yang bersumber adalah melakukan persiapan kuesioner untuk
dari jawaban responden yang diperoleh dari pengumpulan data penelitian. Kuesioner
hasil kuesioner. Dalam hal ini pembeli yang yang digunakan terdiri dari 20 pertanyaan
melakukan pembelian daging ayam di Pasar dengan dua bagian yaitu:
Lambaro, Pasar Ketapang Dua, dan Pasar 1. Bagian A berupa identitas responden
Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar terdiri dari nama, umur, agama,
pendidikan terakhir, pekerjaan pokok
Populasi dan sampel dan jumlah penghasilan per bulan
Populasi dalam penelitian ini adalah 2. Bagian B berisikan pertanyaan-
semua konsumen daging ayam di Pasar pertanyaan tentang preferensi konsumen
Lambaro, Pasar Ketapang Dua , dan Pasar dalam membeli daging berdasarkan
Lam Ateuk Kabupaten Aceh Besar. pertimbangan kehalalan thayyiban dan
Jumlah sampel responden pada ekonomi responden.
penelitian ini diperkirakan secara
proporsional berdasarkan jumlah rata-rata Analisis Data
total pembeli per hari di Pasar Lambaro, Data preferensi konsumen daging ayam
Pasar Ketapang Dua, dan Pasar Kuta Baro berdasarkan kehalalan thayyiban dan
Kabupaten Aceh Besar. Jumlah sampel ekonomi dianalisis menggunakan metode
dihitung dengan rumus Slovin dalam deskriptif. Selanjutnya, juga akan dianalisis
Notoadmojo (2010) sebagai berikut: keterkaitan antara status kehalalan thayyiban
Keterangan: terhadap preferensi konsumen daging ayam
dengan menggunakan pendekatan ukuran
saling keterkaitan (Ferasyi, 2008).

n : Besar sampel. HASIL DAN PEMBAHASAN

42
Jurnal Medika Veterinaria Teuku Shaddiq Rosa, dkk

Berdasarkan penelitian yang dilakukan masyarakat konsumen daging ayam broiler


telah diperoleh hasil tentang gambaran di beberapa pasar dalam Kabupaten Aceh
pertimbangan kehalalan, kebijakan Besar. Hasil tersebut telah diuraikan pada
penentuan kehalalan, pertimbangan bagian di bawah ini.
thayyiban, dan pertimbangan ekonomi dari

Tabel 1. Profil responden (konsumen daging ayam) di beberapa pasar dalam Kabupaten Aceh
Besar.

Karakteristik Kategori Responden Persentase (%)


Jenis Kelamin Laki – laki 29 20,86
Perempuan 110 79,14
Umur ≤ 25 10 7,19
> 25 - ≤ 35 Tahun 44 31,65
> 35 - ≤ 45 Tahun 42 30,22
≥ 45 tahun 43 30,94
Pendidikan Tidak Sekolah 7 5,04
SD / Sederajat 13 9,35
SMP/ Sederajat 21 15,11
SMA/ Sederajat 61 43,88
Pendidikan Tinggi 37 26,22
Pekerjaan Petani 15 10,79
Wiraswasta 55 39,57
PNS 14 10,07
Ibu Rumah Tangga 55 39,57
Tempat Tinggal Kab.Aceh Besar 107 76,98
Diluar Kab Aceh Besar 32 23,02
Penghasilan < 1.750.000 89 64,03
≥ 1.750.000 50 35,97

Pertimbangan Kehalalan rinci data pertimbangan kehalalan responden


Dari penelitian ini terlihat ada perbedaan tersebut disajikan pada Tabel 2 dibawah ini.
dalam pertimbangan kehalalan oleh Berdasarkan Tabel 2 dapat dijelaskan
konsumen daging ayam yang dijual bahwa dari 139 responden 87,77% percaya
beberapa pasar di Kabupaten Aceh Besar. daging ayam yang dijual di tiga pasar Kab.
Berdasarkan Tabel 2 terlihat sekitar 89,21% Aceh Besar terjamin halal untuk
responden membeli daging ayam di pasar dikonsumsi. Kemudian sejumlah 10,79%
atas dasar pertimbangan kehalalannya, responden menyatakan tidak mengetahui
sedangkan sisanya 3,60% respoden membeli apakah daging ayam yang dijual terjamin
daging ayam tanpa pertimbangan kehalalan halal atau tidak. Selain itu juga terdapat
dan hanya 7,19% tidak menjawab dasar sebagian kecil 1,47% responden tidak yakin
pertimbangan membeli daging ayam. Secara atas kehalalan daging ayam dijual di pasar

43
Jurnal Medika Veterinaria Teuku Shaddiq Rosa, dkk

tersebut. Kebanyakan responden (89,21%) halal atau tidak. Sementara itu sejumlah
menanggapi bahwa ayam dijual tersebut responden lain (2,88%) menganggap daging
disembelih secara halal. Hanya sebagian ayam yang dijual tersebut tidak disembelih
kecil responden (7,91%) menyatakan tidak secara halal.
mengetahui apakah ayam disembelih secara

Tabel 2. Gambaran pertimbangan kehalalan konsumen terhadap kehalalan daging ayam yang
dijual di tiga pasar di Kabupaten Aceh Besar.

Kategori Pilihan Jawaban Responden Persentase (%)

Membeli karena kehalalan Ya 124 89,21


Tidak 5 3,60
Tidak tahu 10 7,19
Daging ayam yang dijual Ya 122 87,77
terjamin halal Tidak 2 1,47
Tidak tahu 15 10,79
Disembelih secara halal Ya 118 84,89
Tidak 4 2,88
Tidak tahu 17 12,23
Disembelih oleh orang Ya 133 95,68
beragama Islam Tidak 0 0
Tidak tahu 6 4,32
Dasar keyakinan penyembelih Mengenal
51 36,69
oleh orang yang beragama Penyembelihnya
islam Mengenal pejualnya 41 29,50
Melihat langsung
47 33,81
penyembelihannya

Sebagian besar respoden (95,68%) Menurut Waskito (2015) kesadaran halal


menyebutkan bahwa penyembelihan adalah suatu pengetahuan muslim tentang
dilakukan oleh orang beragama Islam dan konsep halal, proses halal, dan menganggap
4,32% responden tidak mengetahui status bahwa mengkonsumsi makanan halal
agama penyembelih. Dari hasil penelitian ini merupakan hal yang penting bagi dirinya.
juga diketahui bahwa kebanyakan responden Namun demikian hal tersebut tidak
mengenal penyembelih ayam di pasar semuanya tergambar dari jawaban
(36,69%). Sebagian lagi (33,81) responden dalam penelitian ini. Hal ini
menyebutkan bahwa melihat langsung kemungkinan dikarenakan masih kurangnya
proses penyembelihan. Sedangkan sejumlah sosialisasi pertimbangan pangan halal
29,50% responden menyatakan bahwa kepada konsumen. Para konsumen hanya
hanya mengenal penjualnya. meyakini status kehalalan produk yang

44
Jurnal Medika Veterinaria Teuku Shaddiq Rosa, dkk

dibeli karena lokasi pembelian yang kebanyakan responden (22,30%) membeli


mayoritas berpenduduk muslim. daging ayam dalam sebulan hanya satu kali.
Sedangkan responden lain (29,50%)
Pertimbangan Ekonomi membeli daging ayam dipasar hanya dua
Dari hasil penelitan ini juga diketahui kali dalam sebulan. Kemudian pada
pertimbangan ekonomi dan hubungannya umumnya responden menyebutkan lebih
dengan tingkat konsumsi daging ayam di dari dua kali membeli ayam di pasar
tiga pasar di Kabupaten Aceh Besar. Hasil tersebut. Selanjutnya sebagian besar
penelitian menunjukan bahwa sebagian responden (84,89%) menyatakan harga
besar responden (77,70%) membeli daging daging ayam masih tergolong terjangkau.
ayam di pasar tidak terkait dengan waktu Kemudian respoden lain (11,51%)
tertentu. Sedangkan 17,20% responden menyatakan harga daging ayam tidak
menyatakan membeli daging ayam pada terjangkau bagi mereka untuk membelinya
waktu hari-hari besar Islam. Selanjutnya sisa di pasar. Sedangkan sebagian kecil
responden (5,03%) memilih waktu membeli responden (3,60%) lainnya tidak tahu harga
daging pada hari libur saja. daging ayam di jual dipasar terjangkau.
Berdasarkan Tabel 3 terlihat bahwa

Tabel 3. Gambaran tanggapan responden terkait pertimbangan ekonomi dalam membeli ayam di
tiga pasar di Kabupaten Aceh Besar.

Pertanyaan Jawaban Responden Persentase (%)

Waktu pembelian daging Hari – hari besar 24 17,27


ayam Hari libur 7 5,03
Kapan saja 108 77,70
Frekuensi pembelian 1 x sebulan 31 22,30
daging ayam 2 x sebulan 41 29,50
> 2 x sebulan 67 48,20
Harga daging ayam Ya 119 85,61
terjangkau Tidak 15 10,79
Tidak tahu 5 3,60
Pengolongan harga Rp. 30.000 84 60,43
daging ayam Rp. 25.000 – Rp. 30.000 48 34,53
Rp. 25.000 7 5,04
Perbandingan harga Ya 35 25,18
daging ayam dengan Tidak 77 55,40
daerah lain Tidak tahu 27 19,42
Kesesuaian harga dengan Ya 112 80,57
kualitas Tidak 4 2,88
Tidak tahu 23 16,55

45
Jurnal Medika Veterinaria Teuku Shaddiq Rosa, dkk

Dari hasil penelitian ini menunjukkan konsumsi mematuhi aturan-aturan yang


bahwa sebagian besar responden (61,87%) ditetapkan oleh syariat Islam (Syam, 2014).
menyatakan harga daging ayam yang dijual Menurut (Purwono, 2014) salah satu cara
di pasar dalam kategori mahal (>Rp. menganalisis pengaruh situasi pembelian
30.000). Sedangkan 33,81% responden konsumen dapat dilihat dari lokasi atau
berpendapat harga daging ayam dijual di tempat dimana konsumen membeli produk,
pasar dalam kategori sedang (≥ Rp. 25.000 - waktu atau momen. Semakin sering
< 30.000). Selanjutnya sisa responden konsumen mengkonsumsi suatu produk,
(4,32%) beranggapan bahwa harga daging maka semakin tinggi tingkat permintaan
dalam kategori murah (< Rp.30.000). konsumen terhadap produk tersebut untuk
Kemudian dari hasil penelitian ini juga memenuhi kebutuhannya.
ditemukan sebesar 55,40% responden
menanggapi bahwa daging ayam yang dijual KESIMPULAN
di tiga pasar Kabupaten Aceh Besar tidak
mahal dibandingkan dengan daerah lain. 1. Sebagian besar konsumen daging ayam
Selanjutnya 25,18% responden menyatakan bahwa daging ayam yang
menyebutkan bahwa harga daging ayam dijual diyakini memenuhi standar
mahal di pasar ini. Sedangkan sekitar 19,42 kehalalan atas dasar mengenal
% responden lainnya tidak mengetahui penyembelih beragama Islam (36,69%).
perbandingan harga antara pasar. 2. Sebagian besar konsumen (> 90%)
Berdasarkan Tabel 3 juga menunjukkan menyatakan keyakinan status thayyiban
bahwa sebagian besar responden (80,57%) (aman, sehat dan utuh) dari daging ayam
menyebutkan harga daging ayam dijual di broiler yang dijual atas dasar.
tiga pasar di Kabupaten Aceh Besar sesuai 3. Umur, tingkat pendidikan dan pekerjaan
dengan kualitas yang didapatkan. adalah faktor yang mempengaruhi pola
Sebaliknya sejumlah responden lain (2,88%) pikir persepsi konsumen dalam memilih
menyatakan tidak sesuai harga daging ayam daging ayam yang halalan thayyiban.
dengan kualitasnya. Sedangkan sisa 4. Status ekonomi konsumen dapat
responden lainnya (16,55%) tidak mempengaruhi pertimbangan kehalalan,
mengetahui antara kesesuaian harga dengan thayyiban, saat membeli daging ayam di
kualitas. pasar.
Berdasarkan penelitian menunjukan
responden membeli daging ayam dengan DAFTAR PUSTAKA
waktu tidak menentu dengan frekuensi lebih
dari 2 kali membeli daging ayam setiap Addean, A., S. Benjakul, S. Wattanchant, and S. Maqsood.
2014. Effect of Islamic slaughtering on
bulannya. Sementara itu daging ayam dapat chemical compositions and post-mortem
dijangkau oleh pembeli , namun dengan quality changes of broiler chicken meat.
harga yang mahal. Di tiga pasar di Internasional Food Research Journal.
21(3):897–907.
kabupaten Aceh Besar perbandingan harga Aerita, A.N., E.T. Pawenang, dan Mardiana. 2014.
tidak mahal dari pasar yang lain. Namun Hubungan higiene pedagang dan sanitasi
harga daging ayam sesuai dengan kualitas dengan kontaminasi Salmonella pada daging
ayam potong. Unnes Journal of Publich
daging ayam didapatkan. Tidak berbeda Health. 3(4):1-3.
dengan segmen konsumen umum, segmen Burhanudin, A. 2011. Analisis Perilaku Konsumen Pada
konsumen ini sama-sama menginginkan Pembelian Daging Ayam Ras (Broiler Chicken)
di Pasar Tradisional dan Pasar Modren Kota
produk yang berkualitas, namun mereka Jember. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas
juga menuntut produk yang mereka Jember, Jember.

46
Jurnal Medika Veterinaria Teuku Shaddiq Rosa, dkk

Dirjennakkeswan. 2010. Pedoman Produksi dan Meliandasari., Destriana, Dwiloka, Bambang, dan S.
Penanganan Daging Ayam yang Higienis. Edjeng. 2015. Optimasi daun kayambang
Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner dan (Salvinia molesta) untuk penurunan kolesterol
Pasca Panen, Direktorat Jendral Peternakan dan daging dan peningkatan kualitas asam lemak
Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI, esensial. Jurnal Aplikasi Teknologi. 4(1): 22-
Jakarta. 27.
Dirjennakkeswan. 2015. Statistik Peternakan dan Mohamed, Z., G. Rezai, M.N. Shamsudin and E.F.C.
Kesehatan Hewan 2015. Direktorat Jendral Chiew. 2008. Halal logo and
Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian consumers’confidence: What are the important
Pertanian RI, Jakarta. factors?. Economic and Technology
Dwiatmaja, A.W. 2013. Rancangan Bangun Sistem Deteksi Management Review. 3(1): 37-45.
Daging Ayam Tiren Berbasis Resistansi dan Purwono, J., S. Sugyaningsih., dan M. Andryani. 2014.
Mikrokontroler Atmega8. Skripsi. Fakultas Analisis keputusan pembelian daging sapi oleh
Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri konsumen rumah tangga (Kasus: Hipermarket
Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Giant Taman Yasmin Bogor). Jurnal Neo-Bis.
Ferasyi. T.R. 2008. Dasar-dasar Epidemologi dan 8(1): 77-92.
Ekonomi Veteriner. Syiah Kuala University Notoadmojo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan.
Press, Banda Aceh. Rineka Cipta, Jakarta.
Grandin, T. and J.M. Regenstein. 1994. Religious slaughter Retno. 2002. Hygiene dan Sanitasi Umum Perhotelan.
and animal welfare. Meat Focus Grasindo. Jakarta.
International. 1:115–123. Sams, A.R. 2001. Poultry Meat Processing. CRC Press,
Jundurabbi, Z.H., Taslim, dan L. Suryani. 2015. Analisis Boca Raton.
preferens konsumen terhadap fried chicken Sari, M.L., F.N.L. Lubis, dan L.D. Jaya. 2014. Pengaruh
organik (survei di rumah makan ayam organik pemberian asap cair melalui air minum
hefchick Jl. Adipati Agung No. 40 Baleendah terhadap kualitas karkas ayam boiler. Jurnal
Bandung). Jurnal Unpad. 4(1):1-2. Agripet. 14(1):71-75.
Jusmaliani dan H. Nasution. 2009. Religiosity aspect in Syam, .M.I. 2014. Persepsi Konsumen Terhadap Kualitas
consumer behavior: determinants of halal meat Daging Sapi di Pasar Pa’baeng-Baeng Kota
consumption. Asean Marketing Journal. Makassar. Skripsi. Fakultas Peternakan
2(1):1-2. Universitas Hasanuddin, Makassar.
Khalek, A.A. 2014. Young consumers’ attitude towards Thabrani, A.M. 2013. Esensi ta’abbud dalam konsumsi
halal food outlets and jakim’s halal certification pangan (telah kontemplatif atas makna halal-
in Malaysia. Procedia Social and Behavioral thayyib). Al-Ihkam. 8(1):65-67.
Sciences. 121:26-34. Waskito, D. 2015. Pengaruh Sertifikasi Halal, Kesadaran
Ma’rifat, T.N., D. Ismoyiwati, dan J.N. Wikarta. 2015. Halal dan Bahan Makanan Terhadap Minat Beli
Analisis perilaku konsumen dalam pembelian Produk Makanan Halal (Studi Mahasiswa
produk olahan ayam bersetifikat halal di Muslim di Yogyakarta). Skripsi. Fakultas
Provinsi D.I Yogyakarta. Prosiding Seminar Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta,
Agroindustri dan Lokakarya Nasional Yogyakarta.
FKPT-TPI. 42-53.

47

You might also like