Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 94

SKRIPSI

HUBUNGAN RESPONSE TIME PERAWAT TRIASE DENGAN


KEPUASAN KELUARGA PASIEN GAWAT DARURAT DI
RUANG IGD RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

Diajukan sebagai salah satu syarat


untuk menyelesaikan program strata satu dalam meraih gelar
sarjana keperawatan

Diajukan oleh:

MUH. FAISAL DG. MUNIR


NPM : 163010051

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTASKESEHATAN
UNIVERSITAS PATRIA ARTHA
2020
SKRIPSI

HUBUNGAN RESPONSE TIME PERAWAT TRIASE DENGAN


KEPUASAN KELUARGA PASIEN GAWAT DARURAT DI
RUANG IGD RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

Disusun oleh:

MUH. FAISAL DG. MUNIR


NPM : 163010051

TELAH DISETUJUI
PADA TANGGAL 30 NOVEMBER 2020

Oleh :

Pembimbing I, Pembimbing II,

(Ns. Muh.Saddad Tanrewali, S.Kep., M.Kes) (Ns. Ruris Haristiani, S.Kep., M.Kes)

Mengetahui
Dekan Fakultas Kesehatan

(Sainah, S.ST., M.M)

i
SKRIPSI

HUBUNGAN RESPONSE TIME PERAWAT TRIASE DENGAN


KEPUASAN KELUARGA PASIEN GAWAT DARURAT DI
RUANG IGD RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR
Disusun oleh:

MUH. FAISAL DG. MUNIR


NPM : 163010004

Telah dipertahanankan di depan Tim


Penguji Pada hari senin, tanggal 30 November 2020
dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima

Tim Penguji

Ns. Hamdayani, S.Kep., M.Kes.

(Ketua Penguji)

Ns. Fhirawati, S.Kep., M.Kes.

(Anggota)

Muhammad Sofyan, S.Pd., S.Kep., Ners., FN., CGRN

(Anggota)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTASKESEHATAN
UNIVERSITAS PATRIA ARTHA
2020

ii
ABSTRAK

MUH. FAISAL DG. MUNIR 2020. RELATIONSHIP OF TRIASE NURSE TIME


RESPONSE AND FAMILY SATISFACTION OF EMERGENCY PATIENTS IN IGD ROOM
LABUANG BAJI HOSPITAL MAKASSAR ( Supervised by Saddad and Ruris )
Response Time is the speed in responding to patient handling by medical
personnel ≤5 minutes when the patient arrives at the front door of the
emergency room service. Response Time with actions carried out according to
standards can be a good service in the ER so that families or patients can feel
satisfaction from medical services. The purpose of this study was to determine
the relationship between Response Time and the Level of Family Satisfaction of
Patients in the IGD Labuang Baji Makassar Hospital.
The research design used was analytical survey research with a cross
sectional study approach. The sampling technique used in this study was
accidental sampling. The sample size is 40 respondents. This study used a
statistical test method, namely the chi-square test with a significance of 0.05.
The results obtained are as follows: There is a relationship between response
time and the level of patient's family satisfaction with a Response Time value
of 95.0% "right", namely ≤5 minutes and the patient's family satisfaction level of
92.5% "satisfied". Pearson Chi-Square test results obtained p = 0.000 (p <0.05).
Conclusion: There is a correlation between Response Time and Family
Satisfaction Level of Patients in the Emergency Room at the Labuang Baji
Makassar Hospital in 2020. Suggestions: 1) It is hoped that the response time of
nurses will continue to be improved in taking emergency service actions. 2) Can
maintain the quality of service, especially in the emergency room installation.
3) Prioritizing the needs and complaints of patients and their families.

Keywords : Response time, satisfaction


Bibliography : 33

iii
ABSTRAK

MUH. FAISAL DG. MUNIR. 2020. HUBUNGAN RESPONSE TIME PERAWAT TRIASE
DENGAN KEPUASAN KELUARGA PASIEN GAWAT DARURAT DI RUANG IGD RSUD
LABUANG BAJI MAKASSAR (Dibimbing oleh Saddad dan Ruris)
Response Time merupakan kecepatan dalam merespon penanganan
pasien oleh petugas medis ≤5 menit saat tibanya pasien di depan pintu
pelayanan unit gawat darurat. Response Time dengan tindakan yang dilakukan
sesuai standar dapat menjadi pelayanan yang baik di IGD sehingga keluarga
ataupun pasien dapat merasakan kepuasan dari pelayanan medis. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan Response Time dengan
Tingkat Kepuasan Keluarga Pasien di IGD RSUD Labuang Baji Makassar.
Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian Survei Analitik
dengan pendekatan cros sectional study dengan teknik pengambilan sampel
dalam penelitian ini menggunakan Accidental sampling. Jumlah sampel 40
responden. Penelitian ini menggunakan metode uji statistik yaitu uji chi-square
dengan kemaknaan 0,05. Didapatkan hasil sebagai berikut : Terdapat hubungan
antara response time dengan tingkat kepuasan keluarga pasien dengan nilai
Response Time sebanyak 95,0% “tepat” yaitu ≤5 menit dan Tingkat Kepuasan
keluarga pasien sebanyak 92,5% “puas”. Hasil uji Pearson Chi-Square
didapatkan p=0,000 (p<0,05). Kesimpulan: Ada hubungan Response Time
dengan Tingkat Kepuasan Keluarga Pasien di Ruangan IGD RSUD Labuang Baji
Makassar Tahun 2020. Saran: 1) Diharapkan agar Response Time perawat tetap
ditingkatkan dalam melakukan tindakan pelayanan kegawatdaruratan. 2) Dapat
mempertahankan kualitas pelayanan khususnya diruang intalasi gawat darurat.
3) Lebih mengutamakan kebutuhan serta keluhan dari pasien maupun keluarga
pasien.

Kata kunci : Response Time, Kepuasan


Pustaka : 33

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat,

taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

penelitian dengan judul “Hubungan Response Time Perawat Triase Dengan

Kepuasan Keluarga Pasien Gawat Darurat Di Ruang IGD RSUD Labuang Baji

Makassar” ini tepat waktu. Skripsi ini disusun untuk melengkapi persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Keperawatan di Universitas Patria Artha.

Terima Kasih yang tidak terhingga penulis ucapkan kepada kedua orang

tuaku Abd. Munir Dg. Maulana dan Kurniati serta saudara-saudaraku tercinta

Rismawati, Idzni Fildza Dg Maulana, Moh. Ikhsannudin Dg Munir dan kepada

sahabat beserta semua teman-teman yang telah memberikan support perhatian

serta do’a.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis juga menyadari bahwa banyak

pihak yang memberi bantuan, baik moril maupun materi. Oleh karena itu,

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Ita Hartati, AK, M.BA. sebagai Ketua Yayasan Universitas Patria Artha.

2. Bapak Dr. Bastian Lubis, SE., M.M., CFM sebagai Rektor Universitas Patria

Artha.

3. Ibu Sainah, S.ST., M.M. sebagai Dekan Fakultas Kesehatan.

4. Bapak Muhammad Sofyan, S. Pd., S.Kep., Ners., FN., CGRN. sebagai

Ketua Prodi S1 Ilmu Keperawatan Universitas Patria Artha.

5. Bapak Ns. Muhammad Saddad Tanrewali, S.Kep., M.Kes. selaku

pembimbing Pertama yang telah meluangkan waktu dan pikirannya untuk

v
memberikan bimbingan serta kritik dan sarannya dalam penyusunan skripsi

ini.

6. Ibu Ns. Ruris Haristiani, S.Kep., M.Kes. selaku pembimbing kedua yang

telah meluangkan waktu dan pikirannya untuk memberikan bimbingan serta

motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

7. Bapak/Ibu Dosen dan Staf Universitas Patria Artha atas bantuan dan

keramahannya kepada penulis selama perkuliahan hingga penyelesaian

penelitian ini.

8. Direktur Rumah Sakit RSUD LABUANG BAJI Makassar yang telah memberikan

izin penelitian dan pengambilan data terkait penelitian ini.

9. Keluarga besar Mahasiswa Universitas Patria Artha yang selalu memberikan

support dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

10. Keluarga besar angkatan 16 Keperawatan Anterior.

Penulis menyadari bahwa didalam penyusunan skripsi ini masih jauh

dari kesempurnaan, sehingga saran dan kritik serta tanggapan yang

membangun sangat dibutuhkan guna memperbaiki kekurangan yang ada.

Akhir kata penulis berharap semoga hasil karya ini dapat bermanfaat

bagi semua pihak baik masyarakat maupun dalam pengembangan ilmu

pengetahuan. Amin Ya Robbal Alamin.

Gowa, November  2020

Penulis

vi
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………………………………………………….ii


ABSTRAK...........................................................................................................................iii

KATA PENGANTAR..............................................................................................................v

DAFTAR ISI........................................................................................................................vii

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................................ix

DAFTAR TABEL....................................................................................................................x

DAFTAR SINGKATAN..........................................................................................................xi

DAFTAR ISTILAH................................................................................................................xii

DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................................xiv

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................6

1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................6

1.4 Manfaat Penelitian..........................................................................................6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................8

2.1 Tinjauan Umum tentang Instalasi Gawat Darurat......................................8

2.2 Tinjauan Umum tentang Response Time Gawat Darurat.........................14

2.3 Tinjauan Umum tentang Kepuasan.............................................................16

2.4 Tinjauan Umum Tentang Keluarga..............................................................21

2.5 Kerangka Teori...............................................................................................24

2.6 Kerangka Konsep............................................................................................25

2.7 Definisi Operasional......................................................................................26

BAB 3 METODE PENELITIAN.............................................................................................28

3.1 Desain Penelitian...........................................................................................28

vii
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian.....................................................................28

3.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling.....................................................28

3.4 Sumber Data...................................................................................................29

3.5 Instrumen Penelitian.....................................................................................30

3.6 Metode Pengumpulan Data..........................................................................30

3.7 Metode Analisis..............................................................................................31

3.8 Prinsip Etika Penelitian.................................................................................34

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................................36

4.1 Hasil Penelitian..............................................................................................36

4.2 Pembahasan....................................................................................................41

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................................48

5.1 Kesimpulan.....................................................................................................48

5.2 Saran................................................................................................................49

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori............................................................ 24

Gambar 2.2 Kerangka Konsep......................................................... 25

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur.................................36

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.......................37

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan................37

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan...........................38

Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pembiayaan .................39

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Respon Time .....................39

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Kepuasan ...............40

Tabel 4.8 Tabulasi Silang Hubungan Respon Time dengan Tingkat Kepuasan

Keluarga Pasien...............................................................40

x
DAFTAR SINGKATAN

ABC : Airway,Breathing,Circulation

Depkes : Departemen Kesehatan

ECG : Elektrokardiogram

H0 : Hipotesis Nol

Ha : Hipotesis Alternatif

IGD : Intalasi Gawat Darurat

Kemenkes : Kementrian Kesehatan

NGT : Nasogastric tube

RS : Rumah Sakit

SPSS : Software Product and Service Solution

USG : Ultrasonography

WHO : World Health Organization

xi
DAFTAR ISTILAH

Bag Valve Mask Alat Bantu Nafas

Brankar Tempat tidur pasien

Dekontaminasi Proses pembersihan suatu benda atau zat

pencemar seperti mikroorganisme

Emergency Keadaan Darurat

False Emergency Adalah pasien yang sedang tidak dalam keadaan

gawat darurat

Infus Pump Alat bantu memasukan cairan kedalam tubuh

pasien secara otomatis

Kanul Oksigen Selang Oksigen

Live Saving Penyelamatan Nyawa

Nebulizer Adalah alat untuk mengubah obat dalam bentuk

cairan menjadi uap yang dihirup

Oksigen Mask Masker Oksigen

Poliklinik Balai Pengobatan Umum

Safety Box Lemari yang terbuat dari baja atau logam yang

aman

xii
Slit Lamp Alat yang dapat menembakkan sinar berbentuk

seperti titik kecil ke mata untuk melihat kelainan

pada mata

Spoel Hoek Adalah fasilitas untuk membuang bekas kotoran

pasien

Stetoskop Sebuah alat medis akustik untuk memeriksa suara

dalam tubuh

Suction Penghisapan, terjadinya proses pertukaran gas

yang adekuat denga cara mengeluarkan secret

atau cairan

Trakeostomi Adalah tindakan bedah untuk membuat lubang

pada saluran udara (trakea) agar dapt dipasangi

tabung pernapasan

Triase Proses Penyeleksian korban sesuai tingkat kegawat

daruratan

True Emergency Merupakan pelayan medik gawat darurat yang

memberikan pertolongan pertama mengenai

diagnosis dan upaya penyelamatan.

Ventilator Alat bantu pernapasan yang menyediakan ventilasi

mekanis

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Permohonan Untuk Menjadi Responden

Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian

Lampiran 3 : Lembar Demografi Responden

Lampiran 4 : Lembar Kuesioner Kepuasan Keluarga

Lampiran 5 : Lembar Observasi Durasi Penanganan Kegawat Daruratan

Lampiran 6 : Master Tabel

Lampiran 7 : Hasil SPSS

Lampiran 8 : Surat Pengantar Penelitian Ke Penanaman Modal

Lampiran 9 : Surat Pengantar Penelitian Ke Rumah Sakit

Lampiran 10 : Surat Keterangan Selesai Penelitian

Lampiran 11 : Contoh SOP Gawat Darurat RSUD Labuang Baji Makassar

Lampiran 12 : Dokumentasi

Lampiran 13 : Lembar Konsul

Lampiran 14 : Surat Pernyataan Bebas Plagiat

Lampiran 15 : Daftar Riwayat Hidup

xiv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan pasien gawat darurat adalah pelayanan yang memerlukan

pertolongan secara cepat, tepat dan cermat agar terhindar dari

kematian dan kecacatan. Pelayanan pasien gawat darurat punya

peranan yang sangat penting dalam prinsip waktu adalah nyawa (Time

saving is life saving). Salah satu indikator mutu pelayanan berupa

response time atau durasi yang merupakan proses untuk mencapai

indikator hasil, yaitu kelangsungan hidup [ CITATION Sut16 \l 14345 ].

Setiap tahun di Amerika Serikat hampir 150.000 kasus gawat

darurat. Dari jumlah tersebut 100.000 diantaranya mengalami

kecacatan dan 50.000 orang meninggal dunia. Saat ini di Amerika

terdapat sekitar 5.300.000 orang dengan kecacatan akibat cedera

kepala. Data insiden cedera kepala di Eropa pada tahun 2010 adalah 500

per 100.000 populasi, Insiden cedera kepala di Inggris pada tahun 2010

adalah 400 per 100.000 pasien per tahun (WHO, 2014).

Pada tahun 2015, data kunjungan pasien ke Instalasi Gawat Darurat

(IGD) di seluruh Indonesia mencapai 4.402.205 (13,3% dari total seluruh

kunjungan di RSU) dengan jumlah kunjungan 12% dari kunjungan IGD

berasal dari rujukan dengan jumlah Rumah Sakit Umum 1.033 Rumah

Sakit Umum dari 1.319 Rumah Sakit yang ada. Jumlah yang signifikan ini

kemudian memerlukan perhatian yang cukup besar dengan pelayanan

pasien gawat darurat [CITATION Kem15 \l 14345 ]. Prevalensi kasus gawat

1
2

darurat nasional adalah 8.2 persen, pravalensi tertinggi ditemukan di

Sulawesi Selatan (12,8%) dan terendah di Jambi (4,5%) dari survey yang

dilakukan pada 15 provinsi [CITATION Ris18 \l 14345 ].

Rumah sakit merupakan instansi pelayanan yang memberikan

pelayanan personal bersifat utama meliputi pelayanan rawat inap, rawat

jalan, dan gawat darurat. Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan

instalasi yang memberikan pelayanan pertama kali pada pasien yang

mengalami ancaman mortalitas dan abnormalitas secara terpadu, yang

merupakan pintu pertama masuknya pasien gawat darurat sehingga

diperlukan perawat Instalasi Gawat Darurat yang memiliki kemampuan

mengatasi kegawatdaruratan pasien untuk segera memberikan

penanganan agar dapat menyelamatkan nyawa pasien clan mencegah

terjadinya kecacatan lebih lanjut[CITATION Kem14 \t \l 14345 ].

Dalam kondisi gawat darurat pasien dapat kehilangan nyawa dalam

hitungan menit. Nafas berhenti dalam waktu 2-3 menit sehingga dapat

menyebabkan kematian. Response time sangat penting bahkan pada

selain penderita penyakit jantung. Waktu tanggap yang panjang dapat

mengakibatkan resiko kematian ataupun cedera parah. Kenaikan 1

menit waktu tanggap, dapat meningkatkan angka kematian rata-rata

17% setelah 1 hari kejadian [ CITATION Mus17 \l 14345 ].

Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI nomor

129/Menkes/SK/II/2008 tentang standar pelayanan minimal rumah sakit

menyatakan waktu tanggap atau response time. Standar waktu ini

dihitung berdasarkan kecepatan pelayanan dokter maupun perawat di

IGD. Waktu ini dihitung dari saat pasien tiba di depan pintu rumah sakit
3

sampai mendapat respon dari petugas IGD dengan waktu pelayanan yang

dibutuhkan pasien sampai selesai proses penanganan gawat darurat.

Standar waktu 5 menit pasien terlayani setelah tiba di IGD, waktu

tanggap tersebut harus mampu dimanfaatkan untuk memenuhi prosedur

utama dalam penanganan kasus gawat darurat atau prosedur ABCD

(Airway, Breathing, Circulation dan Disability). Pelayanan gawat

darurat selama ini masih ditemuinya kasus gawat darurat yang tidak

tertangani dengan cepat dan tepat. Tindak lanjut mengenai pasien

gawat darurat masih ditemukan adanya penundaan pelayanan pasien

gawat darurat yang dilakukan oleh pihak rumah sakit karena alasan

administrasi dan pembiayaan. Pasien gawat darurat seringkali harus

menunggu proses administrasi selesai baru mendapatkan pelayanan

[CITATION Dah15 \l 14345 ].

Response time juga dapat berarti waktu emas terhadap kehidupan

seorang pasien dimana dalam banyak kasus menggambarkan semakin

cepat mendapatkan pertolongan definitif maka kemungkinan

kesembuhan dan keberlangsungan hidup seseorang akan semakin besar,

sebaliknya kegagalan response time di IGD dapat diamati dari yang

berakibat fatal berupa kematian atau cacat permanen dengan kasus

kegawatan organ vital pada pasien sampai hari rawat di ruang

perawatan yang panjang setelah pertolongan di IGD sehingga berakibat

ketidakpuasan pasien dan complain sampai dengan biaya perawatan

yang tinggi [CITATION Pis15 \l 14345 ].

Kepuasan menjadi aset yang sangat berharga karena apabila pasien

puas mereka akan terus melakukan pemakaian jasa, tetapi jika mereka
4

merasa tidak puas akan memberitahukan dua kali lebih hebat kepada

orang lain tentang pengalaman buruknya [ CITATION Ger17 \l 14345 ].

Technical As- sistance Research Program (TARP) Washington menyatakan

96% konsumen yang tidak puas secara diam-diam beralih ke jasa pesaing,

bahkan menceritakan keburukan pelayanan yang diterima kepada orang

lain [CITATION Par15 \l 14345 ]. Standar akreditasi rumah sakit tahun 2012

menyatakan bahwa kepuasan pasien dan keluarga merupakan salah satu

indikator mutu manajerial. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah

melakukan survey kepuasan pasien dan keluarga pasien [CITATION

Wid15 \l 14345 ].

Secara teoritis dukungan keluarga dapat menurunkan

kecenderungan munculnya kejadian yang dapat mengakibatkan stress.

Apabila kejadian tersebut muncul, interaksi dengan orang lain dapat

memodifikasi atau mengubah persepsi individu pada kejadian tersebut

dan oleh karena itu akan mengurangi potensi munculnya stress.

Dukungan sosial juga dapat mengubah hubungan antara respon individu

pada kejadian yang dapat menimbulkan stres dan stres itu sendiri,

mempengaruhi strategi untuk mengatasi stres dan dengan begitu

memodifikasi hubungan antara kejadian yang menimbulkan stres

mengganggu kepercayaan diri, dukungan sosial dapat memodifikasi efek

itu [ CITATION Wid151 \l 14345 ].

Penelitian di Amerika Serikat tentang kepuasan pelayanan pasien di

IGD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 10 orang pasien yang

berkunjung ke IGD, diketahui enam orang (60%) mengeluhkan tentang

pelayanan perawatan yang diberikan tidak sesuai dengan harapan,


5

waktu tunggu yang relatif lama dan fasilitas atau alat yang ada serta

pegawai yang masih kurang. Sementara empat orang lainnya (40%)

mengatakan ketidakpuasannya mengenai obat yang diberikan relatif

lama dan memiliki proses yang rumit (WHO, 2014). Pada penelitian

terdahulu menunjukkan bahwa ada hubungan response time dengan

kepuasan keluarga pasien gawat darurat di Instalasi Gawat Darurat

Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Dr. R. D. Kandou Manado [CITATION

Pur15 \l 14345 ].

RSUD Labuang Baji Makassar sebagai salah satu rumah sakit terbesar

dan menjadi rujukan di sulawesi selatan memiliki daya tarik tersendiri

sebagai obyek kajian ilmiah dalam implementasi teori-teori dan

pengembangan hasil-hasil riset pelayanan dan pengelolaan serta

penanganan kegawatdaruratan. Dari observasi dan wawancara awal

yang dilakukan di Instalasi Gawat Darurat RSUD Labuang Baji Makassar

didapatkan bahwa jumlah pasien yang masuk tahun 2017 sampai 2019

yaitu 7.000-7200 pasien, dengan rata-rata kunjungan pasien per hari

pada tahun 2019 kurang lebih 30-35 pasien. Kemudian berdasarkan

pengalaman penulis dalam memberikan pelayanan kesehatan/praktek

kepada beberapa pasien dan sekaligus melakukan wawancara terhadap

keluarga menemukan fenomena masih adanya keluhan keluarga masalah

perbedaan dalam pelayanan. Sehingga itu peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian Hubungan Response Time dengan Kepuasan

Keluarga Pasien Gawat Darurat di IGD RSUD Labuang Baji.


6

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah “apakah ada

Hubungan Response Time Perawat Triase dengan Kepuasan Keluarga

Pasien Gawat Darurat Di IGD RSUD Labuang Baji Makassar?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Hubungan Response Time Perawat Triase

dengan Kepuasan Keluarga Pasien Gawat Darurat Di IGD RSUD

Labuang Baji Makassar.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui Response Time kegawat daruratan di IGD

RSUD Labuang Baji Makassar.

b. Untuk mengetahui Tingkat Kepuasan Keluarga Pasien di IGD.

c. Untuk menganalisis Hubungan Response Time dengan Kepuasan

Keluarga Pasien Gawat Darurat Di IGD RSUD Labuang Baji

Makassar.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Praktik Pelayanan Keperawatan

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiran tentang hubungan response time atau waktu

penanganan kegawat daruratan dengan kepuasan keluarga pasien di

Instalasi Gawat Darurat (IGD). Rumah Sakit juga dapat menjadikan

bahan evaluasi dalam meningkatkan mutu pelayanan.


7

2. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan

Dapat dijadikan sebagai acuan atau referensi terkait dengan

penelitian selanjutnya.

3. Bagi Riset Keperawatan

Menambah pengetahuan serta wawasan dan pengalaman dalam

penelitian dibidang kesehatan khusunya tentang Pelayanan.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum tentang Instalasi Gawat Darurat

1. Definisi

Keadaan gawat darurat merupakan keadaan klinis dimana pasien

sangat membutuhkan pertolongan tenaga kesehatan dengan segera

untuk mengurangi kecacatan lebih lanjut dan menyelamatkan nyawa

pasien. Penanganan dalam IGD memiliki filosofi Time Saving is Live

Saving yaitu semua tindakan yang dilakukan oleh tim medis saat

kondisi klien gawat harus memang benar benar efektif dan efesien.

Mengingat kondisi pasien bisa meninggal dalam hitungan menit. Pada

manusia bila berhenti napas 2-3 menit akan menyebakan kematian

[ CITATION Sut15 \l 14345 ].

2. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat

IGD rumah sakit mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan

asuhan medis dan asuhan keperawatan sementara serta pelayanan

pembedahan darurat, bagi pasien yang datang dengan kondisi gawat

darurat. Pelayanan pasien adalah pelayanan yang memerlukan

pelayanan segera, yaitu cepat, tepat dan cermat untuk mencegah

kematian dan kecacatan. Salah satu indikator mutu pelayanan adalah

waktu tanggap [CITATION Kur16 \l 14345 ].

Prosedur pelayanan di suatu rumah sakit, pasien yang akan

berobat diterima oleh petugas kesehatan setempat baik yang berobat

di rawat inap, rawat jalan (poliklinik) maupun di IGD untuk yang

penyakit darurat/emergency dalam suatu prosedur pelayanan rumah

8
9

sakit. Prosedur ini merupakan kunci awal pelayanan petugas

kesehatan rumah sakit dalam melayani pasien secara baik atau

tidaknya, dilihat dari sikap yang ramah, sopan, tertib, dan penuh

tanggung jawab [ CITATION Wid15 \l 14345 ].

Latar belakang pentingnya diatur standar IGD karena pasien

yang masuk ke IGD rumah sakit tentunya butuh pertolongan yang

cepat dan tepat untuk itu perlu adanya standar dalam memberikan

pelayanan gawat darurat sesuai dengan kompetensi dan

kemampuannya sehingga dapat menjamin suatu penanganan gawat

darurat dengan response time yang cepat dan penanganan yang

tepat. Semua itu dapat dicapai antara lain dengan meningkatkan

sarana, prasarana, sumberdaya manusia dan manajemen IGD Rumah

Sakit sesuai dengan standar. Disisi lain, desentralisasi dan otonomi

telah memberikan peluang daerah untuk mengembangkan daerahnya

sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya serta siap mengambil

alih tanggung jawab yang selama ini dilakukan oleh pusat. Untuk itu

daerah harus dapat menyusun perencanaan di bidang kesehatan

khususnya pelayanan gawat darurat yang baik terarah agar mutu

pelayanan kesehatan tidak menurun, sebaliknya meningkat dengan

pesat. Oleh karenanya Depkes perlu membuat standar yang baku

dalam pelayanan gawat darurat yang dapat menjadi acuan bagi

daerah dalam mengembangkan pelayanan gawat darurat khususnya di

Instalasi Gawat Darurat [ CITATION Sab16 \l 14345 ].


10

3. Prinsip Umum Pelayanan IGD Di Rumah Sakit

Menurut [CITATION Kem15 \t \l 14345 ] kebutuhan ruang, fungsi

dan luasan ruang serta kebutuhan fasilitas pada ruang gawat darurat

di Rumah sakit adalah sebagai berikut:

a. Setiap Rumah Sakit wajib memiliki pelayanan gawat darurat yang

memiliki kemampuan melakukan pemeriksaan awal kasus- kasus

gawat darurat dan melakukan resusitasi dan stabilitasi (life

saving).

b. Pelayanan di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit harus dapat

memberikan pelayanan 24 jam dalam sehari dan tujuh hari dalam

seminggu.

c. Berbagai nama untuk instalasi/unit pelayanan gawat darurat di

rumah sakit diseragamkan menjadi Instalasi Gawat Darurat (IGD).

d. Rumah Sakit tidak boleh meminta uang muka pada saat menangani

kasus gawat darurat.

e. Pasien gawat darurat harus ditangani paling lama 5 ( lima ) menit

setelah sampai di IGD.

f. Organisasi IGD didasarkan pada organisasi multidisiplin,

multiprofesi dan terintegrasi struktur organisasi fungsional (unsur

pimpinan dan unsur pelaksana)

g. Setiap Rumah sakit wajib berusaha untuk menyesuaikan pelayanan

gawat daruratnya minimal sesuai dengan klasifikasi.

Menurut [CITATION Kem15 \t \l 14345 ] kebutuhan ruang, fungsi

dan luasan

1. Ruang Penerimaan
11

a. Ruang administrasi, berfungsi untuk menyelenggarakan

kegiatan administrasi, meliputi: pendataan pasien IGD,

keuangan dan rekam medik. Besaran ruang/luas bekisar

antara 3-5 m2/ petugas (luas area disesuaikan dengan

jumlah petugas). Untuk kebutuhan fasilitas antara lain

seperti meja, kursi, lemari berkas/arsip, telefon, safety

box dan peralatan kantor lainnya.

b. Ruang tunggu pengantar pasien, berfungsi sebagai ruangan

dimana keluarga/pengantar pasien menunggu. Ruang ini

perlu disediakan tempat duduk dengan jumlah yang sesuai

aktivitas pelayanan. Besaran ruang/luas 1-1,5 m2/ orang

(luas disesuaikan dengan jumlah kunjungan pasien/hari).

Kebutuhan fasilitas yang diperlukan antara lain kursi, meja,

televisi dan alat pengkondisi udara (AC/Air Condition).

c. Ruang Triase, ruang tempat memilah – milah kondisi pasien,

true emergency atau false emergency. Kebutuhan fasilitas

yang diperlukan seperti wastafel, kit pemeriksaan

sederhana, label.

d. Ruang penyimpanan brankar, tempat meletakkan/ parker

brankar 11 pasien yang siap digunakan apabila diperlukan.

e. Ruang dekontaminasi (untuk RS di daerah industry), ruang

untuk membersihkan/ dekontaminasi pasien setelah drop

off dari ambulan dan sebelum memasuki area triase.

Kebutuhan fasilitas uang diperlukan adalah shower dan sink

lemari/rak alat dekontaminasi.


12

f. Area yang dapat digunakan untuk penanganan korban

bencana massal. Kenutuhan fasilitas yang diperlukan

adalah area terbuka dengan/tanpa penutup, fasilitas air

bersih dan drainase.

2. Ruang Tindakan

a. Ruang resusitasi, ruangan ini dipergunakan untuk

melakukan tindakan penyelamatan penderita gawat darurat

akibat gangguan ABC. Luasan ruangan minimal 36 m2.

Kebutuhan fasilitas yang diperlukan seperti nasoparingeal,

orofaringeal, laringoskop set anak, laringoskop set dewasa,

nasotrakeal, orotrakeal, suction, trakeostomi set, bag valve

mask, kanul oksigen, oksigen mask, chest tube, ECG,

ventilator transport monitor, infusion pump, vena suction,

nebulizer, stetoskop, warmer, nasogastric tube dan

ultrasonografi.

b. Ruang tindakan bedah, ruangan ini untuk melakukan

tindakan bedah ringan pada pasien. Luasan ruangan

minimal 7,2 m2/meja tindakan. Kebutuhan fasilitas yang

diperlukan yaitu meja periksa, dressing set, infusion set,

vena section set, torakosintesis set, metalkauter, tempat

tidur dan tiang infus.

c. Ruang tindakan non bedah, ruangan ini untuk melakukan

tindakan non bedah pada pasien. Luasan ruangan minimal

7,2 m2/ meja tindakan. Kebutuhan fasilitas yang


13

diperlukan yaitu kumbah lambung set, elektrokardiogram,

irrigator, nebulizer, suction, oksigen medis, Nasogastric

tube, infusion pump, jarum spinal, lampu kepala, otoskop

set, tiang infus, tempat tidur, film viewer, ophtalmoskop,

bronkoskopi dan slit lamp.

d. Ruang observasi, ruang untuk melakukan observasi

terhadap pasien setelah diberikan tindakan medis.

Kebutuhan fasilitas hanya tempat tidur periksa.

e. Ruang pos perawat (nurse station), ruang untuk melakukan

perencanaan, pengorganisasian, pelayanan keperawatan,

pengaturan jadwal, dokumentasi s/d evaluasi pasien. Pos

perawat harus terletak dipusat blok yang dilayani agar

perawat dapat mengawasi pasiennya secara efektif.

Kebutuhan fasilitas yang diperlukan antara lain meja, kursi,

wastafel, computer, dll.

3. Ruang Penunjang Medis

a. Ruang petugas/ Staf, merupakan ruang tempat kerja,

istirahat, diskusi petugas IGD, yaitu kepala IGD, dokter,

dokter konsulen, perawat. Kebutuhan fasilitas yang

diperlukan adalah sofa, lemari, meja/kursi, wastafel,

pantry.

b. Ruang perawat, ruang ini digunakan sebagai ruang istirahat

perawat, luas ruangan sesuai kebutuhan. Kebutuhan

fasilitas 13 yang diperlukan antara lain sofa, lemari,

meja/kursi, wastafel.
14

c. Gudang kotor, Fasilitas untuk membuang kotoran bekas

pelayanan pasien khususnya yang berupa cairan. Spoolhoek

berupa bak atau kloset yang dilengkapi dengan leher angsa.

Kebutuhan fasilitas yang diperlukan adalah kloset leher

angsa, kran air bersih.

d. Toilet petugas, terdiri dari kamar mandi/ WC untuk petugas

IGD.

e. Ruang loker, merupakan tempat penyimpanan barang-

barang milik petugas/staf IGD dan ruang ganti pakaian.

2.2 Tinjauan Umum tentang Response Time Gawat Darurat

1. Definisi

Response time adalah kecepatan tenaga kesehatan dalam

memberikan tindakan, dihitung dari pasien tiba sampai dilakukan

penanganan [CITATION Rem15 \l 14345 ]. Kurangnya response time dari

perawat triase baik dalam melakukan pengelompokan berdasarkan

kondisi klien trauma maupun non trauma, tingkat keberhasilan yang

harus dicapai harus sesuai dengan standar IGD yang dimiliki rumah

sakit ini menyebabkan lama nya waktu tanggap tenaga kesehatan

kepada klien dengan kondisi gawat darurat. Pada kasus non trauma

dengan kondisi klien medula spinalis, pernapasan, hipoglikemia dan

kardiovaskuler yang mengakibatkan kematian dengan hitungan menit

yaitu 4-6 menit, maka dari itu klien membutuhkan waktu yang sangat

cepat untuk memberikan pertolongan guna menghindari kematian

biologis bila otak mengalami kekurangan oksigen dalam waktu 8-10


15

menit sebagai contoh klien dengan kondisi henti jantung dan

obstruksi jalan napas [ CITATION Pis15 \l 14345 ].

Response time merupakan indikator proses untuk mencapai

indikator hasil yaitu kelangsungan hidup. Response time adalah

waktu yang dibutuhkan pasien untuk mendapatkan pertolongan yang

sesuai dengan kegawatdaruratan penyakitnya sejak memasuki pintu

IGD yaitu <5 menit [CITATION Kem15 \l 14345 ].

2. Metode Pengukuran Respon Time

Pengukuran untuk tercapainya sebuah standar pelayanan dapat

di evaluasi dari waktu ke waktu dan dapat dipakai sebagai tolak ukur

prestasi kuantitatif atau kualitatif terhadap perubahan dari standar

atau target yang telah di tetapkan sebelumnya dengan selalu

memperhatikan hubungan kerjasama para pelaksanaan pelayanan

dari dokter, tenaga kesehatan dan tenaga lain yang bekerja di rumah

sakit. Kecepatan pelayanan dokter di instalasi gawat darurat

merupakan sebuah indikator standar pelayanan rumah sakit

pengukuran sebuah response time yaitu jumlah kumulatif waktu

yang di perlukan sejak kedatangan semua pasien yang di layani oleh

dokter dengan standar ≤ 5 menit terlayani setelah pasien datang,

terselenggaranya pelayanan yang cepat, responsif dan mampu

menyelamatkan pasien gawat darurat dan untuk memenuhi dimensi

mutu dengan memperhatikan keselamatan pasien dan

keefektifitasan sebuah pelayanan rumah sakit [ CITATION Rem15 \l

14345 ].
16

3. Klasifikasi Response Time Berdasarkan Kegawatan

Salah satu indikator keberhasilan penanggulangan medik

penderita gawat darurat adalah kecepatan memberikan pertolongan

yang memadai kepada penderita gawat darurat baik pada keadaan

rutin sehari-hari atau sewaktu bencana. Keberhasilan waktu tanggap

sangat tergantung pada kecepatan yang tersedia serta kualitas

pemberian pertolongan untuk menyelamatkan nyawa atau mencegah

cacat sejak di tempat kejadian, dalam perjalanan hingga

pertolongan rumah sakit [CITATION Mah15 \l 14345 ].

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Respon Time

Menurut [ CITATION Wid15 \l 14345 ] menjelaskan bahwa faktor-

faktor yang berhubungan dengan ketepatan waktu tanggap

penanganan kasus di IGD adalah :

a. Ketersediaan Stretcher

b. Ketersediaan Petugas

c. Pola penempatan staf

d. Tingkat karakteristik pasien

e. Faktor pengetahuan, keterampilan dan pengalaman petugas

kesehatan yang menangani kejadian gawat darurat.

2.3 Tinjauan Umum tentang Kepuasan

1. Definisi

Kualitas hidup merupakan tahapan yang meliputi dimensi fisik,

mental dan kesejahteraan sosial, bukan hanya ketiadaan penyakit

atau kelemahan saja (WHO, 2015). Kualitas hidup merupakan

emosional, sosial dan kesejahteraan fisik seseorang serta


17

kemampuan aktifitas dalam kehidupan sehari-hari [CITATION Adh13 \l

14345 ].

Kualitas layanan yang sering disebut sebagai mutu pelayanan

adalah seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan para

pelanggan atas pelayanan yang mereka terima atau peroleh.

Harapan merupakan keinginan para pelanggan dari pelayanan yang

mungkin diberikan oleh perusahaan [ CITATION Par15 \l 14345 ].

Kepuasan adalah perasaan senang seseorang yang berasal dari

perbandingan antara kesenangan terhadap aktifitas dan suatu produk

dengan harapannya, sedangkan ketidakpuasan pasien dan keluarga

timbul karena terjadinya kesenjangan antara harapan dengan kinerja

layanan kesehatan yang dirasakannya sewaktu menggunakan layanan

kesehatan [ CITATION Tji17 \l 14345 ].

Pasien dan keluarga yang mengalami kepuasan terhadap layanan

kesehatan yang diselenggarakan cenderung mematuhi nasihat, setia,

atau taat terhadap rencana pengobatan yang telah disepakati.

Sebaliknya, pasien dan keluarga yang tidak merasakan kepuasan atau

kekecewaan sewaktu menggunakan layanan kesehatan cenderung

tidak mematuhi rencana pengobatan, tidak mematuhi nasihat,

berganti dokter atau pindah kefasilitas layanan kesehatan lainnya

[ CITATION Poh16 \l 14345 ].

2. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kepuasan

Menurut [ CITATION Pur15 \l 14345 ] menyatakan bahwa dalam

menentukan tingkat kepuasan, terdapat lima faktor utama yang


18

harus diperhatikan, yaitu :

a. Kualitas pelayanan

Pelanggan dalam hal ini pasien akan merasa puas jika

mereka memperoleh pelayanan yang baik atau sesuai dengan

yang diharapkan.

b. Emosional

Pasien akan merasa bangga dan mendapat keyakinan bahwa

orang lain akan kagum terhadapnya bila keamanannya dijamin

oleh asuransi yang mempunyai tingkat kepuasan lebih tinggi.

Kepuasan yang diperoleh bukan karena kualitas dari produk

tetapi nilai sosial yang membuat pasien menjadi puas terhadap

asuransi.

c. Harga

Harga merupakan aspek penting. Produk yang mempunyai

kualitas sama tetapi menetapkan harga yang relatif murah akan

memberikan nilai yang lebih tinggi kepada pelanggannya.

d. Biaya

Pelanggan dalam hal ini pasien tidak perlu mengeluarkan

biaya tambahan atau tidak perlu membuang waktu untuk

mendapatkan jasa, cenderung puas terhadap produk/jasa itu.

e. Waktu Tunggu

Lamanya waktu tunggu pasien dalam memperoleh pelayanan

kesehatan yang dibutuhkannya akan berpengaruh terhadap

kepuasan pasien. Petugas yang terlalu lama/kurang cepat dalam


19

memberikan pelayanan baik pelayanan karcis maupun pelayanan

medis dan obat-obatan akan membuat pasien kurang puas

terhadap pelayanan kesehatan yang diterimanya.

3. Klasifikasi Kepuasan

Menurut [CITATION Sab14 \t \l 14345 ] penilaian kepuasan pasien

penting diketahui karena:

a. Kepuasan pasien merupakan bagian dari mutu pelayanan, karena

upaya pelayanan haruslah dapat memberikan kepuasan, tidak

semata-mata kesembuhan belaka.

b. Pasien yang puas akan memberi tahu kepada teman, keluarga

dan tetangganya.

c. Pasien yang puas akan datang lagi kontrol, atau membutuhkan

pelayanan yang lain.

d. Berhubungan dengan prioritas peningkatan pelayanan dalam dana

yang terbatas, peningkatan pelayanan harus efektif dan sesuai

dengan kebutuhan pasien.

e. Analisis kuantitatif dengan bukti hasil survei berarti tanggapan

tersebut dapat diperhitungkan dengan angka kuantitatif tidak

diperkirakan atau perasaan belaka, dengan angka kuantitatif

memberikan kesempatan pada berbagai pihak untuk diskusi.

4. Indikator Mengukur Kepuasan

Terdapat 10 indikator untuk mengukur kepuasan pelanggan.

dalam perkembangan selanjutnya kesepuluh dimensi tersebut

dirangkum menjadi lima dimensi yang biasa dikenal dengan istilah

kualitas layanan “RATER” responsiveness, assurance, tangible,


20

empathy, dan reliability [ CITATION Kot11 \l 14345 ]. Lebih jelasnya

dapat diuraikan mengenai bentuk – bentuk aplikasinya sebagai

berikut :

a. Daya Tanggap (Responsiveness)

Daya tanggap adalah elemen yang berkaitan dengan kesediaan

karyawan dalam membantu dan memberikan pelayanan yang terbaik

bagi pasien, petugas dapat memberikan informasi yang jelas,

petugas memberikan pelayanan dengan segera dan tepat waktu,

petugas memberi pelayanan yang baik [CITATION Syo14 \l 14345 ].

b. Jaminan (assurance)

Hal ini terutama mencakup pengetahuan, kemampuan,

kesopanan dan sifat dapat dipercaya dari petugas. Selain itu, bebas

dari bahaya saat pelayanan merupakan jaminan juga [ CITATION Syo14

\l 14345 ].

c. Bukti Fisik (Tangible)

Bukti fisik adalah segala sesuatu yang tampak seperti fasilitas,

peralatan, kenyamanan ruangan, dan penampilan petugas yang

melihat dinamika dunia kerja sekarang ini yang mengedepankan

pemenuhan kebutuhan pelayanan masyarakat. Kualitas layanan fisik

(tangible) dapat tercermin dari aplikasi lingkungan kerja berupa

kemampuan menunjukkan penguasaan teknologi dalam berbagai

akses data sesuai dinamika dan perkembangan dunia kerja yang

dihadapinya [ CITATION Syo14 \l 14345 ].

d. Empati (empathy)

Empati dalam suatu pelayanan adalah adanya suatu perhatian,


21

keseriusan, simpatik, pengertian dan keterlibatan pihak-pihak yang

berkepentingan dengan pelayanan untuk mengembangkan dan

melakukan aktivitas pelayanan sesuai tingakatan pengertian dan

pemahaman dari masing – masing pihak [ CITATION Syo14 \l 14345 ].

e. Keandalan (Reability)

Keandalan adalah kemampuan untuk mewujudkan pelayanan

yang dapat diandalkan. Artinya dalam memberikan pelayanan setiap

pegawai diharapkan memiliki kemampuan dalam pengetahuan,

keahlian, kemandirian, penguasaan, dan profesionalisme kerja yang

tinggi sehingga aktivitas kerja yang dikerjakan menghasilkan bentuk

pelayanan yang memuaskan, tanpa ada keluhan dan kesan yang

berlebihan atas pelayanan yang diterima oleh masyarakat [ CITATION

Syo14 \l 14345 ].

2.4 Tinjauan Umum Tentang Keluarga

1. Definisi

Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh

ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan

dan mempertahankan upaya yang umum, meningkatkan

perkembangan fisik mental, emosional dan sosial dari tiap anggota

keluarga [ CITATION Fri10 \l 14345 ].

Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat. Keluarga

didefinsikan dengan istilah kekerabatan dimana invidu bersatu

dalam suatu ikatan perkawinan dengan menjadi orang tua. Dalam

arti luas anggota keluarga merupakan mereka yang memiliki


22

hubungan personal dan timbal balik dalam menjalankan kewajiban

dan memberi dukungan yang disebabkan oleh kelahiran, adopsi,

maupun perkawinan [ CITATION Fri10 \l 14345 ].

2. Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga terbagi atas [ CITATION Wid151 \l 14345 ] :

d. Fungsi Afektif

Fungsi ini merupakan presepsi keluarga terkait dengan

pemenuhan kebutuhan psikososial sehingga mempersiapkan

anggota keluarga berhubungan dengan orang lain.

e. Fungsi Sosialisasi

Sosialisasi merupakan proses perkembangan individu sebagai

hasil dari adanya interaksi sosial dan pembelajaran peran sosial.

Fungsi ini melatih agar dapat beradaptasi dengan kehidupan

sosial.

f. Fungsi Reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan

menjaga kelangsungan keluarga.

g. Fungsi Ekonomi

Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan secara

ekonomi dan mengembangkan kemampuan individu dalam

meningkatkan penghasilan.

h. Fungsi Kesehatan

Menyediakan kebutuhan fisik makanan, pakaian, tempat

tinggal dan perawatan kesehatan.


23

3. Tipe Keluarga

Tipe keluarga dibedakan menjadi dua jenis yaitu [ CITATION

Wid151 \l 14345 ] :

1) Keluarga Tradisional

a. Nuclear family atau keluarga inti merupakan keluarga yang

terdiri atas suami, istri dan anak.

b. Dyad family merupakan keluarga yang terdiri dari suami istri

namun tidak memiliki anak

c. Single parent yaitu keluarga yang memiliki satu orang tua

dengan anak yang terjadi akibat peceraian atau kematian.

d. Single adult adalah kondisi dimana dalam rumah tangga

hanya terdiri dari satu orang dewasa yang tidak menikah.

e. Extended family merupakan keluarga yang terdiri dari

keluarga inti ditambah dengan anggota keluarga lainnya.

f. Middle-aged or erdely couple dimana orang tua tinggal

sendiri dirumah dikarenakan anak-anaknya telah memiliki

rumah tangga sendiri.

g. Kit-network family, beberapa keluarga yang tinggal

bersamaan dan menggunakan pelayanan bersama.

2) Keluarga Non Tradisional

a. Unmaried parent and child family yaitu keluarga yang terdiri

dari orang tua dan anak tanpa adanya ikatan pernikahan.

b. Cohabitating couple merupakan orang dewasa yang tinggal

bersama tanpa adanya ikatan perkawinan.


24

c. Gay and lesbian family merupakan seorang yang memiliki

persamaan jenis kelamin tinggal satu rumah layaknya suami-

istri

d. Nonmarital Hetesexual Cohabiting family, keluarga yang

hidup Bersama tanpa adanyanya pernikahan dan sering

berganti pasangan.

e. Faster family, keluarga menerima anak yang tidak memiliki

hubungan darah dalam waktu sementara.

2.5 Kerangka Teori

Gambar dibawah dapat dijelaskan bahwa pasien yang masuk ke IGD

akan mendapatkan pelayanan dan dari pelayanan baik adalah respon

time ada beberapa faktor yang mempengaruhinya yaitu: ketersediaan

stretcher, ketersediaan petugas triase, pola penempatan staf, tingkat

karakteristik pasien, faktor pengetahuan, keterampilan dan pengalaman

petugas kesehatan. Response time berhubungan dengan kepuasan di IGD

ada beberapa indikator yang mempengaruhi tingkat kepuasan meliputi:

Daya tanggap, jaminan, bukti fisik, empati dan keandalan.


Faktor yang
Mempengaruhi Faktor yang
pelayanan IGD Mempengaruhi
Kepuasan
Ketersediaan Strethcher
(kotler,2011)
Ketersediaan petugas
Responsivene
triase
Response
Reliability Kepuasan
Pola penempatan staf Time
Assurance
Pengetahuan,
keterampilan dan Emphaty
pengalaman
Tangible

Gambar 2.1 Kerangka Teori


(Sumber :[ CITATION Har11 \l 14345 ]
25

2.6 Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka teori maka kerangka konsep dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

Tingkat kepuasan
Durasi Penanganan
kegawat daruratan Keluarga Pasien

KET:

: Variabel Independen

: Variabel Dependen

: Garis Penghubung

1. Variabel bebas (independen)

Variabel yang nilainya menentukan variabel lain. Variabel bebas

dalam penelitian ini adalah response time kegawat daruratan di

IGD.

2. Variabel terikat (dependen)

Variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel lain. Variabel

terikat dalam penelitian ini adalah kepuasan keluarga pasien di

IGD.
26

2.7 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang

diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut, juga karakteristik yang

dapat diamati (diukur). Dapat diamati artinya memungkinkan peneliti

untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap

suatu objek atau fenomena yang kemudian dapat diulang lagi oleh orang

lain [CITATION Nur13 \l 14345 ].

Berdasarkan judul penelitian maka definisi operasional penelitian

ini adalah sebagai berikut:

Definis
No Variabel Parameter Alat Ukur Skala Skor
Operasional
1 Response Response time Waktu (dalam 1.Stopwatch Nominal 1 = Baik ≤ 5 menit.

Time perawat merupakan menit) yang 2.Data ceklis 0 = Kurang Baik > 5

kecepatan perawat menunjukkan 3.Lembar menit .

memberikan response time observasi

tanggapan atau perawat dalam response time

respon kepada memberikan

pasien yang datang tindakan

ke IGD untuk pelayanan

mendapatkan kepada pasien

pertolongan yang di IGD

sesuai dengan

tingkat kegawat

daruratannya

2 Kepuasan Kepuasan adalah Kepuasan Kuesioner Ordinal Skor:

keluarga salah satu indikator dinilai dari dengan 23 Soal 1. Tidak Puas =
23-69
kualitas pelayanan dimensi: pertanyaan
27

yang tenaga medis - Reliability Jawaban: 2. Puas = 70-115

berikan. - Assurance STP=1

- Tangibles KP=2

- Emphaty CP=3

P=4
- Responsive
SP=5
ness

2.2 Hipotesis

Hipotesis merupakan proposisi keilmuan yang dilandasi oleh

kerangka konseptual penelitian dan merupakan jawaban sementara

terhadap permasalahan yang dihadapi, yang dapat diuji kebenarannya

berdasarkan fakta empiris [ CITATION Nur13 \l 14345 ].

Hipotesis pada penelitian ini adalah:

1. Hipotesis Nol (Ho)

Tidak ada hubungan response time perawat triase dengan kepuasan

keluarga pasien gawat darurat di IGD RSUD Labuang Baji Makassar.

2. Hipotesis Alternatif (Ha)

Ada hubungan response time perawat triase dengan kepuasan

keluarga pasien gawat darurat di IGD RSUD Labuang Baji Makassar.


BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah Survei Analitik

dengan pendekatan Cross Sectional Study. Survei Analitik adalah suatu

rancangan yang digunakan untuk menyediakan informasi yang

berhubungan dengan prevalensi, distribusi, dan hubungan antara variabel

dalam suatu populasi. Cross Sectional Study suatu pendekatan yang

untuk melihat hubungan antara variabel yang dilakukan satu kali dalam

satu waktu yang bersamaan [ CITATION Nur13 \l 14345 ].

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Penelitian ini dilakukan di Ruang IGD RSUD Labuang Baji Makassar

2. Waktu

Penelitian ini dilakukan pada bulan September-November 2020.

3.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

3. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian [ CITATION Not12 \l

14345 ]. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota keluarga

pasien yang berkunjung ke IGD RSUD Labuang Baji Makassar sejak

bulan januari-desember 2019 kurang lebih sebanyak 7.200 orang,

dengan kunjungan rata – rata dalam satu bulan bisa sampai 990

pasien, dan jumlah kunjungan perhari sejumlah 30-35 pasien.

28
29

4. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh

populasi [ CITATION Sug11 \l 14345 ]. Jumlah sampel pada penelitian ini

adalah 40 orang.

5. Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian

adalah accidental sampling, dimana pengambilan sampel dilakukan

dengan cara mengambil responden yang kebetulan ada pada saat

dilakukan penelitian [ CITATION Nur13 \l 14345 ].

Adapun kriteria penelitian ini adalah:

a. Kriteria Inklusi

1) Keluarga dari pasien yang berobat dan termasuk kategori

gawat darurat atau triase merah di IGD (RSUD) Labuang Baji

Makassar.

2) Keluarga pasien rujukan dari rumah sakit lain.

3) Keluarga korban kecelakaan yang datang secara tiba-tiba.

b. Kriteria Eksklusi

1) Keluarga pasien yang tidak mengikuti proses penelitian sampai

selesai.

2) Pengisian data diri tidak lengkap.

3) Keluarga pasien yang tidak kooperatif.

3.4 Sumber Data

Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :

6. Data Primer
30

Data primer adalah data yang diperoleh dengan wawancara

langsung dan kuesioner peneliti, langsung dari tempat kejadian dari

sumber aslinya, baik melalui wawancara maupun diperoleh dari

responden.

7. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari buku, jurnal

penelitian, dan instansi terkait dalam hal ini tempat penelitian yaitu

RSUD Labuang Baji Makassar.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan adalah alat atau fasilitas yang digunakan

oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah

dan hasilnya lebih baik (cermat, lengkap dan sistematis) sehingga lebih

mudah diolah [ CITATION Nur13 \l 14345 ].

Adapun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu

lembar observasi, stopwatch dan kuesioner kepuasan.

3.6 Metode Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi merupakan proses untuk memperoleh data dari tangan

pertama dengan orang dan tempat pada saat dilakukan penelitian

[ CITATION Sug11 \l 14345 ]. Observasi yang dilakukan pada penelitian

ini yaitu dengan pengamatan langsung saat dilakukan proses

penanganan tindakan kegawat daruratan melalui lembar observasi.


31

2. Wawancara

Wawancara adalah pembicaraan terarah yang umumnya

dilakukan pada tatapan muka secara langsung yaitu dengan membina

hubungan yang baik antara peneliti dan responden yang dimulai

dengan memperkenalkan diri yang kemudian dilanjutkan dengan

memberikan penjalasan alasan pengisisan data yang dilakukan.

3. Kuesioner

Kuesinor merupakan sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi

atau dijawab oleh responden atau orang yang akan diukur. Hal yang

didapatkan melalui kuesioner adalah kita dapat mengetahui keadaan

atau data pribadi seseorang, pengalaman, pengetahuan, dan lain

sebagainya yang kita peroleh dari responden.

4. Dokumen

Dokumen merupakan metode pengumpulan data dengan cara

mengambil data yang berasal dari dokumen asli. Dokumen asli

tersebut dapat berupa gambar, tabel, atau daftar periksa, dan

dokumenter [ CITATION Nur13 \l 14345 ]. Sedangkan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah berupa gambar dokumentasi, daftar

pemeriksaan dari instrumen penelitian.

3.7 Metode Analisis

1. Pengolahan Data

a) Editing

Tahap editing data atau yang disebut juga tahap pemeriksaan

data adalah proses peneliti memeriksa kembali data yang telah

terkumpul untuk mengetahui apakah data yang terkumpul cukup


32

baik dan dapat diolah dengan baik [ CITATION Sug11 \l 14345 ].

Setelah kuesioner diisi oleh responden maka dilakukan editing.

Editing adalah penyuntingan data dilakukan setelah semua data

terkumpul kemudian dilakukan kelengkapan data, kesinambungan

data dan keseragaman data.

b) Coding

Coding adalah tahap kedua setelah editing dimana peneliti

mengklasifikasi hasil kuesioner menurut kriteria tertentu.

Klasifikai pada umumya ditandai dengan kode tertentu yang

biasanya berupa angka. Dalam penelitian ini peneliti meggunakan

beberapa kode pada bagian-bagian tertentu untuk mempermudah

waktu proses tabulasi dan analisa data.

c) Entry data

Entry data adalah kegiatan memasukkan data yang telah

dikumpulkan ke dalam master tabel atau database komputer.

d) Cleaning

Setelah data dimasukkan dalam program komputer,

selanjutnya peneliti melakukan cleaning yaitu memeriksa kembali

data yang sudah dientry untuk mengetahui adanya data yang masih

salah atau tidak lengkap sebelum dilakukan analisis.

e) Scoring

Yaitu penilaian data dengan memberikan skor pada

pertanyaan yang berkaitan dengan tindakan responden. Hal ini

dimaksudkan untuk memberikan bobot pada masing-masing

jawaban, sehingga mempermudah perhitungan [ CITATION Sug11 \l


33

14345 ].

Skor Respon Time :

≤ 5 menit Respon time baik =1

> 5 menit Respon time kurang baik =0

Skor Kepuasan :

1 = Sangat tidak puas

2 = kurang puas

3 = Cukup puas

4 = Puas

5 = Sangat puas

f) Tabulating

Tabulasi data merupakan proses pengolahan data yang

dilakukan dengan cara memasukkan data ke dalam tabel, atau

dapat dikatakan bahwa tabulasi data adalah penyajian data dalam

bentuk tabel atau daftar untuk memudahkan dalam pengamatan

dan evaluasi. Hasil tabulasi data ini dapat menjadi gambaran

tentang hasil penelitian, karena data-data yang diperoleh dari

lapangan sudah tersusun dan terangkum dalam tabel-tabel yang

mudah dipahami maknanya [ CITATION Sug11 \l 14345 ].

2. Analisa Data

Setelah memperoleh nilai-nilai dari tiap tabel, selanjutnya data

dianalisa dengan menggunakan computer Software Product and

Service Solution (SPSS) yaitu dengan menggunakan metode uji

statistik yaitu analisis univariat pada variabel tunggal yang dianggap

terkait dengan penelitian dan analisis bivariat untuk melihat


34

distribusi beberapa variabel yang dianggap terkait dengan

menggunakan uji chi-square dengan kemaknaan 0,05.

Setelah memperoleh nilai skor dari tabel, selanjutnya data

dianalisa dengan menggunakan:

a) Analisis Univariat

Pada analisis univariat, data dapat disajikan dalam bentuk

tabel distribusi frekuensi, ukuran tendensi sentral (mean,

median, modus) atau grafik [ CITATION Nur13 \l 14345 ].

b) Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan yang

antara variabel independen terhadap variabel dependen dengan

menggunakan uji statistic chi-square dengan tingkat kemaknaan

α = 0,05 analisis dengan menggunakan SPSS versi 23

3.8 Prinsip Etika Penelitian

Etika yang mendasari dilaksanakan suatu penelitian meliputi

[ CITATION Nur13 \l 14345 ].:

8. Informed Consent (Surat Persetujuan)

Informed Consent diberikan sebelum melakukan penelitian.

Informent Consent ini berupa lembar persetujuan untuk menjadi

responden. Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang

akan diteliti dan memenuhi kriteria inklusi. Lembar ini juga

dilengkapi dengan judul penelitian dan manfaat penelitian. Jika

subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar

persetujuan dan jika responden tidak bersedia, maka peneliti tidak

memaksa dan tetap menghormati keputusan responden.


35

9. Anonimity (Tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak mencantumkan nama

responden, tetapi pada lembar tersebut diberikan kode pengganti

nama responden berupa inisial.

10. Confidentiality (Kerahasiaan)

Peneliti harus merahasiakan keadaan pasien, meskipun pasien

sudah meninggal kecuali diminta oleh institusi yang berkompeten.

11. Justice (Prinsip Keadilan)

Responden diperlakukan sama sesuai dengan keadaan sakitnya,

tidak ada diskriminasi (pasien, alat-alat, dan lain-lain), models

(health care resources): Setiap orang sama, berdasarkan jasa,

keberadaan peralatan, sesuai kebutuhan.


BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Pada bab ini menguraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai

hubungan response time perawat triase dengan kepuasan keluarga pasien

di ruangan IGD Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Makassar.

Penelitian ini dimulai pada tanggal 13 Oktober 2020 sampai 13 November

2020, responden pada penelitian ini adalah keluarga pasien yang datang

ke Instalasi Gawat Darurat.

Proses pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar

observasi dan kuesioner. Data yang terkumpul dianalisis secara

keseluruhan dan diolah menggunakan SPSS versi 23 yang hasilnya dapat

dilihat dan disajikan dalam bentuk tabel berisi karakteristik responden,

distribusi frekuensi dan analisis antar tabel sebagai berikut:

4.1.1 Karakteristik Responden

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Keluarga Pasien


di IGD RSUD Labuang Baji Makassar.

Umur Frekuensi (f) Persen (%)


Remaja Akhir 3 7,5

Dewasa Awal 13 32,5

Dewasa Akhir 19 47,5

Lansia Awal 5 12,5

Total 40 100,0

36
37

Berdasarkan Tabel 4.1 menyatakan bahwa dari segi umur dari

40 responden, didapatkan responden yang paling banyak yaitu

dengan kategori umur 36-45 tahun dewasa akhir sebanyak 19 orang

(47,5%), serta yang paling sedikit dengan kategori umur 17-25 tahun

sebanyak 3 orang (7,5%), dan untuk responden dengan umur

tertinggi dengan kategori 46-55 tahun lansia awal sebanyak 5 orang

(12,5%). Kategori umur berdasarkan Depkes RI (2015).

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


Keluarga Pasien di IGD RSUD Labuang
Baji Makassar.

Jenis Kelamin Frekuensi (f) Persen (%)

Laki-Laki 16 40,0

Perempuan 24 60,0

Total 40 100,0

Be Berdasarkan tabel 4.2 menyatakan bahwa jenis kelamin

yang paling banyak dari 40 responden keluarga pasien yaitu

perempuan sebanyak 24 orang (60,0%) dan diikuti jenis kelamin laki-

laki sebanyak 16 orang (40,0%).


38

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan


Keluarga Pasien di IGD RSUD Labuang Baji Makassar

Tingkat Pendidikan Frekuensi (f) Persen (%)


Tidak Sekolah 4 10,0

SMP 3 7,5

SMA 16 40,0

Perguruan Tinggi 17 42,5

Total 40 100,0

Berdasarkan tabel 4.3 menyatakan bahwa pada tingkat

pendidikan yang paling banyak menjadi keluarga dari pasien berasal

dari tamatan perguruan tinggi sebanyak 17 orang (42,5%) dan dari

keluarga pasien yang paling sedikit berasal dari tamatan SMP

sebanyak 3 orang (7,5%), yang berobat ke IGD RSUD Labuang Baji

Makassar.
4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan


Keluarga Pasien di IGD RSUD Labuang Baji Makassar
Pekerjaan Frekuensi (f) Persen (%)
Tidak Bekerja/Pensiunan 3 7,5

Petani/Pedagang/Buruh 25 62,5

PNS/TNI/POLRI 12 30,0

Total 40 100,0
39

Berdasarkan tabel 4.4 menyatakan bahwa dari keluarga pasien

yang menjadi responden dalam penelitian ini yang paling banyak

bekerja sebagai petani/pedagang/buruh sebanyak 25 orang (62,5%)

dan yang paling sedikit adalah tidak bekerja atau pensiunan

sebanyak 3 orang (7,5%).

5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pembiayaan

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Pembiayaan


Keluarga Pasien di IGD RSUD Labuang Baji Makassar

Jenis Pembiayaan Frekuensi (f) Persen (%)


Mandiri 4 10,0

Asuransi 5 12,5

BPJS 31 77,5

Total 40 100,0

Berdasarkan tabel 4.5 menyatakan bahwa dari 40 responden

keluarga pasien paling banyak menggunakan pembiayaan dengan

BPJS sebanyak 31 orang (77,5%), serta pembiyaan dengan Asuransi

sebanyak 5 orang (12,5%), dan keluarga yang menggunakan

pembiyaan mandiri sebanyak 4 orang (10,0%).


4.1.2 Response Time Perawat Triase Pada Pasien Gawat Darurat di IGD

RSUD Labuang Baji Makassar

Tabel 4.6

Distribusi Frekuensi dan Persentase Response Time Gawat Darurat


pada Pasien di IGD RSUD Labuang Baji Makassar

Respon Time Frekuensi (f) Persen (%)


Kurang Baik 2 5,0

Baik 38 95,0

Total 40 100,0
40

Berdasarkan tabel 4.6 menyakan bahwa dari hasil observasi peneliti

menggunakan stopwatch didapatkan response time perawat dalam

menanggapi sejak pasien datang di pintu IGD sampai adanya tanggapan

respon dari perawat dengan waktu yang baik yaitu <5 menit sebanyak 38

orang (95,0%), dan yang kurang baik >5 menit sebanyak 2 orang (5,0%).

4.1.3 Tingkat Kepuasan Keluarga Pasien Gawat Darurat di IGD RSUD

Labuang Baji Makassar

Tabel 4.7

Distribusi Frekuensi dan Persentase Kepuasan Keluarga Pasien


Gawat Darurat di IGD RSUD Labuang Baji Makassar

Tingkat Kepuasan Frekuensi (f) Persen (%)


Tidak Puas 3 7,5

Puas 37 92,5

Total 40 100,0

Berdasarkan tabel 4.7 menyatakan bahwa dari hasil penelitian yang

dilakukan kepada 40 responden dengan alat ukur kuesioner kepuasan

yang menyatakan tidak puas sebanyak 3 orang (7,5%), dan yang puas

sebanyak 37 orang (92,5%).


4.1.4 Hubungan Response Time Perawat Triase dengan Kepuasan Keluarga

Pasien Gawat Darurat di IGD RSUD Labuang Baji Makassar

Tabel 4.8

Tabulasi Silang Hubungan Response Time dengan Kepuasan


Keluarga Pasien di IGD RSUD Labuang Baji Makassar

Kepuasan

Response Time Tidak Puas Puas Pearson


Chi-Square
41

Baik ≤5 menit 1 37
0,000
Kurang Baik >5 menit 2 0

Berdasarkan hasil uji Fisher’s Exact didapatkan hasil p value 0,000

dimana p <0,05. Hasil uji tersebut didapatkan Ha diterima yang berarti

ada hubungan response time perawat triase dengan kepuasan keluarga

pasien gawat darurat di IGD RSUD Labuang Baji Makassar Tahun 2020.

4.2 Pembahasan

Sebagai hasil penelitian, setelah dilakukan analisa data menggunakan

metode statistik maka dapat dideskripsikan hasil penelitian sebagai

berikut:

4.2.1 Response Time perawat triase pada pasien gawat darurat di IGD

RSUD Labuang Baji Makassar Tahun 2020

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di ruang IGD

RSUD Labuang Baji Makassar mengenai response time penanganan

pada pasien gawat darurat yang dilakukan dengan menggunakan

stopwatch menunjukan waktu tanggap atau response time pada

saat pasien datang ke IGD dengan waktu yang Baik <5 menit

sebanyak 38 orang (95,0%), dan waktu yang kurang baik >5 menit

sebanyak 2 orang (5,0%). Response Time perawat yang >5 menit

atau pelayan lambat kemungkinan dapat disebabkan masih ada

petugas IGD yang merespon pasien dengan lambat, kualitas

pelayanan yang diberikan kepada pasien masih ada yang dirasakan

kurang oleh keluarga pasien, serta keterbatasan sarana dan

prasarana rumah sakit yang kurang memadai dibandingkan jumlah


42

pasien yang tiba dalam waktu bersamaan di IGD sehingga petugas

lebih memprioritaskan masalah yang paling mengancam nyawa dari

pasien.

Hal ini didukung oleh penelitian yang menyatakan bahwa

response time dapat dipengaruhi keterbatasan jumlah petugas,

pergantian shift jaga dan prasarana yang kurang memadai dengan

jumlah pasien yang masuk, serta beberapa pasien yang tiba

diwaktu bersamaan, sehingga perawat lebih memprioritaskan

masalah pasien yang paling darurat [CITATION Pur15 \l 14345 ].

Dalam penelitiaan lain juga mengatakan bahwa dalam dalam

meningkatkan mutu pelayanan di IGD, mencanangkan standar

pelayanan minimal (SPM) di IGD. Dalam mencapai SPM tersebut

dilakukan kegiatan/program yaitu memenuhi kebutuhan

ketenagaan di IGD, memenuhi sarana dan prasarana IGD yang baik

[ CITATION Wid15 \l 14345 ].

Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Makassar mempunyai

standar pelayanan di IGD berupa response time <5 menit yang

masuk dalam kategori baik dimana dari hasil penelitian

mendapatkan 38 pasien yang tertangani secara cepat dengan

waktu penanganan <5 menit dari total 40 pasien dan mempunyai

nilai persentase yang cukup tinggi yaitu (95,0%). Dalam mencapai

standar pelayanan tersebut, dilakukan pemenuhan petugas di

ruang IGD sesuai dengan waktu jaga beserta sarana dan

prasarananya. Maka hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti

dari variabel response time dan berdasarkan teori yang ada maka
43

penempatan petugas diruang IGD dan kelengkapan sarana dan

prasarana serta petugas yang mempunyai pengetahuan dan

pengalaman dalam menetukan triase dan dapat melakukan

tindakan secara cepat dan tepat sangat menjamin kecepatan

response time dalam hal penanganan pasien.

4.2.2 Kepuasan Keluarga Pasien di Ruangan IGD RSUD Labuang Baji

Makassar.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di RSUD Labuang

Baji Makassar Tahun 2020 ditemukan keluarga pasien yang menjadi

responden dengan kategori puas sebanyak 37 orang (92,5%).

Keluarga pasien puas dikarenakan pelayanan yang diberikan serta

respon dalam menanggapi keluhan dilakukakn dengan cepat dan

tepat, dimana pelayanan diterima sesuai dengan harapan keluarga

pasien walaupun masih ada yang menyatakan kurang puas dengan

pelayanan petugas IGD. Maka dapat diketahui dari 40 responden

yang menyatakan puas dari keluarga pasien sebanyak 37 orang

dengan persentase (92,5%) dan yang menyatakan tidak puas dari

keluarga pasien sebanyak 3 orang dengan persentase (7,5%).

Keluarga pasien yang kurang puas disebabkan oleh pelayanan yang

diterima kurang sesuai dengan harapan dari keluarga pasien dan

juga sering bermasalah dalam pembiayaan pada saat pengurusan

administrasi serta tidak semua merasakan perilaku caring dari

seorang perawat IGD yang bertugas pada hari itu.

Kepuasan adalah persepsi terhadap produk atau jasa yang

telah memenuhi harapannya, ada beberapa faktor yang


44

mempengaruhi kepuasan pasien yaitu, kualitas produk atau jasa

dimana keluarga pasien merasa puas bila jasa yang didapatkan

berkualitas, emosional dimana keluarga pasien merasa yakin dan

kagum terhadap suatu institusi pelayanan kesehatan, kinerja

dimana keluarga pasien dapat menikmati kinerja petugas

kesehatan yang cepat dan nyaman, estetika merupakan daya tarik

suatu institusi, karakteristik produk meliputi penampilan

bangunan, kebersihan, pelayanan keramahan petugas, lokasi,

fasilitas kesehatan baik sarana dan prasarana serta suasana yang

tenang dan nyaman [ CITATION Par15 \l 14345 ]. Hal ini didukung

oleh penelitian yang menyatakan bahwa kepuasan berkaitan erat

dengan mutu pelayanan yang diberikan kepada pasien serta

ketepatan dan kecepatan memberikan pelayanan yang menunjang

tingkat kepuasan [CITATION Pis15 \l 14345 ]. Dalam penelitian lain

juga menyatakan bahwa kepuasan merupakan tingkat perasaan

seseorang setelah membandingkan kinerja yang dirasakan

dibandingkan dengan harapan. Tidak semua bisa merasakan yang

diberikan meskipun sudah diberikan pelayanan kesehatan

[CITATION Rim16 \l 14345 ].

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap

kepuasan keluarga pasien di IGD RSUD Labuang Baji Makassar dan

dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti pelayanan

haruslah dipertahankan atupun lebih ditingkatkan agar kualitas

pelayanan dapat sesuai dengan harapan masyarakat yang berobat

ke IGD RSUD Labuang Baji Makassar, karena berdasarkan


45

persentase dari variabel kepuasan mempunyai nilai yang cukup

tinggi dari 40 responden keluarga pasien ada 37 orang yang

menyatakan puas dengan persentase (92,5%), dan yang

menyatakan kurang puas ada 3 orang dari keluarga pasien dari apa

yang mereka rasakan tidak sesuai dengan harapan dalam masa

pengobatan dari pasien, serta sifat caring dari perawat belum

dapat dirasakan sepenuhnya dari beberapa anggota keluarga yang

sangat membutuhkan.

4.2.3 Hubungan response time perawat triase dengan kepuasan

keluarga pasien di IGD RSUD Labuang Baji Makassar Tahun 2020

Hasil uji statistik Pearson Chi-Square tentang Hubungan

Response Time Perawat Triase dengan Kepuasan Keluarga pasien di

IGD RSUD Labuang Baji Makassar menunjukan bahwa dari 40

responden diperoleh nilai p=0,000. Dengan demikian Ha diterima

berarti ada hubungan yang signifikan antara Response Time dengan

Kepuasan Keluarga Pasien di IGD RSUD Labuang Baji Makassar

Tahun 2020.

Dalam penelitian lain mengatakan salah satu indikator

keberhasilan penanganan penderita gawat darurat adalah

kecepatan memberikan pertolongan yang memadai kepada

penderita gawat darurat baik pada keadaan rutin sehari-hari atau

sewaktu bencana. Keberhasilan waktu tanggap atau response

time sangat tergantung pada kecepatan yang tersedia serta

kualitas pemberian pertolongan untuk menyelamatkan nyawa atau


46

mencegah cacat sejak ditempat kejadian, dalam perjalanan hingga

pertolongan rumah sakit [CITATION Maa14 \l 14345 ].

Response Time atau waktu tanggap dapat dipengaruhi oleh

faktor internal dan eksternal. Dimana Faktor internal terdapat

dalam diri seorang petugas seperti perawat yang belum mahir

dalam melakukan tindakan keperawatan, dan kelambatan dalam

menangani pasien. Sedangkan faktor eksternal yaitu dimana

petugas seperti perawat lebih mementingkan pasien yang masuk

dalam kategori gawat darurat, tenaga kesehatan yang kurang,

perawat yang harus mengantar pasien ke ruangan lain karena tidak

memiliki petugas khusus untuk mobilisasi pasien [CITATION Apr15 \l

14345 ].

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian lain yang

menyatakan bahwa pelayanan di IGD dalam memberikan waktu

tanggap dianggap cepat tetapi masih ada dari total responden

yang mengakui bahwa response time masih lambat. Dikarenakan

masih ada petugas yang merespon pasien lambat, kualitas

pelayanan yang diberikan masih dirasa kurang oleh pasien, serta

keterbatasan sarana dan prasarana rumah sakit yang kurang

memadai dibandingkan jumlah pasien yang tiba dalam waktu

bersamaan di IGD sehingga petugas medis lebih memprioritaskan

masalah yang paling gawat dan darurat [CITATION Sep18 \l 14345 ].

Berdasarkan nilai response time yang didapat dari petugas IGD

rata-rata mempunyai nilai yang cukup baik yaitu (95,0%), dimana

para petugas dari datangnya pasien sampai ditangani sudah


47

mengetahui tanggung jawab dan wewenangnya masing-masing

untuk berkolaborasi dalam melakukan tindakan kegawat daruratan

sehingga mendapatkan hasil yang maksimal dari apa yang

diharapkan. Response time yang sudah cukup baik perlu

dipertahankan untuk meningktakan mutu pelayanan Rumah Sakit

terutama di ruang IGD agar pasien ataupun keluarga merasa puas

terhadap pelayanan dan tanggapan dalam melakukan tindakan,

dimana perlu diketahui angka pengkuran kepuasan dari keluarga

pasien yang sudah ditangani mempunyai nilai persentase yang

cukup tinggi yaitu (92,5%) dari 40 0rang 37 diantaranya

menyatakan puas dari mereka yang sebagian besar dapat

merasakan sifat caring perawat ataupun pelayanan yang diberikan

dalam setiap keluhan pasien sesuai dengan harapan, kemudian ada

3 orang yang merasakan ketidakpuasan dalam mendapatkan

pelayanan selama melewati masa pengobatan dari 3 orang ini

menyatakan tidak terlalu puas dimana dalam melakukan proses

adminstrasi serta fasilitas dan sifat caring petugas belum bisa

dirasakan dari beberapa keluarga pasien yang membutuhkan.

Peran dari tenaga medis sangat penting karena selain sarana dan

prasarana yang menunjang proses pelayanan, perilaku caring juga

sangat dibutuhkan dari para keluarga pasien yang pergi berobat ke

rumah sakit. Keluarga yang membawa pasien kerumah sakit

mengharapkan dan mengandalkan penanganan yang terbaik

sehingga keluarga dari pasien merasa tenang serta puas dengan


48

hasil tindakan yang diberikan dan pelayanan dijalankan oleh

petugas IGD RSUD Labuang Baji Makassar.


BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dengan jumlah sampel 40 responden

mengenai Hubungan Response Time dengan Kepuasan Keluarga Pasien di

IGD RSUD Labuang Baji Makassar maka dapat disimpulakn :

1. Response Time perawat triase diruangan IGD Rumah Sakit Umum

Daerah Labuang Baji Makassar Tahun 2020 mayoritas petugas

memiliki waktu tanggap yang tepat <5 menit sebanyak 38 orang

(95,0%).

2. Kepuasan Keluarga Pasien diruangan IGD Rumah Sakit Umum Daerah

Labuang Baji Makassar Tahun 2020 sebanyak 37 orang dengan

persentase (92,5%), pasien merasa puas terhadap waktu tanggap

atau respon petugas.

3. Berdasarkan dari hasil uji Chi-square didapatkan p value = 0,000

(p<0,05) yang artinya ada hubungan dari kedua variabel antara

Response Time dengan Kepuasan Keluarga Pasien diruang IGD RSUD

Labuang Baji Makassar Tahun 2020.

4. Secara keseluruhan response time dan kepuasan dari keluarga

pasien sama-sama memiliki persentase yang cukup tinggi dari 40

sampel 38 orang (95,0%) diantaranya mendapatkan waktu <5 menit

dan merasa puas dengan pelayanan terhadap keluarga mereka yang

sedang sakit diruang IGD RSUD Labuang Baji Makassar.

49
50

5.2 Saran

1. Response Time dalam penanganan gawat darurat agar dapat

dipertahankan, sehingga dapat mengurangi tingkat kematian ataupun

kecacatan dari pasien yang berada diruang IGD RSUD Labuang Baji

Makassar.

2. Bisa mempertahankan mutu pelayanan ataupun meningkatkan

pelayanan yang lebih baik dimana ruangan IGD adalah pintu pertama

untuk sebuah rumah sakit dimana pasien yang berobat butuh

pertolongan secara cepat dan tepat.

3. Untuk petugas medis seperti perawat agar lebih mengutamakan

kebutuhan serta keluhan dari pasien maupun keluarga pasien yang

membutuhkan.

4. Kepada peneliti selanjutnya peneliti lain dapat mengembangkan

dengan melakukakan penelitian yang berfokus menganalisis tentang

pelayanan pelayanan yang berada di rumah sakit.


DAFTAR PUSTAKA

Adhytyo. (2013). Reliabilitas Mempengaruhi Kepuasan Pasien Terhadap


Pelayanan Kesehatan di Salah Satu Puskesmas Kabupaten Ngawi. Journal
Ilmu Kesehatan. Retrieved Agustus 2020, from http://www.jurnal.stikes
aisyiyah.ac.id/index.php/gaster/article/view/52

Aprianti. (2015). Hubungan Faktor-Faktor Eksternal Dengan Respon Time


Perawat Dalam Penanganan Pasien Gawat Darurat Di IGD RSUP Prof. Dr.
R. Kandou Manado. Journal Keperawatan, 3. Retrieved Oktober 2020,
from https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/8022

Dahliana. (2015). Waktu Tanggap Perawat Pada Penanganan Pasien Trauma dan
Non Trauma di IGD RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Skripsi.
Retrieved Agustus 2020, from http://digilib.unisayogya.ac.id/123/.

Depkes. (2014). Petunjuk Teknis Respon Time di Instalasi Gawat Darurat.


Jakarta: Departemen Kesehatan .

Friedman. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.

Gerson. (2017). Mengukur Kepuasan Pelanggan . Jakarta: PPM.

Hardiyansyah. (2011). Kualitas Pelayanan Publik, Konsep dan Implementasinya.


Yogyakarta: Gava Media .

Kemenkes. (2014). Retrieved Agustus 2020, from Standar Instalasi Gawat


Darurat (IGD) Rumah Sakit: http://ppid-
dinkes.sumselprov.go.id/download/358

Kemenkes. (2015). Retrieved Agustus 2020, from . Standar Pelayanan


Keperawatan Gawat Darurat di Rumah Sakit, Direktorat Bina Pelayanan
Keperawatan dan Keteknisian Medik Direktorat Jenderal Upaya
Kesehatan,:https://www.academia.edu/34186038/Standar_Pelayanan_
Keperawatan_Gawat_Darurat_di_Rumah_Sakit

Kotler. (2011). Marketing Management: Analysis, Planning, Implementation


and Control. Yogyakarta: Graha Ilmu .
Kurniasari. (2016). Hubungan Antara Level Emergency Severity Index (ESI)
dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Sido
Wara. Journal Administrasi Kesehatan Indonesia, 97-106. Retrieved
Agustus 2020, from http://repository.unair.ac.id/id/eprint/40050.

Maatilu. (2014). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Respon Time Perawat


Pada Penanganan Pasien Gawat Darurat Di IGD RSUP Prof. Dr. R. Kandou
Manado. Journal Keperawatan, 3. Retrieved Oktober 2020, from
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/5229/0

Mahyawati. (2015). Hubungan Kegawatdaruratan Pasien dengan Waktu Tanggap


Perawat di IGD RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Naskah Publikasi.
Retrieved Agustus 2020, from
http://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:TuA_wzsa2MQJ:digilib.unisayogya.ac.id/100/1/NASKAH
%2520PUBLIKASI.pdf+&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=uk&client=firefox-b-d

Musliha. (2017). Keperawatan Gawat Darurat. Yogyakarta: Nuha Medika.

Notoatmodjo. (2012). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan . Jakarta: Salemba


Medika.

Parasuraman. (2015). A.Conceptual Model Service Quality And It’s Implication


For Future Reseach. Journal Of Marketing. Retrieved Agustus 2020, from
https://www.researchgate.net/publication/225083670_A_Conceptual_M
odel_of_Service_Quality_and_its_Implication_for_Future_Research_SERV
QUAL

Pisu. (2015). Hubungan Respon Time Perawat dengan Kepuasan Pasien di


Instalasi Gawat Darurat RSUP Prof. Dr. RD Kandou Manado. Journal
Keperawatan. Retrieved Agustus 2020, from
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/10343.

Pohan. (2016). Jaminan Mutu Layanan Kesehatan. Jakarta: EGC.


Purba. (2015). Hubungan Respon Time dengan Kepuasan Keluarga Pasien Gawat
Darurat pada Triase Merah di IGD RSUP Prof. Dr. RD Kandou Manado.
Journal Keperawatan. Retrieved Agustus 2020, from
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/7451

Rembet. (2015). Hubungan Respon Time Perawat dengan Tingkat Kepercayaan


Keluarga Pasien pada Triase Kuning (Urgent) di Instalasi Gawat Darurat
RSU GMIM Kalooran Amurang. Journal Keperawatan. Retrieved Agustus
2020, from
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/9597/0

Rimawati. (2016). Gambaran Kepuasan Pasien BPJS Terhadap Pelayanan


Kesehatan. Journal Keperawatan, 9(7). Retrieved Oktober 2020, from
http://jurnal.stikesbaptis.ac.id/index.php/STIKES/article/download/12
5/103

Riskesdas. (2018). Retrieved Agustus 2020, from Hasil Riskesdas (Riset


Kesehatan Dasar): http://www.slideshare.net/ssuser200d5e/hasil-
riskesdas-riset-kesehatan-dasar-tahun-2018.

Sabarguna. (2014). Sanitasi Lingkungan dan Bangunan Pendukung Kepuasan


Pasien Rumah Sakit. Jakarta: Salemba Medika.

Sabarguna. (2016). Manajemen Rumah Sakit. Jakarta: Sagung Seto.

Sepuh. (2018). Hubungan Respon Time Perawat Dengan Tingkat Kepuasan


Pasien BPJS Di Ruangan IGD Rumah Sakit Santa Elisabeth. Skripsi.
Retrieved Agustus 2020, from
https://repository.stikeselisabethmedan.ac.id/wp-
content/uploads/2019/04/Josephine-Christabel-Lombu-Sepuh.pdf

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif . Bandung: Penerbit


Alfabeta.

Sutadji. (2016). Mutu Pelayanan Kesehatan pada Unit Gawat Darurat (UGD)
Pusat Kesehatan Masyarakat(Puseksmas)Dtp Rjagaluh Kecamatan
Rajagaluh Kabupaten Majalengka. Journal Ilmu Administrasi Negara
Universitas Maajalengka , VI No 1.

Sutawijaya. (2015). Gawat Darurat. Yogyakarta: Aulia Publishing.

Syofyanti. (2014). Hubungan Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat dengan


Tingkat Kepuasan Pasien di Instalasi Gawat Darurat RSSN Bukit Tinggi.
Journal Keperawatan. Retrieved Agustus 2020, from
http://jurnal.umsb.ac.id

Tjiptono. (2017). Manajemen Pelayanan Jasa. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Widjaja. (2015). Individu, Keluarga, Keluarga dan Masyarakat. Jakarta:


Akademika Persindo .

Widodo. (2015). Hubungan Respon Time Perawat dakam Memberikan Pelayanan


dengan Kepuasan Pelanggan di IGD RS. Panti Waluyo Surakarta. Journal
Keperawatan. Retrieved Agustus 2020, from
https://docplayer.info/37857334-Hubungan-response-time-perawat-
dalam-memberikan-pelayanan-dengan-kepuasan-pelanggan-di-igd-rs-
panti-waluyo-surakarta-abstrak.html
L
A
M
P
I
R
A
N
LAMPIRAN 1

PERMOHONAN UNTUK MENJADI RESPONDEN

(INFORMED CONSENT)
Kepada Yth,
Bapak/Ibu
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Progam Studi
S1 Ilmu Keperawatan Universitas Patria Artha Makassar.

Nama : MUH. FAISAL DG. MUNIR


NPM ` : 163010051
Alamat : Jl. Mustafa Daeng Bunga, Kec. Somba Opu, Kab.
Gowa
Akan mengadakan penelitian dengan judul “HUBUNGAN DURASI
PENANGANAN KEGAWAT DARURATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN
KELUARGA PASIEN DI IGD RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR”.
Penelitian ini tidak merugikan Bapak/Ibu sebagai orang responden,
kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan
untuk kepentingan penelitian. Jika Bapak/Ibu telah menjadi responden dan
terjadi hal-hal yang merugikan, maka diperbolehkan mengundurkan diri untuk
tidak berpartisipasi dalam penelitian ini.
Apabila Bapak/Ibu menyetujui, maka saya mohon untuk menandatangani
lembar persetujuan atas kesediaannya saya ucapkan terima kasih.

Makassar,.....................

Peneliti

(MUH. FAISAL DG. MUNIR)

LAMPIRAN 2
LEMBARAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Setelah mendapatkan penjelasan tentang prosedur penelitian ini, maka

saya bersedia menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh

mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Universitas Patria Artha

Makassar atas nama : MUH. FAISAL DG. MUNIR, NPM 163010051, dengan

judul : “HUBUNGAN DURASI PENANGAN KEGAWAT DARURATAN DENGAN

TINGKAT KEPUASAN KELUARGA PASIEN DI IGD RSUD LABUANG BAJI

MAKASSAR”.

Saya telah memahami maksud dan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk

mengetahui ”HUBUNGAN DURASI PENANGAN KEGAWAT DARURATAN DENGAN

TINGKAT KEPUASAN KELUARGA PASIEN DI IGD RSUD LABUANG BAJI

MAKASSAR” dan sebagai syarat dalam rangka penyelesaian tugas akhir dari

peneliti. Partisipasi saya dalam penelitian ini tidak menimbulkan kerugian bagi

saya sehingga jawaban yang saya berikan adalah yang sebenarnya dan dijaga

kerahasiaannya, oleh karena itu saya bersedia menjadi responden pada

penelitian ini.

Makassar,.....................

Responden

(……………………………………)

LAMPIRAN 3
DATA DEMOGRAFI RESPONDEN
No. Responden :
Petunjuk pengisian :
1. Mohon kesediannya Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi data diri
tersebut sesuai dengan idenstitas dengan lengkap, cara memberikan
tanda cek list (√) pada kolom-kolom yang telah disediakan dan isian
singkat.
2. Bila ada pertanyaan/pernyataan yang kurang dipahami, mintalah
petunjuk langsung kepada peneliti atau asisten peneliti.
3. Atas partisispasi responden kami mengucapkan banyak terima kasih.

Umur :....................................(tahun)

Jenis Kelamin : Laki-Laki Perempuan

Tingkat Pendidikan : Tidak Sekolah SD


SMP SMA
Perguruan Tinggi

Pekerjaan : Tidak Bekerja/Pensiunan


Petani/pedagang/buruh
PNS/TNI/Polri

Jenis Pembiayaan : Mandiri


Asuransi
BPJS

Catatan :
LAMPIRAN 4

KUESIONER TINGKAT KEPUASAN

Berilah tanda centang/check list (√) ditempat yang telah


disediakan pada jawaban yang saudara anggap paling tepat sesuai
dengan kenyataan yang saudara alami. Isilah pernyataan dibawah ini
dengan sejujur-jujurnya dan kerja samanya dalam pengisian kuesioner
dibawah ini, terimakasih.

Keterangan :
SP : Sangat Puas
P : Puas
CP : Cukup Puas
KP : Kurang Puas
STP : Sangat Tidak Puas

No Pernyataan SP P CP KP STP
Responsiveness (Daya Tanggap)
1. Petugas IGD tanggap jika pasien datang ke IGD
Perawat tanggap dalam menanggapi setiap
2.
keluhan pasien
Ketika bertanya petugas IGD memberikan
3. jawaban tentang tindakan keperawatan yang
diberikan
Perawat selalu membantu anda jika anda
4.
membutuhkan informasi tentang kesehatan
Perawat IGD memberikan informasi yang
5.
jelas, mudah dimengerti oleh pasien.
Assurance (Jaminan)
Sebelum melakukan tindakan, perawat IGD
6.
menjelaskan tujuan dari tindakan
Petugas IGD selalu ramah kepada anda dalam
7.
menanggapi pertanyaan anda
Petugas IGD mampu menjaga kerahasiaan
8.
diagnose penyakit pasien
Respon perawat saat pasien datang di ruangan
9.
IGD cepat di tangani
10 Perawat memberikan respon yang baik saat
. menjelaskan tentang kondisi pasien
Tangibles (Bukti Fisik)
11 Petugas IGD harus memberikan informasi
. tentang rumah sakit sesuai yang anda inginkan
12 Di IGD lembar status pasien selalu tersedia
untuk kepentingan dan kelengkapan rekam
.
medis
13 Di IGD tersedia ruang tunggu untuk keluarga
. saat sedang menemani pasien
Emphaty (Empati)
14 Perawat peduli terhadap keluhan yang pasien
. rasakan
15 Perawat membina hubungan saat melakukan
. tindakan medis
16 Perawat memberi perhatian terhadap keluhan
. yang pasien rasakan
17 Perawat selalu empati dengan keadaan yang
. pasien rasakan
18 Perawat siap membantu apabila ada masalah
. dengan kondisi kesehatan
Reliability (Keandalan)
19 Prosedur penerimaan pasien terlaksana dengan
. cepat
Pelayanan pemeriksaan diagnosis dan
20
perawatan terhadap pasien yang cepat
.
dan tepat.
21 Petugas IGD datang melayani pasien dalam
. waktu ≤5 menit
22 Jadwal pelayanan rumah sakit dijalankan
. dengan tepat waktu.
23 Prodesur pelayanan rawat jalan untuk pasien
. tidak berbelit-belit.

LAMPIRAN 5
Response Time Perawat merupakan kecepatan dalam penanganan pasien di

hitung sejak pasien datang sampai dilakukannya tindakan.

Nama Jam pasien Jam Respon Response Time Nama


N Selisih
Initial dating ke dari perawat Tepat Tidak tepat inisial
o waktu
Perawat IGD IGD <5 menit >5 menit pasien
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Lampiran 6

MASTER TABEL

NO INISIA UMUR JENIS PENDIDIKAN PEKERJAA JENIS Tingkat Respon


L KELAMI TERAKHIR N PEMBIYAAN Kepuasan Time
N
1 Ny.n 3 2 5 3 3 106 1
2 Bp.k 3 1 4 2 3 94 1
3 Ny.a 3 2 4 2 3 92 1
4 Bp.d 1 1 4 3 3 109 1
5 Bp.c 3 1 5 3 3 96 1
6 Bp.a 3 1 5 3 3 101 1
7 Ny.a 2 2 4 2 3 89 1
8 Ny.b 2 2 4 2 3 67 1
9 Bp.l 3 1 4 2 2 92 1
10 Ny.i 3 2 5 3 3 94 1
11 Bp.n 2 1 5 3 3 89 1
12 Ny.u 3 2 4 2 3 89 1
13 Bp.g 1 1 1 2 3 101 1
14 Bp.p 4 1 2 2 2 84 1
15 Bp.r 4 1 1 1 1 84 1
16 Bp.f 2 1 5 3 3 87 1
17 Ny.s 2 2 4 2 2 75 1
18 Ny.m 3 2 5 2 3 81 1
19 Ny.t 3 2 5 2 3 112 1
20 Ny.r 3 2 4 2 3 102 1
21 Bp.m 3 1 4 2 3 66 0
22 Ny.a 2 2 5 3 3 95 1
23 Ny.b 2 2 5 2 2 108 1
24 Ny.f 2 2 5 3 3 92 1
25 Bp.w 4 1 5 2 3 103 1
26 Ny.h 4 2 4 2 3 88 1
27 Ny.k 2 2 1 1 1 92 1
28 Ny.j 3 2 2 2 2 95 1
29 Bp.o 3 1 5 3 3 100 1
30 Bp.w 1 1 5 2 1 105 1
31 Bp.a 3 1 4 2 3 99 1
32 Ny.n 3 2 2 2 3 90 1
33 Bp.m 2 1 5 3 3 94 1
34 Ny.y 3 2 1 1 1 84 1
35 Ny.r 3 2 5 3 3 86 1
36 Ny.s 2 2 5 2 3 83 1
37 Ny.a 2 2 4 2 3 101 1
38 Ny.w 2 2 4 2 3 65 0
39 Ny.h 4 2 4 2 3 98 1
40 Ny.s 3 2 4 2 3 91 1

Keterangan :
Umur : Pekerjaan :

17-25 Tahun : Remaja Akhir (1) Tidak Bekerja/Pensiunan (1)

26-35 Tahun : Dewasa Awal (2) Petani/Pedagang/Buruh (2)

46-45 Tahun : Dewasa Akhir (3) PNS/TNI/POLRI (3)

46-55 Tahun : Lansia Awal (4)


Jenis Kelamin : Jenis Pembiayaan :

Laki-Laki (1) Mandiri (1)

Perempuan (2) Asuransi (2)

BPJS (3)

Tingkat Pendidikan :

Tidak Sekolah (1)

SD (3)

SMP (2)

SMA (4)

Perguruan Tinggi (5)

Respon Time Tingkat Kepuasan

<5 Menit = Baik (1) 23-69 = Tidak Puas (1)

> 5 Menit = Kurang Baik (0) 70-115 = Puas (2)

Lampiran 7

HASIL SPSS

Umur Responden

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Remaja Akhir 3 7.5 7.5 7.5

Dewasa Awal 13 32.5 32.5 40.0

Dewasa Akhir 19 47.5 47.5 87.5

Lansia Awal 5 12.5 12.5 100.0


Total 40 100.0 100.0

Jenis Kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Laki-Laki 16 40.0 40.0 40.0

Perempuan 24 60.0 60.0 100.0

Total 40 100.0 100.0

Tingkat Pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Sekolah 4 10.0 10.0 10.0

SMP 3 7.5 7.5 17.5

SMA 16 40.0 40.0 57.5

Perguruan Tinggi 17 42.5 42.5 100.0

Total 40 100.0 100.0


Pekerjaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Bekerja/Pensiunan 3 7.5 7.5 7.5

Petani/Pedagang/Buruh 25 62.5 62.5 70.0

PNS/TNI/POLRI 12 30.0 30.0 100.0

Total 40 100.0 100.0

Jenis Pembiayaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Mandiri 4 10.0 10.0 10.0

Asuransi 5 12.5 12.5 22.5

BPJS 31 77.5 77.5 100.0

Total 40 100.0 100.0

Respon Time

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kurang Baik 2 5.0 5.0 5.0

Baik 38 95.0 95.0 100.0

Total 40 100.0 100.0

Tingkat Kepuasan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Puas 3 7.5 7.5 7.5

Puas 37 92.5 92.5 100.0

Total 40 100.0 100.0

Respon Time * Tingkat Kepuasan Crosstabulation

Count

Tingkat Kepuasan

Tidak Puas Puas Total

Respon Time Kurang Baik 2 0 2

Baik 1 37 38

Total 3 37 40

Chi-Square Tests

Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 25.965a 1 .000

Continuity Correctionb 13.826 1 .000

Likelihood Ratio 12.062 1 .001

Fisher's Exact Test .004 .004

Linear-by-Linear Association 25.316 1 .000


N of Valid Cases 40

a. 3 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .15.

b. Computed only for a 2x2 table

Lampiran 8

SURAT PENGANTAR PENELITIAN KE PENANAMAN MODAL


Lampiran 9

SURAT PENGANTAR DARI PENANAMAN MODAL KE RUMAH SAKIT


Lampiran 10

SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN


Lampiran 11

Contoh SOP Penanganan Kegawat Daruratan RSUD Labuang Baji Makassar


Lampiran 12

DOKUMENTASI

Respond
Responde
en
n
Responde
n
Responden

Respond
en
Responde
n

Asisten
peneliti
Responden
Lampiran 13

LEMBAR KONSUL
LAMPIRAN 14

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Muh. Faisal Dg. Munir

NPM : 163010051

Tempat, tanggal lahir : Solog, 26 April 1998

Program studi : S1 Ilmu Keperawatan

Judul skripsi   : Hubungan Response Time Perawat Triase dengan


Kepuasan Keluarga Pasien Gawat Darurat Diruang
IGD RSUD Labuang Baji Makassar.

Menyatakan bahwa skripsi ini benar karya saya. Jika pada suatu hari

terbukti bahwa skripsi ini hasil plagiat, maka saya bersedia dituntut di muka

pengadilan dan bersedia menanggung resiko umum yang di timbulkan.

Demikian surat pernyataan ini saya buat sesadar-sadarnya sebagai tanggung

jawab akademik untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Gowa, 2020

Yang membuat pernyataan,

Muh. Faisal Dg. Munir


Lampiran 15

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS

Nama Lengkap : Muh. Faisal Dg. Munir

NPM : 163010051

Tempat/Tanggal Lahir : Solog, 26 April 1998

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Jurusan :S1 Ilmu Keperawatan

Alamat :Jln. Mustafa Daeng Bunga, Paccinongan

Email :faisaldaeng26@gmail.com

B. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Tamat SD Inpres Diat Tahun 2010

2. Tamat MTS Negeri Lolak Tahun 2013

3. Tamat MA Negeri Kotamobagu Tahun 2016

4. Mengikuti Pendidikan S1 Ilmu Keperawatan di Universitas Patria

Artha Makassar Mulai Tahun 2016 - Sekarang.

You might also like