Professional Documents
Culture Documents
Analisis Kemampuan Menulis Kalimat Majemuk Siswa Kelas Vi SD Negeri 105 Pekanbaru Munira Hayati, Otang Kurniaman, Zufriady
Analisis Kemampuan Menulis Kalimat Majemuk Siswa Kelas Vi SD Negeri 105 Pekanbaru Munira Hayati, Otang Kurniaman, Zufriady
Volume 2 Nomor 6 November 2018 | ISSN Cetak : 2580 - 8435 | ISSN Online : 2614 - 1337
ABSTRACT
This research is motivated by the problem of students not being able to place precisely the conjunctions in writing compound
sentences, and students have not been able to make compound sentences according to subject criteria, prediction, objects,
and information. The purpose of this study was to describe the ability of sixth grade students of SD Negeri 105 Pekanbaru to
write compound sentences. This research has been carried out in July 2018 which uses descriptive quantitative methods with
research subjects consisting of 142 students. Data collection techniques use test techniques, by giving 10 questions of essay
questions as an instrument. The results of the ability to write compound sentences for grade VI students from 142 students
showed 47 students who were categorized as very capable with a percentage of 33.09%, 22 students who were able to get a
category with a percentage of 15.50%, 34 students got enough categories with percentages 23.94% and 39 students got the
less category with a percentage of 27.46%. Overall, the sample of 142 students obtained an average score of 67.61 in the
category of quite capable. This shows that the ability to write compound sentences for students in grade VI of SD Negeri 105
Pekanbaru as a whole has been categorized as quite capable.
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi masalah tentang siswa yang belum mampu menempatkan dengan tepat kata penghubung dalam
menulis kalimat majemuk, serta siswa belum mampu membuat kalimat majemuk sesuai dengan kriteria subjek, prediket,
objek, dan keterangannya. Tujuan dalam penelitian ini untuk mendeskripsikan kemampuan siswa kelas VI SD Negeri 105
Pekanbaru dalam menulis kalimat majemuk. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juli 2018 yang menggunakan
metode kuantitatif deskriptif dengan subjek penelitian terdiri dari 142 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik
tes, dengan memberikan tes soal essay berjumlah 10 soal sebagai instrumennya. Hasil kemampuan menulis kalimat majemuk
siswa kelas VI dari 142 orang siswa terlihat 47 orang siswa yang mendapat kategori sangat mampu dengan persentase
33,09%, 22 orang siswa yang mendapat kategori mampu dengan persentase 15,50%, 34 orang siswa mendapat kategori
cukup dengan persentase 23,94% dan 39 orang siswa mendapat kategori kurang dengan persentase 27,46%. Secara
keseluruhan dari jumlah sampel 142 orang siswa memperoleh nilai rata-rata 67,61 dengan kategori cukup mampu. Hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan menulis kalimat majemuk siswa kelas VI SD Negeri 105 Pekanbaru secara keseluruhan
sudah dapat dikategorikan cukup mampu.
berupa kalimat mejemuk. Kalimat majemuk adalah untuk melihat dan mendeskripsikan
merupakan sebuah kalimat yang memiliki lebih kemampuan menulis kalimat majemuk siswa
dari satu subjek, predikat, objek, ataupun kelas VI SD Negeri 105 Pekanbaru.
pelengkap. Kalimat majemuk adalah kalimat
yang terdiri dari dua atau lebih pola kalimat
yang dihubungkan oleh kata penghubung atau KAJIAN TEORETIS
kata sambung. Zulfah (2104) menyatakan Rahardi (dalam desilawati dan Karnaria
bahwa kata penghubung atau konjungsi 2018) mengatakan bahwa kalimat adalah satuan
memegang peranan penting dalam bahasa yang secara relatif berdiri sendiri,
pembentukan kalimat majemuk. Konjungsi mempunyai intonasi akhir, dan secara aktual
adalah kategori kata yang berfungsi untuk dan potensial terdiri atas klausa. Kalimat
meluaskan satuan yang lain dalam konstruksi majemuk menurut Dahlan (dalam Kurniawan,
hipotaksis, dan selalu menghubungkan dua 2015) adalah unsur kalimat yang lebih dari satu
satuan lain atau lebih dalam konstruksi. dan hadirnya kata sambung sebagai
Konjungsi menghubungkan bagian-bagian penghubung. Sementara itu, Kurniaman, dkk
ujaran yang setara dan tidak setara. Penempatan (2017) berpendapat bahwa kalimat majemuk
kata penghubung dalam kalimat majemuk adalah kalimat-kalimat yang mengandung dua
secara tidak tepat, dapat menyebabkan pola atau lebih. Dua pola kalimat yang
kesalahan persepsi mengenai kalimat tersebut. terkandung dalam sebuah kalimat majemuk
Oleh sebab itu, pemakaian kata penghubung terjadi karena menggabungkan dua macam pola
dalam kalimat harus dilakukan sesuai dengan kalimat atau lebih menjadi satu kalimat atau
kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia. dapat terjadi bahwa menghadapi satu pola
Menurut Kridalaksana (dalam Zulfah, kalimat, tetapi dengan menggunakan teknik
2014) ketepatan pemakaian bahasa perluasan, akhirnya mendapat dua pola kalimat
menempatkan kata penghubung dalam kalimat atau lebih dalam kalimat perluasan tadi.
yang dibuat, akan memudahkan orang untuk Ciri-ciri umum kalimat majemuk yaitu:
memahami apa yang ingin disampaikan, baik 1) terdiri dari dua klausa yang saling
secara lisan maupun tertulis. Penulisan kalimat berhubungan menggunakan konjungsi; 2) dari
majemuk harus memperhatikan kata penggabungan antarkalimat tersebut
penghubung atau konjungsinya. Karena menghasilkan kalimat dan makna baru; dan 3)
konjungsi pada kalimat majemuk berbeda-beda isi kalimat yang terdiri dari subjek, prediket
pada setiap jenis kalimat majemuk. Hal tersebut serta kalimat penjelas lebih dari satu.
dapat dilihat dari kesalahan siswa dalam Contoh kalimat mejemuk menurut
menulis kalimat majemuk yaitu tidak cermat Khairah, dkk (2014), yaitu: Stres akan memicu
menentukan kata penghubung yang harus ketegangan di otak dan membuat energi otak
dipakai dalam kalimat majemuk tertentu, siswa habis. Dari kalimat diatas tersusun dari dua
tidak memahami penempatan yang tepat suatu klausa yaitu: (1) stres akan memicu ketegangan
kata penghubung dalam kalimat majemuk, serta di otak; (2) stres akan membuat energi otak
siswa belum mampu membuat kalimat habis. Kedua klausa ini dihubungkan dengan
majemuk sesuai dengan kriteria subjek, konjungsi dan.
prediket, objek, dan keterangannya. Berdasarkan pendapat-pendapat diatas
Berdasarkan masalah yang dapat disimpulkan bahwa kalimat majemuk
dikemukakan di atas, maka peneliti tertarik adalah kalimat yang terdiri dari dua klausa atau
untuk melakukan penelitian dengan judul lebih yang dihubungkan dengan kata
“Analisis Kemampuan Menulis Kalimat penghubung.
Majemuk Siswa Kelas VI SD Negeri 105 Dalam klarifikasi kalimat majemuk
Pekanbaru”. Kurniaman, dkk (2017) menyatakan bahwa
Berdasarkan latar belakang yang telah dasar yang digunakan adalah melihat hubungan
diuraikan di atas, permasalahan yang antara pola-pola kalimat yang membina kalimat
dirumuskan dalam penelitian ini adalah: majemuk tersebut.
“Bagaimanakah kemampuan menulis kalimat 1. Kalimat majemuk setara/ sederajat
majemuk siswa kelas VI SD Negeri 105 (koordinatif), yaitu kedudukan pola-pola
Pekanbaru ?” Adapun tujuan penelitian ini kalimat sama tinggi, tidak ada pola-pola
kalimat yang menduduki suatu fungsi dari dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran
pola yang lain. Bagian setara itu dapat 2018/2019. Dalam penelitian ini jumlah
diperinci lagi atas: populasi berjumlah 142 orang siswa, peneliti
a) Setara menggabungkan, kata penghubung mengambil sampel dari seluruh populasi yaitu
yang dipakai seperti: dan, lagi, sesudah sebanyak 142 orang siswa.
itu, karena itu. Jenis penelitian yang digunakan dalam
b) Setara memilih, kata penghubung yang penelitian ini adalah metode kuantitatif
dipakai adalah: atau. deskriptif. Tujuannya adalah untuk
c) Setara mempertentangkan, yaitu kata- menggambarkan dan mendeskripsikan
kata penghubung yang dipakai adalah: kemampuan siswa dalam menulis kalimat
tetapi, melainkan, hanya. majemuk. Dalam penelitian ini peneliti
2. Kalimat Majemuk Bertingkat (subordinatif), mengumpulkan dan menganalisis informasi
yaitu hubungan antar pola-pola kalimat tidak mengenai kemampuan menulis kalimat
sederajat, karena ada pola kalimat yang majemuk siswa kelas VI SD Negeri 105
menduduki suatu fungsi dari pola yang lain. Pekanbaru dan meyajikan hasil dalam bentuk
a) Hubungan waktu, kata penghubung yang angka atau persentase. Metode deskriptif
digunakan adalah: sejak, semenjak, digunakan untuk mendeskripsikan data yang
sedari, ketika, sebelum, sesudah, hingga, berhubungan dengan kemampuan menulis
sementara, seraya, tatkala, selama, kalimat majemuk siswa kelas VI SD Negeri 105
selagi, serta, sambil, seusai. Pekanbaru.
b) Hubungan tujuan, kata penghubung yang Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah: agar, supaya, dan digunakan pada penelitian ini adalah dengan
biar. teknik tes. Dengan teknik tes ini peneliti dapat
c) Hubungan cara, kata penghubung yang mengukur kemampuan siswa kelas VI SD
digunakan adalah: dengan, tanpa. Negeri 105 Pekanbaru dalam menulis kalimat
d) Hubungan kenyataan, kata penghubung majemuk dengan memberikan tes essay
yang digunakan adalah: padahal, sebanyak 10 soal yang terdiri dari 3 kalimat
sedangkan. majemuk setara, 4 kalimat majemuk bertingkat
3. Kalimat Majemuk Campuran, yaitu dan 3 kalimat majemuk campuran.
hubungan antara pola-pola kalimat dapat Teknik analisis data yang dilakukan
sederajat dan bertingkat. Hubungan ini pada penelitian ini adalah metode deskriptif
terjadi kalau dalam kalimat majemuk itu kuantitatif, untuk mengetahui kemampuan
terdapat paling kurang 3 pola kalimat, menulis kalimat majemuk.
sehingga terdapat dua pola kalimat yang
sederajat, yang lain bertingkat; atau dengan
kata lain ada dua pola kalimat yang HASIL DAN PEMBAHASAN
menduduki tingkat yang lebih rendah, atau 1. Analisis Kemampuan Menulis Kalimat
sebaliknya. Majemuk Setara
Pengambilan data penelitian yang
dilaksanakan di kelas VI SD Negeri 105
METODE PENELITIAN Pekanbaru diperoleh kemampuan siswa kelas
Penelitian ini dilaksanakan di SD VI dalam menulis kalimat majemuk setara
Negeri 105 Pekanbaru yang terletak di Jalan diperoleh nilai rata-rata 76,75 sudah dalam
HR. Soebrantas Km 10,5 Tuah Karya kategori mampu. Hal ini dapat dilihat pada tabel
Kecamatan Tampan. Waktu penelitian 1 di bawah ini:
majemuk siswa kelas VI SD Negeri 105 Pekanbaru terlihat pada tabel 4 berikut ini.
Berdasarkan tabel 2 di atas, diketahui mengerjakannya. Namun ada juga dari sebagian
bahwa kemampuan menulis kalimat majemuk siswa mengerjakan dalam waktu yang singkat.
siswa kelas VI SD Negeri 105 Pekanbaru Hal ini terjadi tergantung dari pemahaman
setelah dianalisis dengan menggunakan siswa sebelumnya tentang menulis kalimat
kategori, dari 142 orang siswa terlihat 47 orang majemuk. Banyak diantara siswa yang masih
siswa yang mendapat kategori sangat mampu mengeluh karena sulitnya menulis kalimat
(33,09%), 22 orang siswa yang mendapat majemuk, dan sulitnya menggunakan konjungsi
kategori mampu (15,50%), 34 orang siswa yang sesuai dengan perintah soal. Hal ini
mendapat kategori cukup mampu (23,94%) dan disebabkan karena kurangnya pemahaman
39 orang siswa mendapat kategori kurang siswa terhadap materi pembelajaran tentang
mampu (27,46%). Selain itu, dapat diketahui kalimat majemuk. Penyebab lainnya adalah
pula bahwa jumlah nilai keseluruhan siswa masih kurang latihan dalam menulis
kemampuan siswa kelas VI dalam menulis kalimat majemuk. Akan tetapi, masih ada siswa
kalimat majemuk diperoleh 9600 dengan nilai yang dengan cepat dalam menulis kalimat
rata-rata 67,61. Dilihat dari rata-rata nilai yang majemuk dan meletakkan konjungsi yang
telah diperoleh, menunjukkan bahwa sesuai dengan jenis kalimat majemuknya.
kemampuan menulis kalimat majemuk siswa Berdasarkan hasil tes kemampuan
kelas VI SD Negeri 105 Pekanbaru secara menulis tiga kalimat majemuk tersebut dapat
keseluruhan sudah cukup mampu. dilihat bahwa siswa sudah mampu dalam
menulis kalimat majemuk setara, sudah cukup
Pembahasan mampu dalam menulis kalimat majemuk
Keterampilan berbahasa merupakan bertingkat, namun siswa masih kurang mampu
suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dalam menulis kalimat majemuk campuran.
sama lain, tetapi hanya bisa dibedakan. Salah Secara keseluruhan kemampuan menulis
satu keterampilan berbahasa adalah menulis. kalimat majemuk siswa kelas VI SD Negeri 105
Menulis dapat dikatakan suatu keterampilan Pekanbaru, sudah termasuk dalam kategori
berbahasa yang paling rumit diantara jenis-jenis cukup mampu dengan nilai rata-rata 67,61. Dari
keterampilan berbahasa lainnya. Menulis 142 orang siswa 47 orang siswa yang mencapai
bukanlah sekedar menyalin kata-kata dalam kategori sangat mampu. Dari 142 orang siswa,
kalimat-kalimat, melainkan juga 22 orang siswa yang mencapai kategori mampu
mengembangkan dan menuangkan pikiran- dalam menulis kalimat majemuk. Dari 142
pikiran dalam suatu struktur tulisan yang orang siswa, 34 orang siswa yang mencapai
teratur. Menulis kata-kata sehingga menjadi kategori cukup mampu dalam menulis kalimat
suatu kalimat yang bermakna itu tidaklah majemuk. Dan dari 142 orang siswa, 39 orang
mudah, begitu pula dalam menulis kalimat siswa yang mendapat kategori kurang mampu
majemuk. dalam menulis kalimat majemuk.
Berdasarkan penelitian yang telah Banyak hal yang mempengaruhi hasil
dilaksanakan di SD Negeri 105 Pekanbaru tes kemampuan siswa yang peneliti temui.
dapat dilihat bahwa dalam mengerjakan soal Pertama, banyak diantara siswa yang tidak tepat
essay menulis kalimat majemuk, sebagian siswa meletakkan konjungsi atau kata penghubung
masih memerlukan waktu lama dalam sesuai dengan jenis kalimat majemuknya.
Karena menurut Zulfah (2014) kata majemuk campuran diperoleh nilai rata-rata
penghubung memegang peranan penting dalam 52,11 dengan kategori kurang mampu.
pembentukan kalimat majemuk. Kata 2. Setelah dianalisis kemampuan menulis
penghubung atau konjungsi adalah kategori kalimat majemuk siswa kelas VI SD Negeri
kata yang berfungsi untuk meluaskan satuan 105 Pekanbaru dari 142 orang siswa terlihat
dan menghubungkan dua satuan lain atau lebih 47 orang siswa yang mendapat kategori
untuk menjadi satu kalimat. Kedua, banyak sangat mampu dengan persentase 33,09%,
diantara siswa yang belum mampu menulis 22 orang siswa yang mendapat kategori
kalimat majemuk campuran dengan tepat, mampu dengan persentase 15,50%, 34 orang
sebagian siswa masih ada yang membuat siswa mendapat kategori cukup mampu
kalimat majemuk campuran dengan satu pola dengan persentase 23,94% dan 39 orang
atasan dan satu pola bawahan, dan sulitnya siswa mendapat kategori kurang mampu
siswa dalam menggabungkan antara kalimat dengan persentase 27,46%. Secara
majemuk setara dan kalimat majemuk keseluruhan kemampuan menulis kalimat
bertingkat. Karena dalam menulis kalimat majemuk siswa kelas VI SD Negeri 105
majemuk campuran harus adanya gabungan Pekanbaru, dari jumlah sampel 142 orang
kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk siswa memperoleh nilai rata-rata 67,61
bertingkat. Serta sekurang-kurangnya dibentuk sudah mencapai kategori cukup mampu.
tiga pola kalimat, Pernyataan ini sama seperti Berdasarkan kesimpulan yang telah
pendapat Rahayu (2012) bahwa dalam menulis diperoleh, maka dapat disampaikan beberapa
kalimat majemuk campuran kalimat harus saran sebagai berikut:
terdiri dari tiga klausa atau lebih yang di 1. Kepada kepala sekolah, guru dan sekolah
dalamnya terdapat hubungan koordinatif disarankan untuk dapat lebih meningkatkan
(setara) dan juga hubungan subordinatif pengajaran terhadap materi kalimat
(bertingkat). majemuk pada pembelajaran bahasa
Untuk meningkatkan kemampuan Indonesia dan dapat memberikan latihan-
menulis kalimat majemuk siswa kelas VI SD latihan dalam menulis kalimat majemuk agar
Negeri 105 Pekanbaru perlu adanya tindakan dapat meningkatkan kemampuan siswa
dari guru agar siswa dapat berfikir lebih kritis dalam menulis kalimat majemuk.
dalam menggunakan kata konjungsi dalam 2. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan
menulis kalimat majemuk. Disertai dengan hendaknya untuk memperluas bahasan tidak
memberikan latihan dan bimbingan dalam hanya menganalisis kemampuan menulis
menulis kalimat majemuk. Karena dalam kalimat majemuk saja tetapi dapat
menulis kalimat majemuk memang menganalisis mengenai kalimat-kalimat
membutuhkan bimbingan dari guru agar siswa yang lain, seperti kalimat tunggal dan lain-
dapat meletakkan kata penghubung dengan lain. Guna untuk mengetahui tingkat
tepat dan membuat kalimat majemuk sesuai kemampuan siswa, terlebih lagi dalam
dengan jenisnya. pembelajaran bahasa indonesia.