Professional Documents
Culture Documents
Analisis Usaha Penggilingan Daging Sapi
Analisis Usaha Penggilingan Daging Sapi
ABSTRACT
Since it was operated in the beginning of 2016, the meat grinding business, which
included meat grinding service and meat ball processing at the Rural Agricultural Training
Center had never been evaluated in relation to income analysis. This research aimed to
analyze the meat grinding business activity (A case study at the Rural Agricultural
Training Center of Cahaya Purnama in Tepian Baru Village, Bengalon Sub-district, East
Kutai District). This research was conducted from February to March 2018, at the
Agricultural Training Center of Cahaya Purnama in Tepian Baru Village, Bengalon Sub-
district, East Kutai District. The instruments for financial analysis i used to analyze the
data were income analysis, B/C Ratio, and Payback Period. These business activities
were then divided into three divisions, meat grinding, grinding service, and meat ball
processing. Based on the result of income feasibility analysis, there was a surplus
income with the amount of Rp. 389,096,667. This means that this business was feasible
to run and it should be continued. The value of B/C ratio was 1.28, which means that it
was higher than 1. The value of Payback Period was 1.004 or 1 year, meaning that this
business was feasible viewed from the period of the business, namely 2 years. Based on
the above criteria, it was found that this business was feasible, so that it should be
continued to increase the income of the agricultural training center of Cahaya Purnama.
Keywords: meat grinding, grinding service, meat balls, income analysis
ABSTRAK
Sejak awal berproduksi pada awal tahun 2016, usaha penggilingan daging sapi,
jasa penggilingan daging, dan pengolahan pentol bakso di Pusat Pelatihan Pertanian
Pedesaan dan Swadaya (P4S) belum pernah dilakukan evaluasi analisis pendapatan.
Tujuan penelitian adalah evaluasi analisis usaha penggilingan daging sapi (studi kasus di
Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan dan Swadaya (P4S) Cahaya Purnama di Desa
Tepian Baru Kecamatan Bengalon Kabupaten Kutai Timur). Penelitian ini dilaksanakan
pada bulan Februari hingga Maret 2018, di P4S Cahaya Purnama Desa Tepian Baru
Kecamatan Bengalon Kabupaten Kutai Timur. Alat analisis finansial yang digunakan
adalah analisis pendapatan, B/C Ratio, dan Payback Period. Usaha terbagi menjadi tiga
bagian, yakni penggilingan daging, jasa penggilingan, dan pengolahan pentol bakso.
Berdasarkan analisis kelayakan pendapatan, nilai pendapatan memperoleh surplus
sebesar Rp 389.096.667. Ini berarti usaha tersebut layak dan perlu diteruskan. Nilai B/C
Ratio 1,28, yang artinya lebih besar dari 1. Nilai Payback Period 1,004 atau 1 tahun
artinya usaha ini akan layak ditinjau dari waktu usaha selama ini yakni 2 tahun.
Berdasarkan kriteria diatas maka usaha ini layak, sehingga perlu diteruskan untuk
menambah pemasukan bagi P4S Cahaya Purnama.
Kata kunci : penggilingan daging, jasa penggilingan, pentol bakso, analisis pendapatan
2
1. PENDAHULUAN
Daging sapi adalah produk pertanian yang menjanjikan dan memiliki daya
minat yang tinggi. Komposisi daging sapi terdiri atas air, lemak, protein, mineral,
dan karbohidrat. Kandungan gizi yang lengkap dan keanekaragaman produk
olahannya menjadikan daging sapi sebagai bahan pangan yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia (Prasetyo, et.al,. 2013).
Kecamatan Bengalon merupakan satu dari delapan belas kecamatan di
Kabupaten Kutai Timur. Konsumsi daging sapi penduduk di Kecamatan
Bengalon mengalami fluktuatif. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan
Peternakan Kabupaten Kutai Timur (2016), peningkatan konsumsi terjadi pada
tahun 2012 ke tahun 2013 sebesar 9.455,10 kg menjadi 21.907,67 kg. Tahun
2014 dan 2015 konsumsi daging sapi menurun menjadi 18.313,07 kg dan 11.725
kg. Jumlah konsumsi sedemikian besar ini tentunya harus diimbangi dengan
jumlah produksi daging sapi yang tinggi. Kondisi fluktuatif juga dialami jumlah
produksi daging sapi. pada tahun 2012 ke tahun 2013 sebesar 9.952 kg menjadi
23.060,70 kg. Tahun 2014 dan 2015 konsumsi daging sapi menurun menjadi
19.276,92 kg dan 12.342,11 kg (Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten
Kutai Timur, 2016). Kondisi ini harus diwaspadai melihat jumlah produksi daging
sapi yang menurun pada tahun 2014 dan 2015. Hal ini untuk mengimbangi
jumlah konsumsi daging sapi penduduk Kecamatan Bengalon yang dipastikan
meningkat, seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk setiap tahunnya.
Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan dan Swadaya (P4S) Cahaya
Purnama Desa Tepian Baru adalah satu dari beberapa P4S yang tersebar di
daerah Kalimantan Timur. Bermula dari kelompok tani yang kemudian melakukan
penggabungan menjadi Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN), hingga
kemudian mengusulkan pembentukan P4S. P4S ini bergerak dalam bidang
kegiatan agribisnis yang berfokus pada integrasi kelapa sawit dengan sapi.
Sistem ini selalu digalakkan oleh Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Timur, dan
telah mendapatkan respon yang positif sehingga banyak diterapkan oleh para
pekebun kelapa sawit.
Penggilingan daging sapi adalah salah satu cabang usaha milik P4S
Cahaya Purnama. Pihak P4S menerapkan dua anak cabang usaha terkait
penggilingan daging sapi, yakni penggilingan daging, dan pengolahan pentol
daging. Usaha ini diharapkan pihak pengelola untuk meningkatkan pendapatan,
3
Biaya Operasional
Ternak yang baik memiliki konidisi sehat dan memiliki kondisi yang kuat.
Agar mencapai hal itu diperlukan pemeliharaan yang rutin. Pengelola
mengeluarkan biaya biaya pada tabel berikut.
Tabel 5. Biaya Operasional Usaha Penggilingan Daging Sapi (Rp)
Bahan Baku Solar
Bulan Daging Sapi Jumlah
Pentol Diesel
Januari 99.750.000 7.200.000 960.000 113.160.000
Februari 99.750.000 7.200.000 960.000 113.160.000
Maret 99.750.000 7.200.000 960.000 113.160.000
April 99.750.000 7.200.000 960.000 113.160.000
Mei 99.750.000 7.200.000 960.000 113.160.000
Juni 99.750.000 7.200.000 960.000 113.160.000
Juli 99.750.000 7.200.000 960.000 113.160.000
Agustus 99.750.000 7.200.000 960.000 113.160.000
Septembe
99.750.000 7.200.000 960.000 113.160.000
r
Oktober 99.750.000 7.200.000 960.000 113.160.000
November 99.750.000 7.200.000 960.000 113.160.000
Desember 99.750.000 7.200.000 960.000 113.160.000
1.197.000.00 1.357.920.00
Jumlah 86.400.000 11.520.000
0 0
Sumber: P4S Cahaya Purnama (diolah dan dianalisis)
Biaya Alat
Alat adalah benda yang digunakan untuk menunjang kegiatan operasional
yang bersifat tidak habis pakai dalam sekali penggunaan. Berbeda dengan
bahan yang digunakan sekali pakai dan dalam waktu yang sebentar, alat
memiliki ketahanan waktu yang lama dan bisa digunakan berulang-ulang kali.
Kegiatan pengelolaan sapi potong menggunakan alat-alat sebagai berikut.
Tabel 6. Biaya Alat Usaha Ternak Sapi Bali (Rp)
Alat
Rincian Kedai Freezer Genset Baskom Pisau Timbangan
Penggilingan
Biaya Alat 50.000.000 75.000.000 14.000.000 8.000.000 100.000 100.000 150.000
karena alat memiliki ketahanan dalam jangka waktu tertentu. Oleh sebab itu,
analisis data menggunakan nilai penyusutan bukan berdasarkan nilai asli suatu
alat seperti halnya data diatas. Untuk mengetahui penyusutan bisa
menggunakan rumus berikut :
Jumlah alat
Penyusutan = x nilai produk
Usia ekonomis
Tabel 7. Biaya Penyusutan Usaha Ternak Sapi Bali (Rp)
Alat
Rincian Kedai Freezer Genset Baskom Pisau Timbangan Jumlah
Penggilingan
Januari 277.778 625.000 116.667 66.667 8.333 8.333 6.250 1.109.028
Penerimaan
Sebagaimana dipaparkan pada asumsi diatas bahwa ada tiga output yang
dihasilkan dari pengolahan daging sapi, yakni penggilingan daging, jasa
penggilingan, dan pengolahan pentol bakso. Daging giling dijual seharga Rp
120.000/kg, dalam sehari rata-rata habis terjual sebanyak 35 kg. Dalam sehari
penerimaan penjualan daging sebesar Rp 4.200.000. Maka dalam sebulan
penerimaan yang diperoleh sebesar Rp 126.000.000.
Jasa penggilingan daging dikenakan harga sebesar Rp 10.000/kg. Jasa
penggilingan daging mengikuti jumlah daging yang terjual yakni 35 kg/hari.
Dalam sehari penerimaan dari jasa penggilingan daging sebesar Rp 350.000.
Penerimaan dalam sebulan sebesar Rp 10.500.000.
Pentol bakso kelas ekonomi seharga Rp 1.000.000/5 kg, sedangkan kelas
super seharga Rp 1.100.000/5 kg. Penjualan pentol bakso kelas ekonomi rata-
rata per bulan sebanyak 40 kg, yang jika di Rupiahkan sebesar Rp 8.000.000.
Penjualan pentol bakso kelas super rata-rata per bulan sebanyak 10 kg, atau
sebesar Rp 2.200.000.
Data pemasukan penjualan dan pendapatan usaha penggilingan daging
sapi terlampir dibawah ini.
Tabel 9. Penerimaan Usaha Penggilingan Daging Sapi (Rp)
Penggilingan Jasa
Bulan Pentol Bakso Jumlah
Daging Penggilingan
Januari 126.000.000 10.500.000 10.200.000 146.700.000
Februari 126.000.000 10.500.000 10.200.000 146.700.000
Maret 126.000.000 10.500.000 10.200.000 146.700.000
April 126.000.000 10.500.000 10.200.000 146.700.000
Mei 126.000.000 10.500.000 10.200.000 146.700.000
Juni 126.000.000 10.500.000 10.200.000 146.700.000
Juli 126.000.000 10.500.000 10.200.000 146.700.000
Agustus 126.000.000 10.500.000 10.200.000 146.700.000
September 126.000.000 10.500.000 10.200.000 146.700.000
Oktober 126.000.000 10.500.000 10.200.000 146.700.000
November 126.000.000 10.500.000 10.200.000 146.700.000
Desember 126.000.000 10.500.000 10.200.000 146.700.000
Jumlah 1.512.000.000 126.000.000 122.400.000 1.760.400.000
Sumber: P4S Cahaya Purnama (diolah dan dianalisis)
Tabel 10. Pendapatan Usaha Ternak Sapi Bali (Rp)
Bulan Penerimaan Biaya Pendapatan
Januari 146.700.000 114.275.278 32.424.722
Februari 146.700.000 114.275.278 32.424.722
Maret 146.700.000 114.275.278 32.424.722
April 146.700.000 114.275.278 32.424.722
Mei 146.700.000 114.275.278 32.424.722
10
Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kutai Timur. 2013. Data Ternak
Kabupaten Kutai Timur 2012. Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten
Kutai Timur, Sangatta
Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kutai Timur. 2014. Data Ternak
Kabupaten Kutai Timur 2013. Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten
Kutai Timur, Sangatta
Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kutai Timur. 2015. Data Ternak
Kabupaten Kutai Timur 2014. Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten
Kutai Timur, Sangatta
Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kutai Timur. 2016. Data Ternak
Kabupaten Kutai Timur 2015. Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten
Kutai Timur, Sangatta
Handayanta, E., Rahayu, E.T., dan Sumiyati, M. 2016. Analisis Finansial Usaha
Peternakan Pembibitan Sapi Potong Rakyat Di Daerah Pertanian Lahan
Kering, Studi Kasus di Wilayah Kecamatan Semin, Kabupaten
Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sains Peternakan. 14 (1)
“http://bit.ly/2v0mcBe” diakes pada 6 Juni 2017
Nasaruddin, M., Utama, S.P., dan Andani, A. 2015. Nilai Tambah Pengolahan
Daging Sapi Menjadi Bakso Pada Usaha Al-Hasanah di Kelurahan Rimbo
Kedui Kecamatan Seluma Selatan. AGRISEP. 14 (1) “http://bit.ly/2sItjie”,
diakses pada 20 Feburari 2018
Prasetyo, H., Padaga, M.C., dan Sawitri, M.E. 2013. Kajian Kualitas Fisiko Kimia
Daging Sapi di Pasar Kota Malang. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak.
8 (2) “http://bit.ly/2tEnoqx”, diakses pada 19 Juli 2017
12
Rahardja, P., dan Manurung, M. 2010. Teori Ekonomi Mikro; Suatu Pengantar.
Universitas Indonesia, Jakarta