Efektifitas Penggunaan Pewarna Alternatif Preparat Permanen Telur Nematoda Kolon Menggunakan Pewarna Rhodamin B

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

Jurnal Farmasi, e-ISSN: 2655-0814

Vol. 2 No.1 Edisi Mei-Oktober 2019


http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JFM
============================================================================================
Received: 05 September 2019 :: Accepted: 14 September 2019 :: Published: 31 Oktober 2019

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN PEWARNA ALTERNATIF PREPARAT


PERMANEN TELUR NEMATODA KOLON MENGGUNAKAN PEWARNA
RHODAMIN B

Saadah Siregar1 , Visensius Krisdianilo 2 , Vincentia Ade Rizky 3

Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam


Jalan Sudirman No.38 Kabupaten Deliserdang Sumatra Utara
Email: Saadahsiregar20@gmail.com
DOI : https://doi.org/10.35451/jfm.v2i1.194

ABSTRACT

Staining is one of support microscopic examination in the identification of worm


eggs. Staining techniques are needed to clarify the various elements and the
description of the microscopic worm eggs and distinguish it from the
surrounding dirt. Hematoxylin and Eosin staining method that is widely used in
the staining of histological tissue. Dyes commonly used in the examination of
intestinal nematode eggs on is dye eosin. To added reference dye Rhodamine B
dye used as an alternative to dye eosin. The method used is experiment by
conducting concentration ratio of Rhodamine B 1%, 1.5%, 2% and 2.5% to 2%
eosin control. The results based on Kruskal-Wallis Test showed the normality
test is 0.357, p-value sig (0.357) > 0.05, so that the data group to be tested
otherwise normal. Then performed statistical tests KruskalWallisTtest to
determine the accuracy of the file thus obtained p-value (0.407) > 0.05,
meaning there is no significant difference in the variasion of the dye Rhodamine
B of the entire treatment. Morphology of worm eggs clearly visible from the
outside layer to the inside layer, the visual field Rhodamine B dye is clearly
visible, color contrast eggs are also clearly visible. From the research conducted,
it can be concluded that the dye Rhodamine B dye can be used as an alternative
to dye eosin.

Keywords : Intestinal Nematode Eggs ,Hematoxylin - Eosin , Rhodamine B

31
Jurnal Farmasi, e-ISSN: 2655-0814
Vol. 2 No.1 Edisi Mei-Oktober 2019
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JFM
============================================================================================
Received: 05 September 2019 :: Accepted: 14 September 2019 :: Published: 31 Oktober 2019

PENDAHULUAN sampel patologi maupun anatomi yang


Infeksi oleh cacing dapat siap dan diawetkan untuk penelitian dan
disebabkan oleh beberapa faktor, seperti pemeriksaan (W.A. New Dorland, 2002).
sanitasi lingkungan dan higienitas setiap Pada umumnya metode pembuatan
orang yang kurang baik, mengkonsumsi sediaan preparat permanen telur cacing
makanan yang diduga terkontaminasi jarang sekali dilakukan dalam proses
oleh telur cacing karena kurangnya pembelajaran dan ketersediaan preparat
kebersihan dan pengolahan makanan, permanen yang terbatas. Selain itu,
tingkat pengetahuan dan tingkat ekonomi pewarnaan permanen digunakan untuk
yang masih rendah. Sedangkan media pembelajaran. Dalam bidang
penularannya dapat melalui beberapa medis, adanya sediaan preparat
cara yaitu dibawah oleh perantara vektor, permanen diharapkan membantu
larva yang dapat bagian kulit dan menegakkan diagnosa dokter tentang
mengkonsumsi jenis telur cacing yang penyakit yang disebabkan oleh parasit.
infektif dengan cara melalui jari- jari Sediaan permanen dapat memberikan
tangan yang tidak bersih sehingga suatu penjelasan yang ringkas dengan
diakibatkan terdapat beberapa telur ilustrasi yang baik tentang fakta-fakta
cacing sehingga menkontaminasi human. dasar dan interpretasi hasil dari anatomi
khkolonnya telur Nematoda kolon seperti mikroskopis yang dapat dilihat (Junquiera
Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura dkk, 1998). Salah satu penunjang
dan Ancylostoma sp dan Necator pemeriksaan mikroskopis adalah dengan
americanus (cacing tambang) pewarnaan. Teknik pewarnaan sangat
(Onggowaluyo, 2002). diperlukan untuk memperjelas berbagai
Parasit merupakan suatu unsur serta gambaran mikroskopis telur
organisme berukuran kecil, sehingga cacing dan membedakannya dengan
untuk mengidentifikasi serta melihat ciri kotoran disekitarnya (Pradi, 2011).
khas dengan jelas diperlukan
pemeriksaan mikroskopis. Golongan Hematoksilin dan Eosin adalah
cacing kolon (Nematoda Kolon) untuk metode pewarnaan yang banyak
perkembang biakan telurnya menjadi digunakan dalam dalam pewarnaan
infektif membutuhkan tanah. Parasit jaringan histologi, sehingga diperlukan
yang termasuk golongan Soil Transmitted dalam diagnosa medis dan penelitian.
Helminths yang berdiam Pada bagian Hematoksilin adalah bahan pewarna yang
kolon manusia adalah Ascaris sering digunakan pada pewarnaan
lumbricoides, Hookworm (Necator histoteknik, ia merupakan ekstrak dari
amerikanus dan Ancylostoma pohon yang diberi nama logwood tree.
duodenale), Strongiloides stercoralis,
Hematoksilin bekerja sebagai
Trichuris trichiura. Sedangkan yang
pewarna basa, artinya zat ini mewarnai
habitatnya pada Kolon hewan adalah
unsur basofilik jaringan. Tujuan
Toxocara canis, Toxocara Cati,
pewarnaan adalah untuk meningkatkan
Ancylostoma braziliense, Ancylostoma
kontras alami dan untuk lebih
ceylanicum, Ancylostoma caninum
memperjelas berbagai unsur, dan
(Widiyono, 2005).
gambaran mikroskopis telur cacing
Preparat Awetan adalah tindakan
(LEESON, C.Roland,2009).
atau proses pembuatan maupun
penyiapan sesuatu menjadi tersedia,
32
Jurnal Farmasi, e-ISSN: 2655-0814
Vol. 2 No.1 Edisi Mei-Oktober 2019
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JFM
============================================================================================
Received: 05 September 2019 :: Accepted: 14 September 2019 :: Published: 31 Oktober 2019

Rhodamin B adalah salah satu zat dalam bentuk terlarut pada konsentrasi
pewarna sintetis yang biasa digunakan tinggi dan berwarna merah pada
pada industri tekstil dan kertas. konsentrasi rendah (Parhan,2018).
Rhodamin B merupakan zat golongan
xanthenes. Rumus molekul dari rhodamin Peneliti telah melakukan penelitian
B adalah C28H31N2O3Cl dengan berat dengan menggunakan rhodamin B
molekul sebesar 479.000. Rhodamin B denagan konsentrasi 1%, 1,5%, 2% dan
adalah pewarna sintetis yang berasal dari 2,5% bisa mewarnai telur cacing. Dari
metanlinilat dan dipanel alanin yang hasil penelitian, pewarna rhodamin B
berbentuk serbuk kristal berwarna menghasilkan warna yang lebih kontras
kehijauan, berwarna merah kegunaan dibanding dengan pewarna eosin.

METODE PENELITIAN dengan kecepatan 2500 rpm, Supenatan


Penelitian ini bersifat eksperimen dibuang dan ditambah aquades lagi sama
dengan desain penelitian yang digunakan banyak kedalam filtrat yang berisi feses,
adalah perbandingan kelompok statis Suspensi dapat digunakan sebagai
(static group comparasion) yaitu sampel
membandingkan pemeriksaan Pemeriksaan Telur Cacing dengan
pewarnaan telur cacing yang dilakukan Pewarnaan Hematoksilin – Eosin
dengan membandingkan kelompok Disiapkan semua alat dan bahan untuk
eksperimen dengan kontrol (Notoatmojo, pembuatan sediaan apusan tinja. Diaduk
2002; Barus B, 2018). bahan suspensi telur cacing sampai
homogen. Diambil dengan pipet 2-3 tetes
Sampel yang digunakan adalah feses larutan suspensi, apuskan pada kaca
yang positif terinfeksi cacing benda di bagian tengah sampai hampir
Nemtodakolon. Penelitian dilakukan di menutupi seluruh permukaan kaca benda
Laboratorium Institut Kesehatan Medistra dikeringkan sediaan selama beberapa
Lubuk Pakam. jam. Sediaan apusdifiksasi dengan
larutan alkohol 70% selama paling sedikit
Alat dan Bahan
15menit. Dicelupkan sediaan 2-5 menit
Alat yang digunakan adalah Mikroskop, berturut-turut dalam larutan alkohol
Kaca objek, kaca penutup, pipet tetes, 70%, larutan alkohol 60%, larutan
pot plastik, ose, botol kaca, tissue alkohol 50%. Dicuci dengan air mengalir
handskun dan stopwatch label. 2-3 menit. Dimasukan sediaan kedalam
larutan ferik-amonium sulfat 2% selama
Bahan yang digunakan adalah Larutan 5-15 menit. Dicuci dengan air mengalir 3-
Hematoxylin, Eosin, Rhodamin B, Alkohol 5 menit. Dimasukkan sediaan kedalam
Absolut, Iodine Alkohol, Alkohol 50%, larutan hematoksilin 5-15 menit. Dicuci
Alkohol 60%, Alkohol 70%, Alkohol 80%, dengan air mengalir 2-3 menit.
Alkohol 95%, Xylol, Aquades, Entelan, Diferensiasi dilakukan dengan mencelup
Ferri Amonium, Sulfat 2%, Asam pikrat sediian dalam larutan asam pikrat jenuh
jenuh, Formalin 10%, Suspensi Feses. selama 10-15 menit. Dicuci dengan air
mengalir 5-10 menit Dimasukkan
Cara Kerja
kembali sediaan kedalam larutan eosin
Pembuatan Suspensi Feses
2% Dilakukan dehidrasi dengan cara
Feses ditambah formalin 10%, diaduk
mencelup sediaan 2-5 menit berturut-
sampai homogeny, Ditambah aquades,
turut dalam larutan alkohol
diaduk dan disaring kembali, Hasil
50%,70%,80%,95% dan dalam larutan
saringan di sentrifugasi selama 5 menit
33
Jurnal Farmasi, e-ISSN: 2655-0814
Vol. 2 No.1 Edisi Mei-Oktober 2019
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JFM
============================================================================================
Received: 05 September 2019 :: Accepted: 14 September 2019 :: Published: 31 Oktober 2019

alkohol absolute I dan larutan absolute II. dan xylol II. Diteteskan sediaan pulasan
Dijernihkan sediaan apusan dengan dengan entelan dan tutup dengan kaca
mencelup sediaan selama 3-5 menit tutup. Sediaan diperiksa dengan
berturut-turut dalam larutqnxylol I dan mikroskop (pakai pembesaran lemah
xylol II. Diteteskan sediaan pulasan lensa obyektif10x) dan kondensor
dengan entelan dan tutup dengan kaca diturunkan atau diafragma dikecilkan
tutup. Sediaan diperiksa dengan (PinardiHadidjaja, 1990).
mikroskop (pakai pembesaran lemah
lensa obyektif10x) dan kondensor Pengamatan
diturunkan atau diafragma dikecilkan Pengamatan dilakukan oleh beberapa
(PinardiHadidjaja, 1990). orang panulis yang sudah berpengalaman
dalam melihat sediaan mikroskopis.
Pemeriksaan Telur Cacing dengan Setiap panulis mendapatkan 15 buah
Pewarnaan Hematoksilin – preparat dengan kode tertentu yang
Rhodamin B hanya diketahui oleh peneliti. Data hasil
Disiapkan semua alat dan bahan untuk pengamatan disajikan sesuai dengan
pembuatan sediaan apusan tinja. Diaduk parameter yang disediakan oleh panelis.
bahan suspensi telur cacing sampai
homogen. Diambil dengan pipet 2-3 tetes Analisis Data
larutan suspensi, apuskan pada kaca Tabel 3.3 Parameter Pengukuran
Preparat
benda di bagian tengah sampai hampir
menutupi seluruh permukaan kaca benda
Parameter yang Diukur dari
dikeringkan sediaan selama beberapa Preparat
jam. Sediaan apusdifiksasi dengan
▪ Kejernihan Bagian Larva
larutan alkohol 70% selama paling sedikit
▪ Kelengkapan Morfologi Larva
15 menit. Dicelupkan sediaan 2-5 menit
berturut-turut dalam larutan alkohol
Tabel 3.4 Penilaian Preparat
70%, larutan alkohol 60%, larutan
alkohol 50%. Dicuci dengan air mengalir
Penilaian Preparat Skor
2-3 menit. Dimasukan sediaan kedalam
Jernih dan Lengkap 9
larutan ferik-amonium sulfat 2% selama
Jernih dan Cukup Lengkap 8
5-15 menit. Dicuci dengan air mengalir 3-
Jernih dan Tidak Lengkap 7
5 menit. Dimasukkan sediaan kedalam
Cukup Jernih dan Lengkap 6
larutan hematoksilin 5-15 menit. Dicuci
Cukup Jernih dan Cukup
dengan air mengalir 2-3 menit. 5
Lengkap
Diferensiasi dilakukan dengan mencelup Cukup Jernih dan Tidak
sediian dalam larutan asam pikrat jenuh 4
Lengkap
selama 10-15 menit. Dicuci dengan air Tidak Jernah dan Lengkap 3
mengalir 5-10 menit. Dimasukkan Tidak Jernih dan Cukup
2
kembali sediaan kedalam larutan Lengkap
rhodamin B dengan variasi konsentrasi Tidak Jernih dan Tidak
1
1%, 1.5%, 2% dan 2.5%. Dilakukan Lengkap
dehidrasi dengan cara mencelup sediaan
2-5 menit berturut-turut dalam larutan
HASIL PENELITIAN
alkohol 50%,70%,80%,95% dan dalam
Berdasarkan hasil penelitian, proses
larutan alkohol absolute I dan larutan
penggunaan pewarna alternatif preparat
absolute II. Dijernihkan sediaan apusan
permanen telur Nematoda kolon
dengan mencelup sediaan selama 3-5
menggunakan pewarna Rhodamin B
menit berturut-turut dalam larutqnxylol I
34
Jurnal Farmasi, e-ISSN: 2655-0814
Vol. 2 No.1 Edisi Mei-Oktober 2019
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JFM
============================================================================================
Received: 05 September 2019 :: Accepted: 14 September 2019 :: Published: 31 Oktober 2019

yang menggunakan perlakuan variasi V3 = Perlakuan Preparat 3


konsentrasi 1%, 1,5%, 2% dan 2,5% (Hematoksilin – Rhodamin B 1%)
dengan kontrol dapat dilihat pada tabel
4.8 (Hasil Skor Penilaian Panelis).
Tabel 4.3 Hasil Pemeriksaan yang
Kriteria Penilaian. menggunakkan pewarna
Hematoksilin - Rhodamin B 1.5%
Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan yang
Panelis 1 Panelis 2 Panelis 3
menggunakkan pewarna Parameter
X1 X2 X3 X1 X2 X3 X1 X2 X3
Hematoksilin-Eosin sebagai kontrol Kejelasan
lapang
Panelis 1 Panelis 2 Panelis 3
Parameter pandang
C1 C2 C3 C1 C2 C3 C1 C2 C3
Kelengkapan 9 2 6 9 9 9 9 4 6
Kejelasan bagian telur
lapang
Kontras
pandang
warna telur
Kelengkapan 5 8 9 9 9 9 5 9 9 Rata-rata 6 9 6
bagian telur Jelas,
Kontras Jelas, Cukup Jelas,
Cukup
warna telur Kesimpulan Lengkap Lengkap
Lengkap
Rata-rata 7 9 8 hasil Dan Cukup dan
Dan Cukup
Sempurna Sempurna
Jelas, Jelas, Jelas, Cukup Sempurna
Kesimpulan Lengkap Lengkap Lengkap Keterangan :
hasil Dan Cukup dan Dan
Sempurna Sempurna Sempurna X1 = Perlakuan Preparat 1
(Hematoksilin – Rhodamin B 1.5%)
Keterangan : X2 = Perlakuan Preparat 2
C1 = Kontrol preparat 1 (Hematoksilin - (Hematoksilin – Rhodamin B 1.5%)
Eosin) X3 = Perlakuan Preparat 3
C2 = Kontrol preparat 2 (Hematoksilin - (Hematoksilin – Rhodamin B 1.5%)
Eosin)
C3 = Kontrol preparat 3 (Hematoksilin - Tabel 4.4 Hasil Pemeriksaan yang
Eosin) menggunakkanpewarnaHematoksilin -
Rhodamin B 2%
Panelis 1 Panelis 2 Panelis 3
Tabel 4.2 Hasil Pemeriksaan yang Parameter
Y1 Y2 Y3 Y1 Y2 Y3 Y1 Y2 Y3
menggunakkanpewarna
Hematoksilin - Rhodamin B 1% Kejelasan
lapang
Panelis 1 Panelis 2 Panelis 3 pandang
Paramet
er V V V V V V 8 9 9 9 9 9 8 9 7
V1 V2 V1 Kelengkapan
3 1 2 3 2 3
bagian telur
Kejelasan
Kontras
lapang warna telur
pandang
Rata-rata 9 9 8
Kelengka Jelas, Jelas, Jelas, Cukup
pan 5 3 9 9 9 9 8 7 5 Kesimpulan Lengkap Lengkap Lengkap
bagian hasil Dan dan Dan Cukup
telur Sempurna Sempurna Sempurna
Kontras Keterangan :
warna
telur Y1 = Perlakuan Preparat 1
Rata- (Hematoksilin – Rhodamin B 2%)
6 9 7
rata Y2 = Perlakuan Preparat 2
Jelas, Cukup Jelas, Jelas, (Hematoksilin – Rhodamin B 2%)
Kesimpu Lengkap Dan Lengkap Lengkap
lan hasil Cukup dan Dan Cukup
Y3 = Perlakuan Preparat 3
Sempurna Sempurna Sempurna (Hematoksilin – Rhodamin B 2%)
Keterangan :
V1 = Perlakuan Preparat 1
(Hematoksilin – RhodaminB 1%)
V2 = Perlakuan Preparat 2
(Hematoksilin – Rhodamin B 1%)

35
Jurnal Farmasi, e-ISSN: 2655-0814
Vol. 2 No.1 Edisi Mei-Oktober 2019
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JFM
============================================================================================
Received: 05 September 2019 :: Accepted: 14 September 2019 :: Published: 31 Oktober 2019

Tabel 4.5 Hasil Pemeriksaan yang antara konsentrasi pewarna Rhodamin B


menggunakkan pewarna dengan kontrol menghasilkan nilai p-
Hemaatoksilin - Rhodamin B 2.5% value (0,357) > 0,05. Uji normalitas
Panelis 1 Panelis 2 Panelis 3
Parameter
Z1 Z2 Z3 Z1 Z2 Z3 Z1 Z2 Z3 menggunakan metodeKolmogorov-
Kejelasan Smirnov Test , sehingga tidak ada
lapang pelanggaran asumsi normalitas pada data
pandang
Kelengkapan 8 6 8 9 9 9 9 9 9 tersebut karena kelompok data data yang
bagian telur akan diuji telah memenuhi syarat
Kontras normalitas.
warna telur
Rata-rata 7 9 9 Selanjutnya dilakukan test statistik
Jelas, Jelas, Jelas, Kruskal Wallis Test terdapat pada
Kesimpulan Lengkap Lengkap Lengkap
hasil dan Cukup dan dan
Lampiran 1.4, untuk mengetahui
Sempurna Sempurna Sempurna keakuratan data sehingga didapatkan
Keterangan : nilai p-value (0,407) > 0,05, artinya
Z1 = Perlakuan Preparat 1 tidak ada perbedaan yang signifikan pada
(Hematoksilin – Rhodamin B 2.5%)
konsentrasi pewarna Rhodamin B dari
Z2 = Perlakuan Preparat 2
seluruh perlakuan.
(Hematoksilin – Rhodamin B 2.5%)
Z3 = Perlakuan Preparat 3
(Hematoksilin – Rhodamin B 2.5%) Pembahasan
Pada penelitian ini digunakan
Pengolahan Data sampel feses positif yang terinfeksi
Dari hasil penelitian pada tabel diatas cacing Nematoda kolon yang digunakan
dilakukan perhitungan secara statistik sebagai sampel uji. Sampel uji didapat
menggunakan Uji Kruskal – Wallis Test dari hasil survey di desa Cibeureum
dalam SPSS.UjiKruskal Wallis Test kecamatan Kertasari kabupaten
digunakan ketika asumsi ANOVA tidak Bandung. Penelitian ini bersifat
terpenuhi.Uji signifikansi menggunakan eksperimen yang bertujuan untuk
uji Kruskal – Wallis Test penelitian ini mengetahui ada atau tidaknya perbedaan
termasuk non parametrik variabel karena yang signifikan antara pewarna alternatif
penelitian lebih bersifat deskriptif berupa Rhodamin B dengan varian konsentrasi
Eksperimen Observasi.Data yang 1%, 1.5%, 2%, dan 2.5% dibandingkan
dianalisis dapat berupa data ordinal dengan pewarna eosin2%sebagai kontrol
maupun data nominal ( Hendry, 2012). terhadap sampel uji.
Pewarnaan yang digunakan untuk
Pengolahan Data Secara pemeriksaan telur cacing pada metode
Keseluruhan hematoksilin-eosin yaitu eosin.Prinsip
Hasil Data Statistik Deskriptif terdapat pewarnaannya adalah Hematoksilin
pada Lampiran 1.1, selanjutnya bekerja sebagai pewarna basa, artinya
dilakukan pengolahan Data Frekuensi zat ini mewarnai unsur basofilik jaringan.
dimana frequency merupakan Tujuan pewarnaan adalah untuk
kemunculan data dari setiap penilaian, meningkatkan kontras alami dan untuk
kemudian dari total frequency akan lebih memperjelas berbagai unsur, dan
menghasilkan Percent sehingga gambaran mikroskopis telur cacing
menghasilkan Cumulative Percent (Roland,2009). Sedangkan Eosin bersifat
keseluruhan yaitu 100%. asam.Iaakan memulas komponen
Setelah Hasil Data Frekuensi maka dibuat asidofilik jaringan seperti mitokondria,
Uji normalitas sebagaimana yang granula sekretoris dan kolagen. Tidak
disajikan pada Lampiran 1.3, semua seperti hematoksilin, eosin mewarnai
kelompok data dari seluruh perlakuan
36
Jurnal Farmasi, e-ISSN: 2655-0814
Vol. 2 No.1 Edisi Mei-Oktober 2019
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JFM
============================================================================================
Received: 05 September 2019 :: Accepted: 14 September 2019 :: Published: 31 Oktober 2019

sitoplasma dan kolagen menjadi warna lengkap dan untuk kesempurnaan


merah muda (Junquera, 2007). kekontrasan warna telur cukup
Namun pada penelitian kali ini digunakan sempurna.Pada konsentrasi 2% untuk
pewarna yang berbeda untuk kejelasan lapang pandang terlihat jelas,
pemeriksaan telur cacing.Perwarna untuk kelengkapan bagian telur lengkap
alternatif yang dipakai pada penelitian ini dan untuk kesempurnaan kekontrasan
adalah RhodaminB.Rhodamin B terlihat sempurna.Pada konsentrasi 2.5%
merupakan pewarna alternatif untuk kejelasan lapang pandang terlihat
dikarenakan pewarna ini memiliki warna jelas, untuk kelengkapan bagian telur
yang sama dengan eosin yaitu merah, lengkap, dan untuk kesempurnaan
dan Rhodamin B juga memliki sifat kekontrasan cukup sempurna.
sangat larut dalam air yang akan Hasil penelitian dan kesimpulan
menghasilkan warna merah dan dari panelis 2 disimpulkan bahwa telur
berfluorensi kuat. cacing yang ditemukan pada pewarna
Dari hasil uji pendahuluan Rhodamin B dengan konsentrasi 1%
Rhodamin B dengan konsentrasi 1% sebagai pewarna alternatif pewarnaan
sebagai pewarna alternatif pewarnaan telur nematoda kolon sediaan preparat
telur nematoda kolon sediaan preparat permanen adalah untuk kejelasan lapang
permanen adalah untuk kejelasan lapang pandang terlihat jelas, lengkap dan
pandang terlihat jelas, untuk sempurna kekontrasan warna telur
kelengkapan bagian telur cukup lengkap sempurna. Pada konsentrasi 1.5% untuk
dan untuk kesempurnaan kekontrasan kejelasan lapang pandang terlihat jelas,
warna telur cukup sempurna. Pada untuk kelengkapan bagian telur lengkap
konsentrasi 1.5% untuk kejelasan lapang dan untuk kesempurnaan kekontrasan
pandang terlihat jelas, untuk warna telur sempurna.Pada konsentrasi
kelengkapan bagian telur cukup lengkap 2% untuk kejelasan lapang pandang
dan untuk kesempurnaan kekontrasan terlihat jelas, untuk kelengkapan bagian
warna telur cukup sempurna.Pada telur lengkap dan untuk kesempurnaan
konsentrasi 2% untuk kejelasan lapang kekontrasan terlihat sempurna.Pada
pandang terlihat jelas, untuk konsentrasi 2.5% untuk kejelasan lapang
kelengkapan bagian telur lengkap dan pandang terlihat jelas, untuk
untuk kesempurnaan kekontrasan kelengkapan bagian telur lengkap dan
terlihat sempurna.Pada konsentrasi 2.5% untuk kesempurnaan kekontrasan
untuk kejelasan lapang pandang terlihat terlihat sempurna.
jelas, untuk kelengkapan bagian telur Hasil penelitian dan kesimpulan
lengkap, dan untuk kesempurnaan dari panelis 3 disimpulkan bahwa telur
kekontrasan cukup sempurna. cacing yang ditemukan pada pewarna
Hasil penelitian dan kesimpulan Rhodamin B dengan konsentrasi 1%
dari panelis 1 Rhodamin B dengan sebagai pewarna alternatif pewarnaan
konsentrasi 1% sebagai pewarna telur nematoda kolon sediaan preparat
alternatif pewarnaan telur Nematoda permanen adalah untuk kejelasan lapang
kolon sediaan preparat permanen adalah pandang terlihat jelas, untuk
untuk kejelasan lapang pandang terlihat kelengkapan bagian telur lengkap dan
jelas, untuk kelengkapan bagian telur untuk kesempurnaan kekontrasan warna
cukup lengkap dan untuk kesempurnaan telur cukup sempurna. Pada konsentrasi
kekontrasan warna telur cukup 1.5% untuk kejelasan lapang pandang
sempurna. Pada konsentrasi 1.5% untuk terlihat jelas, untuk kelengkapan bagian
kejelasan lapang pandang terlihat jelas, telur cukup lengkap dan untuk
untuk kelengkapan bagian telur cukup kesempurnaan kekontrasan warna telur
37
Jurnal Farmasi, e-ISSN: 2655-0814
Vol. 2 No.1 Edisi Mei-Oktober 2019
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JFM
============================================================================================
Received: 05 September 2019 :: Accepted: 14 September 2019 :: Published: 31 Oktober 2019

cukup sempurna. Pada konsentrasi 2% lengkap, dan untuk kesempurnaan


untuk kejelasan lapang pandang terlihat kekontrasan warna telur terlihat jelas dan
jelas, untuk kelengkapan bagian telur sempurna.
cukup lengkap dan untuk kesempurnaan KESIMPULAN DAN SARAN
kekontrasan terlihat sempurna. Pada Kesimpulan
konsentrasi 2.5% untuk kejelasan lapang Dari hasil penelitian yang dilakukan maka
pandang terlihat jelas, untuk dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
kelengkapan bagian telur lengkap dan perbedaan yang signifikan pada
untuk kesempurnaan kekontrasan konsentrasi 1% , 1.5% , 2% dan 2.5%
terlihat sempurna. teradap pengaruh kualitas preparat
Hasil penelitian dan kesimpulan dengan kualitas preparat kontrol.
dari panelis menunjukkan bahwa Saran
pewarna rhodamin B bisa diaplikasikan Dari hasil penelitian disarankan untuk
sebagai pewarna alternatif telur cacing peneliti selanjutnya :
Nematoda kolon sediaan preparat 1. Jika menggunakan sampel feses
permanen dengan variasi konsentrasi segar sebaiknya diperiksa secara
1%, 1.5%, 2% dan 2.5%. Pada segera.
konsentrasi 2% pewarna Rhodamin B 2. Adapun penelitian lanjutnya
lebih bagus digunakan untuk pewarna sebaiknya peneliti mengganti
alternatif telur cacing nematoda kolon pewarna Rhodamin B dengan
sediaan preparat permanen dikarenakan pewarna lain yang memiliki sifat
untuk kejelasan lapang pandang terlihat yang sama dengan pewarna
jelas, untuk kelengkapan bagian telur Rhodamin B.

Referensi

Ariawan Putu. (2013). Trichuristrichiura. EtiYudiar. (2012 ). Tinjauan Pustaka.


[online]. Tersedia [online].Tersedia:http://digilib.uni
:http://ariawanputu2.blogspot.com mus.ac.id/files/disk1/120/jtptunim
/2013/10/trichuris-trichiura- us-gdl-etriyudiar-5988-2-babii.pdf
mantap.html EvitaPradi.(2011). Pemeriksaan Telur
Barus, B., & Lestari, I. (2018). Cacing. [online].
PENGARUH EKSTRAK UMBI Tersedia:http://digilib.unimus.ac.id
BAWANG PUTIH DAN UMBI /files/disk1/139/jtptunimus-gdl-
BAWANG MERAH TERHADAP LUKA revidwisal-6941-3-
BAKAR PADA KELINCI. JURNAL babii.pdfhttp://digilib.unila.ac.id/6
FARMASIMED (JFM), 1(1), 1-5. 615/20/BAB%20II.pdf (di unduh
https://doi.org/10.35451/jfm.v1i1. pada 27 Agustus 2015)
86 Fadhlan Muchlas. [2010]. Cacing
tambang. [online]. Tersedia
Brown Harrold W. Dasar Parasitologi :http://crocodilusdaratensis.wordpr
Klinis: Jakarta.PT Gremedia; 1983 ess.com/2010/08/17/cacing-
Craig and Faust’s.Clinical Parasitology. tambang/
Eighth Edition.LEA& Gandahusada, S., HerryD.I,Wita Pribadi,
FEBIGER.Philadelphia.1970 1998, Parasitologi Kedokteran, Edisi
Didik Sumanto. [2010]. Faktor Risiko III, FKUI, Jakarta
Infeksi Cacing Tambang Pada Anak Gandahusada, S., Herry D.I, Wita Pribadi,
Sekolah.[online].Tersedia 2006, Parasitologi Kedokteran,
:http://eprints.undip.ac.id/23985/1 Cetakan ke-VI, FKUI, Jakarta
/DIDIK_SUMANTO.pdf

38
Jurnal Farmasi, e-ISSN: 2655-0814
Vol. 2 No.1 Edisi Mei-Oktober 2019
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JFM
============================================================================================
Received: 05 September 2019 :: Accepted: 14 September 2019 :: Published: 31 Oktober 2019

Gracia S. Lynne dan David A. Bruckner, SeptianNasution.(2012). Ascarislumbrico


1996, Diagnostik Parasitologi ides. [online].
Kedokteran, Buku Kedokteran EGC, Tersedia:http://septinas.blogspot.c
Jakarta om/2012/11/ascaris-
Hadidjaja P, 1994, Penuntun lumbricoides.html
Laboratorium Parasitologi Soejoto dan Sobeari.(1996). Penuntun
Kedokteran, EGC, Jakarta Praktikum Parasitologi Medik. Solo
Hadidjaja P, dan Gandahusada S, 2002, SrisasiGandahusada, Herry D, Wita
Atlas Parasitologi Kedokteran, Pribadi. Parasitologi Kedokteran.
Gramedia Edisi ketiga: Jakarta. FKUI; 2004
HardidjajaPinardi MPH & TM. Penuntun Soedarto.Helmintologi Kedokteran.
Laboratorium Parasitologi Cetakan 2 :Jakarta. EGC; 1995
Kedokteran. FKUI. Jakarta. Cetak Soejoto dan Soebari. Parasitologi Medik
ulang 1994. Jilid 3 Protozoologi dan
Jeffry dan Leach.AtlasHelmintologi dan Helmintologi: Solo. EGC; 1996
Parasitologi Kedokteran.Edisi 2. SutantoI, Is Suhariah I, Pudji K
EGC; 1983 Sjarifuddin, Saleha S. Parasitolongi
Jeffrey H.C, Leach, R.M, 1993, Kedokteran. Edisi ke 4. Balai
AtlasHelmintologi dan Parasitologi Penerbit FKUI. Jakarta. 2008
Kedokteran, EGC, Jakarta Sutanto, Inge., 2009. Buku Ajar
Lynnes S Garcia David A Bruckner. Alih Parasitologi
Bahasa Dr. Robby Makimian Ms. Kedokteran.FakultasKedoteran
Diagnostic Parasitologi Kedokteran: Universitas Indonesia. Jakarta.
EGC; 1996 Yamaguchi, Tomio. Alih Bahasa Lesmana
NatadisastraDjaenudin, dkk.(2009). Padma sutra, R makimian, Monika
Parasitologi Kedokteran. Jakarta Jukiani Y. Atlas Berwarna
Nur Fitri Handayani. [2013]. Rhodamin B. Parasitologi Klinik.EGC;
[online]. Tersedia 1992.Pustaka Utama, Jakarta
:https://nurfitrihandayani4840110
35.wordpress.com/2013/10/23/ide
ntifikasi-penggunaan-zat-pewarna-
rhodamin-b-pada-pembuatan-
kerupuk/(di unduh pada 27 Agustus
2015)
Onggowaluyo Jangkung Samidjo.
Parasitologi medic 1 (Helmintologi)
: Pendekatan aspek Identifikasi,
diagnose, dan klinis / Jangkung
SamidjoOnggowaluyo. Jakarta.
EGC. 2001
Parhan, P. (2018). Penetapan Kadar Na-
Siklamat Pada Minuman Serbuk
Instan Dan Minuman Kemasan
Kaleng Yang Diperdagangkan Di
Delitua Dengan Metode
Alkalimetri. JURNAL FARMASIMED
(JFM), 1(1), 11-15.
https://doi.org/10.35451/jfm.v1i1.
88

Rita Dewi Muhardini. (2012). Laporan


Praktikum Parasitologi Pemeriksaan
Feses.[online].Tersedia
:http://ritapoltekkes.blogspot.com/
2012/05/laporan-praktikum-
parasitologi.html
39

You might also like