Professional Documents
Culture Documents
PINA ANDRIANI. 2015, Existence of Traditional Art Gondang Buhun
PINA ANDRIANI. 2015, Existence of Traditional Art Gondang Buhun
PINA ANDRIANI. 2015, Existence of Traditional Art Gondang Buhun
ABSTRACT
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara yang luas dan memiliki kekayaan yang
melimpah baik dari sumberdaya alam yang terkandung dan tersebar di setiap
bahasa, kesenian maupun adat istiadat. Dari seluruh wilayah yang ada di
kebudayaan yang ada diwilayah yang lainnya, meskipun ada persamaan terhadap
anggota masyarakat.
kesenian, kesenian ini merupakan unsur dari kebudayaan yang memiliki banyak
jenisnya, seperti tarian, musik, drama, pewayangan dan lain-lain. Seperti halnya
kesenian gondang buhun, kesenian ini merupakan kesenian khas yang ada di
Kampung Adat Kuta. Kesenian Gondang Buhun ini adalah kesenian warisan
nenek moyang yang diwariskan secara turun temurun. Dalam pewarisannya tidak
sembarang orang bisa melakukan kegiatan kesenian tersebut karena hanya orang
yang mempunyai darah seni dari nenek moyang merekalah yang dapat melakukan
Dalam kesenian gondang buhun menggunakan satu alat yang dipakai yaitu
lisung, lisung ini pada awalnya merupakan alat untuk menumbuk padi namun
dalam perkembangannya alat penumbuk padi ini berubah menjadi alat kenenian
menghasilkan irama yang bisa diiringi dengan iringan lagu-lagu khas daerah
Kampung Adat Kuta. Pada saat menabuh lisung yang dinamakan tutunggulan
tidak dilakukan oleh satu orang melainkan dilakukan oleh 6 orang pemain yang
penelitian terhadap Kesenian khas yang ada di Kampung Kuta melalui penelitian
Kabupaten Ciamis”.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui bagaimana keberadaan
yang terkandung dalam kesenian gondang buhun di Kampung Adat Kuta Desa
METODE PENILITIAN
pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang tertentu. Sebab tanpa
adanya suatu metode tujuan yang ingin dicapai dari sebuah penelitian tidak akan
Pada penelitian ini diperlukan hasil yang benar-benar objektif dan memberikan
Ciamis
PEMBAHASAN
Kecamatan Tambaksari yang memiliki luas lahan 185,195 Ha. Daerah ini
yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia
organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain yang semuanya bertujuan untuk
oleh masyarakat.
sejak ratusan taun yang lalu. Kegiatan pertanian yang ada menjadi awal
Buhun atau yang pada jaman dahulu disebut tutunggulan atau ngagondang.
untuk menghormati Dewi Sri mendorong adanya unsur mistik atau ritual-
ritual khusus sebagai kegiatan yang wajib dilakukan setiap kali melakukan
syukur atas hasil panen yang melimpah dan sebagai pengharapan untuk
sebagai segala sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi
yang lain.
sejak ratusan taun, kesenian itu berlangsung turun temurun sampai saat ini.
Kesenian Gondang yang di anggap buhun atau telah ada dari jaman dahulu
dan tidak mengalami perubahan. Sampai saat ini Kesenian Gondang yang
ada di Kampung Kuta di kembangkan oleh Nene Idar Tarsih, Nene Sarye
serta rekan-rekannya menurut ilmu yang didapat dari orang tua merekalah.
Dan saat ini kesenian Gondang Buhun yang ada di Kampung Adat
tetap ada dan tetap lestari hingga menjadi simbol Kampung Adat Kuta.
daerah jawa barat oleh para leluhur pesyiar agama islam, salah satu contoh
dari tokoh tersebut adalah kangjeng syeh syarif hidayatulloh atau yang
dikenal dengan sunan gunung jati. Bentuk seni ini digunakan sebagai alat
saat ini.
mengalami perubahan. Baik dari segi pertunjukan maupun dari segi isi
merekalah.
Waktu
pemain ini di sebabkan oleh waktu yang dimiliki oleh para pemain. Sebab
pada setiap acara dan kegiatan yang ada di Kampung Kuta atau dalam
Dewi Padi yaitu Nyi Pohaci sehingga setiap kegiatan ngagondang yang
dilakukan memerlukan adanya ritual khusus sebagai bentuk rasa syukur dan
yang dirasakan oleh masyarakat karena hasil panen yang melimpah. Kesnian
Kuta. Selain itu juga bermakna sebagai penghormatan kepada Dewi Padi serta
sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT. Seperti pada proses ritual
sangkreb yaitu cara mengurus padi yang akan ditutu dengan cara
sebagai ucapan syukur kepada Allah SWT dan memberikan doa kepada para
yang berisi kelapa muda, telur yang sudah disarandu, selanjtunya buat
untuyan daun aren, daun owar, daun pacing, ki tetel. ki kandel, ki seeur,
caruluk jambe, daun sirih dan pandan. Dalam gagawar juga biasanya suka di
berupa ijuk yang didalamnya berisi daun pandai, daun palai, handeuleum,
jawer kotok, sangga buana, cariang merah, nanas merah, daun kelapa hijau, dan
tersebut dilakukan sebagai wujud rasa hormat kepada Sri Pohaci. Padi yang
pertama ditumbuk disebut dengan Padi Geugeus atau padi yang telah diikat dan
disatukan dengan padi lainnya. Padi tersebut kemudian ditumbuk selama tujuh
kali oleh Gugundi, angka tujuh itu berikatan dengan asal muasal cerita Sri
biasanya diakhiri dengan lagu Kentung Rangrang Muncang yang ada pada lagu
Ngajul Jeruk. Kemudian setelah acara Ngagondang beres padi hasil menumbuk
Sebuah seni terutama seni tradisional tentu erat kaitannya dengan nilai-
nilai yang dikandungnya, terutama nilai kultural. Jika dilihat dari latar belakang
tidak lepas dari budaya masyarakat setempat, yakni masyarakat kampung Adat
dalam menghadapi apapun. Selain itu juga mengandung makna pujian kepada
Simpulan
disimpulkan bahwa:
petani. Kesenian ini merupakam warisan turun temurun dari nenek moyang
tradisional yang dilakukan oleh wanita dan hanya warga yang memiliki
keturunan darah seni dari leluhur mereka yang bisa melakukan kesenian ini,
meskipun orang lain bisa berlatih bermain gondang hanya untuk sebagai bahan
pembelajaran saja tidak untuk menjadi seorang pemain gondang. Dari ritual
Kabupaten Ciamis.
Dewi Padi yaitu Nyi Pohaci sehingga setiap kegiatan ngagondang yang
dilakukan memerlukan adanya ritual khusus sebagai bentuk rasa syukur dan
sangkreb yaitu cara mengurus padi yang akan ditutu dengan cara
sebagai ucapan syukur kepada Allah SWT dan memberikan doa kepada para
yang berisi kelapa muda, telur yang sudah disarandu, selanjtunya buat
untuyan daun aren, daun owar, daun pacing, ki tetel. ki kandel, ki seeur,
caruluk jambe, daun sirih dan pandan. Dalam gagawar juga biasanya suka di
berupa ijuk yang didalamnya berisi daun pandai, daun palai, handeuleum,
tersebut dilakukan sebagai wujud rasa hormat kepada Sri Pohaci. Padi yang
pertama ditumbuk disebut dengan Padi Geugeus atau padi yang telah diikat dan
disatukan dengan padi lainnya. Padi tersebut kemudian ditumbuk selama tujuh
kali oleh Gugundi, angka tujuh itu berikatan dengan asal muasal cerita Sri
Kuta. Selain itu juga bermakna sebagai penghormatan dan rasa syukur kepada
Allah SWT.
Saran
ini adalah:
karena penulis menyadari bahwa penelititan ini masih jauh dari sempurna,
selain itu juga mengangkat kebudayaan lain yang ada di kampung Adat Kuta
DAFTAR PUSTAKA
Herimanto, winarno (2008). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.solo: Bumi Aksara
Setiadi, M, dkk. (2007). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Bandung: Kencana
Perdana Media.