PINA ANDRIANI. 2015, Existence of Traditional Art Gondang Buhun

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL GONDANG BUHUN

DI KAMPUNG ADAT KUTA DESA KARANGPANINGAL


KECAMATAN TAMBAKSARI KABUPATEN CIAMIS

Pina Andriani1 (Pinaandriani26@yahoo.com)


H.Nandang Hendriawan 2 (Nandanghendriawan2@yahoo.co.id)

Program Studi Pendidikan Geografi


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya

ABSTRACT

PINA ANDRIANI. 2015,Existence of Traditional Art Gondang Buhun


In The Village Karangpaningal Tambaksari District Ciamis District. Geography
Education Program. Faculty Of Teacher Training and Education Siliwangi
University.

This research in the wake of the existence of traditional art gondang


Buhun in the village Karangpaningal Tambaksari District Ciamis District. Based
on the things that are at issue, namely: 1. How existence gondang buhun art in the
village of Kuta village Karangpaningal Tambaksari District Ciamis Ditrict, and
2. The meaning of what is contained in gondang buhunarts performances in the
village of Kuta village Karangpaningal Tambaksari District ciamis District. This
study used a qualitative descriptive method. The technique of collecting data
through observation and interviews and documentary studies. The sample source
determined by purposive and snowball, the Chairman of the Indigenous village of
Kuta, vice chairman of the indigenous village of Kuta, Kuta Village Punduh head,
The Players village of Kuta and Kuta Village community. The purpose of this
study was to determine the existence of art gondang Buhun in Kuta village since
its establishment until now and to know the meaning of what is contained in the
arts gondang Buhun. The results showed that Art was originally a form of homage
to the goddess of rice that is Nyi Pohaci so that every activity undertaken
ngagondang require any special rituals as a form of gratitude and respect. This
art depicts the happiness and excitement felt by the community because of
abundant harvests. And there is a deep meaning, that of the traditional rituals are
performed before and after the show illustrates adherence to keep the tradition
that continues to exist in Kuta village for generations so that continuity is
maintained. From these results, it can be found Buhun gondang art in the village
of Kuta has undergone three regeneration. The regeneration process was held in
Bandung, West Java, and there are rituals before and after the performing arts
activities gondang Buhun.

Keywords: Art, Gondang Buhun, Kampung Kuta

1| 1 Mahasiswa Pendidikan Geografi, FKIP Universitas Siliwangi


2
Dosen Program Studi Pendidikan Geografi, FKIP Universitas Siliwangi
ABSTRAK

PINA ANDRIANI. 2015, “Eksistensi Kesenian Tradisional Gondang


Buhun di Kampung Adat Kuta Desa Karangpaningal Kecamatan
Tambaksari Kabupaten Ciamis”. Program Studi Pendidikan Geografi. Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya

Penelitian ini di latarbelakangi oleh keberadaan kesenian tradisional


gondang buhun di Kampung Adat Kuta Desa Karangpaningal Kecamatan
Tambaksari Kabupaten Ciamis. Berdasarkan hal tersebut yang menjadi pokok
permasalahan yaitu: (1) Bagaimanakah keberadaan kesenian gondang buhun di
Kampung Adat Kuta Desa Karangpaningal Kecamatan Tambaksari Kabupaten
Ciamis, serta (2) Makna apa yang terkandung dalam pagelaran kesenian gondang
buhun di Kampung Kuta Desa Karangpaningal Kecamatan Tambaksari
Kabupaten Ciamis. Penelitian ini digunakan dengan metode deskriptip kualitatif.
Teknik pengumpulan data dengan observasi dan wawancara serta studi
dokumentasi. Sampel sumber ditentukan secara purposive dan snowball, yaitu
Ketua Adat Kampung Kuta, wakil etua adat Kampung Kuta, kepala punduh
Kampung Kuta, Para Pemain Kampung Kuta serta masyarakat Kampung
Kuta.Tujuan dari penelitian ini adalah unuk mengetahui keberadaan kesenian
gondang buhun di Kampung Kuta sejak mulai berdirinya hingga sekarang serta
untuk mengetahui makna apa yang terkandung dalam kesenian gondang
buhun.Hasil penelitian menunjukan bahwa Kesenian ini pada awalnya merupakan
bentuk penghormatan kepada Dewi Padi yaitu Nyi Pohaci sehingga setiap
kegiatan ngagondang yang dilakukan memerlukan adanya ritual khusus sebagai
bentuk rasa syukur dan penghormatan. Kesenian ini menggambarkan kebahagiaan
dan kegembiraan yang dirasakan oleh masyarakat karena hasil panen yang
melimpah. Serta terdapat makna yang dalam, yaitu dari ritual adat yang dilakukan
sebelum dan sesudah pertunjukan menggambarkan ketaatan untuk menjaga tradisi
yang terus ada di Kampung Kuta secara turun temurun sehingga kelestariannya
tetap terjaga.Dari hasil penelitian tersebut, maka dapat ditemukan kesenian
gondang buhun yang ada di Kampung Adat Kuta telah mengalami Tiga
Regenerasi yang peregenerasiannya tersebut diselenggarakan di Bandung Jawa
Barat serta terdapat ritual sebelum dan sesudah melakukan kegiatan pertunjukan
kesenian gondang buhun.

Kata Kunci : Kesenian, Gondang Buhun, Kampung Kuta

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia adalah salah satu negara yang luas dan memiliki kekayaan yang

melimpah baik dari sumberdaya alam yang terkandung dan tersebar di setiap

2 | H.Nandang Hendriawan dan Pina Andriani


wilayahnya. Tidak hanya kekayaan sumberdaya alamnya saja yang melimpah di

Indonesia juga terkenal dengan keanekaragaman budayanya, baik dari segi

bahasa, kesenian maupun adat istiadat. Dari seluruh wilayah yang ada di

Indonesia ini setiap wilayahnya memiliki kebudayaan yang berbeda dengan

kebudayaan yang ada diwilayah yang lainnya, meskipun ada persamaan terhadap

ciri dari hasil kebudayaannya.

Menurut Rancabar (2006 : 29) kebudayaan ataupun yang disebut

peradaban, mengandung pengertian yang luas, meliputi pemahaman perasaan

suatu bangsa yang kompleks, meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral,

hukum, adat-istiadat (kebiasaan), dan pembawaan lainnya yang di peroleh dari

anggota masyarakat.

Adapun hasil kebudayaan yang ada di Kampung Kuta ini adalah

kesenian, kesenian ini merupakan unsur dari kebudayaan yang memiliki banyak

jenisnya, seperti tarian, musik, drama, pewayangan dan lain-lain. Seperti halnya

kesenian gondang buhun, kesenian ini merupakan kesenian khas yang ada di

Kampung Adat Kuta. Kesenian Gondang Buhun ini adalah kesenian warisan

nenek moyang yang diwariskan secara turun temurun. Dalam pewarisannya tidak

sembarang orang bisa melakukan kegiatan kesenian tersebut karena hanya orang

yang mempunyai darah seni dari nenek moyang merekalah yang dapat melakukan

kegiatan kesenian ini.

Dalam kesenian gondang buhun menggunakan satu alat yang dipakai yaitu

lisung, lisung ini pada awalnya merupakan alat untuk menumbuk padi namun

dalam perkembangannya alat penumbuk padi ini berubah menjadi alat kenenian

3| H.Nandang Hendriawan dan Pina Andriani


yang ditabuh dengan alat yang bernama alu sehingga pada saat ditabuh alat ini

menghasilkan irama yang bisa diiringi dengan iringan lagu-lagu khas daerah

Kampung Adat Kuta. Pada saat menabuh lisung yang dinamakan tutunggulan

tidak dilakukan oleh satu orang melainkan dilakukan oleh 6 orang pemain yang

semua pemainnya adalah perempuan.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian terhadap Kesenian khas yang ada di Kampung Kuta melalui penelitian

dengan judul: “Eksistensi Kesenian Tradisional Gondang Buhun di

Kampung Adat Kuta Desa Karangpaningal Kecamatan Tambaksari

Kabupaten Ciamis”.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui bagaimana keberadaan

kesenian gondang buhun di Kampung Adat Kuta Desa Karangpaninggal

Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis. (2) Untuk mengetahui apa makna

yang terkandung dalam kesenian gondang buhun di Kampung Adat Kuta Desa

Karangpaninggal Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis.

METODE PENILITIAN

Metode adalah suatu cara kerja yang bersistem untuk memudahkan

pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang tertentu. Sebab tanpa

adanya suatu metode tujuan yang ingin dicapai dari sebuah penelitian tidak akan

berhasil dengan baik.

4 | H.Nandang Hendriawan dan Pina Andriani


Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif karena

penelitian ini dimaksudkan untuk mendapat data yang mendalam yang

mengandung makna tentang kesenian yang merupakan perwujudan budaya lokal.

Pada penelitian ini diperlukan hasil yang benar-benar objektif dan memberikan

gambaran secara jelas tentang Eksistensi Kesenian Tradisional Gondang Buhun di

Kampung Adat Kuta Desa Karangpaningal Kecamatan Tambaksari Kabupaten

Ciamis

PEMBAHASAN

1. Keberadaan Kesenian Tradisional Gondang Buhun di Desa

Karangpaningal Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis

Kampung Kuta merupakan daerah yang berada di sebelah selatan

Kecamatan Tambaksari yang memiliki luas lahan 185,195 Ha. Daerah ini

sangat kental akan Adat Istiadat, dan Kebudayaan-kebudayaan tradisional

seperti Kesenian Gondang Buhun, Terbang, Ronggeng Tayub, Gembyung.

Menurut Wahyu (2012 : 97), Kebudayaan yaitu sistem pengetahuan

yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia

sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.

Perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptkan oleh manusia

sebagai mahluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang

bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup,

organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain yang semuanya bertujuan untuk

membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

a. Keberadaan Kesenian Gondang Buhun

5| H.Nandang Hendriawan dan Pina Andriani


Saat ini Kesenian Gondang buhun tetap lestari di Kampung Adat

Kuta Desa Karangpaningal Kecamatan Tambaksari walaupun dalam

proses perkembangannya terjadi pasang surut. Namun perkembangan

tersebut tidak sedikitpun merubah pola lagu-lagu ataupun nada ketukan

dalam kesenian gondang buhun.

Pada saat ini karna telah mengalami regenerasi kesenian gondang

buhun yang ada di Kampung Kuta semakin dikenal oleh masyarakat

Kecamatan Tambaksari dan semakin banyak warga yang mengingnkan

adanya pementasan kesenian tersebut pada setiap acara yang dilakukan

oleh masyarakat.

b. Sejarah Keberadaan Kesenian Tradisional Gondang Buhun

Gondang Buhun merupakan Kesenian Tradisional yang telah ada

sejak ratusan taun yang lalu. Kegiatan pertanian yang ada menjadi awal

perkembangan kesenian Gondang buhun. Dari kegiatan menumbuk Padi

untuk menjadi beras merupakan awal mula adanya kesenian Gondang

Buhun atau yang pada jaman dahulu disebut tutunggulan atau ngagondang.

Mitos Dewi Sri Nyi Pohaci yang merupakan Dewi Padi

mempengaruhi perkembangan Kesenian Gondang buhun. Kegiatan sakrak

untuk menghormati Dewi Sri mendorong adanya unsur mistik atau ritual-

ritual khusus sebagai kegiatan yang wajib dilakukan setiap kali melakukan

panen hasil pertanian padi. Kegiatan tersebut di maksud sebagai ucapan

syukur atas hasil panen yang melimpah dan sebagai pengharapan untuk

kegiatan panen berikutnya bisa mendapatkan hasil lebih baik.

6 | H.Nandang Hendriawan dan Pina Andriani


Menurut Herkovits (Hermanto dan Winarto, 2008:24), Kebudayaan

sebagai segala sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi

yang lain.

Kesenian Gondang Buhun yang ada di Kampung Kuta telah ada

sejak ratusan taun, kesenian itu berlangsung turun temurun sampai saat ini.

Keharusan untuk mempelajari kesenian Gondang dengan otodidak dan

keharusan untuk menghapal setiap lirik yang diturunkan nenek moyang

merekalah tanpa boleh ditulis atau dibukukan menjadi penyebab

berkurangnya lagu-lagu dan pola-pola cara tutunggulan atau ngagondang.

Kesenian Gondang yang ada di Kampung Kuta merupakan

Kesenian Gondang yang di anggap buhun atau telah ada dari jaman dahulu

dan tidak mengalami perubahan. Sampai saat ini Kesenian Gondang yang

ada di Kampung Kuta di kembangkan oleh Nene Idar Tarsih, Nene Sarye

serta rekan-rekannya menurut ilmu yang didapat dari orang tua merekalah.

Dan saat ini kesenian Gondang Buhun yang ada di Kampung Adat

Kuta telah mengalami regenerasi kepada dua angkatan. Dengan adanya

proses peregenerasian tersebut diharapkan kesenian gondang buhun akan

tetap ada dan tetap lestari hingga menjadi simbol Kampung Adat Kuta.

Meskipun Secara historis Kesenian Gondang dikembangkan di

daerah jawa barat oleh para leluhur pesyiar agama islam, salah satu contoh

dari tokoh tersebut adalah kangjeng syeh syarif hidayatulloh atau yang

dikenal dengan sunan gunung jati. Bentuk seni ini digunakan sebagai alat

untuk menyebarkan agama islam di daerah jawa barat. Namun ksenian

7| H.Nandang Hendriawan dan Pina Andriani


Gondang Buhun yang ada di Kampung Kuta telah lebih awal ada hingga

saat ini.

Melihat kenyataan sekarang kesenian gondang sudah banyak

mengalami perubahan. Baik dari segi pertunjukan maupun dari segi isi

kesenian gondang tersebut. Perubahan ini kemungkinan disesuaikan

dengan perkembangan peradaban masyarakat, khususnya masyarakat jawa

barat. Namun kesenian kesenian gondang buhun yang ada di Kampung

Kuta masih mempertahankan tradisi yang diturunkan oleh nenek moyang

merekalah.

c. Perkembangan Kesenian Tradisional Gondang Buhun Dari Waktu Ke

Waktu

Menurut Setiadi (2007 : 40) Perkembangan kebudayaan terhadap

dinamika kehidupan seseorang bersifat kompleks dan memiliki exsistensi

dan berkesinambungan dan juga menjadi warisan sosial. Seseorang

mampu mempengaruhi kebudayaan dan memberikan peluang untuk

terjadinya perubahan kebudayaan.

Kesenian Gondang buhun yang ada di kampung Adat Kuta awal

perkembangannya mengalami berbagai tantangan dan hambatan.

Tantangan dan hambatan tersebut terletak pada para pemain. Kesulitan

pemain ini di sebabkan oleh waktu yang dimiliki oleh para pemain. Sebab

rata-rata para pemain bekerja sebagai petani.

Sebagai Seni pertunjukan rakyat biasanya kesenian gondang di

Kampung Kuta hanya di pertunjukan ketika upacara adat hajat bumi

8 | H.Nandang Hendriawan dan Pina Andriani


namun pada masa sekarang kesenian tersebut sudah dapat di pergunakan

pada setiap acara dan kegiatan yang ada di Kampung Kuta atau dalam

berbagai acara yang di butuhkan oleh masyarakat.

2. Makna yang terkandung dalam Kesenian Tradisional Gondang Buhun di

Desa Karangpaningal Kecamatan Tambaksari

Kesenian ini pada awalnya merupakan bentuk penghormatan kepada

Dewi Padi yaitu Nyi Pohaci sehingga setiap kegiatan ngagondang yang

dilakukan memerlukan adanya ritual khusus sebagai bentuk rasa syukur dan

penghormatan. Kesenian ini menggambarkan kebahagiaan dan kegembiraan

yang dirasakan oleh masyarakat karena hasil panen yang melimpah. Kesnian

Gondang juga memiliki makna sebagai kesabaran, ketelitian, ketekunan,

kebersamaan, keberanian, kegembiraan dan kreativitas masyarakat Kampung

Kuta. Selain itu juga bermakna sebagai penghormatan kepada Dewi Padi serta

sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT. Seperti pada proses ritual

yang dilakukan sebelum melakukan permainan gondang buhun seperti kegiatan

sangkreb, nyangkreb dan mitembeyan.

sangkreb yaitu cara mengurus padi yang akan ditutu dengan cara

mengiikat dengan rapih supaya menjadi satu kesatuan selanjutnya berdoa

sebagai ucapan syukur kepada Allah SWT dan memberikan doa kepada para

leluhur Kampung Kuta yang telah memberikan ilmu ngagondang yang

bermanfaat sampai saat ini.

Nyangkreb yaitu kegiatan yang dilakukan dengan membuat sesajen

yang berisi kelapa muda, telur yang sudah disarandu, selanjtunya buat

9| H.Nandang Hendriawan dan Pina Andriani


menggambarkan sosok Sri Pohaci disebut dengan Gagawar yang berupa

untuyan daun aren, daun owar, daun pacing, ki tetel. ki kandel, ki seeur,

caruluk jambe, daun sirih dan pandan. Dalam gagawar juga biasanya suka di

selipkan penjaga musibah yang disebut babarit, babarit tersebut biasanya

berupa ijuk yang didalamnya berisi daun pandai, daun palai, handeuleum,

jawer kotok, sangga buana, cariang merah, nanas merah, daun kelapa hijau, dan

kaso putih. Yang biasanya melaksanakan kegiatan nyangkreb adalah punduh.

Mitembeyan yaitu cara pertama menumbuk padi pada lisung. Kegiatan

tersebut dilakukan sebagai wujud rasa hormat kepada Sri Pohaci. Padi yang

pertama ditumbuk disebut dengan Padi Geugeus atau padi yang telah diikat dan

disatukan dengan padi lainnya. Padi tersebut kemudian ditumbuk selama tujuh

kali oleh Gugundi, angka tujuh itu berikatan dengan asal muasal cerita Sri

Pohaci yang berwujud menjadi Tujuh biji benih Padi.

Setelah selesai kegiatan Mitembeyan langsung kepada kegiatan inti

yaitu melaksanakan tutunggulan/kesenian Gondang Buhun. Acara ngagondang

biasanya diakhiri dengan lagu Kentung Rangrang Muncang yang ada pada lagu

Ngajul Jeruk. Kemudian setelah acara Ngagondang beres padi hasil menumbuk

tadi langsung dibersihkan lalu disimpan pada lumbung padi.

Sebuah seni terutama seni tradisional tentu erat kaitannya dengan nilai-

nilai yang dikandungnya, terutama nilai kultural. Jika dilihat dari latar belakang

dan catatan historis, eksistensi dan perkembangan kesenian gondang buhun

tidak lepas dari budaya masyarakat setempat, yakni masyarakat kampung Adat

Kuta Desa karangpaningal Kecamatan Tambaksari Kacamatan Ciamis.

10 | H.Nandang Hendriawan dan Pina Andriani


Makna yang terkandung dalam kesenian Tradisional Gondang Buhun

diantaranya pentingnya rasa syukur, kesabaran, ketekunan dan ketelitian dalam

melakukan sesuatu hal. Kebersamaan yang disajikan sehingga perbedaan ini

menjadi unsur pemersatu yang menghasilkan kebersamaan yang indah.

Kreativitas dan intelektualitas seni dalam Kesenian Gondang Buhun

membangkitkan kegembiraan atau kesenangan, kekuatan atau keberanian

dalam menghadapi apapun. Selain itu juga mengandung makna pujian kepada

tuhan yang maha Kuasa.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasannya, maka dapat

disimpulkan bahwa:

1. Keberadaan Kesenian Tradisional Gonang Buhun di Kampung Adat Kuta Desa

Karangpaningal Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis.

Kesenian Gondang buhun ini merupakan kesenian asli Kampung Kuta

yang mencerminkan kebudayaan dan masyarakat Kampung Kuta sebagai

petani. Kesenian ini merupakam warisan turun temurun dari nenek moyang

mereka yang menggambarkan cara mengolah padi menjadi beras secara

tradisional yang dilakukan oleh wanita dan hanya warga yang memiliki

keturunan darah seni dari leluhur mereka yang bisa melakukan kesenian ini,

meskipun orang lain bisa berlatih bermain gondang hanya untuk sebagai bahan

pembelajaran saja tidak untuk menjadi seorang pemain gondang. Dari ritual

adat yang dilakukan sebelum dan sesudah pertunjukan menggambarkan

11| H.Nandang Hendriawan dan Pina Andriani


ketaatan untuk menjaga tradisi yang terus ada di Kampung Kuta secara turun

temurun sehingga kelestariannya tetap terjaga.

2. Makna yang terkandung dalam pagelaran kesenian tradisional Gondang buhun

di Kampung Adat Kuta Desa karangpaningal Kecamatan Tambaksari

Kabupaten Ciamis.

Kesenian ini pada awalnya merupakan bentuk penghormatan kepada

Dewi Padi yaitu Nyi Pohaci sehingga setiap kegiatan ngagondang yang

dilakukan memerlukan adanya ritual khusus sebagai bentuk rasa syukur dan

penghormatan. seperti pada proses ritual yang dilakukan sebelum melakukan

kegiatan ngagondang menggambarkan bentuk penghormatan dan rasa syukur.

Adapun prosesnya yaitu kegiatan sangkreb, nyangkreb dan mitembeyan.

sangkreb yaitu cara mengurus padi yang akan ditutu dengan cara

mengiikat dengan rapih supaya menjadi satu kesatuan selanjutnya berdoa

sebagai ucapan syukur kepada Allah SWT dan memberikan doa kepada para

leluhur Kampung Kuta yang telah memberikan ilmu ngagondang yang

bermanfaat sampai saat ini.

Nyangkreb yaitu kegiatan yang dilakukan dengan membuat sesajen

yang berisi kelapa muda, telur yang sudah disarandu, selanjtunya buat

menggambarkan sosok Sri Pohaci disebut dengan Gagawar yang berupa

untuyan daun aren, daun owar, daun pacing, ki tetel. ki kandel, ki seeur,

caruluk jambe, daun sirih dan pandan. Dalam gagawar juga biasanya suka di

selipkan penjaga musibah yang disebut babarit, babarit tersebut biasanya

berupa ijuk yang didalamnya berisi daun pandai, daun palai, handeuleum,

12 | H.Nandang Hendriawan dan Pina Andriani


jawer kotok, sangga buana, cariang merah, nanas merah, daun kelapa hijau, dan

kaso putih. Yang biasanya melaksanakan kegiatan nyangkreb adalah punduh.

Mitembeyan, yaitu cara pertama menumbuk padi pada lisung. Kegiatan

tersebut dilakukan sebagai wujud rasa hormat kepada Sri Pohaci. Padi yang

pertama ditumbuk disebut dengan Padi Geugeus atau padi yang telah diikat dan

disatukan dengan padi lainnya. Padi tersebut kemudian ditumbuk selama tujuh

kali oleh Gugundi, angka tujuh itu berikatan dengan asal muasal cerita Sri

Pohaci yang berwujud menjadi Tujuh biji benih Padi.

Kesenian ini menggambarkan kebahagiaan dan kegembiraan yang

dirasakan oleh masyarakat karena hasil panen yang melimpah. Kesenian

Gondang juga memiliki makna sebagai kesabaran, ketelitian, ketekunan,

kebersamaan, keberanian, kegembiraan dan kreativitas masyarakat Kampung

Kuta. Selain itu juga bermakna sebagai penghormatan dan rasa syukur kepada

Allah SWT.

Saran

Saran yang ingin disampaikan dalam menanggapi permasalahan penelitian

ini adalah:

1. Menjaga Kelestarian Kesenian Gondang Buhun

2. Pemerintah Hendaknya memberikan bantuan bagi pelestarian kesenian

tradisional gondang buhun supaya eksistensinya tetap terjaga di Kampung Adat

Kuta Desa Karangpaningal Kecamatan Tambaksari

3. Membuat sanggar sebagai wadah pelatihan bagi generasi muda

13| H.Nandang Hendriawan dan Pina Andriani


4. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menyempurnakan penelitian ini

karena penulis menyadari bahwa penelititan ini masih jauh dari sempurna,

selain itu juga mengangkat kebudayaan lain yang ada di kampung Adat Kuta

Desa Karangpaningal seperti Kesenian Terbang, Kesenian Gembyung dan

Kesenian Ronggeng Tayub.

DAFTAR PUSTAKA

Herimanto, winarno (2008). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.solo: Bumi Aksara

Ranjabar, Jacobus; (2013). Sistem Sosial Budaya Indonesia, Bandung; Alfabet

Setiadi, M, dkk. (2007). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Bandung: Kencana

Perdana Media.

Wahyu, Ramdani (2012). Ilmu Budaya Dasar, Bandung: Pustaka Setia

14 | H.Nandang Hendriawan dan Pina Andriani

You might also like