Switching Konsumen Melalui Ketidakpuasan Konsumen

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 16

PENGARUH SERVICE FAILURES TERHADAP PERILAKU BRAND

SWITCHING KONSUMEN MELALUI KETIDAKPUASAN KONSUMEN


(Studi Pada Customer Churn Produk Telkom IndiHome di Malang Raya)

Prilia Putri Pertiwi


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang
priliappp@gmail.com

Dosen Pembimbing:
Taufiq Ismail, SE., SS., MM.

ABSTRACT

This study aims to examine and analyze the influence of service failures on
consumer brand switching behavior with consumer dissatisfaction as a mediation
variable (Study on Customer Churn Telkom IndiHome Products in Malang Raya).
This explanatory research explains causal relation between the variables through
hypothesis testing. This study uses 140 samples taken from the population of
customer churn of Telkom IndiHome products in Malang Raya. The samples are
selected using purposive sampling technique. The sample should be at least 17
years age, had used Telkom IndiHome products, and reside in Malang Raya. This
study used PLS SEM with SmartPLS software 3.2.6 to investigate the analysis
method. The research instrument test includes outer model test, inner model test,
and hypothesis test. The direct hypothesis test used t-test, while the hypothesis does
not directly use the sobel test. The result of this study shows that, service failures
have a positive and significant effect on dissatisfaction of customer churn of Telkom
IndiHome products. Consumer dissatisfaction has a positive and significant
influence on consumer brand switching behavior of customer churn of Telkom
IndiHome product in Malang Raya. Service failures have a positive and significant
influence on consumer brand switching behavior of Telkom IndiHome product in
Malang Raya. As for the indirect effect of service failures on consumer brand
switching behavior through consumer dissatisfaction shows positive and significant
results as well.

Keywords : service failures, dissatisfaction consumer, brand switching, Telkom


IndiHome
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh service


failures terhadap perilaku brand switching konsumen dengan ketidakpuasan
konsumen sebagai variabel mediasi (Studi Pada Churn Consumer Produk Telkom
IndiHome di Malang Raya). Jenis penelitian ini adalah explanatory research yang
menjelaskan hubungan kasual antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis.
Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 140 responden yang diambil dari
populasi churn consumer produk Telkom IndiHome di Malang Raya. Pengambilan
sampek menggunakan teknik purposive sampling dengan karakteristik sampel yang
dipilih yaitu minimal berusia 17 tahun, pernah menggunakan produk Telkom
IndiHome, dan bertempat tinggal di Malang Raya. Metode Analisis menggunakan
PLS SEM dengan software SmartPLS 3.2.6. Uji instrumen penelitian meliputi uji
outer model, uji inner model, dan uji hipotesis. Uji hipotesis langsung menggunakan
t-test, sedangkan hipotesis tidak langsung menggunakan uji sobel. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa service failures mempunyai pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap ketidakpuasan churn consumer produk Telkom IndiHome.
Ketidakpuasan konsumen memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
variabel perilaku brand switching konsumen produk Telkom IndiHome di Malang
Raya. Service failures mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap
perilaku brand switching konsumen produk Telkom IndiHome di Malang Raya.
Sedangkan untuk pengaruh tidak langsung service failures terhadap perilaku brand
switching konsumen melalui ketidakpuasan konsumen menunjukkan hasil yang
positif dan signifikan juga.

Kata Kunci : service failures, ketidakpuasan konsumen, brand switching, Telkom


IndiHome
PENDAHULUAN Manfaat dari internet sendiri antara
Kemajuan teknologi saat ini lain, menambah wawasan
berkembang pesat didukung dengan pengetahuan, karena dengan
peran internet. Menurut Purbo (dalam tersedianya big data yang ada, kita
Prihatna, 2005), internet pada hanya perlu mencarinya saja dengan
dasarnya merupakan sebuah media mengetikkan kata kunci yang kita
yang digunakan untuk inginkan. Manfaat kedua adalah lebih
mengefisiensikan sebuah proses efisien, dimana kita tidak perlu lagi
komunikasi yang disambungkan menunggu datangnya koran dan
dengan berbagai aplikasi, seperti menunggu informasi muncul di TV.
Web, VoIP, E-mail, dan lain Dengan internet, informasi apapun
sebagainya. Internet banyak bisa langsung kita dapatkan saat itu
menghasilkan manfaat yang positif juga. Manfaat ketiga dari internet
bagi kehidupan manusia saat ini. adalah memudahkan komunikasi,
berkomunikasi tidak perlu lagi dengan
surat-menyurat yang harus menunggu berupa jaringan Fix Line maupun
lama, melainkan menggunakan Wireless. Untuk penyedia layanan Fix
fasilitas digital yang sudah tersedia Line, antara lain : IndiHome (PT.
saat ini. Telkom), First Media, My Republic,
Berkomunikasi dengan menggunakan MNC Play Media, Biznet, Indosat
internet sangat mudah dan tidak Ooredoo GIG, dan CBN. Sedangkan
terpengaruh jarak dan waktu, karena untuk jaringan Wireless biasanya
bisa dilakukan kapan saja dan di mana adalah perusahaan penyedia layanan
saja selama ada jaringan internet yang seluler, seperti : Telkomsel, XL, Axis,
dapat terhubung ke perangkat kita. Indosat, Smartfren, dan lain
Internet juga dapat dimanfaatkan sebagainya. Masyarakat saat ini
sebagai sarana hiburan, di internet kita cenderung menggunakan internet
dapat menemukan apa saja yang kita dengan jaringan wireless dikarenakan
inginkan, tidak terkecuali hiburan. murah dan mudah untuk dibawa
Segala hiburan yang kita inginkan kemana-mana.
sudah tersedia, kita tinggal memilih, Berdasarkan kondisi tersebut,
dan hiburan langsung tersedia di persaingan bisnis saat ini dalam
depan mata kita. bidang telekomunikasi semakin ketat,
Bagi penduduk Indonesia, internet setiap perusahaan harus memiliki
sudah sangat melekat bagi strategi dalam memenangkan
masyarakat. Dari data yang ada, persaingan bisnis yang akan terjadi.
Indonesia merupakan negara Brand atau merek merupakan salah
peringkat ke-6 dengan jumlah internet satu bagian perusahaan yang sangat
users terbanyak di dunia dan peringkat penting dan harus diperhatikan dalam
ke-4 dengan jumlah pengguna internet menyikapi persaingan yang terjadi
terbanyak di Asia. saat ini. Kotler dan Susanto
Pengguna internet di Indonesia (2001:575), menyatakan bahwa merek
dapat digolongkan ke dalam pengguna merupakan nama, istilah, tanda,
sangat aktif, melihat tingginya angka simbol, atau rancangan atau
yang dihasilkan. Karena banyaknya kombinasi dari hal-hal tersebut yang
jumlah pengguna internet di dimaksudkan untuk
Indonesia, mengakibatkan terciptanya mengidentifikasikan barang atau jasa
pasar yang kompetitif bagi perusahaan dari seorang atau sekelompok penjual
penyedia jasa layanan komunikasi dan dan untuk membedakannya dari
internet. Perusahaan penyedia layanan produk pesaing. Maka, perbedaan
komunikasi dan internet di Indonesia yang dimiliki suatu brand dengan
saat ini tergolong banyak. Banyak pesaingnya harus tersampaikan
perusahaan yang bergerak dalam kepada masyarakat dengan cara yang
bidang komunikasi bermunculan, kreatif agar mudah sampai kepada
dikarenakan fenomena yang ada saat masyarakat dan dapat diingat
ini. Saat ini di Indonesia sendiri sudah masyarakat secara luas.
ada beberapa perusahaan penyedia Salah satu penyedia layanan
jasa layanan komunikasi, baik yang broadband di Indonesia adalah PT.
Telekomunikasi Indonesia yang Konsumen sebesar 84,8. (skala 100).
merupakan Badan Usaha Milik Nilai tersebut diperoleh melalui
Negara (BUMN) bergerak dalam metodologi yang ditetapkan oleh
bidang penyedia jasa dan jaringan MARS Research Specialist, yakni
telekomunikasi terbesar di Indonesia melakukan face to face interview
baik korporasi maupun personal yang (house to house), multistage random
saat ini menawarkan berbagai produk. sampling dengan responden : 2.635
Salah satunya adalah produknya yang rumah tangga dengan lingkup survey
bernama IndiHome. Telkom Jakarta, Bandung, Semarang,
Indonesia secara resmi meluncurkan Surabaya, Medan, Makasasar, dan
Telkom IndiHome pada 1 Januari Banjarmasin. Penghargaan-
2015. Produk IndiHome ini penghargaan tersebut merupakan
merupakan penyempurnaan dari pembuktian bahwa Telkom Group
produk sebelumnya, yaitu Telkom berhasil menghadirkan layanan kelas
Speedy. IndiHome merupakan dunia bagi masyarakat Indonesia.
layanan triple play yang berisikan Penghargaan-penghargaan tersebut
akses internet hingga 100Mbps, juga menegaskan bahwa produk
Internet Protocol TV (IPTV) dari Telkom IndiHome memiliki daya
UseeTV (TV kabel), dan telepon saing dan keunggulan tersendiri
rumah. IndiHome merupakan inovasi dibandingkan dengan produk
layanan internet broadband dari PT kompetitornya seperti MNC Play
Telkom yang jaringan tulang Media, Biznet, My Republic, Indosat
punggunnya (backbone) telah Ooredoo GIG, dan First Media.
menggunakan kabel serat optic (fiber Tetapi pencapaian dari Telkom
optic). yang cukup gemilang tersebut tidak
IndiHome meraih cukup dalam menjaga tingkat loyalitas
penghargaan sebagai “Merek konsumen Telkom
Terbaik” dalam ajang Indonesia Best IndiHome. Konsumen churn rate atau
Brand Award (IBB Award) tahun pelanggan yang berhenti
2016 yang diselenggarakan oleh berlangganan produk Telkom
SWA, Metro TV, dan MARS IndiHome bisa dibilang cukup besar.
Research Specialist. IndiHome Perilaku customer churn juga dapat
menjadi merek terbaik dalam kategori menimbulkan kondisi dimana
Internet Broadband dengan Brand konsumen tersebut dapat berpindah
Value di tahun 2016 sebesar 46,6 ; Top brand lain atau disebut dengan brand
of Mind Advertising (iklan yang switching. Pesatnya perkembangan
paling diingat oleh konsumen) sebesar teknologi saat ini, menyebabkan
44,2 ; Top of Mind Brand (merek yang posisi tawar menawar konsumen
paling diingat oleh konsumen) sebesar terhadap produsen menjadi lebih kuat
39,1 ; dan Brand Share (merek yang dikarenakan konsumen mampu
paling sering digunakan oleh mengakses informasi produk yang
konsumen dalam 3 bulan terakhir) diinginkan meskipun produk tersebut
sebesar 34,7 ; dan Tingkat Kepuasan terletak jauh dari konsumen. Berbagai
produk yang disiapkan oleh produsen diterimanya dari pemasar, dan dapat
dengan berbagai macam brand mempengaruhi sikap dan niat untuk
membuat konsumen dapat memilih melakukan pembelian pada masa
secara leluasa brand mana yang akan konsumsi berikutnya (Junaidi dan
mereka pilih. Hal tersebut juga Dharmmesta, 2002).
menjadikan kesempatan besar bagi Berdasarkan fenomena tersebut
konsumen untuk melakukan perilaku untuk meraih loyalitas pelanggan
perpindahan merek (brand perusahaan harus memiliki nilai
switching). positif di mata masyarakat. Citra
Produsen perlu melakukan produk dari sebuah perusahaan
berbagai macam strategi dalam hal dibentuk dengan dasar citra
mempertahankan pelanggannya dan perusahaan, dimana hal tersebut
meningkatkan loyalitas dari diharapkan mampu berkembang di
pelanggan tersebut. Mowen dan masyarakat secara selaras. Hal ini
Minor (2002) menjelaskan bahwa berhubungan dengan ekuitas merek,
loyalitas merek mempunyai arti dimana ekuitas merek berarti nilai
kondisi dimana konsumen tambah yang diberikan pada produk
mempunyai sikap positif terhadap dan jasa (Kotler dan Keller, 2009, h.
sebuah merek, mempunyai komitmen 263). Jadi, opini publik terhadap suatu
pada merek tersebut, dan bermaksud perusahaan juga akan berpengaruh
meneruskan pembeliannya dimasa terhadap brand yang dikeluarkan oleh
mendatang. Produsen yang tidak perusahaan tersebut. Keller juga
mampu memenuhi kebutuhan dan menyebutkan bahwa, pengetahuan
keinginan konsumen akan berdampak merek (brand knowledge) yang terdiri
pada menurunnya tingkat loyalitas atas kesadaran merek (brand
konsumen tersebut kepada merek dari awareness) dan citra merek (brand
produsen. Kemudian hal tersebut juga image) sebagai indikator dari ekuitas
akan membawa konsumen ke dalam merek (2009:56).
perilaku perpindahan merek, yang Turunnya tingkat loyalitas dari
pada akhirnya konsumen berpindah ke konsumen juga dapat terjadi akibat
merek lain. Perpindahan merek faktor dari kegagalan layanan (service
menurut Peter dan Olson (2002) failures). Michael dalam Awwad dan
adalah pola pembelian yang Neimat (2010) mendefinisikan service
dikarakteristikan dengan perubahan failures adalah situasi dimana layanan
atau pergantian dari satu merek ke tidak berhasil dalam menghidupkan
merek yang lain. ekspektasi dari konsumen. Dengan
Pengambilan keputusan brand kata lain, istilah service failures
switching oleh konsumen dapat terjadi adalah sinonim untuk masalah
dikarenakan konsumen yang tidak layanan yang dihadapi oleh konsumen
puas setelah melakukan pembelian. (Spreng et al., 1995;
Ketidakpuasan ini muncul karena Ahmad, 2002). Dilihat dari penelitian
harapan konsumen tidak sama atau terdahulu, banyak peneliti yang
lebih tinggi daripada kinerja yang mengambil perilaku brand switching
kosumen sebagai suatu fenomena fenomena tersebut maka penelitian ini
yang menarik untuk diteliti. Terlebih berfokus pada hubungan antar
saat ini banyak brand yang variabel service failures,
bermunculan dalam produk yang ketidakpuasan konsumen, dan
sejenis. M. S. Awwad dan B. A. perilaku brand switching konsumen
Neimat (2010) dalam penelitiannya pada customer churn produk Telkom
menyimpulkan bahwa core service IndiHome untuk lebih mengetahui
failure, service encounter failures, bagaimana hubungan sebenarnya dari
dan response to service failure tiga variabel tersebut.
memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap perilaku berpindah LANDASAN TEORI
(switching behavior). Perilaku Konsumen
Fenomena yang terjadi saat ini
Perilaku konsumen adalah
mengenai produk Telkom IndiHome
perilaku yang ditunjukkan dalam
juga beragam. Salah satunya
mencari, membeli, menggunakan,
fenomena yang menunjukkan
menilai, dan menentukan produk ,
ketidakpuasan konsumen terhadap
jasa, dan gagasan (Schiffman dan
produk Telkom IndiHome
Kanuk, 2008). Sedangkan menurut
dikarenakan performa produk dan
Peter dan Olson (2013), perilaku
pelayanan pihak dari Telkom
konsumen adalah interaksi dinamis
IndiHome yang dinilai kurang.
afeksi dan kognisi, perilaku, dan
Banyak sekali keluhan-keluhan yang
lingkungan di mana individu
keluar dari pelanggan di media sosial
melakukan aspek pertukaran
(twitter) mengenai produk Telkom
kehidupan mereka. Kotler dan Keller
IndiHome. Seringnya terjadi product
(2008:214) mengungkapkan bahwa
error seperti kecepatan yang
perilaku konsumen adalah studi
menurun, produk yang mati dan tidak
bagaimana individu, kelompok, dan
bisa dipakai, dan sebagainya
organisasi memilih, membeli,
menjadikan pelanggan kesal dan tidak
menggunakan, dan menempatkan
puas. Pelanggan biasanya melaporkan
barang, jasa, ide, atau pengalaman
keluhan ke nomor operator Telkom
untuk memuaskan keinginan dan
IndiHome di saluran 147, namun
kebutuhan mereka.
tanggapan yang didapat juga kurang
memuaskan dan perbaikan kurang
cepat. Hal-hal tersebut yang Brand Switching
mendasari mengapa penelitian ini Saat ini banyak ditemukan produk
dilakukan. yang ditawarkan kepada konsumen
Penelitian ini mengambil service dengan berbagai merek, dalam rangka
failures sebagai variabel independen meningkatkan keinginan konsumen
yang diasumsikan mempengaruhi untuk mencoba produk dan merek
brand switching konsumen melalui tersebut. Dari keragaman merek
variabel intervening yaitu tersebut, maka muncul keinginan
ketidakpuasan konsumen. Dari konsumen untuk mencoba merek yang
lain atau bisa juga disebut berpindah Sedangkan menurut Smith dalam
merek. Perpindahan merek (brand Seongun Jeon (2016), ia
switching) adalah pola pembelian mendefinisikan hasil dari kegagalan
yang dikarakteristikkan dengan sebagai situasi saat penyedia layanan
perubahan atau pergantian dari satu gagal memahami atau menemukan
merek ke merek yang lain (Peter dan keinginan dari konsumen. Situasi
Olson, 2002). tersebut dapat dianggap sebagai
Hawkins dan Mothersbaugh sebuah celah (gap).
(2010:637) menyatakan bahwa brand Apabila perusahaan gagal dalam
switching adalah hasil dari menyampaikan dan menangani
ketidakpuasan konsumen akan suatu keluhan pelanggan secara benar, hal
produk yang mengakibatkan tersebut akan membuat pelanggan
konsumen melakukan penghentian untuk berpindah merek produk.
pembelian produk pada suatu merek Respon yang tidak baik, kegagalan
dan menggantinya dengan produk dari dalam merespon, atau respon yang
merek lain. negatif dari pegawai perusahaan
Berdasarkan definisi tersebut, adalah beberapa dari alasan utama
dijelaskan bahwa brand switching mengapa perusahaan kehilangan
adalah berpindahnya loyalitas banyak pelanggan (Sidhu, 2005).
konsumen dari suatu merek tertentu ke Untuk menghindari meningkatnya
merek produk lainnya. Tingkat brand customer churn, maka perusahaan
switching juga menunjukkan perlu memperbaiki kinerja sistem
keloyalitasan pelanggan terhadap pelayanan agar loyalitas pelanggan
merek tersebut. meningkat.

Service Failures Ketidakpuasan Konsumen


Service failures didefinisikan Terjadinya kegagalan pelayanan
sebagai situasi di mana pelayanan (service failures) dapat menyebabkan
gagal dalam menghidupkan rasa tidak puas pada pelanggan yang
ekspektasi dari konsumen, hal tersebut menuntun terjadinya perilaku brand
diutarakan oleh Michael dalam switching. Kepuasan menurut Kotler
Awwad dan Neimat (2010). Dengan dan Keller (2009) diartikan sebagai
kata lain, service failures adalah tingkat perasaan seseorang setelah
sinonim dari masalah terkait layanan membandingkan kinerja (hasil) yang
yang dihadapi oleh konsumen (Spreng ia rasakan dengan harapannya. Pada
et al., 1995; Ahmad, 2002). Service dasarnya kepuasan dan ketidakpuasan
failures tidak hanya mengarah pada pelanggan atas produk akan
konsumen berpindah yang telah berpengaruh pada pola perilaku
mengalaminya, tetapi bisa juga terjadi konsumen selanjutnya. Hal tersebut
pada pelanggan lain atau calon akan ditunjukkan oleh pelanggan
pelanggan dikarenakan negatif word setelah terjadi proses pembelian
of mouth (Boroumand, 2006). (Kotler dan Keller, 2009). Selain itu,
ketidakpuasan konsumen dapat timbul
karena adanya proses informasi dalam
evaluasi terhadap suatu merek. Hipotesis Penelitian
Konsumen akan menggunakan Berdasarkan hasil kajian empiris
informasi masa lalu dan masa maka hipotesis penelitian ini sebagai
sekarang untuk melihat merek-merek berikut:
yang memberikan manfaat yang H1 : Service failures berpengaruh
diharapkan secara langsung terhadap
(Dharmmesta dan Junaidi, 2002). perilaku brand switching
konsumen pada customer
Kerangka Konseptual churn produk Telkom
Perilaku perpindahan merek IndiHome.
adalah suatu fenomena yang komplek H2 : Ketidakpuasan
yang dipengaruhi faktor-faktor konsumen
keprilakuan, persaingan, dan waktu berpengaruh secara langsung
(Srinivasan dalam Basu Swastha, terhadap perilaku
2002). Perpindahan merek menurut brand switching
Peter dan Olson (2002) adalah pola konsumen pada
pembelian yang dikarakteristikan customer churn produk
dengan perubahan atau pergantian Telkom IndiHome.
dari suatu merek ke merek yang lain. H3 : Service failures berpengaruh
Perpindahan merek dapat muncul secara langsung terhadap
karena service failures dan perilaku brand switching
ketidakpuasan konsumen. Dari uraian konsumen pada customer
yang disampaikan, maka model churn produk Telkom
penelitian ini digambarkan pada IndiHome.
gambar 1. H4 : Service failures berpengaruh
secara tidak langsung
Gambar 1. Kerangka terhadap perilaku brand
Konsep Penelitian switching konsumen melalui
ketidakpuasan konsumen
Ketidakpuasan
konsumen pada customer churn produk
Telkom IndiHome.

H1 H2
H4 METODE PENELITIAN

Brand
Penelitian ini merupakan jenis
Service
failures switching penelitian explanatory research
H3 dengan pendekatan kuantitatif.
Sampel dalam penelitian ini sebanyak
Sumber : Peneliti, 2017 140 orang yang berdasarkan
perhitungan jumlah indikator dikali 5-
10 (Roscoe dalam Sekaran, 2006).
Teknik sampling yang digunakan HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam penelitian ini adalah Hasil analisis deksriptif
nonprobability sampling dengan menunjukkan bahwa dari 140
purposive sampling. Penyebaran responden yang terlibat dalam
kuesioner dilakukan secara online dan penelitian ini didominasi oleh
offline (secara langsung) kepada customer churn dengan rentang usia
customer churn produk Telkom 22-26 tahun dengan jumlah 57 orang
IndiHome di Malang yang berusia responden atau 40,71%. Berdasarkan
minimal 17 tahun. Skala pengukuran jenis kelamin sebagian besar
yang digunakan dalam penelitian ini responden adalah pria yaitu sebanyak
yaitu skala likert 1-5 mulai dari sangat 72 orang atau 51,43%. Berdasarkan
tidak setuju sampai dengan sangat pekerjaan, responden terbanyak yaitu
setuju. mahasiswa sebanyak 79 orang dengan
Data pada penelitian ini dianalasis persentase 56,42%. Terakhir
menggunakan analisis deskriptif dan berdasarkan internet service provider
Partial Least Square (PLS_ serta uji yang digunakan saat ini yaitu selain
sobel digunakan untuk menguji dari First Media, MNC Play Media,
variabel mediasi. Analisis deskriptif My Republic, dan Biznet sebanyak 73
berfungsi untuk mendeskripsikan atau orang atau 52%.
memberi gambaran terhadap objek Penelitian ini untuk menganalisis
yang diteliti melalui data sampel atau evaluasi model menggunakan Partial
populasi sebagaimana adanya, tanpa Least Square (PLS). Evaluasi model
melakukan analisis dan membuat dilakukan dengan pengujian terhadap
kesimpulan yang berlaku untuk validitas dan reliabilitas.
umum. Gambaran data tersebut
dilakukan dengan menggunakan Uji Validitas
statistik deskriptif yaitu tabel
frekuensi dalam bentuk presentase Validitas Konvergen
dan ukuran statistik rata-rata (mean). Penilaian dalam pengujian
Partial Least Square adalah suatu validitas konvergen ini didasari oleh
metode untuk memprediksi konstruk nilai loading factor yang melebihi
dalam model dengan banyak faktor batas 0,5 sehingga seluruh indikator
dan hubungan collinear. Salah satu pada penelitian ini memiliki validitas
kelebihan PLS adalah mampu yang baik.
menghandle model yang kompleks
dengan multiple variabel eksogen dan Validitas Diskriminan
endogen dengan banyak indikator, Validitas diskriminan merupakan
dapat digunakan pada jumlah sampel pengukuran yang berdasarkan
kecil dan dapat mengatasi variabel penilaian dari nilai cross loading
tipe normal, ordinal, dan continuous dengan membandingkan nilai loading
(Ghozali dan Latan, 2012). pada variabel yang dituju harus lebih
besar dari nilai loading dengan
variabel yang lain. Nilai cross loading sebesar 0,000, yang berarti
pada penelitian ini masing-masing penyimpangannya sebesar 0%.
indikator memiliki korelasi yang lebih Dikarenakan nilai t-statistics lebih
tinggi dengan masing-masing besar dari t-tabel (1,96) dan nilai p-
variabelnya dibandingkan dengan value kurang dari 0,05, maka dapat
variabel lainnya sehingga indikator disimpulkan bahwa hipotesis
pada penelitian ini memiliki validitas diterima. Hal ini berarti terdapat
yang baik. pengaruh positif dan signifikan dari
service failure (X) terhadap
Uji Reliabilitas ketidakpuasan konsumen (Z) dengan
Suatu kuisioner dapat dikatakan path coefficients sebesar 0,816.
reliabel apabila konstruk pada Pengaruh positif ini dibuktikan dari
composite reliability lebih dari 0,7, belum maksimalnya pelayanan yang
hasil cronbach’s alpha diatas 0,6 dan diberikan oleh pihak Telkom selaku
hasil average variance extracted pemegang produk Telkom IndiHome.
(AVE) diatas 0,5. Hasil penelitian ini Sebagai contoh pengalaman
dapat memenuhi syarat tersebut seorang konsumen yang berlangganan
sehingga penelitian ini memiliki produk dari Telkom IndiHome yang
reliabilitas yang baik. dikecewakan oleh pelayanan dari
Telkom IndiHome akan berdampak
Adjusted R-square (R2) pada rasa tidak puas. Dalam konteks
pelayanan jasa dari Telkom
Nilai R2 digunakan untuk melihat
IndiHome, kegagalan yang kerap
tingkat variasi perubahan variabel
dialami oleh konsumen biasanya
eksogen terhadap variabel endogen.
berupa jaringan yang tidak stabil yang
Nilai R2 dari variabel ketidakpuasan
menyebabkan kecepatan internet
konsumen yaitu sebesar 0,666, yang
untuk browsing pun berkurang, dan
berarti bahwa service failures
juga respon dari perusahaan dalam
dipengaruhi oleh ketidakpuasan
menanggapi keluhan pelanggan yang
konsumen sebesar 66,6%. Hasil R2
dinilai tidak maksimal. Hal tersebut
dari variabel brand switching yaitu
kerap membuat konsumen kesal
0,643, yang berarti bahwa service
sehingga berdampak pada rasa
failures dapat mempengaruhi brand
ketidakpuasan konsumen.
switching sebesar 64,3%.
Hipotesis 2
Pengujian Hipotesis Hipotesis 1
Variabel ketidakpuasan konsumen
Variabel service failures memiliki memiliki pengaruh positif dan
pengaruh positif dan signifikan signifikan terhadap brand switching
terhadap ketidakpuasan konsumen, pada customer churn produk Telkom
yang ditunjukkan oleh path coefficient IndiHome. Hasil ini ditunjukkan dari
antar variabel. Hasil ini ditunjukkan nilai t-statistics > 1,96 yaitu sebesar
dari nilai t-statistics > 1,96 yaitu 3,824 > 1,96.
sebesar 25,348 dan juga nilai p-value
Menurut hasil analisis, didapat nilai perpindahan merek secara signifikan.
tstatistics sebesar 3,824 dan juga nilai Seorang konsumen yang mengalami
p-value sebesar 0,000, yang berarti ketidakpuasan akan melakukan
penyimpangannya sebesar 0%. berbagai reaksi berpindah merek
Dikarenakan nilai t-statistics lebih seperti komunikasi dari mulut ke mulu
besar dari t-tabel (1,96) dan nilai (word of mouth) terhadap orang lain di
pvalue kurang dari 0,05, maka dapat sekitarnya atau mengajukan keluhan
disimpulkan bahwa hipotesis langsung pada perusahaan (Keaveney
diterima. Hal ini berarti terdapat (1995) dalam
pengaruh positif dan signifikan dari Dharmmesta dan Junaidi (2002)).
ketidakpuasan konsumen (Z) terhadap
brand switching (Y) dengan path Hipotesis 3
coefficients sebesar 0,388. Variabel service failures memiliki
Pengaruh yang signifikan antara pengaruh positif dan signifikan
ketidakpuasan konsumen terhadap terhadap brand switching. . Hasil ini
brand switching mengartikan bahwa ditunjukkan dari nilai t-statistics >
semakin tinggi rasa tidak puas pada 1,96 yaitu sebesar 4,861 > 1,96.
konsumen maka akan semakin tinggi Menurut hasil dari analisis, didapat
pula dampaknya terhadap perilaku nilai t-statistics sebesar 4,861 dan juga
brand switching dari konsumen. Hasil nilai p-value sebesar 0,000 yang
yang didapatkan dalam penelitian ini berarti penyimpangannya sebesar 0%.
menunjukkan bahwa semakin tidak Dikarenakan nilai t-statistics lebih
puas seorang konsumen maka peluang besar dari t-tabel (1,96) dan nilai p-
konsumen untuk berpindah merek ke value kurang dari 0,05, maka dapat
kompetitor (brand switching) juga disimpulkan bahwa hipotesis
akan semakin besar, karena konsumen diterima, yang berarti terdapat
akan mencari produk yang lain yang pengaruh positif dan signifikan dari
dapat memenuhi ekpektasinya dan service failures (X) terhadap brand
dapat memuaskannya. Dengan kata switching (Y) dengan path coefficients
lain, rasa tidak puas yang timbul pada sebesar 0,453.
konsumen berdampak negatif pada Pengaruh yang signifikan antara
tingkat loyalitas konsumen tersebut. service failures terhadap brand
Hasil penelitian ini mendukung switching mengartikan bahwa
penelitian terdahulu dari Dharmmesta semakin tinggi tingkat kegagalan
dan Junaidi (2002) yang menyatakan pelayanan dari sebuh produk, maka
bahwa ketidakpuasan konsumen perilaku brand switching pada
memiliki pengaruh yang signifikan konsumen pun akan semakin tinggi.
terhadap perilaku brand switching Hasil penelitian ini sesuai dengan
konsumen. Dari hasil penelitian penelitian terdahulu dari Awwad dan
tersebut juga menunjukkan bahwa Neimat (2010) yang menunjukkan
ketidakpuasan konsumen merupakan bahwa service failure berpengaruh
faktor penting yang sangat signifikan terhadap perilaku
mempengaruhi keputusan
berpindah (switching behavior). penelitian ini yang mempengaruhi
Kegagalan pelayanan yang terjadi brand switching.
akan mempengaruhi pola perilaku Ketidakpuasan konsumen
konsumen di masa depan dan dapat merupakan variabel yang berperan
juga mempengaruhi loyalitas dari sebagai mediasi antara hubungan
konsumen tersebut. Pengalaman service failure dengan perilaku brand
konsumen yang didapatkan dari switching. Semakin buruk kegagalan
kegagalan pelayanan yang sudah pelayanan (service failures) dari pihak
dialami akan mempengaruhi Telkom IndiHome maka akan
konsumen lain juga melalui word of berpengaruh terhadap perilaku
mouth. pelanggan di masa mendatang, hal
tersebut berdampak pada perilaku
Hipotesis 4 brand switching yang meningkat pula.
Variabel service failures memiliki Karena perilaku brand switching
pengaruh positif terhadap brand dapat muncul karena adanya faktor
switching. Service failures memiliki ketidakpuasan konsumen terhadap
peran yang penting dalam suatu produk.
mempengaruhi ketidakpuasan
konsumen, sehingga dapat KESIMPULAN DAN SARAN
menyebabkan perilaku brand Kesimpulan
switching pada konsumen. Hal ini 1. Variabel service failures
berarti service failures telah berhasil memiliki pengaruh positif dan
mempengaruhi konsumen sehingga signifikan terhadap
konsumen melakukan perilaku ketidakpuasan konsumen,
berpindah merek (brand switching) yang ditunjukkan oleh path
melalui rasa tidak puas coefficient antar variabel.
(dissatisfaction) yang dirasakan Pengaruh positif ini
akibat kegagalan pelayanan dari dibuktikan dari belum
produk Telkom IndiHome. maksimalnya pelayanan yang
Hal tersebut diketahui dari diberikan oleh pihak Telkom
perkalian path coefficient sebesar selaku pemegang produk
0,316. Hasil dari perkalian tersebut Telkom IndiHome. Sebagai
kemudian diuji dengan menggunakan contoh pengalaman seorang
rumus Sobel dan menghaslkan hasil konsumen yang berlangganan
tstatistics 3,551 sehingga lebih besar produk dari Telkom
dari nilai t-tabel (1,96) yaitu sebesar IndiHome yang dikecewakan
3,551 > 1,96. Hasil perhitungan oleh pelayanan dari Telkom
pvalue melalui Smart PLS 3.2.6 IndiHome akan berdampak
didapatkan hasil 0,000. pada rasa tidak puas. Dalam
Bandwidth IndiHome yang tidak konteks pelayanan jasa dari
stabil merupakan faktor terbesar jika Telkom IndiHome, kegagalan
dilihat dari hasil mean dalam yang kerap dialami oleh
konsumen biasanya berupa berdampak negatif pada
jaringan yang tidak stabil yang tingkat loyalitas konsumen
menyebabkan kecepatan tersebut.
internet untuk browsing pun 3. Variabel service failures
berkurang, dan juga respon memiliki pengaruh positif dan
dari perusahaan dalam signifikan terhadap brand
menanggapi keluhan switching. Pengaruh yang
pelanggan yang dinilai tidak signifikan antara service
maksimal. Hal tersebut kerap failures terhadap brand
membuat konsumen kesal switching mengartikan bahwa
sehingga berdampak pada rasa semakin tinggi tingkat
ketidakpuasan konsumen. kegagalan pelayanan dari
sebuh produk, maka perilaku
2. Variabel ketidakpuasan brand switching pada
konsumen memiliki pengaruh konsumen pun akan semakin
positif dan signifikan terhadap tinggi.
brand switching pada churn 4. Variabel service failures
consumer produk Telkom memiliki pengaruh positif
IndiHome. Pengaruh yang terhadap brand switching.
signifikan antara Service failures memiliki
ketidakpuasan konsumen peran yang penting dalam
terhadap brand switching mempengaruhi ketidakpuasan
mengartikan bahwa semakin konsumen (ketidakpuasan
tinggi rasa tidak puas pada konsumen), sehingga dapat
konsumen maka akan semakin menyebabkan perilaku brand
tinggi pula dampaknya switching pada konsumen.
terhadap perilaku brand Hal ini berarti service failures
switching dari konsumen. telah berhasil mempengaruhi
Hasil yang didapatkan dalam konsumen sehingga
penelitian ini menunjukkan konsumen melakukan
bahwa semakin tidak puas perilaku berpindah merek
seorang konsumen maka (brand switching) melalui rasa
peluang konsumen untuk tidak puas
berpindah merek ke (dissatisfaction) yang
kompetitor (brand switching) dirasakan akibat kegagalan
juga akan semakin besar, pelayanan dari produk Telkom
karena konsumen akan IndiHome.
mencari produk yang lain Bandwidth IndiHome yang
yang dapat memenuhi tidak stabil merupakan faktor
ekpektasinya dan dapat terbesar jika dilihat dari hasil
memuaskannya. Dengan kata mean dalam penelitian ini
lain, rasa tidak puas yang yang mempengaruhi brand
timbul pada konsumen switching.
bagi pelanggan yang sudah
Saran setia menggunakan produk
1. Pihak Telkom IndiHome dari Telkom IndiHome.
sebaiknya lebih
memperhatikan pelayanan DAFTAR PUSTAKA
kepada pelanggan dan Ahmad, S. 2002. Service Failure and
melakukan pemeriksaan Customer Defection: A Closer
secara berkala mengenai Look at Online Shopping
kenyamanan pelanggan dan Experiences. Managing
Service Quality, vol. 12 (1),
kepuasan pelanggan, seperti:
pp. 19-29.
memberikan kuesioner
kepada pelanggan melalui Awwad, M. Suleiman and Bashar
email tentang pelayanan dan Awad Neimat. 2010. Factors
performa produk yang Affecting Switching Behavior
nantinya hal tersebut dapat of Mobile Service Users: The
menjadi acuan perusahaan Case of Jordan. Journal of
untuk meningkatkan Economic and Administrative
pelayanan kepada Sciences, vol. 26, no. 1.
pelangganan untuk kepuasan
pelanggan. Yang kedua juga Cozby, Paul C. 2009. Methods in
bisa dengan cara menelepon Behavioral Research, 10th
pelanggan secara berkala Edition. McGraw Hill, New
untuk sekedar memberikan York.
pertanyaan tentang
kenyamanan pelanggan dan Dissanayake, R. 2010. Service
menginformasikan Failures and Customer
promopromo apa saja yang Switching Behavior of Mobile
sedang berlaku. Communication Services
2. Telkom IndiHome sebaiknya (Study of Mobile
lebih memperhatikan keluhan Communication Service
pelanggan dan merespon Sector of Sri Lanka). IMS
keluhan tersebut dengan baik. Manthan, vol. 5, no. 2.
Serta memberikan feedback
kepada pelanggan, agar Durianto, D. 2004.
Strategi Menaklukkan Pasar
pelanggan merasa puas akan
Melalui Riset Ekuitas dan
pelayanan Telkom IndiHome. Perilaku Merek. PT Gramedia
Sebagai contoh untuk Pustaka Utama, Jakarta.
meningkatkan kepuasan dan
menjaga loyalitas pelanggan, Ghozali, Imam dan Latan, Hengky.
hendaknya pihak Telkom 2012. Partial Least Squares
IndiHome memberikan ”Konsep, Metode, dan
penawaran-penawaran khusus
Aplikasi” SmartPLS 2.0 M3. Erlangga, Jakarta.
Badan Penerbitan Universitas
Diponegoro, Semarang. Kotler, Philip dan Keller, Kevin L.
2006. Manajemen Pemasaran.
Gremler, D, Zeithaml, V, & Bitner, Ghalia Indonesia, Jakarta.
M. 2006. Service Marketing:
Integrating Customer Focus Kotler, Philip dan Keller, Kevin L.
Across The Firm (5th ed). 2008. Manajemen Pemasaran,
McGraw Hill Higher
Jilid 1. Penerbit Erlangga.
Education, Boston.
Jakarta.
Hartono, J, dan Abdilla, W. 2009.
Kotler, Philip, dan Susanto, A.B.
Konsep dan Aplikasi PLS
(Partial Least Square) Untuk 2001. Manajemen
Penelitian Empiris. BPFE, Pemasaran di Indonesia,
Yogyakarta. Analisis, Perencanaan,
Implementasi dan
Hawkins, D.I., dan Mothersbaugh, Pengendalian, Edisi Pertama,
D.L. 2010. Consumer Jilid 1. Penerbit Salemba
Behavior: Building Marketing Empat, Jakarta.
Strategy. 11th edition.
McGraw-Hill, New York. Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode
Riset untuk Bisnis dan
Hussein, Ananda Sabil. Ekonomi: Bagaimana
2015. Penelitian Bisnis Meneliti Dan Menulis Tesis,
dan Manajemen edisi 3. Erlangga, Jakarta.
Menggunakan Partial Least
Square (PLS) dengan Lestari, Diana Vita. 2011. ‘Analisis
SmartPLS 3.0, diakses pada Pengaruh Ketidakpuasan
28 Mei 2017, Konsumen, Kebutuhan
Researchgate.com. Mencari Variasi, Keterlibatan
Konsumen, Harga, dan Daya
Junaidi, Shellyana dan Dharmmesta, Tarik Pesaing Terhadap
B.S. 2002. Pengaruh Perilaku Brand Switching’.
Ketidakpuasan Konsumen, Skripsi. Universitas
Karateristik Kategori Produk, Diponegoro, Semarang.
dan Kebutuhan Mencari
Variasi Terhadap Keputusan Lindawati. 2005. Analisis Kesadaran
Perpindahan Merek. Jurnal Merek , Persepsi Kualitas, dan
Ekonomi dan Bisnis Asosiasi Merek dalam Ekstensi
Indonesia, Vol. 17, No. 1, pp. Merek pada Produk Merek
91-104. Lifebuoy di Surabaya. Jurnal Sains
Pemasaran Indonesia, Vol IV No.
Kotler, Philip dan Armstrong, Gary. 1, Hal 47-70.
2009. Prinsip-Prinsip
Pemasaran, Edisi 12 Jilid 2.
Malhotra, Naresh K., & Birks, David Indeks, Jakarta.
F., & Wills, Peter A. 2010.
Marketing Research. 6th Edition. Sekaran, Uma. 2009. Metodologi
Pearson, Boston. Penelitian untuk Bisnis edisi 4.
Salemba Empat, Jakarta.
Mowen, John. C dan Michael Minor.
2002. Perilaku Konsumen, Jilid 2. Seongun Jeon, J. S. 2016. Effects of
Erlangga. Jakarta. Service Failure on Consumer
Responses Across Failure Types:
Muafi, dan Effendi, Irhas. 2001. A Moderating Role of Intimacy.
Mengelola Ekuitas Merek: Upaya Australian Marketing Journal.
Memenangkan Persaingan di Era
Simamora, Bilson. 2002. Panduan
Global. Jurnal Ekonomi dan
Riset Perilaku Konsumen. PT.
Bisnis, Vol. 2, No. 3, September
Gramedia Pustaka Utama,
2001, pp. 129-139.
Jakarta.
Nadia, Meilida. 2012. ‘Analisis
Strauss, J, El-Ansary, A & Frost, R.
Faktor-Faktor yang
2003. E-Marketing 3rd edition.
Mempengaruhi Perilaku Brand
Prentice Hall. New Jersey.
Switching Konsumen Jasa
Operator Telekomunikasi’. Tesis.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
Universitas Indonesia, Depok.
Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Peter, J. P., dan J. C. Olson. 2009. Alfabeta, Bandung
Consumer Behavior and
Marketing Strategy. McGrawHill Sugiyono. 2017. Metode Penelitian
Education, Singapore. Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Alfabeta, Bandung.
Prihatna, Hengky. 2005. Kiat Praktis
menjadi Web Master Professional. Tjiptono, Fandy. 2005. Pemasaran
PT Elex Media Komputindo, Jasa. Bayumedia Publishing,
Jakarta. Malang.

Sadat, Andi M. 2009. Brand Belief:


Strategi Membangun Merek
Berbasis Keyakinan. Salemba
Empat, Jakarta.

Sarwono, Jonathan. 2007. Analisis


Jalur untuk Riset Bisnis dengan
SPSS. Andi Offset, Yogyakarta.
Schiffman, L. G, dan Kanuk, L.L.
2008. Perilaku Konsumen edisi 7.

You might also like