Professional Documents
Culture Documents
Switching Konsumen Melalui Ketidakpuasan Konsumen
Switching Konsumen Melalui Ketidakpuasan Konsumen
Switching Konsumen Melalui Ketidakpuasan Konsumen
Dosen Pembimbing:
Taufiq Ismail, SE., SS., MM.
ABSTRACT
This study aims to examine and analyze the influence of service failures on
consumer brand switching behavior with consumer dissatisfaction as a mediation
variable (Study on Customer Churn Telkom IndiHome Products in Malang Raya).
This explanatory research explains causal relation between the variables through
hypothesis testing. This study uses 140 samples taken from the population of
customer churn of Telkom IndiHome products in Malang Raya. The samples are
selected using purposive sampling technique. The sample should be at least 17
years age, had used Telkom IndiHome products, and reside in Malang Raya. This
study used PLS SEM with SmartPLS software 3.2.6 to investigate the analysis
method. The research instrument test includes outer model test, inner model test,
and hypothesis test. The direct hypothesis test used t-test, while the hypothesis does
not directly use the sobel test. The result of this study shows that, service failures
have a positive and significant effect on dissatisfaction of customer churn of Telkom
IndiHome products. Consumer dissatisfaction has a positive and significant
influence on consumer brand switching behavior of customer churn of Telkom
IndiHome product in Malang Raya. Service failures have a positive and significant
influence on consumer brand switching behavior of Telkom IndiHome product in
Malang Raya. As for the indirect effect of service failures on consumer brand
switching behavior through consumer dissatisfaction shows positive and significant
results as well.
H1 H2
H4 METODE PENELITIAN
Brand
Penelitian ini merupakan jenis
Service
failures switching penelitian explanatory research
H3 dengan pendekatan kuantitatif.
Sampel dalam penelitian ini sebanyak
Sumber : Peneliti, 2017 140 orang yang berdasarkan
perhitungan jumlah indikator dikali 5-
10 (Roscoe dalam Sekaran, 2006).
Teknik sampling yang digunakan HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam penelitian ini adalah Hasil analisis deksriptif
nonprobability sampling dengan menunjukkan bahwa dari 140
purposive sampling. Penyebaran responden yang terlibat dalam
kuesioner dilakukan secara online dan penelitian ini didominasi oleh
offline (secara langsung) kepada customer churn dengan rentang usia
customer churn produk Telkom 22-26 tahun dengan jumlah 57 orang
IndiHome di Malang yang berusia responden atau 40,71%. Berdasarkan
minimal 17 tahun. Skala pengukuran jenis kelamin sebagian besar
yang digunakan dalam penelitian ini responden adalah pria yaitu sebanyak
yaitu skala likert 1-5 mulai dari sangat 72 orang atau 51,43%. Berdasarkan
tidak setuju sampai dengan sangat pekerjaan, responden terbanyak yaitu
setuju. mahasiswa sebanyak 79 orang dengan
Data pada penelitian ini dianalasis persentase 56,42%. Terakhir
menggunakan analisis deskriptif dan berdasarkan internet service provider
Partial Least Square (PLS_ serta uji yang digunakan saat ini yaitu selain
sobel digunakan untuk menguji dari First Media, MNC Play Media,
variabel mediasi. Analisis deskriptif My Republic, dan Biznet sebanyak 73
berfungsi untuk mendeskripsikan atau orang atau 52%.
memberi gambaran terhadap objek Penelitian ini untuk menganalisis
yang diteliti melalui data sampel atau evaluasi model menggunakan Partial
populasi sebagaimana adanya, tanpa Least Square (PLS). Evaluasi model
melakukan analisis dan membuat dilakukan dengan pengujian terhadap
kesimpulan yang berlaku untuk validitas dan reliabilitas.
umum. Gambaran data tersebut
dilakukan dengan menggunakan Uji Validitas
statistik deskriptif yaitu tabel
frekuensi dalam bentuk presentase Validitas Konvergen
dan ukuran statistik rata-rata (mean). Penilaian dalam pengujian
Partial Least Square adalah suatu validitas konvergen ini didasari oleh
metode untuk memprediksi konstruk nilai loading factor yang melebihi
dalam model dengan banyak faktor batas 0,5 sehingga seluruh indikator
dan hubungan collinear. Salah satu pada penelitian ini memiliki validitas
kelebihan PLS adalah mampu yang baik.
menghandle model yang kompleks
dengan multiple variabel eksogen dan Validitas Diskriminan
endogen dengan banyak indikator, Validitas diskriminan merupakan
dapat digunakan pada jumlah sampel pengukuran yang berdasarkan
kecil dan dapat mengatasi variabel penilaian dari nilai cross loading
tipe normal, ordinal, dan continuous dengan membandingkan nilai loading
(Ghozali dan Latan, 2012). pada variabel yang dituju harus lebih
besar dari nilai loading dengan
variabel yang lain. Nilai cross loading sebesar 0,000, yang berarti
pada penelitian ini masing-masing penyimpangannya sebesar 0%.
indikator memiliki korelasi yang lebih Dikarenakan nilai t-statistics lebih
tinggi dengan masing-masing besar dari t-tabel (1,96) dan nilai p-
variabelnya dibandingkan dengan value kurang dari 0,05, maka dapat
variabel lainnya sehingga indikator disimpulkan bahwa hipotesis
pada penelitian ini memiliki validitas diterima. Hal ini berarti terdapat
yang baik. pengaruh positif dan signifikan dari
service failure (X) terhadap
Uji Reliabilitas ketidakpuasan konsumen (Z) dengan
Suatu kuisioner dapat dikatakan path coefficients sebesar 0,816.
reliabel apabila konstruk pada Pengaruh positif ini dibuktikan dari
composite reliability lebih dari 0,7, belum maksimalnya pelayanan yang
hasil cronbach’s alpha diatas 0,6 dan diberikan oleh pihak Telkom selaku
hasil average variance extracted pemegang produk Telkom IndiHome.
(AVE) diatas 0,5. Hasil penelitian ini Sebagai contoh pengalaman
dapat memenuhi syarat tersebut seorang konsumen yang berlangganan
sehingga penelitian ini memiliki produk dari Telkom IndiHome yang
reliabilitas yang baik. dikecewakan oleh pelayanan dari
Telkom IndiHome akan berdampak
Adjusted R-square (R2) pada rasa tidak puas. Dalam konteks
pelayanan jasa dari Telkom
Nilai R2 digunakan untuk melihat
IndiHome, kegagalan yang kerap
tingkat variasi perubahan variabel
dialami oleh konsumen biasanya
eksogen terhadap variabel endogen.
berupa jaringan yang tidak stabil yang
Nilai R2 dari variabel ketidakpuasan
menyebabkan kecepatan internet
konsumen yaitu sebesar 0,666, yang
untuk browsing pun berkurang, dan
berarti bahwa service failures
juga respon dari perusahaan dalam
dipengaruhi oleh ketidakpuasan
menanggapi keluhan pelanggan yang
konsumen sebesar 66,6%. Hasil R2
dinilai tidak maksimal. Hal tersebut
dari variabel brand switching yaitu
kerap membuat konsumen kesal
0,643, yang berarti bahwa service
sehingga berdampak pada rasa
failures dapat mempengaruhi brand
ketidakpuasan konsumen.
switching sebesar 64,3%.
Hipotesis 2
Pengujian Hipotesis Hipotesis 1
Variabel ketidakpuasan konsumen
Variabel service failures memiliki memiliki pengaruh positif dan
pengaruh positif dan signifikan signifikan terhadap brand switching
terhadap ketidakpuasan konsumen, pada customer churn produk Telkom
yang ditunjukkan oleh path coefficient IndiHome. Hasil ini ditunjukkan dari
antar variabel. Hasil ini ditunjukkan nilai t-statistics > 1,96 yaitu sebesar
dari nilai t-statistics > 1,96 yaitu 3,824 > 1,96.
sebesar 25,348 dan juga nilai p-value
Menurut hasil analisis, didapat nilai perpindahan merek secara signifikan.
tstatistics sebesar 3,824 dan juga nilai Seorang konsumen yang mengalami
p-value sebesar 0,000, yang berarti ketidakpuasan akan melakukan
penyimpangannya sebesar 0%. berbagai reaksi berpindah merek
Dikarenakan nilai t-statistics lebih seperti komunikasi dari mulut ke mulu
besar dari t-tabel (1,96) dan nilai (word of mouth) terhadap orang lain di
pvalue kurang dari 0,05, maka dapat sekitarnya atau mengajukan keluhan
disimpulkan bahwa hipotesis langsung pada perusahaan (Keaveney
diterima. Hal ini berarti terdapat (1995) dalam
pengaruh positif dan signifikan dari Dharmmesta dan Junaidi (2002)).
ketidakpuasan konsumen (Z) terhadap
brand switching (Y) dengan path Hipotesis 3
coefficients sebesar 0,388. Variabel service failures memiliki
Pengaruh yang signifikan antara pengaruh positif dan signifikan
ketidakpuasan konsumen terhadap terhadap brand switching. . Hasil ini
brand switching mengartikan bahwa ditunjukkan dari nilai t-statistics >
semakin tinggi rasa tidak puas pada 1,96 yaitu sebesar 4,861 > 1,96.
konsumen maka akan semakin tinggi Menurut hasil dari analisis, didapat
pula dampaknya terhadap perilaku nilai t-statistics sebesar 4,861 dan juga
brand switching dari konsumen. Hasil nilai p-value sebesar 0,000 yang
yang didapatkan dalam penelitian ini berarti penyimpangannya sebesar 0%.
menunjukkan bahwa semakin tidak Dikarenakan nilai t-statistics lebih
puas seorang konsumen maka peluang besar dari t-tabel (1,96) dan nilai p-
konsumen untuk berpindah merek ke value kurang dari 0,05, maka dapat
kompetitor (brand switching) juga disimpulkan bahwa hipotesis
akan semakin besar, karena konsumen diterima, yang berarti terdapat
akan mencari produk yang lain yang pengaruh positif dan signifikan dari
dapat memenuhi ekpektasinya dan service failures (X) terhadap brand
dapat memuaskannya. Dengan kata switching (Y) dengan path coefficients
lain, rasa tidak puas yang timbul pada sebesar 0,453.
konsumen berdampak negatif pada Pengaruh yang signifikan antara
tingkat loyalitas konsumen tersebut. service failures terhadap brand
Hasil penelitian ini mendukung switching mengartikan bahwa
penelitian terdahulu dari Dharmmesta semakin tinggi tingkat kegagalan
dan Junaidi (2002) yang menyatakan pelayanan dari sebuh produk, maka
bahwa ketidakpuasan konsumen perilaku brand switching pada
memiliki pengaruh yang signifikan konsumen pun akan semakin tinggi.
terhadap perilaku brand switching Hasil penelitian ini sesuai dengan
konsumen. Dari hasil penelitian penelitian terdahulu dari Awwad dan
tersebut juga menunjukkan bahwa Neimat (2010) yang menunjukkan
ketidakpuasan konsumen merupakan bahwa service failure berpengaruh
faktor penting yang sangat signifikan terhadap perilaku
mempengaruhi keputusan
berpindah (switching behavior). penelitian ini yang mempengaruhi
Kegagalan pelayanan yang terjadi brand switching.
akan mempengaruhi pola perilaku Ketidakpuasan konsumen
konsumen di masa depan dan dapat merupakan variabel yang berperan
juga mempengaruhi loyalitas dari sebagai mediasi antara hubungan
konsumen tersebut. Pengalaman service failure dengan perilaku brand
konsumen yang didapatkan dari switching. Semakin buruk kegagalan
kegagalan pelayanan yang sudah pelayanan (service failures) dari pihak
dialami akan mempengaruhi Telkom IndiHome maka akan
konsumen lain juga melalui word of berpengaruh terhadap perilaku
mouth. pelanggan di masa mendatang, hal
tersebut berdampak pada perilaku
Hipotesis 4 brand switching yang meningkat pula.
Variabel service failures memiliki Karena perilaku brand switching
pengaruh positif terhadap brand dapat muncul karena adanya faktor
switching. Service failures memiliki ketidakpuasan konsumen terhadap
peran yang penting dalam suatu produk.
mempengaruhi ketidakpuasan
konsumen, sehingga dapat KESIMPULAN DAN SARAN
menyebabkan perilaku brand Kesimpulan
switching pada konsumen. Hal ini 1. Variabel service failures
berarti service failures telah berhasil memiliki pengaruh positif dan
mempengaruhi konsumen sehingga signifikan terhadap
konsumen melakukan perilaku ketidakpuasan konsumen,
berpindah merek (brand switching) yang ditunjukkan oleh path
melalui rasa tidak puas coefficient antar variabel.
(dissatisfaction) yang dirasakan Pengaruh positif ini
akibat kegagalan pelayanan dari dibuktikan dari belum
produk Telkom IndiHome. maksimalnya pelayanan yang
Hal tersebut diketahui dari diberikan oleh pihak Telkom
perkalian path coefficient sebesar selaku pemegang produk
0,316. Hasil dari perkalian tersebut Telkom IndiHome. Sebagai
kemudian diuji dengan menggunakan contoh pengalaman seorang
rumus Sobel dan menghaslkan hasil konsumen yang berlangganan
tstatistics 3,551 sehingga lebih besar produk dari Telkom
dari nilai t-tabel (1,96) yaitu sebesar IndiHome yang dikecewakan
3,551 > 1,96. Hasil perhitungan oleh pelayanan dari Telkom
pvalue melalui Smart PLS 3.2.6 IndiHome akan berdampak
didapatkan hasil 0,000. pada rasa tidak puas. Dalam
Bandwidth IndiHome yang tidak konteks pelayanan jasa dari
stabil merupakan faktor terbesar jika Telkom IndiHome, kegagalan
dilihat dari hasil mean dalam yang kerap dialami oleh
konsumen biasanya berupa berdampak negatif pada
jaringan yang tidak stabil yang tingkat loyalitas konsumen
menyebabkan kecepatan tersebut.
internet untuk browsing pun 3. Variabel service failures
berkurang, dan juga respon memiliki pengaruh positif dan
dari perusahaan dalam signifikan terhadap brand
menanggapi keluhan switching. Pengaruh yang
pelanggan yang dinilai tidak signifikan antara service
maksimal. Hal tersebut kerap failures terhadap brand
membuat konsumen kesal switching mengartikan bahwa
sehingga berdampak pada rasa semakin tinggi tingkat
ketidakpuasan konsumen. kegagalan pelayanan dari
sebuh produk, maka perilaku
2. Variabel ketidakpuasan brand switching pada
konsumen memiliki pengaruh konsumen pun akan semakin
positif dan signifikan terhadap tinggi.
brand switching pada churn 4. Variabel service failures
consumer produk Telkom memiliki pengaruh positif
IndiHome. Pengaruh yang terhadap brand switching.
signifikan antara Service failures memiliki
ketidakpuasan konsumen peran yang penting dalam
terhadap brand switching mempengaruhi ketidakpuasan
mengartikan bahwa semakin konsumen (ketidakpuasan
tinggi rasa tidak puas pada konsumen), sehingga dapat
konsumen maka akan semakin menyebabkan perilaku brand
tinggi pula dampaknya switching pada konsumen.
terhadap perilaku brand Hal ini berarti service failures
switching dari konsumen. telah berhasil mempengaruhi
Hasil yang didapatkan dalam konsumen sehingga
penelitian ini menunjukkan konsumen melakukan
bahwa semakin tidak puas perilaku berpindah merek
seorang konsumen maka (brand switching) melalui rasa
peluang konsumen untuk tidak puas
berpindah merek ke (dissatisfaction) yang
kompetitor (brand switching) dirasakan akibat kegagalan
juga akan semakin besar, pelayanan dari produk Telkom
karena konsumen akan IndiHome.
mencari produk yang lain Bandwidth IndiHome yang
yang dapat memenuhi tidak stabil merupakan faktor
ekpektasinya dan dapat terbesar jika dilihat dari hasil
memuaskannya. Dengan kata mean dalam penelitian ini
lain, rasa tidak puas yang yang mempengaruhi brand
timbul pada konsumen switching.
bagi pelanggan yang sudah
Saran setia menggunakan produk
1. Pihak Telkom IndiHome dari Telkom IndiHome.
sebaiknya lebih
memperhatikan pelayanan DAFTAR PUSTAKA
kepada pelanggan dan Ahmad, S. 2002. Service Failure and
melakukan pemeriksaan Customer Defection: A Closer
secara berkala mengenai Look at Online Shopping
kenyamanan pelanggan dan Experiences. Managing
Service Quality, vol. 12 (1),
kepuasan pelanggan, seperti:
pp. 19-29.
memberikan kuesioner
kepada pelanggan melalui Awwad, M. Suleiman and Bashar
email tentang pelayanan dan Awad Neimat. 2010. Factors
performa produk yang Affecting Switching Behavior
nantinya hal tersebut dapat of Mobile Service Users: The
menjadi acuan perusahaan Case of Jordan. Journal of
untuk meningkatkan Economic and Administrative
pelayanan kepada Sciences, vol. 26, no. 1.
pelangganan untuk kepuasan
pelanggan. Yang kedua juga Cozby, Paul C. 2009. Methods in
bisa dengan cara menelepon Behavioral Research, 10th
pelanggan secara berkala Edition. McGraw Hill, New
untuk sekedar memberikan York.
pertanyaan tentang
kenyamanan pelanggan dan Dissanayake, R. 2010. Service
menginformasikan Failures and Customer
promopromo apa saja yang Switching Behavior of Mobile
sedang berlaku. Communication Services
2. Telkom IndiHome sebaiknya (Study of Mobile
lebih memperhatikan keluhan Communication Service
pelanggan dan merespon Sector of Sri Lanka). IMS
keluhan tersebut dengan baik. Manthan, vol. 5, no. 2.
Serta memberikan feedback
kepada pelanggan, agar Durianto, D. 2004.
Strategi Menaklukkan Pasar
pelanggan merasa puas akan
Melalui Riset Ekuitas dan
pelayanan Telkom IndiHome. Perilaku Merek. PT Gramedia
Sebagai contoh untuk Pustaka Utama, Jakarta.
meningkatkan kepuasan dan
menjaga loyalitas pelanggan, Ghozali, Imam dan Latan, Hengky.
hendaknya pihak Telkom 2012. Partial Least Squares
IndiHome memberikan ”Konsep, Metode, dan
penawaran-penawaran khusus
Aplikasi” SmartPLS 2.0 M3. Erlangga, Jakarta.
Badan Penerbitan Universitas
Diponegoro, Semarang. Kotler, Philip dan Keller, Kevin L.
2006. Manajemen Pemasaran.
Gremler, D, Zeithaml, V, & Bitner, Ghalia Indonesia, Jakarta.
M. 2006. Service Marketing:
Integrating Customer Focus Kotler, Philip dan Keller, Kevin L.
Across The Firm (5th ed). 2008. Manajemen Pemasaran,
McGraw Hill Higher
Jilid 1. Penerbit Erlangga.
Education, Boston.
Jakarta.
Hartono, J, dan Abdilla, W. 2009.
Kotler, Philip, dan Susanto, A.B.
Konsep dan Aplikasi PLS
(Partial Least Square) Untuk 2001. Manajemen
Penelitian Empiris. BPFE, Pemasaran di Indonesia,
Yogyakarta. Analisis, Perencanaan,
Implementasi dan
Hawkins, D.I., dan Mothersbaugh, Pengendalian, Edisi Pertama,
D.L. 2010. Consumer Jilid 1. Penerbit Salemba
Behavior: Building Marketing Empat, Jakarta.
Strategy. 11th edition.
McGraw-Hill, New York. Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode
Riset untuk Bisnis dan
Hussein, Ananda Sabil. Ekonomi: Bagaimana
2015. Penelitian Bisnis Meneliti Dan Menulis Tesis,
dan Manajemen edisi 3. Erlangga, Jakarta.
Menggunakan Partial Least
Square (PLS) dengan Lestari, Diana Vita. 2011. ‘Analisis
SmartPLS 3.0, diakses pada Pengaruh Ketidakpuasan
28 Mei 2017, Konsumen, Kebutuhan
Researchgate.com. Mencari Variasi, Keterlibatan
Konsumen, Harga, dan Daya
Junaidi, Shellyana dan Dharmmesta, Tarik Pesaing Terhadap
B.S. 2002. Pengaruh Perilaku Brand Switching’.
Ketidakpuasan Konsumen, Skripsi. Universitas
Karateristik Kategori Produk, Diponegoro, Semarang.
dan Kebutuhan Mencari
Variasi Terhadap Keputusan Lindawati. 2005. Analisis Kesadaran
Perpindahan Merek. Jurnal Merek , Persepsi Kualitas, dan
Ekonomi dan Bisnis Asosiasi Merek dalam Ekstensi
Indonesia, Vol. 17, No. 1, pp. Merek pada Produk Merek
91-104. Lifebuoy di Surabaya. Jurnal Sains
Pemasaran Indonesia, Vol IV No.
Kotler, Philip dan Armstrong, Gary. 1, Hal 47-70.
2009. Prinsip-Prinsip
Pemasaran, Edisi 12 Jilid 2.
Malhotra, Naresh K., & Birks, David Indeks, Jakarta.
F., & Wills, Peter A. 2010.
Marketing Research. 6th Edition. Sekaran, Uma. 2009. Metodologi
Pearson, Boston. Penelitian untuk Bisnis edisi 4.
Salemba Empat, Jakarta.
Mowen, John. C dan Michael Minor.
2002. Perilaku Konsumen, Jilid 2. Seongun Jeon, J. S. 2016. Effects of
Erlangga. Jakarta. Service Failure on Consumer
Responses Across Failure Types:
Muafi, dan Effendi, Irhas. 2001. A Moderating Role of Intimacy.
Mengelola Ekuitas Merek: Upaya Australian Marketing Journal.
Memenangkan Persaingan di Era
Simamora, Bilson. 2002. Panduan
Global. Jurnal Ekonomi dan
Riset Perilaku Konsumen. PT.
Bisnis, Vol. 2, No. 3, September
Gramedia Pustaka Utama,
2001, pp. 129-139.
Jakarta.
Nadia, Meilida. 2012. ‘Analisis
Strauss, J, El-Ansary, A & Frost, R.
Faktor-Faktor yang
2003. E-Marketing 3rd edition.
Mempengaruhi Perilaku Brand
Prentice Hall. New Jersey.
Switching Konsumen Jasa
Operator Telekomunikasi’. Tesis.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
Universitas Indonesia, Depok.
Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Peter, J. P., dan J. C. Olson. 2009. Alfabeta, Bandung
Consumer Behavior and
Marketing Strategy. McGrawHill Sugiyono. 2017. Metode Penelitian
Education, Singapore. Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Alfabeta, Bandung.
Prihatna, Hengky. 2005. Kiat Praktis
menjadi Web Master Professional. Tjiptono, Fandy. 2005. Pemasaran
PT Elex Media Komputindo, Jasa. Bayumedia Publishing,
Jakarta. Malang.