Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

ARTIKEL ILMIAH

IDENTIFIKASI JAMUR SELULOLITIK PADA TANDAN


KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS) SEBAGAI
PENGAYAAN PRAKTIKUM
MIKOLOGI

OLEH
MUHAMMAD RIDHO ALVIANDA S
A1C413041

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS JAMBI
DESEMBER 2017

M. Ridho Alvianda S (A1C413041) Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi 1


M. Ridho Alvianda S (A1C413041) Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi 2
IDENTIFICATION OF CELLULOSIC FUNGUS ON EMPTY BUNCHES
OF PALM OIL AS MATERIAL APPLICATIONS
OF MIKOLOGY PRACTICES

By:
Muhammad Ridho Alvianda S1), Harlis2), Retni S. Budiarti3)
1)
Biology Education University Student
2)3)
Thesis Advisors
1)
Email: ridhobinsuhairi@gmail.com

ABSTRACT

Empty bunches of Palm (TKKS) Is the biggest waste generated by the palm plantation.
TKKS waste production becomes significantly increasing as the daily palm production
generates more product. This TKKS waste contains 45.95% cellulose which leads it difficult
to decompose. One of the ways to administer this waste is to convert it into a source of
organic fertiliser. It could be done by, firstly, identifying cellulosic fungus which can be
found in the TKKS waste. The use of this research is aimed to be an enrichment in term of
mycology study. It is also to provide scientific information regarding the knowledge of
fungus within TKKS extract. This research is a descriptive-explorative study by conducting
an isolation of the fungus from the TKSS extract. Furthermore, this research was done
through some stages, including fungus breeding, isolation, rejuvenation, identification and
cellulosic ability test. It was also conducted at The Laboratory of Biology Education
Department of FKIP Jambi University, and The Integrated-Base Laboratory of Jambi
University from May to July 2017. The parameters that were used in this observation, were
morphology observation, and isolate colony. As a result, the research demonstrated four
types of fungus genus from the pure isolate fungus. They were Aspergillus (2),
Cladosporium (1), Mucor (1), and Penicillium (1).

Key Word: Empty bunches of palm, cellulosic fungus, identification,

M. Ridho Alvianda S (A1C413041) Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi 3


PENDAHULUAN Jamur selulolitik merupakan
organisme yang bersifat menguraikan
Indonesia merupakan salah satu selulosa. Menurut (Subowo, 2010:1)
negara penghasil kelapa sawit terbesar di jamur di dalam tanah mampu menjaga
dunia dengan luas areal 3,76 juta Ha atau ketersediaan unsur (C) sebagai sumber
31,4 % dari luas total kebun kelapa sawit energi untuk konsumsinya sendiri maupun
dunia (Gurning, 2013:13). Menurut organisme lain. Hal ini dapat dilakukan
Direktorat Jenderal Perkebunan (2014:3) oleh jamur yang dapat menguraikan lignin,
luas area perkebunan kelapa sawit di selulosa dan hemiselulosa.
Indonesia terus mengalami peningkatan Dalam ilmu Biologi, terdapat cabang
sejak tahun 1968 hingga tahun 2015 ilmu yang mempelajari satu kajian khusus
menjadi 11.444.808 Ha. Hal ini akan diikuti pada suatu bidang ilmu, salah satunya
dengan peningkatan produksi dan jumlah mikologi. Mikologi merupakan ilmu biologi
limbah kelapa sawit. Limbah kelapa sawit yang mempelajari tentang jamur. Dalam
terdiri atas limbah padat, limbah cair, dan proses perkuliahan mikologi, perlu
gas. Salah satu limbah padat kelapa sawit diadakan suatu kegiatan praktikum sebagai
yang merupakan limbah terbesar sekitar penunjang mahasiswa agar mampu
23% yaitu tandan kosong kelapa sawit mengasah keterampilan dalam memahami
(TKKS) dimana limbah ini banyak peranan jamur bagi lingkungan. Untuk itu,
ditemukan di pabrik pengolahan kelapa perlu dilakukan pembuatan Lembar
sawit atau pabrik kelapa sawit (PKS) Kegiatan Praktikum sebagai pedoman untuk
dalam jumlah yang cukup besar (Widiastuti kegiatan mahasiswa dalam memahami
et al, 2007:71). materi mengenai jamur.
TKKS merupakan tempat melekat Penelitian ini bertujuan untuk
buah kelapa sawit. Struktur dari tandan mengidentifikasi jamur selulolitik pada
kosong ini kasar dan berserabut tebal. Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS)
TKKS mempunyai karakteristik berukuran
besar, didominasi bahan selulosa dan lignin, METODE PENELITIAN
serta nilai C/N yang tinggi, sehingga secara
alami TKKS merupakan bahan yang sulit Jenis penelitian ini adalah penelitian
didekomposisi. Menurut Darnoko (1993) deskriptif eksploratif dengan cara
dalam (Yuniar, 2013:1), selulosa yang pengisolasian jamur pada TKKS. Penelitian
terdapat dalam TKKS sebesar 45,95 %, dilakukan dengan beberapa tahapan
hemiselulosa 22,84 %, dan lignin 16,49 %. pengambilan sampel jamur pada TKKS,
Dari ketiga komponen, selulosa adalah isolasi jamur, peremajaan jamur,
fraksi terbesar yang terkandung pada identifikasi jamur dan uji kemampuan
limbah TKKS yaitu 45,95%. selulolitik.
Menurut Schwarz (Nurkanto,
2007:314) selulosa merupakan senyawa Analisis Data
terbesar dan memegang peranan penting Data pada penelitian ini dianalisis
dalam siklus karbon di alam. Hal ini tidak akan dilakukan secara deskriptif melalui
terlepas dari peranan organisme pengamatan morfologi sel dan koloni, dan
pendegradasi selulosa dalam penguraian identifikasi Jamur, dan melalui uji selulosa.
selulosa secara enzimatik. Salah satu Analisis data dilakukan dengan cara
organisme yang mampu berperan dalam melakukan pengukuran diameter zona
proses degradasi selulosa adalah jamur bening (zona hambat) dan diameter koloni
selulolitik. terhadap pertumbuhan masing-masing
isolat. Hasil data ini dijadikan acuan

M. Ridho Alvianda S (A1C413041) Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi 4


peneliti untuk mengetahui genus jamur Permukaan
yang mampu mendegradasi selulosa dari 2 Sb Sk B Sb St
Koloni
limbah TKKS. Warna
3 Hm Hkn P Hkb Hkb
koloni

HASIL DAN PEMBAHASAN 5 Hifa s s ts s s

Hasil penelitian jamur selulolitik Keterangan:


pada limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit a. Ko : Konidia k. s : Sekat
(TKKS) setelah dilakukan pembiakan jamur b. Spo : Sporangia l. ts : Tidak Sekat
dan purifikasi jamur ditemukan 5 isolat c. Sb : Seperti Beludru
jamur yang terdapat dalam limbah TKKS d. Sk : Seperti Kapas
yaitu isolat 1, isolat 2, isolat 3, isolat 4 dan e. B : Berserabut
f. St : Seperti Tepung
isolat 5. Isolat jamur kemudian di
g. Hm : Hijau Muda
identifikasi dengan pengamatan secara h. Hkn : Hijau Kekuningan
makroskopis dan mikroskopis yang i. P : Putih
disajikan pada Gambar 4.1 berikut: j. Hkb : Hijau Kebiruan

Gambar 4.1 Pengamatan Makroskopis Hasil Identifikasi :


1. Isolat 1 : Cladosporium sp1
2. Isolat 2 : Aspergillus sp1
3. Isolat 3 : Mucor sp1
4. Isolat 4 : Aspergillus sp2
a b c 5. Isolat 5 : Penicillium sp1

Hasil purifikasi menunjukkan jamur


isolat 1, 2, 3, 4, dan 5 tumbuh dan
Keterangan: membentuk koloni dalam media tumbuh
yang baru. Proses purifikasi merupakan
d e cara untuk melihat bagaimana bentuk
Gambar 4.2 Pengamatan Mikroskopis koloni jamur dan ciri morfologi secara
makroskopis agar diperoleh data untuk
mengidentifikasi jamur. Jamur yang telah di
purufikasi diremajakan pada biakan miring
a b c yaitu media PDA dalam tabung reaksi
untuk dilakukan pengamatan secara
mikroskopis.
Identifikasi biakan mikroorganisme
d e seringkali memerlukan pemindahan ke
biakan segar tanpa terjadi pencemaran.
Keterangan: Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan
a : Isolat 1 d : Isolat 4 dengan teknik aseptik untuk
b : Isolat 2 e : Isolat 5
mempertahankan kemurnian biakan selama
c : Isolat 3
pemindahan berulang kali (Lay, 1994:42).
Pengamatan mikroskopis dilakukan
Tabel 4.1 Identifikasi Jamur
dengan peremajaan jamur dari biakan
No Pengamatan IS 1 IS 2 IS 3 IS 4 IS 5
miring isolat 1, 2, 3, 4, dan 5 dengan
1
Konidia/ mengambil jamur menggunakan mata ose
sporangia Ko Ko Spo Ko Ko
dan diletakkan pada object glass. Setelah
itu ditetesi oleh larutan gliserol sebanyak 1

M. Ridho Alvianda S (A1C413041) Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi 5


atau 2 tetes agar preparat jamur tidak bersepta. Menurut Susilowati (2001:112)
mengering. kemudian jamur dipisahkan berdasarkan hasil penelitiannya dalam
miseliumnya menggunakan jarum ose. Hal menguji mikroorganisme kontaminan kultur
ini bertujuan agar jamur tidak menumpuk in vitro ciri morfologi dari jamur
dan mudah diamati. Preparat jamur Aspergillus adalah berwarna hijau kebiruan
kemudian ditutupi dengan cover glass untuk dengan area kuning sulfur pada
pengamatan dibawah mikroskop. permukaannya, miselium berbentuk benang
Jamur diamati pada mikroskop halus.
dengan perbesaran 40x. Hasil dari
pengamatan mikroskopis akan digunakan Jamur Cladosporium
untuk mengetahui bentuk morfologi jamur Jamur Cladosporium merupakan
secara mikroskopis dan digunakan sebagai genus jamur yang termasuk dalam “fungi
data untuk melakukan identifikasi. Tortora imperfect” pada kelas Deuteromycetes.
et al (1991:295) menyatakan bahwa “fungi imperfect” merupakan jamur yang
identifikasi dilakukan berdasarkan bentuk belum diketahui reproduksi seksualnya.
morfologi, termasuk karekteristik koloni Anonim (1990:106) menyatakan jamur
dan sporanya. Morfologi yang dilihat dalam pada kelas Deuteromycetes diklasifikasikan
pengamatan jamur mikroskopis ialah berdasarkan perkembangan konidiumnya,
bentuk hifa, morfologi spora seksual dan yaitu ukuran konidium, jumlah sel dan
aseksual dan produksi pigmennya (Wiley et warna dari konidium.
al, 1991:40). Identifikasi yang dilakukan pada
Identifikasi jamur TKKS yang telah kultur jamur murni TKKS isolat nomor 1
diamati secara makroskopis dan menunjukkan karakteristik dari genus jamur
mikroskopis menunjukkan bahwa terdapat Cladosporium. Jamur yang diamati secara
4 genus jamur dari 5 isolat yang telah makroskopis memiliki warna koloni hijau
dimurnikan. Genus tersebut adalah muda kecoklatan, dan permukaan koloni
Aspergillus, Cladosporium, Mucor, dan seperti beludru. Diamati secara mikroskopis
Penicillium. Isolat genus jamur Aspergillus perbesaran 400x jamur ini memiliki spora
diketahui berasal dari 2 isolat jamur, yaitu yang berbentuk bulat telur/elips dengan
isolat nomor 2 dan 4. Isolat genus jamur warna hijau trasnsparan dan permukaan
Cladosporium diketahui berasal dari 1 yang halus. Konidiofor pada jamur terlihat
isolat jamur, yaitu isolat nomor 1. Isolat seperti bercabang dengan warna hijau
genus jamur Mucor diketahui berasal dari 1 transparan, sementara hifa pada jamur ini
isolat jamur yaitu isolat nomor 3, memiliki sekat.
Sedangkan isolat genus jamur Penicillium Berdasarkan penelitian Suryani
diketahui berasal dari 1 isolat jamur yaitu (2012:5-6) dalam mengisolasi dan
isolat nomor 5. mengidentifikasi jamur selulolitik pada
Adapun kelima isolat jamur yang limbah bioetanol, menyatakan bahwa jamur
memiliki genus yang sama diberi nomor Cladosporium pada medium PDA setelah
pada tiap genus. Penjelasan dari kelima diinkubasi selama 7 hari dengan suhu 30ºC
isolat jamur adalah sebagai berikut: memiliki karakteristik yaitu koloni
berwarna hijau lumut/hijau tua kecoklatan.
Jamur Aspergillus Ciri-ciri mikroskopis yaitu
Jamur Aspergillus yang ditemukan memiliki hifa yang bersekat, konidiofor
pada kultur murni TKKS memiliki konidia berbentuk lateral atau terminal pada hifa,
yang berbentuk semi bulat serta spora yang konidia berbentuk rantai dan berdinding
berbentuk bulat elips dan bulat biasa. halus. Konidia berbentuk elips yang
Warna dari konidiofor yaitu hijau dan hijau terdapat pada rantai yang bercabang. Jamur
kekuningan. Sebagian dari jamur ini juga Cladosporium memiliki koloni kecil yang
memiliki fialid, metula dan hifa yang bertumpuk berwarna hitam kehijauan dan

M. Ridho Alvianda S (A1C413041) Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi 6


berserbuk. Spora berkembang pada ujung
konidiofor kompleks yang tumbuh dari satu
miselium bersekat. Biasanya berwarnanya
kecoklatan (Cappuccino et al, 2014:229).
Jamur Mucor Jamur Penicillium
Genus jamur Mucor merupakan Identifikasi pada 5 isolat jamur
genus jamur yang berada pada kelas murni TKKS menunjukkan terdapat 1 isolat
Zygomycetes. Jamur pada kelas ini banyak jamur yang teridentifikasi secara morfologi
hidup secara saprofit atau parasit. Genus dari genus Penicillium. Pengamatan secara
jamur Mucor berada pada ordo Mucorales makroskopis pada media PDA
yang merupakan ordo terbesar dari kelas memperlihatkan warna koloni yaitu hijau
zygomycetes serta termasuk dari famili kebiruan. Permukaan koloni seperti tepung.
Mucoraceae. Jamur ini memiliki ciri-ciri Konidia berbentuk bulat biasa dengan
yaitu miselium yang berkembang dengan warna hijau gelap serta memiliki
baik dan kebanyakan memiliki hifa yang permukaan yang halus. Konidiofor
tidak bersekat. Beberapa spesies berbentuk seperti sapu dengan warna hijau
menghasilkan rhizoid yang terbentuk pada kekuningan. Hifa pada jamur memiliki
tempat terjadinya kontak antara jamur dan sekat dan memiliki fialid seperti botol.
substrat. Hifa yang menghubungkan 2 Menurut Barnett (1960:62-63)
kelompok rhizoid disebut dengan stolon. jamur Penicillium memiliki konidiofor
Namun, pada jamur Mucor tidak memiliki yang berada di ujung miselium. Konidia
rhizoid (Darnetty, 2006:28). berwarna hialin dan terang. Kebanyakan
Identifikasi yang dilakukan pada konidia berbentuk Bulat telur/elips dan
kultur murni jamur TKKS genus Mucor bulat biasa serta diproduksi secara
melalui pengamatan secara makroskopis basipetal. Pada umur 7 hari dalam inkubasi
memiliki koloni berwarna putih dan dengan suhu 30ºC, jamur Penicillium
permukaan koloni yang berserabut. memiliki warna hijau tua agak redup.
Karakteristik secara mikroskopis adalah Permukaan koloni mendatar dengan tekstur
memiliki spora yang berbentuk bulat elips, permukaan seperti beludru dan Memiliki
berwarna transparan dan permukaan yang lingkaran konsentris. Secara mikroskopis
halus. Bentuk dari sporangiofor konidiofor berbentuk benang halus dan
memanjang. Jamur tidak memiliki septa dan memiliki banyak percabangan. Fialid
tidak memiliki rhizoid, namun jamur berbentuk silindris/seperti botol dan
memiliki stolon. berdinding tebal. Konidia berbentuk bulat
Berdasarkan penelitian yang dan semibulat berwarna hialin dan
dilakukan oleh Purwantisari et al (2009:48) berdinding halus (Suryani et al, 2012:6).
dalam menyatakan bahwa genus jamur Cappuccino et al (2014:229)
Mucor termasuk dalam kelas Zygomycetes menjelaskan ciri makroskopis dari jamur
(perkembangbiakan secara seksual dengan Penicillium adalah memiliki koloni dengan
zygospora yakni peleburan dua warna hijau atau biru hijau. Sementara
gametangium dan aseksual dengan spora secara mikroskopis memiliki sel tunggal
yang diproduksi oleh sporangium), ordo yang berkembang pada ujung sterigma yang
Mucorales, famili Mucoraceae. Secara tumbuh dari suatu miselium bersekat.
makroskopis jamur ini seperti Rhizopus sp.
yakni miseliumnya seperti kapas tetapi PENUTUP
warnanya lebih putih dibandingkan dengan Kesimpulan
Rhizopus sp. dan secara mikroskopis jamur Identifikasi jamur pada TKKS dari
ini memiliki stolon tetapi tidak memiliki 5 isolat jamur yang telah dipurifikasi
rhizoid dan sporangiofornya lebih pendek didapatkan 4 genus jamur yaitu jamur dari
dibanding dengan Rhizopus.

M. Ridho Alvianda S (A1C413041) Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi 7


genus Aspergillus, Cladosporium, Mucor, Purwantisari, S. Hastuti, R.B. 2009. Isolasi dan
dan Penicillium. Identifikasi Jamur Indigenous
Rhizosfer Tnaman Kentang dari
Lahan Pertanian Kentang Organik
Desa Pakis, Magelang. Jurnal
Vol.11(2). Jurusan Biologi Fmipa
Saran Undip : Semarang.
Jamur selulolitik dari TKKS dapat menjadi
stok kultur dalam pembuatan pupuk Subowo, Y.B. 2010. Uji Aktifitas Ezim
kompos serta untuk penelitian selanjutnya Selulase dan Lignase dari Bebrapa
pelaksanaan penelitian dapat dilakukan Jamur dan Potensinya sebagai
dengan cara yang lebih aseptik. Pendukung Pertumbuhan Tanaman
Terong (Solarium melongena).
DAFTAR RUJUKAN Jurnal Ilmu-ilmu Hayati Bidang
Mikrobiologi Puslit Biologi-LIPI
Vol.10(1) :Cibinong.
. 1990. Ilmu Penyakit Tumbuhan.
Usaha Nasional Surabaya Indonesia Suryani, Y. Andayaningsih, P. Hermanan, I.
:Malang 2012. Isolasi dan Identifikasi Jamur
Selulolitik Pada Limbah Produksi
Barnett, H.I. 1960. Illustrated Genera Of Bioetanol dari Singkong yang
Imperfect Fungi. Library Of Berpotensi Dalam Pengolahan
Congress Catalog (60-12998) :United Limbah Menjadi Pakan Domba.
States Of America. Jurnal Vol. 6(1-2) Fakultas
Peternakan Unpad :Bandung
Cappuccino, J.G dan Natalie S. Manual
Laboratorium Mikrobiologi. EGC Susilowati, A. Shanti, L. 2001.
Medical Publisher :Jakarta Keanekaragaman Jenis
Mikroorganisme Sumber
Kontaminasi Kultur In vitro di Sub-
Darnetty. 2006. Pengantar Mikologi.
Lab. Biologi Laboratorium MIPA
Padang :Universitas Andalas Press.
Pusat UNS. Jurnal Biodiversitas Vol.
2(1) :Surakarta.
Gurning, N. 2013. Pembuatan Beton Serat
Tandan Kosong Kelapa Sawit. Pusat Tortora, G.J. Funke, B.R. Case, C.L. 1994.
Penelitian Fisika-LIPI :Tanggerang. Microbiology :an Introduction. The
Benjamin/Cummings Publishing
Lay, B.W. 1994. Analisis Mikroba di Company, Inc :Canada.
Laboraturium. PT. Raja Grafindo
Persada :Jakarta. Widiastuti. Panji,T. 2007. Pemanfaatan
Tandan Kosong Kelapa Sawit Sisa
Nurkanto, A. 2007. Identifikasi Jamur Merang (Volvariella
Aktinomisetes Tanah Hutan Pasca volvacea)(TKSJ) Sebagai Pupuk
Kebakaran Bukit Bangkirai Organik Pada Pembibitan Kelapa
Kalimantan Timur dan Ptensinya Sawit. Balai Penelitian Bioteknologi
Sebagai Pendegradasi Selulosa dan Perkebunan Indonesia :Bogor.
Pelarut fosfat. Jurnal Bidang
Mikrobiologi Puslit Biologi-LIPI
Vol. 8(4) :Cibinong.

M. Ridho Alvianda S (A1C413041) Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi 8

You might also like