Professional Documents
Culture Documents
HK - Kerjasama Global Menangani The "Great Lockdown" Pendekatan Diplomasi Multijalur - SONY HERTANTO - HTN VI
HK - Kerjasama Global Menangani The "Great Lockdown" Pendekatan Diplomasi Multijalur - SONY HERTANTO - HTN VI
SONY HERTANTO-25
Abstract
In 2020, the world is facing a disastrous global COVID-19 pandemic and the biggest health crisis
since World War 2. To overcome the spread of the epidemic, almost the entire world has
implemented a "lockdown" policy or the closure of countries or cities from migration, including
restrictions on the entry of goods and services. The health crisis resulted in the cessation of social,
cultural, religious, educational, business activities, etc., which significantly affected the national
economy. To achieve the common goal of overcoming COVID-19, international cooperation is
urgently needed. The world can tackle this crisis through the World Health Organization (WHO),
which focuses on addressing public health concerns and the spread of COVID-19. To overcome
global financial issues, cooperation can be carried out through world financial organizations
including the G-20, which is a group of countries that have strong economies and have significant
influence on a global scale. Unfortunately, the expected cooperation has not been fully successful,
due to differences in interests, lack of coordination and communication among member countries.
No single country has anticipated the emergence of the COVID-19 outbreak, so international
cooperation is needed that begins with the implementation of effective diplomacy. Not only
government actors are involved but also non-government actors including the mass media. This
article analyzes multi-track diplomacy to deal with "the great lockdown", by applying the concept
of multi-track diplomacy to support government policies. The presence of non-government actors
who are more flexible than government actors is expected to overcome coordination and
communication problems that often hinder the effectiveness of cooperation. Multi-track diplomacy
presupposes that the government acts as the initiator and designer of policies, involving,
mobilizing, and empowering non-governmental actors. With the passage of the multi-channel
diplomacy mechanism, all elements and stakeholders can carry out their optimal roles. The need
for multi-track diplomacy in implementing international cooperation so that the common goal of
overcoming Covid-19 is achieved. The conclusion that can be drawn from the current situation is
that the lack of involvement of non-state actors in international cooperation has led to the lack of
success in efforts to tackle COVID-19 optimally at a global level. When global cooperation has
succeeded in overcoming this pandemic, it is necessary to think about designing new mechanisms
to anticipate the recurrence of similar disasters in the future. The new mechanism can be in the
form of strengthening existing international organizations, building a new order, including the
involvement of non-state actors as part of the global mechanism.
Abstrak
Tahun 2020 dunia menghadapi bencana pandemi global COVID-19 dan krisis kesehatan terbesar
sejak Perang Dunia ke 2. Untuk mengatasi penyebaran wabah, hampir seluruh dunia menerapkan
kebijakan “lockdown” atau penutupan negara atau kota dari migrasi termasuk pembatasan
masuknya barang dan jasa. Krisis kesehatan mengakibatkan terhentinya aktivitas sosial, budaya,
keagamaan, pendidikan, bisnis, dll, yang mempengaruhi perekonomian nasional secara signifikan.
Untuk mencapai tujuan bersama mengatasi COVID-19, sangat diperlukan kerjasama internasional.
Dunia dapat mengatasi krisis ini melalui Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang berfokus
mengatasi masalah kesehatan masyarakat dan penyebaran COVID-19. Untuk mengatasi isu
keuangan global, kerjasama dapat dilakukan melalui Organisasi keuangan dunia termasuk G-20,
yang merupakan kelompok negara- negara yang memiliki perekonomian kuat dan berpengaruh
signifikan dalam skala global. Sayangnya kerjasama yang diharapkan belum sepenuhnya berhasil,
diakibatkan perbedaan kepentingan, kurangnya koordinasi dan komunikasi diantara negara-negara
anggota. Tidak ada satu negarapun yang mengantisipasi munculnya wabah COVID-19 sehingga
diperlukan kerjasama internasional yang diawali dengan implementasi diplomasi yang efektif.
Tidak saja aktor pemerintah yang terlibat tetapi juga aktor aktor non-pemerintah termasuk media
massa. Artikel ini menganalisis diplomasi multijalur untuk menghadapi “the great lockdown”,
dengan menerapkan konsep diplomasi multijalur dalam mendukung kebijakan pemerintah.
Kehadiran aktor-aktor non-pemerintah yang memiliki sifat yang lebih fleksibel dibandingkan
dengan aktor pemerintah diharapkan dapat mengatasi masalah koordinasi dan komunikasi yang
seringkali menghambat efektivitas kerjasama. Diplomasi multijalur mengandaikan pemerintah
yang berperan sebagai inisiator dan perancang kebijakan, melibatkan, menggerakkan, dan
memberdayakan aktor-aktor non-pemerintah. Dengan berjalannya mekanisme diplomasi multijalur,
maka semua elemen dan pemangku kepentingan dapat menjalankan peran yang optimal. Perlunya
diplomasi multijalur dalam menerapkan kerjasama internasional agar tujuan bersama mengatasi
Covid19 tercapai. Kesimpulan yang dapat ditarik dari situasi saat ini adalah minimnya keterlibatan
aktor-aktor non-negara dalam kerjasama internasional menyebabkan kurang berhasilnya upaya-
upaya penanggulangan COVID-19 secara optimal dalam tataran global. Ketika kerjasama global
sudah berhasil mengatasi pandemic ini, perlu dipikirkan untuk merancang mekanisme baru untuk
mengantisipasi berulangnya bencana serupa di masa mendatang. Mekanisme baru dapat berupa
penguatan organisasi internasional yang sudah ada, membanguna tatanan baru, termasuk pelibatan
aktor-aktor non-negara sebagai bagian dari mekanisme global tersebut
A. PENDAHULUAN
1. Mengidentifikasi dan menilai risiko risiko global yang kemungkinan terjadi serta
penyebab utamanya.
2. Mengevaluasi praktek praktek yang berlaku dan menganalisis kapasitas pada tipe pandemi
seperti COVID-19 pada tataran global.
1. Kesimpulan
Kondisi saat ini ketika minim dan tidak efektifnya kerjasama internasional dapat
digambarkan sebagai negara-negara yang “berjuang di medan perangnya masing-masing”.
Selain itu, masing-masing negara tanpa berkoordinasi, hanya berdasarkan realitas yang
dihadapi masing-masing negara. Padahal penanganan Covid19 ini memerlukan kerjasama
yang luas, koordinasi, dan ditambah dengan kepemimpinan yang efektif. Sesungguhnya
kita sudah memiliki seperangkat institusi serta global serta inisiatif global, akan tetapi
belum cukup berperan ketika beberapa negara besar tidak menghadapi masalah yang
sama.
2. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka diusulkanlah saran-saran sebagai berikut:
diperluas kerjasamanya yang efektif untuk menangani masalah pandemic global ini. Dari
masing organisasi harusnya tetap atif berolborasi demi terciptanya lingungan yang bebas
pandemi.
DAFTAR PUSTAKA
Boer Mauna, Hukum Internasional Pengertian Peranan dan Fungsi dalam Era
Dinamika Global, Alumni, Bandung, 2005
http:www.disasterdiplomacy.org