Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Edumatsains, 5 (1) Juli 2020, 83-92

EduMatSains
Jurnal Pendidikan, Matematika dan Sains
http://ejournal.uki.ac.id/index.php/edumatsains

PENGARUH WAKTU KALSINASI TERHADAP KARAKTERISTIK


KRISTAL CaO DARI LIMBAH CANGKANG KEPITING

N. D. Malau1*, S.F. Azzahra2


1
Program Studi Pendidikan Fisika, Universitas Kristen Indonesia
2
Program Studi Pendidikan Kimia, Universitas Kristen Indonesia

Diterima: 01 Juni 2020 Direvisi: 07 Juni 2020 Diterbitkan : 01 Juli 2020

ABSTRACT

Crab is one of the commodities exported by Indonesia in the fisheries sector. Crab processing to be exported
produces crab waste. Crab shells contain high calcium carbonate. With a large CaCO3 content, crab shells can
be used as a precursor of CaO in hydroxyapatite synthesis. CaO can be obtained by calcining calcium carbonate
contained in the crab shell waste content. The calcination process is the process of decomposition of calcium
carbonate (CaCO3) compounds into calcium oxide compounds (CaO) through heating at high temperatures. In
this study the calcination temperature used was 1000 oC while the calcination time was varied ie 6 hours and 10
hours. The results showed that the crab shell, which is a source of CaCO3, which was calcined at 1000 oC for 6
hours and 10 hours both produced CaO compounds. CaO compounds produced have a crystalline form and are
not in the form of amorphous. This can be observed from the XRD diffraction pattern, which is seen many peaks
with varying intensity values. The second crystal system of the sample is cubic. There was no significant
difference in the pattern of XRD calcination results of 6 hours and 10 hours, the difference only lies in the value
of the variation in intensity of the peaks that formed. So it can be concluded that calcination at a temperature of
1000 oC with a length of 6 hours and 10 hours produces CaO crystals with a crystal size at a maximum peak is
around 10 A.

Keywords: crab shell, calcination, crystal size, amorphous

PENDAHULUAN dari negara Indonesia telah mencapai US$


Indonesia adalah negara kepulauan 198,0 juta atau Rp 2,25 triliun. Berdasarkan
yang mempunyai wilayah laut yang luas. data dari Badan Pusat Statistik (BPS),
Laut yang luas tersebut memiliki potensi Sampai pada Juni 2014 ekspor produk
untuk memproduksi kepiting. Kepiting kepiting dan rajungan yang dihasilkan
adalah salah satu komoditas yang diekspor sebesar 32.000 ton atau sekitar US$ 331 juta.
Indonesia dalam sektor perikanan. Ekspor terbesar yang dilakukan yaitu
Jumlahnya dari tahun ke tahun meningkat ditujukan ke China yaitu sebesar 12.500 ton
secara signifikan. Sekarang ini, untuk pasar atau sekitar US$ 85 juta. Kemudian AS,
Internasional, negara Indonesia merupakan sebesar 9.500 ton atau sekitar US$172 juta.
negara pengekspor kepiting terbesar. Pada Kemudian kepada negara Jepang sebesar
semester I tahun 2013 nilai ekspor kepiting 2.200 ton atau sekitar US$27 juta. Dan

*Correspondence Address
E-mail: malaunyadaniaty@gmail.com
N. D. Malau, S.F. Azzahra/ Edumatsains 5 (1) (2020) 83-92

terakhir pada negara Uni Eropa sebesar potensi penggunaan limbah cangkang
2.200 ton atau sekitar US$ 15,4 juta kepiting sebagai bahan dasar pembuatan
(kabarbisnis, 2014). hidroksiapatit yang bisa dimanfaatkan
Kepiting yang diekspor adalah kepiting sebagai pengganti tulang ataupun gigi.
yang telah dibekukan. Pabrik pembekuan Selain terdapat pada cangkang
kepiting (cold storage), mengolah kepiting kepiting, senyawa kalsium karbonat juga
yang akan eksport dalam bentuk kepiting bisa ditemukan pada cangkang telur bebek
beku. Daging kepiting yang dibekukan (Malau & Adinugraha, 2020), cangkang telur
adalah daging jumbo yang diperoleh dari burung puyuh (Malau & Adinugraha, 2020),
daging paha, Daging lump yang diperoleh tulang sapi (Rahmania, 2012), cangkang
dari daging badan, dan daging capit yang telur ayam ras dan ayam kampung (Tyas,
diperoleh dari capit (Musbir dan Fachrudin, 2014) dan cangkang kerang rangga (Balgies,
2010). Pengolahan kepiting ini untuk dkk., 2011). Dengan kandungan CaCO3 yang
menghasilkan daging kepiting beku yang besar, cangkang kepiting dapat digunakan
akan diekspor menghasilkan limbah kepiting. sebagai prekursor CaO pada sintesis
Limbah kepiting sebagian besar merupakan hidroksiapatit. CaO dapat diperoleh dengan
kulit keras kepiting (cangkang) yakni sekitar mengkalsinasi kalsium karbonat yang
70-80% . Limbah ini biasanya akan dibuang terdapat dalam kandungan limbah cangkang
atau biasa digunakan sebagai campuran kepiting. Proses kalsinasi merupakan proses
pakan ternak, perasa pada pembuatan penguraian atau dekomposisi senyawa
kerupuk, dan terasi. Jika keberadaan limbah kalsium karbonat (CaCO3) menjadi senyawa
ini tidak diatasi maka akan menyebabkan kalsium oksida (CaO) melalui pemanasan
pencemaran lingkungan dan bisa pada suhu tinggi (Watkinson, 2007). Adapun
membahayakan kesehatan. Hal ini reaksi kimia pada proses kalsinasi yaitu :
dikarenakan limbah cangkang kepiting akan CaCO3 → CaO + CO2 (1)
meningkatkan biological oxygen demand Pada penelitian sebelumnya telah
(BOD) dan chemical oxygen demand (COD) dilakukan kalsinasi pada sumber kalsium
(Krissetiana, 2004). Berdasarkan kandungan limbah cangkang telur bebek dan cangkang
cangkang kepiting, cangkang kulit kepiting telur burung puyuh dengan memvariasikan
mengandung protein (15,60% - 23,90%), suhu kalsinasi yaitu 7000C dan 10000C
kalsium karbonat (53,70% - 78,40%) dan masing-masing selama 6 jam dan diperoleh
kitin (18,70% - 32,20%) (Focher, dkk., suhu kalsinasi paling optimal adalah pada
1992). Jumlah kandungan kalsium karbonat suhu 1000 0C ( Malau & Adinugraha, 2020).
yang tinggi pada cangkang kepiting menjadi Pada penelitian yang dilakukan oleh Afriani

84
N. D. Malau, S.F. Azzahra/ Edumatsains 5 (1) (2020) 83-92

dkk (2018) yaitu telah dilakukan kalsinasi METODE PENELITIAN


pada sumber kalsium limbah cangkang Penelitian ini dimulai dengan
kerang pada suhu 700 0C dengan variasi mengumpulkan limbah cangkang kepiting.
lama pemanasan yaitu 3, 5, 7, dan 9 jam, dan Limbah cangkang kepiting yang digunakan
diperoleh kesimpulan terbentuknya kristal diambil dari limbah masyarakat sekitar pasar
kalsium pada proses kalsinasi tergantung Kramat Jati, Jakarta Timur. Setelah diperoleh
pada proses pemanasan yaitu pada suhu dan kemudian ambil cangkang kepiting sekitar
lama pemanasan. Semakin lama proses 0.5 kg, dan dibersihkan menggunakan
pemanasan maka semakin banyak aquades. Kemudian hancurkan menggunakan
dekomposisi CaCO3 menjadi CaO. Sehingga palu hingga menjadi serpihan kecil cangkang
pada penelitian ini akan dilakukan kalsinasi kepiting. Selanjutnya cangkang kepiting
pada sumber kalsium yakni limbah cangkang dikeringkan di bawah sinar matahari selama
kepiting untuk mencari waktu kalsinasi 1 hari. Selanjutnya dilakukan proses
paling optimal dalam menghasilkan senyawa kalsinasi. Proses kalsinasi dilakukan
kalsium oksida (CaO) dengan karakteristik menggunakan tungku Mufle Furnace dengan
kristal terbaik. suhu maksimalnya sampai suhu 1100oC.

Gambar 1. Proses kalsinasi pada suhu 1000 oC


Proses pemasukan cangkang kepiting kepiting terlebih dahulu dimasukkan ke
dilakukan dengan manual yaitu cangkang dalam Crussible (cawan yang terbuat dari

85
N. D. Malau, S.F. Azzahra/ Edumatsains 5 (1) (2020) 83-92

porselan) dengan ukuran 50 ml. Selanjutnya Selanjutnya cangkang kepiting diambil dan
Crussible yang sudah terisi cangkang digerus menggunakan mortar hingga
kepiting dimasukkan ke dalam Mufle terbentuk serbuk. Tahap terakhir yaitu serbuk
Furnace proses pemasukan Crussible ini hasil kalsinasi tersebut kemudian di
dilakukan pada suhu ruang yaitu sekitar 37 – karakterisasi menggunakan X-ray Diffraction
40 oC selanjutnya suhu dinaikkan hingga (XRD), untuk melihat perubahan fasa kristal
1000 oC. Saat suhu sudah sampai pada 1000 kalsium yang dihasilkan.
o
C kemudian ditahan sengan waktu yang
divariasikan yaitu 6 jam dan 10 jam. Setelah HASIL DAN PEMBAHASAN
proses kalsinasi selesai maka dilakukan Hasil kalsinasi dari limbah cangkang
pendinginan dengan cara membiarkan kepiting pada suhu 1000 oC dapat diamati
cangkang kepiting tetap didalam Mufle pada gambar 2.
Furnace sampai keesokan harinya.

Gambar 2. CaO hasil kalsinasi cangkang kepiting pada suhu 1000 oC (a). Selama 6 jam
(b). Selama 10 jam

Dari gambar dua dapat kita amati penelitian yang dilakukan sebelumnya pada
cangkang kepiting hasil kalsinasi pada suhu penelitian Malau & Adinugraha (2020).
1000 oC untuk waktu 6 jam dan 10 jam Senyawa CaCO3 yang dipanaskan pada suhu
keduanya menghasilkan cangkang kepiting 1000 oC mengalami peluruhan dan berubah
yang sudah berubah warna dari warna orange menjadi CaO. Peristiwa peluruhan tersebut
ke coklatan berubah menjadi putih. Warna disebabkan oleh pemberian suhu yang cukup
putih ini menandakan bahwa cangkang tinggi sehingga mengakibatkan terlepasnya
kepiting yang awalnya adalah CaCO3 telah karbon.
berubah menjadi CaO. Hal ini sesuai dengan

86
N. D. Malau, S.F. Azzahra/ Edumatsains 5 (1) (2020) 83-92

Senyawa CaO yang telah diperoleh pada suhu 1000 oC selama 6 jam dapat dilihat
kemudian dikarakterisasi menggunakan pada gambar 3.
XRD untuk mengidentifikasi fasa kristal
yang terbentuk. Hasil analisis dari XRD CaO

Gambar 3. Pola difraksi XRD pada suhu kalsinasi pada suhu 1000 oC selama 6 jam

Dari gambar 3 dapat kita lihat bahwa 42,88; 53,82; 53,97; 62,29; 64,13; 67,35;
terdapat puncak-puncak pada grafik dengan 79,63. Intensitas paling tinggi terbentuk pada
intensitas yang berbeda-beda. Hal ini sudut 2  = 37.33. Dari puncak-puncak yang
menandakan telah terbentuk fase kristal. dihasilkan kemudian disesuaikan dengan
Sistem kristal yang terbentuk adalah kubik. fase kristal senyawa yang terbentuk pada
Puncak-puncak kristal pada kalsinasi database. Senyawa CaO referensi yang
cangkang kepiting selama 6 jam terdapat digunakan adalah dari COD
pada sudut 2  : 17,95; 32,17; 34,02; 37,33; (Crystallography Open Database) entry 96-

87
N. D. Malau, S.F. Azzahra/ Edumatsains 5 (1) (2020) 83-92

900-8606. Hasilnya menunjukkan bahwa pengotornya atau bisa disimpulkan bahwa


puncak-puncak hasil analisa xrd sesuai senyawa kristal yang terbentuk masih belum
dengan fase kristal CaO. Dari sini bisa murni. Pengotor tersebut belum bisa
disimpulkan bahwa setelah dilakukan diidentifikasi tetapi kemungkinan besar
kalsinasi pada suhu 1000 oC selama 6 jam disebabkan ketika preparasi sampel
telah terbentuk kristal CaO hanya saja, jika terkontaminasi oleh senyawa asing.
puncak-puncak hasil analisa dibandingkan Untuk ukuran kristal data kalsinasi 6
dengan puncak-puncak database senyawa jam dicari menggunakan Scherrer’s Formula
CaO terdapat empat puncak yang tidak t = 0,9 λ / (FWHM cos θB) (2)
dimiliki database CaO yaitu pada sudut 2  : diperoleh ukuran kristal pada puncak
17,95; 34,02; 42,88; dan 62,29. Puncak- tertinggi data hasil kalsinasi 6 jam adalah
puncak ini menandakan bahwa senyawa sebesar 10,485 A.
kristal CaO yang dihasilkan masih terdapat

Gambar 4. Pola difraksi XRD pada suhu kalsinasi pada suhu 1000 oC selama 10 jam

88
N. D. Malau, S.F. Azzahra/ Edumatsains 5 (1) (2020) 83-92

Dari gambar 4 yaitu pola difraksi XRD kristal CaO yang dihasilkan masih terdapat
o
pada suhu kalsinasi pada suhu 1000 C pengotornya atau bisa disimpulkan bahwa
selama 10 jam dapat diamati bahwa pada senyawa kristal yang terbentuk masih belum
grafik terdapat puncak-puncak dengan murni. Hasil ini sama juga dengan hasil pada
intensitas yang berbeda-beda. Munculnya kalsinasi selama 6 jam. Artinya lamanya
puncak ini menandakan bahwa senyawa waktu tidak berpengaruh kepada kemurnian
yang dihasilkan adalah kristal bukan amorf. kristal CaO yang dihasilkan, jadi bisa
Sistem kristal yang terbentuk adalah kubik disimpulkan bahwa kemungkinan pengotor
Adapun puncak-puncak kristal yang tersebut muncul saat preprasi atau saat ketika
terbentuk yang terdapat pada sudut 2  dilakukan pengujian.
adalah : 17,96; 32,18; 34,04; 37,34; 42,89; Untuk ukuran kristal data kalsinasi 10
53,83; 53,98; 62,31; 64,15; 67,36; dan 79,64. jam untuk puncak dengan intensitas tertinggi
Intensitas paling tinggi terbentuk pada sudut jika dicari menggunakan Scherrer’s Formula
2  = 37.34. Nilai ini hampir sama dengan adalah sebesar 10,207 A. Hasil ini hampir
nilai sudut 2  hasil kalsinasi selama 6 jam. sama dengan ukuran kristal yang terbentuk
Sudut yang diperoleh dari kemunculan pada data kalsinasi 6 jam.
puncak-puncak pada gambar kemudian Jika dibandingkan kristal CaO yang
disesuaikan dengan fase kristal senyawa diperoleh dari kalsinasi dengan waktu 6 jam
yang terbentuk pada database. Senyawa CaO dan 10 jam maka tidak terdapat perbedaan
referensi yang digunakan adalah dari COD hasil yang signifikan dari kristal CaO yang
(Crystallography Open Database) entry 96- dihasilkan. Sehingga bisa ditarik kesimpulan
900-8606. Hasilnya menunjukkan bahwa bahwa kalsinasi pada suhu 1000 oC dengan
puncak-puncak hasil kalsinasi tersebut sesuai lama 6 jam dan 10 jam menghasilkan kristal
dengan fase kristal CaO. Dari sini bisa CaO dengan sistem kristal yaitu sistem kubik
disimpulkan bahwa setelah dilakukan dan ukuran kristal pada puncak maksimul
kalsinasi pada suhu 1000 oC selama 10 jam adalah 10 A.
telah terbentuk kristal CaO hanya saja, jika KESIMPULAN
puncak-puncak hasil analisa dibandingkan Cangkang kepiting yang merupakan
dengan puncak-puncak database senyawa sumber CaCO3 yang dikalsinasi pada suhu
CaO terdapat empat puncak yang tidak 1000 oC selama 6 jam dan 10 jam keduanya
dimiliki database CaO yaitu pada sudut 2  : menghasilkan senyawa CaO. Senyawa CaO
17,96; 34,04; 42,89; dan 62,31. Puncak- yang dihasilkan memiliki bentuk kristal dan
puncak ini menandakan bahwa senyawa tidak dalam bentuk amorf. Hal ini bisa

89
N. D. Malau, S.F. Azzahra/ Edumatsains 5 (1) (2020) 83-92

diamati dari pola difraksi XRD, yaitu terlihat Balgies., Dewi, S.U., Dahlan, K. 2011.
banyak puncak-puncak dengan nilai Sintesis Dan Karakterisasi
intensitas yang bervariasi. Puncak-puncak ini Hidroksiapatit Menggunakan Analisis
menunjukan bahwa atom-atom tersusun X-RAY Diffraction. Prosiding
secara teratur, keteraturan atom serta Seminar Nasional Hamburan Neutron
susunannya menunjukan bahwa CaO dalam dan Sinar-X ke 8. ISSN : 1410-7686.
bentuk Kristal. Sistem kristal kedua sampel Serpong, 4 Oktober 2011.
adalah berbentuk kubik. Tidak ada perbedaan Fohcher, B., Naggi, A., Tarri, G., Cosami A.
yang signifikan pada pola hasil XRD dan Terbojevich, M. 1992. Structural
kalsinasi 6 jam dan 10 jam, perbedaannya differences between chitin polymorhs
hanya terletak pada nilai variasi intensitas and their precipitates from solution
dari puncak-puncak yang terbentuk. evidences from CP-MAS 13 C-NMR,
Sehingga bisa ditarik kesimpulan bahwa FTIR and FTRaman Spectroscopy.
kalsinasi pada suhu 1000 oC dengan lama 6 Carbohidrate polymer. 17(2) : 97-102.
jam dan 10 jam menghasilkan kristal CaO Kabarbisnis, 2014, AS Kesensem Berat
dengan ukuran kristal pada puncak Rajungan Indonesia,
maksimum adalah 10 A. http://www.kabarbisnis.com/read/2846
194, diakses tanggal 12 desember
UCAPAN TERIMAKASIH 2014.
Terimakasih kepada LPPM Universitas Krissetiana, H., 2004, Kitin dan Kitosan Dari
Kristen Indonesia atas hibah penelitian Limbah Udang, (Online),
skema penelitian kelompok universitas. http://www.suaramerdeka.com/harian/
Termakasih atas koordinasi dan 0405/31/ragam4.htm, diakses 12
bimbingannya sehingga penelitian ini bisa Desember 2014.
berjalan dengan baik. Malau, N. D., & Adinugraha, F. 2020.
Penentuan Suhu Kalsinasi Optimum
DAFTAR PUSTAKA CaO dari Cangkang Telur Bebek dan
Afriani, F., Mustari, M., & Tiandho, Y. Cangkang Telur Burung Puyuh.
2018. Pengaruh Lama Pemanasan EduMatSains : Jurnal Pendidikan,
Terhadap Karakteristik Kristal Matematika Dan Sains, 4(2), 193-202.
Kalsium dari Limbah Cangkang Malau, N. D., & Adinugraha, F. 2020.
Kerang. EduMatSains : Jurnal Synthesis of hydrokxyapatite based
Pendidikan, Matematika Dan duck egg shells using precipitation
Sains, 2(2), 189-200.

90
N. D. Malau, S.F. Azzahra/ Edumatsains 5 (1) (2020) 83-92

method. Journal of Physics:


Conference Series, 1563(1), 1-8
Musbir dan Fachrudin, L., 2010, Analisis
Histopathology Dan Biomarker
Jaringan Tubuh Udang Windu
(Penaeus monodon) Yang Terpapar
Dengan Logam Berat Tembaga (Cu)
Pada Dosis Lethal, Info Teknis Eboni,
11(1) : 1-13
Rachmania P, Aida. 2012. Preparasi
Hidroksiapatit dari Tulang Sapi
Dengan Metode Kombinasi Ultrasonik
dan Spray Drying. Tesis. Depok: UI.
Tyas, Ratih Widyaning. 2014. Studi
Karakteristik Hidroksiapatit Dari
Cangkang Telur Ayam Ras dan
Ayam Kampung. Skripsi. Bogor: IPB.
Watkinson, A.P., Brimacombe, J.K. 1982.
Limestone calcination in a rotary
kiln. MTB 13, 369–378

91
N. D. Malau, S.F. Azzahra/ Edumatsains 5 (1) (2020) 83-92

92

You might also like